BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan- bahan alami yang terdapat disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997). Kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 220/MenKes/Per/X/1976 tanggal 6 september 1976 menyatakan bahwa kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan, dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat (Wasitaatmadja, 1997). 2.1.1. Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit 1. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic) Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya: a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), misalnya: sabun, cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener). b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (mosturizer), misalnya: mosturizer cream, night cream, anti wrinkel cream. Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kosmetik

Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan

yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-

bahan alami yang terdapat disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak

hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan

kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

Kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

220/MenKes/Per/X/1976 tanggal 6 september 1976 menyatakan bahwa kosmetika

adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,

dipercikkan, atau disemprotkan, dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan

atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,

menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat

(Wasitaatmadja, 1997).

2.1.1. Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit

1. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic)

Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di

dalamnya:

a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), misalnya: sabun,

cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).

b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (mosturizer), misalnya:

mosturizer cream, night cream, anti wrinkel cream.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya: sunscreen cream, sunscreen

foundation dan sun block cream/lotion.

d. Kosmetik untuk menipiskan kulit (peeling), misalnya: scrub cream

yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengamplas

(abrasiver).

2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga

menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek

psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confident). Dalam kosmetik

riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar (Tranggono, 2007).

2.1.2. Kosmetik Dekoratif

Kosmetik dekoratif hanya melekat pada alat tubuh yang dirias dan tidak

bermaksud untuk diserap kedalam kulit serta merubah secara permanen kekurangan

(cacat) yang ada. Dengan demikian kosmetik dekoratif akan terdiri atas bahan dasar

dengan pelengkap bahan pembuat stabil dan parfum (Wasitaatmadja, 1997).

Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-

mata untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda

atau kelainan pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah

kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit

(Tranggono, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

2.1.2.1 Pembagian Kosmetik Dekoratif

Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu :

1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan

pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow,

dan lain-lain.

2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama

baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, dan pengeriting

rambut (Tranggono, 2007).

2.1.3. Zat Pewarna dalam kosmetik

Zat warna telah dikenal manusia sejak 2500 tahun sebelum masehi, zat

warna pada masa itu digunakan oleh masyarakat China, India dan Mesir, mereka

membuat zat warna alam dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, binatang dan mineral

untuk mewarnai serat, benang dan kain. Peningkatan mutu sumber daya manusia dan

teknologi saat ini menjadikan zat warna kian berkembang dengan pesat. Keterbatasan

zat warna alam membuat industri tekstil menggunakan zat warna buatan (sintetik)

sebagai pewarna bahan tekstil, karena zat warna sintetik lebih banyak memiliki

warna, tahan luntur dan mudah cara pemakaiannya ketimbang zat warna alam yang

kian sulit diperoleh (Zainuddin,2012).

Zat warna yang sudah lama dikenal dan digunakan, misalnya daun pandan

atau daun sirsak untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. Kini dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologitelah ditemukan zat warna sintetis,

karena penggunaanya lebih praktis dan harganya lebih murah (Cahyadi, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor

HK.03.1.23.12.10.12459 Tahun 2010 tentang Persyaratan Teknis Kosmetika, zat

pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk memberi dan/atau

memperbaiki warna pada kosmetika.

Zat warna dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu :

1. Berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua yaitu zat warna alam dan zat warna

sintetis.

2. Berdasarkan penyusunannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna pigmen dan

lakes.

3. Berdasarkan kelarutannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna larut dalam

pelarut lemak/minyak dan zat warna larut dalam air.

4. Berdasarkan sifat keasamannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna bersifat

asam dan zat warna bersifat basa (Sardjimah, 1996).

Adapun jenis-jenis zat pewarna yang terdapat dalam kosmetik adalah :

a. Zat warna alam yang larut

Zat warna jenis ini sebenarnya lebih aman bagi kulit, namun pada produk-

produk kosmetik saat ini, zat warna alam sudah jarang digunakan. Zat warna

alam larut ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya yaitu kekuatan

pewarnanya relatif lemah, tidak tahan lama dan relatif mahal. Beberapa

contoh zat warna alam yang larut yaitu alkalain, carmine, ekstrak klorofil

daun-daun hijau, henna, carrotene, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

b. Zat warna sintetis yang larut

Zat warna sintetis adalah zat warna yang dihasilkan melalui proses sintetis

senyawa kimia tertentu. Adapun sifat-sifat zat warna sintetis antara lain :

1) Intensitas warnanya sangat kuat, sehingga dalam jumlah sedikit sudah

memberikan corak warna yang kuat.

2) Larut dalam air, minyak, alkohol, atau salah satu darinya.

3) Daya lekat terhadap rambut, kulit, dan kuku berbeda-beda. Zat warna

untuk rambut dan kuku biasanya daya rekatnya lebih kuat dari pada zat

warna untuk kulit.

4) Beberapa bersifat toksik, sehingga perlu hati-hati menggunakan produk

kosmetik yang mengandung zat warna jenis ini (Mulyawan, 2013).

c. Pigmen-pigmen alam

Alam memiliki pigmen-pigmen alam yang sudah umum digunakan dalam

kosmetik. Pigmen-pigmen alam itu adalah pigmen warna yang terdapat pada

tanah, contohnya aluminium silikat. Gradasi warna yang terdapat pada

aluminium silikat sangat dipengaruhi oleh kandungan besi oksida atau

mangan oksidanya, misalnya: kuning, cokelat, cokelat tua, merah bata dan

sebagainya. Keunggulan pigmen-pigmen alam sebagai zat pewarna adalah zat

warna ini murni dan sama sekali tidak berbahaya. Sementara kelemahannya

yaitu warna yang dihasilkan tidak seragam. Sangat bergantung pada sumber

asalnya dan tingkat pemanasannya. Pigmen-pigmen ini pada pemanasan yang

kuat menghasilkan pigmen-pigmen baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

d. Pigmen-pigmen sintetis

Warna yang dihasilkan dari pigmen sintetis lebih terang dan cerah. Pigmen –

pigmen sintetis yang digunakan dalam industri kosmetik misalnya: besi

oksida sintetis yang menghasilkan warna sintetis (kuning, coklat, merah dan

warna violet), zinc oxide dan titanium oxide (pigmen sintetis putih), bismuth

oxychloride untuk warna putih mutiara, cobalt hijau untuk pigmen hijau yang

kebiruan, cadmium sulfide dan prussian blue.

Penentuan mutu suatu bahan dapat diamati dengan warna. Warna hasil

produksi suatu bahan sangat berpengaruh bagi pemakainya. Sebagai contoh, warna

suatu kosmetika sangat berperan secara psikologis bagi pemakainya sebagai

pembentuk kecantikan. Adapun maksud dan tujuan pemberian warna pada suatu

bahan, baik obat maupun kosmetika bahkan makanan adalah supaya bahan atau hasil

produksi itu menarik bagi pemakainya, menghindari adanya pemalsuan terhadap

hasil suatu pabrik dan menjaga keseragaman hasil suatu pabrik (Sudarmadji, 2003).

Di negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai prosedur

pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna. Zat pewarna yang diizinkan

penggunannya disebut permitted color atau certified color. Zat warna yang akan

digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur penggunaannya yang disebut

proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, biokimia,

toksikologi dan analisis media terhadap zat warna tersebut (Yuliarti, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

Tabel 2.1. Bahan Pewarna Sintetis yang Diizinkan di Indonesia.

Pewarna Nomor Indeks Warna (C.I.No)

Batas Maksimum Penggunaan

Amaran Amaranth : CI Food Red 9 16185 Secukupnya Biru Berlian Brilliant blue FCF: CI 42090 Secukupnya

Eritrosin Food red 2 Erithrosin : CI 45430 Secukupnya Hijau FCF Food red 14 Fast green FCF :

CI 42053 Secukupnya

Hijau S Green FCF : CI Food Green 3

Green S : Cl.Food

44090 Secukupnya

Indigotin Green 4 Indigo : CI.Food

73015 Secukupnya

Ponceau 4R Blue I Ponceau 4R:CI

16255 Secukupnya

Kuning Food red 7 74005 Secukupnya Kuinelin Quieneline yellow

CI.Food yellow 13 15980 Secukupnya

Kuning CFC Sunset yellow FCF CI.Food yellow 3

- Secukupnya

Riboflavina Riboflavina 19140 Secukupnya Tartrazine Tartrazine Secukupnya

Sumber : Peraturan Menkes RI, Nomor 722/Menkes/Per/IX/88

Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian

asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam

berat lain yang bersifat racun.Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum

mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-

kadang berbahaya dan seringkali tertinggal dalam proses akhir, atau terbentuk

senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman,

ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,0004 % dan timbal tidak

boleh lebih dari 0,0001,sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada (Cahyadi,

2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

Tabel 2.2. Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya

Dalam Obat, Makanan dan Kosmetika.

Nama Nomor Indeks Warna (C.I.No)

Jingga K1 (C.I. Pigment Orange 5,D&C Orange No. 17) 12075 Merah K3 (C. I Pigment Red 53,D&C Red No. 8) 15585 Merah K4 (C. I. Pigment Red 53 : 1,D&C Red No. 9) 15585 : 1 Merah K10 (Rhodamine B, D&C Red No. 9,C.I. Food Red 15)

45170

Merah K11 45170:1 Sumber : Kep Dirjen POM 00386/C/SK/II/90

2.2. Logam Berat dalam Kosmetika

Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya merupakan zat

pengotor (impuritis) pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Pada umumnya, logam

berat dapat dijumpai di alam seperti terkandung di dalam tanah, air, dan batuan.

Bahan-bahan alam tersebut digunakan sebagai bahan dasar atau pigmen dalam

industri kosmetik. Kandungan logam berat dalam kadar yang berlebih dalam

kosmetik baik yang ditambahkan dengan sengaja ataupun tidak sengaja sangat tidak

dibenarkan karena logam berat tersebut akan kontak dengan kulit secara berulang

dan apabila terabsorbsi, logam berat akan masuk ke dalam darah dan menyerang

organ-organ tubuh sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. Adanya risiko logam

berat ini tertelan (kontaminasi dari tangan) atau terhirup memungkinkan timbulnya

gangguan kesehatan lainnya. Logam berat yang perlu diwaspadai sering terkandung

dalam kosmetik diantaranya adalah timbal, arsen, kadmium, dan merkuri (BPOM RI,

2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

2.2.1. Timbal

Timbal secara alami terdapat di kerak bumi. Timbal dapat berada di

lingkungan akibat proses alami (misal: erosi) ataupun kegiatan industri manusia

(misal: pengeboran minyak atau akibat penambangan emas). Timbal kemudian

digunakan sebagai bahan pembuatan batu baterai, solder, pipa, produk perunggu,

pigmen pada cat, dan peralatan militer. Pada kosmetik, timbal sering ditemukan pada

lipstik, eye shadow, dan eye liner. Kandungan timbal dalam kosmetik dapat

diakibatkan oleh kontaminasi dari bahan baku yang digunakan atau penggunaan

pigmen yang mengandung timbal. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit,

tertelan atau kontak dengan mata kemudian masuk ke dalam peredaran darah dan

terakumulasi dalam jaringan, terutama tulang. Selain itu, timbal juga dapat

terakumulasi di hati, ginjal, pankreas, dan paru-paru.

Di dalam tubuh, timbal merupakan neurotoksin yang terbukti dapat

menyebabkan tingkat IQ rendah dan menimbulkan masalah perilaku seperti

meningkatnya agresivitas. Bayi, balita, anak-anak, janin, dan ibu hamil merupakan

kelompok yang paling rentan mengalami keracunan timbal akibat paparan kronis

rendah. Timbal sangat mudah menembus plasenta dan dapat ditransfer melalui air

susu ibu (ASI). Pada paparan kronis tingkat rendah, timbal dapat mempengaruhi

ginjal, sistem kardiovaskuler, darah, sistem kekebalan tubuh, serta sistem saraf pusat

dan perifer. Pada paparan kronis tingkat tinggi, timbal dapat menyebabkan

keguguran, perubahan hormon, mengurangi kesuburan pada pria dan wanita,

gangguan menstruasi, menurunnya daya ingat, serta gangguan pada saraf,

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

persendian, otot, jantung, dan ginjal. Waktu paruh timbal di dalam tubuh adalah dua

sampai enam minggu, namun dibutuhkan waktu 25 sampai 30 tahun untuk

menghilangkan separuh kandungan timbal yang tersisa dalam tubuh (BPOM RI,

2011).

2.2.2. Merkuri

Merkuri merupakan unsur yang relatif terkonsentrasi pada daerah vulkanik

dan daerah endapan mineral dari bijih logam berat. Pada umumnya merkuri

digunakan sebagai fungisida dan pada beberapa industri termasuk pada proses

penambangan emas. Merkuri seringkali disalahgunakan dalam kosmetik, terutama

pada krim pemutih dan bedak. Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat

menimbulkan iritasi kulit, bintik-bintik hitam, penipisan kulit, dan dalam jangka

panjang dapat menyebabkan kanker kulit. Merkuri pada kosmetik ini dapat diserap

oleh kulit dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Efek toksisitas merkuri

terutama pada organ ginjal dan susunan saraf pusat. Merkuri di dalam darah akan

mengendap di dalam ginjal yang mengakibatkan gagal ginjal. Merkuri juga akan

menyerang sistem saraf pusat sehingga menimbulkan gangguan sistem saraf seperti

tremor, insomnia, pikun, gangguan penglihatan, ataksia (gerakan tangan tidak

normal), gangguan emosi, dan depresi (BPOM RI, 2011).

Merkuri tergolong bahan teratogenik atau bahan yang dapat menimbulkan

kerusakan pada janin dan gangguan pertumbuhan bayi. Merkuri yang terdapat dalam

tubuh ibu yang sedang hamil dapat mengalir ke janin yang dikandungnya dan

terakumulasi sehingga mengakibatkan gangguan pada janin bahkan dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

menyebabkan keguguran. Merkuri juga dapat masuk ke tubuh anak melalui ASI,

sehingga mengakibatkan kerusakan otak, retardasi mental, kebutaan, dan bisu, selain

itu dapat juga terjadi gangguan pencernaan dan gangguan ginjal (BPOM RI, 2011).

2.2.3. Kadmium

Kadmium berada di lingkungan secara alami dan dapat terbentuk melalui

proses alami seperti kebakaran hutan, emisi vulkanik gunung berapi, dan pelapukan

tanah serta bebatuan. Sebagian besat kadmium berasal dari hasil aktivitas manusia,

terutama hasil produksi logam, pembakaran bahan bakar, transportasi, dan

pembuangan limbah padat dan juga limbah lumpur. Kegunaan kadmium adalah

untuk membuat baterai nikel-kadmium, sebagai pigmen pada keramik glasir,

polyvinyl chloride (PVC), dan plastik. Pada kosmetik, kadmium dapat ditemukan

pada lip gloss, eye liner, produk krim tubuh dan rambut. Kadmium tersebut dapat

diserap ke dalam tubuh melalui kontak dengan kulit yang kemudian dapat

terakumulasi di ginjal dan hati. Waktu paruh kadmium di dalam tubuh adalah 10 -12

tahun setelah paparan (BPOM RI, 2011).

Paparan tingkat tinggi kadmium secara oral dapat menyebabkan iritasi perut

parah yang menyebabkan muntah dan diare. Sementara itu, paparan kadmium secara

berulang dalam dosis rendah dapat menyebabkan kerusakan ginjal, deformitas

tulang, dan tulang mudah patah. Kadmium memberi efek signifikan pada ovarium

dan saluran reproduksi morfologi bahkan dengan dosis yang sangat rendah. Paparan

kadmium selama kehamilan dapat mengakibatkan bobot lahir rendah atau kelahiran

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

prematur. Sedangkan paparan kadmium jangka panjang secara inhalasi dapat

menyebabkan kanker paru-paru dan kanker prostat pada manusia (BPOM RI, 2011).

2.2.4. Arsen

Arsen merupakan logam yang secara alami terdapat di kerak bumi dan secara

alami dapat masuk ke dalam sumber air tanah. Di industri, arsen digunakan dalam

berbagai produk seperti tekstil, pengawet, pigmen warna, pestisida. Selain itu, arsen

dapat juga ditemukan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara,

dan pembuangan limbah. Arsen yang terkandung pada produk kosmetik seperti eye

shadow dapat memungkinkan terjadinya penyerapan logam berat tersebut melalui

kulit. Di dalam darah, arsen akan didistribusikan ke seluruh tubuh dan dapat

ditemukan di hati, ginjal, paru-paru, dan limpa. Waktu paruh arsen di dalam tubuh

adalah dua sampai 40 hari. Arsen cenderung terakumulasi dalam rambut, kuku, dan

kulit (BPOM RI, 2011) .

Badan Internasional untuk Riset Kanker / International Agency for Research

on Cancer (IARC) menyatakan bahwa kanker termasuk kedalam senyawa

karsinogenik. Paparan jangka panjang arsen dapat menimbulkan kanker kulit,

penebalan atau perubahan warna kulit, penurunan produksi sel darah, kerusakan

pembuluh darah, gangguan sistem kekebalan tubuh, mati rasa pada tangan dan kaki,

mual dan diare. Paparan jangka panjang akibat menghirup produk yang mengandung

arsen dapat gangguan kulit, peredaran darah dan gangguan saraf perifer, peningkatan

risiko kanker paru-paru, saluran pencernaan dan kanker sistem kemih (BPOM RI,

2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

2.3. Lipstik

Lipstik adalah produk kosmetik yang paling luas digunakan. Lipstik

merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang (roll up) yang

terbentuk dari minyak, lilin dan lemak (Wasitaatmadja,1997).

Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat

dari campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga

dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikehendaki. Suhu lebur lipstik

ideal yang sesungguhnya diatur hingga suhu mendekati suhu bibir, bervariasi antara

36-38oC. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca

di sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi,

yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62oC, biasanya berkisar

antara 55-75oC (Depkes RI, 1985).

Lipstik memiliki fungsi dan manfaat untuk memberikan warna indah bagi

bibir sesuai yang diinginkan sehingga tampilan bibir tampak lebih cantik dan cerah.

Lipstik yang baik adalah lipstik yang tidak hanya mempercantik warna bibir akan

tetapi juga mampu memberikan nutrisi dan melembabkan bibir. Sehingga bibir

menjadi lebih sehat dan tidak kering (Muliyawan, 2013).

2.3.1. Sejarah Lipstik

Lipstik adalah kosmetik paling provokatif. Pemulas bibir ini sanggup

membangun kepercayaan diri pemakainya. Masyarakat mengenal sejak 5000 tahun

silam. Lipstik mengukir sejarah panjang sejak masa prasejarah hingga mencapai

bentuknya saat ini. Dalam perjalanannya, lipstik tak hanya mengambil peran penting

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

perwujudan kata cantik, tapi juga berbagai simbol yang penuh kontroversi (Illiyan,

2010).

Ikon kecantikan wanita pada Zamannya Cleopatra, ratu paling terkenal di

Mesir yang menghancurkan kumbang merah untuk memberikan nuansa merah

dibibirnya. Di Cina, para selir kaisar menekan-nekan kelopak bunga yang berwarna

merah untuk memberikan kesan merah di bibir. Tradisi ini kemudian menginspirasi

manusia untuk menemukan formula yang tepat untuk mempercantik diri

(Muliyawan, 2013).

Pada abad ke-16, ratu Inggris Elizabeth I dan wanita-wanita di pengadilan

mempercantik warrna bibir mereka dengan mengoleskan campuran sulfida merkuri

merah dan cairan lilin dari lebah. Ini merupakan awal dikenalnya lipstik. Adapun

lipstik yang berfungsi menebalkan warna bibir mulai dipasarkan pada tahun 1915.

Pada masa keemasan islam, lipstik padat yang mengandung parfum dan bahan-bahan

bermanfaat lainnya ditemukan oleh tabib Arab Andalusian dan ahli kimia Abu Al-

Qasim (Muliyawan, 2013).

Ilmu kosmetik terus berkembang mendukung industri kosmetik yang

mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Demikian dengan industri lipstik .

berbagai model dan jenis lipstik ditemukan untuk menunjang penampilan wanita.

Tahun 1930, Max factor memperkenalkan lip gloss kemudian disusul oleh Hazel

Bishop seorang ahli kimia dari Amerika yang mengembangkan lipstik yang tidak

mudah menempel, tidak berantakan, dan tahan lama pada tahun 1950 (Muliyawan,

2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

2.3.2. Komposisi Lipstik

Bahan-bahan utama pada lipstik adalah :

a. Lilin

Lilin berperan penting dalm pengerasan lipstik. Misalnya : carnauba wax,

paraffin waxes, ozokerite, beewax, candellila wax, spermaceti, ceeresine.

Semuanya berperan pada kekerasan lipstik.

b. Minyak

Fase minyak dalam lipstik dipilih terutama berdasarkan kemampuannya

melarutkan zat-zat eosin. Misalnya : minyak castor, tetrahydrofurfuril

alcohol, fatty acid alkylolamides, dihydric alcohol, beserta monoethers dan

monofatty acid esternya, isopropyl myristate, isopropyl palmitate, butyl

stearate, parafin oil.

c. Lemak

Misalnya : krim kakao, minyak tumbuhan yang sudah dihidrogenasi

(misalnya: hydrogenated castrol oil), cetyl alcohol, oleyil alcohol, lanolin.

d. Acetoglycerides

Direkomendasikan untuk memperbaiki sifat thixotropik batang lipstik

sehingga meskipun temperatur berfluktuasi, kepadatan lipstik konstan.

e. Zat-zat pewarna

Zat pewarna yang dipakai secara universal di dalam lipstik adalah zat warna

eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik, yaitu

kelekatan pada kulit dan kelarutannya di dalam minyak. Pelarut terbaik untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

eosin adalah castrol oil. Tetapi furfuryl alkohol beserta ester-esternya

terutama stearat dan ricinoleat memiliki daya melarutkan eosin yang lebih

besar. Fatty acid alkylomides, jika dipakai sebagai pelarut eosin, akan

memberikan warna yang sangat intensif pada bibir.

f. Surfaktan

Surfaktan kadang-kadang ditambahkan dalam pembuatan lipstik untuk

memudahkan pembahasan dan dispersi partikel-partikel pigmen warna yang

padat.

g. Antioksidan

h. Bahan pengawet

Bahan pewangi (fragrance) atau lebih tepat bahan pemberi rasa segar

(flavoring), harus mampu menutupi bau dan rasa kurang sedap dari lemak-

lemak dalam lipstik dan menggantinya dengan bau dan rasa yang

menyenangkan (Tranggono, 2007).

2.3.3. Jenis Lipstik

Berdasarkan bentuknya, lipstik dibagi dalam beberapa jenis yaitu :

1. Sherr/gloss

Lipstik jenis ini adalah lipstik yang ringan dan menciptakan efek mengkilap

pada bibir. Lipstik ini bening (transparan). Ketika digunakan pada bibir,

warnanya tidak terlalu menonjol, namun cenderung memberikan efek

mengkilap pada warna alami bibir. Lipstik ini cocok digunakan untuk

aktifitas sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

2. Matte

Lipstik jenis ini kandungan minyaknya lebih sedikit dan mengandung pigmen

yang banyak menyerap cahaya. Sehingga, ketika diaplikasikan pada bibir

tidak menimbulkan kilap. Salah satu kelebihan lipstik ini adalah warnanya

dapat bertahan lama di atas bibir dan tidak mudah menempel pada gelas atau

sendok saat bersantap. Kekurangan lipstik ini adalah agak sulit menempel

pada bibir yang kering.

3. Satin

Aplikasi lipstik jenis ini memberikan hasil antara glossy dan matte (tidak

mengkilap), efek glossy yang dihasilkan tidak terlalu mengkilap, namun

warna tetap keluar.

4. Cream

Lipstik jenis ini cocok digunakan di daerah yang beriklim dingin. Untuk

daerah tropis seperti Indonesia menggunakan lipstik ini kurang cocok. Hasil

polesan terasa lembut di bibir namun agak matte.

5. Transferproof

Lipstik jenis ini mulai banyak diminati saat ini. Sifatnya awet dan tidak

mudah menempel di baju atau pipi ketika bersentuhan dengan bibir yang

menggunakan lipstik ini, membuat lipstik ini lebih diminati. Sifat tahan lama

pada lipstik ini muncul karena menggunakan teknologi silikon non volatil

(Muliyawan, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

2.3.4. Persyaratan Lipstik

Persyaratan lipstik yang dituntut oleh masyarakat antara lain :

1. Melapisi bibir secara mencukupi

2. Dapat bertahan dibibir dalam jangka waktu lama

3. Cukup melekat pada bibir tetapi tidak sampai lengket

4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir

5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya

6. Memberikan warna yang merata pada bibir

7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya

8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau

berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal lain yang tidak menarik

(Tranggono, 2007).

2.4. Rhodamin B

Rhodamin B adalah zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna

hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan berwarna merah terang

berfluorensi. Rhodamin B semula digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang

berkembang untuk berbagai keperluan seperti sebagai pewarna kertas dan tekstil.

Rhodamin B seringkali disalahgunakan untuk pewarna pangan dan pewarna

kosmetik, misalnya sirup, lipstik, pemerah pipi, dan lain-lain. Pewarna ini terbuat

dari dietillaminophenol dan phatalic anchidria dimana kedua bahan baku ini sangat

toksik bagi manusia. Biasanya pewarna ini digunakan untuk pewarna kertas, wol,

dan sutra (Djarismawati, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

Rhodamin B adalah bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna

dasar dalam tekstil dan kertas. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang di

Indonesia melalui Peraturan Menkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88 (Hamdani,2012).

Rumus Molekul dari Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat

molekul sebesar 479.02 g/mol. Rhodamin B berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu

kemerah – merahan, sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah

kebiru-biruan dan berfluorensi dalam larutan. Rhodamin B juga merupakan zat yang

larut dalam alkohol, air, HCl, dan NaOH. Rhodamin B ini biasanya dipakai dalam

pewarnaan kertas, di dalam laboratorium digunakan sebagai pereaksi untuk

identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th (Valen, 2012).

Gambar 2.1. Struktur Rhodamin B

Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetis yang tertua dan banyak

digunakan sebagai aditif warna dalam kosmetik, makanan, farmasi dan juga

digunakan sebagai pewarna dalam industri tekstil dan industri plastik (J.Chin, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

Nama-nama lain dari rhodamin B diantaranya sebagai berikut :

1. Acid Bruliant Pink B

2. ADC Rhodamine B

3. Aizen Rhodamine BH

4. Aizen Rhodamine BHC

5. Akiriku Rhodamine B

6. Briliant Pink B

7. Calcozine Rhodamine BL

8. Calcozine Rhodamine BX

9. Calcozine Rhodamine BXP

10. Cerise Toner

11. 9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene]dietil ammonium

klorida

12. Cerise Toner X127

13. Certiqual Rhodamine

14. Cogilor Red 321.10

15. Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc

16. Edicol Supra Rose B

17. Elcozine rhodamine B

18. Geranium Lake N

19. Hexacol Rhodamine B Extra

20. Rheonine B

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

21. Symulex Magenta

22. Takaoka Rhodmine B

23. Tetraetilrhodamine (Depkes, RI, 2006)

Sifat racun yang terdapat dalam rhodamin B tidak hanya disebabkan oleh

senyawa organiknya tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam

rhodamin B itu sendiri, bahkan jika rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa

anorganik lain seperti timbal dan arsen. Dengan terkontaminasinya rhodamin B

dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya. Di dalam rhodamin

B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) dimana senyawa klorin ini merupakan

senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk mengikat ion

klorin disebut sebagai sintesis zat warna (Hamdani, 2012).

Selain terdapat ikatan rhodamin B dengan klorin terdapat juga ikatan

konjugasi. Ikatan konjugasi dari rhodamin B inilah yang menyebabkan rhodamin B

bewarna merah. Ditemukannya bahaya yang sama antara rhodamin B dan klorin

membuat adanya kesimpulan bahwa atom klorin yang ada pada rhodamin B yang

menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia (Hamdani,

2012).

Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika masuk ke dalam tubuh yaitu

senyawa tersebut adalah senyawa radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang

tidak stabil. Dalam struktur, rhodamin b mengandung klorin (senyawa halogen), sifat

halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi, maka dengan

demikian senyawa tersebut merupakan senyawa radikal yaitu akan berusaha

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam

tubuh sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia (Putri, 2011).

2.4.1. Jalur Pemaparan Rhodamin B

Jalur pemaparan adalah alur masuknya zat kimia ke dalam tubuh. Jalur

pemaparan ada berbagai jenis dan tipe pemaparan itu sendiri dapat mempengaruhi

toksisitas zat kimia. Ada tiga jalur pokok pemaparan yaitu melalui kulit (dermal),

melalui paru-paru (inhalasi) dan melalui saluran pencernaan (ingesti)

(Widyastuti,2005).

Kulit merupakan jalur pemaparan yang paling umum dari suatu zat. Jika zat

kimia tidak dapat menembus kulit, toksisitasnya akan bergantung pada derajat

absorpsi yang berlangsung. Semakin besar absorpsinya, semakin besar kemungkinan

zat tersebut untuk mengeluarkan efek toksiknya. Zat kimia lebih banyak diabsorpsi

melalui kulit yang rusak atau tergores daripada melalui kulit yang utuh. Begitu

menembus kulit, zat tersebut akan memasuki aliran darah dan terbawa keseluruh

bagian tubuh (Widyastuti, 2005).

Rhodamin B yang masuk melalui saluran pencernaan akan mengakibatkan

iritasi dan mengakibatkan gejala keracunan dengan urine yang berwarna merah

maupun merah muda. Rhodamin B juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia

melalui saluran pernafasan dan mengakibatkan iritasi pada saluran pernafasan. Selain

dapat masuk melalui saluran pencernaan dan pernafasan, Rhodamin B juga dapat

masuk ke dalam tubuh manusia melaui kulit, Dimana jika terpapar pada bibir dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

menyebabkan bibir akan pecah-pecah, kering, dan gatal. Bahkan, kulit bibir

terkelupas (Yuliarti, 2007).

2.4.2. Efek Toksik Rhodamin B

Semua zat berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya, yang biasa disebut

sebagai efek toksik atau efek yang merugikan. Biasanya, yang menentukan toksik

atau tidaknya suatu zat adalah dosis atau kadar zat kimia tersebut. Efek yang

merugikan dapat didefinisikan sebagai perubahan abnormal yang tidak diinginkan

atau berbahaya akibat pemaparan terhadap zat kimia. Organ tubuh yang spesifik

dapat menjadi sasaran zat kimia tertentu atau beberapa bagian tubuh secara

bersamaan akan terpengaruh. Akibat yang ditimbulkan efek merugikan tersebut

bergantung tidak hanya pada zat kimia ketika seseorang terpapar, tetapi juga tipe

paparan dan derajat paparan (Widyastuti, 2005).

Zat warna rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan

saluran pernafasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).

Efek kronis Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan

pada hati (Cahyadi, 2008).

Rhodamin B menimbulkan 2 dampak negatif bagi tubuh manusia antara lain :

1. Dampak Akut Rhodamin B

Bila terpapar Rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu singkat

akan terjadi gejala akut keracunan rhodamin B yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

a. Jika tertelan melalui makanan akan mengakibatkan iritasi pada saluran

pencernaan dan mengakibatkan gejala keracunan dengan air kencing

yang berwarna merah ataupun merah muda.

b. Jika terhirup dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan dengan

gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, sulit bernapas, dan sakit dada.

c. Jika mengenai kulit maka kulit pun akan mengalami iritasi.

d. Jika terkena mata juga akan mengalami iritasi yang ditandai dengan mata

kemerahan dan timbunan cairan atau udem pada mata.

2. Dampak Kronis Rhodamin B

Bahaya utama terhadap kesehatan pemakaian dalam waktu lama (kronis)

dapat menyebabkan radang kulit dan alergi. Penggunaan rhodamin B pada

makanan dalam waktu yang lama akan dapat mengakibatkan gangguan fungsi

hati maupun kanker (Yuliarti, 2007).

Iritasi kulit dan alergi kulit merupakan kondisi yang paling lazim ditemui

akibat paparan terhadap kulit. Iritasi adalah kondisi pada kulit yang muncul akibat

kontak berkepanjangan dengan zat kimia tertentu. Setelah beberapa waktu, kulit akan

mengering, terasa nyeri, mengalami pendarahan dan pecah-pecah. Walaupun iritasi

kulit umumnya terjadi setalah pemaparan terhadap suatu zat kimia, efek yang paling

dikhawatirkan adalah efek sistematik. Setelah terabsorpsi melalui kulit dan

memasuki sirkulasi sistemik, zat kimia dapat menjalar kemana saja di dalam tubuh

dan merusak organ serta sistem tubuh. Efek kronis seperti kanker yang ditimbulkan

suatu zat kimia biasanya bersifat irreversibel yaitu menetap atau bahkan meluas

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

walaupun paparan sudah berhenti. Efek ini dapat terlihat sampai 10 atau 20 tahun

kemudian setelah paparan (Widyastuti, 2005).

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sakamoto di Jepang tahun 1991,

Efek Rhodamin B pada kosmetik adalah pada proliferasi dari fibroblas yang diamati

pada kultur sistem. Rhodamin B pada takaran 25 mikrogram/ml dan diatasnya secara

signifikan menyebabkan pengurangan sel setelah 72 jam dalam kultur. Studi ini

menghasilkan bahwa 50 mikrogram/ml dalam Rhodamin B menyebabkan

berkurangnya jumlah sel setelah 48 jam dan lebih. Studi ini juga menyarankan bahwa

zat warna Rhodamin B menghambat proliferasi tanpa mengurangi penggabungan sel.

Gabungan [3H] timidine dan [14C] leusin dalam fraksi asam tidak terlarut dari

membran sel secara signifikan dihambat oleh 50 mikrogram/ml Rhodamin B.

Rhodamin B secara signifikan mengurangi jumlah sel. Rhodamin B mengurangi

jumlah sel vaskuler endothelial pada pembuluh darah sapi dan sel otot polos pada

pembuluh darah hewan berkulit duri setelah 72 jam dalam kultur. Sehingga tidak

berlebihan jika studi ini menyimpulkan bahwa rhodamine B menghambat proses

proliferasi lipo fibroblast pada manusia (Sakamoto, 1991).

2.5. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo,2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang

diketahui berkenaan dengan hal /mata pelajaran (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2002).

Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa

dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan

lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi,

keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran (Adlany, 2010).

Dalam pengetahuan sangat mungkin terdapat dua aspek yang berbeda, antara

lain:

1. Hal-hal yang diperoleh. Pengetahuan seperti ini mencakup tradisi,

keterampilan, informasi, pemilkiran-pemikiran, dan akidah-akidah yang

diyakini oleh seseorang dan diaplikasikan dalam semua kondisi dan dimensi

penting kehidupan. Misalnya pengetahuan seseorang tentang sejarah

negaranya dan pengetahuannya terhadap etika dan agama dimana

pengetahuan-pengetahuan ini nantinya ia bisa aplikasikan dan menjadikannya

sebagai dasar pembahasan.

2. Realitas yang terus berubah. Sangat mungkin pengetahuan itu diasumsikan

sebagai suatu realitas yang senantiasa berubah dimana perolehan itu tidak

pernah berakhir. Pada kondisi ini, seseorang mengetahui secara khusus

perkara- perkara yang beragam, kemudian ia membandingkan perkara

tersebut satu sama lain dan memberikan pandangan atasnya, dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

demikian, ia menyiapkan dirinya untuk mendapatkan pengetahuan-

pengetahuan baru yang lebih global (Adlany, 2010).

2.5.1. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :

1. Tahu

Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang

telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

2. Paham

Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu

menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam

komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih

ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan.

5. Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

6. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek (Notoatmodjo, 2003).

2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman

orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan

seseorang.

2. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki

pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

3. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang

positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih

dahulu.

4. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

5. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan

seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia

mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

6. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi

pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu (Notoatmodjo,

2003).

2.5.3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat

alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan

penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai

satu dan jika salah diberi nilai nol. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan

jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan

100% dan hasilnya berupa presentase dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

N = (Sp/Sm) x 100%

Keterangan:

N = Nilai pengetahuan

Sm = Skor tertinggi maksimum

Sp = Skor yang didapat

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

2.6. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003).

Sikap (attitude) adalah kesiapan seseorang untuk bertingkah laku atau

merespon sesuatu baik terhadap rangsangan positif maupun rangsangan negatif dari

suatu objek rangsangan. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan

tetapi merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk berperilaku (Sarwono,

2003).

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, bersepsi dan merasa dalam

menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan

kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap.

Objek sikap dapat berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi, atau kelompok

(Rahmat, 1992).

Sikap merupakan ukuran besarnya pengaruh atas pengalaman subjektif.

Anggapan yang mendasari adalah bahwa melalui pengalaman-pengalaman yang

spesifik terjadi harapan-harapan, atau dengan kata lain hal-hal yang pernah dialami

akan mempunyai suatu arti dan nilai tertentu (Yahya, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu

terhadap berbagai objek psikologi yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap adalah :

1. Pengalaman Pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan

menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai

tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang

berkaitan dengan objek psikologis.

2. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari. Kebudayaan telah

menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena

kebudayaan yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi

anggota kelompok masyarakat asuhannya.

3. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang

ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting , seseorang

yang kita harapkan persetujuannya, seseorang yang tidak ingin ingin

dikecewakan atau seseorang yang berarti khusus.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

4. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah, dan sebagainya mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan kepercayaan orang lain. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal tersebut.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan dan lemabaga agama sebagai suatu sistem mempunyai

pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar

pengertian dan konsep moral dalam individu.

6. Pengaruh emosi dalam individu

Kadang-kadang bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi

yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap yang sementara

dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama (Azwar, 1995).

Sikap mempunyai struktur yaitu sebagai berikut :

a. Komponen kognitif ; kepercayaan individu pemilik sikap

b. Komponen afektif ; perasaan yang menyangkut aspek emosional

c. Komponen konatif ; aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan

sikap yang dimilikinya (Azwar, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden

terhadap suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-

pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden (Notoatmodjo,

2003).

2.7. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Pengukuran perilaku

dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-

kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu. Pengukuran

juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau

kegiatan responden (Notoatmodjo, 2003).

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya

diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau

disikapinya (dinilai baik) (Notoatmodjo, 2003).

Tindakan mempunyai beberapa tingkatan yaitu :

1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

2. Respon terpimpin (Guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

3. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai peringkat tiga.

4. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kosmetik Kosmetik ...

2.8. Kerangka Konsep

Ada

Lipstik Pemeriksaan Laboratorium Rhodamin B

Tidak ada

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pedagang Kosmetik

Universitas Sumatera Utara