BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II ....
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II ....
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemulung
1. Pengertian Pemulung
Pemulung adalah orang-orang yang rela bergelut dengan sampah untuk
mencari sesuatu yang masih bernilai untuk dijual kepada pembeli barang bekas
(pengusaha daur ulang), antara lain besi tua, botol bekas, gelas air mineral,
kardus, kertas, plastik bekas (Parmonangan, 2013 dalam Wiyatna, 2015 ).
Menurut Jhones (dalam Silva:2014) pemulung adalah orang yang
pekerjaannya memungut dan mengumpulkan barang-barang bekas dari tempat
sampah kota. Barang-barang yang dikumpulkan berupa plastik, kertas, kardus,
kaleng, pecahan kaca, besi tua, dan barang bekas lainnya. Pemulung merupakan
masyarakat berstatus rendah yang cenderung miskin dan hidup sebagai migrant
(Medina, 2001 dalam Wiyatna, 2015). Pemulung menurut Shalih (2003: 29 dalam
Suhendri 2015) adalah orang yang memungut, mengambil, mengumpulkan, dan
mencari sampah, baik perorangan atau kelompok.
Pemulung adalah orang yang, mengumpulkan dan memproses sampah yang
ada di jalan-jalan, sungai-sungai, bak-bak sampah dan lokasi pembuangan akhir
sebagai komuditas pasar. Pemulung adalah kelompok sosial yang kerjanya
mengumpulkan atau memilah barang yang dianggap berguna dari sampah, baik yang
ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) maupun diluar TPA (PPSML, 2000:36)
dalam (Yusuf, 2015).
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan pengertian
pemulung adalah orang atau sekelompok masyarakat yang hidup sebagai migrant
atau tinggal di sekitar tempat pembuangan akhir yang pekerjaannya
mengumpulkan barang bekas seperti botol, kardus dan sampah-sampah bekas
lainya yang dianggap berguna yang berada di tempat sampah ataupun di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) untuk dijual.
2. Ciri-Ciri Pemulung
Menurut Noor Effendi (1995: 91 dalam Setiawan, 2015) pemulung
dicirikan sebagai berikut :
a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik karena timbulnya unit usaha
tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor
formal.
b. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha.
c. Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja.
d. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan
ekonomi lemah belum sampai ke sektor ini.
e. Unit usaha sudah keluar masuk dari satu sub sektor ke sub sektor lain.
f. Teknologi yang digunakan masih primitive.
g. Modal dan perputaran usaha relative kecil, sehingga skala operasional juga
relative kecil.
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
7
h. Pendidikan yang diperlukan untuk menjalankam usaha tidak memerlukan
pendidikan formal karena pendidikan yang diperlukan diperoleh dari
pengalaman sambil bekerja.
i. Pada umumnya unit kerja termasuk golongan “One Man Enterprise” dan
kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga.
j. Sumber dana modal pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari
lembaga keuangan yang tidak resmi.
k. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsikan oleh golongan masyarakat
kota/desa berpenghasilan menengah.
3. Jenis-jenis Pemulung
Pemulung dengan keterbatasan modal dan kurangnya lapangan pekerjaan
menjadikan seseorang menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Berdasarkan tempat tinggalnya berbagai jenis pemulung yang ada dan dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu:
a. Pemulung jalanan ialah pemulung yang hidup di jalanan, oleh pemerintah di
deskripsikan sebagai gelandangan.
b. Sedangkan pemulung menetap ialah pemulung yang menyewa sebuah rumah
secara bersamasama pada suatu tempat, pemulung yang tinggal di rumah
permanen atau semipermanen yang berlokasi di TPA atau sekitarnya atau
penduduk kampung yang memiliki mata pencaharian sebagai pemulung
(Febriyaningsih, 2012 dalam Wiyatna, 2015).
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
8
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat menjadi pemulung
Menurut Mudiyono (2005 : 148 dalam Siwi, 2009) faktor–faktor yang
mendasari masyarakat menjadi pemulung yaitu:
a. Faktor internal, yaitu kondisi kesehatan jasmani yang kuat, didesak dengan
kebutuhan hidup yang semakin kompleks, sulit mencari pekerjaan lain,
melakukan pekerjaan dengan senang, jaringan kerjasama pemulung kuat.
b. Faktor eksternal, yaitu jumlah pemulung yang selalu bertambah, banyaknya
penduduk akan selalu menghasilkan sampah yang jumlahnya akan semakin
banyak.
B. Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
Salah satu definisi dari masyarakat pada awalnya adalah “a union of
families” atau masyarakat merupakan gabungan atau kumpulan dari keluarga-
keluarga. Awal dari masyarakat pun dapat kita katakan berasal dari hubungan
antar individu, kemudian kelompok yang lebih membesar lagi menjadi suatu
kelompok besar orang-orang yang disebut dengan masyarakat (Khairuddin, 2008).
Masyarakat adalah wahana terjadinya interaksi antara individu dan
hubungan sosial terorganisasi dan terpola. Masyarakat terbentuk melalui hasil
interaksi yang kontinyu antar individu. Dalam kehidupan bermasyarakat selalu
dijumpai saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan
kehidupan bermasyarakat (Soetomo, 2009).
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
9
Definisi Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa
manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan
pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Masyarakat adalah suatu kesatuan yang
selalu berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan
perubahan itu. Dalam zaman biasa masyarakat mengenal kehidupan yang teratur
dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari
anggota-anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini
dimaksudkan menahan nafsu dan atau kehendak sewenang-wenang, untuk
mengutmakan kepentingan dan keamanan bersama. Dengan paksa berati tunduk
kepada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara, perkumpulan, dan
sebagainya) dengan sukarela berati menurut adat dan berdasarkan keinsyafan akan
persaudaraan dalam kehidupan bersama itu (desa berdasarkan adat dan
sebagainya) (Shadily, 1993).
Istilah Masyarakat (Society) artinya tidak diberikan ciri-ciri atau ruang
lingkup tertentu yang dapat dijadikan pegangan, untuk mengadakan suatu analisa
secara ilmiah. Istilah masyarakat mencakup masyarakat sederhana yang buta
huruf, sampai pada masyarakat-masyarakt industrial moderen yang merupakan
suatu negara. Tidak jarang pula, bahwa istilah masyarakat dipergunakan untuk
menggambarkan kelompok manusia yang besar, sampai pada kelompok-
kolompok kecil yang terorganisasikan (Soekanto, 1983).
Istilah masyarakat kadang-kadang dipergunakan dalam artian
“gesellachaft” atau sebagai asosiasi manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang terbatas sifatnya, sehingga diencanakan pembentukan organisasi-
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
10
organisasi tertentu (Soekanto, 1983). Masyarakat adalah kelompok manusia yang
sengaja dibentuk secara rasional untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Suatu totalitas dari orang-orang yang saling tergantung dan yang mengembangkan
suatu kebudayaan tersendiri juga disebut masyarakat. Walaupun penggunaan
istilah-istilah masyarakat masih sangat samar-samar dan umum, akan tetapi hal itu
dapat dinaggap sebagai indikasi dari hakikat manusia yang senantiasa ingin hidup
bersama dengan orang-orang lain. Biasa bagaimanapun juga penggunaan istilah
masyarakat tak akan mungkin dilepas dari nilai-nilai, norma-norma tradisi,
kepentingan-kepentingan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pengertian
masyarakat tak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian (Soekanto,
1983).
Berdasarkan pengertian menurut pendapat diatas maka dapat disimpulkan
masyarakat adalah hubungan suatu orang/ sekelompok orang-orang yang hidup
secara mengelompok maupun individu dan berinteraksi satu sama lain saling
pengaruh dan mempengaruhi menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan.
2. Pembagian Masyarakat
Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam:
a. Masyarakat paksaan, umpanya negara, masyarakat tawanan di tempat
tawanan, masyarakat pengungsi atau pelarian dan sebagainya. Kedalam
(kelompoknya) bersifat Gemeinschaft keluar bersifat Gesellschaft.
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
11
b. Masyarakat merdeka yang terbagi dalam:
1) Masyarakat alam yaitu yang terjadi dengan sendirinya: sugu golongan
atau suku yang bertalian karena darah atau keturunan umumnya yang
masih sederhana sekali kebudayaannya dalam keadaan terpencil atau tak
mudah berhubungan dengan dunia luar umumnya bersifat Gemeinschaft.
2) Masyarakat budidaya terdiri karena kepentingan keduniaan atau
kepercayaan (keagamaan) antara lain kongsi perekonomian, koperasi,
gereja, dan sebagainya. Umumnya bersifat Gesellsechaft (Shadily, 1993).
3. Ciri-ciri Masyarakat
Sebenarnya suatu masyarakat, merupakan suatu bentuk kehidupan bersama
manusia, yang mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut:
a. Manusia yang hidup bersama secara teoritis, maka jumlah manusia yang
hidup bersama ada dua orang. Di dalam ilmu-ilmu sosial, khususnya
sosiologi, tidak ada suatu ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk
menentukan seberapa jumlah manusia yang harus ada.
b. Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama.
c. Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu
kesatuan.
d. Adanya nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi patokkan bagi perilaku
yang dianggap pantas.
e. Menghasilkan kebudayaan yang mengembangkan kebudayaan tersebut
(Soekanto, 1983).
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
12
4. Syarat Fungsional Masyarakat
Suatu masyarakat akan dapat dianalisa dari sudut syarat-syarat
fungsionalnya, yaitu:
a. Fungsi mempertahankan pola (Pattern maintenance) fungsi ini berkaitan
dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem
kebudayaan. Hal itu berarti mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari
masyarakat. Oleh karena itu diorientasikan pada realita yang terakhir.
b. Fungsi integrasi Hal ini mencakup jaminan terhadap koordinasi yang
diperlukan antara unit-unit dari suatu sistem sosial, khususnya yang berkaitan
dengan kontribusiya pada organisasi dan berperannya keseluruhan sistem.
c. Fungsi pencapaian tujuan (goal attainment). Hal ini menyangkut hubungan
anttara masyarakat sebagai sistem sosial dengan subsistem aksi kepribadian.
Fungsi ini menyangkut penentuan tujuan-tujuan yang sangat penting bagi
masyarakat, dan mobilisasi warga masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut
d. Fungsi adaptasi yang menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai
sistem sosial dengan sub-sistem organisme perilaku dan dengan dunia fisiko
organik. Hal ini secara umum menyangkut penyesuaian masyarakat terhadap
kondisi-kondisi dari lingkungan hidupnya (Soekanto, 1983).
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
13
C. Kesejahteraan
1. Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan dalam arti sempit, makna kesejahteraan diartikan dalam
pengertian yang bersifat sektoral, yaitu salah satu sektor dalam pembangunan
(Adi 2008). Kesejahteraan yaitu aman, damai, dan sejahtera. Kesejahteraan sosial
dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan
manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Taraf kehidupan yang
lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut
memperhatikan aspek sosial, mental, dan segi kehidupan spiritual (Adi 2008).
Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai
tindakan yang dilakukan manusia mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf
kehidupan yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka
tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.
Menurut Undang-undang No. 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok
kesejahteraan sosial pasal 2 ayat 1 yaitu kesejahteraan sosial ialah suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh
rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang
memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
kewajiban manusia sesuai dengan pancasila (Adi, 2008).
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
14
2. Indikator kesejahteraan
Kesejahteraan masyarakat mempunyai aspek untuk menyajikan data yang
mampu untuk mengukur semua aspek kesejahteraan. Indikator kesejahteraan
menurut BKKBN 2013 tersebut adalah :
a. Pendapatan rumah tangga
Pendapatan rumah tangga digunakan sebagai porsi kesejahteraan karena di
pandang lebih mencerminkan apa yang dinikmati oleh masyarakat wilayah.
Pendapatan rumah tangga dapat diketahui dengan menjumlahkan pendapatan
keluarga dari semua sumber pendapatan
b. Keadaan tempat tinggal
Penilaian terhadap kondisi rumah tangga berdasarkan pada jenis dinding,
rumah, jenis lantai, jenis atap serta status kepemilikan.
c. Fasilitas tempat tinggal
Fasilitas tempat tinggal merupakan salah satu hal yang digunakan sebagain
ukuran kesejahteraan masyarakat, hal ini dikarenakan fasilitas tempat tinggal
sangat penting untuk kegiatan rumah tangga. Fasilitas tempat tinggal didasarkan
pada atau tiaknya perlengkapan rumah, kakus, alat mandi, dll.
d. Kesehatan anggota rumah tangga
Kondisi perkembangan kesehatan rakyat yang antara lain tercermin dari
tingkat akses terhadap kesehatan punya hubungan yang sangat besar terhadap
kesejahteraan rakyat. Selain itu, kesehatan bersama pendidikan adalah investasi
yang terpenting dalam pengembangan sumber daya manusia.
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
15
e. Pendidikan anak
Rendahnya tingkat pendidikan dapat menyebabkan terbatasnya akses
kepada keluarga pada kegiatan produktif, dengan kata lain kepala keluarga
mempunyai peluang yang sangat kecil untuk bekerja di sektor pekerjaan yang
produktif. Oleh karena itu perlu adanya upaya dan kebijakan yang nyata dna
sungguh-sungguh untuk memeratakan dan meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Disamping itu diperlukan juga kebijakan pendidikan yang tidak saja di
tunjukan untuk mengembangkan aspek intelektual, tetapi juga untuk
mengembangkan karakter peserta didik. Dengan demikian pendidik menyiapkan
siswa untuk memiliki kemampuan akademik, dapat beradaptasi dengan
lingkungan yang cepat berubah, kreatif dalam mencari solusi masalah, dan
memiliki watak yang baik.
3. Tingkat kesejahteraan keluarga
Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material
yang layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan
seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
(Keluarga Sejahtera BKKBN 2012). Sedangkan Fungsi keluarga menurut
BKKBN 2012 antara lain:
a. Fungsi keagamaan
Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam
kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama.
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
16
Keluarga juga menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai
agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlak baik dan bertaqwa.
b. Fungsi sosial budaya
Manusia adalah makhluk sosial, ia bukan hanya membutuhkan orang lain
tetapi juga ia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Setiap keluarga tinggal
disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluarga sebagai bagian dari
masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial
budaya setempat.
c. Fungsi cinta kasih sayang
Mendapatkan cinta kasih adalah hak anak dan kewajiban orangtua untuk
memenuhinya. Dengan kasih sayang orangtuanya, anak belajar bukan hanya
menyayangi tetapi juga belajar menghargai orang lain.
d. Fungsi perlindungan
Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota
keluarga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa
aman, tenang dan tenteram bagi anggota keluarganya.
e. Fungsi reproduksi
Salah satu tujuan dari perkawinan adalah memperoleh keturunan sebagai
pengembangan dari tuntunan fitrah manusia. Dalam hal ini keturunan diperoleh
dengan bereproduksi oleh pasangan suami istri
f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia dalam
kehidupannya saling membutuhkan bantuan satu sama lain, hidup secara
berkelompok dan bermasyarakat.
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
17
g. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat
dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari
sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
h. Fungsi pembinaan lingkungan.
Upaya pengembangan fungsi lingkungan ini dimaksud sebagai wahana
bagi keluarga agar dapat mengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya
menjadi keluarga sejahtera.
4. Tahapan Keluarga Sejahtera
Menurut BKKBN 2013 menjelaskan bahwa Keluarga Sejahtera
diklasifikasikan keluarga dalam tahapan dengan indikator-indikator tertentu,
yaitu:
a. Tahapan Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu kebutuhan dasar
(basic need) sebagai indikator tahapan Keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan
untuk pengajaran agama, sandang, pangan, papan, menabung, dan memperoleh
informasi.
b. Tahapan Keluarga Sejahtera I
Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-indikator berikut:
1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan bepergian.
3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang baik.
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
18
4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.
5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.
6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
c. Tahapan Keluarga Sejahtera II
Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator Tahapan Keluarga
Sejahtera I (indikator 1 s/d 6) dan indikator berikut:
7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/
telur.
9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian
baru dalam setahun.
10) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.
11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.
12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan.
13) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin.
14) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat
kontrasepsi.
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
19
d. Tahapan Keluarga Sejahtera III
Adalah keluarga yang sudah memenuhi indikator Tahapan keluarga
Sejahtera I dan Indikator Keluarga Sejahtera II (Indikator 1 s/d 14) dan indikator
berikut:
15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.
16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang.
17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.
19) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/tv.
e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus
Adalah keluarga yang memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I,
Indikator Keluarga Sejahtera II dan Indikator Keluarga Sewjahtera III (Indikator 1
s/d 19) dan indikator berikut :
20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil
untuk kegiatan social.
21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/
yayasan/ institusi masyarakat.
D. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah tempat untuk menimbun
sampah dan merupakan bentuk akhir dari program pengelolaan sampah (Depkes
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
20
RI, 1987 dalam Fajar, 2012). Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah, menyatakan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam
pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media
lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. TPA merupakan tempat
dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan sekitarnya, sehingga penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar
agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik (Kementerian LH, 2005) dalam
(Fajar, 2012).
E. Penelitian yang Relevan
Wiyatna, 2015 dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara
Analisis Pengaruh Faktor Sosial Demografi dan Aktivitas Ekonomi terhadap
Kesejahteraan Keluarga Pemulung di Kota Denpasar”. Tujuan dari penelitian
tersebut adalah untuk menganalisis hubungan antara analisis pengaruh faktor
sosial demografi dan aktivitas ekonomi terhadap kesejahteraan keluarga pemulung
di kota denpasar. Menganalisis hubungan dan pengaruh antara faktor-faktor yang
mempengaruhi sosial demografi pemulung, aktivitas ekonomi pemulung, terhadap
tingkat kesejahteraan keluarga pemulung. Metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah metode survei.
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
21
Penelitian Dewi, 2015 dengan tujuan penelitiannya yaitu Mengetahui
Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan anak pemulung di Desa Kedungrandung
Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas. Menganalisis tentang kondisi sosial
dan ekonomi terhadap pendidikan anak pemulung di Desa Kedung randung
Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas. Penelitian menggunakan Metode
survei, Teknik pengambilan sampel diambil menggunakan total sampling
sebanyak 28 kepala keluarga. Penelitian Yusuf, 2015 dengan penelitiannya yang
berjudul “Pola Kerja Pemulung dan Relasinya Terhadap Kehidupan Sosial serta
Kesejahteraan Pemulung di TPA Bukit Pinang Samarinda”. Tujuan dari penelitian
tersebut adalah untuk mengetahui pola kerja pemulung dan relasinya terhadap
kehidupan sosial serta kesejahteraan pemulung di TPA Bukit Pinang Samarinda.
Menganalisis pola kerja para pemulung dan relasinya pada kehidupan sosial dan
kesejahteraan pemulung di TPA Bukit Pinang Samarinda. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berikut Tabel 2.1 perbandingan penelitian
sebelumnya dengan peneliti penulis disajikan di bawah ini:
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian sebelumnya dengan penelitian penulis.
Peneliti Tujuan Metode Hasil
Made
Yustisa
Putri
Wiyatna
, 2015
Mengetahui
hubungan
antara Analisis
pengaruh
faktor sosial
demografi
Dan aktivitas
ekonomi
terhadap
Kesejahteraan
keluarga
pemulung
Di kota
denpasar
Metode survai. Data
dianalisis secara
deskriptif dan
keruangan.
Pengambilan sampel
menggunakan
metode
nonprobability
samping
Dengan teknik
accidental sampling.
Teknik analisis data
penelitian ini adalah
analisis
Dekriptif dan analisis
Menunjukkan bahwa pekerjaan
pemulung sebagian besar dilakukan
oleh kaum laki-laki dengan usia 30-
49 tahun. Hampir seluruh responden
berstatus menikah dengan
kecenderungan lama menikah 21-30
tahun dan umumnya memiliki 2
anak. Selain itu hampir seluruh
responden adalah kaum migran
pendapatan sebesar kurang dari Rp.
1.000.000,- pemulung memiliki
persepsi bahwa pendapatan tersebut
cukup untuk mensejahterakan
ekonomi keluarga.hasil analisis PLS
menyimpulkan bahwa faktor sosial
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
22
Peneliti Tujuan Metode Hasil
PLS.
demografi dan aktivitas ekonomi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesejahteraan berperan
memediasi faktor sosial demografi
terhadap kesejahteraan keluarga
pemulung di Kota Denpasar
Laely
Kurnia
Dewi,
2015
Mengetahui
Kondisi Sosial
Ekonomi dan
Pendidikan
anak
pemulung di
Desa
Kedungrandu
Kecamatan
Patikraja
Kabupaten
Banyumas
Metode surve sampel
diambil
menggunakan total
sampling sebanyak
28 kepala keluarga.
Teknik pengumpulan
data menggunakan
metode wawancara,
yang dikumpulkan
dengan kuisioner
meliputi data sosial
ekonomi dan
pendidikan.
Pengolahan data
dilakukan dengan
menggunakan
tabulasi frekuensi
dan skoring. Data
yang diperoleh
dianalisis secara
deskriptif kualitatif
Hasil menunjukan bahwa kondisi
sosial ekonomi dalam krikteria
sedang yakni 25 kepala keluarga
(89,28%), yang termasuk dalam
krikteria tinggi sebanyak 2 kepala
keluarga (7,15%) dan yang termasuk
dalam kategori rendah 1 Kepala
keluarga (3,47%). Pendidikan anak
pemulung dari hasil penelitian yang
mempunyai anak usia SD sebanyak
51 Kepala Keluarga (53,57%), SMP
sebanyak 10 Kepala Keluarga
(35,72%) dan SMA Sebanyak 3
Kepala Keluarga (10,71%)
Yusuf
sosiatri,
2015
Mengetahui
Pola Kerja
Pemulung dan
Relasinya
Terhadap
Kehidupan
Sosial serta
Kesejahteraan
Pemulung di
TPA Bukit
Pinang
Samarinda
Metode penelitian
yang digunakan
adalah deskriptif
kualitatif, Teknik
pengumpulan data
yaitu dengan
penelitian lapangan
dengan melakukan
observasi,
wawancara
mendalam, dan studi
pustaka. Penelitian
ini melibatkan
pemulung, pengepul,
aparatur kelurahan
dan petugas TPA
atau Tempat
Pembuangan Akhir.
Pemulung disekitar lokasi Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan
Bukit Pinang Kecamatan Samarinda
Ulu, memiliki pola kerja sebagai
berikut : ada pembagian kerja/Sistem
pembagian kerja, Jenis Barang yang
dipulung dan di kumpulkan, aktivitas
memulung dilakukan secara
berkelompok dengan anggota
kelompok yang berbeda, Jam kerja
pemulung tidak ditentukan, Jam
kerja/ pemulung bebas datang kapan
saja, Pola distribusi barang sampai
ke tingkat pengepul. Pemulung dapat
menerima kehidupan sebagai
pemulung sebagai sebuah realitas
sosial Kesejahteraan Pemulung
relatif cukup baik atau cukup
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
23
Peneliti Tujuan Metode Hasil
sejahtera.
Silvi
Irwana
Monica
sari,
2016
Mengetahui
Tingkat
Kesejahteraan
masyarakat
pemulung di
Tempat
Pembuangan
Akhir (TPA)
Kaliori, Desa
Kaliori,
Kecamatan
Kalibagor,
Kabupaten
Banyumas
Metode survai.
Pendekatan
penelitian Kualitatif.
Pengolahan data
menggunakan
skoring sederhana.
Metode Analisis data
menggunakan
Metode Matching
Pengambilan sample
menggunakan Total
Sampling.
Hasil penelitian menujukan bahwa
tingkat kesejahteraan masyarakat
pemulung di Tempat Tempat
Pembuagan Akhir (TPA) Kaliori
Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor
Kabupaten Banyumas termasuk
dalam tingkat Prasejahtera sebesar
24 keluarga pemulung (63,1%) dan
termasuk dalam tingkat
kesejahteraan Sejahtera I sebesar 14
keluarga pemulung (36,8%). Dapat
disimpulkan bahwa dari 38 kepala
keluarga di Tempat Tempat
Pembuagan Akhir (TPA) Kaliori
Kecamatan Kalibagor Kabupaten
Banyumas termasuk dalam tingkat
Prasejahtera dengan hasil sebesar 24
keluarga pemulung (63,1%).
F. Landasan Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka di atas, maka dapat disusun landasan teori
sebagai berikut:
1. Pemulung adalah orang atau sekelompok masyarakat yang hidup sebagai migrant
atau tinggal di sekitar tempat pembuangan akhir yang pekerjaannya mengumpulkan
barang bekas seperti botol, kardus dan sampah-sampah bekas lainya yang dianggap
berguna yang berada di tempat sampah ataupun di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) untuk dijual.
2. Definisi Masyarakat merupakan golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa
manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan
pengaruh-mempengaruhi satu sama lain (Shadily, 1993). Masyarakat adalah
hubungan suatu orang/ sekelompok orang-orang yang hidup secara mengelompok
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
24
maupun individu dan berinteraksi satu sama lain saling pengaruh dan mempengaruhi
menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan.
3. Kesejahteraan dalam arti sempit, makna kesejahteraan diartikan dalam pengertian
yang bersifat sektoral, yaitu salah satu sektor dalam pembangunan (Adi 2008).
Kesejahteraan yaitu aman, damai, dan sejahtera. Kesejahteraan sosial dalam artian
yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk
mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Taraf kehidupan yang lebih baik ini tidak
hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek
sosial, mental, dan segi kehidupan spiritual (Adi 2008). Fungsi keluarga menurut
BKKBN 2012 meliputi Fungsi keagamaan Fungsi sosial budaya Fungsi cinta kasih,
Fungsi melindungi, Fungsi reproduksi, Fungsi sosialisasi dan pendidikan, Fungsi
ekonomi, Fungsi pembinaan lingkungan. Indikator Keluarga Sejahtera menurut
BKKBN (2013) dibagi menjadi 5 indikator kesejahteraan, yaitu Prasejahtera,
Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, dan Sejahtera III plus.
4. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menurut Undang-undang nomor 18 tahun 2008
tentang pengelolaan sampah, menyatakan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam
pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016
25
G. Kerangka Pikir
Berdasarkan Landasan teori diatas penulis dapat menyusun kerangka pikir
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Pikir
H. Hipotesis
Kesejahteraan masyarakat pemulung di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Kaliori Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas lebih
dari 10% tergolong dalam keluarga prasejahtera.
Tempat Pembuangan
Akhir (TPA)
Peluang menjadi
Pemulung
Pendapatan
Tingkat
Kesejahteraan
Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016