BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Ketrampilan Menulis 1 ...repository.ump.ac.id/7285/3/SUEDI BAB...
Transcript of BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Ketrampilan Menulis 1 ...repository.ump.ac.id/7285/3/SUEDI BAB...
13
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Ketrampilan Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan aktifitas manusia menuangkan apa yang
terkandung di dalam pikirannya. Dengan menulis seseorang dapat
menyampaikan apa yang menjadi gagasan maupun perasaannya kepada
orang lain. Dapat dikatakan bahwa menulis adalah salah satu aktivitas
komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Wujudnya
adalah berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf yang bermakna
dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga
merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat
kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati
bersama oleh penulis dan pembaca (Akhadiyah,1997:1.3).
Menulis adalah aktivitas berbahasa yang produktif, ekspresif,
dan tidak langsung atau tidak tatap muka. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Depdiknas, 2005:1219) dinyatakan bahwa: “menulis adalah
melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan”.
Menulis dapat dipandang sebagai suatu proses. Sauli Takala
dalam Ahmadi (1990 : 24) menyatakan, “Menulis atau mengarang adalah
suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam
tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
14
tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat
dilihat (dibaca)”.
Selain itu, menulis dapat juga dipandang sebagai aktivitas
berkomunikasi dengan menggunakan lambang-lambang grafik. Lado
dalam Tarigan (1982:27) menyatakan, “Menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu”.
Lebih lanjut, JN Hook (dalam Ahmadi,1989:325) menyatakan
bahwa menulis merupakan suatu medium yang penting bagi ekspresi diri,
untuk ekspresi bahasa, dan untuk menemukan makna. Selanjutnya, Murray
(dalam Ahmadi,1989:3) mengemukakan bahwa menulis adalah proses
berpikir yang berkesinambungan, mencobakan, dan mengulas kembali.
Sedangkan menurut Rubin (dalam Ahmadi,1989:128), menulis merupakan
proses penuangan ide dalam bentuk tertulis. Substansi retorika menulis
adalah penalaran yang baik. Ini berarti bahwa sebelum atau saat setelah
menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan secara tertulis diperlukan
keterlibatan proses berpikir.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian menulis
tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan proses berpikir
yang mempunyai sejumlah unsur yaitu mengingat, menghubungkan,
memprediksi, mengorganisasikan, membayangkan, memonitor, mereview,
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
15
mengevaluasi dan menerapkan. Melalui proses berpikir tersebut akan
terwujud suatu tulisan yang berkualitas.
2. Tujuan Menulis
Secara umum dapat dinyatakan bahwa menulis bertujuan untuk
mengungkapkan dan menyampaikan gagasan secara jelas dan efektif
kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis mempunyai suatu topik yang
hendak dibicarakannya.
Selain mempunyai tujuan yang bersifat umum itu, menulis juga
mempunyai tujuan yang bersifat khusus. Sesuai dengan bentuk-bentuk
ekspresi yang telah dikemukakan pada pembicaraan terdahulu, tujuan
khusus menulis dapat dibagi menjadi empat macam, yakni :
(1) menjelaskan atau menerangkan
(2) menimbulkan citra yang sama dengan yang diamati oleh
penulis tentang suatu objek
(3) meninggalkan kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu
yang terjadi mulai dari awal sampai dengan akhir cerita
(4) menyakinkan atau mendesak pembaca sehingga mengubah
pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan keinginan penulis.
Dalam praktiknya tujuan-tujuan khusus itu sering bertumpang
tindih, dan setiap orang mungkin menambah tujuan-tujuan lain yang belum
tercakup ke dalam salah satu jenis tujuan di atas. Namun, dalam
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
16
kebanyakan tulisan ada satu tujuan khusus yang dominan. Yang dominan
itulah yang menjadi nama atas keseluruhan tujuan itu.
Orang menulis mempunyai maksud dan tujuan yang bermacam-
macam, misalnya memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau
mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan mengutarakan atau
mengekspresikan perasaan atau emosi (Tarigan, 1986:23). Meskipun
tujuan menulis sangat beragam. Hart dan Reinking berpendapat, tujuan
umum menulis hanya dua yaitu menginformasikan (to inform) dan me-
yakinkan (to persuade). Gie juga berpendapat bahwa tujuan ornag
mengarang pada dasarnya ada dua tipe, akan tetapi pendapat Gie berbeda
dengan pendapat Hart dan Reinking tersebut, karena menurutnya dua tipe
tujuan mengarang itu adalah (1) memberi informasi, memberitahukan
sesuatu, dan (2) memberi liburan, menggerak-kan hati (Gie, 1992:24).
Secara umum seseorang yang menulis memiliki empat tujuan,
yaitu: untuk menginformasikan, membujuk, mendidik dan menghibur.
Dari empat tujuan tersebut, tujuan pertama dan utama dari menulis adalah
menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun peristiwa
termasuk pendapat, dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa
tersebut agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan
pemahaman baru tentang berbagai hal yang terdapat maupun yang terjadi
di muka bumi ini.
Secara umum hakikat keterampilan berbahasa memang
berorientasi pada pelatihan penggunaan bahasa dan pada siswa sebagai
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
17
subyek belajar. Tujuan primer pembelajaran keterampilan berbahasa
Indonesia adalah peningkatan kemampuan siswa dalam penggunaan
bahasa Indonesia untuk berbagai tujuan, keperluan dan keadaan
(Budinuryanta dkk, 1997:1.4-1.7). Hal tersebut sesuai dengan salah satu
rambu-rambu pemelajaran bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa
belajar bahasa pada hakikatnya belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik
secara lisan maupun tertulis.
3. Jenis Tulisan
Dari berbagai tujuan menulis, dapatlah dikatakan bahwa bentuk-
bentuk atau jenis tulisan akan mengarah pada jenis tulisan yang bersifat
menginformasikan, membujuk, mendidik dan menghibur. Jenis-jenis
tulisan seperti itu dalam du-nia tulis menulis lebih dikenal dengan narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi (Akhadiah, dkk, 1989:14-5).
a. Narasi adalah jenis tulisan/wacana yang menceritakan proses kejadian
suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang
sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan atau
rangkaian terjadinya sesuatu hal. Ben-tuk tulisan ini dapat ditemukan
misalnya pada karya prosa atau drama, biografi atau otobiografi,
laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan
sesuatu.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
18
b. Deskripsi (pemeran) adalah jenis tulisan yang melukiskan atau
menggambar-kan sesuatu berdasarkan kesan – kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah
menciptakan atau memungkinkan terjadinya imajinasi (daya khayal)
pembaca, sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami dan
merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
c. Eksposisi atau pemaparan adalah jenis tulisan yang dimaksudkan
untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal
yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan
pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada
maksud mempengaruhi pikiran, perasaan dan sikap pembacanya.
Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa
yang disampaikannya.
d. Argumentasi adalah jenis tulisan yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran
pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis dan
sistematis disertai bukti-bukti yang ada untuk memperkuat
keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya, sehingga dapat
menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.
Contoh karangan seperti ini adalah hasil penilaian, pembelaan dan
timbangan buku.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
19
e. Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan
penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat
rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu pembenaran, persuasi
lebih menggunakan pendekatan emosional. Seperti argumentasi,
persuasi juga menggunakan bukti-bukti atau fakta. Hanya saja, dalam
persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang
dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca,
bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar.
Dari uraian di atas dapatlah dikatakan apapun wujud sebuah
tulisan, di dalamnya akan terdapat fakta, emosi, sikap dan isi pikiran
seorang penulis. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Hadiyanto (2001:9-10)
yang menyatakan bahwa apapun juga motivasinya, tulis menulis selalu
selalu berhubungan dengan usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh
seorang penulis untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi
pikirannya secara jelas dan efektif, kepada pembaca. Selanjutnya
dikatakan bahwa menulis akan berbeda dengan mengarang. Menulis buah
karnya berupa tulisan non-fiksi, sedangkan mengarang buah karyanya
berupa tulisan fiksi seperti cerpen, cerbung atau novel, yang umumnya
dihasilkan oleh para sastrawan.
Klasifikasi yang berbeda dibuat oleh Adelstein dan Piva.
Mereka membuat klasifikasi tulisan berdasarkan nada (voice). Berdasarkan
nada, terdapat enam jenis tulisan yakni (1) tulisan bernada akrab, (2)
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
20
tulisan bernada informatif, (3) tulisan bernada menjelaskan, (4) tulisan
bernada argumentatif, (5) tulisan bernada mengkritik, dan (6) tulisan
bernada otoritatif (Tarigan, 1986:28-29).
4. Hakikat Pembelajaran Keterampilan Menulis
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai fungsi
yang sejalan dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa rasional
dan bahasa negara. Ada lima fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, yaitu sebagai sarana (1) pembinaan kesatuan dan persatuan
bangsa, (2) peningkatan pengetahuan dan kete-rampilan berbahasa
Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3)
peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia untuk
meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (4)
penyebarluasan pe-makaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai
keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) pengembangan penalaran
(Depdikbud, 2003:76).
Hakikat pembelajaran keterampilan berbahasa memang
berorientasi pada pelatihan penggunaan bahasa dan pada siswa sebagai
subyek belajar. Tujuan primer pembelajaran keterampilan berbahasa
Indonesia adalah peningkatan kemampuan siswa dalam penggunaan baha-
sa Indonesia untuk berbagai tujuan, keperluan dan keadaan (Budinuryanto
dkk, 1998:141). Hal tersebut sesuai dengan salah satu rambu pembelajaran
bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
21
belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
dengan Bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal itu
dikemukakan di dalam kurikulum (Depdikbud, 1993:21).
Orientasi pada pelatihan penggunaan bahasa diandai oleh adanya
kegiatan yang secara langsung melatih siswa berbahasa yang mendominasi
sebagaian besar waktu belajar. Sedikitnya, dua pertiga dari waktu belajar
digunakan berlatih berbahasa (Budinuryanto dkk, 1998:105).
Dalam kegiatan menulis, siswa perlu disadarkan bahwa ada
berbagai kemungkinan cara penataan atau penyusunan kata. Oleh karena
itu, penting sekali siswa mendapat kesempatan saling membaca hasil
tulisan sesama teman. Dalam kegiatan menulis termasuk kegiatan
menemukan kesalahan dalam menulis (dalam berbagai bidang: ejaan,
tanda baca, kelengkapan dan kejelasan kalimat, pemilihan kata) dan cara
memperbaikinya (Purwo, 1997:7-8).
Kegiatan yang mendukung peningkatan keterampilan menulis
adalah kegiatan banyak membaca (Purwo, 1997:7-8). Semi (1990:8)
berpendapat penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kemampuan
membaca dan menyimak memberi tiga keuntungan bagi kemampuan
menulis, yaitu (1) dapat memperoleh ide, yaitu memperkaya ide dari
berbagai sumber informasi, (2) dapat mengetahui selera pembaca, (3)
dapat belajar menulis dengan jalan pintas. Orang tidak mungkin menjadi
penulis yang baik bila sebelumnya tidak memiliki kemampuan membaca
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
22
dan menyimak yang baik. Selain itu, kegiatan menulis sama sekali tidak
dipisahkan dengan kegiatan membaca dan menyimak (Semi, 1990:8-9).
Kegiatan menulis dapat dipadukan dengan kegiatan membaca,
misalnya melanjutkan isi teks yang belum selesai, merangkai sejumlah
kalimat yang belum tertata secara urut dan runtut sehingga menjadi
paragraf yang baik atau menata kembali urutan paragraf.
Akhadiah dkk (1989:2-3) berpendapat proses menulis terdiri dari
tiga tahap yaitu tahap prapenulisan, penulisan, dan revisi. Ketiga tahap
tersebut menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Akan tetapi, dalam
praktiknya, ketiga tahap penulisan itu tidak dapat dipisahkan secara jelas,
dan sering bertumpang tindih.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kedua setelah
berbicara dalam komponen pembelajaran penggunaan. Pembelajaran
menulis merupakan pembelajaran keterampilan penggunaan bahasa
Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampilan ini merupakan hasil dari
keterampilan menyimak, berbicara dan membaca.
Dalam pembelajaran menulis perlu diperhatikan prinsip-prinsip
pembelajarannya yang meliputi: (1) menulis tidak dapat dipisahkan dari
membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan
membaca terjadi serempak, (2) pembelajaran menulis adalah pembelajaran
disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pembelajaran menulis adalah
pembelajaran tata tulis atau ejaan bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
23
menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai
dengan menulis ilmiah.
5. Metode Pembelajaran Keterampilan Menulis
Metode pembelajaran bahasa, khususnya menulis telah
mengalami perkem-bangan yang pesat. Dengan hadirnya metode
humanistik, pembelajaran bahasa semakin mendekati harapan. Dalam
pembelajaran menulis kini muncul empat metode yang bagus untuk
kegiatan tersebut. Keempat metode itu adalah (1) community Language
Learning, yakni belajar bahasa secara berkelompok. (2) Metode
Suggestopedy, yaitu pembelajaran diciptakan dengan suasana yang alami
(3) Metode Total Physical Response, yaitu pembelajaran dengan
mendengar pesan lisan guru dan kemudian meresponnya. (4) metode The
Silent Way, yakni guru banyak diam dalam memberikan instruksi
(Kormen, 1997:6-7).
Penyelenggaraan pembelajaran bahasa senantiasa dipengaruhi
oleh pendekatan tertentu dalam ilmu bahasa. Terkadang seluruh
penyelenggaraan pembelajarannya bahkan dirancang atas dasar
pendekatan yang digunakan sebagai acuan pokok itu. Pendekatan itu akan
mempengaruhi penentuan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan
bahan pembelajaran dan sebagainya (Djiwandono, 1997:7).
Beberapa pendekatan yang berpengaruh besar dalam
pembelajaran bahasa adalah pendekatan struktural, pendekatan kognitif
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
24
dan pendekatan komunikatif. Pendekatan struktural menitikberatkan
pembelajaran bahasa pada pengetahuan atau kaidah tata bahasa.
Pembelajaran materi pelajaran berupa butir-butir gramatikal (tata bahasa)
yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan. Pendekatan ini memberi
kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa (Muchlisoh
dkk, 1992:7). Beberapa metode pembelajaran bahasa yang lahir berlatar
belakang pendekatan struktural misalnya metode langsung (direct method)
yang juga dikenal dengan berbagai nama yaitu New Method, reform
method, natural method, oral method, metode berlitz (Berlitz Method)
metode membaca (Reading method), metode pembelajaran.
Metode pembelajaran bahasa yang berhubungan dengan
pembelajaran keterampilan menulis di sekolah dasar dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian, yakni metode menulis permulaan dan metode menulis
lanjutan.
Kurikulum tidak menyajikan secara khusus dan menyarankan
pemakaian metode tertentu. Hal ini mengandung maksud agar guru dapat
memilih metode yang dianggap tepat, sesuai dengan tujuan, bahan, dan
keadaan siswa (Depdikbud, 2003: 27). Meskipun demikian, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan beberapa buku petunjuk yang
menginformasikan berbagai metode pembelajaran bahasa yang dapat
digunakan.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
25
6. Tahapan Menulis
Kegiatan menulis meliputi serangkaian aktivitas yang
berkesinambungan. Sebagaimana dikemukakan Tompkins (1994:126)
rangkaian kegiatan atau tahapan menulis yaitu pra-penulisan,
pemburaman, perbaikan, penyuntingan, dan pempublikasi. Sedangkan
menurut Britton (dalam Tompkins, 1994:8) rangkaian aktivitas itu meliputi
konsepsi (conception), inkubasi (incubation), dan produksi (production).
Rangkaian aktivitas dalam proses menulis ini tidak bersifat mutlak dan
konstan, tetapi bersifat fleksibel dan luwes. Lebih lanjut, diyatakan babwa
rangkaian aktivitas tersebut tidak dilaksanakan secara linier, tetapi bersifat
rekursif-simultan. Artinya secara simultan penulis senantiasa dapat
melakukan pemaduan antar-tahap yakni dengan cara pada satu tahapan
menulis dilakukan, penulis dapat kembali pads tahapan sebelumnya.
Tahapan-tahapan dalam menulis sebagaimana dikemukakan Arief
(2006:22-23) sebagai berikut.
a. Tahap pra-menulis meliputi memilih tema, memilih topik/subtopik,
mengumpulkan dan mengorgnisasikan bahan, menentukan tujuan
tulisan, menentukan sasaran tulisan, menentukan bentuk/jenis tulisan,
b. Tahap pengedrapan/pemburaman meliputi menentukan komposisi topik
dan subtopik, menentukan ide pokok dan pengembang, menyusun
kerangka tulisan, mengembangkan kalimat utama dan pengembang,
mengembangkan paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
26
c. Tahap perevisian/perbaikan meliputi mencermati kembali hasil tulisan,
menandai bagian yang kurang tepat, merubah bagian yang kurang tepat
sesuai dengan kerangka, bentuk serta tujuan tulisan, membandingkan
hasil perbaikan dengan draft/buram awal.
d. Tahap penyuntingan/pengeditan meliputi meneliti kembali keutuhan
dan kepaduan tulisan, menandai kesalahan teknis kebahasaan,
menghilangkan atau menambah bagian dalam tulisan, dan membetulkan
kesalahan teknis kebahasaan.
e. Tahap penyajian/pemublikasian meliputi mengkreasikan unsur-unsur
formal tulisan, jenis, bentuk, dan ukuran huruf (besar-kecil),
mengembangkan media publikasi tulisan jenis dan bentuk sarana
(audio, visual, audio visual).
7. Penilaian Keterampilan Menulis
Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses
dan hasil program kegiatan telah sesuai dengan tujua atau kriteria yang
telah ditetapkan. Penilaian dapat dilakukan secara tepat jika kita tersedia
data yang berkaitan dengan objek penilaian. Untuk memperoleh data
tersebut diperlukan alat penilaian yang berupa peng-ukuran. Penilaian dan
pengukuran merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan.
Keberhasilan merupakan harapan setiap orang. Demikian juga
bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Keberhasilan tersebut
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
27
akan dapat diketahui dengan melakukan penilaian atau evaluasi (Pujiati
dan Rahmina,1997:1.1).
Penilaian merupakan salah satu subsisten yang penting dalam
sistem pendidikan. Penilaian termasuk komponen penting dalam sistem
pendidikan karena mencerminkan perkembangan atau kemajuan
pendidikan dari satu waktu ke waktu lain. Selain itu, melalui penilaian
dapat dibandingkan tingkat pencapaian prestasi hasil belajar antara satu
sekolah dengan sekolah atau wilayah lainnya.
Menurut Depdikbud penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan
hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Pada dasarnya, yang dinilai adalah program, yaitu
suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, lengkap dengan
rincian tujuan dari kegiatan tersebut.
Penilaian proses dan hasil belajar bertujuan untuk menentukan
ketercapaian tujua pendidikan dan atau tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum, garis-garis besar program pembelajaran, atau
dalam perangkat perencanaan kegiatan pembelajaran lainnya (Depdikbud,
2003:2).
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh
guru sebagai bagian dari system pengajaran yang direncanakan dan
diimplementasikan di kelas. Komponen-komponen pokok penilaian
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
28
meliputi pengumpulan informasi, interpretasi terhadap informasi yang
telah dikumpulkan, dan pengambilan keputusan. Ketiga komponen itu kait
mengait dan sebelum melakukannya guru harus menentukan atau
merumuskan tujuan penilaian.
Tujuan dan fungsi penilaian khususnya penilaian hasil belajar
dapat bermacam, yang antara lain adalah: (1) mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran, (2) mengetahui kinerja berbahasa siswa, (3)
mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4)memberikan umpan balik
(feedback) terhadap peningkatan mutu program mutu program
pembelajaran, (5) menjadi alat pendorong dalam meningkatkan
kemampuan siswa, (6) menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan
jurusan, kenaikan kelas, atau kelulusan, (7) menjadi alat penjamin,
pengawasan, dan pengendalian mutu pendidikan. Lebih dari itu, penilaian
hasil belajar yang dilakukan secara sistematis merupakan bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat.
Alata penilaian yang baik harus memiliki kriteria atau ciri-ciri
terpercaya (reliable), tepat (valid), dan praktis (Nuraini dalam Supriyadi
dkk, 1992:375). Dikatakan terpercaya (reliable) apabila hasil penelitian
dengan alat itu pada siswa yang sama beberapa kali pada siswa yang sama
dalam beberapa kali penilaian hasilnya hampir sama, dengan tingkat
kesalahan kurang dari 5% (Pujiarti dan Rahmina, 1997:8.7).
Alat penelitian disebut tepat (valid) apabila mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur, dengan kata lain, alat ukur tersebut memenuhi
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
29
fungsinya sebagai alat ukur. (Pujiarti dan Rahmina, 1997:8.4). Dengan
kata lain alat ukur tersebut mampu memenuhi fungsinya sebagai alat ukur.
Menurut Pujiati dan Rahmina (1997:8.4) ada tiga jenis ketepatan
atau validitas, yaitu
(1) validitas isi (content validity),
(2) validitas kriteria terkait (criterian related validity),
(3) dan validitas konstruk (construct validity).
Amran Halim dkk. (1974:31-34 dan Nuraeni dalam Supriyadi
dkk. (1992:56) menyebut ada validitas isi, validitas empiris (empirical
validity) dan validitas bentuk (face validity).
Validitas isi maksudnya ialah validitas yang menunjukkan suatu
alat ukur mampu mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi yang
harus diukur (Pujiati dan Rahmina, 1997:8.4), atau mampu mengukur
bidang aspek keterampilan yang hendak diukur (Nuraeni dalam Supriyadi
dkk. 1992:375). Validitas kriteria terkait (ada yang menyebut dengan
istilah validitas empiris atau validitas pragmatis) adalah validitas alat ukur
ditinjau dari hubungan alat ukur yang sedang disusun dengan alat ukur lain
yang dianggap sebagai kriteria. Apabila kriterianya tersebut pada waktu
yag bersamaan disebut validitas konkuren, sedangkan apabila kriterianya
terdapat pada waktu yang akan datang maka disebut validitas prediktif
(Pujiati dan Rahmina, 197:8.6). Validitas konstruk adalah validitas yang
didasarkan pada konsep, logika atau konstruk suatu teori (Pujiati dan
Rahmina, 1997:8.6). Validitas bentuk adalah validitas berdasarkan
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
30
perwajahan dari susunan soal (Nuraeni dalam Supriyadi dkk., 1992:376).
Selain harus terpercaya (reliable) dan valid, alat ukur yang baik juga
harus praktis, objektif dan baku. Praktis maksudnya mudah digunakan,
hemat dalam biaya dan mudah diadministrasikan. Objektif artinya
pemberian skor tidak terpengaruh oleh siapa yang melakukannya dan siapa
yang diberi skor. Baku berarti petunjuk mengerjakan soal, cara memberi
skor, cara menerjemahkan hasil pengukuran menjadi bilangan, dan cara
menafsikan pengukuran menggunakan bentuk yang baku atau dianggap
baku (Pujiati dan Rahmina, 1997:8.11-8.12).
Penyelenggaraan pembelajaran bahasa selalu dipengaruhi oleh
pendekatan tertentu dalam ilmu bahasa. Penggunaan pendekatan tertentu
akan mempengaruhi penentuan tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran, dan pengembangan alat evaluasi yang akan digunakan
(Djiwandono, 1997:7).
8. Pengalaman pribadi sebagai bentuk tulisan deskripsi
Seiring dengan adanya tujuan rnenulis memunculkan lima jenis
wacana dalam sistem retorika, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi,
dan argumentasi. Narasi bertitik tolak untuk menceritakan peristiwa,
deskripsi bertolak melukiskan kesan dan hasil observasi, eksposisi
mengarah pada pemaparan suatu masalah, persuasi berorientasi untuk
membujuk, dan argumentasi berangkat dari keinginan mempertahankan
gagasan.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
31
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata
suatu benda, tempat, suasana, dan keadaan (Marahimin, 2001:45). Seorang
penulls deskripsi mengharapkan pernbacanya, melalui tulisannya, dapat
`melihat' apa yang dilihatnya, dapat `mendengar' apa yang didengamya,
`mencium' apa yang diciumnya, ‘mencicipi' apa yang dimakannya,
`merasakan' apa yang dirasakannya, serta sampai pada 'kesimpulan' yang
sama dengannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan
hasil dari observasi melalui panca indera yang disampaikan melalui kata-
kata.
Ada berbagai cara untuk menuliskan deskripsi, dan perbedaan-
perbedaannya timbul karena pada dasamya tidak ada dua orang manusia
yang mempunyai pengamatan yang sama, dan tujuan pengamatannya juga
berbeda-beda. Bentuk deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu deskripsi
ekspositoris dan deskripsi impresionitis (Marahimin, 2001:47).
Deskripsi ekspositoris merupakan deskripsi yang sangat logis,
yang isinya pada umumnya merupakan daftar rincian yang disusun
menurut sistem dari urutan-urutan logis objek yang diamatinya. Deskripsi
ini juga sering dikatakan sebagai deskripsi dengan pengembangan ruang
atau spasi. Adapun deskripsi impresionistis, sering juga disebut dengan
deskripsi simulatif, merupakan deskripsi untuk menggambarkan impresi
penulisnya atau untuk menstimulir pembacanya.Berbeda dengan deskripsi
ekspositoris yang sangat terikat pada objek atau proses yang dideskripsi-
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
32
kan, deskripsi impresionitis mpresionitis lebih menekankan impresi atau
kesan penulisnya.
Ketika dalam deskripsi ekspositoris dipakai urutan-ururtan logika
atau urutan-urutan peristiwa objek yang dideskripsikan, maka dalam
deskripsi impresionitis urutan-urutan yang dipakai adalah menurut kuat
lemahnya kesan penulis terhadap bagian-bagian objek tersebut. Dalam
prakteknya, seorang penulis dapat mengkombinasikan dua cara deskripsi
di atas.
B. Strategi Pembelajaran Inkuiri
1. Konsep dan Prinsip Strategi Pembelajaran Inkuiri
a. Konsep Strategi Pembelajaran Inkuiri
Menurut Hamruni (2012:88-90), strategi pembelajaran inkuiri
(SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein
yang berarti saya menemukan.
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) berangkat dari asumsi
bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk
menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
33
alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke
dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala
sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan
indra-indra lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara
terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya.
Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull)
manakala didasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi
inkuiri dikembangkan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi
pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subyek belajar.
Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi
mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran
itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran
inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
34
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses
tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru
dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
melakukan inkuiri.
Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis,
dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi
pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi
yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum
tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal;
namun sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan
utama pembelajaran melalai strategi inkuiri adalah menolong siswa
untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan
berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan
jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student
centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
35
siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran.
b. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Adapun prinsip-prinsip dalam menggunakan strategi inkuiri
adalah:
1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari
pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2) Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan
guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan
atau pengatur interaksi itu sendiri.
3) Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam
menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya.
Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada
dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal
ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri
sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
36
dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan
mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
4) Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning
how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal.
5) Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah
menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukannya.
2. Prosedur Pelaksanaan Strategi Inkuiri
Prosedur pelaksanaan strategi inkuiri adalah sebagai berikut.
a. Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan
agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan
tahapan preparation dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE)
sebagai langkah untuk mengondisikan agar siswa siap menerima
pelajaran, pada langkah orientasi dalam SPI, guru merangsang dan
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
37
mengajak siswa berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan orientasi
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah tanpa kemauan dan
kemampuan itu tidak akan mungkin proses pembelajran akan beralan
dengan lancar.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan
adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki. Prosesn pencarian awaban itulah yang sangat penting dalam
strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengmbangkan mental melalui proses berpikir.
c. Mengajukan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada
dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Salah satu cara yang
dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai
pertanyan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
38
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring infirmasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajuakan. Dalam
strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengmbangan intelektual. Oleh
sebab itu tugas dan peran guru tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji
hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang
diberikan. Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapiharus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Oleh
karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat hendaknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Adapun tahapan pembelajaran dengan strategi inkuiri dapat
dikemukakan sebagai berikut.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
39
a. Tahapan pertama :
1) menyajikan masalah
2) menjelaskan prosedur inkuiri
3) menyajikan sistuasi yang bertentangan atau berbeda.
b. Tahapan kedua :
1) mengumpulkan dan mengkaji bahan
2) memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi Memeriksa
hat-hat yang terjadi pada objek
c. Tahap ketiga :
1) mengkaji data dan eksperimental
2) mengisolasi variabel yang sesuai
3) merumuskan hipotesis dan mengujinya
d. Tahap keempat :
1) mengorganisasikan dan merumuskon kesimpulan
2) menarik kesimpulan
e. Tahap kelima :
1) menganalisis proses inkuiri
2) menganalisis prosedur inkuiri dan mengembangkan prosedur yang
lebih efektif
Sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang perlu
dipertimbangkan, yakni (1) interaksi antara guru dan siswa, dan (2) pesan
guru. Interaksi antara guru dan siswa mengarah pada prosedur kerja sama
antara guru-siswa, siswa¬siswa, dan siswa-guru. Pesan guru dalam
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
40
penerapan strategi ini adalah sebagai: (a) fasilitator yang menciptakan
kondisi belajar kondusif, (b) motivator yang senantiasa mendorong siswa
untuk aktif dalam belajar, dan (c) informan yang menyediakan berbagai
keperluan informasi bagi siswa.
3. Pembelajaran Deskripsi Melalui Strategi Inkuiri
Berkaitan dengan implementasi strategi inkuri dalam pembelajaran
menulis pengalaman pribadi di sekolah menengah pertama, maka langkah-
langkah yang diternpuh guru melipui, lima tahap sebagai berikut.
a. Merumuskan Masalah
Pada awalnya guru menjelaskan arah dan tujuan
pembelajaran yang dilakukan bersama. Guru memperkenalkan
substansi pembelajaran melalui teks wacana tulisan pengalaman
pribadi yang dibagikan oleh guru ataupun yang telah dibawa oleh
siswa. Melalui pengantar guru tersebut mulai muncul kesadaran siswa
tentang sesuatu yang akan dipelajari. Kesadaran tersebut terekam
dalam benak siswa dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.
Pada saat inilah muncul permasalahan dan upaya/motivasi
siswa untuk mecahkan permasalahan tersebut melalui belajar.
Kemudian guru mengajukan pertanyan lanjutan, misalnya
mengapa kalian ingin mengetahui masalah-masalah itu? Terdiri dari
atau dapat diklasifikasikan termasuk dalam kategori masalah apa?
Bagaimana cara pemecahannya? Sebagai akhir tahap ini, guru
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
41
meminta dan mengarahkan siswa untuk mencermati kembali masalah-
masalah yang sudah ditulis. Hal ini penting untuk proses belajar pada
tahap selanjutnya.
b. Menetapkan Jawaban Sementara
Pada tahap ini siswa diberi motivasi untuk memberi
penjelasan atau jawaban terhadap masalah-masalah tentang
pengalaman pribadi. Siswa diberi tugas baik indivudual maupun
kelompok untuk memberi jawaban atau pernecahan masalah tersebut.
Untuk membantu siswa merumuskan hipotesis atau jawaban
sementara, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data oleh siswa berkaitan dengan meneruskan
atau meninggalkan jawaban sementara. Guru perlu menginfomasikan
kepada siswa untuk menggunakan berbagai media belajar sebagai
sumber belajar. Kegiatan siswa dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok. Selama tahap ini untuk mengetahui kemajuan
belajar siswa, guru meminta secara berkala siswa melaporkan basil
pengumpulan informasinya.
d. Mengkaji Jawaban
Untuk mengkaji hasil kerja siswa menyelesaikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan pengalaman pribadi, guru
membimbing siswa untuk saling menukar basil pekerjaan. Masing-
masing siswa mengoreksi berbagai aspek hasil kerja siswa lainnya
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
42
sesuai dengan rambu-rambu yang dikemukakan guru. Jawaban-
jawaban yang telah sesuai (disertai bukti-bukti yang kuat) diberikan
penguatan, sedangkan yang tidak diberikan catatan perbaikannya.
e. Menarik Kesimpulan
Para siswa dengan bimbingan guru mencoba untuk
mengkombinasikan saran yang dituliskan dengan tujuan masing-
masing memecahkan masalah. Berkaitan dengan pengalaman pribadi,
maka masalah-masalah yang dimaksud adalah struktur. judul isi,
struktur kebahasaan (kosakata, ejaan, tanda baca, unsur serapan,
kalimat, paragraf, kelengkapan isi).
Siswa dipandu guru untuk menarik generalisasi mikro, yakni
berkaitan dengan pengalaman pribadi yang dimiliki secara individual
dan generalisasi makro, kesimpulan ahir tentang berbagai aspek
tulisan pribadi mulai dari perencanaan, penyusunan, sampai penilaian.
4. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak
dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
a. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap
jauh lebih bermakna.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
43
b. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajarmereka.
c. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga
mempunyai kelemahan, di antaranya:
a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit
diimplementasikan.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
44
C. Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
a. Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini
materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Strategi ini
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada guru ( teacher centered ). Fokus utama strategi ekspositori ini
adalah kemampuan akademik ( academic achievement ). Terdapat
beberapa karakteristik strategi ekspositori . Pertama, dilakukan dengan
cara menyampaikan materi secara verbal, artinya bertutur secara lisan.
Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi yang
sudah jadi, seperti data, fakta dan konsep.
b. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
1) Berorientasi pada tujuan, sebelum strategi ini diterapkan terlebih
dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas
dan terukur. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk
tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi
yang harus dicapai oleh siswa.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
45
2) Prinsip komunikasi, pesan yang disampaikan (materi pelajaran)
yang akan disampaikan diorganisir dan disusun sesuai dengan
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru
berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai
penerima pesan.
3) Prinsip kesiapan, kesiapan adalah hukum belajar dimana inti dari
hukum belajar adalah setiap individu akan merespon dengan cepat
dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah ada kesiapan,
dan sebaliknya.
4) Prinsip berkelanjutan, proses pembelajaran ekspositori harus dapat
mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih
lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan
tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
2. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
a. Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk
perubahan tingkah laku yang spesifik yang berorientasi pada hasil
belajar. Malalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dala
menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi
penggunaan stratergi ini.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
46
b. Kuasai materi pelajaran dengan baik
Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan
diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas, ia akan
bebas bergerak, berani menatap siswa, tidak takut dengan perilaku –
perilaku siswa yang dapat menggangu jalannya proses pembelajaran.
c. Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses
penyampaian
Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses
penyajian materi pelajaran. Yang perlu dikenali adalah pertama, latar
belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi pelajaran,
misalnya kemampuan dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan
materi yang akan disampaikan, minat dan gaya belajar siswa. Kedua,
kondisi ruangan, baik menyangkut luar dan besarnya ruangan,
pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu
sendiri.
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu :
1). Persiapan (preparation), tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan adalah :
a) membangkitkan gairah belajar siswa
b) membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
c) merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa
d) menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
47
2). Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di
antaranya adalah :
a). memberikan sugesti pada siswa
b). menyampaikan tujuan belajar yang akan dicapai
c). mengingatkan siswa pada pengetahuan yang telah dimiliki
Penyajian (presentation), yang harus dipikirkan oleh setiap guru
adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap
dan dipahami oleh siswa.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1). penggunaan bahasa
2). intonasi suara
3). menjaga kontak mata dengan siswa
4). menggunakan canda yang menyegarkan
Korelasi (correlation), adalah langkah menghubungkan materi
pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal – hal lain yang
memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur
pengetahuan yang telah dimilikinya.
Menyimpulkan (generalization), menyimpulkan adalah tahapan
untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan.
Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang
kebenaran suatu paparan sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan
penjelasan guru.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
48
Menerapkan (aplication), langkah aplikasi adalah langkah unjuk
kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Teknik
biasa dilakukan adalah dengan membuat tugas yang relevan dengan materi
yang telah disajikan dan dengan memberikan tes yang sesuai dengan
materi pelajaran yang telah disajikan.
3. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
a. Keunggulan
1) Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran,
sehingga ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
2) Sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa
cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar
terbatas.
3) Siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi
pelajaran sekaligus siswa dapat melihat atau mengobservasi
(melalui demonstrasi).
4) Bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
b. Kelemahan
1) Hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
49
2) Tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, bakat, serta
perbedaan gaya belajar.
3) Strategi ini banyak diberikan melalui ceramah sehingga akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi, hubungan
interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.
4) Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,
antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan mengelola kelas.
Gaya komunikasi strategi ini lebih banyak terjadi satu arah, maka
kesempatan utnuk mengontrol pemahaman siswa akan materi
pembelajaran akan sangat terbatas pula.
Karena kelemahan-kelemahan di atas, maka sebaiknya dalam
melaksanakan strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik
mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan maupun mengenai hal –
hal lain yang dapat mempengaruhi kelancaran proses presentasi.
D. Penelitian Yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, penulis ungkapkan sebuah
penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Yakni sebuah penelitian yang
dilaksanakan oleh Suyono tahun 2010 tentang penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri dan ekspositori. Dari hasil penelitian tersebut yang
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
50
memakai judul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil
Belajar PKN Siswa SMP Negeri 1 dan 2 Gedangan Sidoarjo Yang Memiliki
Tingkat Motivasi Belajar Yang Berbeda”, tersebut telah diteliti pengaruh
penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dan ekspositori terhadap hasil hasil
belajar PKN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa
strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika
dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.
Penelitian lainnnya yang dilakukan oleh Sriyati dalam tesis yang
ditulis pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Inkuiri dan Ekspositori terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi Ditinjau
dari Motivasi Belajar (Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri
Di Surakarta) Tahun Pelajaran 2011/2012” , membuktikan bahwa strategi
pembelajaran inkuiri dan ekspositori mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Dalam penelitian yang dilakukan untuk membuktikan adanya
pengaruh strategi inkuiri dan ekspositori terhadap kemampuan siswa dalam
mengapresiasi puisi ditemukan bahwa strategi inkuiri lebih memiliki
pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengapresiasi puisi dibanding dengan strategi ekspositori. Hal ini
dikarenakan penerapan strategi inkuiri dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Dalam penelitiannya ini pula Sriyati membuktikan pula bahwa
strategi inkuiri terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
51
dengan peningkatan motivasi belajar tersebut akan dapat meningkatkan
penguasaan kompetensi dalam belajar.
Selanjutnya penelitian lain dilakukan oleh Halim Simatupang pada
tahun 2012 dalam tesis dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran
Inkuiri Dan Ekspositori Dikaitkan Dengan Teknik Mencatat Peta Pikiran
Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri (Min)
Medan” yang salah satu tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk
mengetahui pengaruh strategi inkuiri terhadap peningkatan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA. Dalam penelitian yang dilakukan terbukti bahwa
penerapan strategi inkuiri secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar
IPA dibandiingkan dengan startegi ekspositori.
E. Kerangka Berfikir
Penelitian ini dilandasi oleh adanya beberapa pemikiran sebagaimana
tertuang dalam skema berikut :
1. Pembelajaran keterampilan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas
VII SMP Negeri 6 Bantarkawung kabupaten Brebes merupakan salah satu
implementasi dari pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum
Bahasa Indonesia sehingga standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator berdasarkan kurikulum sesuai dengan kurikulum bahasa
Indonesia sekolah menengah.
2. Strategi inkuiri dan ekspositori dapat digunakan sebagai sebagai varian
penggunaan metode pembelajaran menulis pengalaman pribadi kelas VII
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
52
SMP Negeri 6 Bantarkawung kabupaten Brebes melalui penggunaan
strategi inkuiri dan ekspositori ini siswa dapat lebih termotivasi dan kreatif
di dalam mengembangkan gagasan dalam menulis pengalaman pribadi.
3. Strategi inkuiri dan ekspositori sebagai alternatif penggunaan strategi
pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dalam menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP.
Adapun skema kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan pada gambar 2.1. di bawah ini.
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir
Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 6
Bantarkawung Masih Rendah
Perlu Adanya Pembanding Strategi Pembelajaran Yang Efektif
Strategi Pembelajaran
Kelas Eksperimen (Strategi Inkuiri)
Kelas Kontrol (Strategi Ekspositori)
Perbandingan
Efektifitas Dalam Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013
53
F. Hipotesis Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian, perlu dirumuskan hipotesis sebagai
jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Dalam penelitian ini hipotesis
yang diajukan adalah :
1. Hipotesis pertama (H1)
Strategi inkuiri efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis
pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung
kabupaten Brebes tahun pelajaran 2012/2013.
2. Hipotesis kedua (H2)
Strategi ekpositori efektif dalam meningkatkan kemampuan
menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6
Bantarkawung kabupaten Brebes tahun pelajaran 2012/2013
3. Hipotesis ketiga (H3)
Ada perbedaan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi
inkuiri dalam menulis pengalaman pribadi lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas
VII SMP Negeri 6 Bantarkawung kabupaten Brebes tahun pelajaran
2012/2013.
Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013