BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kentangeprints.umm.ac.id/57014/5/BAB II.pdf · Masa dormansi...
Transcript of BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kentangeprints.umm.ac.id/57014/5/BAB II.pdf · Masa dormansi...
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kentang
Solanum tuberosum L merupakan tanaman dari suku Solanaceae yang
memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula.
Umbi kentang merupakan salah satu makanan pokok penting di Eropa.
(Pratama, 2013). Pada tanaman kentang menghasilkan umbi yang berasal
dari perkembangan batang bawah tanah. Umbi ini terdiri dari penyimpanan
air (80%), protein (2%), dan karbohidrat (17%).
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah salah satu jenis tanaman
sayuran semusim karena hanya berproduksi satu kali kemudian akan
mati.umur kentang tergolong pendek + 90 hari dan berbentuk perdu/semak.
Macam-macam umbi berdasarkan warna kulit dan jenis umbinya dapat
digolongkan menjadi tiga golongan varietas kentang, yaitu kentang kuning
(Granola, Cipanas, Cosima, Segunung, Thung, Cattela, Agria) kentang putih
(Marita, Diamant), dan kentang merah (Desiree, Kondor). Selain itu juga
terdapat beberapa varietas lain yang tidak termasuk ketiga golongan tersebut
seperti Draga, Cardinal, Alpha, Atlante dan lain-lain (Aini, 2012).
2.2. Morfologi Tanaman Kentang
Kentang mempunyai batang berongga berbentuk segiempat, batang
kentang berkisar 50-120 cm dan tidak berkayu. batang kentang berwarna
hijau hingga kemerah-merahan atau keunguan. Batang tanaman kentang
memiliki dua tipe yaitu batang yang tumbuh diatas tanah (aerial) dan batang
yang tumbuh di bawah tanah (underground). Batang yang tumbuh dibawah
tanah terdiri dari stolon dan umbi yang memiliki fungsi serupa dengan batang
6
diatas tanah. Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat–zat hara dari tanah
ke daun dan untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun kebagian tanaman
yang lain (Setiadi, 2009)
1
2
3 4
Gambar 1. Tanaman KentangGranolaKembang (Dokumentasi Pribadi)
Keterangan:(1) Daun tanaman Kentang berwarna hijau berbentuk oval; (2) Batang tanaman Kentang; (3) Akar tanaman Kentang; (4)Umbi tanaman Kentang.
Daun tanaman kentang adalah daun majemuk yang terdiri atas tangkai
daun utama, anak daun primer, dan anak daun sekunder yang tumbuh
diantara anak daun primer dan pada bagian daun kentang petiol adalah
bagian bawah pasangan daun primer. Daun pada tanaman kentang yang
rimbun terletak berselang seling pada batang tanaman, berbentuk oval
dengan tulang daun menyirip dan ujung daun yang runcing. Bunganya
merupakan bunga sempurna, ukurannya kecil, memiliki warna yang
bervariasi kuning dan ungu,tumbuh pada ketiak daun teratas (Setiadi,2009).
7
Gambar 2. Daun Tanaman Kentang(Dokumentasi Pribadi)
Tanaman kentang memiliki akar tunggang dan serabut. Akar tunggang
bisa menembus sampai kedalaman 45 cm dan juga memiliki akar serabut
yang tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah. Akar
tersebut berwarna putih, halus dan ukuranya sangat kecil, dari akar- akar ini
ada akar yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi
(stolon) dan menjadi umbi (Setiadi,2009). Umbi kentang adalah umbi batang
yang terbentuk dari pembesaran pada stolon. Umbi kentang mengandung
sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Bentuk umbi, warna daging umbi,warna kulit umbi, dan mata tunas
bervariasi menurut varietas kentang. Umbi kentang memiliki bentuk yang
bermacam- macam seperti bulat, lonjong, meruncing, atau mirip ginjal dan
memiliki ukuran kecil hingga besar. Mata tunas umbi terletak pada kulit umbi
yang tersusun spiral, dengan jumlah berkisar antara 2 sampai 14 mata tunas
(Pitojo, 2004). Umbi dapat mengeluarkan tunas yang nantinya akan membentuk
cabang – cabang baru, umbi inilah yang nantinya akan dipakai sebagai benih
untuk penanaman selanjutnya. Pada umbi yang masih muda, sel–sel kulit
membelah dengan cepat, hal tersebut dapat ditandai dengan kulit yang mudah
terkelupas. sedangkan pada umbi yang sudah tua, sel–sel kulit tidak membelah
dan kulit melekat erat sehingga tidak mudah mengelupas.
8
Gambar 3. Umbi Kentang (Dokumentasi Pribadi)
2.3. Benih Kentang
Benih kentang merupakan bagian dari tanaman yang berupa umbi
tetapi bukan dalam bentuk biji botani (True Potato Seed) yang digunakan
untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman kentang. Pola
perbanyakan benih kentang bermutu mengikuti pola perbanyakan satu
generasi (one generation flow) dengan perbanyakan secara vegetatif
menggunakan umbi atau stek sebagai benih. Perbanyakan benih kentang
bermutu dilaksanakan melalui sistem sertifikasi dan dilakukan oleh produsen
atau instansi pemerintah yang memiliki sertifikat kompetensi dan /atau yang
memiliki sertifikat sistem manajemen mutu dibidang perbenihan
hortikultura.
Benih kentang yang baru dipanen tidak bisa langsung ditanam,
karena mengalami dormansi. Oleh karena itu benih yang baru dipanen harus
disimpan digudang. Penyimpanan tersebut berlangsung hingga masa
dormansi benih berakhir. Masa dormansi kentang dapat dibedakan antara 3
bulan sampai lebih dari 5 bulan (Dick V,2007). Lama dormansi pada kentang
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kultivar ,keadaan cuaca,
tempat penanaman selama masa pertumbuhan, umur umbi dilapangan dan
9
keadaan tempat penyimpanan (Prasetya,2011). Masa dormansi juga
berbanding terbalik dengan umur panen umbi, semakin cepat umur panen
umbi maka semakin lama masa dormansinya.
Umbi kentang yang disimpan pada suhu rendah akan lebih lama
dormansinya dibandingkan dengan kentang yang disimpan pada suhu lebih
tinggi. Dormansi umbi kentang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
hormon-hormon dalam kuncup atau mata tunas umbi yang menentukan
pembentukan dan mengakhiri masa dormansi. Keuntungan adanya dormansi
adalah dapat mempertahankan umur benih kentang menjadi lama dan
merupakan mekanisme kentang agar dapat mempertahankan hidup,
sedangkan kelemahan dormansi diantaranya adalah benih kentang tidak
dapat ditanam sepanjang tahun dan membutuhkan waktu yang lama untuk
benih tersebut bertunas, sehingga dibutuhkan cara untuk mematahkan
dormansi benih kentang. Salah satunya adalah dengan perlakuan secara
kimia yaitu menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti sitokinin dan
giberelin.
Sistem perbenihan kentang di Indonesia yang ada saat ini terdiri dari
lima kelas benih, yaitu G0, G1, G2, G3 dan G4. Kelas benih G0 sampai G3
Merupakan kelas benih sumber, sedangkan kelas benih G4 merupakan benih
sebar (Mulyono, Syah, Sayekti dan Hilan, 2017). Budidaya kentang G2,G3
dan G4 sama dengan budidaya kentang G1,hanya saja penangkaran bibit G2,
G3 dan G4 dilakukan di lapang.
Menurut Direktorat Perbenihan Hortikultura (2014) benih kentang
bermutu dimulai dari kelas Benih Sejenis (BS), Benih Dasar (BD/ G0),
10
Benih Pokok (BP/G1) dan Benih Sebar (BR/G2), dengan klasifikasi
sebagai berikut:
a. BS yaitu benih generasi awal yang diproduksi dari benih inti.
Benih jenis ini berupa planlet, stek dari planlet dan umbi mikro yang
terjamin kebenaran varietasnya berdasarkan rekomendasi dari
pemilik varietas dan bebas dari patogen.
b. BD atau G0 merupakan hasil perbanyakan dari kelas BS.
Perbanyakan G0 harus dilaksanakan dirumah kasa kedap serangga
dan harus memenuhi standar mutu.
c. BP atau G1 merupakan hasil perbanyakan dari G0 atau diperbanyak
dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyakan G1 dilaksanakan
didalam rumah kasa kedap serangga dan harus memenuhi standar.
d. BR atau G2 merupakan hasil perbanyakan dari G1 atau diperbanyak
dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyakan G2 dilaksanakan
dilapangan dan harus memenuhi standar mutu.
2.4. Plantlet
Menurut Gardner (2008), Kultur meristem merupakan salah satu
teknik perbanyakan in vitro yang dilakukan untuk mendapatkan tanaman
bebas penyakit sistemik, terutama virus dari tanaman yang terinfeksi.
Plantlet yang terbentuk dari kultur meristem, selanjutnya dilakukan induksi
umbi mikro yang dapat dijadikan umbi sebagai solusi penyediaan benih
sumber kentang bermutu.
2.5. Stek
Stek merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
11
memproduksi bibit kentang secara cepat. Menurut A,Kasno (2009), Stek
dilakukan dengan materi yang tersedia serta tujuan yang akan dicapai. Stek
tunas umbi dilakukan dengan tujuan mendapatkan nisbah tanaman berumbi,
stek ketiak daun dapat dilakukan untuk mengurangi penyakit umbi yang
terbawa dari tanah, biasanya dilakukan pada tanaman hampir dewasa. Selain
itu, Stek batang dan stek buku tunggal juga dapat dilakukan memproduksi
benih kentang.
2.6. Pupuk Daun
Pupuk daun merupakan pupuk yang diaplikasikaskan pada daun
tanaman untuk mensuplai unsur hara yang dibutuhkan. Selain itu, Aplikasi
pemupukan melalui daun dapat digunakan untuk memulihkan tanaman
akibat stress lapang setelah di transplantasi dan akibat cekaman cuaca
(A,Kasno 2009). Pada daun muda penyerapan pupuk daun lebih efektif
dibangdingkan dengan daun tua (Aribawa,2009).
Pupuk yang diaplikasikan pada permukaan daun dapat menyediakan
nutrisi pada sel daun. Pupuk yang diaplikasikan dengan tepat unsur-unsur
yang terkandung dalam pupuk dapat masuk melalui kutikula dan stomata
daun sehingga adanya peningkatan pada klorofil. Penyerapan unsur-unsur
melalui daun akan meningkatkan aktifitas seluler yang akan merangsang
aktifitas vascular untuk memenuhi air pada daun (Lakitan, 2004).
Pemberian pupuk daun pada tanaman memiliki keunggulan
diantaranya proses penyerapan yang cepat karena langsung diserap stomata
pada tanaman tanpa melalui media. Menurut Muslihat (2003), Pemberian
pupuk daun pada waktu pagi maupun sore hari sangat berpengaruh pada
12
tinggi tanaman, Jumlah umbi dan Bobot umbi
2.7. Aeroponik
Teknologi penanaman dengan teknik aeroponik merupakan teknologi
bercocok tanam sayuran yang sudah mulai banyak dilakukan oleh pengusaha
agribisnis. Hasil produksi sayuran yang ditanam dengan menggunakan
teknologi ini sekarang sudah mulai banyak ditemukan di berbagai pasar
swalayan di kota-kota besar. Meskipun harganya tinggi, namun sayuran ini
selalu habis dibeli konsumen. Konsumen biasanya dari kalangan menengah
keatas. Alasan konsumen tetap memburu produk ini karena kualitas baik,
higienis, sehat, segar, beraroma dan citarasa tinggi.
Menurut Sutiyoso (2003) aeroponik berasal dari kata aero yang berarti
udara dan ponus yang berarti daya. Jadi aeroponik adalah memberdayakan
udara. Aeroponik merupakan salah satu tipe dari hidroponik karena air yang
berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar
tanaman. Salah satu keunggulan aeroponik adalah oksigenasi dari tiap
butiran kabut halus larutan hara sehingga respirasi akar lancar
Prinsip kerja aeroponik yaitu tanaman tidak perlu ditancapkan di media
tanam (tanah atau air), namun dibiarkan menggantung di udara. Nutrisi
tanaman berupa larutan pupuk yang disuplai dari bawah dan harus
membasahi akar dapat dilakukan dengan menyemprotkannya secara berkala
(Sutiyoso, 2003). Anak semai sayuran ditancapkan di atas helaian styrofoam
yang sudah diberi lubang tanam dengan menggunakan ganjal busa atau
rockwool. Antar lubang tanam terdapat jarak tanam tertentu. Akar tanaman
pada lubang tanam akan menjuntai bebas ke bawah, kemudian di bawah
13
helaian styrofoam terdapat sprayer yang memancarkan kabut larutan nutrisi
ke atas hingga mengenai akar tanaman.
Keunggulan teknologi aeroponik dibandingkan sistem hidroponik
lainnya (Pranata, 2009), antara lain :
1. Pertumbuhan tanaman lebih pesat karena teknologi ini memproduksi
butiran cairan halus (droplet). Kelebihan dari bentuk kabut (gas) adalah
lebih mudah diserap tanaman dan mudah terbang di udara sehingga
distribusi merata pada akar tanaman. Media perakaran yang paling efektif
adalah media yang mampu menyediakan dan mengirim oksigen paling
banyak ke perakaran tanaman.
2. Aeroponik mengikuti kaidah konservasi air dan nutrisi. Evaporasi pada
sistem aeroponik hingga mencapai nol persen, karena sistem terisolasi
(sealed). Sedangkan sisa air yang tidak menempel di akar akan kembali
ke larutan yang ada di bawah. Sirkulasi air dan interval penyemprotan
dikontrol dengan timer sehingga tanaman akan mendapatkan air sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan
3. Aeroponik meningkatkan efisiensi penggunaan unsur hara. Pengabutan
nutrisi yang otomatis diberikan langsung mengenai akar tanaman
sehingga akar dapat menyerap nutrisi dengan lebih mudah. Sisa nutrisi
yang tidak menempel di akar akan kembali lagi ke larutan yang ada
dibawahnya dan akan disemprotkan lagi.
4. Metode aeroponik juga mengoptimalisasikan potensi lahan sempit
karena tidak harus dibangun pada area yang luas.
5. Aeroponik meminimalisasi resiko terkena damping off karena larutan
14
tidak terkena genangan larutan nutrisi.
6. Sistem aeroponik bisa meningkatkan pertumbuhan vegetatif hingga 10
kali lebih cepat pada beberapa tanaman semusim. Nutrisi mencapai
perakaran secara langsung tanpa media perantara. Sebab, media perantara
bisa menyerap nutrisi dan mengandung bakteri.
Namun kelemahan aeroponik adalah adanya ketergantungan terhadap
kabut yang dihasilkan springkel. Akar tanaman akan mengering jika siklus
pengkabutan terganggu atau terbuka diudara tanpa bak penutup (sealed).
Sementara springkel sangat tergantung dari suplai listrik yang tersedia.
Tanaman kentang dapat dipanen ketika memasuki usia 90 hingga 120
hari hal ini dapat dilihat dari ukuran umbi kentang yang cukup besar dan
tanaman kentang yang mulai melayu daunnya menguning, pemanenan
dilakukan pagi atau sore hari dan dilakukan kegiatan pasca panen seperti
pembersihan pencucian pengeringan dan penyimpanan kentang (Samadi,
2007).
2.7.1 Pupuk Daun dan Mekanisme Penyerapan Pupuk Melalui Daun
Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata. Sebagian
besar stomata terletak di bagian bawah daun. Fungsi stomata untuk
mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai
ke daun. Saat suhu udara meningkat, stomata akan menutup sehingga
tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak
terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan
daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara yang
disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun.
15
Kentungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman
sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak
menimbulkan kerusakan sedikit pun pada tanaman, dengan catatan
pengapilkasian dilakukan secara benar.
Penyemprotan pupuk daun dilakukan pada saat membukanya stomata
(pagi atau pada sore hari). Prioritas penyemprotan pada bagian bawah daun
karena paling banyak terdapat stomata. Faktor yang mempengaruhi
efektivitas pemupukan ialah faktor cuaca. Karena bila terjadi hujan maka
akan mengurangi efektivitas penyerapan pupuk. Penyemprotan saat suhu
udara panas menyebabkan konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun
cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar.
2.8. Macam–macam Pupuk Daun
2.8.1. Pupuk Daun BL
BL merupakan salah satu pupuk daun anorganik cair yang mengandung
unsur hara makro dan mikro, dimana kedua unsur tersebut telah
dikombinasikan menjadi rasio tertentu, sehingga pupuk daun ini dapat
membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Kandungan unsur makro
yang terkandung pada pupuk daun BL adalah N11% P10% K6% dan unsur
hara mikro yaitu:Fe, Mn,Cu, Zn, Co, Mo (Sastra hidayat 2011).
2.8.2. Pupuk Daun MM
Pupuk daun MM merupakan pupuk daun yang lengkap yang
mengandung unsur hara makro dan mikro,berbentuk tepung yang larut dalam
air dengan cepat. Kandungan pupuk MM sebagai berikut: Nitrogen 12%
,Fosfor 27%, Kalium 23% ,Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Sulfur(S) dan
16
dilengkapi dengan unsur- Unsur mangan (Mn), boron (B), tembaga (Cu),
kobal (Co),seng (Zn), besi (Fe), dan Molibdenum (Mo).Unsur mangan (Mn),
boron (B), tembaga (Cu), kobal (Co),seng (Zn), besi (Fe), dan Molibdenum
(Mo).
2.8.3. Pupuk Daun GT
GT merupakan jenis pupuk cair yang mengandung unsur hara makro
dan mikro yang sangat diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Akan
tetapi jenis pupuk GT masih terbatas dalam penggunaannya dalam memupuk
tanaman sayur- sayuran, kacang-kacangan, tanaman pangan dan tanaman
hias.Unsur haramakro yang terkandung dalam pupuk daun GT antara lain
unsur N7%, P2O53% K2O 10%, S 0,33%, Ca1,33 % dan Mg sebesar 0,02%.
Sedangkan unsur hara mikro antara lain Fe, Cl, Cu, Co, B, Zn dan kadar
Mn.Pada penelitian Sepantong (2014) menyatakan bahwa penggunaan
pupuk GT (G) berpengaruh sangat nyata terhadap diameter tongkol, berat
tongkol dan produksi tongkol padatanaman jagung
2.8.4. Pupuk daun GM
Pupuk Growmore 32-10-10 merupakan pupuk daun lengkap yang
memiliki kandungan N (Nitrogen) yang cukup tinggi yakni 32 %. Unsur N
ini berperan penting bagi tanaman yang masih dalam pertumbuhan
(Vegetatif) atau tanaman sayuran yang di kosumsi daunya. N berfungsi
untuk menyusun asam amino (protein), asam nukleat, nukleotida, dan
klorofil pada tanaman, sehingga dengan adanya N, sehingga membuat
Membuat tanaman lebih hijau, Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi,
jumlah anakan, jumlah cabang) dan Menambah kandungan protein hasil
17
panen.Pupuk Growmore merupakan jenis pupuk NPK yang sangat mudah
larut dalam air. dapat diserap dengan mudah oleh tanaman baik itu melalui
penyemprotan daun maupun disiram disiram ke dalam media tanah
2.8.5. Pupuk Daun GD
Gandasil D (500 gr) adalah pupuk daun lengkap yang dapat digunakan
untuk berbagai jenis tanaman, untuk mempercepat pertumbuhan tanaman,
serta membuat daun tanaman menjadi tumbuh muda. GANDASIL D Juga
bisa sebagai tambahahan / pelengkap pupuk kocor, sehingga cepat di serap
akar tanaman. Gandasil D cocok digunakan pada fase vegetatif, saat tanaman
dalam masa pertumbuhan. Makna D dari Gandasil D adalah daun, dengan
pemberian pupuk ini maka pertumbuhan yang diutamakan adalah daun,
terlihat dari kandungan Nitrogen (N) yang lebih dominan dibandingkan unsur
dan senyawa lainnya.