BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang
meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang luas, siaran radio, televisi yang
ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung
bioskop. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan
media. Ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa yaitu, pertama
mengetahui apa yang ingin ia komunikasikan dan kedua mengetahui bagaimana
harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada
benak komunikan (Effendy, 2000: 79-83).
Komunikasi massa juga memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah
(Nurudin, 2007: 66-93):
1. Fungsi informasi
2. Fungsi Hiburan
3. Fungsi persuasi
4. Fungsi transmisi budaya
5. Fungsi mendorong kohesi sosial
6. Fungsi pengawasan
7. Fungsi korelasi
8. Fungsi pewarisan sosial
8
Komunikasi massa cenderung untuk dipahami sebagai komunikasi yang
bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara para peserta komunikasi,
sehingga terjadi pengendalian arus informasi oleh pihak pengirim pesan
(komunikator). Pada umumnya studi mengenai komunikasi massa berkaitan erat
dengan persoalan efek kepada audien. Dan televisi dinilai sebagai media massa
yang paling memberikan efek besar bagi audiennya. Dan hal ini dibuktikan
melalui beberapa teori komunikasi massa, diantaranya teori jarum hipodemik
yang beranggapan bahwa pesan selalu bergerak secara linear (satu arah). Dimulai
dari komunikator hingga berakhir pada efek.
2.1.1 Karakteristik Media Massa
Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang berbeda dengan media
komunikasi lain agar terlihat mempunyai suatu ciri khas yang melekat padanya
berikut karakteristiknya:
a. Komunikator Terlembaga
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah
memahami bahwa komunikasi mass itu menggunakan media massa, baik media
cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa
komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam
organisasi yang kompleks, mari kita bayangkan secara kronologis proses
penyususnan pesan oleh komunikator sampai pesan itu di terima oleh komunikan.
b. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang
9
tertentu. Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta
dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat di muat dalam media massa.
c. Komunikan Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Pada
komunikasi interpesonal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui
identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan
mungkin mengenal sikap dan perilakunya.
d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi masa dibandingkan dengan komunikasi lainnya,
adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak
dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara
serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
e. Komunikasi Mengutamakan Isi ketimbang Hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus.
Pada komunikasi antarpesonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada
komunikasi massa, yang penting adaah unsur isi.
f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Kelemahan dari komunikasi massa dengan menggunakan media massa
adalah komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.
Hanya komunikator yang aktif dalam menyampaikan pesan, sedangkan
komunikan hanya bisa memperhatikan saja tanpa bisa berkomunikasi secara
langsung.
10
g. Stimuli Alat Indra Terbatas
Komunikasi massa dengan media massa hanya dapat menggunakan indra
berdasarkan jenis media massa yang digunakan oleh khalayak. Tidak semua alat
indra bisa digunakan. Seperti surat kabar, pembaca hanya membaca. radio,
pendengar hanya bisa mendengarkan saja, sedangkan pada media televisi dan
film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
h. Umpan Balik Tertunda
Umpan balik pada komunikasi massa bersifat tidak langsung (indirect
feedback). Karena komunikator hanya memperoleh umpan balik dalam keadaan
terlambat.
2.1.2 Proses Komunikasi Massa
Proses terjadinya komunikasi massa yang begitu popular ialah milik
Harold D. Lasswell (1972) dan Wiburn Schramm (1971) ada beberapa hal yang
membedakan dari konsep yang mereka tawarkan, yaitu:
Schramm membuatnya lebih sederhana bahwa proses kegiatankomunikasi minimal memerlukan 3 komponen yaitu. Source-Message-Destination (komunikator-pesan-komunikan). Ketiganya memiliki peranyang sangat penting dan berkaitan. Sedangkan Lasswell menjeaskandengan sedikit rumit. Bahwa komunikasi massa adalah Who Say What InWhich Channel To Whom With What Effect. Dimana komunikasi massadapat terjadi jika terdapat komunikator, komunikator, pesan, media yangdigunakan, dan adana timbal balik. Berikut komponen-komponenkomunikasi massa menurut Lasswel
11
Tabel. 2.1
Komponen Komunikasi Menurut Lasswell
WHO SAYSWHAT
IN WHICHCHANNEL TO WHOM
WITHWHAT
EFFECTSiapa Berkata Apa Melalui
Saluran ApaKepada Siapa Dengan Efek
Apa
Komunikator Pesan Media Penerima EfekControl Studies Analisis
PesanAnalisis Media Analisis
KhalayakAnalisis Efek
Sumber: S. Djuarsa Sendjaja (1994)
Selain komponen komunikasi milik Harold D. Lasswel yang tidak asing
lagi berikut 5 komponen proses komunikasinya:
Tabel 2.2Lima Komponen proses komunikasi
Sumber: S. Djuarsa Sendjaja (1994)
2.1.3 Tumbuhnya Media Massa Baru
Televisi pada masa ini tidak hanya berfungsi sebagai medium melihat
penyebaran program, namun televisi pada massa tersebut juga bisa berfungsi
WHO Komponen komunikator (orang yang menyampaikan pesan )dalam proses komunikasi massa adalah pekerja professionalyang mewakili suatu lembaga, yayasan atau organisasi. Segalamasalah yang berkaitan dengan komunikator memerlukananalisis kontrol.
SAY WHAT Yaitu isi peryataan umum atau pesan yang dapat berupa ide,informasi, opini, sikap, pendapat, serta sangat erat kaitanyadengan masalah analisis pesan,
IN WHICHCHANENEL
Yaitu komponen media komunikasi massa atau saluran yangdipergunakan untuk menyebarkan pesan. Penelitian terhadapmedia disebut analisis media.
TO WHOM Yaitu komponen komunikan yang menjadi sasaran komunikasi,yaitu kepada siapa pernyataan atau pesan komunikasi tersebutditujukan berkaitan dengan masalah penerima pesan diperlukanadanya analisis audience.
WITH WHATEFFECT
Yaitu komponen efek (hasil) yang dicapai dari usahapenyampaian peryataan umum itu pada sasaran yang dituju.Masalah yang berkaitan dngan efek ini diperlukan analisis efek.
12
sekaligus sebagai piranti sistem jaringan kabel, video game dan layar komputer.
Begitu pula dengan telepon. Jika sebelumnya telepon diciptakan sebagai
perangkat berkomunikasi orang per orang, maka pada masa tersebut telepon dapat
digunakan untuk berkomunikasi massal.
2.1.4 Teori Komunikasi pada Massa Kini
Seiring dengan perkembangan zaman, teori komunikasi hingga kini masih
terus berkembang. Straubhaar (2003:xiii), seorang teoritis komunikasi dari
University of Texas, AS, mengatakan komunikasi kekinian adalah komunikasi
yang termediasi oleh teknologi dalam berbagai bentuk jenis media baru. Media
baru tersebut sejatinya adalah media massa yang mengalami perubahan konsep
secara cepat seiring dengan percepatan teknologi komputer, internet, dan
telekomunikasi digital. Tumbuhnya media baru juga diikuti oleh meningkatnya
akumulasi konsumsi informasi. Di Negara maju seperti AS, rata-rata orang
menonton TV adalah 2600 jam pertahun, atau setara dengan 325 hari efektif kerja.
2.1.5 Penyiaran sebagai komunikasi Massa
Penyiaran, pada hakikatnya adalah salah satu keterampilan dasar manusia
ketika berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan
pesan secara efektif untuk berkomunikasi. Penyiaran dalam konteks ini adalah alat
untuk mendongkrak kapasitas dan efektivitas komunikasi massa.
Dalam teori media dan masyarakat massa (lihat Barran & Davis, 2000:
48) misalnya dikatakan bahwa media memiliki sejumlah asumsi untuk
membentuk masyarakat, yakni:
a. Media massa (tak terkecuali penyiaran) memiliki efek yang berbahaya
sekaligus menular bagi masyarakat. Untuk meminimalisir di eropa pada masa
13
1920-an, penyiaran dikendalikan oleh pemerintah, walaupun ternyata
kebijakan ini berdampak buruk di Jerman dengan digunakanya penyiaran
untuk propaganda nazi.
b. Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir rata-rata
audiennya. Bahkan pada asumsi berikutnya dalam teori ini dikatakan bahwa
ketika pola pikir seseorang sudah terpengaruhi oleh media, maka semakin
lama pengaruh tersebut semakin besar.
c. Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media, dikarenakan ia mengalami
keterputusan dengan institusi sosial yang sebelumnya justru melindungi dari
efek negatif media. Relevan dengan hal tersebut John Dewey, seorang
pemikir pendidikan, misalnya pernah berkata bahwa efek negative media
dapat disaring melalui pendidikan (Mufid Muhammad, 2005:17-19).
2.2 Konsep Program Siaran
Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya di produksi oleh
stasiun televisi yang bersangkutan. Di Amerika sebuah stasiun televisi tidak
memproduksi sendiri semua program siarannya. Mereka hanya membeli atau
memesan dari production company yakni kalau di Indonesia lebih dikenal dengan
sebutan production house. Cara seperti ini akan dapat lebih menguntungkan kedua
belah pihak (Deddy Iskandar, 2005: 7).
2.2.1 Pengertian Program Siaran
Kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program, yang
berarti acara atau rencana. undang-undang prenyiaran Indonesia tidak
menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang di
definisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang di sajikan dalam berbagai
14
bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di
Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara.
Program adalah segala hal yang di tampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi
kebutuhan audiensinya (Morrisan, 2008: 199).
Sedangkan menurut Hidajanto Djamal, program siaran dapat didefinisikan
sebagai suatu bagian atau segmen dari isi siaran radio atau televisi secara
keseluruhan. Sehingga memberikan pengertian bahwa, dalam siaran keseluruhan
terdapat program yang dudarakan (Hidajanto Djamal, hal:160).
Program atau acara yang disajikan adalah factor yang membuat audien
tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah radio
atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau
barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal
ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, progam adalah produk yang
dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya (Morissan, 2008: 200).
2.2.2 Jenis Program
Stasiun televisi setiap harinya menjadikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja
bisa disajikan program untuk ditanyangkan di televisi selama program itu menarik
dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan
peraturan yang berlaku. Berbagai jenis program tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: (Morissan, 2008: 208).
A. Program informasi (berita)
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya
15
Tarik program ini adalah informasi yang dijual kepada audien. Informasi yang
disajikan tidak harus program berita dimana presenter membacakan berita, tetapi
segala bentuk penyajian informasi termasuk talkshow (perbincangan). Program
informasi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan
berita lunak (soft news), Morisson (2008) menjelaskan:
a. Berita kekerasan (hard news) adalah segala informasi penting dan atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media. Dalam hal ini berita keras
dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk yaitu: straight news, features, dan
infotainment (morissan, 2008: 210).
b. Berita lunak (soft news) adalah segalainformasi yang penting dan menarik
yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus
segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada
suatu program tersendiri diluar program berita. Program yang termasuk
kategori berita lunak ini adalah: current affair, magazine, documenter, dan
talkshow (morissan, 2008: 211).
Current affair adalah proram yang menyajikan informasi yang terkait
dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara
lengkap dan mendalam. Batasanya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih
mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat disajikan. Contohnya
progam yang menyajikan berita tsunami atau gempa bumi (Morrisan, 2008: 27).
Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun
mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang
lebih panjang. Magazine lebih menekankan kepada aspek menarik suatu infomasi
ketimbang aspek pentingnya (Morrisan, 2008: 28).
16
Documenter adalah program informasi yag bertujuan untuk pembelajaran
dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program documenter
yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah tokoh dan
sebagainya (Morrisan, 2008: 28).
Talkshow adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang
untuk membahas suatu topic tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara
(host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang perpengalaman langsung
dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam
masalah yang tengah dibahas (Morrisan, 2008: 28).
B. Program hiburan (entertainment)
Program Hiburan bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk
musik, lagu, cerita, dan permainan. Program hiburan mempunyai beberapa
kategori diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Drama, adalah program yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau
karakter seseorang atau beberapa orang program drama terbagi menjadi
dua yaitu:
1) Sinetron adalah drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh
secara bersamaan.
2) Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat
oleh perusahaan-perusahaan film.
a. Permainan, merupakan suatu bentuk program yang melibatkan
sejumlah orang, baik secara individu maupun kelompok yang
saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
Program permainan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
17
1) Quiz show, merupakan permainan yang lebih menekankan
pada segi inteletualitas
2) Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus
menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk
melewati suatu rintangan.
3) Reality show, program hiburan yang berupaya menyajikan
konflik,persaingan, berdasarkan kenyataan yang ada.
b. Musik menampilkan konser yang dilakukan di lapangan maupun di studio.
c. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan seseorang
atau beberapa orang pada suatu lokasi.
Program TV
Informasi
Hard News
Soft News
Hiburan
Musik
Drama
Permainan
Pertunjukkan
Quis
Ketangkasan
Reality Show
HiddenCamera
CompetititionShow
RelantionshipShow
Fly On TheWall
Mistik
18
C. Programming : Strategi Merancang Program
Programming atau lengkapnya broadcast programming adalah
pengorganisasian program radio atau televisi dalam periode harian, mingguan,
atau dalam periode satu bulanan. Programming dalam bahasa indonesia adalah
penjadwalan program yang akan diudarakan (to be aired). Jadi sinonim
programming adalah scheduling. Lembaga penyiaran pada umumnya
menggunakan strategi, yaitu secara rutin mengganti ulang penjadwalan ini untuk
tetap “merebut” perhatian pendengar dan pemirsanya (audience) dengan hadirnya
program-program yang terbarukan. Terdapat 10 macam strategi dalam merancang
program yang digunakan oleh hampir semua stasiun penyiaran di dunia, yaitu:
(Hidajanto Djamal dan Andi Fachrudin, hal 136)
1. Dayparting, adalah satu langkah dalam perencanaan yang membagi setiap
hari dalam beberapa slot waktu yang dinilai cocok dan pas untuk
diudarakan. Program ini sangat mempertimbangkan target audiensi
tertentu pada slot waktu tersebut, misalnya pagi, siang, sore, atau malam
hari.
2. Theming, adalah penentuan tema tertentu yang diudarakan pada saat
khusus seperti hari liburan. Atau menentukan satu minggu dengan tema
tertentu seperti pada program “Discovery channels dengan Animal Week”
3. Stripping, adalah penayangan program sindikasi (program berjaringan
yang ditayangkan tidak langsung, atau merupakan (delay-programme)
jenis series setiap hari dalam seminggu. Tahapan ini biasanya dilakukan
pada minggu-minggu pertama secara khusus.
19
4. Stacking, adalah satu teknik yang digunakan untuk mempengaruhi
audiensi dengan cara mengelompokan bersama beberapa program dengan
tema yang mirip dalam rangka melihat (sweep) penonton selama
penayangan satu program dengan program berikutnya.
5. Counterprogramming, adalah langkah perancangan satu program
tandingan terhadap satu program yang berhasil dari stasiun penyiaran lain
pada satu periode tayang tertentu dengan tujuan menarik audiensi dari
stasiun pesaing tersebut.
6. Bridging, digunakan bila satu stasiun penyiaran mencoba mencegah
audiensi untuk berpindah kanal dalam satu jeda waktu (the main evening
breaks- waktu jeda pada malam hari yang digunakan untuk melepas lelah
sambil minum teh. Merupakan kebiasaan budaya orang barat). Dimana
semua stasiun penyiaran berhenti dengan programnya.
7. Tentpoling, adalah langkah perencanaan slot waktu bagi program acara
yang baru, sebelum dan setelah satu program unggulan yang mempunyai
audiensi cukup besar. Penempatan program baru ini akan membuat
audiensi berkesempatan melihat cuplikanya, sehingga diharapkan audiensi
ini tetap tune-in ke kanal bersangkutan.
8. Hammocking, adalah langkah perencanaan slot waktu yang mirip dengan
tentpoling tetapi satu program baru atau show tersebut ditempatkan
diantara dua program unggulan yang mempunyai audiensi cukup besar.
9. Crossprogramming, adalah pemilihan jenis program berikut dalam urutan
jadwalnya dari penayangan satu program, yang mempunyai relevansi
20
tema. Langah ini dapat diperoleh dengan cara mengevaluasi jalan cerita
dari dua episode atau dua program yang berbeda.
10. Hotswitching, adalah penentuan jeda komersial yang tepat oleh
programmer pada satu program sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan audiensi mengubah kanal yang ditonton berpindah ke kanal
televisi yang lain untuk menghindari jeda komersial tersebut.
Menurut Vane-Gross dalam bukunya Programming For Tv, Radio
and Cable, tidak peduli dengan tujuanya (mendapatkan audien, prestise,
penghargaan dan sebagainya) atau daya tariknya (informasi atau hiburan),
maka setiap program yang ditayangkan stasiun televisi memiliki dua
bentuk, yaitu dominasi format dan dominasi bintang (Morissan, hal 321).
a. Dominasi format (format-dominat) ini, konsep acara
merupakan kunci keberhasilan program. Pemain dipilih untuk
memenuhi persayatan dari inti cerita yang hendak di bangun.
Sebagaimana dikatakan Vane-Gross: The concept pf the show
is the key to its success; performers are selected to fulfill the
requirements of the core idea. (konsep dari suatu pertunjukan
adalah kunci keberhasilan; pemain dipilih untuk memenuhi
prsyaratan dari inti ide cerita).
b. Dominasi bintang (star-dominant). Dalam ungkapan Vane-
Gross dikatakan: The star is the key ingredient; a format is a
designed around the skills of lead performer (pemain adalah
unsur kunci; format program dirancang berdasarkan keahlian
pemain utamanya).
21
2.3 Konsep Talkshow
Menurut Peter Herford, setiap stasiun televise dapat menayangkan
berbagai program hiburan seperti film, music, kuis, talkshow, dan sebagainya.
1. Pengertian Talkshow
Talkshow merupakan suatu program interaktif atau dialog dimana
broadcasting televisi menghadirkan seorang tokoh dibidang politik, kesehatan,
ekonomi, psikologi yang berkaitan dengan tema talk show tersebut. (Eva Arifin,
2010. Hal. 64) Konsep Talkshow memberikan informasi secara ringan agar mudah
dicerna oleh para penonton. Obrolan yang di kembangkan biasanya mengangakat
isi kemanusiaan. Feature semacam ini bisa dikategorikan dengan news feature
yaitu sisi lain dari suatu berita staright news yang biasanya lebih menekankan
pada sisi human interest dari suatu berita (Morissan, 2010 : 26).
2.4 Jenis Talkshow
Menurut Bernard M Timbridge berdasarkan waktu penayangannya,
talkshow dapat dibedakan menjadi tiga subgenre utama, yaitu:
a. The Last Night Entertainment Talk Show
Jenis ini merupakan jenis yang menghadirkan selebriti, bisa juga orang
lain, dan mereka duduk berdekatan.
b. The Daytime Audience-Participation Show
Format acara ini diciptakan oleh Phil Donahue pada 1967, di Ohio yang
terinspirasi dari radio call-in show. Ketika di terapkan di televisi,
penonton memenuhi studio karena ingin berdialog langsung dengan pakar
atau selebriti. Berbeda dengan host lain, Donahue tampil berkeliling untuk
lebih akrab terhadap penonton lain.
22
c. The Early Morning news Talk Magazine Show
Format acara talkshow ini adalah tayang sebelum tengah hari, Subgenre
talkshow ini hadir berubah-ubah setiap tahunnya sesuai tuntutan industry
hiburan.
Bagian pengelola program siaran harus mempertimbangkan empat hal
ketika merencanakanprogram siaran yang terkait dengan:
1. Product, artinya materi program yang di pilih haruslah yang bagus dan
diharapkan akan disukai audien yang dituju.
2. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau
membeli program sekaligus menentukan tarif iklan bagi pemasang iklan
yang berminat memasang iklan pada program bersangkutan
3. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program itu. Pemiliohan
waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu
keberhasilan program bersangkutan
4. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan kemudian menjual acara
itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor.
Persaingan bisnis media harus dapat menyajikan informasi-informasi yang
dibutuhkan masyarakat. Masyarakat butuh informasi yang cepat dan bersifat
global sehingga informasi yang disajikan concise karena waktu yang dimiliki
sangatlah terbatas, namun tetap informasi harus informatif dan memberikan
makna. Cara penyajian informasi harus berbeda, yaitu harus ringkas, cepat, dan
padat. Pendekatanya harus berbasis teknologi, cara penyajianya harus dinamis,
dan harus ditopang dengan penyajian data yang bersifat visual thinking. Sehingga