BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB...

31
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis Bank Beberapa pengertian bank yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi dan perbankan menyebutkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan (Kasmir, 2003). Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, bukan hanya mencari keuntungan saja (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut Sigit dan Totok (2006:5) bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana. Penghimpunan dana secara langsung berupa simpanan dana masyarakat yaitu tabungan, giro dan deposito yang berupa pinjaman. Penyaluran dana dilakukan dengan tujuan modal kerja, investasi dan deposito dan untuk jangka panjang dan jangka menengah. Sementara itu dalam undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 pasal 1 angka 2, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Pengertian bank disempurnakan menjadi sebagai berikut: Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Pasal 1, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank

2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis Bank

Beberapa pengertian bank yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi

dan perbankan menyebutkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang

keuangan (Kasmir, 2003). Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama

dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga

sosial, bukan hanya mencari keuntungan saja (Hasibuan, 2007).

Sedangkan menurut Sigit dan Totok (2006:5) bank adalah lembaga

keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana. Penghimpunan dana secara

langsung berupa simpanan dana masyarakat yaitu tabungan, giro dan deposito

yang berupa pinjaman. Penyaluran dana dilakukan dengan tujuan modal kerja,

investasi dan deposito dan untuk jangka panjang dan jangka menengah.

Sementara itu dalam undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 pasal 1

angka 2, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup masyarakat banyak. Pengertian bank disempurnakan menjadi sebagai

berikut: “Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Pasal 1, bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

13

menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat”.

Banyaknya jasa yang diberikan bank yang sangat beragam, hal ini

tergantung dari kemampuan masing-masing bank tersebut. Semakin mampu dan

baik bank tersebut maka akan semakin banyak jasa-jasa yang ditawarkan.

Kemampuan bank dapat dilihat dari sisi permodalan, aset, manajemen,

rentabilitas, likuiditas, dan sensitifitas bank terhadap resiko pasar yang dimiliki

oleh masing-masing bank.

Perkembangan bank saat ini membuat bank-bank yang ada di Indonesia

dibedakan dalam beberapa pengelompokan. Pengelompokan bank tersebut terdiri

dari:

1. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

terdiri dari:

a) Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatannya secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.

b) Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau syariah dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank berdasarkan kepemilikannya:

a) Bank milik pemerintah adalah bank yang akte pendirian dan modalnya

dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank tersebut

merupakan milik pemerintah. Contohnya: Bank Negara Indonesia 46

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

14

(BNI 46), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara

(BTN), dan Bank Mandiri.

b) Bank milik swasta nasional, merupakan bank yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte

pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian

keuntungan diambil oleh pihak swasta juga. Contohnya: Bank Central

Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Bukopin, Bank Sinarmas, dan bank

swasta nasional lainnya.

c) Bank milik asing, adalah bank yang merupakan cabang dari bank yang

berada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah

asing suatu negara. Contohnya American Express Bank, Hongkong

Bank, Bangkok Bank dan bank asing lainnya.

d) Bank milik campuran, adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak

asing dan pihak swasta nasional, kepemilikan sahamnya secara

mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contohnya: Inter

Pasifik Bank, Bank Finconesia, dan bank campuran lainnya.

3. Bank berdasarkan kegiatan devisa:

a) Bank Devisa, adalah bank yang dapat melaksanakan kegiatan

transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang

asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke

luar negeri, travelers cheque, pembukuan dan pembayaran Letter of

Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya. Untuk menjadi bank

devisa harus memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan

Bank Indonesia.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

15

b) Bank Non Devisa, adalah bank yang mempunyai izin untuk

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat

melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa sehingga transaksi

yang dilakukan hanya dalam batas-batas suatu negara.

4. Bank berdasarkan cara menentukan harga:

a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional dalam mencari

keuntungan dan menetapkan harga kepada para nasabahnya, bank

yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode.

Pertama, spead based dengan menetapkan bunga sebagai harga jual

produk simpanan deposito dan harga beli untuk produk

pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku

bunga tertentu Kedua, fee based untuk jasa- jasa bank lainnya pihak

perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai

biaya dalam nominal atau persentase tertentu seperti biaya

administrasi, biaya provinsi, sewa, iuran, dan biaya-biaya lainnya

yang dikenal dengan istilah fee based.

b) Bank yang berdasarkan prinsip syariah Penentuan harga atau

mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah

adalah dengan cara: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh

keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal berdasarkan

sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan

pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

16

oleh pihak lain (ijarah waiqtina). Bank berdasarkan prinsip syariah

mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga

tertentu.

2.1.2. Sumber Dana Bank

Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari

masyarakat (Kasmir, 2012:45). Secara garis besar sumber dana bank dapat

diperoleh dari bank itu sendiri, masyarakat luas, dan lembaga lainnya (Kasmir,

2012:46). Dana-dana yang digunakan sebagai alat bagi operasional suatu bank

bersumber dari dana-dana (Dendawijaya, 2009:46) sebagai berikut:

1. Dana pihak kesatu

Dana dari bank sendiri adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau para

pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri (yang pertama kalinya ikut

mendirikan bank tersebut) maupun pihak pemegang saham yang ikut dalam usaha

bank tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham publik (jika

misalnya bank tersebut sudah go public atau merupakan suatu badan usaha

terbuka). Dana modal sendiri terdiri atas beberapa macam, yaitu:

a) Modal disetor adalah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang

saham pada saat bank didirikan.

b) Agio saham adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh

pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham.

c) Cadangan-cadangan adalah sebagian laba bank yang disisihkan dalam

bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk

menutup kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

17

d) Laba ditahan adalah laba milik para pemegang saham yang diputuskan

oleh mereka sendiri melalui rapat umum pemegang saham untuk tidak

dibagikan sebagai dividen, tetapi dimasukkan kembali dalam modal kerja

untuk operasional bank.

2. Dana pihak ke dua

Dana pihak kedua adalah dana-dana pinjaman yang berasal dari pihak luar,

yang terdiri atas dana-dana sebagai berikut:

a) Call money adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman harian

antar bank.

b) Pinjaman biasa antar bank adalah pinjaman dari bank lain yang berupa

pinjaman biasa dengan jangka waktu relatif lebih lama.

c) Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank (LKBB) Pinjaman ini

terutama terjadi ketika lembaga keuangan tersebut masih berstatus LKBB,

sebelum dikeluarkannya Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang

perbankan. Setelah dikeluarkannya undang-undang tersebut, LKBB ini

hampir semua berubah statusnya menjadi bank umum. Pinjaman dari

LKBB ini lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjual

belikan dalam pasar uang sebelum jatuh tempo daripada berbentuk kredit.

d) Pinjaman dari bank sentral BI. Pinjaman dari bank sentral BI lebih

dikenal dengan istilah Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). KLBI

merupakan instrumen dari bank sentral dalam rangka memberikan

motivasi gerakan moneter bagi bank dan masyarakat ekonomi, serta

merupakan sumber dana yang tergolong murah dengan tingkat bunga

yang relatif sangat rendah.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

18

3. Dana pihak ke tiga

Dana pihak ketiga adalah dana berupa simpanan dari masyarakat yang

merupakan sumber dana terbesar yang paling di andalkan oleh bank. Sumber dana

dari pihak ke tiga selalu menjadi prioritas utama bagi bank. Dana dari masyarakat

terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

a) Giro (Demand Deposit) adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet

giro, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara

pemindahbukuan.

b) Deposito (Time Deposit) adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu

berdasarkan perjanjian.

c) Tabungan (Saving Deposit) adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.

2.1.3. Fungsi Bank

Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of

development, dan agent of service (Santoso, 2006:09). Penjelasan tentang fungsi

bank (Sigit dan Totok, 2006) adalah:

1) Agent of Trust

Sebagai lembaga kepercayaan, bank memiliki fungsi financial

intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana

(penyimpan dana atau kreditur) dan menyalurkan pada pihak yang membutuhkan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

19

dana (peminjam dana atau debitur). Fungsi financial intermediary ini akan dapat

berjalan lancar apabila ada unsur kepercayan (trust). Dalam hal ini masyarakat

akan menyimpan dananya apabila dilandasi unsur kepercayaan dan pihak bank

sendiri akan menempatkan dan menyalurkan dananya kepada debitur atau

masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan juga.

2) Agent of Development

Sektor moneter dan sekor riil tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan

perekonomian masyarakat. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling

mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan bekerja dengan baik

apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai

penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan yang

ditujukan untuk pembangunan perekonomian masyarakat, seperti kegiatan

produksi, distribusi, investasi dan konsumsi barang dan jasa.

3) Agent of Services

Bank menawarkan berbagai macam jasa disamping dalam melakukan

kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran

jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank

seperti transfer uang, inkaso, letter of credit, automated teller machine, money

market, capital market, dll. Jasa-jasa yang ditawarkan tersebut erat kaitannya

dengan kelancaran kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

2.1.4. Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan

pasal 29, disebutkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

1) Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

20

2) Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan

memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen,

rentabilitas, likuiditas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan

usaha bank.

3) Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip

kehati-hatian (Lukman Dendawijaya, 2009).

4) Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perbankan tersebut,

Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No. 26/5/BPPP tanggal 29

Mei 1993, yang mengatur tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.

Ketentuan ini merupakan penyempurnaan ketentuan yang dikeluarkan Bank

Indonesia dengan Surat Edaran No. 23/21/BPPP tanggal 28 Februari 1991.

5) Metode penilaian tingkat kesehatan bank tersebut dikenal dengan metode

CAMEL, yang berisi langkah-langkah yang dimulai dengan menghitung

besarnya masing-masing rasio pada komponen-komponen berikut:

C : Capital (Untuk rasio kecukupan modal bank)

A : Assets (Untuk mengukur rasio-rasio kualitas aktiva)

M : Management (Untuk menilai kualitas managemen)

E : Earnings (Untuk rasio-rasio rentabilitas bank)

L : Liquidity (Untuk rasio-rasio likuiditas bank)

Dengan demikian, perhitungan tingkat kesehatan suatu bank umum

dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a) Langkah I Menghitung rasio berdasarkan rumus yang ditetapkan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

21

b) Langkah II Menghitung besarnya nilai kredit (credit point) untuk masing-

masing komponen CAMEL.

c) Langkah III Mengalikan nilai kredit (credit point) tersebut dengan bobot

bagi masing-masing komponen CAMEL.

d) Langkah IV Menjumlahkan seluruh nilai komponen CAMEL.

e) Langkah V Memperhitungkan nilai kepatuhan berkaitan dengan:

Pemberian kredit usaha kecil (KUK)

Pemberian kredit ekspor

Pelanggan batas maksimum pemberian kredit

Ketentuan tentang posisi devisa neto

f) Langkah VI menetapkan kategori kesehatan bank yang bersangkutan.

Menurut Lukman Dendawijaya (2009), analisis rasio untuk mengukur

profitabilitas suatu bank umumnya ada empat yaitu: Return on

Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO), dan Net Profit Margin (NPM). Rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)

secara keseluruhan adalah Return on assets (ROA). Sehingga semakin besar return

on assets (ROA) suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan aset.

Sebagai catatan bahwa Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian

berdasarkan besarnya return on assets (ROA) dan tidak memasukkan unsur return

on equity (ROE) dalam menilai tingkat kesehatan suatu bank. Hal ini dikarenakan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

22

Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan

nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian

besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Lukman Dendawijaya, 2009).

Tabel 2.1

Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (Metode CAMEL)

Uraian C A M E L

Singkatan

dari Capital Assets Managemen Earning Liquidity

Dalam

Bahasa

Indonesia

Modal Aktiva Manajemen Rentabilitas Likuiditas

Yang

Dinilai

Kecukupan

Modal

Kualitas

Aktiva

Produktif

Kualitas

Manajemen

Kemampuan

Bank dalam

Menghasilkan

Laba

Kemampuan

Bank dalam

Menjaga

Likuiditas

Jumlah

Rasio yang

Digunakan

1 2 5 2 2

Rasio

(Rumus) 1. CAR

1. BDR

2. CAD

1. Manajemen

Modal

2. Manajemen

Aktiva

3.Manajemen

Umum

4.Manajemen

Rentabilitas

5. Manajemen

Likuiditas

1. ROA

2. BOPO

1. LDR

2. NCM to

CA

Perhitungan

Nilai Kredit

(Credit

Point)

0 s/d max 100

1. Max

100

2. Max

100

Total : Max

100

1. Max 100

2. Max 100

1. Max 100

2. Max 100

BOBOT 25%

1. 25%

2. 5%

Total=

30%

25%

1. 5%

2. 5%

Total = 10%

1. 5%

2. 5%

Total = 10%

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

23

Sumber: Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004

Keterangan:

CAR : Capital Adequacy ratio

BDR : Bad debt ratio

CAD : Cadangan aktiva yang diklasifikasikan

ROA : Return on Assets

BOPO : Badan operasional terhadap pendapatan operasional

LDR : Loan to deposit ratio

NCM-CA: Net call money to current assets

2.2. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan

Menurut Husnan (2004), kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu

dasar penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan

berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan. Kinerja keuangan

perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel.

Sumber utama variabel yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan

keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut

dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang dapat dijadikan dasar kinerja

keuangan perusahaan.

Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan

disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan

eksternal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang

merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen

kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

24

Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam rangka peningkatan transparansi

kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001

tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan

keuangan dalam bentuk dan cakupan yang tediri dari (Siamat, 2005):

1) Laporan Tahunan dan Laporan keuangan Tahunan

Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam

kurun waktu satu tahun. Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan keuangan

akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang

berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan publik. Laporan Keuangan Tahunan

adalah:

a. Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari satu kesatuan usaha yang

merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada suatu

tanggal tertentu.

b. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban

dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.

c. Laporan perubahan equitas adalah laporan perubahan modal dari satu

kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi laba

komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.

d. Laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran kas

baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan dari

satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

25

2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar

akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.

3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan

bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan

dipublikasikan setiap bulan.

4) Laporan Keuangan Konsolidasi

Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau

memiliki anak perusahan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi

berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta

menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

Tujuan laporan keuangan, menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan” (IAI,2002), adalah sebagai berikut:

a) Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan

(aktiva, utang, dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.

b) Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan.

c) Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi

keuangan perusahaan.

d) Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting

dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

26

2.3. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui

hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara

individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir,

2001:64). Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan

antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan,

dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan

atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan

atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut

dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat

menentukan tingkat kinerja suatu bank dan kesehatannya dengan menggunakan

perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu bank. Perhitungan

rasio untuk menilai posisi kinerja suatu bank, akan memberikan gambaran yang

jelas tentang baik dan buruknya operasional suatu bank, yang dilihat dari posisi

keuangannya dalam neraca dan laba rugi.

2.4. Net Interest Margin (NIM)

Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank

Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut: “Net

Interest Margin (NIM) merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih

terhadap rata-rata aktiva produktifnya”. Menurut Tristiningtyas dan Mutaher

(2013), NIM merupakan selisih bunga simpanan (dana pihak ketiga) dengan

bunga pinjaman.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

27

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Net Interest

Margin (NIM) pada dasarnya adalah merupakan sebuah rasio keuangan yang

merupakan hasil dari perbandingan antara pedapatan dari bunga terhadap aktiva,

yang juga merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei

2004 adalah sebagai berikut:

Dalam dunia perbankan cost of funds dan tingkat bunga pinjaman sangat

dipengaruhi oleh suku bunga Bank Indonesia. Menurut Januarti, (dalam Murti,

2015) biaya yang harus dikeluarkan oleh bank kepada masing-masing sumber

dana bank yang bersangkutan, dalam hal ini berupa cost of funds akan

menentukan berapa persen bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang

diberikan kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan netto bank. Net

Interest Margin yaitu selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga. Tingkat suku

bunga juga menentukan besarnya NIM. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

No. 6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,

untuk standar rasio Net Interest Margin (NIM) yang baik itu diatas 5%.

Net Interset Margin (NIM) merupakan rasio untuk mengukur jumlah

pendapatan bunga bersih yang diperoleh dalam menggunakan aktiva produktif

yang dimilki oleh bank. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga

dikurangi beban bunga, sedangkan aktiva produktif merupakan penempatan pada

bank lain, surat berharga, penyertaan, dan kredit yang diberikan (Acmad, 2003).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

28

Semakin tinggi NIM pada suatu bank, maka pendapatan pun akan semakin

meningkat, selanjutnya profitabilitas (ROA) pun juga akan meningkat.

2.5. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Likuiditas menurut Darmawi (2011: 59) adalah suatu istilah yang dipakai

untuk menunjukkan persedian uang tunai dan aset lain yang dengan mudah

dijadikan uang tunai. Alat ukur likuiditas yang sering digunakan adalah rasio LDR

(Loan to Deposit Ratio).

Menurut Kasmir (2012: 225) “LDR (Loan to Deposit Ratio) adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan

dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang

digunakan”, sementara menurut Darmawi (2011:61) “LDR (Loan to Deposit

Ratio) adalah salah satu ukuran likuiditas dari konsep persediaan yang berbentuk

rasio pinjaman deposit.”

Dari pengertian LDR menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa LDR adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin

tinggi rasio ini maka semakin rendahnya likuiditas bank yang bersangkutan.

Namun sebaliknya jika semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi likuiditas

bank yang bersangkutan. Menurut Kasmir (2012:225), batas aman dari LDR suatu

bank adalah sekitar 80%. Namun batas maksimal adalah 110%. Menurut

Sudirman (2013:158), rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

29

Adapun kriteria penilaian berdasarkan peringkat komponen LDR dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2

Matriks Kriteria Peringkat Komponen LDR

LDR Nilai Risiko Predikat Risiko

LDR ≤ 75% 1 Sangat Baik

75% < LDR ≤ 85% 2 Baik

85% < LDR ≤ 100 % 3 Cukup

100% < LDR ≤ 120% 4 Tidak Baik

LDR > 120% 5 Sangat Tidak Baik

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004

LDR adalah rasio yang memperlihatkan komposisi jumlah kredit yang

disalurkan dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga dan modal sendiri yang

digunakan. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan

bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun

banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Sehingga semakin tinggi

LDR maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut

mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan

kecil (Kasmir, 2008:225).

2.6. Non Performing Loan (NPL)

Salah satu resiko yang dihadapi oleh bank adalah resiko tidak terbayarnya

kredit yang telah diberikan kepada debitur atau disebut dengan resiko kredit.

Resiko kredit merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

30

nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta

bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan

(Siamat, 2005:92).

Menurut Januarti, (dalam Murti, 2015) dana yang dihimpun oleh bank

akan menjadi beban bila didiamkan saja. Oleh sebab itu bank harus

mengalokasikan dananya secara efisien dengan mempertimbangkan tingkat

resiko. Salah satu bentuk pengalokasian dana tersebut adalah dalam bentuk

pemberian kredit. Dalam pemberian kredit ini perlu dilakukan analisis kredit,

yakni suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu

permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitor kredit (Dendawijaya, 2009).

Hal ini untuk mencegah terjadinya default oleh calon debitor, yang di dalam dunia

perbankan dinamakan risiko kredit, yang didefinisikan sebagai risiko kerugian

yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya

atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya (Ghozali, 2011).

Default adalahkegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi

kredit yang diterimanya (angsuran pokok) beserta bunga yang sudah disepakati

dan sudah diperjanjikan bersama (misalnya berdasarkan akad kredit yang dibuat

berdasarkan notaris publik).

Kredit macet atau non performing loan menggambarkan suatu situasi

dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan

cenderung menuju atau mengalami kerugian potensial. Kredit yang termasuk ke

dalam non performing loan (NPL) adalah kredit kurang lancar, kredit diragukan

dan kredit macet. Bank Indonesia menetapkan bahwa tingkat non performing loan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

31

(NPL) yang wajar sebesar 5% dari total kreditnya. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa bank dapat dikatagorikan sehat apabila non performing loan (NPL)

dibawah 5%, apabila rasio NPL berada diatas 5% dapat dikatakan bank tersebut

tidak sehat. Untuk mengetahui besarnya tingkat non performing loan (NPL) suatu

bank maka diperlukan suatu ukuran (Rahardja, 2006:196).

Kredit macet / kredit Non Performing pada umumnya merupakan kredit

yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat 90 (sembilan

puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara

tepat waktu sangat diragukan. Kredit Non Performing terdiri atas kredit yang

digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet (PSAK No. 31

Tahun 2009 Tentang Akuntansi Perbankan). Kredit macet dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Non Performing Loan (Raharja, 2006:196) sebagai berikut:

Adapun kriteria penilaian berdasarkan peringkat komponen NPL dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3

Matriks Kriteria Peringkat Komponen NPL

NPL Nilai Risiko Predikat Risiko

≤ 10% 1 Sangat Baik

10% < NPL ≤ 15% 2 Baik

15% < NPL ≤ 20 % 3 Cukup

20% < NPL ≤ 25% 4 Tidak Baik

25% < NPL 5 Sangat Tidak Baik

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

32

Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu rasio untuk mengukur

risiko ini. Semakin tinggi tingkat NPL dapat diartikan bahwa semakin tinggi pula

debitur atau nasabah yang tidak mampu melunasi fasilitas yang telah disediakan

oleh bank dalam bentuk kredit langsung maupun tidak langsung. Dengan

demikian, semakin banyak pula biaya penyisihan cadangan penghapusan kredit

yang akan menjurus pada kerugian bank (M. Lestari dan Widyawati, 2014).

Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat NPL, akan menurunkan profitabilitas

(ROA). Dapat dirumuskan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap

ROA.

2.7. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan

pendapatan operasional (BOPO). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai

perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana, maka biaya dan pendapatan

operasional bank didominasi oleh bunga.

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio

efsiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin

tinggi BOPO maka semakin kecil ROA. Hal ini berarti mencerminkan kurangnya

kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan

pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

33

kurang efisien dalam mengelola usahanya, sehingga kinerja keuangan bank

menurun (SE. Intern BI, 2004).

Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efsien biaya operasional yang

dikeluarkan bank yang bersangkutan maka kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin kecil sehingga kinerja keuangan bank semakin baik.

Rasio BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan

operasional.

Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah

dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka

100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan

operasinya. Hal ini didukung oleh hasil data empiris menurut Pelo (2012),

Tristiningtyas dan Mutaher (2013), Lestari dan Widyawati (2015), Murti (2015)

yang menyatakan rasio BOPO berpengaruh negatif signifkan terhadap kinerja

keuangan (ROA) pada bank. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan

kegiatan operasinya, maka digunakan penghitungaan rasio biaya operasi. Menurut

Surat Edaran BI No. 6/23 DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio biaya operasional

diukur dari perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan

operasional. Semakin besar biaya operasi yang dialokasikan namun tidak

diimbangi dengan pendapatan yang di dapat maka semakin besar pula tingkat

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

34

BOPO. Ini berarti kinerja bank tidak efisien dan keuntungan yang didapatpun

semakin kecil. Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa BOPO berpengaruh

negatif signifikan terhadap ROA.

2.8. Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan (Lukman Dendawijaya, 2009). Hal ini selaras dengan

pengertian return on assets (ROA) menurut Farah Margaretha yang menyatakan

bahwa return on assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan.

Return on Assets (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

Semakin besar rasio ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan assets. (Rivai et. al, 2010:481). ROA dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

35

Menurut surat edaran Bank Indonesia tahun 2004 ROA yang baik nilainya

lebih dari 1,25%. Berdasarkan pada rumus return on assets (ROA) diatas maka

ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu:

a) Laba (profit)

Menurut Suwardijono (2013), pengertian laba adalah: “Laba dimaknai

sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti

laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat

dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang/jasa)”.

b) Aktiva (assets)

Menurut Mahmud M. Hanafi (2009), pengertian aktiva adalah sumber

daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan

darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh perusahaan.

2.9. Kajian Penelitian Terdahulu

Tujuan kajian penelitian terdahulu adalah untuk memberikan kerangka

kajian empiris dari kerangka kajian teoritis bagi permasalahan sebagai dasar untuk

mengadakan pendekatan terhadap masalah yang dihadapi, serta dipergunakan

sebagai pedoman dalam pemecahan masalah. Sejauh pengetahuan penulis ada

beberapa penelitian yang terkait dengan pengaruh Net Interest Margin (NIM),

Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), dan Biaya

Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap return on assets

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

36

(ROA). Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai referensi dan

perbandingan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.4

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Kelemahan

1 Candra

Kusuma

Ningrum

(2011)

Analisis Faktor-

faktor yang

mempengaruhi

Return On

assets pada

Bank Daerah di

Indonesia

Periode 2005-

2008

Melihat pengaruh Return

On Assets (ROA) melalui

varibel Capital Adequaci

Ratio (CAR), Net Interest

Margin (NIM), Loan to

Deposit Ratio (LDR), Non

Performing Loan (NPL),

Biaya Operasional dan

Pendapatan Operasional

(BOPO), Giro Wajib

Minimum (GWM).

Menggunakan analisis

regresi berganda, teknik

sampel menggunakan

purposive sampling,

pengaruh simultan adalah

sebesar 81,5% sisanya

18,5% dipengaruhi faktor

lain.

Variabel NIM dan LDR

berpengaruh positif

terhadap ROA, BOPO

berpengaruh negative

sedangkan CAR, NPL,

GWM tidak berpengaruh

terhadap ROA

CAR, NPL,

GWM tidak

berpengaruh

terhadap

ROA.

2 Dechrista

R.G Sakul

(2012)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

Return On

assets pada

Bank Swasta

Nasional di

Indonesia

Periode 2006-

2010

Melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi Return On

Assets (ROA) melalui

variabel Loan to Deposit

Ratio (LDR), Non

Performing Loan (NPL),

Capital Adequaci Ratio

(CAR). Penelitian

menggunakan analisis

regresi, teknik sampel

menggunkan purposive

sampling, berganda hasil

penelitian menunjukan

LDR tidak

pengaruh

signifikan

terhadap

ROA

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

37

pengaruh simultan sebesar

61,6% sisanya 38,4%

dipengaruhi oleh faktor

lain diluar model

penelitian ini. LDR tidak

menunjukan pengaruh

signifikan terhadap ROA,

NPL memberikan

pengaruh negative,

sedangkan CAR

berpengaruh positif

trhadap ROA.

3 Vita

Tristiningtyas

dan Osmad

Mutaher

(2013)

Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Kinerja

Keuangan Pada

Bank Umum

Syaria Di

Indonesia.

Pada penelitian ini Return

On Asset (ROA) dipilih

sebagai indikator

pengukur kinerja

keuangan perbankan.

Dalam penelitian ini rasio-

rasio yang mempengaruhi

Return on Assets (ROA)

adalah Capital

Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing

Financing (NPF), Biaya

Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO),

Net Operating Margin

(NOM), Financing to

Deposit Ratio (FDR), dan

Dana Pihak Ketiga (DPK).

Analisis yang digunakan

adalah regresi linear

ganda. Hasil penelitian

menunjukan bahwa,

semua variabel

independent yaitu CAR,

NPF, BOPO, NOM, FDR

dan DPK secara bersama-

sama mempunyai

pengaruh terhadap

variabel dependent yaitu

ROA sebagai proksi dari

kinerja keuangan bank.

Besar pengaruhnya adalah

sebesar 86,0%, sedangkan

sisanya sebesar 14,0%

dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak termasuk

Non

Performing

Financing

(NPF), Net

Operating

Margin

(NOM) dan

variabel

Financing

to Deposit

Ratio

(FDR)

berpengaruh

negatif dan

tidak

signifkan

terhadap

kinerja

keuangan

yang

diproksi

dengan

ROA

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

38

dalam model regresi.

4 Sunariyati

Muji Lestari

dan Nurul

Widyawati

(2014)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Return On Asset

Pada

Perusahaan

Perbankan Di

BEI.

Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menguji

pengaruh CAR, NPL,

LDR dan BOPO terhadap

Return On Asset (ROA)

pada bank pemerintah

yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode

tahun 2008-2012. Hasil

penelitian menunjukkan

bahwa CAR, NPL, LDR

dan BOPO berpengaruh

secara simultan dan

signifikan terhadap ROA

bank pemerintah sebesar

85,9%. Sedangkan secara

parsial menunjukkan

bahwa CAR berpengaruh

negatif dan tidak

signifikan terhadap ROA.

NPL dan LDR

berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap

ROA. BOPO berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap ROA. Sementara

itu, BOPO berpengaruh

paling dominan terhadap

ROA.

CAR

berpengaruh

negatif dan

tidak

signifikan

terhadap

ROA. NPL

dan LDR

berpengaruh

positif dan

tidak

signifikan

terhadap

ROA.

5 Dwi Ariyani

Murti (2015)

Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Rentabilitas

(ROA) Pada PT

BPR Di

Kabupaten

Semarang

Tujuannya untuk

menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi

Rentabilitas (ROA).

Faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi

Rentabilitas (ROA) yaitu

Capital Adequacy Ratio

(CAR), Loan to Deposit

Ratio (LDR), Efisiensi

Operasional (BOPO), dan

Kualitas Aktiva Produktif

(KAP). Hasil penelitian

Capital

Adequacy

ratio (CAR)

tidak

terbukti

berpengaruh

terhadap

Rentabilitas

(ROA).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

39

membuktikan bahwa

secara parsial variabel

Loan to Deposit Ratio

(LDR), Efisiensi

Operasional (BOPO), dan

Kualitas Aktiva Produktif

berpengaruh terhadap

Rentabilitas (ROA)

sedangkan pada variabel

Capital Adequacy ratio

(CAR) tidak terbukti

berpengaruh terhadap

Rentabilitas (ROA).

Sedangkan secara

simultan CAR, LDR,

BOPO dan KAP secara

bersama sama

mempengaruhi

Rentabilitas (ROA). Nilai

adjusted R² sebesar 84,5%

sedangkan sisanya sebesar

15,5% dijelaskan oleh

variabel lain diluar model

penelitian.

6 Rani

Monariska

(2016)

Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Tingkat Return

On Assets

Pada PT. Bank

Pembangunan

Daerah

Sumatera Barat

Periode 2006-

2015

Melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi Return On

Assets (ROA) melalui

variabel Fee Based

Income, Capital Adequaci

Ratio (CAR), Non

Performing Loan (NPL),

Loan to Deposit Ratio

(LDR), Net Interest

Margin (NIM), dan Biaya

Operasional dan

Pendapatan Operasional

(BOPO). Pengambilan

sampel pada penelitian ini

menggunakan metode

purposive sampling dan

analisis menggunakan

regresi berganda. Hasil

penelitian menunjukan

bahwa pengaruh simultan

variabel independen

sebesar 98,7% sisanya

dipengaruhi variabel lain

diluar model. Variabel

NIM tidak

berpenagruh

terhadap

ROA.

Kemudian

untuk LDR

pengaruh

dalam teori

dan

hipotesis

penelitian

adalah

positif

namun hasil

penelitian

menunjukan

pengaruh

negative

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

40

CAR dan Fee Based

Income berpengaruh

positif terhadap ROA,

sementara NPL, LDR,

dan BOPO berpengaruh

negative terhadap ROA,

untuk NIM tidak

berpenagruh terhadap

ROA.

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka penelitian yang akan dilakukan ini

memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti-peneliti sebelumnya.

Persamaannya dengan peneliti-peneliti terdahulu adalah menganalisis

faktor–faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan, yang

diproksikan dengan Return On Assets (ROA). Sedangkan perbedaannya

penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah melihat pengaruh secara simultan

variabel Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non

Performing Loan (NPL), dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap tingkat return on assets (ROA) pada PT. Bank Mega Tbk

Tahun 2007-2016.

2.10. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan

seberapa besar hubungan antar veriabel yang akan diteliti berdasarkan perumusan

masalah. Dalam hal ini, variabel Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit

Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), dan Biaya Operasional dan

Pendapatan Operasional (BOPO) sangat berperan penting dalam meningkatkan

kinerja keuangan return on assets (ROA). Sehingga diprediksi keempat variabel

bebas tersebut memiliki pengaruh terhadap return on assets (ROA). Berdasarkan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

41

uraian tersebut maka dirumuskan kerangka konseptual mengenai pengaruh Net

Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan

(NPL), dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap

tingkat return on assets (ROA) pada PT. Bank Mega Tbk Tahun 2007-2016

seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

2.11. Hipotesis

Hipotesis merupakan proporsi yang akan diuji keberlakuanya, atau

jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih

harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dari perumusan masalah dan beberapa

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1816/3/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis

42

teori sebagai mana yang telah dibahas pada bab sebelumnya sehingga dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1) Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return On

Asset (ROA) pada PT. Bank Mega Tbk. Periode 2007-2016.

2) Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Return

On Asset (ROA) pada PT. Bank Mega Tbk. Periode 2007-2016.

3) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return

On Asset (ROA) pada PT. Bank Mega Tbk. Periode 2007-2016.

4) Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Bank

Mega Tbk. Periode 2007-2016.

5) NIM, LDR, NPL dan BOPO berpengaruh positif terhadap Return On

Asset (ROA) pada PT. Bank Mega Tbk. Periode 2007-2016.