BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1....
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar dan …repository.ump.ac.id/5978/3/BAB II.pdf2.1....
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,
keterampilan, dan sikap (Aunurrahman, 2011). Hal ini senada dengan
pendapat bahwa belajar merupakan proses internal yang melibatkan seluruh
mental yaitu ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Dimyanti dan
Mudjiono, 2010). Selain itu, belajar merupakan suatu proses perubahan
perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham,
dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi
kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri
(Trianto, 2009). Oleh karena itu dapat diketahui bahwa perubahan-perubahan
dalam proses belajar adalah perubahan seluruh mental kearah yang lebih baik
sebagai hasil dari pengalaman yang dialami diwaktu lalu. Sedangkan menurut
Fathurrohman dan Sutikno (2011) belajar harus diperoleh dengan usaha
sendiri, sedangkan faktor lain hanya sebagai penunjang dalam kegiatan
belajar agar dapat berhasil dengan baik. Berdasarkan pengertian-pengertian
diatas dapat diketahui bahwa belajar merupakan proses perubahan
kepribadian seseorang kearah lebih baik yang diperoleh berdasarkan
pengalaman yang dialami.
Interaksi pendidikan yang terjadi antara guru dengan peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah makna dari pembelajaran. Sama
10
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
11
halnya dengan pendapat Hamalik dalam Rahmawati (2010) bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan guru,
yang berada dalam situasi pendidikan yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu
tujuan pembelajaran, guru yang mengajar, peserta didik yang diajar, materi
pelajaran, dan metode pembelajaran. Selain itu, pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah, yaitu mengajar yang dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik sedangkan belajar yang dilakukan oleh peserta didik atau
murid (Sagala, 2010). Agar dapat terlaksana dengan baik, kegiatan
pembelajaran harus dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar sesama peserta
didik, pebelajar dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar (Pratomo et al., 2011). Oleh karena itu,
dalam pelaksaan pembelajaran perlu memperhatikan faktor-faktor yang
terlibat, baik faktor internal maupun eksternalnya.
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam belajar seringkali siswa mengalami permasalahan yang dapat
menimbulkan permasalahan lain. Aunurrahman (2011) mengatakan bahwa
masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi
guru yang dapat muncul sebelum belajar dilakukan yang berkaitan dengan
pengorganisasian kelas, bahan belajar dan sumber belajar, serta berkaitan
dengan evaluasi hasil belajar.
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
12
Berikut adalah beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses
belajar siswa, menurut Aunurrahman (2011) :
1. Karakteristik / ciri siswa
Karakteristik siswa merupakan faktor intern yang berkaitan
dengan kondisi kepribadian siswa, baik fisik maupun mental. Aspek fisik
merupakan aspek yang mudah dipahami dan diamati saat pembelajaran,
dibandingkan dengan dimensi-dimensi mental atau emosional.
2. Sikap terhadap belajar
Dalam kegiatan belajar, sikap siswa menjadi faktor yang sangat
penting karena sikap awal siswa dalam belajar akan menentukan aktivitas
selanjutnya. Aktivitas siswa dalam pembelajaran tentunya juga akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa nantinya. Dengan sikap yang baik
saat pembelajaran akan menjadikan seseorang cenderung untuk berbuat,
berbeda dengan sikap yang kurang baik. Tentunya hal ini akan
mempengaruhi tindakan dan implemnetasi seseorang selanjutnya setelah
belajar.
3. Motivasi belajar
Dalam kegiatan belajar motivasi merupakan keseluruan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga
diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai (Faturrohman & Sutikno,
2011). Selain itu motivasi juga merupakan kekuatan yang dapat menjadi
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
13
tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi yang ada
dalam dirinya dan potensi diluar dirinya untuk mewujuudkan tujuan
belajar (Aunurrahman, 2011). Motivasi itu sendiri terdiri atas 2
(Faturrohman & Sutikno, 2011), yaitu :
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul didalam diri siswa
tanpa adanya paksaan dari luar, jadi berdasarkan kemauan diri
sendiri.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa,
dapat berasal dari lingkungan siswa yang mampu mengajak maupun
memaksa sisswa untuk belajar.
4. Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar adalah salah satu aspek psikologis yang
sering kali sulit diketahui oleh orang lain. Selain itu, setiap siswa
memiliki cara yang berbeda untuk bisa berkonsentrasi. Hal itu yang
sering kali membuat guru sulit membaca tingkat konsentrasi siswa pada
saat pembelajaran berlangsung.
5. Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar dapat diartikan sebagai proses berpikir
seseorang untuk mengolah informasi-informasi yang diterima sehingga
menjadi bermakna dan mudah diingat. Mengolah bahan belajar
merupakan kemampuan penting agar seseorang dapat mengkonstruksikan
pengetahuannya sendiri beradasarkan informasi yang telah diperoleh.
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
14
6. Menggali hasil belajar
Menggali hasil belajar diartikan sebagai suatu proses
mengaktifkan kembali pesan-pesan yang telah tersimpan. Dalam
pembelajarn sering dialami kesulitan dalam menggali kembali hasil
belajar. Oleh sebab itu bagi guru dan siswa sangat penting
memperhatikan proses penerimaan pesan terutama dengan pemusatan
perhatian.
7. Rasa percaya diri
Rasa percaya diri sering kali mempengaruhi kondisi psikologis
seseorang sehingga mempengaruhi aktivitas fisik dan mental dalam
pembelajaran. Bila seorang siswa sering mencapai keberhasilan didalam
melaksanakan tugas maupun suatu pekerjaan, apalagi diiringi dengan
adanya pengakuan umum atas keberhasilan yang dicapai, maka rasa
percaya diri akan semakin meningkat.
8. Kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah
tertanam dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri
dalam aktivitas belajarnya. Dapat dikatakan kebiasaan belajar sangat
mempengaruhi keberhasilan seseorang.
Berikut adalah faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa,
menurut Aunurrahman (2011) :
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
15
1. Faktor guru
Guru sebagai salah satu komponen yang berpengaruh dalam
proses pembelajaran karena guru adalah tenaga pendidik yang
memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah
(Djamarah dalam Fathurrohman & Sutikno, 2011). Oleh karena itu guru
harus mampu menciptakan atau menerapkan metode maupun model
pembelajaran sesuai dengan cakupan materi dan keadaan atau latar
belakang siswa agar tercapainya pemahaman siswa pada konsep-konsep
biologi yang secara langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Lingkungan sosial
Lingkungan tidak hanya dapat berpengaruh positif tapi juga
dapat pula berpengaruh negatif terhadap siswa karena sebagai makhluk
sosial, tidak mungkin siswa mampu melepaskan diri dari interaksi
dengan lingkungannya.
3. Kurikulum sekolah
Kurikulum adalah panduan yang dijadikan sebagai kerangka
acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran oleh guru. Kurikulum
yang digunakan saat ini adalah kurikulum satuan pendidikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
4. Sarana dan prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi siswa
akan berdampak terhadap terciptanya iklim pembelajaran yang lebih
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
16
kondusif. Kondisi sangat mempengaruhi siswa dalam memperoleh
informasi. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan
informasi dan sumber belajar yang dapat memotivasi siswa untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
2.3. Hakikat Pembelajaran Biologi
Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan
ilmu yang lahir dan berkembang berdasarkan informasi dan eksperimen
(Julianto, 2011). Selain itu, Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-
prinsip, tapi juga suatu proses penemuan (Mudrikah, 2012). Berdasarkan hal
itu, dalam mempelajari biologi tidak hanya cukup dengan penguasaaan
konsep tapi juga harus berbasis penemuan karena biologi berkembang
berdasarkan informasi dan eksperimen. Tujuan mempelajari biologi untuk
mengetahui konsep-konsep biologi, penerapan konsep biologi, dan prinsip
dalam menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan
kehidupan manusia serta untuk mengembangkan kepekaan nalar dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan sehari-hari
(Depdiknas dalam Mudrikah, 2012).
2.4. Kemampuan berpikir kritis
2.4.1. Pengertian berpikir
Menurut Novikasari (2009) berpikir adalah sebuah pencarian
jawaban, sebuah pencarian makna. Makna yang dimaksud dapat
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
17
diartikan sebagai makna dari sebuah konsep, prinsip, hukum, maupun
peristiwa/ kejadian. Sama halnya dengan pendapat Ruggiero dalam
Novikasari (2009), yang mengartikan berpikir sebagai segala aktivitas
mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,
membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami.
Menurut Sagala (2010), berpikir merupakan proses dinamis
yang menempuh tiga langkah berpikir, yaitu : (1) pembentukkan
pengertian yaitu melalui proses mendeskripsikan ciri-ciri obejek yang
sejenis, mengklasifikasi ciri-ciri yang sama, mengabstraksi dengan
menyisihkan, membuang, dan menganggap ciri-ciri yang hakiki.; (2)
pembentukkan pendapat, yaitu meletakkan hubungan antar dua buah
pengertian atau lebih yang hubungan itu dapat dirumuskan secara
verbal berupa pendapat menolak, pendapat menerima atau mengiakan,
dan pendapat asumtif yaitu mengungkapkan kemungkinan-
kemungkinan suatu sifat pada suatu hal; dan (3) pembentukkan
keputusan, yaitu penarikan kesimpulan yang berupa keputusan sebagai
hasil pekerjaan akal berupa pendapat baru yang dibentuk berdasarkan
pendapat-pendapat yang sudah ada.
2.4.2. Pengertian berpikir kritis
Berpikir kritis adalah berpikir yang beralasan, reflektif,
bertanggung jawab, dan terampil berpikir yang fokus dalam
pengambilan keputusan yang dapat dipercaya (Fajriyah, 2012).
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
18
Menurut Anderson dalam Budiman (2011), bila berpikir kritis
dikembangkan, seseorang akan cenderung untuk mencari kebenaran,
berpikir terbuka, dan toleran terhadap ide-ide baru, dapat menganalisis
masalah dengan baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu,
dewasa dalam berpikir, dan dapat berpikir kritis secara mandiri.
Selain itu, Gerhard dalam Redhana (2003), mengartikan berpikir
kritis sebagai suatu proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan
penguasaan data, analisis data, dan evaluasi data dengan
mempertimbangkan aspek kulitatif dan kuantitatif serta melakukan
seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi. Tidak
jauh berbeda dengan pendapat bahwa pemikiran kritis sangat penting
dalam menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi segala argumen
untuk mampu membuat keputusan yang rasional dan
bertanggungjawab (Sudiarta, 2005). Oleh karena itu dapat diketahui
pula bahwa siswa yang mampu berpikir kritis adalah siswa yang
mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengkonstruksikan
argumen serta mampu memecahkan masalah dengan tepat (Splitter
dalam Redhana, 2003). Dengan kamampuan berpikir kritis, siswa
dapat menemukan kebenaran dari berbagai macam informasi yang
mereka temukan setiap hari. Sebab, berpikir kritis adalah sebuah
proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti,
asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain
(Johnson, 2011).
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
19
Menurut Glazer dalam Budiman (2011)berpikir kritis
menggunakan tiga indikator, yaitu:
1. Pembuktian adalah kemampuan untuk membuktikan suatu
pernyataan secara deduktif (menggunakan teori-teori yang telah
dipelajari sebelumnya).
2. Generalisasi adalah kemampuan untuk meghasilkan pola atas
persoalan yang dihadapi untuk kategori yang lebih luas atau
secara umum.
3. Pemecahan masalah adalah kemampuan mengidentifikasi unsur
yang diketahui, yang ditanyakan, dan memeriksa kecukupan
unsur yang diperlukan dalam soal, menyusun model atau
rancangan dan menyelesaikanya, serta memeriksa kebenaran hasil
atau jawaban (uji hipotesis).
2.5. Model Pembelajaran Inkuiri
2.5.1. Pengertian model inkuiri
Gulo dalam Trianto (2010) menyatakan strategi pembelajaran
inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Selain
itu, Inkuiri dianggap sebagai proses umum yang dilakukan manusia
untuk mencari atau memahami informasi (Trianto, 2010).
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
20
Menurut Trianto (2010), sasaran utama kegiatan pembelajaran
inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses
kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis
pada tujuan pembelajaran; (3) mengembangkan sikap percaya pada
diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Menurut Sagala (2010) model pembelajaran inkuiri dapat
dilaksanakan jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk
diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran
yang menantang siswa/ problematik) dan sesuai dengan daya
nalar siswa.
2. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan
menciptakan situasi belajar yange menyenangkan.
3. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.
4. Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi.
5. Partisipasi dalam setiap siswa dalam kegiatan belajar.
6. Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan
siswa.
Selain itu, dalam pelaksanaannya pembelajaran inkuiri harus
berpedoman pada prinsip-prinsip penggunaan berikut (Sanjaya,
2010):
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
21
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian, metode ini selain berorientasi kepada
hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu,
kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan
inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari
dan menemukan sesuatu.
2. Prinsip Interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkunganatau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu
mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
3. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi
inkuiri adalah guru sebagai penanya. Kemampuan guru untuk
bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar
adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh
otak. Oleh karena itu, pembelajaran berpikir ini berusaha untuk
memanfaatkan otak secara maksimal saat belajar.
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
22
5. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang
untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan
hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukan.
2.5.2. Tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran inkuiri
Menurut Hamruni (2012) secara umum proses pembelajaran
dengan model inkuiri dapat melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Tugas guru mengkondisikan siswa
agar siap melaksanakn proses pembelajaran. Pada langkah ini
guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah
Dalam langkah, siswa dibawa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki
tersebut. Masalah dalam pembelajaran inkuiri adalah teka-teki
yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan
ditemukan.
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
23
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji dan perlu dibuktikan kebenaran.
Dalam hal ini, guru dapat mengajukan pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara, atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dan
suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Kegiatan siswa mengumpulkan data adalah beraktivitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, proses pengumpulan
data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual yang membutuhkan ketentuan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikir. Tugas dan peran guru
dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi
yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga
mnegambangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
24
argumentasi, tetapi juga didukung oleh data yang ditemukan dan
dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendekripsikan
temuan yang dipperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data atau informasi yang relevan.
2.5.3. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran inkuiri
1. Kelebihan model pembelajaran inkuiri (Sanjaya, 2010):
a. Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, efektif, dan
psikomotor secara seimbang. Sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
b. Memberikan ruang pada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
c. Sesuai dengan perkembangan pskologi belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas
rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar
bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.
2. Kelemahan model pembelajaran inkuiri (Hamruni, 2012):
a. Mengalami kesulitan dalam mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013
25
b. Terkadang dalam implementasinya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga guru kerapkali sulit menyesuaikan dengan
waktu yang ditentukan.
c. Apabila siswa belum terbiasa untuk berpikir, guru akan
mengalami kesulitan dalam mendesainnya.
2.6. Hasil Penelitian Tekait
1. Penelitian Angraini dan Sugito (2012) tentang pengaruh metode inkuiri
terhadap hasil belajar kerajinan keramik siswa kelas VII SMP swasta
PAB 5 Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa metode inkuiri berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa
tersebut, artinya ada peningkatan.
2. Penelitian Muhaimin (2009) yang mengkaji tentang penerapan contextual
teaching ang learning (CTL) dengan metode inkuiri dalam meningkatkan
prestasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas X-5 di sekolah SMA
N 2 Batu. Hasil penelitian menunjukkan metode inkuiri mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rusnayati dan Prima (2011) yang mengkaji
tentang penerapan model pembejaran Problem Based Learning dengan
pendekatan inkuiri untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan
penguasaan konsep elastisitas pada siswa SMA, terbukti berpengaruh
positif atau signifikan.
Pengaruh Kemampuan Berpikir..., Uswatun Hasanah, FKIP, UMP, 2013