BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

17
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang luas, siaran radio, televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa yaitu, pertama mengetahui apa yang ingin ia komunikasikan dan kedua mengetahui bagaimana harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan (Effendy, 2000: 79-83). Komunikasi massa juga memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah (Nurudin, 2007: 66-93): 1. Fungsi informasi 2. Fungsi Hiburan 3. Fungsi persuasi 4. Fungsi transmisi budaya 5. Fungsi mendorong kohesi sosial 6. Fungsi pengawasan 7. Fungsi korelasi 8. Fungsi pewarisan sosial

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang

meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang luas, siaran radio, televisi yang

ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung

bioskop. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada

komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan

media. Ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa yaitu, pertama

mengetahui apa yang ingin ia komunikasikan dan kedua mengetahui bagaimana

harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada

benak komunikan (Effendy, 2000: 79-83).

Komunikasi massa juga memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah

(Nurudin, 2007: 66-93):

1. Fungsi informasi

2. Fungsi Hiburan

3. Fungsi persuasi

4. Fungsi transmisi budaya

5. Fungsi mendorong kohesi sosial

6. Fungsi pengawasan

7. Fungsi korelasi

8. Fungsi pewarisan sosial

8

Komunikasi massa cenderung untuk dipahami sebagai komunikasi yang

bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara para peserta komunikasi,

sehingga terjadi pengendalian arus informasi oleh pihak pengirim pesan

(komunikator). Pada umumnya studi mengenai komunikasi massa berkaitan erat

dengan persoalan efek kepada audien. Dan televisi dinilai sebagai media massa

yang paling memberikan efek besar bagi audiennya. Dan hal ini dibuktikan

melalui beberapa teori komunikasi massa, diantaranya teori jarum hipodemik

yang beranggapan bahwa pesan selalu bergerak secara linear (satu arah). Dimulai

dari komunikator hingga berakhir pada efek.

2.1.1 Karakteristik Media Massa

Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang berbeda dengan media

komunikasi lain agar terlihat mempunyai suatu ciri khas yang melekat padanya

berikut karakteristiknya:

a. Komunikator Terlembaga

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah

memahami bahwa komunikasi mass itu menggunakan media massa, baik media

cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa

komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam

organisasi yang kompleks, mari kita bayangkan secara kronologis proses

penyususnan pesan oleh komunikator sampai pesan itu di terima oleh komunikan.

b. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu

ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang

9

tertentu. Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan

komunikasi dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta

dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat di muat dalam media massa.

c. Komunikan Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Pada

komunikasi interpesonal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui

identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan

mungkin mengenal sikap dan perilakunya.

d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi masa dibandingkan dengan komunikasi lainnya,

adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak

dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara

serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

e. Komunikasi Mengutamakan Isi ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus.

Pada komunikasi antarpesonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada

komunikasi massa, yang penting adaah unsur isi.

f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Kelemahan dari komunikasi massa dengan menggunakan media massa

adalah komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.

Hanya komunikator yang aktif dalam menyampaikan pesan, sedangkan

komunikan hanya bisa memperhatikan saja tanpa bisa berkomunikasi secara

langsung.

10

g. Stimuli Alat Indra Terbatas

Komunikasi massa dengan media massa hanya dapat menggunakan indra

berdasarkan jenis media massa yang digunakan oleh khalayak. Tidak semua alat

indra bisa digunakan. Seperti surat kabar, pembaca hanya membaca. radio,

pendengar hanya bisa mendengarkan saja, sedangkan pada media televisi dan

film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

h. Umpan Balik Tertunda

Umpan balik pada komunikasi massa bersifat tidak langsung (indirect

feedback). Karena komunikator hanya memperoleh umpan balik dalam keadaan

terlambat.

2.1.2 Proses Komunikasi Massa

Proses terjadinya komunikasi massa yang begitu popular ialah milik

Harold D. Lasswell (1972) dan Wiburn Schramm (1971) ada beberapa hal yang

membedakan dari konsep yang mereka tawarkan, yaitu:

Schramm membuatnya lebih sederhana bahwa proses kegiatankomunikasi minimal memerlukan 3 komponen yaitu. Source-Message-Destination (komunikator-pesan-komunikan). Ketiganya memiliki peranyang sangat penting dan berkaitan. Sedangkan Lasswell menjeaskandengan sedikit rumit. Bahwa komunikasi massa adalah Who Say What InWhich Channel To Whom With What Effect. Dimana komunikasi massadapat terjadi jika terdapat komunikator, komunikator, pesan, media yangdigunakan, dan adana timbal balik. Berikut komponen-komponenkomunikasi massa menurut Lasswel

11

Tabel. 2.1

Komponen Komunikasi Menurut Lasswell

WHO SAYSWHAT

IN WHICHCHANNEL TO WHOM

WITHWHAT

EFFECTSiapa Berkata Apa Melalui

Saluran ApaKepada Siapa Dengan Efek

Apa

Komunikator Pesan Media Penerima EfekControl Studies Analisis

PesanAnalisis Media Analisis

KhalayakAnalisis Efek

Sumber: S. Djuarsa Sendjaja (1994)

Selain komponen komunikasi milik Harold D. Lasswel yang tidak asing

lagi berikut 5 komponen proses komunikasinya:

Tabel 2.2Lima Komponen proses komunikasi

Sumber: S. Djuarsa Sendjaja (1994)

2.1.3 Tumbuhnya Media Massa Baru

Televisi pada masa ini tidak hanya berfungsi sebagai medium melihat

penyebaran program, namun televisi pada massa tersebut juga bisa berfungsi

WHO Komponen komunikator (orang yang menyampaikan pesan )dalam proses komunikasi massa adalah pekerja professionalyang mewakili suatu lembaga, yayasan atau organisasi. Segalamasalah yang berkaitan dengan komunikator memerlukananalisis kontrol.

SAY WHAT Yaitu isi peryataan umum atau pesan yang dapat berupa ide,informasi, opini, sikap, pendapat, serta sangat erat kaitanyadengan masalah analisis pesan,

IN WHICHCHANENEL

Yaitu komponen media komunikasi massa atau saluran yangdipergunakan untuk menyebarkan pesan. Penelitian terhadapmedia disebut analisis media.

TO WHOM Yaitu komponen komunikan yang menjadi sasaran komunikasi,yaitu kepada siapa pernyataan atau pesan komunikasi tersebutditujukan berkaitan dengan masalah penerima pesan diperlukanadanya analisis audience.

WITH WHATEFFECT

Yaitu komponen efek (hasil) yang dicapai dari usahapenyampaian peryataan umum itu pada sasaran yang dituju.Masalah yang berkaitan dngan efek ini diperlukan analisis efek.

12

sekaligus sebagai piranti sistem jaringan kabel, video game dan layar komputer.

Begitu pula dengan telepon. Jika sebelumnya telepon diciptakan sebagai

perangkat berkomunikasi orang per orang, maka pada masa tersebut telepon dapat

digunakan untuk berkomunikasi massal.

2.1.4 Teori Komunikasi pada Massa Kini

Seiring dengan perkembangan zaman, teori komunikasi hingga kini masih

terus berkembang. Straubhaar (2003:xiii), seorang teoritis komunikasi dari

University of Texas, AS, mengatakan komunikasi kekinian adalah komunikasi

yang termediasi oleh teknologi dalam berbagai bentuk jenis media baru. Media

baru tersebut sejatinya adalah media massa yang mengalami perubahan konsep

secara cepat seiring dengan percepatan teknologi komputer, internet, dan

telekomunikasi digital. Tumbuhnya media baru juga diikuti oleh meningkatnya

akumulasi konsumsi informasi. Di Negara maju seperti AS, rata-rata orang

menonton TV adalah 2600 jam pertahun, atau setara dengan 325 hari efektif kerja.

2.1.5 Penyiaran sebagai komunikasi Massa

Penyiaran, pada hakikatnya adalah salah satu keterampilan dasar manusia

ketika berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan

pesan secara efektif untuk berkomunikasi. Penyiaran dalam konteks ini adalah alat

untuk mendongkrak kapasitas dan efektivitas komunikasi massa.

Dalam teori media dan masyarakat massa (lihat Barran & Davis, 2000:

48) misalnya dikatakan bahwa media memiliki sejumlah asumsi untuk

membentuk masyarakat, yakni:

a. Media massa (tak terkecuali penyiaran) memiliki efek yang berbahaya

sekaligus menular bagi masyarakat. Untuk meminimalisir di eropa pada masa

13

1920-an, penyiaran dikendalikan oleh pemerintah, walaupun ternyata

kebijakan ini berdampak buruk di Jerman dengan digunakanya penyiaran

untuk propaganda nazi.

b. Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir rata-rata

audiennya. Bahkan pada asumsi berikutnya dalam teori ini dikatakan bahwa

ketika pola pikir seseorang sudah terpengaruhi oleh media, maka semakin

lama pengaruh tersebut semakin besar.

c. Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media, dikarenakan ia mengalami

keterputusan dengan institusi sosial yang sebelumnya justru melindungi dari

efek negatif media. Relevan dengan hal tersebut John Dewey, seorang

pemikir pendidikan, misalnya pernah berkata bahwa efek negative media

dapat disaring melalui pendidikan (Mufid Muhammad, 2005:17-19).

2.2 Konsep Program Siaran

Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya di produksi oleh

stasiun televisi yang bersangkutan. Di Amerika sebuah stasiun televisi tidak

memproduksi sendiri semua program siarannya. Mereka hanya membeli atau

memesan dari production company yakni kalau di Indonesia lebih dikenal dengan

sebutan production house. Cara seperti ini akan dapat lebih menguntungkan kedua

belah pihak (Deddy Iskandar, 2005: 7).

2.2.1 Pengertian Program Siaran

Kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program, yang

berarti acara atau rencana. undang-undang prenyiaran Indonesia tidak

menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang di

definisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang di sajikan dalam berbagai

14

bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di

Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara.

Program adalah segala hal yang di tampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi

kebutuhan audiensinya (Morrisan, 2008: 199).

Sedangkan menurut Hidajanto Djamal, program siaran dapat didefinisikan

sebagai suatu bagian atau segmen dari isi siaran radio atau televisi secara

keseluruhan. Sehingga memberikan pengertian bahwa, dalam siaran keseluruhan

terdapat program yang dudarakan (Hidajanto Djamal, hal:160).

Program atau acara yang disajikan adalah factor yang membuat audien

tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah radio

atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau

barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal

ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, progam adalah produk yang

dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya (Morissan, 2008: 200).

2.2.2 Jenis Program

Stasiun televisi setiap harinya menjadikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja

bisa disajikan program untuk ditanyangkan di televisi selama program itu menarik

dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan

peraturan yang berlaku. Berbagai jenis program tersebut dapat dikelompokan

menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: (Morissan, 2008: 208).

A. Program informasi (berita)

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk

memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya

15

Tarik program ini adalah informasi yang dijual kepada audien. Informasi yang

disajikan tidak harus program berita dimana presenter membacakan berita, tetapi

segala bentuk penyajian informasi termasuk talkshow (perbincangan). Program

informasi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan

berita lunak (soft news), Morisson (2008) menjelaskan:

a. Berita kekerasan (hard news) adalah segala informasi penting dan atau

menarik yang harus segera disiarkan oleh media. Dalam hal ini berita keras

dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk yaitu: straight news, features, dan

infotainment (morissan, 2008: 210).

b. Berita lunak (soft news) adalah segalainformasi yang penting dan menarik

yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus

segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada

suatu program tersendiri diluar program berita. Program yang termasuk

kategori berita lunak ini adalah: current affair, magazine, documenter, dan

talkshow (morissan, 2008: 211).

Current affair adalah proram yang menyajikan informasi yang terkait

dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara

lengkap dan mendalam. Batasanya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih

mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat disajikan. Contohnya

progam yang menyajikan berita tsunami atau gempa bumi (Morrisan, 2008: 27).

Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun

mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang

lebih panjang. Magazine lebih menekankan kepada aspek menarik suatu infomasi

ketimbang aspek pentingnya (Morrisan, 2008: 28).

16

Documenter adalah program informasi yag bertujuan untuk pembelajaran

dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program documenter

yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah tokoh dan

sebagainya (Morrisan, 2008: 28).

Talkshow adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang

untuk membahas suatu topic tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara

(host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang perpengalaman langsung

dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam

masalah yang tengah dibahas (Morrisan, 2008: 28).

B. Program hiburan (entertainment)

Program Hiburan bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk

musik, lagu, cerita, dan permainan. Program hiburan mempunyai beberapa

kategori diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Drama, adalah program yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau

karakter seseorang atau beberapa orang program drama terbagi menjadi

dua yaitu:

1) Sinetron adalah drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh

secara bersamaan.

2) Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat

oleh perusahaan-perusahaan film.

a. Permainan, merupakan suatu bentuk program yang melibatkan

sejumlah orang, baik secara individu maupun kelompok yang

saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

Program permainan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

17

1) Quiz show, merupakan permainan yang lebih menekankan

pada segi inteletualitas

2) Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus

menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk

melewati suatu rintangan.

3) Reality show, program hiburan yang berupaya menyajikan

konflik,persaingan, berdasarkan kenyataan yang ada.

b. Musik menampilkan konser yang dilakukan di lapangan maupun di studio.

c. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan seseorang

atau beberapa orang pada suatu lokasi.

Program TV

Informasi

Hard News

Soft News

Hiburan

Musik

Drama

Permainan

Pertunjukkan

Quis

Ketangkasan

Reality Show

HiddenCamera

CompetititionShow

RelantionshipShow

Fly On TheWall

Mistik

18

C. Programming : Strategi Merancang Program

Programming atau lengkapnya broadcast programming adalah

pengorganisasian program radio atau televisi dalam periode harian, mingguan,

atau dalam periode satu bulanan. Programming dalam bahasa indonesia adalah

penjadwalan program yang akan diudarakan (to be aired). Jadi sinonim

programming adalah scheduling. Lembaga penyiaran pada umumnya

menggunakan strategi, yaitu secara rutin mengganti ulang penjadwalan ini untuk

tetap “merebut” perhatian pendengar dan pemirsanya (audience) dengan hadirnya

program-program yang terbarukan. Terdapat 10 macam strategi dalam merancang

program yang digunakan oleh hampir semua stasiun penyiaran di dunia, yaitu:

(Hidajanto Djamal dan Andi Fachrudin, hal 136)

1. Dayparting, adalah satu langkah dalam perencanaan yang membagi setiap

hari dalam beberapa slot waktu yang dinilai cocok dan pas untuk

diudarakan. Program ini sangat mempertimbangkan target audiensi

tertentu pada slot waktu tersebut, misalnya pagi, siang, sore, atau malam

hari.

2. Theming, adalah penentuan tema tertentu yang diudarakan pada saat

khusus seperti hari liburan. Atau menentukan satu minggu dengan tema

tertentu seperti pada program “Discovery channels dengan Animal Week”

3. Stripping, adalah penayangan program sindikasi (program berjaringan

yang ditayangkan tidak langsung, atau merupakan (delay-programme)

jenis series setiap hari dalam seminggu. Tahapan ini biasanya dilakukan

pada minggu-minggu pertama secara khusus.

19

4. Stacking, adalah satu teknik yang digunakan untuk mempengaruhi

audiensi dengan cara mengelompokan bersama beberapa program dengan

tema yang mirip dalam rangka melihat (sweep) penonton selama

penayangan satu program dengan program berikutnya.

5. Counterprogramming, adalah langkah perancangan satu program

tandingan terhadap satu program yang berhasil dari stasiun penyiaran lain

pada satu periode tayang tertentu dengan tujuan menarik audiensi dari

stasiun pesaing tersebut.

6. Bridging, digunakan bila satu stasiun penyiaran mencoba mencegah

audiensi untuk berpindah kanal dalam satu jeda waktu (the main evening

breaks- waktu jeda pada malam hari yang digunakan untuk melepas lelah

sambil minum teh. Merupakan kebiasaan budaya orang barat). Dimana

semua stasiun penyiaran berhenti dengan programnya.

7. Tentpoling, adalah langkah perencanaan slot waktu bagi program acara

yang baru, sebelum dan setelah satu program unggulan yang mempunyai

audiensi cukup besar. Penempatan program baru ini akan membuat

audiensi berkesempatan melihat cuplikanya, sehingga diharapkan audiensi

ini tetap tune-in ke kanal bersangkutan.

8. Hammocking, adalah langkah perencanaan slot waktu yang mirip dengan

tentpoling tetapi satu program baru atau show tersebut ditempatkan

diantara dua program unggulan yang mempunyai audiensi cukup besar.

9. Crossprogramming, adalah pemilihan jenis program berikut dalam urutan

jadwalnya dari penayangan satu program, yang mempunyai relevansi

20

tema. Langah ini dapat diperoleh dengan cara mengevaluasi jalan cerita

dari dua episode atau dua program yang berbeda.

10. Hotswitching, adalah penentuan jeda komersial yang tepat oleh

programmer pada satu program sedemikian rupa, sehingga tidak

menyebabkan audiensi mengubah kanal yang ditonton berpindah ke kanal

televisi yang lain untuk menghindari jeda komersial tersebut.

Menurut Vane-Gross dalam bukunya Programming For Tv, Radio

and Cable, tidak peduli dengan tujuanya (mendapatkan audien, prestise,

penghargaan dan sebagainya) atau daya tariknya (informasi atau hiburan),

maka setiap program yang ditayangkan stasiun televisi memiliki dua

bentuk, yaitu dominasi format dan dominasi bintang (Morissan, hal 321).

a. Dominasi format (format-dominat) ini, konsep acara

merupakan kunci keberhasilan program. Pemain dipilih untuk

memenuhi persayatan dari inti cerita yang hendak di bangun.

Sebagaimana dikatakan Vane-Gross: The concept pf the show

is the key to its success; performers are selected to fulfill the

requirements of the core idea. (konsep dari suatu pertunjukan

adalah kunci keberhasilan; pemain dipilih untuk memenuhi

prsyaratan dari inti ide cerita).

b. Dominasi bintang (star-dominant). Dalam ungkapan Vane-

Gross dikatakan: The star is the key ingredient; a format is a

designed around the skills of lead performer (pemain adalah

unsur kunci; format program dirancang berdasarkan keahlian

pemain utamanya).

21

2.3 Konsep Talkshow

Menurut Peter Herford, setiap stasiun televise dapat menayangkan

berbagai program hiburan seperti film, music, kuis, talkshow, dan sebagainya.

1. Pengertian Talkshow

Talkshow merupakan suatu program interaktif atau dialog dimana

broadcasting televisi menghadirkan seorang tokoh dibidang politik, kesehatan,

ekonomi, psikologi yang berkaitan dengan tema talk show tersebut. (Eva Arifin,

2010. Hal. 64) Konsep Talkshow memberikan informasi secara ringan agar mudah

dicerna oleh para penonton. Obrolan yang di kembangkan biasanya mengangakat

isi kemanusiaan. Feature semacam ini bisa dikategorikan dengan news feature

yaitu sisi lain dari suatu berita staright news yang biasanya lebih menekankan

pada sisi human interest dari suatu berita (Morissan, 2010 : 26).

2.4 Jenis Talkshow

Menurut Bernard M Timbridge berdasarkan waktu penayangannya,

talkshow dapat dibedakan menjadi tiga subgenre utama, yaitu:

a. The Last Night Entertainment Talk Show

Jenis ini merupakan jenis yang menghadirkan selebriti, bisa juga orang

lain, dan mereka duduk berdekatan.

b. The Daytime Audience-Participation Show

Format acara ini diciptakan oleh Phil Donahue pada 1967, di Ohio yang

terinspirasi dari radio call-in show. Ketika di terapkan di televisi,

penonton memenuhi studio karena ingin berdialog langsung dengan pakar

atau selebriti. Berbeda dengan host lain, Donahue tampil berkeliling untuk

lebih akrab terhadap penonton lain.

22

c. The Early Morning news Talk Magazine Show

Format acara talkshow ini adalah tayang sebelum tengah hari, Subgenre

talkshow ini hadir berubah-ubah setiap tahunnya sesuai tuntutan industry

hiburan.

Bagian pengelola program siaran harus mempertimbangkan empat hal

ketika merencanakanprogram siaran yang terkait dengan:

1. Product, artinya materi program yang di pilih haruslah yang bagus dan

diharapkan akan disukai audien yang dituju.

2. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau

membeli program sekaligus menentukan tarif iklan bagi pemasang iklan

yang berminat memasang iklan pada program bersangkutan

3. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program itu. Pemiliohan

waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu

keberhasilan program bersangkutan

4. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan kemudian menjual acara

itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor.

Persaingan bisnis media harus dapat menyajikan informasi-informasi yang

dibutuhkan masyarakat. Masyarakat butuh informasi yang cepat dan bersifat

global sehingga informasi yang disajikan concise karena waktu yang dimiliki

sangatlah terbatas, namun tetap informasi harus informatif dan memberikan

makna. Cara penyajian informasi harus berbeda, yaitu harus ringkas, cepat, dan

padat. Pendekatanya harus berbasis teknologi, cara penyajianya harus dinamis,

dan harus ditopang dengan penyajian data yang bersifat visual thinking. Sehingga

23

bisnis media harus mampu mengadopsi informasi regional bahkan global. Dengan

bersifat dinamis dan modern di dukung sentuhan teknologi (Andi, 2012: 186).