BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB...

16
7 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai dasar acuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, kompensasi bonus dan asimetri informasi terhadap manajemen laba antara lain sebagai berikut : Guna & Herawaty (2010) meneliti tentang pengaruh mekanisme good corporate goverment, indepedensi auditor, kualitas audit dan faktor lainnya terhadap manajemen laba. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh positif secara signifikan terhadap manjemen laba. Penelitian ini di ukur dengan menggunakan model regresi linier berganda. Pada penelitian ini kualitas audit diukur menggunakan proksi KAP Big Four dan KAP Non Big Four. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiryadi & Sebrina (2013) meneliti tentang pengaruh asimetri informasi, kualitas audit dan struktur kepemilikan terhadap manjemen laba. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Amijaya dan Prastiwi (2013) membuktikan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Elfira (2014) meneliti tentang pengaruh kompensasi bonus dan leverage terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa kompensasi bonus berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya Christiawan (2014) meneliti tentang pengaruh kompensasi bonus, leverage dan pajak terhadap manajemen laba. Penelitian ini diukur menggunakan regresi linier berganda yang menunjukkan bahwa kompensasi bonus tidak berpengaruh dan signifikan terhadap manajemen laba.

Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB...

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

7

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai dasar acuan untuk

mengetahui pengaruh kualitas audit, kompensasi bonus dan asimetri informasi

terhadap manajemen laba antara lain sebagai berikut :

Guna & Herawaty (2010) meneliti tentang pengaruh mekanisme good

corporate goverment, indepedensi auditor, kualitas audit dan faktor lainnya

terhadap manajemen laba. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit

berpengaruh positif secara signifikan terhadap manjemen laba. Penelitian ini di

ukur dengan menggunakan model regresi linier berganda. Pada penelitian ini

kualitas audit diukur menggunakan proksi KAP Big Four dan KAP Non Big Four.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiryadi &

Sebrina (2013) meneliti tentang pengaruh asimetri informasi, kualitas audit dan

struktur kepemilikan terhadap manjemen laba. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap manajemen laba. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Amijaya dan Prastiwi (2013) membuktikan bahwa kualitas audit

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Elfira (2014) meneliti tentang pengaruh kompensasi bonus dan leverage

terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa

kompensasi bonus berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya

Christiawan (2014) meneliti tentang pengaruh kompensasi bonus, leverage dan

pajak terhadap manajemen laba. Penelitian ini diukur menggunakan regresi linier

berganda yang menunjukkan bahwa kompensasi bonus tidak berpengaruh dan

signifikan terhadap manajemen laba.

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

8

Muliati (2011) meneliti tentang pengaruh asimetri informasi dan ukuran

perusahaan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

asimetri informasi berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiryadi & Sebrina (2013) tidak konsisten dengan

penelitian yang di lakukan oleh (Muliati, 2011). Hasil dari penelitian menunjukkan

asimetri informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manjemen laba.

B. Tinjauan Pustaka

a. Teori Agensi (Teori Agency)

Anthony & Govindarajan (1995) mengemukakan konsep teori agensi sebagai

hubungan atau kontrak antara principal(investor) dan agent (manajer). Principal

mendelegasikan tanggung jawabnya termasuk pendelegasian otoritas pengambilan

keputusan kepada agen untuk melakukan tugas tertentu yang sesuai dengan kontrak

kerja yang telah disepakati bersama.

Dalam sebuah perusahaan, manajer (agent) adalah pengelola perusahaan yang

mengerti akan prospek sebuah perusahaan di masa yang akan datang. Prospek yang

baik harusnya dapat diterima oleh principal agar mereka dapat mengetahui kondisi

perusahaan saat ini. Namun terkadang informasi yang diberikan oleh manajer tidak

sesuai dengan apa yang diterima oleh investor (principal).

Teori keagenan juga dapat dilihat sebagai model kotraktual yang terjadi diantara

dua orang atau lebih yaitu pihak agent (manajer) dan principal (investor). Para

manajer telah memiliki kontrak dengan investor yang merupakan pihak eksternal.

Pihak internal memiliki tanggung jawab kewajibannya dalam mengetahui semua

prospek yang ada didalam perusahaannya untuk mencapai tujuan yang diingkan

oleh perusahaan. Hal ini biasanya menimbulkan adanya asimetri informasi, karena

pihak agen memiliki prospek atau informasi yang lebih banyak tentang perusahaan

sedangkan informasi tersebut tidak sampai ke investor untuk mengetahui kondisi

perusahaan saat ini. Maka dalam hal ini menimbulkan ketidakseimbangan

informasi (asymetry information) antara pihak agen dan investor, dengan kata lain

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

9

pihak agen akan cenderung melakukan manajemen laba dengan memanipulasi

informasi-informasi perusahaan yang tidak diketahui oleh investor.

Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan

agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada

prinsipal, terutama untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan pengukutan

kinerja agen. Hal ini memacu agen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi

dapat digunakan sebagai saranan untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah

satu tindakan agen tersebut dapat disebut sebagai manajemen laba.

Auditor eksternal merupakan pihak yang dianggap mampu menjembatani

kepentingan pihak prinsipal dan pihak agen dalam mengelola keuangan perusahaan.

Auditor akan mengesahkan laporan pertanggung jawaban pihak agen terhadap

pihak prinsipal dengan memberikan penilaian secara independen dan profesional

atas kehandalan dan kewajaran laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu

kualitas audit memengaruhi auditor eksternal dalam tugasnya sebagai pihak yang

mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal dan agen.

Teori keagenan menjelaskan bahwa seorang auditor dengan kualitas audit yang

tinggi akan memiliki kemampuan dalam mendeteksi adanya praktik manajemen

laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan (Becker et al., 1998). Laporan

yang telah diaudit oleh auditor diharapkan dapat dipercaya dan digunakan oleh

pihak principal.

Berdasarkan teori agensi, semua individu akan bertindak untuk kepentingannya

sendiri. Manajemen sebagai agen bisa melakukan tindakan yang tidak

menguntungkan pemilik atau prinsipal secara keseluruhan dalam waktu jangka

panjang. Hal ini dapat merugikan kepentingan dari perusahaan tersebut. Pemilik

perusahaan memberikan wewenang pada pengelola dana dan mengambil keputusan

perusahaan lainnya atas nama pemilik. Dengan adanya wewenang yang dimiliki ini,

mungkin saja pengelola tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemilik,

karena adanya perbedaan kepentingan. Keleluasaan dalam pengelolaan perusahaan

dapat menimbulkan penyalahgunaan wewenang. Kemungkinan terjadi bahaya

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

10

moral (moral hazard) karena adanya asimetri informasi (agen memiliki informasi

lebih banyak daripada prinsipal).

Di sisi lain, agen memiliki kepentingan sendiri yaitu untuk mendapatkan

kompensasi baik berupa bonus, insentif maupun remunerasi yang besar atas

kinerjanya. Mereka termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan

ekonomi dan psikologisnya seperti memperoleh investasi, pinjaman maupun

kontrak kompensasi. Prestasi agen dinilai berdasarkan kemampuannya memperoleh

laba yang besar untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Semakin tinggi laba

maka harga saham dan deviden pun meningkat. Maka agen akan dianggap berhasil

atau memiliki kinerja yang baik sehingga layak mendapatkan insentif tinggi.

Namun apabila tidak ada pengawasan yang memadai agen akan dapat memainkan

beberapa kondisi di perusahaan agar seolah-olah target tercapai demi memenuhi

tuntutan prinsipal agar mendapat kompensasi yang tinggi.

Teori keagenan menyebutkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik adalah

dengan adanya pengawasan terhadap kepentingan agen. Menurut Jensen &

Meckling (1976) bahwa dewan direksi adalah alat yang digunkan untuk mengawasi

manajer untuk memastikan bahwa mereka tidak menyimpang secara substansial

dari kepentingan principal dalam mengambil tindakan untuk memahami keinginan

principal.

Teori keagenan dilandasi oleh 3 asumsi yang menimbulkan efek keagenan:

a. Asumsi tentang sifat manusia

Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat

untuk mementingkan diri sendiri, memiliki keterbatasan rasionalitas dan tidak

menyukai resiko.

b. Asumsi tentang keorganisasian

Asumsi tentang keorganisasi adalah adanya konflik antar anggota organisasi,

efesiensi sebagai kriteria produktivitas dan asimetri informasi antara principal dan

agent.

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

11

c. Asumsi tentang informasi

Asumsi tentang informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa

diperjual belikan.

Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut dapat dikatakan bahwa

manajer sebagai manusia kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat

opportunistik, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya. Selanjutnya, ketika

manajemen bertindak sebagai agen maka seharusnya bertanggung jawab

mengoptimalkan keuntungan pemilik dan bertindak untuk kepentingan pemilik

namun sebaliknya mereka justru termotivasi untuk mendapatkan keuntungan

pribadinya.

b. Manajemen Laba

Menurut Belkaoui (2007:201) adalah perilaku yang dilakukan oleh manajer

perusahaan untuk meningkatkan atau menurunkan laba dalam proses pelaporan

keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Scott

(2009:403) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan

akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada untuk mencapai beberapa

tujuan tertentu. Ada beberapa pola manajemen laba yang dapat digunakan oleh

manajer yaitu pertama taking big bath yaitu manajemen mencoba mengalihkan

expected future cost ke periode kini agar memiliki peluang yang lebih besar

mendapatkan laba di masa mendatang. Biasanya dilakukan bila perusahaan

mengadakan restrukturisasi atau reorganisasi. Kedua, income minimization yaitu

manajemen mencoba memindahkan beban ke masa kini agar memiliki peluang

yang lebih besar mendapatkan laba di masa mendatang. Ketiga, income

maximization, yaitu manajemen mencoba meningkatkan laba masa kini dengan

memindahkan beban ke masa mendatang. Biasanya dilakukan manajer dalam

rangka memperoleh bonus tahunan. Dan keempat, income smoothing yaitu tindakan

di mana manajemen memperhalus fluktuasi laba dari periode ke periode dengan

cara memindahkan laba dari periode yang memiliki laba tinggi ke periode yang

memiliki laba rendah.

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

12

Praktek manajemen laba memiliki 2 sifat utama yaitu efisien dan oportunistik

yang artinya sangat berkaitan erat dengan masalah keagenan, dimana perusahaan

selalu ingin tampil menarik di hadapan pemangku kepentingan (Guna & Herawaty,

2010). Ada beberapa faktor yang memicu manajemen untuk melakukan manajemen

laba diantara sebagai berikut:

a) Motivasi bonus

Dalam sebuah perjanjian bisnis, pemegang saham akan memberikan sejumlah

insentif dan bonus sebagai feedback atas kinerja manajer dalam menjalankan

perusahaan. Manajer biasanya akan menerima bonus yang besar apabila kinerja

manajer telah mencapai area pencapaian bonus yang ditetapkan pemegang saham.

Kinerja manajemen salah satunya diukur dari pencapaian laba perusahaan.

Pemberian bonus atas pencapaian laba perusahaan tersebut membuat manajer

termotivasi untuk membeirkan performa terbaiknya sehingga tidak menutup

kemungkinan manajer melakukan manajemen laba agar dapat menampilkan

kinerja yang baik agar mendapatkan bonus yang dijanjikan oleh pemegang saham.

b) Motivasi hutang

Selain melakukan kontrak bisnis dengan pemegang saham, untuk kepentingan

ekspansi perusahaan, manajer seringkali melakukan kontrak bisnis dengan pihak

ketiga yaitu kreditor. Agar kreditor mau menginvestasikan dananya ke perusahaan,

tentunya manajer akan berusaha menampilkan kinerja perusahaan yang maksimal.

Pada saat seperti inilah inisiatif manajer untuk melakukan manajemen laba keluar

agar lebih mudah menarik minat kreditor.

c) Motivasi politik

Motivasi yang terakhir ini biasanya terjadi pada perusahaan besar yang bidang

usahanya banyak menyentuh masyarakat luas, seperti perusahaan perminyakan,

gas, listrik, dan air. Demi menjaga tetap mendapat subsidi dari pemerintah

perusahaan tersebut cenderung menjaga posisi keuangannya dalam keadaan

tertentu sehingga prestasi atau kinerjanya tidak terlalu baik, hal ini dilakukan

karena jika kinerja perusahaan baik maka subsidi dari pemerintah tidak dapat

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

13

diberikan kepada perusahaan. Ketika peristiwa seperti itu terjadi manajer

cenderung akan melakukan manajemen laba dengan menyajikan laba yang lebih

rendah dari nilai sebenarnya.

Manajemen laba dapat menyebabkan invetor tidak menerima apa yang mereka

harapkan diawal yaitu return. Hal ini bisa saja tidak terjadi apabila investor tidak

mengetahui adanya praktik manajemen laba sehingga membuat return yang

diterima lebih rendah. Oleh karena itu return dinilai dapat menarik investor untuk

berinvestasi (Bailey, 2010).

c. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan

melaporkan suatu kekeliruhan atau penyelewengan yang terjadi dalam suatu sistem

akuntansi klien (De Angelo 1981). Audit merupakan sebuah proses yang

digunakan untuk mengurangi terjadinya ketidakselarasan antara principal dan

agent dengan cara menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan

terhadap laporan keuangan (Utari & Sari, 2016). Pemilihan auditor eksternal yang

tepat tentu akan menjamin independensi dan profrsionalisme dari auditor tersebut.

Kualitas audit yang baik juga akan menjembatani stakeholders untuk memperoleh

informasi yang akurat dan dapat mengurangi adanya permasalahan keagenan yaitu

asimetri informasi (Guna & Herawaty, 2010), sehingga dalam pengambilan

keputusan sangat kecil adanya kesalahan.

Laporan keuangan yang berkualitas, relevan dan dapat dipercaya dihasilkan

dari audit yang dilakukan secara efektif oleh auditor yang dianggap berkualitas

dibandingkan dengan auditor yang kurang berkualitas karena menganggap bahwa

untuk mempertahankan kredibilitasnya auditor akan lebih berhati-hati dalam

melakukan proses audit untuk mendeteksi salah saji atau kecurangan. Auditor yang

berkualitas akan melakukan proses audit yang berkualitas pula (Wiryadi &

Sebrina, 2013). Manajemen laba yang terjadi pada perusahaan yang diaudit oleh

auditor yang termasuk KAP big four lebih rendah daripada auditor non big four

(Meutia, 2004).

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

14

Perusahaan dengan biaya keagenan yang tinggi akan menggunakan KAP

dengan kualitas yang baik (Jensen dan Meckling, 1976). Berikut ini daftar dari

KAP Big Four yang ada di dunia dan KAP yang berafiliasi di Indonesia:

a) Price Water House Coopers (berafiliasi dengan KAP Tanudiredja, Wibisana,

Rintis & Rekan)

b) Deloitte touch tohmatsu (berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio)

c) Ernest and Young (berafiliasi KAP Purwantono, Sungkoro & Surja)

d) KPMG (berafiliasi dengan KAP Sidharta Wijaya)

Apabila sebuah perusahaan di audit oleh KAP big four, maka perusahaan akan

hanya memiliki sedikit celah untuk melakukan manajemen laba. Hal ini

dikarenakan KAP yang berkualitas akan cenderung mendorong perusahaan untuk

mengungkapkan lebih luas informasinya. KAP akan sebisa mungkin untuk

mengungkapkan informasi dari perusahaan untuk mempertahankan reputasi dari

KAP dan untuk menghindari biaya yang akan timbul dari biaya reputasi.

Audit yang dilakukan oleh auditor big four memiliki keahlian dan reputasi yang

tinggi dibandingkan dengan auditor non big four. Oleh karena itu, auditor big four

akan berusahan secara sungguh-sungguh mempertahankan pangsa pasar dan

kepercayaan masyarakat serta reputasinya dengan cara memberikan perlindungan

kepada publik (Sanjaya, 2008).

De angelo (1981) menyatakan bahwa hubungan antara kualitas audit dan size

audit hasilnya adalah auditor size besar (big audit) lebih berkualitas dibandingkan

dengan auditor size kecil (non big four audit). Kecakapan profesional auditor size

besar leboh memiliki kemampuan teknikal untuk menemukan pelanggaran dalam

sistem akuntansi kliennya dibandingkan denga auditor size kecil.

d. Kompensasi Bonus

Kompensasi bonus merupakan suatu kebiajakan yang diberikan kepada

manajer yang didasarkan pada hasil kinerjanya untuk mencapai tujuan utama

perusahaan (Pujiati dan Arfan, 2013). Menurut Tanomi (2012) perusahaan yang

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

15

memiliki rencana kompensasi bonus akan membuat manajer menaikkan laba guna

mendapatkan bonus untuk kepentingan pribadinya.

Bonus plan hypothesis merupakan salah satu motif pemilihan suatu metode

akuntansi tidak terlepas dari positif accounting theory. Hipotesis ini menyatakan

bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih menyukai metode

akuntansi yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut diharapkan

dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima seandainya komite

kompensasi dari Dewan Direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang dipilih

(Watts dan Zimmerman, 1990). Jika perusahaan memiliki kompensasi (bonus

scheme), maka 6 manajer akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba

bersih untuk dapat memaksimalkan bonus yang mereka terima. Dalam kontrak

bonus dikenal dua istilah penting yaitu bogey atau disebut juga dengan floor (batas

bawah) dan cap (batas atas). Bogey adalah target laba minimum yang menjadi

syarat agar manajer dapat memeroleh bonus atas kinerjanya. Besarnya bonus yang

diperoleh tersebut akan meningkat secara proporsional seiring dengan

meningkatnya laba tahun yang bersangkutan, selama laba tersebut berada dalam

batasan atau di antara bogey dan cap. Sedangkan cap adalah target laba maksimum

dimana jika laba tahun yang bersangkutan melebihi target laba ini, manajer tidak

akan mendapat tambahan bonus secara proporsional atas selisih laba dengan target

laba ini.

Dengan adanya kompensasi bonus tersebut, pihak manjemen akan terus

berusaha untuk meningkatkan atau menaikkan laba perusahaan semaksimal

mungkin sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan terlihat bagus. Maka

pihak manajemen akan mendapatkan bonus atas kerja kearsnya tersebut. Manajer

sebagai pihak internal memiliki informasi atas laba bersih perusahaan. Hal ini

cenderung untuk bertindak oportunis dalam melakukan manjemen laba guna untuk

mendapatkan bonus yang tinggi (Pujiati dan Arfan, 2013).

Menurut William dan Keith, kompensasi adalah apa yang diterima oleh

karyawan atau pekerja sebagai balasan pekerjaan yang telah dilakukan baik berupa

upah atau gaji periodik yang didesain dan dikelola oleh bagian personalia. Andrew

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

16

dan Edwin menjelaskan bahwa kompensasi merupakan segala sesuatu yang

dikontribusikan atau dianggap sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan

kepada para pekerja dalam mencapai tujuan organisasi. Berikut ini adalah tujuan

kompensasi adalah:

a) Ikatan Kerjasama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerjasama formal antara

majikan dan karyawan. Karyawan harus melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati.

b) Kepuasan Kerja

Dengan adanya kompensasi karyawan akan dapat memebuhi kebutuhan-

kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistik sehingga memperoleh kepuasan kerja

dari jabatanya.

c) Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar. Maka pengadaan karyawan

yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

Kompensasi bonus mencakup hal-hal seperti gaji, bonus dan tunjangan atapun

tambahan pengahsilan. Ada 3 aspek penting dalam pengelompokan pemberian

kompensasi bonus, yaitu:

a) Dasar kompensasi, yaitu bagaimana pem-berian bonus ditentukan.Dasar yang

paling umum adalah :

1. Harga saham

2. Kinerja berbasis biaya, pendapatan, laba atau investasi

3. Balanced scorecard

b) Sumber kompensasi, yaitu darimana pendanaan bonus berasal. Sumber kom-

pensasi yang paling umum adalah laba dan sumber perusahaan keseluruhan

berdasarkan total laba perusahaan.

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

17

c) Cara pembayaran, yaitu bagaimana bonus akan diberikan.Cara umum adalah

tunai dan saham.

e. Asimetri Informasi

Menurut Supriyono (2000) asimetri informasi adalah situasi yang terbentuk

karena principal tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja agen

sehingga prinsipal tidak pernah dapat menentukan kontribusi unsaha-usaha agen

terhadap hasil-hasil perusahaan yang sesungguhnya.

Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal

dan prospek perusahaan di masa datang dibandingkan pemegang saham dan

stakeholders lainnya. Ketika timbul asimetri informasi, keputusan pengungkapan

yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri

informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor yang kurang

terimformasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang

diharapkan dalam pasar untuk saham-saham.

Berkaitan dengan bid-ask spread, fokus perhatian akuntan adalah pada

komponen adverse selection karena berhubungan dengan penyediaan informasi ke

pasar modal. Beberapa penelitian yang dilakukan telah mengembangkan model

teoritis yang menghubungkan arus informasi terhadap bid-ask spread. Premis yang

diajukan adalah bahwa sebagian investor memiliki lebih banyak informasi

mengenai saham dibandingkan pedagang sekuritas. Pedagang efek mengetahui

bahwa “informed” investor ini hanya akan berdagang jika dipandang

menguntungkan bagi mereka. Di sisi lain, pedagang sekuritas juga mengetahui

bahwa ia akan memperoleh keuntungan bila berdagang dengan investor yang

kurang “informed”. Model ini menyatakan bahwa pedagang sekuritas menetapkan

bid-ask spread sedemikian rupa sehingga keuntungan yang diharapkan dari

pedagang tidak terinformasi dapat menutup kerugian dari pedagang terinformasi.

Oleh karena itu, komponen adverse selection dari spread ini akan lebih besar

ketika pedagang sekuritas merasakan bahwa kecenderungan untuk berdagang

dengan pedagang terinformasi lebih besar, atau ketika ia meyakini bahwa pedagang

terinformasi memiliki informasi yang lebih akurat. Dalam kondisi ini, maka

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

18

komponen adverse selection dari bid-ask spread merefleksikan tingkat risiko

asimetri informasi yang dirasakan oleh pedagang sekuritas. Jadi, ketika pedagang

sekuritas berdagang dengan pedagang terinformasi maka biaya transaksi akan

meningkat, dan adanya asimetri informasi ini akan membawa pada bid-ask spread

yang lebih besar (Ifonie, 2012).

Resiko seringkali berasal dari kurangnya suatu informasi. Hubungan antara

informasi dan resiko dapat dianalisis dengan mengkaji informasi asimetri

informasi, pilihan berlawanan (adverse selection) dan bahaya moral (moral

hazard). Terdapat dua macam asimetri informasi, yaitu:

a) Adverse Selection

Adverse selection adalah manjer mengetahui banyak tentang keadaan dan

prospek perusahaan dibanding investor. Informasi yang dapat mempengaruhi

keputusan pemegang saham.

b) Moral hazard

Moral hazard adalah kegiatan yang dilakukan oleh manjemen tidak seluruhnya

diketahui oleh pemegang saham atau pemberi pinjaman. Sehingga manjer dapat

melakukan tindakan yang melanggar kontrak. Berkaitan denga bid-ask spread,

akuntan terfokus pada komponen adverse selection karena berhubungan dengan

penyediaan informasi ke pasar modal.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan dan

mengungkapkan keterkaitan antara variabel yang akan diteliti.

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

19

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran

D. Pengembangan Hipotesis

a. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba

Manajemen laba timbul diawali dengan adanya asimetri informasi antara

principal (stakeholder) dan agent (manajer) dalam mengelolah keuangan

perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Namun, asimetri informasi seperti ini

dapat diminimalisir oleh principal dengan bantuan dari pihak ketiga yang bersifat

netral yaitu auditor. Dengan adanya auditor maka prinsipal akan mengetahui

bagaimana sebenarnya keadaan keuangan dari perusahaan tersebut. Karena auditor

akan memberikan informasi yang tidak memihak kepada siapapun serta praktik-

praktik yang curang dilakukan oleh perusahaan pun akan terbongkar apabila KAP

mampu memberikan hasil audit yang berkualitas. Auditor yang berkualitas adalah

auditor yang bisa dengan tepat menunjukkan nilai informasi yang akurat (Utari &

Sari, 2016)

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi

yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak

luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna

laporan keuangan terutama pemegang saham akan mengambil keputusan

berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor. Oleh karena itu kualitas

audit merupakan hal yang diperhatikan oleh para auditor dalam proses pengauditan

(Meutia, 2004).

Kualitas Audit (X1)

Manajemen Laba

(Y) Kompensasi Bonus (X2)

Asimetri Informasi

(X3)

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

20

Tujuan dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan kepas-tian

mengenai integritas dari laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen.

Kepastian mengenai relevansi dan keandalan dari laporan keu-angan perusahaan

sangat diperlukan untuk membantu pihak eksternal dalam mengambil suatu

keputusan bisnis (Mayangsari 2003).

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Guna dan Herawaty (2010)

membuktikan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

manajemen laba. Wiryadi dan Sebrina (2013) juga telah membuktikan bahwa

kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.

Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Christiani

dan Nugrahati (2014) menemukan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh positif

dan signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini karena spesialis industri auditor

memiliki pengetahuan lebih (superior knowledge) tentang industri tertentu.

Kemampuan spesialis industri auditor untuk mendeteksi manajemen laba akan

mendorong klien untuk tidak melalukan manajemen laba sehingga kualitas laba

meningkat. Selain itu juga spesialis industri auditor juga dapat mendeteksi

manajemen laba untuk mempertahankan reputasi mereka sebagai auditor.

Dari hasil penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

kualitas audit maka manajemen laba di perusahaan juga rendah. Maka hipotesis yang

didapatkan dari penjelasan diatas yaitu kualitas audit berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba. Sehingga hipotesis yang diperoleh adalah sebagai berikut.

H1 = Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

b. Pengaruh Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba

Kompensasi bonus merupakan salah satu penghargaan yang diberikan oleh

perusahaan atas jasa karyawan. Kompensasi ini dihitung serta diberikan kepada

karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada organisasi

atau perusahaan. Pada umumnya, tujuan setiap organisasi untuk merancang sistem

kompensasi adalah untuk mempekerjakan karyawan yang bermotivasi dan

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

21

berkompeten. Selain itu, kompensasi haru memiliki motivasi para karyawan serta

mematuhi semua peraturan hukum.

Menurut penelitian Palestin (2010) membuktikan pada hasil penelitiannya

bahwa kompensasi bonus berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Penelitian

ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya & Christiawan (2014)

dan Elfira (2009) membuktikan bahwa kompensasi bonus berpengaruh positif

terhadap manajemen laba.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompensasi

bonus diberikan kepada manajemen maka semakin tinggi praktik manajemen laba

yang dilakukan oleh manajer. Maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi bonus

berpengaruh positif terhadap manjemen laba. Sehingga hipotesis yang diperoleh

adalah sebagai berikut.

H2 : Kompensasi bonus berpengaruh positif terhadap manajemen laba

c. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba

Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana agent mempunyai informasi

yang banyak tentang perusahaan dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang

dibandingkan dengan principal. Manajemen yang ingin menunjukkan kinerja yang

baik dapat termotivasi untuk memodifikasi laporan keuangan agar menghasilkan

laba seperti yang diingikan oleh pemilik. Asimetri antara manajemen dan pemilik

dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba

(Rahmawati, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan Wiyadi et al. (2016) membuktikan bahwa

asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.

Hal ini konsisten dengan teori yang menyantakan bahwa asimetri informasi timbul

ketika manajer memiliki lebih banyak informasi internal dan prospek perusahaan

dimasa depan dibandingkan dengan pemegang saham atau stakeholders. Penelitian

ini konsisnten dengan penelitian yang dilakukan oleh Utari dan Sari (2016) yang

membuktikan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap manajemen laba.

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian ...eprints.umm.ac.id/54516/3/BAB II.pdf · TEORI DAN PERUMUSAN MASALAH A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian

22

Dari hasil penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

asimetri informasi perusahaan maka semakin tinggi praktik manajemen laba. Maka

dapat disimpulkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap

manajemen laba. Sehinngga hipotesis yang diperoleh adalah sebagai berikut.

H3 : Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba