BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa. BAB II.pdf · 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA. 2.1...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa. BAB II.pdf · 8 BAB II . TINJAUAN PUSTAKA. 2.1...
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is message
communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media
massa.7
Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
tekhnologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu atau berkelanjutan serta
paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari definisi Gerbner
tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan
– pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak
luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian
mingguan, dwimingguan atau bulanan.
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para
ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakanya. Namun, dari
sekian banyak definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik). Sebab, awal
7 Elvinaro Ardianto. Lukiati Komala. Siti Karlinah. Komunikasi Massa suatu pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2012. Hal : 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media
of mass communication (media komunikasi massa).
Definisi Komunikasi massa yang ini nampaknya merupakan definisi
yang lengkap, yang dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa secara
jelas. Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak – corak yang lama
karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan kepada khalayak
yang relatif besar, heterogen dan anonym; pesan disampaikan secara terbuka,
seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas;
komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks
yang melibatkan biaya besar. 8
2.1.1 Pengertian Komunikasi massa
Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat – alat
mekanik, yang mampu melipat gandakan pesan – pesan komunikasi. Sebagian
atau sejumlah besar dari peralatan mekanik itu dikenal sebagai alat – alat
komunikasi massa atau lebih popular dengan nama media massa, yang meliputi
semua (alat – alat) saluran, ketika narasumber (komunikator) mampu mencapai
jumlah penerima (komunikan, audience) yang luar serta secara serentak dengan
kecepatan yang relatif tinggi.
8 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala. Komunikasi Massa : Suatu pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2005. Hal: 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Karena demikian eratnya penggunaan peralatan tersebut, maka
komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang menggunakan
media massa untuk pesan – pesan yang disampaikan. Hal ini sangat berbeda
dengan pengertian komunikasi yang begitu banyak menyita energi dalam upaya
memberikan definisi.
Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa inggris, mass
communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media
massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi
yang “mass mediated”.
Istilah mass communication atau communication diartikan sebagai
salurannya, yaitu mass media (media massa) kependekan dari media of mass
communication.9
Model Laswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut
mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapan membawa pesan. Laswell
mengatakan bahwa cara yang baik dan benar untuk menjelaskan komunikasi
adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel
To Whom With What Effect. Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan
mengenai pengendalian pesan (misalnya oleh “penjaga gerbang”), sedangkan
unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi
(in which channel) dikasi dalam analisis media. Unsur penerima (to whom)
dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect)
9 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. PT Grasindo. Jakarta. 2000. Hal : 1-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan
komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa.10
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti
komunikasi antarpesona dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi
komponen – komponen yang terlibat didalamnya, juga proses berlangsungnya
komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak
jelas, maka pembahasanya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpesona.
Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :
a. Komunikator terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Dengan
mengingat, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Jadi, berapa orang
yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang
digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan sifatnya relatif. Namun, yang pasti,
komunikasi massa itu kompleks.
b. Pesan Bersifat umum
Komunikasi Massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang
10 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. PT. remaja rosdakarya. Bandung. 2005. Hal : 137
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita
dapat di muat dalam media massa.
c. Komunikannya anonim dan heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.
Komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena
komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim,
komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor:
Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan
tingkat ekonomi.
d. Media massa menimbulkan keserempakan
keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan
sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk
tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Kelebihan komunikasi
massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak
atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih
dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang
bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus,
tetapi pada komunikasi massa, yang paling penting adalah unsur isi. Jadi dalam
komunikasi lainnya yang menentukan efektivitas komunikasi bukanlah struktur,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
tetapi aspek hubungan manusia : bukan pada “apanya” tetapi pada “bagaimana”.
Sedangkan komunikasi massa menekankan pada “apanya”. Dalam komunikasi
massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan
disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
f. Komunikasi Massa bersifat satu arah
Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau
melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan
komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif
menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara
keduanya tidak dapat melakukan dialog . dengan demikian, komunikasi massa itu
bersifat satu arah.
g. Stimulasi alat indera “Terbatas”
Ciri komunikasi massa lainya yang dapat dianggap salah satu
kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi
massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar
dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif,
khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, khlayak
menggunakan indera penglihatan dan pendengaran
h. Umpan balik tertunda (Delayed)
Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback
merupakan faktor yang penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh
komunikan.11
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi –
fungsi komunikasi massa. Sama dengan definisi komunikasi massa, fungsi
komunikasi massa juga mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu
sama lain. Meskipun satu pendapat dengan pendapat yang lain berbeda, tetapi titik
tekan mereka kemungkinan sama.
Secara umum, fungsi komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu :
a. Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi
ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di
lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta
yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat.
b. Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi
dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih
menjadikan televisi sebagai media hiburan. Hal ini mendudukkan televisi sebagai
11 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala. Komunikasi Massa : Suatu pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2005. Hal: 7-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
alat utama hiburan (untuk melepas lelah). Oleh karena itu, jangan heran jika jam-
jam prime time (pukul 19.00 sampai 21.00) akan disajikan acara-acara hiburan,
entah sinetron, kuis, atau acara jenaka lainnya. Sangat sulit untuk diterima
penonton seandainya pada jam prime time televisi menyiarkan acara Dialog
Politik. Jelas acara itu akan menimbulkan penolakan masyarakat.
c. Persuasi
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi
informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas
hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat
fungsi persuasi. Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai
fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari
berbagai macam bentuk: Pertama, mengukuhkan atau memperkuat sikap,
kepercayaan, atau nilai seseorang; Kedua, mengubah sikap, kepercayaan, atau
nilai seseorang; Ketiga, menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan
Keempat, memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.
d. Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling
luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan
selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada
penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan,
kontemporer dan historis. Di dalam tingkatan kontemporer, media massa
memperkuat konsensus nilai masyarakat, dengan selalu memperkenalkan bibit
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
perubahan secara terus menerus. Hal ini merupakan faktor yang memberi petunjuk
teka-teki yang mengitari media massa, mereka secara serempak pengukuh status
quo dan mesin perubahan. Sementara itu, secara historis umat manusia telah dapat
melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk
membimbingnya ke masa depan.
e. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa
mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang
masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang
baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya
kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi
sosial. Akan tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan
integrasi sosial, sebenarnya di sisi lain media juga memiliki peluang untuk
menciptakan disintegrasi sosial. Jadi, sebenarnya peluang untuk menciptakan
integrasi dan disintegrasi sama besarnya.
f. Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya,
menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-
kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua,
yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan
dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. Fungsi peringatan
dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai, topan, gelombang laut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
yang mengganas, angin rebut disertai hujan lebat, dan sebagainya. Fungsi
pengawasan peringatan juga meliputi informasi tentang suatu wabah penyakit
yang mulai menyebar akan adanya serangan militer yang dilakukan Negara lain.
Sementara itu, fungsi pengawasan yang kedua yaitu pengawasan instrumental.
Aktualisasi dari fungsi ini adalah penyebaran informasi yang berguna bagi
masyarakat. Harga kebutuhan sehari-hari merupakan informasi penting yang
sangat dibutuhkan masyarakat.
g. Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-
bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan
fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai
komponen masyarakat. Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk
menginterpretasikan pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu
dalam mereaksi kejadian-kejadian. Salah satu bagian terpenting dalam
menjalankan fungsi korelasi yang termasuk interpretasi bila dilihat dari Tajuk
Rencana atau Hoofd Artikel (Belanda),Leader/Leader Writer (Inggris) sebuah
surat kabar, meskipun tajuk rencana juga memiliki fungsi persuasi. Tajuk yang
biasanya ditulis oleh redaktur senior itu bagi Djafar H. Assegaff (1983)
mempunyai 4 fungsi sebagai berikut :
1. Menjelaskan berita
2. Mengisi latar belakang
3. Meramalkan masa depan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
4. Meneruskan suatu penilaian moral
Dengan demikian, tajuk rencana mempunyai fungsi untuk interpretasi kejadian-
kejadian yang ada dalam masyarakat.
h. Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang
menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau
mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu
generasi ke generasi selanjutnya. Ada juga yang mengatakan fungsi pewarisan
sosial ini dengan transmisi budaya, Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988)
dua diantara ilmuwan komunikasi yang mengatakan itu, tetapi fungsi ini sama
dengan pewarisan sosial. Sebab, yang namanya budaya meliputi tiga hal, yakni
ide atau gagasan, aktivitas, dan benda-benda hasil kegiatan. Ide yang diwariskan
dari satu generasi ke generasi selanjutnya termasuk kebudayaan. Bagi Black dan
Whitney transmisi budaya media massa bisa memperkuat kesepakatan nilai-nilai
sosial yang ada dalam masyarakat. Disamping itu, media juga berperan untuk
selalu memperkenalkan ide-ide perubahan yang perlu dilakukan masyarakat
secara terus-menerus.
i. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Hal yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa
menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi
massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi ynag diungkapkannya
ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan,
tetapi juga bisa sebaliknya.
j. Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga
pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers,
dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai kata sepakat
karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak. Hubungan trikotomi tersebut
tidak demokratis. Disinilah komunikasi massa melalui media massa memiliki
tugas pentig untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut. Media
massa melalui berita-berita yang berbobot, mengungkapkan peristiwa yang
bertendensi politik tinggi, tetapi mampu mengungkapkan, mengkritik
kebobrokkan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari fungsi
tersebut.
2.2 Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-
pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV. Media massa adalah
faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman
klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari
media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan
informasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan,
dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media
massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual)
misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape
recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film,
video) yang bersifat ferbal visual vokal
Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah
banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film
bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau
dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi
dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan
keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah
relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif
yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi.
2.2.1 Pengertian Media Massa
Media massa adalah hal yang paling tepat dan cepat untuk mendapatkan
menyampaikan informasi-informasi kepada khalayak. Media massa ada dimana-
mana, dalam berbagai bentuk dan dapat diakses kapan saja. Ciri media massa
adalah komunikasi massa diarahkanyang relative besar, heterogen dan anonym.12
12 Warner J. Severin W. Tankard. JR. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode & Terapan. Jakarta Kencan. Hal 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Media massa adalah jenis komunikasi yang ditunjukan kepada sejumlah
khalayak besar ataupun banyak yang tersebar, heterogen dari anonim melewati
media cetak atau media elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat. Sebagai media komunikasi, media massa
tetpa harus menjalankan fungsi umumnya seperti to inform, to educate, to
entertain and to influence.
Belom pernah kita lihat dan kunjungi secara langsung. Realistis yang
ditampilkan oleh media massa adalah realitas yag sudah diseleksi.
2.2.2 Fungsi Media Massa
Berbagai penggunaan media massa memebedakan fungsi dan tujuan media
massa itu sendiri, bagai sebagian orang penggunaan media massa mempengaruhi
tingkat kebutuhan penggunaan dan efek dari penggunaan media mssa.
Berbagai penggunaan dan pemuasaan terhadap media ini dapat dikelopokan
kedalam empat tujuan yaitu:
1. Pengetahuan, seorang menggunakan media massa mengetahui sesuatu atau
memperoleh informasi tentang sesuatu.
2. Hiburan, orang menonton film ingin melupakan kenyataan hidup yang
susa. Dengan mematok sifat menghibur sebagai tolak ukur keberhasilan
sebuah film, sang pengulas cenderung memenangkan film-film ekskapis
diatas jenis film lain.
3. Kepentingan Sosial, kepentingan yang diperoleh dari kesamaan kegemaran
setiap individu terhadap program acara yang ditayangkan di televise.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
4. Pelarian, orang menggunakan media ini juga bertujuan menyelesaikan
masalah mereka dengan orang lain maupun menghindari aktifitas lain.
2.2.3 Jenis-Jenis Media Massa
Media massa dibagi menjadi dua yaitu cetak dan elektronik, media cetak
yang memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah.
Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio
televise, film dan internet.
Film merupakan dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas. Film
memiliki realitas kelompok mesyarakat penduduknya, baik dlam bentuk imajinasi
dan realitas dalam arti sebenarnya. Film sebagai media komunikasi massa
pandang dan dengar yang mempunyai peranan penting bagi pengembangan
budaya bangsa sebagai salah satu aspek peningkatan ketahanan nasional dalam
pembangunan nasional.
Media massa terdiri dari beberapa bentuk yaitu;13
1. Surat Kabar
Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan
dengan jenis media massa lainnya. Yang berfungsi sebagai informasi. Hal
ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu
keingintahuan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya.
13 Elvinaro Ardianto. Lukiati Komala. Siti Karlinah. Komunikasi massa suatu pengantar.
Bandung. Simbiosa Rekatama Media. 2007 hal. 103
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2. Radio
Merupakan media komunikasi massa yang menyalurkan gagasan
dan informasi dalam bentuk suara berupa program yang teratur dan
berkesinambungan.
3. Televise
Merupakan media komunikasi massa audiovisual dengan sifat daya
rangsang sangat tinggi, elektris, sangat mahal, daya jangkauan berdasarkan
penyampaian pesan lebih singkat
4. Film
Film merupakan pertunjukan cerita yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang
diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi. Film adalah
salah satu yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Biasanya isi
dari film adalah mengenai tentang cerita cinta.
2.3 Film Sebagai Media Massa
Film digunakan untuk mencerminkan atau membuat realitas. Cerita yang
terdapat dalam sebuah film dapat terbuat dari fiksi maupun non fiksi. Melalui
film, informasi menjadi lebih akurat penyampaiannya. Itu karena film
menggunakan media audio visual yang membuatnya menjadi lebih mudah dalam
menyalurkan maksud dan isi pesan yang terkandungn didalamnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Salah satu kelebihan film adalah selain menggunakan media audio visual
atau suara dan gambar, film lebih kuat dalam menyampaikan pesan kepada
khalayak yang beraneka ragam, seperti perbedaan kultur dan sosial. Melalui film,
penonton bisa dibawa merasakan apa yang diceritakan oleh film tersebut. Bagi
para pembuat film, film adalah salah satu wadah untuk menyalurkan ide – ide
kreatif.
Para khalayak atau penonton film menggunakan lebih dari satu indera
karena karakter film yang audio-visual. Para penonton jadi lebih terbawa dalam
dimensi parasosial yang dihadirkan lewat film. Pola penggunaan yang seperti ini
menjadikan penonton dapat menyamarkan – bahkan menghapus – batas-batas
kultural dan sosial (misalnya bahasa) sehingga pesan yang disampaikan lewat
film tetap akan dapat dimengerti oleh penonton. Industri film adalah industri
yang tidak ada habisnya. Sebagai media massa, film digunakan sebagai media
yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas.
Peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan. Proses yang terjadi antara pembuat film dan
penonton menghasilkan reaksi berupa tanggapan. Kognisi berupa kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang dimiliki tentang film. Motif merupakan latar belakang
alasan menonton film tersebut. Sikap merupakan perilaku setiap individu
dalam menonton sebuah film.14
14 Jalaludin,Rahmat. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya : Bandung, 2007,hal 34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
2.3.1 Pengertian Film
Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa
visual dibelahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film dibioskop,
film televise dan film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi
media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton film ke bioskop ini
menjadi aktivitas popular bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-
an.
Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media
komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau
tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Film dalam pengertian sempit adalah
penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga
termasuk yang disiarkan di TV.
Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan
orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi secara
kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika
(keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya
seni, industri film adalah bisnis yang memberikan keuntungan, kadang-kadang
menjadi mesin uang yang seringkali, demi uang, keluar dari kaidah artistik film
itu sendiri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
2.3.2 Fungsi Film
Tujuan khalayak menonton film adalah untuk mendapatkan hiburan.
Sejalan dengan misi perfilman sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media
hiburan, film juga dapat dijadikan sebagai media edukasi untuk pembinaan
generasi muda dalam rangka nation and character building.15
Fungsi edukasi bisa tercapai bila stasiun televisi membuat tayangan yang
mempunyai nilai informasi tinggi, seperti sejarah, film dokumenter maupun film
yang diangkat dari kehidupan sehari – hari yang dikemas secara menarik agar
audiens tidak hanya mencari acara hiburan semata.
2.3.3 Jenis-Jenis Film
Film bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok
orang. Film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari film
tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film mencakup berbagai pesan baik pesan
pendidikan, hiburan dan informasi. Pada dasarnya film dapat dikelompokan dalam
dua bagian dasar, yaitu kategori cerita dan non cerita.
Adapun jenis – jenis film dapat dikelompokan sebagai berikut16 :
1. Film Cerita
Adalah film yang mengandung suatu cerita 17yang biasa dipertunjukan di
gedung – gedung bioskop dengan bintang terkenal dan film ini didistribusikan
18sebagai barang dagangan.
15 Effendy dalam Ibid; hal 145 16 Ibid hal; 148
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Cerita yang diangkat merupakan cerita fiktif atau kisah nyata yang dimodifikasi,
sehingga semakin terlihat menarik baik dari jalan ceritanya maupun dari segi
gambarnya.
2. Film Berita
Adalah film mengenai fakta , peristiwa yang benar benar terjadi. Karena
sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada public harus mengandung unsur
berita. Kriteria berita itu sendiri adalah penting dan menarik. Jadi berita juga
harus penting atau menarik atau bisa juga penting sekaligus menarik.
3. Film Dokumenter
Didefinisikan oleh Robert Flatherty sebagai “karya ciptaan mengenai
kenyataan”. Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan,
maka film dokumenter merupakan hasil intepretasi pribadi mengenai kenyataan
tersebut.
4. Film Kartun
Adalah film yang dibuat untuk konsumsi anak anak. Sebagaian besar film
kartun sepanjang itu diputar akan membuat kita tertawa akan kelucuan para
tokohnya. Namun, ada juga film kartun yang membuat penontonnya iba karena
penderitaan tokohnya.
17 Heru Effendy. Industri Perfilman Indonesia. Erlangga.Jakarta.2008, hal 63 10 James Monaco. Cara Menghayati Sebuah Film. Yayasan Citra. Jakarta. 1977 hal 54 18 Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa. Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta. 1987, hal 13 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
2.3.4 Unsur-Unsur Film
Film merupakan karya seni orang-orang kreatif yang menuangkan ide
maupun gagasan berupa pemikiran yang dituangkan menjadi suatu karya yang
disebut film. Berikut beberapa unsure dalam film :
1. Sutradara
Sutradara memiliki tanggung jawab yang meliputi aspek-aspek kreatif
baik interpretative maupun teknis dari sebuah produksi film. Sutradara juga harus
mampu membuat film dengan wawasan dan keartistikan untuk mengontrol film
dari awal produksi hingga tahap penyelesaian. Dengan demikian, sutradara harus
membuat unsure-unsur yang terpisah menjadi satu kesatuan dan mengisi film
dengan jiwa dan makna.
2. Penulis Skenario
Naskah atau skenario merupakan unsure yang sangat penting dalam film.
Naskah sebuah scenario adalah sebuah cerita yang sudah ditata dan dipersiapkan
menjadi naskah jadi yang siap di produksi. Scenario mempunyai kedudukan
penting, karena merupakan rantai pertama sebelum proses pembuatan film,
sebelum melalui tahap pengambilan gambar dilapangan karena merupakan cetak
biru setelah susunan rencana sebuah film.
3. Penataan Fotografi
Penata fotografi/juru kamera bekerja sama dengan sutradara untuk
menentukan jenis shot, jenis lensa, membuat komposisi, dari subjek yang hendak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
direkam. Ia juga bertanggung jawab untuk memeriksa hasil shooting dan menjadi
pengawas pada proses film di laboratorium.
4. Penyunting
seorang editing atau editor bertugas menyusun hasil shooting hingga
membentuk suatu cerita sempurna dan mendapatkan isi yang diinginkan.
5. Penata Artistik
Penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi cerita film atau yang
biasa disebut setting. Penata artistik menerjemahkan konsep visual sutradara
kepada pengertian-pengertian visual. Penata artistic juga didampingi oleh rim
kerja yang terdiri dari make-up, kostum, dekorasi, dan jika perlu tenaga pembuat
efek khusus.
6. Penata Suara
Penata suara adalah media audio-visual dalam film yang akan membuat
pertunjukkan film lebih hidup serta bertanggung jawab atas segala yang
berhubungan dengan audio yang dihaslikan. Desain penata suara / audio apakah
itu dialog, monolog, musik atau efek suara membantu memperkuat suasana yang
diinginkan oleh sebuah film atau drama desain tata suara yang baik sebaiknya
dialog dan efek suara dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi film yang
dibuat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.4 Representasi
Istilah representasi merupakan gambaran (perwakilan) kelompok-
kelompok pada institusi sosial. Penggambaran itu tidak hanya bekenaan dengan
tampilan fisik (appreance) dan deskripsi, melainkan juga terkait dengan makna
(atau nilai) dibalik
tampilan fisik. Tampilan fisik representasi adalah jubah yang menyembunyikan
bentuk makna sesungguhnya yang ada dibaliknya.19
Representasi adalah istilah yang merujuk pada bagaimana seseorang, satu
kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan.
Representasi penting dalam dua hal. Pertama, apakah seseorang, kelompok, atau
gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Kata semestinya ini
mengacu apakah seseorang atau kelompok itu diberitakan apa adanya ataukah
diburukkan. Kedua, bagaimana representasi tersebut ditampilkan. Dengan kata,
kalimat, aksentuasi, dan bantuan foto atau dokumentasi yang menampilkan
macam apa seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut ditampilkan dalam
pemberitaan kepada khalayak. Dalam representasi, sangat mungkin terjadi
ketidakbenaran penggambaran, kesalahan penggambaran.
Representasi merupakan sebuah proses sosial yang berhubungan dengan
pola hidup dan budaya masyarakat tertentu yang memungkinkan terjadinya
sebuah perubahan konsep-konsep ideologi dalam bentuk yang konkret. Hal ini
dapat dilihat melalui pandangan-pandangan hidup kita terhadap beberapa hal.
19 Graeme Burton. Membincangkan Televisi. Jalasutra. Yogyakarta dan Bandung 2007. Hal 41-42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Representasi juga merupakan sebuah proses/praktek penting yang akan
melahirkan sebuah kebudayaan. Hal ini tentu sangat mungkin terjadi mengingat
sebuah kebudayaan merupakan sebuah hal yang terjadi secara alami karena
adanya sebuah proses yang berulang/memiliki efek timbal-balik terhadap
pelaksanaannya.
Representasi merupakan kegunaan dari tanda. Marcel Danesi dalam buku
Indiwan Seto mendefinisikan sebagai berikut: “proses merekam ide, pengetahuan,
atau pesan dalam beberapa cara fisik disebut representasi. Ini dapat didefinisikan
lebih tepat sebagai kegunaan dari tanda yaitu untuk menyambungkan,melukiskan,
meniru sesuatu yang dirasa, dimengerti diimajinasikan atau dirasakan dalam
beberapa bentuk fisik.
Danesi dalam buku Indiwan Seto mencontohkan representasi fengan
sebuah konstruksi X yang dapat mewakilkan atau memberikan suatu
bentukkepada suatu materil atau konsep tentang Y. sebagai contoh misalkan
konsep sex diwakili atau ditandai melalui gambar sepasang sejoli yang sedang
berciuman secara romantis.
Menurut Stuart Hall dalam buku Indiwan Seto ada dua hal proses
representasi. Pertama, representasi mental, yaitu konsep tentang “sesuatu” yang
ada dikepala kita masing-masing (peta konseptual), reprsentasi mental masih
meupakan suatu yang abstrak. Kedua „bahasa‟ yang berperan penting dalam
proses konstruksi makna. Konsep makna yang ada dalam kepala kita harus
diterjemahkan dalam „bahasa‟ yang lazim, supaya kita dapat menghubungkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
konsep dan ide-ide kita tentang suatu dengan tanda dari simbol-simbol tertentu.
Media sebagai suatu teks banyak menebarkan bentuk-bentuk representasi pada
isinya. Representasi dalam media menunjukan pada bagaimana seseorang atau
sekelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan.20
Menurut David Croteu dan William Hoynes, representasi merupakan hasil
dari suatu proses penyeleksian yang mengarisbawahi hal hal tertentu dan hal lain
diabaikan. Dalam representasi media, tanda yang akan digunakan untuk
melakukan representasi tentang mengalami sesuatu mengalami proses seleksi.
Mana yang sesuai dengan kepentingan kepentingan dalam pencapaian tujuan-
tujuan komunikasi ideologisnya itu yang sementara tanda-tanda lain diabaikan.
Maka selama realitas dalam representasi media media tersebut harus
memasukan atau mengeluarkan komponennya dan juga melaukakan pembatasan
pada isu-isu tertentu sehingga mendapatkan realitas yang bermuka banyak bisa
dikatakan tidak bisa representasi realita terutama di media yang benar-benar
“benar” atau “nyata”. Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna.
Konsep representasi sendiri bisa berubah-ubah. Selalui ada pemaknaan baru.
Representasi berubah-ubah akibat makna yang juga setiap waktu terjadi proses
negosiasi dalam pemaknaan.
20
Indiawan Seto Wibowo. Semiotika Komunikasi. Jakarta. Mitra Wacana Media. 2011. Hal 148
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
2.5 Pendidikan
2.5.1 Definisi Pendidikan
Penggambaran Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini
mendapatk an awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan
memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya
ajaran, tuntunan, dan pemimpin mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Selanjutnya pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat
membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang
dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan
ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai
sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. Dalam pengertian luas dan representatif (mewakilkan/mencerminkan
segala segi), pendidikan ialah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-
kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir
seluruh pengalaman kehidupan.21
21 Muhibin Syah, M.Ed., Psikologi Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005. Hal 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
2.5.2 Nilai-Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan merupakan batasan segala sesuatu yang mendidik ke arah
kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi kehidupannya
yang diperoleh melalui proses pendidikan. Proses pendidikan bukan berarti hanya
dapat dilakukan dalam satu tempat dan suatu waktu. Dihubungkan dengan
eksistensi dan kehidupan manusia, nilai-nilai pendidikan di arahkan pada
pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu, sosial, religius, dan
berbudaya.
2.5.3 Macam-Macam Nilai Pendidikan
Sebagai bagian dari karya seni, film mempunyai berbagai unsur-unsur
layaknya karya seni yang lain semacam lagu ataupun novel. Sebagai karya seni,
film mengandung pesan atau nilai-nilai yang mampu mempengaruhi perilaku
seseorang. Adapun nilai-nilai pendidikan yang dapat ditemukan dalam film adalah
sebagai berikut:
1. Nilai Pendidikan Religius
Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam
dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Nilai-nilai religious bertujuan
untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat
kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam karya seni
dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan
batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
2. Nilai Pendidikan Moral
Moral merupakan makna yang terkandung dalam karya seni, yang
disaratkan lewat cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema dalam bentuk yang
sederhana, tetapi tidak semua tema merupakan moral. Nilai pendidikan moral
menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang
individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku.
3. Nilai Pendidikan Sosial
Nilai pendidikan sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu
yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap,
bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu
juga termasuk dalam nilai sosial. Nilai pendidikan sosial akan menjadikan
manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan
kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya.
4. Nilai Pendidikan Budaya
Nilai-nilai budaya merupakan sesuatu yang di anggap baik dan berharga
oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang
baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya
membatasi dan memberikan karakteristik pada suatu masyarakat dan
kebudayaannya.22
22 Griya Wardani.Wordpress.com/2011/05/19/Nilai-Nilai Pendidikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
2.6 Semiotika
Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani semeion yang
berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar
konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap sebagai mewakili
sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang
menunjuk adanya hal lain. Contohnya asap menandai adanya api, sirine mobil
yang keras meraung raung menandai adanya kebakaran disudut kota.
Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial, memahami
dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar dengan „tanda‟. Maka
dari itu, semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Ahli
semiotika, Umberto Eco menyebut tanda sebagai suatu „kebohongan‟ dan dalam
tanda ada suatu yang tersembunyi di baliknya dan bukan merupakan tanda itu
sendiri.23
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya-upaya dalam mencari
jalan didunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal (things).
Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai bahwa objek-objek tidak
23 Indiawan Seto Wibowo. Semiotika Komunikasi. Jakarta. Mitra Wacana Media. 2011. Hal 6-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak
berkomunikasi, tetapi juga menkonstitusi sistem struktur dari tanda.
2.6.1 Semiotika Menurut Ferdinand De Saussure
Semiotika saussure adalah relasi antara penanda dan petanda berdasarkan
konvensi, biasa disebut dengan signifikasi. Semiotika signifikasi adalah sistem
tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan
aturan dan konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat
memaknai tanda tersebut. Menurut saussure, tanda terdiri dari: bunyi-bunyian dan
gambar, disebut signifer atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan
gambar, disebut signified.
2.7 Tanda Dan Makna Menurut Ferdinand De Saussure
Saussure mengembangkan bahasa sebagai suata sistem tanda. Semiotik
dikenl sebagai disiplin yang mengkaji tanda, proses menanda dan proses
menandai maka dapat dipahami jika ada hubungan antara linguistik dan semiotik.
Menurut Saussure , tanda mempunyai dua enttas yaitu, signifier dan signified.
Tanda menurut Saussure adalah kombinasi dari sebuah konsep dan sebuah
sound-image yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara signifier dan signified
adalah arbitrary. Tidak ada hubungan logis yang pasti diantara keduanya yang
membuat teks atau tanda menjadi menarik dan juga problematk pada saat yang
bersamaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
2.8 Dari Distingsi ke Semiologi
Distingsi-distingsi yang diusulkan De Saussure merupakan fundamen
semiologi yang dicanangkannya. Distingsi-distingsi tersebut dapat diletakan
sebagai oposisi biner. Oposisi diartikan sebagai pengaturan tema secara internal
dalam medan asosiatif atau paradigmtik. Adapun oposisi biner dimaksud sebagai
segala hubungan oposional yang ada didalamnya ada penanda dari suaatu terma,
dicirikan oleh kehadiran elemen signifikasi (marka) yang tidak dimiliki leh
penanda dari terma lain. Distingsi-distingsi tersebut mesrupakan unsure utama
semiologi Saussure.
Jika Saussure mendefinisikan semiologi sebagai ilmu yang mengkaji peran
tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial, implikasinya tanda itu
berperansebagai dari kehidupan sosial dan aturan sosial yang berlaku. Fokus
utama kajiannya berkisar pada persoalan bahasa dan struktur yang digunakan oleh
manusia dan menyikapi relasiunsut-unsur yang membentuk totalitas kompleks
pada fenomena-fenomena, termasuk bahasa sebagai tanda. Subjek tidak dianggap
penting karena hanya pengguna. Begitu pula dengan sejarah dan pembahasan.
1. Prinsip struktural yaitu memandang relasi tanda sebagai relasi struktural.
Tanda dilihat sebagai kesatuan, antara sesuatu yang bersifat materiel, yang
disebut penanda (signifier) dan sesuatu yang bersifat konseptual disebut
petanda (signified).
2. Prinsip kesatuan (unity). Sebuah tanda merupakan kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan antara bidang penanda yang bersifat kongkrit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
3. Prinsip konvensional, yaitu kesepakatan sosial tentnag bahasa (tanda dan
makna) diantara komunitas bahasa. Tanda disebut konvensional dalam
pengertian bahwa relasi antara penanda dan petaandanya.
4. Prinsip sinkronik, yaitu kajian tanda sebagai sebuah sistem yang tetap dan
konteks waktu yang dianggap konstan, stabil dan tidak berubah.
5. Prinsip representasi, yaitu tanda yang mereprsentasikan realitas yang
menjadi rujukan atau representasinya.
6. Prinsip kontiniuitas yaitu relasi waktu yang berkelanjutan dalam bahasa
selalu dalam berkelanjutan mengacu pada sistem yang struktur yang tidak
pernah beurabah, sehingga tidak adanya perubahan radikal pada tanda,
kode dan, makna.24
24 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotik. CV Pustaka Setia, 2014. Hal 85
http://digilib.mercubuana.ac.id/