Bab II Sunan Kuning
-
Upload
rifa-roazah -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Bab II Sunan Kuning
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
1/14
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Penyakit Tidak Menular
II.1.1 Definsi
Istilah penyakit tidak menular dipakai dengan maksud untuk membedakan
kelompok penyakit-penyakit llainnya yang tidak termasuk dalam penyakit menular.
Pengelompokkan penyakit menular dalam sejarahnya, lebih dulu menemukan istilah
untuk dirinya ketika penyakit-penyakit tersebut sedang menyerang dunia dan
masyarkat dengan cara menular. Penyakit-penyakit lainnya yang sifatnya tidak
menular, dikelompokkan sebagai penyakit tidak menular.
Istilah PTM (penyakit Tidak Menular) lebih mempunyai kesamaan dengan
beberapa sebutan lainnya, seperti
a. Penyakit kronis
b. Penyakit non-infeksi
c. !e" #ommunicble $isseases
d. Penyakit $egeneratif
e. Penyakit perilaku
%esamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh
antara satu dengan lainnya. Penyakit kronis dapat dipakai untyuk PTM karena
kelangsungan PTM biasanya bersifat kronis (menahun) atau lama.
II.1.2 Cara Penularan
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
2/14
9
Penularan &I' terjadi melalui kontak seksual, darah, ibu ke anak selama masa
kehamilan, persalinan dan pemberian I.
a. Seksual
Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah cara paling dominan dari semua
cara penularan. *esiko tertinggi adalah penetrasi +aginal atau anal yang tak terlindung
dari indi+idu yang terinfeksi &I'. %ontak seksual langsung (mulut ke penis atau
mulut ke +agina) masuk dalam kategori risiko rendah tertular &I'. Tingkatan risiko
tergantung pada jumlah +irus yang keluar dan masuk ke dalam pintu masuk ditubuh
seseorang seperti luka sayatgores dalam mulut, perdarahan gusi dan atau penyakit
gigi mulut atau pada alat genital. *esiko penularan .-/ tiap hubungan seksual.
b. Melalui dara
- Transfusi darah yang mengandung &I', risiko penularan 0-01/.
- Tertusuk jarum yang mengandung &I', risiko penularan .2/.
- Terpapar mukosa yang mengandung &I', risiko penularan .3/.
!. Trans"isi dari ibu ke anak
%ebanyakan infeksi &I' pada anak didapat dari ibunya saat ia dikandung, dilahirkan,
dan sesudah lahir. $imana risiko penularan pada saat persalinan sebesar 3/
sedangkan melalui air susu ibu (I) sebesar 4/.
II.1.# Per$alanan Infeksi %I&
- Taa' 1
'irus &I' tubuh replikasi diri dalam sel (terutama sel T #$4 dan makrofag)
menghasilkan antibodi untuk &I' dapat dideteksi 5-5 minggu disebut
masa jendela ("indo" period).
- Taa' 2
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
3/14
10
&I' Positif (3 6 tahun) dimana kondisi ini tetap tanpa gejala dan tanda namun
sangat mudah menularkan infeksinya kepada orang lain dan hanya dapat dikenali
dari pemeriksaan laboratorium serum antibodi &I'.
- Taa' #&I' Positif disertai dengan gejala dimana sistem kekebalan tubuh menurun
infeksi oportunistik (flu, diare, dll).
- Taa' (
I$ (infeksi semakin buruk).
Istilah I$ dipergunakan untuk tahap-tahap infeksi &I' yang paling lanjut.
ebagian besar orang yang terkena &I', bila tidak mendapat pengobatan, akan
menunjukkan tanda-tanda I$ dalam "aktu 1- tahun. I$ diidentifikasi
berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh 7rganisasi
%esehatan $unia (World Health Organization) sebagai berikut
• Tahap I Penyakit &I' tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak
dikategorikan sebagai I$.
• Tahap II meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-
infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh.
• Tahap III meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang
berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan T8# paru-
paru, atau
• Tahap I' meliputi Toksoplasmosis pada otak, %andidiasis pada
saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran
paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan arkoma %aposi). Penyakit &I'
digunakan sebagai indikator I$.
II.1.( Manifestasi Klinis
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
4/14
11
9ambaran klinis infeksi &I' dapat disebabkan &I'-nya sendiri, infeksi oportunistik
atau kanker yang terkait I$. Perjalanan penyakit &I' dapat dibagi dalam tahap-tahap
berdasarkan keadaan klinis dan jumlah #$4.
a. Infeksi *etro+iral kut
:rekuensi gejala infeksi retro+iral akut sekitar 3-0/. 9ambaran klinis
menunjukkan demam, pembesaran kelenjar, hepatosplenomegali, nyeri tenggorok,
mialgia, rash seperti morbili, diare, leucopenia dan limfosit atipik. indrom ini
biasanya sembuh sendiri tanpa pengobatan.
b. Masa asimptomatik
Pada masa ini pasien tidak menunjukkan gejala tetapi terdapat limfadenopati umum,
penurunan jumlah #$4 secara bertahap atau disebut juga masa jendela ("indo"
period).
c. Masa gejala dini
Pada masa ini jumlah #$4 berkisar antara -2. 9ejala yang timbul adalah akibat
infeksi pneumonia bacterial, herpes ;oster, leukoplakia dan tuberculosis paru.
d. Masa gejala lanjut
Pada masa ini jumlah #$4 diba"ah 5. Penurunan daya tahan yang lanjut ini
menyebabkan risiko tinggi terjadinya infeksi oportunistik berat atau keganasan.
II.1.) Dia*n+sis
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
5/14
12
$iagnosis I$ atau &I' ditegakkan melalui manifestasi klinis dan pemeriksaan
penunjang.
a. Pada masa jendela
$ilihat dari manifestasi sindrom retro+iral akut. Pemeriksaan antibody &I' pada
masa ini masih negati+e sehingga perlu dilakukan pemeriksaan polymerase chain
reaction (P#*) atau biakan +irus.
b. Pada fase I$
8erdasarkan kecurigaan klinis disertai dengan pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan seperti pemeriksaan anti &I'.
$iagnosa infeksi &I' berdasar kemungkinan penularan dan pemeriksaan antibodi &I'
positif (telah dikonfirmasi dengan
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
6/14
13
- $ukungan sosial
b. Pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik
c. Pengobatan antiretro+iral
7bat-obatan ini bekerja mela"an infeksi itu sendiri dengan cara memperlambat
reproduksi &I' dalam tubuh. $alam suatu sel yang terinfeksi, &I' mereplikasi diri,
yang kemudian dapat menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih sehat.
emakin banyak sel yang diinfeksi &I', semakin besar dampak yang ditimbulkannya
terhadap kekebalan tubuh (immunodeficiency). 7bat-obatan antiretro+iral
memperlambat replikasi sel-sel, yang berarti memperlambat penyebaran +irus dalam
tubuh, dengan mengganggu proses replikasi dengan berbagai cara.4
. Penghambat !ucleoside *e+erse Transcriptase (!*TI)
&I' memerlukan en;im yang disebut re+erse transcriptase untuk
mereplikasi diri. =enis obat-obatan ini memperlambat kerja re+erse
transcriptase dengan cara mencegah proses pengembangbiakkan materi
genetik +irus tersebut.
5. Penghambat !on-!ucleoside *e+erse Transcriptase (!!*TI)
=enis obat-obatan ini juga mengacaukan replikasi &I' dengan mengikat
en;im re+erse transcriptase itu sendiri. &al ini mencegah agar en;im ini tidak
bekerja dan menghentikan produksi partikel +irus baru dalam sel-sel yang
terinfeksi.
2. Penghambat Protease (PI)
Protease merupakan en;im pencernaan yang diperlukan dalam replikasi
&I' untuk membentuk partikel-partikel +irus baru. Protease memecah belah
protein dan en;im dalam sel-sel yang terinfeksi, yang kemudian dapat
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
7/14
14
menginfeksi sel yang lain. Penghambat protease mencegah pemecah-belahan
protein dan karenanya memperlambat produksi partikel +irus baru.
Penggunaan *' dalam kombinasi tiga atau lebih obat-obatan menunjukkan
dapat menurunkan jumlah kematian dan penyakit yang terkait dengan I$ secara
dramatis.
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
8/14
15
II.2.1 K+nsel+r
dalah mereka yang dengan tulus dan tujuan jelas, menyediakan luang dan "aktu,
perhatian dan keahliannya bagi 7$&, mempunyai keterampilan konseling untuk membantu
klien mempelajari keadaan dirinya, mengenali dan melakukan pemecahan masalah terhadap
keterbatasan yang diberikan lingkungan (stigmatisasi dan diskriminasi).
%onselor terbagi menjadi beberapa bagian
a. %onselor $asar ( !ay ounselor )
a. 8erangkat dari kebutuhan sebaya
b. $ekat dengan komunitas
c. ?ebih mempromosikan '#T dan konseling dukungan.
b. %onselor Profesional ( "rofesional ounselor )
a. Pre dan post konseling
b. Issue Psikososial
c. %onselor eniorpelatih (#enior ounselor )
a. Memberikan dukungan untuk konselor dan petugas managemen kasus
b. Mendampingi, super+isi dan memberikan bantuan teknis kepada konselor
II.2.2 Tu$uan &CT
a. Tujuan @mum
@ntuk mempromosikan perubahan perilaku sehingga risiko infeksi dan penyebaran
infeksi &I' dapat diturunkan.
b. Tujuan %husus
- Meningkatkan jumlah 7$& yang mengetahui bah"a dirinya terinfeksi &I'
- $iagnosa dini &I'
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
9/14
16
II.2.# Prinsi' &CT
a. Persetujuan klien (informed consent)
%onseling dan testing hanya dilakukan atas dasar sukarela, bersifat pribadi dan
tanpa paksaan atau tekanan dari siapapun.
b. %erahasiaan
&asil testing &I' diberikan melalui tatap muka saat konseling pasca testing dan
dijamin kerahasiaannya.
c. Tidak diskriminasi
Tidak akan mendapatkan perlakuan diskriminasi dalam pelayanan konseling dan
testing &I' karena dilakukan dalam suasana bersahabat.
d. Mutu terjamin
Mutu pelayanan tak perlu diragukan karena konseling dan testing &I' sukarela
dilakukan dengan metode yang tepat.
II.2.( Manfaat &CT
a. Ba*i indi-idu
- Mengurangi perilaku berisiko tertular &I'
- Membantu seseorang mengetahui status &I'nya
- Merencanakan perubahan perilaku
- Mencegah infeksi dari ibu ke bayi
- Meningkatkan kualitas kesehatan pribadi
b. Ba*i "asyarakat
- Memutus rantai penularan &I' dalam masyarakat
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
10/14
17
- Mengurangi reaksi takut dan mitos terhadap &I' yang bisa menjadi pandangan
buruk (stigma)
- Mempromosikan dukungan pada 7$& melalui mobilisasi masyarakat dan
kerjasama antar pihak terkait.
II.2.) Taa'taa' &CT
. %onseling pra testing &I'
$iberikan penjelasan mengenai
- Proses konseling dan testing &I' sukarela
- Perilaku berisiko yang dapat menjadi sarana penularan &I'
- Pencegahan dan pengobatan &I'I$
- %euntungan melakukan tes &I' dan kerugian jika menolak atau menunda
- Makna hasil testing &I' positifnegatif
- *encana perubahan perilaku
- $ampak pribadi, keluarga, sosial terhadap hasil testing &I'
5. Testing &I'
Merupakan paket dari konseling dan testing &I' sukarela untuk mengetahui status
&I'nya dan dilakukan melalui proses pengambilan darah.
Tanda reaktif / &I' sudah ada pada tubuh kita
Tanda n+n reaktif / &I' belum ada pada tubuh kita
Indeter"inate / bila perlu adanya pengulangan testing &I' karena hasil testing &I'
tidak jelas
Masa $endela / masa inkubasi &I' umumnya 5 minggu sampai A bulan.
2. %onseling pasca testing
Tujuan
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
11/14
18
- menyampaikan hasil tes &I'
- menghadapi reaksi emosional berkaitan dengan hasil tes &I'
- Mendukung klien dalam setiap keputusannya untuk pengurangan risiko termasuk
PMT#T.
Bila asil ne*atif
$apat diartikan kita tidak terinfeksi &I'. Petugas konseling akan membantu kita untuk
- Menegaskan kembali cara penularan dan pencegahan &I' dan I$ termasuk
masa jendela
- Membantu merencanakan perubahan perilaku yang lebih sehat dan aman
- Memberi dukungan untuk mempertahankan perilaku yang lebih sehat.
Bila asil '+sitif
$apat diartikan bah"a dalam tubuh sudah terinfeksi &I' dan telah ditentukan antibody &I'
dalam darah. Petugas konseling menekankan bah"a hasil positif bukan akhir dari segalanya.
Pada saat ini, dengan pengobatan, pera"atan dan perubahan perilaku yang sehat akan
membantu 7$& dapat hidup lebih lama dan leih berkualitas.
II.#. Strate*i Nasi+nal Penan**ulan*an %I& dan AIDS B
II.#.1. Tu$uan Penan**ulan*an %I& dan AIDS
Mencegah dan mengurangi penularan &I', meningkatkan kualitas hidup
7$& serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat &I' dan I$ pada
indi+idu, keluarga dan masyarakat.
II.#.2. Strate*i
@ntuk mencapai tujuan T*!, ditetapkan strategi sebagai berikut
• Meningkatkan dan memperluas upaya pencegahan yang nyata efektif dan
menguji coba cara-cara baruC
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
12/14
19
• Meningkatkan dan memperkuat sistem pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
untuk mengantisipasi peningkatan jumlah 7$& yang memerlukan akses
pera"atan dan pengobatanC
• Meningkatkan kemampuan dan memberdayakan mereka yang terlibat dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan &I' dan I$ di pusat dan di daerah
melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambunganC
• Meningkatkan sur+ei dan penelitian untuk memperoleh data bagi pengembangan
program penanggulangan &I' dan I$C
• Memberdayakan indi+idu, keluarga dan komunitas dalam pencegahan &I'
dilingkungannyaC
• Meningkatkan kapasitas nasional untuk menyelenggarakan monitoring dan
e+aluasi penanggulangan &I' dan I$C
• Memobilisasi sumberdaya dan mengharmonisasikan pemamfaatannya di semua
tingkat.
II.(. Area Pen!e*aan %I& Dan AIDS
Penyebaran &I' dipengaruhi oleh perilaku berisiko kelompok-kelompok
masyarakat. Pencegahan dilakukan kepada kelompok-kelompok masyarakat sesuai
dengan perilaku kelompok dan potensi ancaman yang dihadapi. %egiatan-kegiatan dari
pencegahan dalam bentuk penyuluhan, promosi hidup sehat, pendidikan sampai kepada
cara menggunakan alat pencegahan yang efektif dikemas sesuai dengan sasaran upaya
pencegahan. $alam mengemas program-program pencegahan dibedakan kelompok-
kelompok sasaran sebagai berikut
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
13/14
20
D %elompok tertular (infected people)
%elompok tertular adalah mereka yang sudah terinfeksi &I'. Pencegahan
ditujukan untuk menghambat lajunya perkembangan &I', memelihara produktifitas
indi+idu dan meningkatkan k"alitas hidup.
D %elompok berisiko tertular atau ra"an tertular (high-ris$ people)
%elompok berisiko tertular adalah mereka yang berperilaku sedemikian rupa
sehingga sangat berisiko untuk tertular &I'. $alam kelompok ini termasuk penjaja
seks baik perempuan maupun laki-laki, pelanggan penjaja seks, penyalahguna nap;a
suntik dan pasangannya, "aria penjaja seks dan pelanggannya serta lelaki suka
lelaki. %arena kekhususannya, narapidana termasuk dalam kelompok ini.
Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan untuk mengubah perilaku berisiko
menjadi perilaku aman.
D %elompok rentan (vulnera%le people)
%elompok rentan adalah kelompok masyarakat yang karena lingkup
pekerjaan, lingkungan, ketahanan dan atau kesejahteraan keluarga yang rendah dan
status kesehatan yang labil, sehingga rentan terhadap penularan &I'. Termasuk
dalam kelompok rentan adalah orang dengan mobilitas tinggi baik sipil maupun
militer, perempuan, remaja, anak jalanan, pengungsi, ibu hamil, penerima transfusi
darah dan petugas pelayanan kesehatan. Pencegahan untuk kelompok ini ditujukan
agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang berisiko tertular &I' (menghambat
menuju kelompok berisiko).
D Masyarakat @mum ( general population)
Masyarakat umum adalah mereka yang tidak termasuk dalam ketiga
kelompok terdahulu. Pencegahan ditujukan untuk peningkatkan ke"aspadaan,
-
8/18/2019 Bab II Sunan Kuning
14/14
21
kepedulian dan keterlibatan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan &I' dan
I$ di lingkungannya.