BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Ketrampilan Menulis 1 ...repository.ump.ac.id/7285/3/SUEDI BAB...

41
13 BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Ketrampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis merupakan aktifitas manusia menuangkan apa yang terkandung di dalam pikirannya. Dengan menulis seseorang dapat menyampaikan apa yang menjadi gagasan maupun perasaannya kepada orang lain. Dapat dikatakan bahwa menulis adalah salah satu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Wujudnya adalah berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca (Akhadiyah,1997:1.3). Menulis adalah aktivitas berbahasa yang produktif, ekspresif, dan tidak langsung atau tidak tatap muka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005:1219) dinyatakan bahwa: “menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan”. Menulis dapat dipandang sebagai suatu proses. Sauli Takala dalam Ahmadi (1990 : 24) menyatakan, “Menulis atau mengarang adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

Transcript of BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Ketrampilan Menulis 1 ...repository.ump.ac.id/7285/3/SUEDI BAB...

13

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

A. Ketrampilan Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis merupakan aktifitas manusia menuangkan apa yang

terkandung di dalam pikirannya. Dengan menulis seseorang dapat

menyampaikan apa yang menjadi gagasan maupun perasaannya kepada

orang lain. Dapat dikatakan bahwa menulis adalah salah satu aktivitas

komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Wujudnya

adalah berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf yang bermakna

dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga

merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat

kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati

bersama oleh penulis dan pembaca (Akhadiyah,1997:1.3).

Menulis adalah aktivitas berbahasa yang produktif, ekspresif,

dan tidak langsung atau tidak tatap muka. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Depdiknas, 2005:1219) dinyatakan bahwa: “menulis adalah

melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan”.

Menulis dapat dipandang sebagai suatu proses. Sauli Takala

dalam Ahmadi (1990 : 24) menyatakan, “Menulis atau mengarang adalah

suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam

tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

14

tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat

dilihat (dibaca)”.

Selain itu, menulis dapat juga dipandang sebagai aktivitas

berkomunikasi dengan menggunakan lambang-lambang grafik. Lado

dalam Tarigan (1982:27) menyatakan, “Menulis ialah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa

yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan

gambaran grafik itu”.

Lebih lanjut, JN Hook (dalam Ahmadi,1989:325) menyatakan

bahwa menulis merupakan suatu medium yang penting bagi ekspresi diri,

untuk ekspresi bahasa, dan untuk menemukan makna. Selanjutnya, Murray

(dalam Ahmadi,1989:3) mengemukakan bahwa menulis adalah proses

berpikir yang berkesinambungan, mencobakan, dan mengulas kembali.

Sedangkan menurut Rubin (dalam Ahmadi,1989:128), menulis merupakan

proses penuangan ide dalam bentuk tertulis. Substansi retorika menulis

adalah penalaran yang baik. Ini berarti bahwa sebelum atau saat setelah

menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan secara tertulis diperlukan

keterlibatan proses berpikir.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian menulis

tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan proses berpikir

yang mempunyai sejumlah unsur yaitu mengingat, menghubungkan,

memprediksi, mengorganisasikan, membayangkan, memonitor, mereview,

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

15

mengevaluasi dan menerapkan. Melalui proses berpikir tersebut akan

terwujud suatu tulisan yang berkualitas.

2. Tujuan Menulis

Secara umum dapat dinyatakan bahwa menulis bertujuan untuk

mengungkapkan dan menyampaikan gagasan secara jelas dan efektif

kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis mempunyai suatu topik yang

hendak dibicarakannya.

Selain mempunyai tujuan yang bersifat umum itu, menulis juga

mempunyai tujuan yang bersifat khusus. Sesuai dengan bentuk-bentuk

ekspresi yang telah dikemukakan pada pembicaraan terdahulu, tujuan

khusus menulis dapat dibagi menjadi empat macam, yakni :

(1) menjelaskan atau menerangkan

(2) menimbulkan citra yang sama dengan yang diamati oleh

penulis tentang suatu objek

(3) meninggalkan kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu

yang terjadi mulai dari awal sampai dengan akhir cerita

(4) menyakinkan atau mendesak pembaca sehingga mengubah

pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan keinginan penulis.

Dalam praktiknya tujuan-tujuan khusus itu sering bertumpang

tindih, dan setiap orang mungkin menambah tujuan-tujuan lain yang belum

tercakup ke dalam salah satu jenis tujuan di atas. Namun, dalam

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

16

kebanyakan tulisan ada satu tujuan khusus yang dominan. Yang dominan

itulah yang menjadi nama atas keseluruhan tujuan itu.

Orang menulis mempunyai maksud dan tujuan yang bermacam-

macam, misalnya memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau

mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan mengutarakan atau

mengekspresikan perasaan atau emosi (Tarigan, 1986:23). Meskipun

tujuan menulis sangat beragam. Hart dan Reinking berpendapat, tujuan

umum menulis hanya dua yaitu menginformasikan (to inform) dan me-

yakinkan (to persuade). Gie juga berpendapat bahwa tujuan ornag

mengarang pada dasarnya ada dua tipe, akan tetapi pendapat Gie berbeda

dengan pendapat Hart dan Reinking tersebut, karena menurutnya dua tipe

tujuan mengarang itu adalah (1) memberi informasi, memberitahukan

sesuatu, dan (2) memberi liburan, menggerak-kan hati (Gie, 1992:24).

Secara umum seseorang yang menulis memiliki empat tujuan,

yaitu: untuk menginformasikan, membujuk, mendidik dan menghibur.

Dari empat tujuan tersebut, tujuan pertama dan utama dari menulis adalah

menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun peristiwa

termasuk pendapat, dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa

tersebut agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan

pemahaman baru tentang berbagai hal yang terdapat maupun yang terjadi

di muka bumi ini.

Secara umum hakikat keterampilan berbahasa memang

berorientasi pada pelatihan penggunaan bahasa dan pada siswa sebagai

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

17

subyek belajar. Tujuan primer pembelajaran keterampilan berbahasa

Indonesia adalah peningkatan kemampuan siswa dalam penggunaan

bahasa Indonesia untuk berbagai tujuan, keperluan dan keadaan

(Budinuryanta dkk, 1997:1.4-1.7). Hal tersebut sesuai dengan salah satu

rambu-rambu pemelajaran bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa

belajar bahasa pada hakikatnya belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik

secara lisan maupun tertulis.

3. Jenis Tulisan

Dari berbagai tujuan menulis, dapatlah dikatakan bahwa bentuk-

bentuk atau jenis tulisan akan mengarah pada jenis tulisan yang bersifat

menginformasikan, membujuk, mendidik dan menghibur. Jenis-jenis

tulisan seperti itu dalam du-nia tulis menulis lebih dikenal dengan narasi,

deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi (Akhadiah, dkk, 1989:14-5).

a. Narasi adalah jenis tulisan/wacana yang menceritakan proses kejadian

suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang

sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan atau

rangkaian terjadinya sesuatu hal. Ben-tuk tulisan ini dapat ditemukan

misalnya pada karya prosa atau drama, biografi atau otobiografi,

laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan

sesuatu.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

18

b. Deskripsi (pemeran) adalah jenis tulisan yang melukiskan atau

menggambar-kan sesuatu berdasarkan kesan – kesan dari pengamatan,

pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah

menciptakan atau memungkinkan terjadinya imajinasi (daya khayal)

pembaca, sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami dan

merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.

c. Eksposisi atau pemaparan adalah jenis tulisan yang dimaksudkan

untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal

yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan

pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada

maksud mempengaruhi pikiran, perasaan dan sikap pembacanya.

Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa

yang disampaikannya.

d. Argumentasi adalah jenis tulisan yang dimaksudkan untuk

meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh

penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran

pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis dan

sistematis disertai bukti-bukti yang ada untuk memperkuat

keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya, sehingga dapat

menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.

Contoh karangan seperti ini adalah hasil penilaian, pembelaan dan

timbangan buku.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

19

e. Persuasi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi

sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan

penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat

rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu pembenaran, persuasi

lebih menggunakan pendekatan emosional. Seperti argumentasi,

persuasi juga menggunakan bukti-bukti atau fakta. Hanya saja, dalam

persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang

dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca,

bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar.

Dari uraian di atas dapatlah dikatakan apapun wujud sebuah

tulisan, di dalamnya akan terdapat fakta, emosi, sikap dan isi pikiran

seorang penulis. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Hadiyanto (2001:9-10)

yang menyatakan bahwa apapun juga motivasinya, tulis menulis selalu

selalu berhubungan dengan usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh

seorang penulis untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi

pikirannya secara jelas dan efektif, kepada pembaca. Selanjutnya

dikatakan bahwa menulis akan berbeda dengan mengarang. Menulis buah

karnya berupa tulisan non-fiksi, sedangkan mengarang buah karyanya

berupa tulisan fiksi seperti cerpen, cerbung atau novel, yang umumnya

dihasilkan oleh para sastrawan.

Klasifikasi yang berbeda dibuat oleh Adelstein dan Piva.

Mereka membuat klasifikasi tulisan berdasarkan nada (voice). Berdasarkan

nada, terdapat enam jenis tulisan yakni (1) tulisan bernada akrab, (2)

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

20

tulisan bernada informatif, (3) tulisan bernada menjelaskan, (4) tulisan

bernada argumentatif, (5) tulisan bernada mengkritik, dan (6) tulisan

bernada otoritatif (Tarigan, 1986:28-29).

4. Hakikat Pembelajaran Keterampilan Menulis

Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai fungsi

yang sejalan dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa rasional

dan bahasa negara. Ada lima fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia, yaitu sebagai sarana (1) pembinaan kesatuan dan persatuan

bangsa, (2) peningkatan pengetahuan dan kete-rampilan berbahasa

Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3)

peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia untuk

meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (4)

penyebarluasan pe-makaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai

keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) pengembangan penalaran

(Depdikbud, 2003:76).

Hakikat pembelajaran keterampilan berbahasa memang

berorientasi pada pelatihan penggunaan bahasa dan pada siswa sebagai

subyek belajar. Tujuan primer pembelajaran keterampilan berbahasa

Indonesia adalah peningkatan kemampuan siswa dalam penggunaan baha-

sa Indonesia untuk berbagai tujuan, keperluan dan keadaan (Budinuryanto

dkk, 1998:141). Hal tersebut sesuai dengan salah satu rambu pembelajaran

bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

21

belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

dengan Bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal itu

dikemukakan di dalam kurikulum (Depdikbud, 1993:21).

Orientasi pada pelatihan penggunaan bahasa diandai oleh adanya

kegiatan yang secara langsung melatih siswa berbahasa yang mendominasi

sebagaian besar waktu belajar. Sedikitnya, dua pertiga dari waktu belajar

digunakan berlatih berbahasa (Budinuryanto dkk, 1998:105).

Dalam kegiatan menulis, siswa perlu disadarkan bahwa ada

berbagai kemungkinan cara penataan atau penyusunan kata. Oleh karena

itu, penting sekali siswa mendapat kesempatan saling membaca hasil

tulisan sesama teman. Dalam kegiatan menulis termasuk kegiatan

menemukan kesalahan dalam menulis (dalam berbagai bidang: ejaan,

tanda baca, kelengkapan dan kejelasan kalimat, pemilihan kata) dan cara

memperbaikinya (Purwo, 1997:7-8).

Kegiatan yang mendukung peningkatan keterampilan menulis

adalah kegiatan banyak membaca (Purwo, 1997:7-8). Semi (1990:8)

berpendapat penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kemampuan

membaca dan menyimak memberi tiga keuntungan bagi kemampuan

menulis, yaitu (1) dapat memperoleh ide, yaitu memperkaya ide dari

berbagai sumber informasi, (2) dapat mengetahui selera pembaca, (3)

dapat belajar menulis dengan jalan pintas. Orang tidak mungkin menjadi

penulis yang baik bila sebelumnya tidak memiliki kemampuan membaca

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

22

dan menyimak yang baik. Selain itu, kegiatan menulis sama sekali tidak

dipisahkan dengan kegiatan membaca dan menyimak (Semi, 1990:8-9).

Kegiatan menulis dapat dipadukan dengan kegiatan membaca,

misalnya melanjutkan isi teks yang belum selesai, merangkai sejumlah

kalimat yang belum tertata secara urut dan runtut sehingga menjadi

paragraf yang baik atau menata kembali urutan paragraf.

Akhadiah dkk (1989:2-3) berpendapat proses menulis terdiri dari

tiga tahap yaitu tahap prapenulisan, penulisan, dan revisi. Ketiga tahap

tersebut menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Akan tetapi, dalam

praktiknya, ketiga tahap penulisan itu tidak dapat dipisahkan secara jelas,

dan sering bertumpang tindih.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kedua setelah

berbicara dalam komponen pembelajaran penggunaan. Pembelajaran

menulis merupakan pembelajaran keterampilan penggunaan bahasa

Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampilan ini merupakan hasil dari

keterampilan menyimak, berbicara dan membaca.

Dalam pembelajaran menulis perlu diperhatikan prinsip-prinsip

pembelajarannya yang meliputi: (1) menulis tidak dapat dipisahkan dari

membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan

membaca terjadi serempak, (2) pembelajaran menulis adalah pembelajaran

disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pembelajaran menulis adalah

pembelajaran tata tulis atau ejaan bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

23

menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai

dengan menulis ilmiah.

5. Metode Pembelajaran Keterampilan Menulis

Metode pembelajaran bahasa, khususnya menulis telah

mengalami perkem-bangan yang pesat. Dengan hadirnya metode

humanistik, pembelajaran bahasa semakin mendekati harapan. Dalam

pembelajaran menulis kini muncul empat metode yang bagus untuk

kegiatan tersebut. Keempat metode itu adalah (1) community Language

Learning, yakni belajar bahasa secara berkelompok. (2) Metode

Suggestopedy, yaitu pembelajaran diciptakan dengan suasana yang alami

(3) Metode Total Physical Response, yaitu pembelajaran dengan

mendengar pesan lisan guru dan kemudian meresponnya. (4) metode The

Silent Way, yakni guru banyak diam dalam memberikan instruksi

(Kormen, 1997:6-7).

Penyelenggaraan pembelajaran bahasa senantiasa dipengaruhi

oleh pendekatan tertentu dalam ilmu bahasa. Terkadang seluruh

penyelenggaraan pembelajarannya bahkan dirancang atas dasar

pendekatan yang digunakan sebagai acuan pokok itu. Pendekatan itu akan

mempengaruhi penentuan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan

bahan pembelajaran dan sebagainya (Djiwandono, 1997:7).

Beberapa pendekatan yang berpengaruh besar dalam

pembelajaran bahasa adalah pendekatan struktural, pendekatan kognitif

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

24

dan pendekatan komunikatif. Pendekatan struktural menitikberatkan

pembelajaran bahasa pada pengetahuan atau kaidah tata bahasa.

Pembelajaran materi pelajaran berupa butir-butir gramatikal (tata bahasa)

yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan. Pendekatan ini memberi

kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa (Muchlisoh

dkk, 1992:7). Beberapa metode pembelajaran bahasa yang lahir berlatar

belakang pendekatan struktural misalnya metode langsung (direct method)

yang juga dikenal dengan berbagai nama yaitu New Method, reform

method, natural method, oral method, metode berlitz (Berlitz Method)

metode membaca (Reading method), metode pembelajaran.

Metode pembelajaran bahasa yang berhubungan dengan

pembelajaran keterampilan menulis di sekolah dasar dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian, yakni metode menulis permulaan dan metode menulis

lanjutan.

Kurikulum tidak menyajikan secara khusus dan menyarankan

pemakaian metode tertentu. Hal ini mengandung maksud agar guru dapat

memilih metode yang dianggap tepat, sesuai dengan tujuan, bahan, dan

keadaan siswa (Depdikbud, 2003: 27). Meskipun demikian, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan beberapa buku petunjuk yang

menginformasikan berbagai metode pembelajaran bahasa yang dapat

digunakan.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

25

6. Tahapan Menulis

Kegiatan menulis meliputi serangkaian aktivitas yang

berkesinambungan. Sebagaimana dikemukakan Tompkins (1994:126)

rangkaian kegiatan atau tahapan menulis yaitu pra-penulisan,

pemburaman, perbaikan, penyuntingan, dan pempublikasi. Sedangkan

menurut Britton (dalam Tompkins, 1994:8) rangkaian aktivitas itu meliputi

konsepsi (conception), inkubasi (incubation), dan produksi (production).

Rangkaian aktivitas dalam proses menulis ini tidak bersifat mutlak dan

konstan, tetapi bersifat fleksibel dan luwes. Lebih lanjut, diyatakan babwa

rangkaian aktivitas tersebut tidak dilaksanakan secara linier, tetapi bersifat

rekursif-simultan. Artinya secara simultan penulis senantiasa dapat

melakukan pemaduan antar-tahap yakni dengan cara pada satu tahapan

menulis dilakukan, penulis dapat kembali pads tahapan sebelumnya.

Tahapan-tahapan dalam menulis sebagaimana dikemukakan Arief

(2006:22-23) sebagai berikut.

a. Tahap pra-menulis meliputi memilih tema, memilih topik/subtopik,

mengumpulkan dan mengorgnisasikan bahan, menentukan tujuan

tulisan, menentukan sasaran tulisan, menentukan bentuk/jenis tulisan,

b. Tahap pengedrapan/pemburaman meliputi menentukan komposisi topik

dan subtopik, menentukan ide pokok dan pengembang, menyusun

kerangka tulisan, mengembangkan kalimat utama dan pengembang,

mengembangkan paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

26

c. Tahap perevisian/perbaikan meliputi mencermati kembali hasil tulisan,

menandai bagian yang kurang tepat, merubah bagian yang kurang tepat

sesuai dengan kerangka, bentuk serta tujuan tulisan, membandingkan

hasil perbaikan dengan draft/buram awal.

d. Tahap penyuntingan/pengeditan meliputi meneliti kembali keutuhan

dan kepaduan tulisan, menandai kesalahan teknis kebahasaan,

menghilangkan atau menambah bagian dalam tulisan, dan membetulkan

kesalahan teknis kebahasaan.

e. Tahap penyajian/pemublikasian meliputi mengkreasikan unsur-unsur

formal tulisan, jenis, bentuk, dan ukuran huruf (besar-kecil),

mengembangkan media publikasi tulisan jenis dan bentuk sarana

(audio, visual, audio visual).

7. Penilaian Keterampilan Menulis

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses

dan hasil program kegiatan telah sesuai dengan tujua atau kriteria yang

telah ditetapkan. Penilaian dapat dilakukan secara tepat jika kita tersedia

data yang berkaitan dengan objek penilaian. Untuk memperoleh data

tersebut diperlukan alat penilaian yang berupa peng-ukuran. Penilaian dan

pengukuran merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan.

Keberhasilan merupakan harapan setiap orang. Demikian juga

bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Keberhasilan tersebut

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

27

akan dapat diketahui dengan melakukan penilaian atau evaluasi (Pujiati

dan Rahmina,1997:1.1).

Penilaian merupakan salah satu subsisten yang penting dalam

sistem pendidikan. Penilaian termasuk komponen penting dalam sistem

pendidikan karena mencerminkan perkembangan atau kemajuan

pendidikan dari satu waktu ke waktu lain. Selain itu, melalui penilaian

dapat dibandingkan tingkat pencapaian prestasi hasil belajar antara satu

sekolah dengan sekolah atau wilayah lainnya.

Menurut Depdikbud penilaian merupakan serangkaian kegiatan

untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan

hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan. Pada dasarnya, yang dinilai adalah program, yaitu

suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, lengkap dengan

rincian tujuan dari kegiatan tersebut.

Penilaian proses dan hasil belajar bertujuan untuk menentukan

ketercapaian tujua pendidikan dan atau tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan dalam kurikulum, garis-garis besar program pembelajaran, atau

dalam perangkat perencanaan kegiatan pembelajaran lainnya (Depdikbud,

2003:2).

Penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh

guru sebagai bagian dari system pengajaran yang direncanakan dan

diimplementasikan di kelas. Komponen-komponen pokok penilaian

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

28

meliputi pengumpulan informasi, interpretasi terhadap informasi yang

telah dikumpulkan, dan pengambilan keputusan. Ketiga komponen itu kait

mengait dan sebelum melakukannya guru harus menentukan atau

merumuskan tujuan penilaian.

Tujuan dan fungsi penilaian khususnya penilaian hasil belajar

dapat bermacam, yang antara lain adalah: (1) mengetahui ketercapaian

tujuan pembelajaran, (2) mengetahui kinerja berbahasa siswa, (3)

mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4)memberikan umpan balik

(feedback) terhadap peningkatan mutu program mutu program

pembelajaran, (5) menjadi alat pendorong dalam meningkatkan

kemampuan siswa, (6) menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan

jurusan, kenaikan kelas, atau kelulusan, (7) menjadi alat penjamin,

pengawasan, dan pengendalian mutu pendidikan. Lebih dari itu, penilaian

hasil belajar yang dilakukan secara sistematis merupakan bentuk

akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat.

Alata penilaian yang baik harus memiliki kriteria atau ciri-ciri

terpercaya (reliable), tepat (valid), dan praktis (Nuraini dalam Supriyadi

dkk, 1992:375). Dikatakan terpercaya (reliable) apabila hasil penelitian

dengan alat itu pada siswa yang sama beberapa kali pada siswa yang sama

dalam beberapa kali penilaian hasilnya hampir sama, dengan tingkat

kesalahan kurang dari 5% (Pujiarti dan Rahmina, 1997:8.7).

Alat penelitian disebut tepat (valid) apabila mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur, dengan kata lain, alat ukur tersebut memenuhi

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

29

fungsinya sebagai alat ukur. (Pujiarti dan Rahmina, 1997:8.4). Dengan

kata lain alat ukur tersebut mampu memenuhi fungsinya sebagai alat ukur.

Menurut Pujiati dan Rahmina (1997:8.4) ada tiga jenis ketepatan

atau validitas, yaitu

(1) validitas isi (content validity),

(2) validitas kriteria terkait (criterian related validity),

(3) dan validitas konstruk (construct validity).

Amran Halim dkk. (1974:31-34 dan Nuraeni dalam Supriyadi

dkk. (1992:56) menyebut ada validitas isi, validitas empiris (empirical

validity) dan validitas bentuk (face validity).

Validitas isi maksudnya ialah validitas yang menunjukkan suatu

alat ukur mampu mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi yang

harus diukur (Pujiati dan Rahmina, 1997:8.4), atau mampu mengukur

bidang aspek keterampilan yang hendak diukur (Nuraeni dalam Supriyadi

dkk. 1992:375). Validitas kriteria terkait (ada yang menyebut dengan

istilah validitas empiris atau validitas pragmatis) adalah validitas alat ukur

ditinjau dari hubungan alat ukur yang sedang disusun dengan alat ukur lain

yang dianggap sebagai kriteria. Apabila kriterianya tersebut pada waktu

yag bersamaan disebut validitas konkuren, sedangkan apabila kriterianya

terdapat pada waktu yang akan datang maka disebut validitas prediktif

(Pujiati dan Rahmina, 197:8.6). Validitas konstruk adalah validitas yang

didasarkan pada konsep, logika atau konstruk suatu teori (Pujiati dan

Rahmina, 1997:8.6). Validitas bentuk adalah validitas berdasarkan

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

30

perwajahan dari susunan soal (Nuraeni dalam Supriyadi dkk., 1992:376).

Selain harus terpercaya (reliable) dan valid, alat ukur yang baik juga

harus praktis, objektif dan baku. Praktis maksudnya mudah digunakan,

hemat dalam biaya dan mudah diadministrasikan. Objektif artinya

pemberian skor tidak terpengaruh oleh siapa yang melakukannya dan siapa

yang diberi skor. Baku berarti petunjuk mengerjakan soal, cara memberi

skor, cara menerjemahkan hasil pengukuran menjadi bilangan, dan cara

menafsikan pengukuran menggunakan bentuk yang baku atau dianggap

baku (Pujiati dan Rahmina, 1997:8.11-8.12).

Penyelenggaraan pembelajaran bahasa selalu dipengaruhi oleh

pendekatan tertentu dalam ilmu bahasa. Penggunaan pendekatan tertentu

akan mempengaruhi penentuan tujuan pembelajaran, metode

pembelajaran, dan pengembangan alat evaluasi yang akan digunakan

(Djiwandono, 1997:7).

8. Pengalaman pribadi sebagai bentuk tulisan deskripsi

Seiring dengan adanya tujuan rnenulis memunculkan lima jenis

wacana dalam sistem retorika, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi,

dan argumentasi. Narasi bertitik tolak untuk menceritakan peristiwa,

deskripsi bertolak melukiskan kesan dan hasil observasi, eksposisi

mengarah pada pemaparan suatu masalah, persuasi berorientasi untuk

membujuk, dan argumentasi berangkat dari keinginan mempertahankan

gagasan.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

31

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata

suatu benda, tempat, suasana, dan keadaan (Marahimin, 2001:45). Seorang

penulls deskripsi mengharapkan pernbacanya, melalui tulisannya, dapat

`melihat' apa yang dilihatnya, dapat `mendengar' apa yang didengamya,

`mencium' apa yang diciumnya, ‘mencicipi' apa yang dimakannya,

`merasakan' apa yang dirasakannya, serta sampai pada 'kesimpulan' yang

sama dengannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan

hasil dari observasi melalui panca indera yang disampaikan melalui kata-

kata.

Ada berbagai cara untuk menuliskan deskripsi, dan perbedaan-

perbedaannya timbul karena pada dasamya tidak ada dua orang manusia

yang mempunyai pengamatan yang sama, dan tujuan pengamatannya juga

berbeda-beda. Bentuk deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu deskripsi

ekspositoris dan deskripsi impresionitis (Marahimin, 2001:47).

Deskripsi ekspositoris merupakan deskripsi yang sangat logis,

yang isinya pada umumnya merupakan daftar rincian yang disusun

menurut sistem dari urutan-urutan logis objek yang diamatinya. Deskripsi

ini juga sering dikatakan sebagai deskripsi dengan pengembangan ruang

atau spasi. Adapun deskripsi impresionistis, sering juga disebut dengan

deskripsi simulatif, merupakan deskripsi untuk menggambarkan impresi

penulisnya atau untuk menstimulir pembacanya.Berbeda dengan deskripsi

ekspositoris yang sangat terikat pada objek atau proses yang dideskripsi-

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

32

kan, deskripsi impresionitis mpresionitis lebih menekankan impresi atau

kesan penulisnya.

Ketika dalam deskripsi ekspositoris dipakai urutan-ururtan logika

atau urutan-urutan peristiwa objek yang dideskripsikan, maka dalam

deskripsi impresionitis urutan-urutan yang dipakai adalah menurut kuat

lemahnya kesan penulis terhadap bagian-bagian objek tersebut. Dalam

prakteknya, seorang penulis dapat mengkombinasikan dua cara deskripsi

di atas.

B. Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. Konsep dan Prinsip Strategi Pembelajaran Inkuiri

a. Konsep Strategi Pembelajaran Inkuiri

Menurut Hamruni (2012:88-90), strategi pembelajaran inkuiri

(SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab

antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan

strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein

yang berarti saya menemukan.

Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) berangkat dari asumsi

bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk

menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

33

alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala

sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan

indra-indra lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara

terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya.

Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull)

manakala didasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi

inkuiri dikembangkan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi

pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada

aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,

artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subyek belajar.

Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai

penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi

mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran

itu sendiri.

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan

untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang

dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap

percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran

inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi

sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

34

Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses

tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru

dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam

melakukan inkuiri.

Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri

adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis,

dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai

bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi

pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi

pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi

yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum

tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal;

namun sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan

berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.

Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan

utama pembelajaran melalai strategi inkuiri adalah menolong siswa

untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan

berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan

jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari

pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student

centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

35

siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses

pembelajaran.

b. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Adapun prinsip-prinsip dalam menggunakan strategi inkuiri

adalah:

1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari

pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.

Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil

belajar juga berorientasi pada proses belajar.

2) Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses

interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan

guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.

Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru

bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan

atau pengatur interaksi itu sendiri.

3) Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam

menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya.

Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada

dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal

ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri

sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

36

dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan

mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat

sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning

how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.

Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak

secara maksimal.

5) Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah

pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai

hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah

menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan

kebenaran hipotesis yang diajukannya.

2. Prosedur Pelaksanaan Strategi Inkuiri

Prosedur pelaksanaan strategi inkuiri adalah sebagai berikut.

a. Orientasi

Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan

agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan

tahapan preparation dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE)

sebagai langkah untuk mengondisikan agar siswa siap menerima

pelajaran, pada langkah orientasi dalam SPI, guru merangsang dan

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

37

mengajak siswa berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan orientasi

tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan

kemampuannya dalam memecahkan masalah tanpa kemauan dan

kemampuan itu tidak akan mungkin proses pembelajran akan beralan

dengan lancar.

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa

pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan

adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan

teka-teki. Prosesn pencarian awaban itulah yang sangat penting dalam

strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan

memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya

mengmbangkan mental melalui proses berpikir.

c. Mengajukan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada

dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Salah satu cara yang

dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak

(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai

pertanyan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan

jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan

kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

38

d. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring infirmasi

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajuakan. Dalam

strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses

mental yang sangat penting dalam pengmbangan intelektual. Oleh

sebab itu tugas dan peran guru tahapan ini adalah mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir

mencari informasi yang dibutuhkan.

e. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji

hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang

diberikan. Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya

berdasarkan argumentasi, akan tetapiharus didukung oleh data yang

ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Oleh

karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat hendaknya guru

mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Adapun tahapan pembelajaran dengan strategi inkuiri dapat

dikemukakan sebagai berikut.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

39

a. Tahapan pertama :

1) menyajikan masalah

2) menjelaskan prosedur inkuiri

3) menyajikan sistuasi yang bertentangan atau berbeda.

b. Tahapan kedua :

1) mengumpulkan dan mengkaji bahan

2) memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi Memeriksa

hat-hat yang terjadi pada objek

c. Tahap ketiga :

1) mengkaji data dan eksperimental

2) mengisolasi variabel yang sesuai

3) merumuskan hipotesis dan mengujinya

d. Tahap keempat :

1) mengorganisasikan dan merumuskon kesimpulan

2) menarik kesimpulan

e. Tahap kelima :

1) menganalisis proses inkuiri

2) menganalisis prosedur inkuiri dan mengembangkan prosedur yang

lebih efektif

Sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang perlu

dipertimbangkan, yakni (1) interaksi antara guru dan siswa, dan (2) pesan

guru. Interaksi antara guru dan siswa mengarah pada prosedur kerja sama

antara guru-siswa, siswa¬siswa, dan siswa-guru. Pesan guru dalam

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

40

penerapan strategi ini adalah sebagai: (a) fasilitator yang menciptakan

kondisi belajar kondusif, (b) motivator yang senantiasa mendorong siswa

untuk aktif dalam belajar, dan (c) informan yang menyediakan berbagai

keperluan informasi bagi siswa.

3. Pembelajaran Deskripsi Melalui Strategi Inkuiri

Berkaitan dengan implementasi strategi inkuri dalam pembelajaran

menulis pengalaman pribadi di sekolah menengah pertama, maka langkah-

langkah yang diternpuh guru melipui, lima tahap sebagai berikut.

a. Merumuskan Masalah

Pada awalnya guru menjelaskan arah dan tujuan

pembelajaran yang dilakukan bersama. Guru memperkenalkan

substansi pembelajaran melalui teks wacana tulisan pengalaman

pribadi yang dibagikan oleh guru ataupun yang telah dibawa oleh

siswa. Melalui pengantar guru tersebut mulai muncul kesadaran siswa

tentang sesuatu yang akan dipelajari. Kesadaran tersebut terekam

dalam benak siswa dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.

Pada saat inilah muncul permasalahan dan upaya/motivasi

siswa untuk mecahkan permasalahan tersebut melalui belajar.

Kemudian guru mengajukan pertanyan lanjutan, misalnya

mengapa kalian ingin mengetahui masalah-masalah itu? Terdiri dari

atau dapat diklasifikasikan termasuk dalam kategori masalah apa?

Bagaimana cara pemecahannya? Sebagai akhir tahap ini, guru

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

41

meminta dan mengarahkan siswa untuk mencermati kembali masalah-

masalah yang sudah ditulis. Hal ini penting untuk proses belajar pada

tahap selanjutnya.

b. Menetapkan Jawaban Sementara

Pada tahap ini siswa diberi motivasi untuk memberi

penjelasan atau jawaban terhadap masalah-masalah tentang

pengalaman pribadi. Siswa diberi tugas baik indivudual maupun

kelompok untuk memberi jawaban atau pernecahan masalah tersebut.

Untuk membantu siswa merumuskan hipotesis atau jawaban

sementara, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.

c. Pengumpulan Data

Pengumpulan data oleh siswa berkaitan dengan meneruskan

atau meninggalkan jawaban sementara. Guru perlu menginfomasikan

kepada siswa untuk menggunakan berbagai media belajar sebagai

sumber belajar. Kegiatan siswa dapat dilakukan secara individual

maupun kelompok. Selama tahap ini untuk mengetahui kemajuan

belajar siswa, guru meminta secara berkala siswa melaporkan basil

pengumpulan informasinya.

d. Mengkaji Jawaban

Untuk mengkaji hasil kerja siswa menyelesaikan masalah-

masalah yang berkaitan dengan pengalaman pribadi, guru

membimbing siswa untuk saling menukar basil pekerjaan. Masing-

masing siswa mengoreksi berbagai aspek hasil kerja siswa lainnya

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

42

sesuai dengan rambu-rambu yang dikemukakan guru. Jawaban-

jawaban yang telah sesuai (disertai bukti-bukti yang kuat) diberikan

penguatan, sedangkan yang tidak diberikan catatan perbaikannya.

e. Menarik Kesimpulan

Para siswa dengan bimbingan guru mencoba untuk

mengkombinasikan saran yang dituliskan dengan tujuan masing-

masing memecahkan masalah. Berkaitan dengan pengalaman pribadi,

maka masalah-masalah yang dimaksud adalah struktur. judul isi,

struktur kebahasaan (kosakata, ejaan, tanda baca, unsur serapan,

kalimat, paragraf, kelengkapan isi).

Siswa dipandu guru untuk menarik generalisasi mikro, yakni

berkaitan dengan pengalaman pribadi yang dimiliki secara individual

dan generalisasi makro, kesimpulan ahir tentang berbagai aspek

tulisan pribadi mulai dari perencanaan, penyusunan, sampai penilaian.

4. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Inkuiri

Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak

dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

a. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara

seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap

jauh lebih bermakna.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

43

b. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar

sesuai dengan gaya belajarmereka.

c. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar

adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki

kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan

belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam

belajar.

Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga

mempunyai kelemahan, di antaranya:

a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan

kebiasaan siswa dalam belajar.

c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu

yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan

waktu yang telah ditentukan.

Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit

diimplementasikan.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

44

C. Strategi Pembelajaran Ekspositori

1. Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

a. Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari

seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa

dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini

materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Strategi ini

merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi

kepada guru ( teacher centered ). Fokus utama strategi ekspositori ini

adalah kemampuan akademik ( academic achievement ). Terdapat

beberapa karakteristik strategi ekspositori . Pertama, dilakukan dengan

cara menyampaikan materi secara verbal, artinya bertutur secara lisan.

Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi yang

sudah jadi, seperti data, fakta dan konsep.

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

1) Berorientasi pada tujuan, sebelum strategi ini diterapkan terlebih

dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas

dan terukur. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk

tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi

yang harus dicapai oleh siswa.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

45

2) Prinsip komunikasi, pesan yang disampaikan (materi pelajaran)

yang akan disampaikan diorganisir dan disusun sesuai dengan

tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru

berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai

penerima pesan.

3) Prinsip kesiapan, kesiapan adalah hukum belajar dimana inti dari

hukum belajar adalah setiap individu akan merespon dengan cepat

dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah ada kesiapan,

dan sebaliknya.

4) Prinsip berkelanjutan, proses pembelajaran ekspositori harus dapat

mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih

lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan

tetapi juga untuk waktu selanjutnya.

2. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

a. Rumuskan tujuan yang ingin dicapai

Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk

perubahan tingkah laku yang spesifik yang berorientasi pada hasil

belajar. Malalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dala

menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi

penggunaan stratergi ini.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

46

b. Kuasai materi pelajaran dengan baik

Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan

diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas, ia akan

bebas bergerak, berani menatap siswa, tidak takut dengan perilaku –

perilaku siswa yang dapat menggangu jalannya proses pembelajaran.

c. Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses

penyampaian

Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat

mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses

penyajian materi pelajaran. Yang perlu dikenali adalah pertama, latar

belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi pelajaran,

misalnya kemampuan dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan

materi yang akan disampaikan, minat dan gaya belajar siswa. Kedua,

kondisi ruangan, baik menyangkut luar dan besarnya ruangan,

pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu

sendiri.

Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu :

1). Persiapan (preparation), tujuan yang ingin dicapai dalam

melakukan persiapan adalah :

a) membangkitkan gairah belajar siswa

b) membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar

c) merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa

d) menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

47

2). Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di

antaranya adalah :

a). memberikan sugesti pada siswa

b). menyampaikan tujuan belajar yang akan dicapai

c). mengingatkan siswa pada pengetahuan yang telah dimiliki

Penyajian (presentation), yang harus dipikirkan oleh setiap guru

adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap

dan dipahami oleh siswa.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

1). penggunaan bahasa

2). intonasi suara

3). menjaga kontak mata dengan siswa

4). menggunakan canda yang menyegarkan

Korelasi (correlation), adalah langkah menghubungkan materi

pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal – hal lain yang

memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur

pengetahuan yang telah dimilikinya.

Menyimpulkan (generalization), menyimpulkan adalah tahapan

untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan.

Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang

kebenaran suatu paparan sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan

penjelasan guru.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

48

Menerapkan (aplication), langkah aplikasi adalah langkah unjuk

kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Teknik

biasa dilakukan adalah dengan membuat tugas yang relevan dengan materi

yang telah disajikan dan dengan memberikan tes yang sesuai dengan

materi pelajaran yang telah disajikan.

3. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori

a. Keunggulan

1) Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran,

sehingga ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai

bahan pelajaran yang disampaikan.

2) Sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa

cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar

terbatas.

3) Siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi

pelajaran sekaligus siswa dapat melihat atau mengobservasi

(melalui demonstrasi).

4) Bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

b. Kelemahan

1) Hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki

kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

49

2) Tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik

perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, bakat, serta

perbedaan gaya belajar.

3) Strategi ini banyak diberikan melalui ceramah sehingga akan sulit

mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi, hubungan

interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.

4) Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada apa yang dimiliki

guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,

antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti

kemampuan mengelola kelas.

Gaya komunikasi strategi ini lebih banyak terjadi satu arah, maka

kesempatan utnuk mengontrol pemahaman siswa akan materi

pembelajaran akan sangat terbatas pula.

Karena kelemahan-kelemahan di atas, maka sebaiknya dalam

melaksanakan strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik

mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan maupun mengenai hal –

hal lain yang dapat mempengaruhi kelancaran proses presentasi.

D. Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, penulis ungkapkan sebuah

penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Yakni sebuah penelitian yang

dilaksanakan oleh Suyono tahun 2010 tentang penggunaan strategi

pembelajaran inkuiri dan ekspositori. Dari hasil penelitian tersebut yang

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

50

memakai judul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil

Belajar PKN Siswa SMP Negeri 1 dan 2 Gedangan Sidoarjo Yang Memiliki

Tingkat Motivasi Belajar Yang Berbeda”, tersebut telah diteliti pengaruh

penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dan ekspositori terhadap hasil hasil

belajar PKN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa

strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika

dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

Penelitian lainnnya yang dilakukan oleh Sriyati dalam tesis yang

ditulis pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran

Inkuiri dan Ekspositori terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi Ditinjau

dari Motivasi Belajar (Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri

Di Surakarta) Tahun Pelajaran 2011/2012” , membuktikan bahwa strategi

pembelajaran inkuiri dan ekspositori mampu meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Dalam penelitian yang dilakukan untuk membuktikan adanya

pengaruh strategi inkuiri dan ekspositori terhadap kemampuan siswa dalam

mengapresiasi puisi ditemukan bahwa strategi inkuiri lebih memiliki

pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengapresiasi puisi dibanding dengan strategi ekspositori. Hal ini

dikarenakan penerapan strategi inkuiri dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Dalam penelitiannya ini pula Sriyati membuktikan pula bahwa

strategi inkuiri terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

51

dengan peningkatan motivasi belajar tersebut akan dapat meningkatkan

penguasaan kompetensi dalam belajar.

Selanjutnya penelitian lain dilakukan oleh Halim Simatupang pada

tahun 2012 dalam tesis dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran

Inkuiri Dan Ekspositori Dikaitkan Dengan Teknik Mencatat Peta Pikiran

Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri (Min)

Medan” yang salah satu tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk

mengetahui pengaruh strategi inkuiri terhadap peningkatan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA. Dalam penelitian yang dilakukan terbukti bahwa

penerapan strategi inkuiri secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar

IPA dibandiingkan dengan startegi ekspositori.

E. Kerangka Berfikir

Penelitian ini dilandasi oleh adanya beberapa pemikiran sebagaimana

tertuang dalam skema berikut :

1. Pembelajaran keterampilan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas

VII SMP Negeri 6 Bantarkawung kabupaten Brebes merupakan salah satu

implementasi dari pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum

Bahasa Indonesia sehingga standar kompetensi, kompetensi dasar dan

indikator berdasarkan kurikulum sesuai dengan kurikulum bahasa

Indonesia sekolah menengah.

2. Strategi inkuiri dan ekspositori dapat digunakan sebagai sebagai varian

penggunaan metode pembelajaran menulis pengalaman pribadi kelas VII

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

52

SMP Negeri 6 Bantarkawung kabupaten Brebes melalui penggunaan

strategi inkuiri dan ekspositori ini siswa dapat lebih termotivasi dan kreatif

di dalam mengembangkan gagasan dalam menulis pengalaman pribadi.

3. Strategi inkuiri dan ekspositori sebagai alternatif penggunaan strategi

pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia

dalam menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP.

Adapun skema kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan pada gambar 2.1. di bawah ini.

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir

Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 6

Bantarkawung Masih Rendah

Perlu Adanya Pembanding Strategi Pembelajaran Yang Efektif

Strategi Pembelajaran

Kelas Eksperimen (Strategi Inkuiri)

Kelas Kontrol (Strategi Ekspositori)

Perbandingan

Efektifitas Dalam Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013

53

F. Hipotesis Penelitian

Untuk memperjelas arah penelitian, perlu dirumuskan hipotesis sebagai

jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Dalam penelitian ini hipotesis

yang diajukan adalah :

1. Hipotesis pertama (H1)

Strategi inkuiri efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis

pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bantarkawung

kabupaten Brebes tahun pelajaran 2012/2013.

2. Hipotesis kedua (H2)

Strategi ekpositori efektif dalam meningkatkan kemampuan

menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6

Bantarkawung kabupaten Brebes tahun pelajaran 2012/2013

3. Hipotesis ketiga (H3)

Ada perbedaan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi

inkuiri dalam menulis pengalaman pribadi lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas

VII SMP Negeri 6 Bantarkawung kabupaten Brebes tahun pelajaran

2012/2013.

Keefektifan Strategi Inkuiri..., Suedi, Program Pascasarjana UMP, 2013