BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN...

31
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Berikut ini pengertian akuntansi berkaitan dengan konsep informasi menurut Ahmed Belkaouni (1999:2), Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Berfungsi memberikan informasi kuantitatif, terutama bersifat finansil, tentang kesatuan ekonomi yang diharapkan akan dapat di manfaatkan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan dalam pengambilan pilihan yang beralasan diantara cara bertindak alternatif. Beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian akuntansi (Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini, 2009:1-2) sebagai berikut : Menurut American Institute Of Certified Public Accountants (AICPA), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasikan hasil proses tersebut. Menurut American Accounting Assosiation: ......proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Akuntansi

Berikut ini pengertian akuntansi berkaitan dengan konsep informasi

menurut Ahmed Belkaouni (1999:2), Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa.

Berfungsi memberikan informasi kuantitatif, terutama bersifat finansil,

tentang kesatuan ekonomi yang diharapkan akan dapat di manfaatkan dalam

pengambilan keputusan ekonomi dan dalam pengambilan pilihan yang

beralasan diantara cara bertindak alternatif.

Beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian akuntansi (Ely

Suhayati dan Sri Dewi Anggadini, 2009:1-2) sebagai berikut :

Menurut American Institute Of Certified Public Accountants

(AICPA), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan

transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya

guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasikan hasil proses

tersebut.

Menurut American Accounting Assosiation: “......proses

mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

8

memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi

mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

Menurut Niswonger, Fess Dan Warren yang diterjemahkan oleh

Marianus Sinaga menyatakan bahwa : “Akuntansi adalah proses

mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk

memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai

informasi yang bersangkutan”.

2.1.1.1 Tujuan Akuntansi

Dalam tujuan akuntansi (Ely Suhayati dan Sri Dewi

Anggadini, 2009:3) adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu

kesatuan ekonomi atau perusahaan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan, baik pihak didalam perusahaan maupun pihak diluar

perusahaan.

2.1.1.2 Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi (Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini,

2009:3) adalah sebagai berikut:

1. Menghitung laba yang dicapai oleh perusahaan kemudian

menilai apakah pimpinan perusahaan telah melaksanakan

tugas dan kewajiban yang telah dibebankan oleh para pemilik

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

9

2. Membantu mengamankan dan mengawasi semua hak dan

kewajiban perusahaan khususnya dari segi keuangan.

2.1.2 Pengertian Biaya

Biaya (Mulyadi, 2012:8) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang

diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan

terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 (empat) unsur pokok dalam definisi

biaya tersebut diatas :

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,

2. Diukur dalam satuan uang,

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Biaya (Hansen, Mowen, 2006:40) adalah kas atau nilai ekuivalen kas

yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

memberikan manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi.

Dikatakan sebagai nilai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar

dengan barang atau jasa yang diinginkan.

2.1.2.1 Penggolongan Biaya

Berikut adalah penggolongan biaya (Mulyadi, 2012:13)

antara lain :

1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran. Yaitu dasar

penggolongan biaya. Misalnya bahan bakar.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

10

2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

yaitu dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok

antara lain :

a. Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap

untuk dijual.

b. Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yang terjadi

untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

c. Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya

yang mengkoordinasikan kegiatan produksi dan

pemasaran produk.

3. Pengolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu

yang dibiayai yaitu sesuatu yang dibiayai dapat berupa

produk atau departemen. Dalam hubungannya terdapat 2

golongan antara lain:

a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab

satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya

langsung tidak akan terjdi.

b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak

hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak

langsung dalam hubungannya dengan produk disebut

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

11

dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya

overhead pabrik.

4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam

hubungannya dengan perubahan volume aktivitas. Dalam

hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya

dapat digolongkan menjadi :

a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya

semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya

variabel.

c. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat

volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang

konstan pada volume produksi tersebut.

d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam

kisar volume kegiatan tersebut.

5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi

menjadi 2 golongan antara lain:

a. Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya

yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

12

akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun

kalender).

b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah

biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode

akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

2.1.3 Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya (Mulyadi, 2012:7) adalah proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan

produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Akuntansi biaya (Supriyono, 2011:12) adalah salah satu cadang

akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam

transaksi biaya secara sistimatis, serta menyajikan informasi biaya dalam

bentuk laporan biaya.

2.1.3.1 Tujuan Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya mempunyai 3 tujuan pokok antara lain

(Mulyadi, 2012 : 7) :

1. Penentuan kos produk yaitu akuntansi biaya mencatat,

menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk

atau penyerahan jasa. Biaya yang di sajikan dan dikumpulkan

adalah biaya yang terjadi lampau atau biaya historis.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

13

2. Pengendalian biaya yaitu pengendalian biaya harus didahului

dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk

memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini

telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau

apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan

biaya yang seharusnya tersebut.

3. Pengambilan keputusan yaitu akuntansi biaya untuk

pengambilan keputusan khusus menyajikan biaya masa yang

akan datang (future cost). Informasi biaya ini tidak dicatat dalam

catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses

peramalan.

2.1.3.2 Konsep Akuntansi Biaya

Konsep dan termonologi akuntansi biaya diperlukan untuk

dasar pembahasan akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat

dipakai pedoman didalam penyusunan laporan biaya. Berikut ini

akan dibahas beberapa konsep dan termonologi yang sering dipakai

(Supriyono, 2006:16) sebagai berikut :

1. Harga perolehan atau harga pokok (cost).

Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang

dapat diukur dalam satuan uang-dalam bentuk:

a. Kas yang dibayarkan, atau

b. Nilai aktiva lainnya yang diserahkan/dikorbankan,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

14

c. Nilai jasa yang diserahkan /dikorbankan, atau

d. Tambahan modal.

2. Biaya (expenses)

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau

digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan

(revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang

penghasilan. Biaya digolongkan kedalam harga pokok

penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum,

biaya bunga dan biaya pajak perseroan.

3. Penghasilan (revenues)

Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam

satuan uang dalam bentuk :

a. Kas yang diterima, atau

b. Piutang yang timbul, atau

c. Nilai aktiva lainnya yang diterima, atau

d. Nilai jasa yang diterima, atau

e. Pengurangan hutang, atau

f. Pengurangan modal.

4. Rugi dan laba (profit and loss)

Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan

secara wajar antar semua penghasilan dengan semua biaya

dalam periode akuntansi yang sama. Apabila semua

penghasilan lebih besar dibandingkan biaya maka

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

15

selisihnya adalah laba bersih. Akan tetapi apabila semua

penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan biaya,

selisihnya adalah rugi bersih.

5. Rugi (losses)

Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan

perusahaan yang bukan karena pengambilan modal oleh

pemilik, dimana tidak ada manfaat yang diperoleh dari

berkurangnya aktiva tersebut.

2.1.3.3 Manfaat Akuntansi Biaya

Manfaat akuntansi biaya adalah timbulnya sikap “sadar akan

biaya” (cost awareness). Tidak banyak yang memahami bahwa

harga pokok produk atau jasa merupakan refleksi kemampuan suatu

organisasi dalam memproduksi barang dan jasa. Semakin tinggi

kemampuan mengelola cost, maka akan semakin baik produk dan

jasa yang ditawarkan pada pelanggan baik dari sisi harga maupun

kuwalitas.

Tolok ukur kemampuan pengelolaan cost dapat direpretasikan

dengan keberadaan sistem akuntansi biaya yang mampu mengukur

biaya dengan cukup akurat serta didukung kemampuan manajemen

untuk memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

16

Manfaat lainnya sebagai berikut :

1) Sebagai pemasok informasi dasar untuk menentukan harga

jual produk barang dan jasa.

2) Sebagai bagian dari alat pengendalian manajemen, terutama

yang berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer pusat

pertanggungjawaban.

3) Sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan

dengan seluruh biaya operasi, misalnya saja untuk

kepentingan pajak.

Point 1 dan 2 sering dibahaskan sebagai informasi untuk

kepentingan manajerial (cost for managerial purposes);

sedangkan yang ke 3 dibahaskan sebagai informasi untuk

kepentingan pelaporan keuangan (cost for financial reporting

purpose).

2.1.4 Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi (Mulyadi, 2012:17) adalah cara

memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi.

Harga pokok produksi (Hansen, Mowen, 2006:53) adalah harga pokok

produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama

periode berjalan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

17

Dalam pembuatan produk, biaya digolongkan menjadi dua kelompok

biaya : biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya-

biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi,

seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik, sedangkan biaya nonproduksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk kegiatan nonproduksi, seperti biaya pemasaran dan biaya administrasi

dan umum.

Perhitungan harga pokok produksi terdapat 2 (dua) pendekatan untuk

menentukan unsur-unsur biaya produksi. Perdekatan tersebut adalah metode

full costing dan metode variable costing. Metode full costing adalah metode

penentuan biaya produksi yang memperhitungkan unsur-unsur biaya

produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku

langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik

bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan metode variable costing adalah

penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi

yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik variabel.

2.1.4.1 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Manfaat Harga Pokok produksi menurut Mulyadi (2012 ; 65)

adalah sebagai berikut :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

18

1. Menentukan harga jual produk.

Dalam penentuan harga jual produk, biaya produksi

per unit merupakan salah satu informasi yang

dipertimbangkan disamping informasi biaya lain

serta informasi nonbiaya.

2. Memantau realisasi biaya produksi.

Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu

telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen

memerlukan informasi biaya produksi yang

sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan

rencana produksi tersebut. Oleh karena itu,

akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan

informasi biaya produksi mengkonsumsi total biaya

produksi sesuai dengan yang diperhitungkan

sebelumnya.

3. Menghitung laba atau rugi periode.

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan

pemasaran perusahaan dalam periode tertentu

mampu menghasilkan laba atau mengakibatkan rugi,

manajemen memerlukan informasi biaya produksi

yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk

dalam periode tertantu.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

19

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi

dan produk dalam proses yang disajikan dalam

neraca.

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat

pertanggungjawaban keuangan periode, manajemen

harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca

dan laporan laba rugi. Di dalam neraca, manajemen

harus menyajikan harga pokok persediaan produk

jadi dan harga pokok produk yang ada tanggal

neraca masih dalam proses.

2.1.4.2 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Metode pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan

oleh cara produksi. Secara garis besar, dalam memproduksi produk

dapat dibagi menjadi dua macam : produksi atas dasar pesanan dan

produksi atas dasar proses. Penerapan 2 metode tersebut pada suatu

perusahaan tergantung pada sifat atau karakteristik pengolahan

bahan menjadi produk jadi yang akan mempengaruhi metode

pengumpulan harga pokok yang digunakan. Adapun metode tersebut

(Supriyono, 2011:36) adalah sebagai berikut :

1) Metode harga pokok pesanan (job order cost method)

Metode harga pokok pesanan merupakan metode

pengumpulan harga pokok produk dimana biaya

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

20

dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa

secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat

dipisahkan identitasnya. Pengolahan produk akan dimulai

setelah datangnya pesanan dari langganan/pembeli melalui

dokumen pesanan penjualan (sales order), yang memuat jenis

dan jumlah produk yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal

pesanan diterima dan harus diserahkan.

2) Metode harga pokok proses (process cost method)

Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan

harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap

satuan waktu tertentu, misalnya : bulan, triwulan, semester,

tahun. Pada metode harga pokok proses perusahaan

menghasilkan produk yang homogen, bentuk bersifat standar,

dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.

Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya

akan dijual kepada pembeli, oleh karena itu sifat produk

homogen dan bentuknya standar maka kegiatan dilakukan

secara kontinyu atau terus-menerus.

2.1.4.3 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi

Dalam memproduksi suatu produk akan diperlukan

beberapa biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi

siap dijual. Dalam harga pokok produksi, biaya produksi yang

bersangkutan dengan pengolahan bahan mentah menjadi produk

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

21

jadi, biaya dalam perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi 2

(dua) kelompok biaya (Rudianto, 2013:157) sebagai berikut :

1. Biaya Produksi, terdiri dari :

1) Biaya Bahan Baku.

Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang

akan digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi

dalam volume tertentu.

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung.

Biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang

terlibat secara langsung dalam proses produksi. Tidak

semua pekerja yang terlibat dalam proses produksi selalu

dikategorikan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Hanya

pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses

menghasilkan produk perusahaan yang dapat

dikelompokkan sebagai tenaga kerja.

3) Biaya Overhead Pabrik.

Biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga

kerja langsung tetapi juga tetap dibutuhkan dalam proses

produksi. Termasuk dalam kelompok biaya overhead pabrik

ini adalah sebagai berikut :

a. Biaya bahan penolong (bahan tidak langsung) adalah

bahan tambahan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan suatu produk tertentu. Bahan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

22

penolong merupakan unsur bahan baku yang tetap

dibutuhkan oleh suatu produk jadi, tetapi bukan

merupakan unsur utama. Tanpa bahan penolong,

suatu produk tidak akan pernah menjadi produk

yang siap pakai dan siap dijual.

b. Biaya tenaga kerja penolong (tenaga kerja tidak

langsung) adalah pekerja yang dibutuhkan dalam

proses menghasilkan suatu barang tetapi tidak

terlibat secara langsung dalam proses produksi.

Tenaga kerja penolong merupakan tenaga kerja yang

tetap dibutuhkan, tetapi bukan merupakan unsur

utama. Namun tanpa tenaga kerja penolong, proses

produksi dapat terganggu.

c. Biaya pabrikasi lain adalah biaya-biaya tambahan

yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk

selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja

penolong.

2. Biaya Nonproduksi, terdiri dari :

1) Biaya pemasaran adalah untuk menampung keseluruhan

biaya yang dikeluarkan perusahaan demi mendistribusikan

barang dagangannya hingga sampai ke tangan pelanggan.

2) Biaya administrasi dan umum adalah untuk menampung

keseluruhan biaya operasi kantor.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

23

2.1.5 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi

Ada dua pendekatan yang digunakan untuk perhitungan harga pokok

produksi yaitu metode full costing dan metode variable costing. Metode full

costing biasa disebut dengan absorption costing atau conventional,

sedangkan metode variable costing biasanya dikenal dengan sebutan direct

costing.

2.1.5.1 Metode Full Costing

Metode full costing (Mulyadi, 2012 : 122) adalah metode harga

pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik

yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Perhitungan

Harga pokok produksi menurut metode full costing sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx

Biaya Overhead Pabrik Tetap xxx

Biaya Overhead Pabrik Variabel xxx

Harga Pokok Produk xxx

Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik (BOP) baik

yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk

yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada

kapasitas normal atau dasar BOP sesungguhnya. Oleh karena itu,

BOP tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam

porses dan persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

24

dianggap sebagai biaya (unsur harga pokok penjualan) apabila

produk tersebut telah terjual.

Karena BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang

ditentukan dimuka pada kapasitas normal, maka dalam 1 (satu)

periode BOP yang sesungguhnya berbeda dengan yang dibebankan

tersebut, akan terjadi pembebanan overhead lebih (overapplied

factory overhead) atau pembebanan BOP kurang (underapplied

factory overhead). Jika semua produk yang diolah dalam periode

tersebut belum laku dijual maka pembebanan BOP lebih atau kurang

tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah harga produk

yang masih dalam persediaan tersebut (baik yang berupa persediaan

produk dalam proses maupun produk jadi). Namun jika dalam suatu

periode akuntansi tidak terjadi pembebanan overhead lebih atau

kurang, maka BOP tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap

perhitungan laba rugi sebelum produknya laku dijual.

Manfaat informasi metode full costing sebagai berikut :

1. Pelaporan keuangan

2. Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability

analysis)

3. Penentuan harga jual dalam cost-type contract

4. Penentuan harga jual normal

5. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan

pemerintah

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

25

6. Penyusunan program

Adapun karakteristik dari metode full costing terdiri dari :

a. Perhitungan biaya produksi dengan memasukkan biaya

tetap dan biaya variabel.

b. Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya

produksi variabel, dan menganut konsep biaya periodik

untuk perhitungan biaya produksi non variabel.

c. Laporan biaya untuk memenuhi pihak Eksternal.

d. Laporan Rugi Laba disajikan dengan format tradisional.

e. Analisa biaya dilakukan oleh pihak Internal untuk

perhitungan biaya persediaan, penentuan laba dan pelaporan

keuangan untuk pihak Eksternal.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan metode

full costing sebagai berikut :

a) Menggolongkan penghasilan penjualan ke dalam setiap pusat

laba yang akan dianalisis.

b) Menggolongkan harga pokok penjualan kedalam setiap pusat

laba.

c) Menghitung laba kotor atas penjualan setiap pusat laba.

d) Mengalokasikan biaya pemasaran setiap fungsi pada setiap

pusat laba.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

26

e) Menghitung laba bersih sebelum diperhitungkan biaya

administrasi dan umum untuk setiap pusat laba.

f) Memperhitungkan biaya administrasi dan umum.

g) Menghitung laba bersih setiap pusat laba.

2.1.5.2 Metode Variable Costing

Metode variable costing adalah (Mulyadi, 2010:122) adalah

metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan

biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk.

Harga pokok produk menurut metode variable costing terdiri dari :

Biaya Bahan Baku Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx

Biaya Overhead Variabel xxx

Harga Pokok Produk xxx

Dimuka telah disebutkan bahwa metode variable costing ini

dikenal dengan nama direct costing. Istilah direct costing sebenarnya

sama sekali tidak berhubungan dengan istilah cost (biaya langsung).

Dalam metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap

diperlakukan sebagai period cost dan bukan sebagai unsur harga

pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan

sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan demikian biaya

overhead pabrik tetap didalam metode variable costing tidak melekat

pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung

dianggap sebagai biaya dalam periode terjadi.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

27

Manfaat metode variable costing sebagai berikut :

1. Perencanaan laba

Bagi manajemen dapat bermanfaat untuk perencanaan laba

jangka pendek. Dengan dipisahkannya semua elemen biaya

produksi ke dalam biaya variabel dan biaya tetap serta

perhitungan batas kontribusi, manajemen akan dapat

menyusun laba melalui persamaan break-even atau

hubungan biaya-volume-laba.

2. Penentuan harga jual produk

Bagi manajemen bermanfaat dalam rangka penentuan harga

jual produk dalam jangka pendek, dengan menggunakan

hubungan biaya-volume-laba. Dan untuk menentukan harga

jual minimal atas pesanan-pesanan khusus (special orders)

yang mungkin akan diterima perusahaan dalam jangka

pendek, agar perusahaan tidak memperoleh rugi dari

pesanan khusus tersebut.

3. Pengambilan kesimpulan

Bermanfaat bagi manajemen dalam menyajikan data relevan

untuk pengambilan keputusan dalam jangka pendek. Biaya

tetap dalam jangka pendek jumlah totalnya tetap konstan,

sedangkan biaya variabel merupakan biaya relevan, kecuali

beberapa jenis elemen biaya tetap yang dapat dihindarkan

juga merupakan elemen biaya relevan.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

28

Adapun Karakteristik metode variable costing terdiri dari :

a. Perhitungan biaya produksi yang hanya memasukkan

biaya variabel saja.

b. Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya

produksi variabel, dan menganut konsep biaya periodik

untuk perhitungan biaya produksi non variabel.

c. Laporan biaya untuk memenuhi pihak Internal.

d. Laporan Laba Rugi disajikan dengan format kontribusi.

e. Analisa biaya dilakukan oleh pihak Internal untuk

perencanaan laba, penetapan harga pokok, pengendalian

biaya dan pengambilan keputusan Internal.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan metode

variable costing sebagai berikut :

a) Menggolongkan penghasilan penjualan ke dalam setiap

pusat laba yang akan dianalisis.

b) Menggolongkan harga pokok penjualan variabel untuk

setiap pusat laba.

c) Menghitung batas kontribusi kotor untuk setiap pusat laba.

d) Mengalokasikan biaya pemasaran variabel dari setiap

fungsi kedalam setiap pusat laba.

e) Menghitung batas kontribusi (bersih) untuk setiap pusat

laba.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

29

f) Memperhitungkan biaya tetap langsung yang dapat

diidentifikasikan kepada setiap pusat biaya.

g) Menghitung laba bersih setiap pusat biaya sebelum

dipertemukan dengan biaya tetap tidak langsung dan biaya

administrasi dan umum.

h) Memperhitungkan biaya tetap tidak langsung dan biaya

administrasi dan umum.

i) Menghitung laba bersih.

2.1.5.3 Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik

Dalam memilih dasar pembebanan yang akan dipakai, tujuan

utamanya adalah untuk membebankan biaya overhead pabrik dengan adil

dan teliti, untuk itu harus diperhatikan faktor-faktor (Supriyono, 2011:304-

311) sebagai berikut :

a. Penyebab fluktuasi pembebanan biaya overhead pabrik

Apabila perubahan biaya overhead pabrik misalnya banyak dipengaruhi

jam mesin dapat digunakan dasar jam mesin, akan tetapi bila perubahan

biaya banyak dipengaruhi bahan baku dapat digunakan dasar biaya

bahan baku.

b. Kebebasan dari dasar yang dipakai

Apabila digunakan dasar pembebanan atas persentase tertentu dari

biaya, atau nilai jual, kenaikan harga biaya atau harga jual yang dipakai

dasar berakibat biaya overhead pabrik yang dibebankan menjadi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

30

bertambah, meskipun harga biaya overhead pabrik tidak mengalami

kenaikan, hal ini tidak menunjukkan kebebasan dasar yang dipakai

terhadap harga yang tidak berhubungan. Penggunaan dasar pembebanan

kuantitas, misalnya produk atau jam mesin atau jam kerja, dapat

menghindari kelemahan diatas, karena dasar yang dipakai sifatnya lebih

bebas dari pengaruh harga yang tidak berhubungan dengan biaya

overhead pabrik.

c. Memadai untuk pengendalian biaya

Dasar yang dipakai hendaknya memadai untuk dipakai sebagai dasar

pengendalian biaya overhead pabrik, oleh karena itu dasar yang dipakai

harus menggambarkan tingkat variabilitas biaya.

d. Mudah dan praktis untuk dipakai

Apabila terdapat dua atau lebih dasar pembebanan yang memenuhi

faktor-faktor tersebut diatas, dasar yang dipilih adalah yang mudah dan

praktis dipakai.

Berikut ini akan dibahas beberapa dasar pembebanan yang lazim

dipakai :

a) Satuan produksi

Tarif biaya overhead pabrik yang didasarkan pda satuan produksi dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Tarif = Budget Biaya Overhead Pabrik

Budget Produksi

= Tarif biaya overhead pabrik per satuan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

31

b) Biaya bahan baku

Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya bahan baku

dihitung berdasarkan persentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus

perhitungan tarif sebagai berikut :

Tarif = Budget Biaya Overhead Pabrik x 100 %

Budget Biaya Bahan Baku yang Dipakai

= Tarif biaya overhead pabrik dari biaya bahan baku yang dipakai

c) Biaya tenaga kerja langsung

Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya tenaga

kerja langsung dihitung berdasarkan persentase tertentu dari biaya

tenaga kerja langsung, rumus perhitungan tarif sebagai berikut :

Tarif = Budget Biaya Overhead Pabrik x 100 %

Budget Biaya Tenaga Kerja Langsung

= Tarif biaya overhead pabrik dari biaya tenaga kerja langsung

d) Dasar jam kerja langsung

Dasar jam kerja langsung bermanfaat untuk menghilangkan kelemahan

yang dsebabkan tarif upah yang berfluktuasi dari waktu ke waktu dan

perbedaan tarif upah karena tingkat keahlian karyawan. Adapun rumus

tarif sebagai berikut :

Tarif = Budget Biaya Overhead Pabrik x 100 %

Budget Jam Kerja Langsung

= Tarif biaya overhead pabrik dari jam kerja langsung

e) Dasar harga pasar atau nilai pasar

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

32

Dasar ini hanya dipakai apabila perusahaan menghasilkan beberapa

jenis produk yang sifatnya merupakan produk bersama (joint product)

dan cara perhitungan tarif sama dengan dasar tertimbang atau dasar

nilai yang sudah diuraikan dimuka. Berikut adalah rumus tarif dengan

dasar harga pasar atau nilai jual sebagai berikut :

Tarif = Budget Biaya Overhead Pabrik x 100 %

Budget Penjualan Semua Macam Produk

= Tarif biaya overhead pabrik dari harga pasar atau nilai pasar

2.1.5.4 Perbedaan Antara Metode Full Costing Dengan Variable Costing

Perbedaan antara metode full costing dengan metode variable

costing terletak pada tujuan utama dari kedua konsep tersebut,

konsep penentuan harga pokok metode variable costing mempunyai

tujuan utama untuk pelaporan internal sedangkan konsep penentuan

harga pokok metode full costing mempunyai tujuan utama untuk

pelaporan eksternal. Adanya perbedaan tersebut mengakibatkan

perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi tetap yang selanjutnya

mempengaruhi :

1. Penentuan besarnya harga pokok produk dan besarnya harga

pokok persediaan.

2. Penggolongan dan penyajian didalam laporan laba-rugi.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

33

Dalam perbedaan antara metode full costing dengan metode

variable costing lebih lanjut dan lebih jelas akan diperinci sebagai

berikut :

a. Penentuan harga pokok produk

Perbedaan penentuan harga pokok produk dengan menggunakan

kedua konsep tersebut diatas dapat deperbandingkan dalam

bentuk tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

PERBANDINGAN ELEMEN HARGA POKOK PRODUK ANTARA

HARGA POKOK PENUH (FULL COSTING) DENGAN HARGA POKOK

VARIABLE COSTING

Perbandingan

Elemen Harga Pokok Produk

Elemen Biaya Harga Pokok

Penuh

Harga Pokok

Variable

Biaya Bahan Baku

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead Pabrik Variable

Biaya Overhead Pabrik Tetap

Jumlah Harga Pokok Produk

Rp xxx

xxx

xxx

xxx

Rp xxx

Rp xxx

xxx

xxx

-

Rp xxx

Sumber : R.A. Supriyono (2010,289)

b. Penentuan harga pokok persediaan

Dengan adanya perbedaan elemen biaya produksi kepada

produk antara harga pokok penuh dengan harga pokok variable,

mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Pada

penentuan harga pokok penuh biaya overhead pabrik tetap

dibebankan ke dalam harga pokok produk, oleh karena itu

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

34

apabila sebagian biaya overhead pabrik tetap masih melekat

pada harga pokok persediaan.

c. Penyajian laporan laba-rugi

Perbedaan didalam penyajian laporan laba-rugi antara konsep

penentuan harga pokok penuh dengan konsep penentuan harga

pokok variabel dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2

PERBANDINGAN SUSUSNAN LAPORAN LABA-RUGI KONSEP

HARGA POKOK PENUH (FULL COSTING) DENGAN KONSEP HARGA

POKOK VARIABEL

Susunan Laporan Laba-Rugi Konsep

Harga Pokok Penuh

Susunan Laporan Laba-Rugi Konsep

Harga Pokok Variabel

Penjualan xxx

Harga pokok penjualan xxx

Laba kotor atas penjualan xxx

Biaya komersial:

Pemasaran xxx

Administrasi umum xxx

xxx

Laba bersih usaha xxx

Biaya keuangan :

Biaya bunga xxx

Laba bersih xxx

Penjualan xxx

Harga pokok penjualan

Variabel xxx

Batas kontribusi kotor xxx

Biaya komersial variabel:

Pemasaran variabel xxx

Administrasi &

umum variabel xxx

xxx

Batas kontribusi (bersih): xxx

Biiaya tetap :

Overhead pabrik tetap xxx

Pemasaran tetap xxx

Administrasi umum

Tetap xxx

Biaya bunga*) xxx

xxx

Laba bersih xxx

*) = biaya bunga umumnya biaya

tetap

Sumber : R.A Supriyono (2010, 294)

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

35

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya merupakan penelitian

yang sangat penting digunakan sebagai salah satu acuan atau sumber

informasi yang akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya. Ringkasan

penelitian terdahulu sebagai berikut :

Tabel 2.3

RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU

Sumber Tujuan Hasil

1. Analisis

penentuan

harga pokok

prpoduksi

dengan

metode full

costing

pada CV.

Graha Indah

Jepara

(Prasetyo

Nugroho,

2005)

1. Untuk mengetahui

penentuan harga

pokok produksi

dengan metode full

costing pada

perusahaan mebel

CV. Graha Indah

Jepara.

2. Untuk mengetahui

perbandingan harga

pokok produksi

menurut perusahaan

mebel CV. Graha

Indah Jepara.

Perhitungan harga pokok

produksi perusahaan mebel CV.

Graha Indah Jepara adalah

memproduksi suatu produk

mebel yaitu mulai pembelian

mebel setengah jadi, kemudian

diproses lebih lanjut menjadi

mebel jadi.

Dalam pembebanan biaya

overhead pabrik pada suatu

produk, perusahaan

menggunakan taksiran sebesar

75% dari biaya tenaga kerja

langsung yang digunakan untuk

membuat produk tersebut,

dimana hasil dari perhitungan

harga pokok produksi diperoleh

sebesar Rp. 2.350.927.425,00

dan perhitungan menurut teori

sebesar Rp. 2.293.658.120,00

dengan tarif biaya overhead

pabrik sebesar 52,49%. Dari

perhitungan harga pokok

produksi yang dilakukan di

perusahaan dengan perhitungan

menurut teori terjadi selisih

sebesar Rp. 57.269.305,00.

2.analisis

perhitungan

harga pokok

produksi

1. Mengidentifikasi

bagaimana

pengalokasian dan

perhitungan harga

Hasil yang didapat dari

penelitian mengenai perhitungan

harga pokok produksi,

diperoleh dua nilai yaitu

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

36

sepatu dengan

metode full

costing (Studi

Kasus : UKM

Galaksi

Kampung

Kebandungan

Ciapus,

Bogor).

(Dewi kasita

Rachmayanti,

2011)

pokok poduksi yang

diterapkan pada UKM

Galaksi.

2. Mengaalisis

bagaimana

pengalokasian dan

perhitungan harga

pokok produksi pada

UKM Galaksi dengan

metode full costing.

3. Menganalisis

perbedaan dari kedua

metode tersebut

terhadap perhitungan

harga pokok prduksi.

berdasarkan perhitungan

perusahaan untuk harga pokok

produksi adalah Rp 16.029,106

(Model BM01), Rp 15.185,936

(Model BM02), dan Rp

15.429,106 (Model BM03).

Metode harga pokok produksi

dengan full costing adalah Rp

18.191,439 (Model BM01), Rp

17.233,269 (Model BM02), dan

Rp 17.476,439 (Model

BM03). Perbedaan ini sangat

mempengaruhi pihak perusahaan

dalam menentukan harga

jual produk, karena harga pokok

produk merupakan unsur utama

dalam penentuan harga

jual produk.

3.Analisis

perhitungan

harga pokok

produksi

dengan metode

full costing

pada

perusahaan

meubel “Arizal

Salim Jaya “

Jepara

1. Mengetahui

perhitungan harga

pokok produksi (HPP)

pesanan pada

perusahaan meubel

“Arizal Salim Jaya”

2. Mengetahui

perhitungan harga

pokok produksi (HPP)

pesanan dengan

metode Full costing

pada perusahaan

“Arinal Salim Jaya”

menurut teori

akuntansi.

3. Mengetahui

perbandingan

perhitungan harga

pokok produksi (HPP)

pesanan menurut

perusahaan “Arinal

Salim Jaya” dan

menurut teori dengan

metode full costting

Perhitungan menurut metode full

costing dengan menuru

perusahaan terjadi perbedaan,

pada tahun 2003 sebesar Rp

80.000 dan tahun 2004 sebesar

Rp 95.000 dimana menurut

perusahaan harga pokok

produksi pesana pada tahun

2003 sebesar Rp 6.670.000 dan

tahun 2004 sebesar Rp

7.800.000 sedangkan menurut

teori pada tahun 2003 sebesar

Rp 6.850.000 dan tahun 2004

sebesar Rp 8.075.000 maka

terjadi selisish antara

perhitungan harga pokok

produksi tersebut dimana

perhitungan perusahaan

menunjukkan hasil yang lebih

kecil jika dibandingkan dengan

perhitungan dengan teori.

Setelah dilakukan perhitungan

tarif BOP pada tahun 2003

sebesar 323,2% sedangkan tahun

2004 275,7%, dari hasil

perolehan pada tahun 2003

didapat selisih Rp 300.000 dan

tahun 2004 sebesar Rp 836.000.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.unisnu.ac.id/117/2/BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... akuntansi (biasanya periode

37

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, kerangka penelitian yang akan dilakukan oleh penulis

dalam perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full

costing. Kerangka pemikiran teoritis, sebagai berikut :

Gambar 2.1

KERANGKA PEMIKIRAN

Kajian Pustaka :

Memasukkan seluruh

unsur-unsur biaya

baik variabel maupun

tetap

Perusahaan HaJe

Furniture Jepara :

Memasukkkan

seluruh biaya

langsung yang

dikeluarkan selama

produksi

Analisis Data :

Perhitungan Harga Pokok

Produksi metode Full

Costing

Perbandingan Antara HPP Metode

Full Costing Dengan HPP

Menurut Perusahaan

Hasil Analisis Data