BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Extrusion Molding
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Extrusion Molding
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Extrusion Molding
Extrusion molding ialah sebuah alat yang sistem kerjanya memproses dengan
cara menekan sebuah material yang nantinya melewati bagian dari barrel yang
telah dipanaskan oleh band heater untuk memproduksi terus menerus sesuai
dengan diameter nozzle yang sudah direncanakan. Extrusi adalah salah satu
proses-proses dasar dari pembentukan pengolahan plastik. Ada beberapa macam
bahan yang umumnya digunakan yaitu bahan logam, polimer, serta keramik.
Tahapan selanjutnya dari proses extrusion adalah potongan pelet thermoplasik
akan dimasukkan kedalam hopper yang selanjutnya, material dari plastik akan
jatuh kedalam screw dan masuk kedalam barrel, dimana pada bagian ini akan
mengalami perubahan bentuk akibat bend heater, lalu tahap selanjutnya
melewati nozzle akibat adanya tekanan pada screw yang berputar ke bagian
nozzle [5].
Extrusi ialah proses menekan sebuah material yang dimana mendesak suatu
bahan melewati lubang-lubang cetakan, agar nantinya mampu memproduksi
produk yang diinginkan dengan bentuk lubang yang dirancang. Hasil jadi yang
diinginkan dari mesin extruder adalah filamen 3D yang dijadikan bahan dasar
alat printer 3D[6]. Berikut ini ialah Gambar 2.1 mesin extruder:
Gambar 2. 1 Mesin Ekstruder
6
2.1.1 Komponen-Komponen Extrusion Molding
berikut ini penjelasan serta komponen-komponen pada extrusion
molding :
a. Hopper
Hopper adalah tempat penampung sementara material plastik yang
sudah di cacah sebelum material tersebut masuk ke barrel.
Umumnya plat baja ialah material yang sering digunakan karena
memiliki ketebalan yang mampu disesuiakan.
b. Screw
Screw adalah komponen utama atau jantung dari mesin plastic
extruder. Fungsi mencampurkan, mengalirkan, dan sebagai
pendorong materi cair menuju cetakan (die).
c. Barrel
Barrel adalah sebuah pipa selongsong atau selubung yang menjaga
plastik ketika dipanaskan oleh bend heater yang didalamnya terdapat
screw. Barrel berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses
pemanasan material plastik dan memanaskan material plastik.
d. Band Heater
Band heater adalah komponen pemanas yang digunakan untuk
memanaskan tabung atau pipa agar plastik yang ada didalam tabung
menjadi cair, band heater ini terdapat komponen-komponen
pendukung seperti baut pengunci pada bagian plat sabuknya.
e. Nozzle
Nozzle terletak di bagian ujung pada mesin extruder yang fungsinya
sebagai tempat keluarnya filamen plastik. Pada umumnya nozzle
digunakan pada sebuah rangkaian yang di dalam nya terdapat
tekanan angin, saluran gas, dan aliran cairan.
2.2 Plastik
United Nations Evironmental Programme (2009) menyatakan plastik
merupakan salah satu jenis polimer. Molekul yang sangat besar yang terdiri atas
unit-unit kecil yang disebut monomer yang bergabung bersama dalam suatu
7
rantai melewati proses yang disebut polimerisasi. Polimer biasanya memiliki
kandungan karbon serta hidrogen namun terkadang ada faktor lain semacam
oksigen, nitrogen, klorin ataupun fluor. Tidak hanya polimer, plastik pula
memerlukan bahan tambahan lain dalam proses produksinya[7].
Plastik sendiri dibedakan menjadi dua macam jenis yakni thermoplastics,
thermoset dan elastomer. Thermoplastics merupakan bahan plastik yang apabila
dipanaskan hingga temperatur tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk
kembali menjadi bentuk yang diinginkan atau dapat didaur ulang. Thermoset
merupakan bahan plastik, jika sudah dalam bentuk padat maka sukar untuk
kembali semula walaupun sudah dipanaskan kembali. Elastomer ialah bahas
plastik yang bersifat elastis. Elastomer merupakan salah satu bagian polimer ikat
silang (cross link) dikarenakan bagian tiap individunya disambungkan dengan
ikatan penghubung [8].
2.2.1 Sifat, Jenis, dan Kegunaan Plastik
Tiap-tiap plastik tentu memiliki jenis, sifat, dan kegunaan yang
macam-macam. Berikut ini merupakan macam-macam dari plastik
tersebut sendiri:
a. PET (PolyEthylene Terephthalate)
PET termasuk dalam jenis resin polyester yang bersifat kuat, jernih,
ringan, mudah untuk diubah ketika dalam kondisi temperatur yang
tinggi, dan baik dalam sifat elektrikal. Dalam sebuah produk jenis
plastik PET umumnya terdapat pada kemasan minuman berkarbonasi,
botol jus buah, fiber tekstil, dan lain-lain.
b. HDPE (High Density Polyethylene)
HDPE ialah material plastik yang terdiri dari polimer ethylene serta
bahan aditif lainnya HDPE dibuat dalam kondisi kuat, kaku, tekanan,
juga temperatur tinggi yang berasal dari minyak bumi, serta HDPE
merupakan salah satu material dari plastik yang cukup aman, hal
tersebut dikarenakan kemampunnya yang mampu mencegah reaksi
kimia dari plastik yang digunakan untuk minuman dan makanan.
c. PVC (Polyvinyl Chloride)
8
PVC merupakan jenis plastik yang sukar untuk di daur ulang kembali.
Contohnya adalah tanda lalu lintas, kabel listrik, pipa air, dan kemasan
makanan cepat saji. Reaksi antara PVC dan makanan akan berpotensi
berbahaya untuk anggota tubuh[9].
d. LDPE (Low Density Polyethylene)
LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk saat panas, minyak bumi
adalah material pembentuk LDPE. LDPE merupakan jenis plastik
yang memiliki mutu tinggi karena kuat, keras, dan tidak bereaksi pada
bahan kimia. Contohnya adalah plastik kemasan, pakaian, tas plastik
dan perangkat komputer.
e. PP (Polypropylene)
Polypropylene adalah pilihan yang baik pada bahan plastik terutama
pada tempat makanan dan minuman, sedotan, tali, dan berbagai
macam tutup botol. Kelebihan Polypropylene ialah lebih kuat, ringan,
tahan panas, dan memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak
f. PS (Polystyrene)
Pada umumnya Polystyrene digunakan sebagai bahan tempat
makanan Styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Bahan
ini harus dihindari, karena dampak yang ditumbulkan mampu
menyebabkan gangguan kesehatan. PS merupakan bahan yang sulit di
daur ulang, butuh proses yang panjang dan lama untuk proses
mendaur ulangnya.
g. Other
Untuk jenis plastik ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
1) SAN (styrene-acrylonitrile)
2) ABS (Acrylonitrile-butadiene-styrene)
3) PC (Polycarbonate)
4) Nylon
Plastik jenis ini umumnya terdapat pada suku cabang mobil,
komputer, dan plastik kemasan. Pada jenis SAN dan ABS cenderung
memiliki resistansi tinggi terhadap suhu serta reaksi kimia, segi
kekuatan, dan kekakuan. Namun pada bahan PC tidak digunakan
9
untuk tempat minuman dan makanan karena dapat menggangu
kesehatan serta untuk bahan Nylon digunakan menjadi bahan dasar
produk pakaian[10]. Tabel 2.1 dibawah ini menunjukkan temperatur
leleh dari ketujuh macam jenis plastik
Tabel 2. 1 Temperatur Leleh Proses Thermoplastic
Processing Temperature Rate
Material °C °F
ABS 180-240 356-464
Acetal 185-225 365-437
Acrylic 180-250 356-482
Nylon 260-290 500-554
Poly Carbonat 280-310 536-590
LDPE 160-240 320-464
HDPE 200-280 392-536
PP 200-300 392-572
PS 180-260 356-500
PVC 160-180 320-365
2.2.2 Cara Pembentukan Plastik
Ada berbagai macam-cara yang mampu dipakai untuk mendapatkan
plastik, banyak jenis cara yang digunakan serta berbagai jenis alat yang
bermacam-macam. Berikut ini adalah bagaimana memperoleh plastik:
a. Proses Injection Molding
Proses pembentukan yang dimana hasil lelehan plastik yang sudah
dipanaskan akan ditekan menggunakan plunger, hal tersebut
bertujuan agar lelehan plastik masuk ke dalam cetakan (mold) yang
telah tertutup juga memenuhi cetakan sesuai dengan desain
produk[11]. Sistem yang juga sama pada plastic extrusion, pada
bagian barrel-nya juga dipanaskan dibagian luarnya agar
memudahkan lelehan plastik menjadi polimer[12].
10
b. Proses Ekstrusi
Extrusion adalah proses manfaktur kontinu yang dapat
menghasilkan plastik dalam jumlah yang besar, mencetak produk
yang bentuknya panjang dengan penampang tetap[13]. Bahan baku
utamanya berupa pelet termoplastik, bubuk serta butiran yang akan
dimasukkan ke hopper dan diteruskan oleh screw yang terdapat di
dalam barrel. Barrel dilengkapi dengan sekrup tipe heliks yang
fungsinya mengirim plastik yang sudah dipanaskan dengan band
heater menuju cetakan (die). Umumnya plastik hasil proses ekstrusi
memiliki viskositas yang tinggi, hal tersebut menjadikan produk
mampu mempertahankan bentuk hasil pencetakan hingga produk
tersebut selesai[14]. Alumunium, tembaga, kuningan, baja dan
plastik adalah bahan bahan yang sering digunakan pada proses
ekstrusi. Terdapat dua jenis proses menurut pengerjaannya yakni
indirect extrusion serta direct extrusion. Berikut penjelasan
mengenai jenis proses ekstrusi:
1) Indirect Extrusion
Pada proses jenis indirect, cetakan diletakkan setelah
pendorong. Saat pendorong menekan plastik, maka plastik
tersebut akan bergerak menuju cetakanan dan mengisi penuh
bagian tersebut seperti Gambar 2.2 ini
Gambar 2. 2 Indirect Extrusion
2) Direct Extrusion
Dibagian ini plastik mengisi bagian hopper dan jatuh kedalam
screw. screw menekan plastik tersebut menuju nozzle yang
berbentuk sesuai dengan ukuran besar diameter dari nozzle
tesebut seperti Gambar 2.3 ini
11
Gambar 2. 3 Direct Extrusion
c. Proses Blow Molding
Blow molding adalah proses manufaktur untuk membuat benda
berongga dengan cara meniupkan tekanana gas ke dalam
bahan/produk. Pada dasarnya blow molding adalah pengembangan
dari proses ekstrusi pipa dengan penambahan mekanisme cetakan
serta peniupan
d. Proses Thermoforming
Thermoforming adalah proses manufaktur dengan pembentukan
lembaran plastik dengan cara melakukan pemanasan terlebih dahulu
terhadap lembaran-lembaran plastik yang nantinya dilakukan
dengan cara pengisapan atau penekanan ke rongga cetakan (mold)
plastik thermoset tidak bisa di proses secara thermoforming karena
pemanasan tidak bisa melunakkan thermoset akibat rantai tulang
belakang molekulnya salaing bersilangan. Contoh produk yang
diproses secara thermoforming adalah bakelit[15].
2.3 Screw Extruder
Screw extruder adalah jantungnya dari mesin plastic extruder. Screw
extruder berfungsi untuk mengalirkan, mendorong dan mencampur material
menuju ke cetakan setelah melalui proses penggabungan menjadi
homogenisasi pada perubahan material itu. Screw extruder mencakup 2 jenis
yakni ulir tunggal (single screw extruder/SSE) serta ulir ganda (double screw
extruder/DSE) ditunjukkan pada Gambar 2.4 serta Gambar 2.5 seperti berikut
ini:
12
Gambar 2. 4 Single Screw
Gambar 2. 5 Double Screw
Dibagian tipe single screw untuk menekan plastik yang sudah tercampur
dipengaruhi oleh dua gesekan, pertama ialah gesekan antara dinding barrel
dengan bahan, lalu gesekan ulir dengan bahan. Barrel extruder memiliki
peranan penting pada tipe ulir tunggal yaitu mampu mengerakan lelehan plastik
dengan mumpuni. Berikut ini merupakan perbedaan antara extruder ulir
tunggal dan ulir ganda pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2. 2 Perbandingan Ekstruder Single Screw dan Eksruder Double Screw
Perbandingan Ekstruder Single Screw Eksruder Double Screw
Harga Relatif lebih murah Mahal
Oprasional Lebih mudah dan
kontrol proses
sederhana
Relatif rumit dan
persyaratan control
proses tinggi
Konstruksi Relatif sederhana Rumit
Kapasitas pemrosesan
dan konsumsi energi
Memiliki output yang
besar, kecepatan extrusi
yang cepat dan
konsumsi energi rendah
per unit output
Memiliki output yang
relatif lebih kecil,
kecepatan extrusi yang
lambat dan konsumsi
energi relatif lebih
tinggi per unit
outputnya
13
Kemampuan
plasticzing
Degradasi polimer
kecil
Kemampuan
pencampuran dan
plastisisasi yang baik
Waktu tinggal di dalam
extruder lama
Waktu tinggal didalam
extruder singkat
Cocok untuk
plasticizing polimer
Cocok untuk
pemrosesan bubuk
Pada umumnya bagian single screw extruder terdapat tiga bagian. Berikut ini
adalah bagian-bagian dari screw beserta fungsinya[5] :
a. Feed Section, pada bagian ini yang terjadi adalah plastik yang belum
meleleh dari hopper serta dipanaskan materialnya terlebih dahulu (preheat).
b. Compression Section, dibagian ini material nantinya mengalami perubahan
struktur, material akan dimampatkan akibat screw, dan udara yang ada
didalam barrel menjadi menghilang.
c. Metering Section, tahapan akhir ini plastik cair akan menjadi homogen dan
tekanan dari screw dapat memompanya melewati bagian cetakan (die). Pada
bagian ini material plastik mengalami tekanan untuk mengurangi jumlah
ruang-ruang kosong pada barrel.
2.3.1 Perhitungan Screw
Berikut ini adalah desain screw extruder tunggal yang ditunjukkan pada
tabel 2.3 dan gambar berikut:
Tabel 2.3 Desain screw extruder
14
Dibawah ini merupakan tabel 2.3 yakni menerangkan mengenai dimensi
dari single screw ekstruder
Tabel 2. 3 Dimensi Single Screw Ekstruder
Dimensi Keterangan Satuan
𝐷𝑏 diameter barrel mm
S screw lead mm
V jumlah flight
𝑊𝑓𝑙𝑡 lebar flight mm
W lebar chanel mm
ℎ𝑓 kedalaman feed zone mm
ℎ𝑚 kedalaman metering zone mm
𝜃 sudut miring screw °
L panjang screw mm
Berikut ini adalah perhitungan yang digunakan pada screw extruder:
a. Rasio kompresi:
𝐶𝑅 = 𝐻𝑓
𝐻𝑚 (1)
Keterangan :
Hf = Kedalaman feed zone
Hm = Kedalaman matering zone
b. Sudut kemiringan screw:
15
𝜃 = tan−1 (𝑠
𝜋 × 𝐷𝑏) (2)
Keterangan:
s = Screw lead
Db = Diameter barrel
c. Daya yang dibutuhkan untuk memutar screw extruder:
𝑄 = 60𝜋 𝐷2
4𝑆 𝑛 𝜓 𝛾 𝐶 (3)
Keterangan :
𝑄 = Kapasitas screw
𝜓 = Efisiensi daerah vertical
𝑛 = putaran screw
𝛾 = Densitas bijih plastik HDPE (941 kg/m3)
𝐶 = faktor koreksi karena inklinasi (0,9)
2.4 Poros
Poros ialah elemen berarti yang berperan selaku penerus putaran dari
motor penggerak mengarah ke elemen penggerakkan, pada biasanya, poros
berupa silinder. Penerus putaran tersebut bisa memakai pulley, sprocket
ataupun roda gigi, serta kopling. Dengan demikian poros akan terjadi tegangan
geser akibat terdapatnya momen punter/torsi [16]
Ditinjau dari fungsi poros sebagai penerus putaran dan daya, poros dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Poros transmisi
2. Spindel
3. Gandar
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai
macam keamanan biasanya dapat diambil dari perencanaan, sehingga koreksi
pertama diambil kecil. Dibawah ini ialah tabel 2.4 yaitu faktor koreksi yang
umumnya digunakan.
16
Tabel 2. 4 Faktor-faktor koreksi daya yang akan di transmisikan, fc
Daya yang akan ditransmisikan f𝑐
Untuk daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5
a. Momen puntir berdasarkan tenaga motor:
𝑇 =𝑃 × 60
2𝜋𝑁
(6)
T = Momen rencana (Kg.mm)
P = Daya (watt)
N = Kecepatan putar motor (rpm)
b. Torsi maksimum yang bisa dibeban kan untuk porosnya
𝜏𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝜏𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 × 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑢𝑙𝑙𝑒𝑦 (7)
Rasio pulley = 1 : 4
c. Safety factor
𝑆𝒇 =𝑇
𝜏 (8)
𝑆𝒇 = safety factor
2.5 Bantalan
Bantalan digunakan agar mampu menumpu poros yang mempunyai
beban. Pemakaian bantalan disesuaikan dengan beban yang bekerja pada poros
tersebut, sehingga poros mampu bekerja dengan baik dan pemakaian bantalan
tahan lama, berikut adalah klasifikasi bantalan yang akan digunakan:
a. Berdasarkan gerak bantalan terhadap poros
1. Bantalan gelinding
2. Bantalan luncur
b. Berdasarkan arah beban terhadap poros
1. Bantalan radial
2. Bantalan aksial
3. Bantalan gelinding khusus
17
Jenis bantalan dan ukuran bantalan dapat diketahui dengan persamaan berikut:
a. Beban yang diterima
𝜏 = 𝐹 × 𝑟 (11)
Dimana:
𝜏 = torsi yang digerakkan (N.m)
𝐹 = beban yang diterima (N)
𝑟 = jari jari pulley yang digerakkan (mm)
b. Faktor kecepatan putaran bantalan:
fn = [33.3
𝑛]
1
3 (12)
𝑓𝑛 = faktor kecepatan (rpm)
n = Kecepatan putar motor (rpm)
c. Faktor keandalan umur bantalan:
𝐶𝑜 = 𝐹𝐷 (𝐿𝐷 𝑥 𝑛𝐷 𝑥 60
𝐿𝑅 𝑥 𝑛𝑅𝑥60)
1𝑎 (13)
Keterangan:
𝐶𝑜= basic load rating (𝑘𝑁)
𝐿𝑅 𝑥 𝑛𝑅𝑥60 = 106
𝐿𝐷= Faktor keandalan (jam)
2.6 Band heater
Daya pada Heater tergantung pada lama pemanasan, jenis material yang
dipanaskan, massa benda yang akan dipanaskan, dan waktu yang akan
ditempuh untuk mencapai suhu yang telah ditentukan. Dengan menggunakan
rumus di bawah sebagai berikut[17]:
Q = 𝑀 𝑥 𝐶 𝑥 Δ𝑇
860 𝑥 𝑡 𝑥 η (14)
Dimana:
Q = Daya Heater (kWatt)
M = Massa barrel (Kg)
18
C = Kalor jenis material yang dipanaskan (kkal/KgoC)
ΔT = Perubahan suhu
t = Waktu pemanasan
η = Effesiensi (0,3)
a. Jumlah Kalor pada Barrel
Dari apa yang sudah didapat, kita mendapatkan nilai kalor pada
bagian barrel:
𝑄 = 𝑚 𝑥 𝑐 𝑥 ∆𝑇 (15)
Dimana:
Q = Kalor barrel (J)
T = Waktu kenaikkan suhu (s)
C = Kalor jenis material yang dipanaskan (kkal/KgoC)
2.7 Sistem penggerak ekstruder
Sistem penggerak ekstruder sangat diperlukan untuk menggerakkan
screw pada mesin ekstruder dengan kecepatan yang dapat diatur. Sistem
penggerak tersebut harus mampu menjaga kecepatan bergerak konstan karena
akan terjadi fluktuasi kecepatan screw ekstruder mampu menghasilkan bentuk
yang nantinya tidak homogen pada hasil akhir nanti. Hal itu menyebabkan
kecepatan yang konstan menjadi dasar utama dalam pemilihan sistem
penggerak. Sistem penggerak juga harus mampu memberikan torsi yang ideal.
Berikut ini sistem penggerak yang ideal untuk mesin extruder screw:
a. Sistem penggerak hidrolik
b. Sistem penggerak motor listrik AC
c. Sistem penggerak motor listrik DC
2.7.1 Sistem penggerak motor DC
Saat ini, motor DC umumnya dioperasikan dari solid-state power
supply karena lebih efektif dalam hal biaya dibandingkan mengunakan
generator set. Pada bagian sistem penggerak motor DC umumnya lebih
sederhana serta lebih murah dari segi harga. Motor DC juga terdapat
kekurangan seperti pergantian pada bagian brushed dalam jangka
19
waktu pemakian tertentu. Berikut dibawah ini ialah Gambar 2.6
skematik sistem penggerak pada motor DC:
Gambar 2. 6 Skematik penggerak motor DC
2.8 Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan penunjang penulis dalam rancang
bangun sehingga mampu membantu penulis dalam meneliti suatu penelitian
yang dilakukan. Pengkajian sebelumnya berupa jurnal atau paper yang terkait
dengan penelitian yang dilakukan penulis dilampirkan pada tabel 2.5 seperti
berikut:
Tabel 2. 5 Jurnal Terdahulu
Penulis Tahun Keterangan
Tya, dkk 2021 Rancang bangun mesin filament extruder
yang berbasis arduino mega2560 dengan
hasil acrylonitrile butadiene styrene (ABS)
berfokus pada mendur ulang hasil sisa
proses 3D printing yang terdiri dari arduino
mega 2560 sebagai komponen utama, serta
ABS sebagai bahannya dengan temperatur
lelehnya 200-210℃. Penelitian ini
mendapatkan hasil terbaik pada suhu yang
dilakukakn diameter filamen yang
dihasilkan yaitu, 1,74 mm pada temperatur
205℃ dengan kecepatan produksi 806
mm/menit atau 0,109 kg/jam
Sibarani, dkk 2018 Rancang unit extruder pada lamination
flexible packaging dan hasil yang
didapatkan adalah dimensi screw conveyor
20
dengan diameter 4 inci, panjang screw 25,1
inci, jarak pitch 4 inci, dan jenis ulir ialah
conveyor helical dan didapatkan conveyor
screw yaitu, kapasitas screw 200 kg/jam,
torsi yang ditranmisikan penggeraak
terhadap screw sebesar 13,973 kg, serta
gaya axial yang terdapat dibagian screw
ialah 1,3 kg. jenis heater yang digunakan
ialah band heater dengan daya keluaran
sebesar 800 watt.
Irwan dan
Mekar
2018 Rancang bangun prototype mesin ekstrusi
polimer single screw dan simpulan yang
didapatkan adalah mesin mampu
menghasilkan produk dengan baik dengan
motor penggerak 1,4 HP, pemanas
menggunakan 4 heater 50X100, CPM 475
W, 220V, namun mesin ini masih terdapat
kekurangan pada sistem pendinginnya dan
bentuk cetakannya. Ini terlihat dari hasil
extruded, yang banyak berpengaruh pada
temperatur proses ekstrusi yang sesuai
untuk memproduksi filamen dengan single
screw. Dimensi produk filamen yang
dihasilkan dengan proses ekstrusi single
screw mempunyai penyimpangan hingga
100% dari ukuran cetakan.
Mahmudi, Ali 2017 Mesin prototype pengolah limbah
Styrofoam dengan variable temperatur
pemanasan dan kecepatan aliran Styrofoam
mendapatkan hasil produk yang mumpuni
dengan bentuk padat dan warnanya putih
dengan keadaan baik kisaran temperatur
21
110-120℃ dengan aliran kecepatan
Styrofoam berkisar antara 2,7 m/menit – 3,6
m/menit.