BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB...

20
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Dalam Mengambil Kredit a. Pengertian keputusan Keputusan menjadi suatu hal yang sangat penting karena dapat menenentukan seseorang dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Salusu (2010) keputusan merupakan pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan sebenarnya bukan pilihan antara benar atau salah melainkan pilihan yang hampir benar dan mungkin salah. Seseorang sebelum mengambil keputusan akan terlebih dahulu melakukan pertimbangan dalam upaya menyadari dan memahami situasi yang ada disekitarnya. Keputusan juga dapat didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif ( Sumarwan 2010). Adapun menurut Ralph C. Davis (2010) keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. Berbeda dengan Atmosudirjo (2010) yang menjelaskan bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Keputusan Dalam Mengambil Kredit

a. Pengertian keputusan

Keputusan menjadi suatu hal yang sangat penting karena

dapat menenentukan seseorang dalam mencapai tujuan tertentu.

Menurut Salusu (2010) keputusan merupakan pilihan dari dua atau

lebih kemungkinan. Keputusan sebenarnya bukan pilihan antara

benar atau salah melainkan pilihan yang hampir benar dan

mungkin salah. Seseorang sebelum mengambil keputusan akan

terlebih dahulu melakukan pertimbangan dalam upaya menyadari

dan memahami situasi yang ada disekitarnya. Keputusan juga

dapat didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau

lebih pilihan alternatif ( Sumarwan 2010). Adapun menurut Ralph

C. Davis (2010) keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang

dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban

yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat

menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam

hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa

tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari

rencana semula. Berbeda dengan Atmosudirjo (2010) yang

menjelaskan bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada

proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

7

menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi

masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu

alternatif.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan

bahwa keputusan adalah aktivitas atau tindakan untuk memilih

diantara beberapa alternatif sebagai proses pemecahan suatu

masalah. Pertimbangan sebelum mengambil keputusan merupakan

suatu hal yang sangat penting untuk mencegah adanya

penyimpangan dari rencana semula.

b. Pengertian Kredit

Fungsi sebuah lembaga keuangan misalnya bank atau

koperasi, selain menghimpun dana, lembaga tersebut juga dapat

menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit. Menurut

Suyatno (2016) kredit adalah penyediaan uang atau yang

disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak peminjam. Pihak peminjam

berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. Menurut batubara

(2010) kredit adalah kemampuan untuk melakukan suatu

pembelian atau suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya

akan dilakukan, ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang

disepakati. Sementara dalam Undang-undang Perbankan nomor 10

tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

8

dipersamakan dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga. Adapun Rachmat Firdaus (2010)

mengatakan bahwa kredit merupakan suatu kepercayaan dari

seseorang atau badan yang diberikan kepada seseorang atau badan

lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan

datang akan memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah

diperjanjikan terlebih dahulu.

Dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan kegiatan

penyediaan atau penyaluran dana dengan asas kepercayaan yang

diiring dengan kesepakatan bahwa yang bersangkutan akan

memenuhi kewajiban dalam jangka waktu tertentu. Kewajiban

tersebut tidak terlepas dari jumlah bunga yang harus dipenuhi.

c. Pengertian keputusan dalam mengambil kredit

Keputusan anggota dalam mengambil kredit dapat

didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih

pilihan alternatif (Schiffman dan Kanuk 2014). Peter-Olson (2013)

mendefinisikan keputusan anggota dalam mengambil kredit

sebagai suatu pilihan diantara dua atau lebih tindakan. Inti dari

keputusan anggota dalam mengambil kredit adalah proses integrasi

dalam mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua

perilaku alternatif atau memilih satu diantaranya (Peter-Olson,

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

9

2013). Lebih lanjut dijelaskan oleh Peter Olson (2012) bahwa

keputusan anggota dalam mengambil kredit merupakan proses

interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif, sikap behavioral

dengan faktor lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran

dalam semua aspek hidupnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan

anggota dalam mengambil kredit merupakan suatu tindakan atau

perilaku yang didasari oleh sikap afektif, sikap kognitif, dan sikap

behavioral dalam mengevaluasi alternatif dan memilih satu

alternatif diantaranya. Perilaku tersebut sebagai bentuk evaluasi

atas dua atau lebih alternatif.

d. Lembaga Kredit Informal

Pengertian lembaga keuangan menurut undang-undang nomor

14 tahun 1967 disebutkan: “Lembaga keuangan adalah semua

badan yang melalui kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan

menarik dan menyalurkan dalam masyarakat”. Lembaga keuangan

menyalurkan kredit kepada nasabah atau menginvestasikan

dananya dalam surat berharga di pasar keuangan.

Secara umum, lembaga keuangan dibagi menjadi 2:

1. Lembaga Keuangan Bank. Misalnya; Bank Umum, Bank

koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

2. Lembaga Keuangan Bukan Bank. Seperti: Dana Pensiun,

leasing, Asuransi dan Kreditur

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

10

Sementara itu ada pula penggolongan lembaga-lembaga kredit

( kasmir 2014) yaitu:

a. Lembaga Kredit Formal. Seperti BRI, Bukopin, Danamon

dan koperasi kredit. Lembaga kredit formal utama yang

disponsori oleh pemerintah adalah BRI yang mempunyai

jaringan cukup luas

b. Lembaga kredit Informal. Seperti:

a. Mindring

Mindring adalah pengusaha perorangan yang memberi

kredit konsumsi berupa alat-alat kebutuhan rumah tangga

dengan cara bayar cicilan. Modal mindring biasanya dari tauke-

tauke cina dan sebagian dari modal mereka sendiri. Tidak ada

ketentuan minimal atau maksimal jumlah pinjaman, dan kredit

diberikan tanpa jaminan prosedur pemberian pinjaman modal

dimana biasanya tukang kredit mendatangi rumah-rumah untuk

menawarkan barang. ( Nurmanaf 2007).

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mengambil Kredit

1. Menurut Engel dalam Saladin (2013). terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi keputusan anggota dalam mengambil kredit

yaitu:

a. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial,

keluarga, dan situasi.

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

11

b. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan

keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup,

dan demografi

c. Proses psikologi, terdiri dari pengolahan informasi,

pembelajaran, perubahan sikap, dan perilaku.

2. Menurut Kotler (2012) keputusan mengambil kredit

dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya:

a. Faktor budaya meliputi kultur, sub kultur, dan kelas sosial.

b. Faktor sosial meliputi kelompok acuan, keluarga, serta

peran dan status.

c. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup,

pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep

diri, serta gaya hidup dan nilai.

d. Suku bunga meliputi tingkat suku bunga,jangka waktu dan

target bunga.

2. Budaya

Budaya atau kultur adalah kerangka dan makna mental yang dianut

bersama oleh kebanyakan orang pada golongan sosial (Peter dan

Olson, 2014). Dalam arti luas, makna budaya meliputi perspektif

umum, kognisi tipikal dan reaksi afektif serta pola perilaku yang khas.

Adapun menurut Ujang Sumarwan (2011) budaya merupakan segala

nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap,

kepercayaan, dan kebiasaan seseorang atau masyarakat.

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

12

Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya adalah keseluruhan

kepercayaan, nilai-nilai, pemikiran, simbol, kebiasaan, dan perilaku

dalam suatu masyarakat. Budaya dianut bersama oleh masyarakat dan

berkembang secara turun-temurun. Faktor-faktor dalam budaya

berdasarkan Kotler (2012) yakni sebagai berikut:

a. Kultur

Kultur atau budaya merupakan faktor penentu keinginan

dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Pada umumnya

berawal dari kegiatan atau pemikiran yang dianggap wajar hingga

membentuk kebiasaan yang sulit diubah. Kebudayaan berkembang

menjadi bentuk umum dari masyarakat berupa nilai, norma,

persepsi, preferensi dan perilaku yang diperoleh seseorang dari

keluarga atau lembaga penting lainnya.

b. Subkultur

Subkultur atau sub budaya adalah bagian dari budaya yang

cakupannya lebih sempit karena terpisah oleh sistem nilai. Setiap

budaya memiliki sub budaya tersendiri yang merupakan

identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.

Sub budaya meliputi kelompok keagamaan, kelompok ras, dan

wilayah geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan bagian-bagian dari masyarakat

yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

13

yang tersusun secara hierarkis. Di dalam kelas sosial yang sama,

nilai, minat, dan tingkah laku anggotanya juga akan sama.

3. Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan faktor yang dihasilkan dari interaksi sosial

antara individu dengan individu lainnya dalam suatu masyarakat.

Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor sosial. Faktor sosial

berdasarkan Kotler (2012) meliputi:

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi merupakan kelompok yang dapat

mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang secara langsung

maupun tidak langsung. Kelompok yang memberikan pengaruh

langsung disebut kelompok keanggotaan dan kelompok yang

mmeberikan pengaruh tidak langsung disebut kelompok aspirasi.

Kelompok referensi yang paling mempengaruhi seseorang adalah

keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja.

b. Keluarga

Keluarga merupakan kelompok terkecil dari masyarakat.

Keluarga memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku

seseorang. Seseorang dapat dipengaruhi oleh keterlibatan orangtua,

anak atau keluarga terdekat dalam melakukan pembelian berbagai

produk dan jasa. Keluarga dibedakan menjadi dua macam yakni

keluarga sebagai sumber orientasi misalnya orangtua dan keluarga

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

14

sebagai sumber keturunan yang terdiri dari pasangan suami-istri

beserta anak-anaknya

c. Peran dan Status

Peran merupakan pembuktian posisi atau kedudukan

seseorang dalam kelas sosialnya, sehingga dapat membawa status

sebagai cerminan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

Peran dan status dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

4. Tingkat suku bunga

Pengertian Teori Tingkat Suku Bunga. pembayaran atas modal

yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang

dinyatakan sebagai persentase dari modal dinamakan tingkat suku

bunga. Berarti tingkat bunga adalah persentase pembayaran modal

yang dipinjam dari lain pihak Sukirno (2010).

Tipe-tipe Suku Bunga Ada 2 tipe suku bunga, yaitu :

a. Real interest rate

Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai

nominal interest rate dikurangi dengan tingkat inflasi.

Real rate = Nominal rate – Rate of inflation

b. Nominal interest rate.

Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran

dimana mereka memberikan tingkat pengembalian untuk

setiap investasi yang dilakukan.

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

15

5. Literasi ekonomi

Literasi ekonomi adalah kemampuan untuk menggunakan konsep

dasar ekonomi dan cara berpikir kritis dalam pembuatan keputusan

ekonomi. Dengan kata lain, tingkat literasi ekonomi merupakan

gambaran atas kemampuan mahasiswa dalam memahami dan

menguasai kecakapan, keterampilan dan pengetahuan yang terkandung

di dalam pembelajaran konsep dasar ekonomi baik secara mikro

ataupun makro.

Jappelli (2010) menyatakan bahwa literasi ekonomi penting untuk

membuat keputusan tentang bagaimana berinvestasi yang tepat, berapa

banyak meminjam yang tepat di pasar uang, dan bagaimana

memahami konsekuensi atas stabilitas keseluruhan ekonomi.

6. Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima atau PKL adalah suatu istilah yang untuk

menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersil yang

biasa menggunakan temapat di bahu jalan. Pedagang kaki lima adalah

sebuah profesi yang terjadi akibat sempitnya lapangan pekerjaan di

sektor formal sehingga sebagian masyakat beralih ke sektor informal

demi kelangsungan hidup.

Bisnis kaki lima merupakan salah satu cara wirausaha untuk

mengentaskan pengangguran. Bisnis kaki lima juga salah satu jalan

menuju kekayaan. Mungkin pendapat ini tidak cukup populer, tapi

berbeda bagi pengusaha kaki lima yang pernah merasakan nikmatnya

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

16

dari omset penjualan yang di dapatkan oleh usaha yang di lakukan

Suharno (2010).

Kelebihan dari usaha ini adalah mudah di jalankan dan tidak

membutuhkan modal yang cukup besar, hanya saja pedagang kaki lima

harus memliki ketekunan, kesabaran dan kreatifitas yang tinggi.

Pedagang kaki lima memliki produk yang beraneka ragam. Mulai dari

makanan, kerajinan tangan, pakaian jadi, voecer hp, hingga tiket bus

antar pulau atau pesawat terbang Nugroho (2007).

a. Pengertian Pedagang Kaki Lima

Menurut Benjamin (2013) Pedagang kaki lima adalah penjual

barang dan atau jasa yang secara perorangan berusaha dalam kegiatan

ekonomi yang monggunakan daerah milik jalan atau fasilitas umum

dan bersifat sementara/tidak menetap dengan menggunakan peralatan

bergerak maupun tidak bergerak. Namun secara garis besar bahwa

Pedagang Kaki Lima adalah setiap orang yang melakukan kegiatan

usaha perdagangan atau jasa, yaitu melayani kebutuhan barang-barang

atau makanan yang dikonsumsi langsung oleh konsumen, yang

dilakukan cenderung berpindah-pindah dengan kemampuan modal

yang kecil atau terbatas, dalam melakukan usaha tersebut menggunakan

peralatan sederhana dan memiliki lokasi di tempat-tempat umum

(terutama di atas trotoar atau sebagian badan jalan), dengan tidak

mempunyai legalitas formal.

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

17

b. Karakteristik Pedagang Kaki Lima

Ada beberapa karakteristik dalam sistem pedagang kaki lima

menurut Susilo(2011) karakteristit pedagang kaki lima disebutkan

sebagai berikut :

1. Pada umumnya pada PKL,pedagang kaki lima adalah mata

pencaharian utama

2. PKL pada umumnya termasuk pada umur yang produktif

3. Tingkat pendidikan relatif rendah

4. Mereka berdagang sudah cukup lama

5. Sebelum menjadi PKL pada umunya mereka menjadi petani

atau buruh

6. Permodalan mereka sangat lemah dan omset penjualan sangat

kecil

Dari gambaran karakteristik pedagang kaki lima di atas

dapat di simpulakan bahwa pedagang kaki lima adalah pedagang

yang memiliki modal dan omset yang kecil dengan latar belakang

pendidikan yang rendah, cenderung menempati ruang publik (bahu

jalan, trotoal, pasar, taman) untuk berdagang. Usia mereka

umumnya berada pada usia yang produktif.

7. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, hasil penelitian terdahulu digunakan untuk

membantu mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pemikiran

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

18

mengenai penelitian ini, disamping itu juga dapat mengembangkan

wawasan penelitian :

Tabel 2.1 penelitian terdahulu

Tahun Penulis Judul Hasil

2011 Setyani sri haryanti Analisis perilaku

konsumen terhadap

permintaan kredit pada

koprerasi jati di

kabupaten semarang

Secara individual

menunjukkan bahwa

variabel pribadi

berpengaruh

negative dalam

permintaan

kredit.sosial,

psikologi dan

pengalaman

berpengaruh positif

dan signifikan dalam

taraf signifikan

terhadap keputusan

nasabah dalam

mengambil kredit di

koprasi, sedangkan

variabel prosedur

penyaluran kredit

signifikan

berpengaruh

terhadap keputusan

nasabah dalam

mengambil kredit

pada koprasi.

2016 Anlina Tsastila Analisis Pengaruh

Literalis Keuangan dan

Faktor Demografi

Terhadap Pengambilan

Kredit

Literasi keuangan

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

pengambilan kredit.

Pengaruh positif

tersebut menandakan

bahwa semakin

tinggi tingkat literasi

keuangan yang

dimiliki seseorang

maka semakin tinggi

pengambilan kredit

dan begitu pula

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

19

sebaliknya.

2016 Mardan Nafali Analisis pengaruh

factor-faktor perilaku

konsumen terhadap

keputusan pembelian

makanan mie instan

Terdapat perbedaan

factor social

berpengaruh

negative dalam

keputusan

pemebelian

sedangkan factor

budaya, pribadi dan

psikologi

berpengaruh positif

terhadap keputusan

pembelian. Secara

simultan variabel

Budaya (X1), Sosial

(X2), Pribadi (X3),

dan Psikologis (X4),

berpengaruh

terhadap

Keputusan

Pembelian

2014 Nuraeni Pengaruh LITERASI

Ekonomi, Kelompok

Teman Sebaya Dan

Kontrol Diri Terhadap

Perilaku Pembelian

Literasi ekonomi,

kelompok teman

sebaya dan kontrol

diri secara

bersama-sama

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

perilaku

pembelian impulsif

untuk produk

fashion pada

mahasiswa Fakultas

Ekonomi UNY

2015 Supriyono Pengaruh factor budaya

, sosial, individu dan

psikologi dalam

keputusan pembelian di

indomaret

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa Kebudayaan

tidak mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

Keputusan

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

20

Pembelian

indomaret. Sosial

tidak mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

Keputusan

Pembelian

indomaret. individu

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

Keputusan

Pembelian

indomaret.

Psikologis

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

Keputusan

Pembelian

indomaret. Adapun

Kebudayaan,

Sosial, individu,

dan Psikologis

secara simultan

mempunyai

pengaruh

yang signifikan

terhadap Keputusan

Pembelian

indomaret.

2014 Andre budi Pengaruh tingkat suku

bunga kredit, tingkat

efisiensi bank dan

tingkat kecukupan

modal terhadap jumlah

kredit yang disalurkan

pada BPR Buleleng 45

dan BPR kanaya.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa suku bunga

kredit, tingkat

efisiensi bank, dan

kecukupan modal

secara

simultan

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap Keputusan

Pengambilan Kredit

pada BPR buleleng

45 dan BPR kanaya.

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

21

2013 Darmayati masyaroh Analisis Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Keputusan Nasabah

dalam Memilih Bank

Syariah

Jadi dapat

disimpulkan bahwa

Faktor Sosial,

Faktor Pribadi,

Produk, Pelayanan,

Fasilitas tidak

berpengaruh

terhadap Keputusan

Nasabah dalam

Memilih

Bank Syariah.

Sedangkan Faktor

Budaya, Psikologis,

Lokasi, Promosi

25

terbukti

berpengaruh

terhadap Keputusan

Nasabah dalam

Memilih Bank

Syariah.

8. Kerangka Pemikiran

a. Budaya dengan pengambilan keputusan kredit informal

Faktor budaya memberikan pengaruh yang sangat kuat

terhadap perilaku konsumen dan sangat mendalam, serta dijadikan

pertimbangan oleh konsumen untuk mengambil keputusan pembelian.

Atau dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah determinan paling

fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang dalam mengambil

kredit informal J.supranto (2007).

Menurut penelitian Ghoni (2011) Faktor budaya berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pengambilan kredit. Hal ini berarti

bahwa apabila faktor budaya lebih ditingkatkan maka pengambilan

kredit akan mengalami peningkatan.

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

22

b. Faktor sosial dengan pengambilan keputusan kredit informal

Menurut J. Supranto (2007) kelas sosial adalah pembagian

masyarakat yang terdiri dari individu individu yang berbagai nilai,

minat, dan perilaku yang sama.

Penelitian dilakukan Bodoasrtuti (2011) Faktor sosial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen dalam

pengambilan kredit. Hal ini berarti bahwa apabila faktor sosial lebih

ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam mengambil kredit akan

mengalami peningkatan.

c. Suku bunga berpengaruh dengan pengambilan keputusan di

lembaga kredit informal

Menurut Kasmir (2010) Bunga bank dapat diartikan sebagai

balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip

konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual

produknya.

Menurut penelitaian Sari (2014) berdasarkan analisis data

dalam penelitian ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut

yakni adanya pengaruh positif antara tingkat suku bunga dalam

pengambilan kredit informal.

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

23

d. Literlisasi berpengaruh dengan pengambilan kredit informal

Otoritas Jasa Keuangan mendefinisikan bahwa literasi

keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk

meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan

keyakinan (confidence) konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan pribadi lebih baik.

Menurut penelitaian Wicaksono (2016) berdasarkan analisis

data dalam penelitian ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut

yakni adanya pengaruh positif antara literasi dalam pengambilan

kredit informal.

Berdasarkan teori, tinjauan pustaka serta mengacu pada

penelitian terdahulu yang relevan secara garis besar maka kerangka

pemikiran teorotis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

24

1.2 Gambar kerangka pemikiran

9. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian serta telaah pustaka sesuai yang diuraikan di atas, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 = Faktor budaya berpengaruh positif terhadap keputusan pengambilan

modal pada lembaga kredit informal

H2 = Faktor sosial berpengaruh positif terhadap pengambilan modal pada

lembaga kredit informal

H3 = Tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap keputusan

pengambilan modal pada lembaga kredit informal

Budaya (X1) (+)

Faktor sosial (X2) (+) Pengambilan

keputusan kredit

informal

(Y)

Suku Bunga (X3) (+)

Literasi (X4) (+)

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Dalam Mengambil Kreditrepository.ump.ac.id/3932/3/BAYU F. BAB II.pdf · menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

25

H4 = Literasi berpengaruh positif terhadap keputusan pengambilan modal

pada lembaga kredit informal

H5 = budaya, sosial, suku bunga dan literasi berpengaruh secara simultan

terhadap keputusan pengambilan kredit

Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017