BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60708/21/BAB II.pdf · 2020. 3....
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/60708/21/BAB II.pdf · 2020. 3....
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Isnia, Hariyati, & Kusmiati (2017), menganalisis manajemen rantai pasok susu
sapi perah pada Koperasi Peternak Galuh Murni di Kecamatan Sumberbaru
Kabupaten Jember, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, alat
analisis yang digunakan adalah metode Supply Chain Operation Reference dan
analisis nilai tambah dengan metode Hayami. Hasil analisis menunjukkan (1) terdapat
tiga alur rantai pasok yaitu aliran produk, aliran keuangan dan arus informasi yang
tidak optimal, (2) Kinerja rantai pasokan sapi perah di Koperasi Peternak Galuh
Murni pada atribut Reliability dan Responsiveness menunjukkan kinerja yang baik.
Akan tetapi atribut Agility, Biaya, dan Aset menunjukkan kinerja tidak baik.
Perbedaan dari penelitian ini terletak pada lokasi dan alat analisis yang tidak
menggunakan nilai tambah mengunakan metode hayami, persamaan pada penelitian
menggunakan metode deskriptif analitis.
Maharani (2016), menganalisis nilai tambah (supply chain) susu sapi di Desa
Singosari Kecamatan Mojosongo Boyolali, Metode pada penelitian ini menggunakan
deskriptif dan metode Hayami. Hasil analisis dari penelitian ini adalah: terdapat 3
aliran rantai pasok susu sapi di Desa Singosari yaitu aliran produk, aliran keuangan,
dan aliran informasi dimana aliran produk berjalan kurang optimal, dan peternak
merupakan mata rantai dengan nilai terkecil dimana untuk kedepannya terdapat
beberapa hal yang harus diperbaiki untuk meningkatkan nilai tambah susu sapi.
Perbedaan dari penelitian tersebut lokasi dan anlisis data yang menggunakan nilai
-
7
tambah sedangakan persamaan dari penelitian ini mengetahui aliran produk,
informasi dan finanasial.
Aziz, Marzuki, & Budiraharjo, (2007) menganalisis strategi rantai pasok
agribisnis susu pasteurisasi CV.Cita Nasional Kabupaten Semarang. Metode analisis
data menggunakan analisis Benchmarking Supplier, Matriks SWOT, Hasil penelitian
menunjukkan pasokan susu murni terbanyak yang diterima perusahaan dari KUD
Andini Luhur, sedangkan pasokan susu murni yang ditolak terbanyak dari KUD
Cepogo. Perbedaan dari penelitian terdahulu terdapat lokasi dan metode penelitian
studi kasus dan alat analisis yang digunakan Benchmarking Supplier, SWOT.
Maddeppungeng, Abdullah, & Kaswan, (2015) menganlisis Integrasi Supply
Chain Management terhadap kinerja dan daya saing pada industry kontruksi (studi
kasus kontraktor-kontraktor di daerah Banten dan DKI Jakarta), peneltian ini
menggunakan 3 dimensi (material,financial, dan informasi), Data yang di gunakan
adalah AMOS V21, Hasil menunjukkan bahwa tingkat yang lebih tinggi dari
Manajemen Supply Chain SCM dapat menyebabkan peningkatan kinerja perusahaan
sebesar 68% dan meningkatkan daya saing perusahaan sebesar 28% dan kinerja
perusahaan memiliki dampak positif (32%). Perbedaan penelitian terdahulu adalah
lokasi dan variabel yang digunakan, sedangkan persamaan penelitian ini
menggunakan analisis SEM.
Furqon, (2014) menganalisis manajemen dan kinerja rantai pasokan agribisnis
buah stroberry di Kabupaten Bandung, Metode penelitian menggunakan pendekatan
kualitatif dengan dukungan data kuantitatif, pengumpulan data melalui wawancara,
obsevasi dan studi literature. Pengolahan data mengunakan software POMWIN ver.
-
8
3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasokan stroberi di Kabupaten
Bandung termasuk kategori multi saluran, manajemen rantai pasokannya meliputi
pola tradisional dan kemitraaan, kinerja rantai pasokak tidak efisien, bisa dilihat dari
besarnya margin, dan rantai pasok yang panjang. Perbedaan penelitian ini terletak
pada lokasi, dan pengolahan data mengunakan software POMWIN ver. 3.0.
Ramadhan, Anindita, & Suhartini, (2014) menganalisis Kinerja manajemen
rantai pasokan agroindustri emping jagung (kasus di Kelurahan Pandanwangi,
Kecamatan Blimbing, Kabupaten Malang. Metode analisis supply chain
menggunakan pendekatan hubungan jangka panjang, sedangkan untuk mengukur
kinerja supply chain management menggunakan model Supply Chain
OperationsReference (SCOR) dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process
(AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa supply chain agroindustri emping
jagung terdiri dari beberapa pelaku diataranya petani, pemasok, agroindustri,
pengecer dan konsumen dan pencapaian kinerja manajemen rantai pasokan adalah
66.28%. Perbedaan penelitian ini pada tempat penelitiadan metode untuk mengukur
kinerja menggunakan SCOR.
Isma Diana et al., (2016) menganalisis rantai pasok sosis food industries dari
produsen sampai konsumen dikota bandung. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus dan balanced scorecard untuk mengukur kinerja
rantai pasok. Hasil menjukan aliran dalam rantai pasok sebagian besar dari produsen
langsung pada konsumen, dan kinerja rantai pasok prespektif balanced scorecard
tersebut memberi arti kinerja rantai pasok PT Kemfood berjalan dengan baik dengan
aliran rantai pasok dari pusat, cabang, segmen, kemudian pada konsumen. Perbedaan
-
9
Penelitian terdahulu terdapat pada lokasi, variable dan metode yang digunakan berupa
balanced scorecard untuk mengukur kinerja rantai pasok.
Krismiyanto, (2016) menganalisis Identifikasi dan mitigasi resiko rantai pasok
susu sapi pada peternakan sapi di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.
Metode pengolahan data perpaduan dari metode FMEA dengan tool House of Risk
(HOR). Hasil risiko teridentifikasi sebanyak 29 risiko sedangkan agen risiko
sebanyak 44 risiko, selanjutnya dijadikan input dalam tahap HOR 1. Penanganan
risiko dengan HOR 2 didapatkan 18 aksi mitigasi berdasarkan pertimbangan
efektivitas, sumber daya dan tingkat kesulitan. Perbedaan pada penelitian ini terletak
pada lokasi, dan Metode pengolahan data perpaduan dari metode FMEA dengan tool
House of Risk (HOR).
Timiselaet.al (2014) menganalisis Manajemen Rantai Pasok dan Kinerja
Agroindustri Pangan Lokal Sagu di Propinsi Maluku: Suatu Pendekatan Model
Persamaan Struktural”. Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif untuk mendeskripsikan mekanisme dan pola aliran rantai pasok agroindustri
sagu. Sedangkan analisis kuantitatif untuk menganalisis komponen, aktivitas rantai
pasok dan kinerja agroindustri menggunakan model persamaan struktural. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pola aliran rantai pasok yang terdiri dari aliran bahan
baku, aliran produk, aliran finansial dan aliran informasi berlangsung baik dan lancar.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada komoditas dan
lokasi penelitian sedangkan persamaan penelitian ini pada kinerja rantai pasok dan
metode analisis deskriptif.
-
10
Negara, Aviantara, & Yulianti, (2017) menganalisis manajemen rantai pasokan
terhadap nilai tambah dan kelembagaan Biji Kakao di Kecamatan Selemadeg Timur
Kabupaten Tabanan, Penelitian ini terdiri dari dua tahap, Pertama mengetahui
struktur manajemen rantai pasokan, dan kelembagaan rantai pasokan menggunakan
analisis deskriptif, kualitatif, dan tahap kedua mengetahui nilai tambah setiap titik
pasokan dan sebaran keuntungan pada petani hingga pengepul kakao di Provinsi Bali
menggunakan metode Hayami sebagai alat analisisnya. Hasil penelitian terdapat dua
pola rantai pasok biji kakao, pola I: petani menjual ke tengkulak, tengkulak ke
pengepul kecamatan, pengepul kecamatan ke pengepul kabupaten, pengepul
kabupaten ke pengepul provinsi, pengepul provinsi ke pabrik coklat, dan pola II
yaitu: Petani menjual ke pengepul kecamatan, pengepul kecamatan ke pengepul
kabupaten, pengepul kabupaten ke pengepul provinsi, pengepul provinsi selanjutnya
mengirim ke pabrik coklat. Perbedaan penelitian ini terdapat pada lokasi dan
komoditasnya serta mencari nilai tambah.
Lemma, (2015), menganalisis Koordinasi Rantai Pasokan di Industri Susu,
Pendekatan yang digunakan adalah analisis faktor eksplorasi (EFA) telah diterapkan
untuk mengklasifikasikan faktor-faktor untuk konstruksi utama. Dan Structural
Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menilai kemampuan yang valid melalui
ConfirmatoryAnalisis Faktor (CFA) menggunakan AMOS versi 4.Perbedaan
penelitian ini terdapat pada lokasi, variable dan analsis AMOS 4, sedangkan
persamaan menggunakan analisis SEM.
-
11
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Tinjauan Komoditi Susu
Usmiati dan Abubakar (2009) Susu adalah salah satu produk peternakan
yang bersifat mudah rusak karena kandungan zat gizinya merupakan media
yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Penanganan yang kurang baik
adalah penyebab penurunan terhadap keamanan pangan susu.
Menurut Despal et.al (2008) produksi susu yang dihasilkan dalam negeri
baru mampu mencukupi 1/3 permintaan dalam negeri sehingga sebagian susu
harus impor. Impor sapi dilakukan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan
suplai susu hingga saat ini masih belum bisa memenuhi permintaan dalam
negeri.
2.2.2 Supply Chain Management.
Supply Chain Management adalah usaha yang digunakan
mengintegrasikan pihak-pihak yang terlibat dalam aktifitas Supply Chain
pembuatan suatu produk untuk meningkatkan efisiensi operasi, kualitas dan
layanan kepada pelanggan. Menurut Punjawan (2005) dalam perusahaan
manufaktur yang menerapkan Supply Chain Management ada 5 pengembangan
utama yaitu pengembangan produk, pengadaan, perencanaan, pengendalian
produksi dan pengiriman.
Rantai pasok atau supply chain merupakan suatu konsep dimana terdapat
sistem pengaturan yang berkaitan dengan aliran produk, aliran informasi
maupun informasi keuangan (Emhar dkk, 2014). Aliran ini sangat penting
diidentifikasi terkait banyaknya aspek atau elemen-elemen yang ada dalam
-
12
rantai pasok guna untuk menjaga kualitas dan ketersediaan produk. Aliran yang
terdapat pada rantai pasok meliputi: aliran produk, aliran informasi, dan aliran
keuangan.
1. Aliran Produk
Harsanto (2013) Aliran produk/material memiliki tiga tipe proses yang
terjadi yaitu line flow, batch flow, dan project flow. Ketiga tipe proses tersebut
memiliki pembeda antara lain, Line flow ditandai dengan aliran proses yang
linear. Material bergerak dari satu proses ke proses lainya secara bertahap mulai
dari awal hingga akhir. Tipe aliran ini tidak fleksibel namun memiliki efisiensi
sangat tinggi.Sangat cocok digunakan pada perusahaan yang memiliki produk
terstandarisasi.Batch flow adalah aliran yang berproses langsung dari satu work
center ke work center lain dimana work center merupakan kumpulan dari
proses-proses yang mempunyai kemiripan, perusahaan yang menggunakan tipe
ini yaitu rumah makan, furniture, serta perusahaan yang memiliki produk yang
relatif rendah namum banyak variasi. Project flow merupakan tipe proses yang
khas karena produk yang dihasilkan tipe ini sangat unik. Tipe proses ini
bergerak di suatu aktivitas berskala besar, perusahaan yang menggunkan tipe
proses ini adalah gedung, apartemen, dan jembatan. Variable yang terdapat pada
aliran produk adalah:
a. Pakan ternak merupakan makanan yang dikonsumsi oleh sapi
b. Vitamin untuk menambah daya tahan tubuh agar tetap stabil.
c. Obat digunakan saat sapi tekena penyakit.
-
13
d. Penyetoran susu yang dilakukan oleh perternak ke Koperasi sampai ke PT.
Nestle
e. Mesin pendingin untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin.
2. Aliran Finansial/Uang
Musthafa (2017) Aliran Finansial/keuangan terdiri dari aliran keuangan
masuk (cash flow) dan aliran keuangan keluar (cash outflow). Apabila aliran
keuangan masuk lebih besar dari aliran keuangan keluar maka keuangan akan
surplus atau kelebihan kas, yang disebut dengan proceed. Sebaliknya kalau
aliran keuangan masuk lebih kecil dari aliran keuangan keluar maka keuangan
akan defisit atau kekurangan kas.variable yang terdapat pada aliran financial
adalah:
a. Modal Kerja awal peternak melakukan usaha.
b. Pembayaran susu dilakukan oleh koperasi pada peternak.
c. Simpan pinjam dilakukan peternak ke koperasi
d. Arus kas dilakukan koperasi.
3. Aliran Informasi
Mohammed, et.al (2015) Aliran informasi merupakan sumber penting
dalam manajemen organisasi, informasi yang berkualitas yaitu cepat dan tepat
sempurna, derajat legimitasi yang tinggi serta memenuhi prasyaratan anggota
kerja disemua tingkat organisasi akan membantu proses penyelesaian masalah
dan menganallisis perubahan. Dalam aliran informasi terbagi menjadi tiga
aliran yaiu komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi
bersilang. Komunikasi vertikal yaitu ke atas dan ke bawah contoh informasi ke
-
14
bawah dari orang yang jabatan lebih tinggi kepada jabatan rendah dalam
struktur organisasi, informasi ke atas, informasi bergerak dari sub ordinasi ke
kepala dan terus maju ke atas hierarki organisasi. Komunikasi horizontal adalah
aliran informasi yang terjadi antara orang-orang dilevel yang sama dan
sederajat, sedangkan komunikasi bersilang adalah aliran informasi bersilang
dan berputar pada orang di peringkat organisasi yang hampir sama atau serupa.
Variabel yang terdapat pada aliran informasi adalah:
a. Harga merupakan uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai
kombinasi produk dan jasa,
b. Kualitas tingkatan baik jeleknya susu yang di peroleh koperasi
c. Pemasaran Susu merupakan penjualan susu yang dilakukan oleh peternak
sapi.
2.2.3 Kinerja Manajemen Rantai Pasok Rantai Pasok
Budiman (2013) kinerja rantai pasok yang efisien dan efektif menjadi
fokus dalam menghasilkan daya saing yang kompetitif terhadapat kelangsungan
usaha dengan upaya merancang sistem atau membuat alternatif agar dapat
meminimalkan waktu, biaya, dan memaksimalkan proses.
Menurut Vorst (2006) dalam Sari, et.al (2014) kinerja rantai pasok adalah
tingkat kemampuan rantai pasok tersebut untuk memenuhi kebutuhan
konsumen dengan mempertimbangkan indikator kinerja kunci yang sesuai pada
waktu dan biaya tertentu. Kinerja rantai pasok adalah hasil dari berbagai upaya
yang dilakukan setiap anggota rantai pasok untuk memenuhi tujuan akhir rantai
pasok, yakni kepuasan konsumen salah satunya dengan menggunakan SCM.
-
15
2.2.4 Structural Equation Model/SEM
Menurut Santoso (2010), Analisis SEM merupakan analisis multivariat
yang bersifat kompleks, karena melibatkan beberapa variabel independen dan
dependen yang saling berhubungan membentuk suatu model. SEM tidak dapat
dikatakan ada variabel dependen dan independen karena pasa SEM sebuah
variabel independen dapat menjadi dependen pada hubungan yang lain.
2.3 Kerangka Pemikiran
Manajemen rantai pasok merupakan suatu nilai dimana perusahaan
bekerjasama dengan pemsok untuk menciptakan dan mengantarkan suatu
produk ke tangan konsumen akhir. Penelitian terdahulu adalah salah satu
sumber informasi bagi penulis memperbanyak toeri serta pemahaman dalam
mengkaji dan mengalisis penelitian yang akan dilakukan.
Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai
skema pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini, dalam kerangka
pemikiran ini peneliti akan coba menjelaskan masalah pokok penelitian,
penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini.
Koperasi Agribisnis Dana Mulya yang mendapatkan supply susu dari
peternak memilik tiga aliran dimana ada aliran produk, aliran informasi dan
aliran finanasial yang mempengaruhi kinerja koperasi yang akan di kirim ke PT.
Nestle Indonesia yang selajutnya pada konsumen.
-
16
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
PETERNAK
Aliran Finansial
1. Modal Kerja
2. Pembayaran Susu
3. Simpan Pinjam
4. Arus Kas
Aliran Produk
1. Pakan
2. Vitamin
3. Obat
4. Penyetoran Susu
5. Mesin
KUD Agribisnis Dana Mulya
Kinerja SCM
1. Biaya
2. Keuntungan
Aliran Informasi
1. Harga
2. Kualitas
3. Pemasaran Susu
PT. Nestle Indonesia
-
17
2.4 Hipotesis
Berdasarkan pemikiran yang ada maka disusun 3 hipotesis bahwa aliran
produk berpengaruh terhadap kinerja manajemen rantai pasok , aliran finansial
tidak berpengaruh terhadap kinerja manajemen rantai pasok, dan aliran
informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajemen rantai pasok.