BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan...

36
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Semakin berkembangnya organisasi maka semakin banyak pula melibatkan tenaga kerja dalam usaha menunjang kelancaran jalannya organisasi disamping memperlihatkan faktor-faktor produksi lainnya. Jika kita berbicara mengenai produk/ jasa yang dihasilkan oleh suatu organisasi maka hal tersebut tidak akan terlepas dari permasalahan kinerja. Pengertian kinerja menurut Siagan (2002:166) adalah suatu keadaan yang menunjukkan kemampuan seorang karyawan dalam menjalankan tugas sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh organisai kepada karyawan sesuai dengan job description. Kinerja merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawab dan wewenangnya. Pengertian kinerja menurut Manullang (2002:132) adalah suatu keadaan yang menunjukkan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan atau dihasilkan seseorang, ataupun kelompok kerja sesuai dengan job description mereka masing- masing.

Transcript of BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan...

Page 1: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Kinerja

2.1.1. Pengertian Kinerja

Semakin berkembangnya organisasi maka semakin banyak pula melibatkan

tenaga kerja dalam usaha menunjang kelancaran jalannya organisasi disamping

memperlihatkan faktor-faktor produksi lainnya. Jika kita berbicara mengenai

produk/ jasa yang dihasilkan oleh suatu organisasi maka hal tersebut tidak akan

terlepas dari permasalahan kinerja.

Pengertian kinerja menurut Siagan (2002:166) adalah suatu keadaan yang

menunjukkan kemampuan seorang karyawan dalam menjalankan tugas sesuai

dengan standar yang telah ditentukan oleh organisai kepada karyawan sesuai

dengan job description.

Kinerja merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan

seseorang dalam menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawab dan

wewenangnya.

Pengertian kinerja menurut Manullang (2002:132) adalah suatu keadaan yang

menunjukkan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan atau dihasilkan

seseorang, ataupun kelompok kerja sesuai dengan job description mereka masing-

masing.

Page 2: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

Kinerja menurut Mangkunegara (2002:63) adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kemudian menurut Hasibuan (2001:34) mengemukakan kinerja adalah suatu

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan

kepadanyayang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta

waktu.

Dan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan

tugas dan pencapaian standar keberhasilan yang telah ditentukan oleh instansi

kepada karyawan sesuai dengan job yang diberikan kepada masing-sssmasing

karyawan.

Kinerja adalah tingkat terhadap para karyawan dalam mencapai persyaratan

pekerjaan. Penilaian kinerja adalah proses yang mengukur kinerja personalia atau

penilaian kinerja pada umumnya menyangkut baik aspek kualitatif maupun

kuantitatif dalam melaksanakan pekerjaan. Penilaian kinerja merupakan salah satu

fungsi personalia, atau disebut juga review kinerja, evaluasi kinerja, atau rating

personalia.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja individu, perlu

dilakukan pengkajian terhadap teori kinerja. Secara umum faktor fisik dan non fisik

sangat mempengaruhi. kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi kondisi

karyawan dalam bekerja. Selain itu, kondisi lingkungan fisik juga akan

mempengaruhi berfungsi nya faktor lingkungan non fisik.

Page 3: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

Menurut Handoko (2002:98) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah:

a. Keterampilan atau Pengalaman

Orang yang mempunyai pendidikan yang rendah, jelas mempunyai

keterampilan yang kurang, begitu juga orang yang sudah berpendidikan agak tinggi

masih tetap mempunyai produktivitas yang rendah. Oleh sebab itu, maka perlu

adanya keterpaduan antara keterampilan dengan pengalaman kerja. Orang atau

tenaga kerja yang masih muda atau baru mulai mengikuti karir, biasa bekerja agak

kurang pengalaman, hal ini dapat diatasi dengan cara mengikuti pelatihan kerja

diluar atau pada tempat kerja untuk meningkatkan keterampilan.

b. Faktor Pendidikan

Perusahaan perindustrian biasanya direkrtut dari orang-orang yang kurang

mempunyai pendidikan yang tinggi, perusahaan hanya membutuhkan kesehatan

fisik yang kuat untuk bekerja. Dengan adanya pendidikan yang kurang dari pekerja

akan menyebabkan penurunan kinerja.

c. Umur

Umur seseorang tenaga kerja agaknya dapat dijadikan sebagai tolak ukur

dari produktivitas, akan tetapi hal tersebut tidak selalu begitu. Teapi pengajaran

karir seseorang selalu diimbangi dengan jumlah umur, dimana semakin bertambah

lama orang itu bekerja, maka produktivitas dari orang tersebut akan meningkat.

b. Sarana Penunjang

Tingkat kemampuan pimpinan untuk menumbuhkan motivasi kerja sama

yang baik antara para pekerja sampai mengadakan pembagian kerja yang jelas

Page 4: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

antara semua karyawan sangat berpengaruh teerhadap tingkar produktivitas.

Disamping itu dapat juga berupa penerapan teknologi sarana produksi yang cukup

canggih, hal ini akan menyebabkan tugas atau kerja dari karyawan tersebut

berkurang.

c. Faktor Semangat dan Kegairahan Kerja

Dengan adanya dorongan moril terhadap para pekerja akan meningkatkan

kinerja. Dorongan moril tersebut dapat beerupa memberikan semangat dan

kegairahan kerja pada pekerja. Seperti yang dikemukakan oleh pakar manajemen,

semangat dan kegairahan kerja merupakan poblematik yang harus mendapat

perhatian yang serius.

d. Faktor Motivasi

Adalah suatu dorongan dalam diri karyawan untuk melakukan suatu kegiatan

atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai kinerja dengan predikat

yang bagus.

e. Komunikasi yang efektif

Terciptanya komunikasi yang efektif antara atasan dengan karyawan banyak

dipakai sebagai alasan oleh karyawan untuk menyukai pekerjaan nya. Dalam hal

ini, adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami, dan

mengakui pendapat atau prestasi karyawannya sangat berperan untuk kinerja

karyawan tersebut.

Penting bagi atasan untuk mengusahakan terciptanya komunikasi yang efektif

dalam organisasi, sebab dengan efektifnya komunikasi, maka akan memicu

peningkatan kinerja karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang

Page 5: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

artinya bagi setiap perusahaan terjadi peningkatan produksi dan pengurangan biaya

melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawannya.

Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson didalam buku Sumber

Daya Manusia Menghadap Abad Ke-21 Edisi Jilid 6 (1997:3) mengatakan perilaku

atasan harus mendukung kesehatan dan keselamatan, keanekaragaman, kerja

kelompok, kinerja yang tinggi, dan pengendalian mutu. Atasan harus

memberdayakan karyawan, berkomunikasi dengan pelanggan, bekerja sama

dengan yang lain perusahaan, dan berkomunikasi secara efektif dengan setiap

karyawan, agar meningkatkan kinerja yang baik. Praktek SDM memainkan peran

penting dalam mengubah perilaku atasan yang lama supaya konsisten dengan

bentuk organisasi dan harapan-harapan yang baru. Kompensasi, pelatihan, dan

pengembangan serta sistem manajemen kinerja semuanya harus digabungkan untuk

menyampaikan pesan yang jelas dan konsisten sehingga merangsang serta

mendukung perilaku dalam mencapai sasaran bisnis.

Kemudian menurut Sedarmayanti (2009:51), menyatakan bahwa kinerja

meliputi beberapa aspek, yaitu:

1) Quality of work (kualitas pekerjaan)

2) Promptness (kecepatan)

3) Initiative (prakarsa)

4) Capability (kemampuan)

5) Communication (komunikasi).

Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas

maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun

Page 6: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan

agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.

Menurut Simamora (2004:339-340) yang mempengaruhi dimensi kinerja

adalah:

1. Memikat dan menahan orang didalam organisasi

Hal ini berarti bahwa agar organisasi berfungsi secara efektif, organisasi itu

haruslah meminimalkan tingkat perputaran karyawan, ketidakhadiran, dan

keterlambatan, memberikan kenaikan gaji yang memuaskan, jenjang karir yang

lebih baik, memberikan fasilitas dan sarana yang mendukung aktivitas pekerjaan,

dan menandatangani surat perjanjian kerja.

2. Penyelesaian tugas yang handal

Setiap karyawan diberi tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelesaikan

tugas pekerjaannya, oleh sebab itu penyelesaian tugas harus yang handal perlu

diperhatikan agar tolak ukur minimal kuantitas dan kualitas kinerja dapat tercapai,

seperti hasil kerja yang memuaskan, lingkungan kerja, pencapaian pekerjaan, tepat

waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, disiplin waktu kerja, ketelitian dalam

bekerja, tanggung jawab karyawan.

3. Prilaku inovatif dan spontan

Disamping persyaratan tugas formal, prilaku lainnya juga memperngaruhi

efektifitas sebuah organisasi. Aktifitas-aktifitas ini disebut prilaku inovatif dan

spontan, organisasi tidak dapat mengawasi segala kemungkinan dalam aktifitas-

aktifitasnya, sehingga efektifitas dipengaruhi oleh kesedihan kalangan karyawan.

Page 7: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

Seperti kerja sama dengan rekan sekerja, tindakan protektif, gagasan konstruktif,

pelatihan diri karyawan.

Menurut Rucky (2001:9) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja karyawan, yaitu:

1. Sarana dan prasarana

Hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi dan kelayakan serta kemampuan

semua sarana maupun prasarana fisik yang dimiliki seperti seperti bangunan, lay

out, kelayakan mesin dan segala peralatan yang ada.

2. Proses kerja atau metode kerja

Bila objeknya sebuah perusahaan manufaktur maka tim ini akan terdiri dari

para ahli teknik industry dan ahli proses produksi.

3. Kemampuan sumber daya manusia

Yaitu kemampuan karyawan dalam mengaplikasikan tugas-tugas mereka

secara nyata dilapangan.

4. Gairah kerja atau motivasi

Gairah kerja sangat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia suatu

perusahaan, untuk itu perlu diperhatikan system imbalan atau penggajian yang

mencakup intensif, bonus dan penilaian prestasi kerja.

5. Kualitas

Kualitas akan sangat membantu perusahaan terutama yang meliputi

ketelitian, kesesuaian, kecakapan, kesungguhan dan tanggung jawab. Adapun

faktor yang memperngaruhi pencapaian kinerja adalah faktor yang kemampuan dan

faktor motivasi

Page 8: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja seseorang

karyawan ditentukan oleh kemampuannya dalam bekerja yang meliputi

pengetahuan dan keterampilan serta motivasi kerjanya yang merupakan sikap

karyawan dalam menghadapi situasi kerja.

1. Faktor kemampuan

Secara psikologis kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + skill). Artinya, karyawan yang

memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110 – 120), dengan pendidikan yang memadai

untuk jabatan dan terampil dalam melaksanakan pekarjaan sehari-hari, maka ia

akan lebih mudah mencatat kinerja yang diharapkan.

2. Faktor Motivasi Kerja

Motivasi yang diberikan kepada bawahan khususnya merupakan dorongan

yang sangat berpengaruh pada peningkatan kemajuan yang akan dicapai sesuai

dengan yang diharapkan. Motivasi yang diberikan atasan kepada bawahan

hendaklah yang sesuai dengan peningkatan karir, karena dorongan yang baik dan

benar akan membuat rasa puas bagi bawahan untuk lebih giat bekerja. Dengan

adanya perhatian yang diberikan pimpinan kepada bawahan sudah ada nilai

tersendiri bagi bawahan, makan mereka sudah lebih diperhatikan, baik dorongan

untuk lebih rajin bekerja maupun dorongan untuk loyal kepada perusahaan.

Menurut Muchdarsyah bahwa kerja produktif memerlukan keterampilan

kerja yang sesuai dengan isi kerja atau paling tidak mempertahankan cara kerja

yang sudah baik. Kerja produktif memerlukan faktor pendukung yaitu:

Page 9: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

a. Kemampuan kerja yang tinggi

b. Kompensasi yang dapat memenuhi kebutuhan minimum

c. Jaminan sosial yang memadai

d. Kondisi kerja yang manusiawi

e. Hubungan kerja yang harmonis.

Seorang pemimpin dituntut harus dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhan

yang diperlukan oleh karyawan guna memotivasi semangat dan gairah kerja

karyawan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

Sedangkan kebutuhan menurut Kartono (2000:32) diurutkan sebagai berikut:

a. Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan dasar manusia seperti sandang

dan pangan.

b. Kebutuhan rasa aman, ini merupakan kebutuhan akan keselamatan dan

terhindar dari ancaman yang dapat terjadi baik secara fisik maupun mental.

c. Kebutuhan sosial, dimana tercapainya suatu kelompok kerja yang saling

bersahabat.

d. Kebutuhan harga diri (ego), ini merupakan kebutuhan akan penghargaan diri

diterima dan dikenal orang lain.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan ini adalah pengembangan segenap

kemampuan yang terdapat pada diri seseorang.

2.1.3. Dimensi Kinerja

Dalam melakukan penilitian terhadap kinerja yang berdasarkan pada

deskripsi perilaku spesifik, maka ada beberapa dimensi atau kriteria yang perlu

Page 10: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

diperhatikan. Merurut Gomes (2000:74) dimensi yang perlu diperhatikan itu

adalah:

1. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode

waktu yang ditentukan

2. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapannya

3. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

pengetahuannya

4. Creativenessian, keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan

untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul

5. Cooperation, yaitu kesadaran untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama

anggota organisasi)

6. Dependability, yaitu kesadaran yang dipercaya dalam hal ini kehadiran dan

penyelesaian pekerjaan

7. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggung jawabnya

8. Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah

tamahan dan integrasi pribadi.

Mangkunegara (2009:9) menyatakan “hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadaya”. Menurut Mangkunegara

(2009:67) kinerja karyawan dapat dinilai dari:

Page 11: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

1. Kualitas kerja

Menunjukkan kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil kerja dengan tidak

mengabaikan volume pekerjaan. Adanya kualitas kerja yang baik dapat

menghundari tingkat kesalahan, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang dapat

bermanfaatbagi kemajuan perusahaan.

2. Kuantitas kerja

Meununjukkan banyaknya jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan dalam

suatu waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan

perusahaan.

2.1.4. Tujuan dan Manfaat Kinerja Karyawan

Tujuan dan manfaat dari penerapan manajemen kinerja adalah:

a. Meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik secara individu maupun sebagai

kelompok.

b. Membantu perusahaan untuk dapat menuyusun program pengembangan dan

pelatihan karyawan yang lebih tepat guna.

c. Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan secara perorangan pada

gilirannya akan mendorong kinerja karyawan secara keseluruhan yang

direfleksikan dengan kenaikan produktivitas.

d. Merangsang minat dalam pengembanagan pribadi dengan tujuan

meningkatkan hasil kerja dan prestasi pribadi serta potensi laten karyawan.

e. Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai

dengan tingkat gaji, atau imbalan sebagai bagian dari kebijakan dan sistem

imbalan yang baik.

Page 12: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

f. Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaannya

tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya.

Sedangkan menurut Efendi (2002:195), manfaat dari pengukuran kinerja

karyawan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan prestasi kerja, dimana pimpinan maupun karyawan akan

memperoleh umpan balik dan kesempatan mereka untuk memperbaiki

pekerjaannya.

2. Kesempatan kerja yang adil, karena akan diperoleh kesempatan untuk

penempatan posisi pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.

3. Kebutuhan akan pendidikan bagi karyawan yang mempunyai kemampuan

dibawah standar kerja.

2.1.5. Kinerja Supervisor dan Sales

Supervisor ditutut memiliki jiwa pemimpin, leader, maupun memimpin dan

membina karyawan dibawahnya, problem solver. Seorang supervisor harus

memiliki kriteria pemimpin yang baik dan adil, hal ini dikarnakan vitalnya peran

supervisor dalam kesuksesan perusahaan. Tugas supervisor dan tanggung jawabnya

memang penting untuk perusahaan, namun secara garis besar supervisor dapat kita

bagi menjadi 5 tanggung jawab yang besar yaitu :

1. Planning, merencanakan kegiatan yang menjadi tugasnya.

2. Organizing, mengordinasikan kegiatan dan tugas agar berjalan lancar.

3. Staffing, memastikan setiap orang yang terlibat pada tugas dan pekerjaan

dapat berjalan lancar.

Page 13: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

4. Controlling, melakukan kontrol terhadap kegiatan dalam grup serta pekerjaan

yang dilakukan oleh grup tersebut.

Kemudian untuk mengembangkan salesman, supervisor harus mengetahui

terlebih dahulu tingkatan kompetensi salesman. Oleh karna itu, supervisor harus

melaksanakan evaluasi kinerja bagi setiap salesman. Ini merupakan hal yang

penting dalam menjalankan roda organisasi.

Dalam evaluasi, penjualan merupakan hal yang paling utama. Tugas inti

salesman adalah menjual sehingga wajar saja jika bobot penilaian berdasarkan hasil

penjualan yang didapatkan mereka. Setiap salesman harus memiliki pengtahuan

yang mendalam tentang produk mereka sendiri, produk pesaing atau produk

pengganti. Selain itu salesmen juga memiliki pengetahuan tentang area atau

wilayah kerjanya, pelanggan, juga kebijakan perusahaan.

2.2. Komunikasi

2.2.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang frundamental dalam kehidupan. Pengertian

komunikasi internal sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, dari banyak

pengertian tersebut juka dianalisis pada prinsip nya dapat disimpulkan bahwa

komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan

menerima pesan yang terdistori oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks

tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan

umpan balik.

Menurut Wibowo (2013:241) komunikasi adalah proses penyampaian

informasi dari satu pihak atau individu kelompok atau organisasi sebagai sender

Page 14: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

kepada pihak lain sebagai receiver untuk memahami dan terbuka peluang

memberikan respon balik kepada sender.

Sedangkan menurut Djoko (2006:03) komunikasi adalah suatu proses

pertukaran informasi antara individu melalui suatu system yang biasa (lazim),baik

dengan symbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

Menurut Sendjaja (2002:03) komunikasi adalah suatu tingkah laku perbuatan

atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang mengandung

makna dan arti atau perbuatan penyampaian suatu gagasan atas informasi dari

seseorang kepada orang lain.

Menurut Robbins (2010:77) komunikasi adalah perpindahan dan pemahaman

makna. Ini berarti jika informasi atau ide-ide belum disampaikan komunikasi belum

dilakukan. Pembicara yang tidak didengar atau materi nya tidak dibaca belum

berkomunikasi.

Menurut Arni (2011:04) komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun

nonverbal antara si pengirim dan penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.

Pengirim pesan dapat berupa seseorang individu, kelompok atau orgasisasi.

2.2.2. Proses Komunikasi

Wibowo (2013:243) proses komunikasi secara umum, tahap dalam proses

komunikasi dapat disampaikan sebagai berikut:

a. Sender, adalah individu, kelompok atau organisasi yang ingin menyampaikan

pesan kepada individu, kelompok atau organisasi lain, yaitu receiver.

Page 15: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

b. Encoding, adalah menerjemahkan pemikiran tentang apa yang ingin

disampaikan kedalam kode atau bahasa yang dapat dimengerti orang lain. Ini

membentuk dasar dari pesan kemudian perlu memilih saluran yang digunakan

untuk membagikan pesan.

c. Massage, adalah pesan yang merupakan informasi yang ingin disampaikan

sender kepada receiver.

d. Chanel atau medium, merupakan saluran yang akan dipakai untuk

menyampaikan pesan. Variasi saluran komunikasi sangat banyak dan

berjenjang tingkat kekuatan komunikasi nya.

e. Deconding, memecahkan sandi, meripakan proses menginterprestasikan dan

membuat masuk akal pesan yang diterima receiver.

f. Receiver, adalah orang, kelompok, atau organisasi kepada siapa pesan

dimaksud untuk diterima. Kemudia receiver menciptakan arti dari pesan yang

diterimanya.

g. Noise, merupakan suatu yang terganggu terhadap penyampaian dan

pemahaman terhadap pesan. Ini dapat mempengaruhi setiap bagian dari

proses komunikasi. Merupakan faktor yang dapat mendistori kejelasan pesan

pada setiap titik selama proses komunikasi.

h. Feedback, merupakan pengetahuan tentang dampakpesan pada receiver dan

menimbulkan reaksi receiver disampaikan kepada sender.

Dalam bukunya Suharsono dan Lukas (2013:20) proses komunikasi itu terjadi

berdasarkan unsure-unsur komunikasi sebagai berikut:

Page 16: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

a. Sumber - penerimaan (source-receiver)

Individu yang terlibat dalam komunikasi baik komunikator maupun

komunikan (Communicate) keduanya dalam proses komunikasi memiliki /

menjalankan fungsi merumuskan dan mengirimkan pesan (fungsi sumber) dan

merasakan serta memahami pesan (fungsi menerima). Masing-masing memiliki

keunikan (gaya) tersendiri.

b. Kompetensi (compentece)

Kompetensi, pada dasarnya merupakan kemampuan setiap individu yang

terlibat dalam proses komunikasi. Kemampuan disini meliputi: berbahasa,

pengetahuan, pemilihan waktu yang tepat, gaya serta dengan siapa berkomunikasi,

dan sebagainya.

c. Pesan (massages)

Pesan merupakan sinyal yang merangsang bagi penerima. Pesan dapat berupa

hal-hal yang dapat didengar, dirasa, dilihat, dicium, gerak tubuh, dan sebagainya.

d. Umpan balik dari dalam diri (self-feedback)

Ketika kita menyampaikan atau menyampaikan pesan, kita bias merasakan,

melihat yang kita lakukan, dan mendengar suara kita sendiri. Atas dasar informasi

ini maka kita dapat memperbaiki, cara, sikap suara kita, dan sebagainya.

e. Umpan balik (feedback)

Pada dasarnya merupakan respon atau tanggapan terhadap yang diterima dari

komunikator (pengirim). Tanggapan ini bisa berupa penerimaan atau penolakan.

Page 17: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

f. Saluran (chanel)

Saluran merupakan sarana atau alat bantu yang digunakan dalam proses

komunikasi.

g. Gangguan (noise)

Gangguan pada dasarnya adalah suatu yang mengurangi bahkan

menghilanghkan efektivitas proses komunikasi yang sedang berlangsung.

Gangguan ini dapat berupa fisik, psikologis, semantic dan teknologis.

h. Akibat (effects)

Komunikasi selalu menghasilkan akibat, yaitu konsekuensi yang dialami oleh

satu atau semua pihak. Akibat ini pada dasarnya merupakan perubahan yang terjadi

sevagai hasil dari proses komunikasi tersebut.

i. Konteks (context)

Komunikasi selalu berlangsung dalam konteks tertentu. Konteks dapat

berkaitan dengan lingkungan fisik, sosial psikologis, dan waktu berpengaruh

terhadap bentuk, cara atau gaya dan isi komunikasi.

2.2.3. Komunikasi yang Efektif

Bagi perusahaan, komunikasi yang efektif adalah kebutuhan yang penting.

Dengan komunikasi yang efektif, manajer dapat menjalankan fungsi-fungsi

manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasikan, dan memimpin serta

mengendalikan organisasi.

Dengan komunikasi yang efektif akan meminimalisir terjadinya miss comunication

antara pihak yang berkomunikasi. Informasi yang jelas dapat membantu karyawan

Page 18: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

dalam melaksanakan tugas secara maksimal. Apabila tugas dapat dijalankan dengan

maksimal, hal ini berdampak positif karena menguntungkan perusahaan.

Komunikasi yang efektif berperan penting dalam perusahaan. Namun, komunikasi

yang tidak efektif menjadi hambatan bagi pihak yang saling berkomunikasi.

Hambatan dalam berkomunikasi yang efektif adalah:

a. Mendengarkan yang hanya ingin didengar

b. Mengabaikan informasi yang tidak ingin didengar

c. Menilai dari sumber yang informasi yang didapatkan

d. Menilai persepsi orang lain yang berbeda dengan persepsi sendiri

e. Pengaruh emosi diri sendiri

f. Gangguan media informasi

Komunkai yang efektif perlu diterapkan dalam perusahaan. Dengan adanya

komunikasi yang efektif tersebut, akan berdampak positif terhadap perusahaan.

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi efektifitas dalam berkomunkasi.

1. Jalur komunikasi normal

Dengan menggunakan bahasa formal akan memberikan dampak positif

berupa kejelasan dari informasi yang telah disampaikan.

2. Wewenang jabatan

Orang yang lebih tinggi jabatannya cenderung lebih mudah berkomunikasi

dengan bawahannya. Dalam hal ini atasan memiliki kewenangan untuk

berkomunikasi dengan bawahan begitu pula sebaliknya.

Page 19: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

3. Spesialisasi jabatan

Dalam ruang lingkup jabatan yang sama akan memudahkan untuk melakukan

komunkasi secara efektif. Karena masing-masing individu paham akan posisi

masing-masing.

4. Keterampilan berkomunikasi

Seseorang yang terampil dalam hal berbicara, menulis dan membaca tentu

akan lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Dengan komunikasi yang efektif antara atasan dengan karyawan akan

memberikan dampak positif yang menguntungkan perusahaan. Efektivitas dalam

berkomunikasi perlu diterapkan dan ditingkatkan agar kinerja antar karyawan dapat

lebih baik dari sebelumnya.

Efektivitas komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya komunikasi yang

baik antar jabatan dalam organisasi. Komunikasi yang jelas dan efektif akan

meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat menguntungkan perusahaan.

Peningkatan efektivitas komunikasi dapat dilakukan dengan:

a) Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif

b) Penggunaan umpan balik

c) Menjadi komunikator yang yang lebih efektif

d) Pedoman komunikasi yang baik

2.2.4. Hambatan Komunikasi

Robbins dan Judge (2011:393) menunjukkan adanya beberapa faktor yang

menjadi hambatan dalam komunikasi yaitu: filtering, selective perception,

information overload, emotion, language, silence, communication apprehention,

Page 20: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

gender diverencies, dan political corret communication. Sedangkan McShane dan

Von Glinow (2010:282) lebih pada mencermati masalah information overload.

Hambatan terhadap komunikasi yang efektif dikemukakan Kreitner dan Knicki

(2010:404).

Berbagai hambatan dalam komunikasi tersebut dapat dibahas seperti dibawah

ini:

a. Filtering, menunjukkan bahwa sender secara sengaja memanipulasi informasi

sehingga receiver akan melihat lebih favourable.

b. Selective perception, receiver dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan

mendengar berdasarkan pada kebutuhan, pengalaman, latar belakang dan

karakteristik personal lainnya.

c. Information overload, individu mempunyai kepastian terbatas untuk memproses

data. Apabila informasi yang harus kita kerjakan melebihi kepastian memproses,

hasilnya adalan informasi overload.

d. Emotions, kita dapat menginterprestasikan pesan yang sama secara berbeda. Emosi

yang ekstrim seperti kegirangan atau depresi mungkin menghalangi komunikasi

yang efektif.

e. Language, ketika kita melakukan komunikasi dengan bahasa yang sama, kita

berarti berbeda bagi orang yang berbeda.

f. Silence, adalah mudah untuk mengabaikan silence atau kekurangan komunikasi

dengan tepat karena didefenisikan oleh ketiadaan informasi.

g. Communication Apprehesion, diperkirakan 5-20% penduduk menderita pelemahan

pengertian komunikasi atau kegelisahan sosial. Orang ini mengalami ketegangan

Page 21: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

yang tidak semestinya dan kegelisahan dalam komunikasi lisan, komunikasi tertulis

atau keduanya.

h. Gender Differences, pembicaraan cenderung dipergunakan oleh pria untuk

menekan status, sedangkan wanita cenderung menggunakan.

i. Politically Corret Communication, berarti menjadi tidak ofensif dimana makna dan

penyederhanaan hilang atau kebebasan berekpresi dirintangi.

j. Personal Barriers, menunjukkan setiap atribut individual yang menghindari

komunikasi.

k. Physicial Barriers, hambatan fisik dapat berupa suara, waktu, tempat, dan lain

sebagainya. Seperti perbedaan zona waktu, gangguan saluran telepon, jarak dari

orang lain dan computer rusak.

2.2.5. Konteks Komunikasi

a. Komunikasi Intrapribadi

Adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu

berperan baik sebagai komunikator atau komunikan. Dia berbicara dengan dirinya

sendiri, dia berdialog dengan dirinya, dia bertanya dengan diri nya dan dijawab

dengn diri nya sendiri.

Dalam kehidupannya seharihari semua memiliki pengalaman yang berkenaan

dengan perasaan atau suasana kebatinan yang dilakukan dialog internal, dan hal ini

dapat berlangsung secara variatif dan satu orang ke orang lain. Selain membuat

penilain terhadap orang lain, untuk menilai diri sendiri. Orang memiliki

kemampuan untuk mengevaluasi dirinya sendiri.

Page 22: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

b. Komunikasi Antar Pribadi

Adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antar dua orang atau

diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan

balik seketika. Berdasarkan devenisi devito komunokasi antar pribadi dapat

berlangsung antar dua orang yang memang sedang berdua-duaan seperti suami istri

yang sedang bercakap-cakap, atau dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya

dalam sebuah acara seminar, selalu terdapat komunikasi antara penyaji makalah

dan peserta seminar.

c. Komunikasi Kelompok

Filsuf Belanda, Baruch Spinuza menyatakan bahwa manusia adalah bintang

social. Pernyataan ini sangat diperkuat oleh psikolog modern, yang menunjukkan

bahwa orang lain mempunyai pengaruh sangat besar pada sikap kita, perilaku dan

bahkan persepsi kita.

Orang lain mempengaruhi kita berada dalam kelompok dimana kita menjadi

anggotanya, besar atau kecil, formal atau informal. Kelompok orang bisa

mempunyai dampak yang besar, keanggotaan kelompok dapat menciptakan sikap

prasangka yang sulit diubah. Kelompok mempengaruhi perilaku komunikasi orang

dalam cara-cara lain.

Berikut ini adalah 3 dari jenis-jenis kelompok yang penting:

1. Kolompok primer (Primary Group)

Adalah sebuah kelompok (duaorang atau lebih) yang melibatkan perkumpulan

dan anggotanya bertemu langsung dengan akrab selama jangka waktu yang lama.

Page 23: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

2. Kelompok acuan (Reference Group)

Adalah sebuah kelompok yang dikenal dan digunakan sebagai standar acuan

namun tidak mesti dimiliki.

3. Kelompok kasual (Casual Group)

Adalah kelompok yang terbentuk satu kali saja. Dan anggota kelompok

tersebut tidak saling mengenal satu sama lainnya sebelum mereka berkumpul.

d. Komunikasi publik

Adalah komunikasi antara seseorang pembicara dengan sejumlah besar

khalayak yang tidak bisa dikenali satu persatu, sebagaimana dapat dilihan dalam

pidato, caramah, seminar, dan sebagainya. Berkaitan dengan pengertian tersebut,

dibawah ini penulis menguraikan beberapa teori mengenai kominukasi publik.

Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinu

dapat diidentifikasi siapa yang berbicara (sumber) dan siapa pendengarnya.

Interaksi antara sumber dan penerimaan terbatas, sehingga tanggapan balik juga

terbatas. Hal ini disebabkan karena waktu yang digunakan sangat terbatas, dan

jumlah khalayak relative besar. Sumber sering tidak dapat mengidentifikasi satu

persatu pendengarnya.

e. Komunikasi Organisasi

Organisasi merupakan sekumpulan atau sistem individual yang melalui satu

hierarki jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dari batasan tersebut dapat digambarkan, bahwa dalam satu organisasi masyarakat

adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua

Page 24: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas,

seperti pimpinan, staf pimpinan, dan karyawan.

f. Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan unsure utama dalam segala kegiatan kehidupan

manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya

dengan segala aspek kehidupan, sehingga setiap perubahan penting yang terjadi

pada keseluruhan kehidupan manusia dan masyarakat, tidak terkecuali pada pranata

dan lembaganya. Dengan bantuan dari media-media tersebut, setiap individu dapat

dengan mudah menyampaikan pesan-pesan komunikasinya tanpa mengenal ruang

dan waktu.

2.2.6. Bentuk-Bentuk Komunikasi

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim

digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada

pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral). Bentuk komunikasi

verbal ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik, sehingga

tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai dengan baik.

Komunikasi yang efektif sangat bergantung pada keterampilan seseorang dalam

mengirim maupun menerima pesan. Secara umum, untuk menyampaikan pesan-

pesan bisnis, seorang dapat menggunakan tulisan maupun lisan, sedangkan untuk

menerima pesan-pesan bisnis, seorang dapat menggunakan pendengaran dan

bacaan.

Page 25: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

a. Berbicara dan menulis

Pada umumnya, untuk mengirimkan pesan-pesan bisnis, orang lebih senang

berbicara (speaking) daripada menulis (written) suatu pesan. Alasannya,

komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis (efesien), dan cepat dalam

menyampaikan pesan-pesan bisnis. Pada umumnya bagi para pelaku bisnis,

penyampaian pesan-pesan bisnis secara tertulis relatif lebih jarang dilakukan.

Meskipun demikian, bukan berarti bahwa komunikasi secara tertulis tidak penting,

mengingat tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan.

Pesan yang sangat penting dan kompleks, lebih tepat disampaikan secara

tertulis. Adapun bentuk-bentuk komunikasi tertulis dalam dunia bisnis antara lain

meliputi surat (macam-macam surat bisnis), memo, dan laporan.

b. Mendengar dan membaca

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dua arah. Orang-orang yang

terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau mendapatkan

informasi daripada menyampaikan informasi. Untuk melakukan hal tersebut,

mereka memerlukan keterampilan mendengarkan (listening) dan membaca

(reading) yang baik.

Kebanyakan orang dalam dunia bisnis memiliki kemampuan mendengarkan

yang relatif lemah (kurang baik). Sebagai contoh, ketika seorang mengikuti seminar

bisnis, informasi yang dapat diserap dalam benak pikiran peserta mungkin hanya

setengah dari yang diucapkan pembicara (narasumber). Beberapa hari kemudian

pesan yang masih dapat diingat mungkin tinggal seperempatnya.

Page 26: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

Kemudian dalam hal membaca, seorang sering mengalami kesulitan dalam

mengambil pesan-pesan penting dari suatu bacaan.

Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya

memerlukan pendekatan yang serupa. Langkah pertama adalah mencatat informasi.

Hal ini berarti bahwa, seseorang harus memusatkan perhatian pada pembicaraan

yang tengah berlangsung atau bahan yang sedang dibacanya.

Setelah dapat menangkap inti pembicaraan atau bacaan, langkah selanjutnya

adalah menafsirkan dan menilai informasi. Langkah ini merupakan bagian

terpenting dari proses mendengar. Seiring melakukan penyaringan suatu informasi,

seseorang harus dapat memutuskan mana informasi yang penting dan mana yang

tidak penting. Suatu pendekatan yang dapat dilakukan adalah mencari ide pokok

(main idea) dan ide-ide pendukung (supporting idea) secara rinci. Jadi, untuk dapat

menyerap informasi dengan baik seorang harus berkonsentrasi pada apa yang

sedang dibaca atau didengar.

2. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah

komunikasi nonverbal (nonverbal communication). Menurut teori antropologi,

sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-

gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat komunikasi dengan

orang lain.

Pada umumnya, komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang

terstruktur, sehingga membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari,

Page 27: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan dibandingkan dengan komunikasi

verbal dalam hal penyampaian suatu pesan.

a. Pentingnya komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur. Namun,

komunikasi nonverbal mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi

verbal. Salah satu keunggulan komunikasi nonverbal adalah kesahihan

(reliabilitas).

b. Tujuan komunikasi nonverbal

Menurut Thil dan Bovee dalam Excellence in Business Communications,

komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu :

1. Memberikan informasi

2. Mangatur alur suatu percakapan

3. Mengekpresikan emosi

4. Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan

verbal

5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain

6. Mempermudah tugas-tugas kusus

Kemudiah bentuk-bentuk komunikasi selain komunikasi verbal dan

nonverbal, ada juga yang bentuk komunikasi vertikal dan horizontal. Menurut

Bangun Wilson (2012:367) adalah :

Page 28: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

1. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi kebawah (downward communication) adalah penyampaian

informasi yang mengalir dari atasan kepada bawahan sesuai dengan garis komando

dalam suatu organisasi. Komunikasi ini dilakukan bertujuan agar para pemimpin

lebih mudah dalam pengambilan keputusan. Informasi yang disampaikan oleh

atasan dapat berupa :

1. Pengarahan pelaksanaan tugas

2. Instruksi pekerjaan

3. Informasi kebijakan

4. Prosedur pekerjaan

Komunikasi kebawah dapat dilakukan melalui pidato, rapat, telepon, dan berita

selentingan (grapevine). Sedangkan komunikasi tertulis dapat dilakukan melalui

surat, pamflet, memorandum, papan pengumuman, bulletin dan lain sebagainya.

Dalam komunikasi kebawah, para atasan melakukan komunikasi dengan para

bawahannya masing-masing sesuai dengan garis komando. Para atasan pada

masing-masing departemen dalam suatu perusahaan memberikan perintah kepada

para bawahannya tentang tugas yang akan mereka lakukan sesuai dengan fungsinya

masing-masing.

2. Komunikasi ke Atas

Komunikasi keatas (upward communication) adalah informasi yang berasal

dari bawahan ke atasan. Komunikasi ke atas digunakan dalam pengajuan usul dan

saran, keluhan, pengaduan, dan penetapan saran dengan penerapan Management By

Page 29: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

Objective (MBO). Bentuk komunikasi ini mempunyai kelemahan karena ada

anggota organisasi yang menyampaikan informasi yang tidak benar kepada atasan

sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Tetapi

penyampaian informasi yang benar akan dapat memberikan masukan yang sangat

berharga bagi para atasan dalam pengambilan keputusan. Pimpinan organisasi

sangat membutuhkan informasi tentang prestasi bagian penjualan, produksi,

sumber daya manusia, dan sebagainya.

Dalam suatu organisasi yang melakukan sistem kepemimpinan demokrasi, para

bawahan memberikan masukan dan saran kepada atasannya dalam mengambil

keputusan. Para bawahan pada masing-masing departemen memberikan masukan

kepada atasannya melalui garis komando.

Komunikasi keatas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu. Fungsi

komunikasi keatas yaitu :

1. Rutin menyampaikan laporan setelah melakukan suatu pekerjaan, dan

mengadukan kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan kepada atasan.

Misalnya dapat mengetahui kapan bawahan siap untuk diberi informasi yang

berharga dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang

disampaikan karyawan. Misalnya memberikan saran yang relavan, serta

terbuka dalam hal menyampaikan pendapat kepada atasan mengenai hal yang

berhubungan dengan pekerjaan. Misalnya menjadi supervisor dapat

menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan

dari arus informasi kebawah.

Page 30: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

2. Menyampaikan aspirasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

pekerjaan.

3. Komunikasi keatas juga dapat, membuat keputusan memperkuat apresiasi

dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan

kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide dan saran-saran

tentang jalannya organisasi.

4. Memberitahukan atasan mengenai pekerjaan yang sedang berlangsung,

membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dalam

tugas-tugas dan organisasi, membolehkan bahkan mendorong desas-desus

muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.

3. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi antar

individu atau kelompok pada tingkat yang sama dalam suatu organisasi. Dalam

suatu organisasi, komunikasi horizontal sering dilakukan untuk membantu atasan

dalam pengambilan keputusan. Komunikasi horizontal bersifat koordinatif yaitu

mengkoordinasikan tugas-tugas antar kelompok didalam suatu perusahaan. Dengan

demikian antar bagian dalam suatu organisasi saling memberikan informasi dalam

mencapai suatu tujuan.

Dalam pelaksanaannya, para atasan dalam suatu perusahaan yang sering

melakukan tukar informasi sesama rekan sekerjanya pada bagian yang berbeda

dalam memecahkan masalah. Beberapa tugas pernyataan fungsi komunikasi

horizontal diantaranya adalah :

Page 31: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

1. Berdiskusi dengan karyawan lain untuk memecahkan suatu masalah dalam

pekerjaan.

2. Dapat membantu memberikan dukungan kepada rekan karyawan lainnya.

3. Dapat mendamaikan/ menengahi perbedaan persepsi dengan karyawan lain.

2.2.7. Fungsi Komunikasi

Komunikasi dalam organisasi mempunyai 4 fungsi, yaitu control, motifation,

emotional expresien, dan information.

Komunikasi bertindak mengontrol prilaku anggota dalam beberapa cara.

Organisasi mempunyai hierarki kewenangan dan pedoman formal yang harus

diikuti pekerja. Ketika pekerjaan diperlukan berkomunikasi dengan pekerjaan

tentang keluhan pada atasannya langsung, mengikuti deskripsi tugas, atau tunduk

dengan kebijakan organisasi, komunikasi bekerja sebagai fungsi kontrol.

Komunikasi memperkuat motivasi dengan klarifikasi pada pekerja yang

harus mereka kerjakan, seberapa baik mereka melakukan, dan memperbaiki apabila

dibawah standar. Pembentukan tujuan spesifikasi, umpan balik progress terhadap

tujuan, dan reward atas prilaku yang diharapkan, semua menstimulasi motivasi dan

memerlukan komunikasi.

Komunikasi dalam kelompok adalah mekanisme fundamental dimana

anggota menunjukkan kepuasan dan frustasi mereka, karena itu komunikasi

memberikan ekspresi perasaan emosional dan pemenuhan kebutuhan sosial.

Komunikasi juga memfalisitasi pengambilan keputusan. Komunikasi

menyediakan kebutuhan informasi individual dan kelompok untuk membuat

Page 32: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

keputusan dengan mengirim data untuk mengidentifikasi dan evaluasi pilihan

alternatif.

Keempat fungsi komunikasi tersebut sama pentingnya. Untuk bekinerja

secara efektif, kelompok perlu menjaga beberapa kontrol atas anggota, merangsang

anggota untuk melakukan, memperbaiki kesempatan ekspresi emosi, dan membuat

oilihan keputusan. Hamper setiap interaksi komunikasi yang terjadi dalam

kelompok atau organisasi melakukan satu atau lebih fungsi tersebut.

2.2.8. Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi (communications skill) merupakan keterampilan

yang harus dimiliki oleh seorang atasan seperti supervisor untuk menyampaikan

idea tau gagasannya kepada bawahan (sales), termasuk bagaimana dia harus

menjelaskan perubahan gaya kepemimpinannya. Yang terpenting adalah

bagaimana mengomunikasikan ide atau gagasan tersebeut dengan jelas dan mudah

dipahami dengan baik oleh karyawan, sehingga dapat dihindarkan kesalahpahaman

dalam berkomunikasi.

2.2.9. Hubungan Komunikasi terhadap Kinerja

Proses komunikasi merupakan suatu sistem, memiliki sejumlah bagian yang

semuanya harus diikut sertakan, apabila manajemen kinerja ini hendak memberikan

nilai tambah bagi organisasi, manajemen, dan karyawan.

Adapun kinerja merupakan menurut Anwar Prabu (2000:195) adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuatitas yang dicapai seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Page 33: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

2.2.10. Komunikasi Supervisor dan Sales

1. Evaluasi merupakan media komunikasi resmi antara supervisor dengan salesman.

Meskipun setiap hari selalu terjadi komunikasi dua arah, tetapi komunikasi empat

mata ini lebih berbobot bagi salesman. Dengan adanya evaluasi ini maka salesman

dapat mengukur apakah yang telah dikerjakan mereka selama ini benar dan tidak

keluar dari sasaran. Evaluasi membantu supervisor untuk meluruskan kembali

tindakan anak buah yang menyimpang.

2. Adanya komunikasi empat mata antara salesman dan supervisor akan memudahkan

supervisor untuk mengidentifikasi kelebihan maupun kekurangan salesman

sehingga dapat ditentukan bersama kebutuhan pelatihan tambahan untuk setiap

anggota tim.

3. Salesman merasa dihargai dengan semestinya sehingga memotivasi mereka dalam

bekerja. Salesman juga dapat langsung menyatakan pendapat atau kritikan kepada

supervisor dengan didukung alas an kuat.

4. Dengan berbagi akan muncul kepercayaan salesman kepada supervisor atau

sebaliknya. Semakin dekat hubungan salesman dengan supervisor semakin baik

juga ikatan batin mereka. Kepercayaan kedua belah pihak pun terjalin semakin kuat.

Page 34: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

2.3. Penilitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti Judul Peneliti Kesimpulan

1 Taufik Rachim

(2014)

Pengaruh Komunikasi

dan Motivasi Terhadap

Kinerja Karyawan PT.

Bober

Dari hasil penelitian yang

penulis lakukan, dapat

disimpulkan bahwa

variabel komunikasi dan

motivasi berpengaruh

secara signifikan terhadap

kinerja.

2 Ervina (2014) Pengaruh Komunikasi

Terhadap Kinerja

Karyawan pada PT.

Sawit Asahan Indah

Kabupaten Rokan Hulu

Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan analisis

regresi linier sederhana

bahwa komunikasi

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

kinerja karyawan pada

PT. Sawit Asahan Indah

Kabupaten Rokan Hulu.

3 Diah

Dhamaryanti

(2006)

Analisis Komunikasi

Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan

LotteMart di Surabaya

Keberhasilan penerapan

komunikasi organisasi

sangat menunjang

peningkatan kinerja

karyawan baik berupa

komunikasi diagonal,

horizontal maupun

vertical yang memberikan

pengaruh positif dan

Page 35: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Sumber : Diambil Dari Berbagai Sumber

2.4. Hipotesis

Diduga ada pengaruh komunikasi supervisor kepada sales di divisi

operasional PT. Sinar Niaga Sejahtera garudafood dalam meningkatkan kinerja

karyawan?

2.5. Kerangka Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mangkaji Pengaruh Komunikasi Terhadap

Kinerja Karyawan pada PT. Sinar Niaga Sejahtera Garudafood. Untuk

memudahkan pemahaman mengenai model penelitian ini, maka digambarkanlah

kerangka pemikiran berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Menurut sugiono, mengemukakan bahwa kerangka pemikiran merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar

variabel independen dan dependen.

Kinerja

Karyawan (Y)

Komunikasi

(X)

Page 36: BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Kinerja 2.1.1 ...repository.uir.ac.id/676/2/bab2.pdfDan menurut Kartono (2000:32) adalah kemampuan dalam menjalankan tugas dan pencapaian standar

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya

dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena

itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun

komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka pemikiran.