BAB II SEJARAH TERBENTUKNYA ACFTA DAN DATA …eprints.umm.ac.id/39778/3/BAB II.pdfANTAR NEGARA ....
Transcript of BAB II SEJARAH TERBENTUKNYA ACFTA DAN DATA …eprints.umm.ac.id/39778/3/BAB II.pdfANTAR NEGARA ....
45
BAB II
SEJARAH TERBENTUKNYA ACFTA DAN DATA PERDAGANGAN
ANTAR NEGARA
Pada BAB II ini akan menjelaskan sejarah awal terbentuknya ACFTA, serta
prinsip, tujuan pembentukan ACFTA hingga tahapan-tahapan dari implementasi
kebijakan yang dikeluarkan oleh ACFTA. Pada BAB II ini juga akan membahas
sejarah perdagangan antara ASEAN dan China juga sejarah perdagangan antara
ASEAN dan Amerika Serikat serta data nilai perdagangan ASEAN-China dan
ASEAN-Amerika Serikat yang akan dianalisa pada BAB selanjutnya.
2.1 Pembentukan ACFTA
2.1.1 Sejarah ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement)
Pembentukan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) merupakan
perjanjian perdagangan yang dibentuk oleh negara-negara yang tergabung dalam The
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan juga China. Salah satu tujuan
membentukkan ACFTA adalah untuk menjadikan kawasan perdagangan bebas
dengan mengurangi hingga menghilangkan hambatan dalam perdagangan, baik
hambatan tarif maupun non-tarif menjadi 0%. Selain itu juga untuk membuka akses
46
pasar jasa dan juga investasi untuk meningkatkan perekonomian dan juga
kesejahteraan negara yang bergabung di dalam ACFTA.1
Awal kerjasama perdagangan dalam skema Free Trade Area antara China dan
ASEAN tidak baru saja dimulai saat menggagas pembentukan ACFTA. Hubungan
kerjasama itu sendiri diawali dengan ikut bergabungnya China di dalam ASEAN
Ministerial Meeting (AMM) pada tahun 1991 sebagai salah satu mitra dialog
ASEAN.2 Pada tahun 1996, China kembali menjadi mitra dialog bagi ASEAN pada
AMM ke 29 tahun 1996 di Jakarta.3 AMM sendiri membahas berbagai isu, seperti isu
ekonomi, isu politik dan juga isu keamanan. Pada tahun 1997, China mulai bereperan
aktif untuk ikut terlibat dalam hubungan kerjasama antara ASEAN dan juga tiga
negara Asia Timur yaitu Jepang, China dan Korea Selatan, yang disebut ASEAN+3
(APT). KTT ASEAN+3 pertama kali dilaksanakan pada Desember 1997 di Kuala
Lumpur, di mana pada saat itu kawasan Asia sedang mengalam krisis ekonomi.4
Pembentukan APT digagas oleh Presiden Korea Selatan saat itu, Kim Dae-
Jung, yang memberikan saran untuk memperluas anggota kelompok kawasan
1 Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA, Diterbitkan
oleh Direktorat Kerjasama Regional Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional pada Februari 2010,
diakses dalam http://ditjenkpi.kemendag.go.id/Umum/Regional/Win/ASEAN%20-
%20China%20FTA.pdf (23 mei 2016; 18:52 Wib). 2 Pada saat itu tidak hanya China yang menjadi mitra dialog ASEAN, ada 10 negara yang juga
bergabung seperti Australia, Jepang, Selandia Baru (1977), Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa
(1978), Korea Selatan, China, India dan Russia (1991) (Sumber : Bambang Cipto, 2007, Hubungan
Internasional Di Asia Tenggara, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hal 75-76. 3 PTRI ASEAN, Kerja Sama Asean Dan Mitra Wicara, Kementerian Luar Negeri Indonesia, diakses
dalam
http://www.kemlu.go.id/Other%20Documents/ASEAN/Kerjasama%20ASEAN%20dan%20Mitra%20
Wicara.PDF (Selasa, 11 April 2017; 19:26 Wib). 4 PTRI ASEAN, ASEAN PLUS THREE, Kementrian Luar Negeri Indonesia, diakses dalam
http://www.kemlu.go.id/ptri-asean/en/Pages/ASEAN-Plus-Three.aspx (Selasa, 11 April 2017; 22:46
WIB).
47
ekonomi bersama Jepang, China dan Korea Selatan dalam ASEAN+3.5 Tujuan
pembentukan ASEAN+3 juga untuk mendorong pertumbuhan perekonomian ASEAN
yang pada tahun 1997 hampir seluruh negara-negara ASEAN mengalami krisis
ekonomi.6 Tidak hanya itu, motivasi pembentukan ASEAN+3 juga untuk mengikuti
cepatnya laju globalisasi dan juga agar setiap negara anggota APT mendapatkan
keuntungan dari perkembangan wilayah ekonomi.7 Terbangunnya hubungan baik
antara ASEAN dan China dalam ASEAN+3 juga berdampak baik terhadap hubungan
masa depan keduanya. Hubungan antara ASEAN dan China mulai ditingkatkan lagi
dengan membentuk kerjasama yang lebih komprehensif dibidang ekonomi dalam
sebuah kerjasama perdagangan bebas yang disebut ACFTA (ASEAN-China Free
Trade Agreement).
Pada mulanya gagasan awal untuk membentuk ACFTA itu sendiri diusulkan
oleh Perdana Menteri China pada saat itu Zhu Rongji, gagasan ini juga disampaikan
langsung pada saat KTT ASEAN-China pada bulan November 2000.8 Hingga pada
bulan Oktober 2001, dikeluarkan sebuah laporan oleh China-ASEAN Expert Group
on Economic Cooperation, untuk merekomendasikan “WTO-consistent ASEAN-
China FTA within ten years”. Setelah itu para pemimpin negara-negara ASEAN dan
5 Yum K. Kwan, & Larry D. Qiu, 2010, The ASEAN+3 Trading Bloc, Journal of Economic Integration,
Vol. 25, No. 1, Seoul : Sejong Institution, Sejong University, hal 2. 6 Bambang Cipto, Op.cit, hal 76.
7 Yum K. Kwan, Op.Cit, hal 2.
8 Alyssa Greenwald, 2006, The ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA): A Legal Response To
China’s Economic Rise ?, Duke Journal of Comparative & International Law, Vol. 16, No. 1, Durham
: Duke University, Hal 197.
48
China menyetujui ide yang diberikan oleh Expert Group tersebut, dan setuju untuk
memulai negosiasi mengenai perjanjian perdagangan bebas.9
Pembentukan ACFTA diawali dengan penandatanganan ASEAN-China
Comprehensive Economic Cooperation oleh perwakilan kepala negara dari anggota
ASEAN dan juga China pada tanggal 6 November 2001 di Bandar Sri Begawan,
Brunei Darussalam.10
Hal ini menjadi penanda bahwa ASEAN dan China benar-benar
ingin memulai hubungan yang semakin kuat dalam bidang ekonomi. Langkah
selanjutnya dilakukan penandatanganan Framework Agreement on Comprehensive
Economic Cooperation between the ASEAN and People’s Republic of China yang
ditandatangani di Kamboja pada 4 November 2002, yang menjadi kerangka dasar isi
perjanjian ACFTA.11
Pada tahun 2003 hingga pada tahun 2006 dilakukan dua kali perubahan
protokol Framework Agreement ACFTA yang di mana perubahan protokol pertama
terjadi pada 6 Oktober 2003 ditandatangani di Bali dan perubahan kedua
ditandatangani pada tanggal 8 Desember 2006.12
Setelah dilakukan negosiasi dan
penandatanganan Framework Agreement dari tahun 2001 hingga 2006, kemudian
persetujuan untuk pengesahan Trade in Goods Dispute Settlement Mechanism
Agreement ditandatangani pada tanggal 29 November 2004, di Viantine, Laos.
Sedangkan untuk jasa ditandatangani di Cebu, Filipina pada tahun 2007 pada saat
9 Ibid
10 Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, Op.Cit.
11 Ibid
12 Ibid
50
Pembentukkan ACFTA menjadi sebuah batu loncatan bagi ASEAN untuk
terus meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Ada beberapa alasan mengapa
ASEAN harus mengembangkan perjanjian perdagangan bebas bersama China.15
Pertama, Peluang perdagangan dan potensi yang tersedia dengan China. Walaupun
pada tahun 1995 hingga pada tahun 2000, perdagangan antara ASEAN dan juga
China terhitung masih sangat kecil, namun perdagangan tersebut terus bertumbuh.
Selain itu, China juga merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk ASEAN,
dengan banyaknya populasi penduduk China pada tahun 2000 sebesar 1,263 milyar
penduduk hingga pada tahun 2016 sebesar 1,379 milyar penduduk.16
Kedua,
meningkatkan daya tarik ASEAN terhadap FDI. Ketiga, Peningkatan efisiensi dan
produktivitas ekonomi sendiri. Keempat, kesempatan untuk mempromosikan
stabilitas regional.
Perjanjian perdagangan bebas ACFTA merupakan upaya China untuk
membendung ketakutan negara ASEAN atas kekuatan ekonomi China yang semakin
bertambah kuat. Sehingga, China berupaya menawarkan kerjasama yang saling
menguntungkan kedua belah pihak atau “win-win solution”.17
Hal ini juga menjadi
15
Val Aslanyan , Ellick Chau, Et. Al, 2012, Emerging Opportunities A Free Trade Framework For
Asean And China, Capstone Project The School Of Public Policy Pepperdine University, diakses
dalam https://publicpolicy.pepperdine.edu/master-public-policy/content/capstones/asean.pdf (Selasa, 4
April 2017; 20:21 WIB), Hal 10. 16
World Bank, Total Population, The World Bank Organization, diakses dalam
https://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL?locations=CN (Senin, 16 Oktober 2017; 11:03
Wib). 17
Tirta N. Mursitama, & Haura E. Erwin, 2010, Sang Naga Membelit ASEAN : Kebijakan Ekonomi
China Pasca Diterima Sebagai Anggota WTO, Jurnal Politik Internasional, Vol. 13, No. 1, Depok :
Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Indonesia, hal 3.
51
bentuk usaha dari China untuk mendapatkan kepercayaan dari negara-negara ASEAN
bahwa dengan bergabungnya ASEAN ke dalam ACFTA akan mendorong dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi ASEAN. Penghilangan hambatan tarif dan non-
tarif diatur dalam Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation
between the ASEAN and People’s Republic of China, dan dicantumkan dalam
lampiran pertama yang menjelaskan tentang pengeliminasian barang dalam Normal
Track dan lampiran kedua menejelaskan tentang Sensitive Track.18
Walaupun pada tahun 2002 hingga 2007 telah ditandatangani kerangka
perjanjian komprehensif ACFTA dan juga terjadi perubahan protokol Framework
Agreement, namun pada November tahun 2015, China dan ASEAN berupaya
membawa ACFTA ke level yang lebih tinggi dengan menandatangani perubahan
Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation. Antara ASEAN
dan China membentuk kesepakatan atas dasar saling menguntungkan dan melakukan
kerjasama ekonomi dalam bidang Perdagangan, Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan
produk kehutanan, Informasi dan Komunikasi Teknologi, Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Investasi, Perdagangan Jasa, Pariwisata, Kerjasama Industri,
Transportasi, Hak Kekayaan Intelektual, Usaha Kecil Menengah, Lingkungan Hidup
18
Framework Agreement On Comprehensive Economic Cooperation Between The Association Of
South East Asian Nations And The People's Republic Of China, diakses dalam
http://www.wipo.int/edocs/trtdocs/en/aseancn1/trt_aseancn1.pdf (Selasa, 4 April 2017), Hal 6-7.
52
dan Bidang lainnya yang berhubungan dengan kerjasama ekonomi dan teknis yang
disepakati oleh semua pihak.19
Untuk lebih memahami perkembangan yang terjadi terhadap ACFTA, berikut
tabel sejarah pembentukkan dan perkembangan dari ACFTA :
Tabel 2.1 Sejarah Pembentukan dan Perkembangan ACFTA
No Tahun Perkembangan
1 1991 China menghadiri ASEAN ministerial meeting (AMM) ke
24 di Kuala Lumpur , Juli 1991.
2 1996 keikutsertaan China dalam AMM ke 29 di Jakarta pada
tahun 1996.
3 1997 Bergabungnya China sebagai salah satu anggota di dalam
ASEAN+3 (APT), pada Desember tahun 1997.
4 2000 Pembentuk ACFTA diusulkan oleh Perdana Menteri China
Zhu Rongji, gagasan ini disampaikan langsung pada saat
KTT ASEAN-China pada bulan November 2000
5 Oktober 2001 Oktober 2001, dikeluarkan sebuah laporan oleh China-
ASEAN Expert Group on EC merekomendasikan “WTO-
consistent ASEAN-China FTA within ten years”.
6 2001 Penandatanganan ASEAN-China Comprehensive Economic
Cooperation, 6 November 2001 di Bandar Sri Begawan,
Brunei.
7 2002 Framework Agreement on Comprehensive Economic
Cooperation between the ASEAN and People’s Republic of
China yang ditandatangani di Kamboja pada 4 November
2002.
8 2003 hingga
2006
Dilakukan dua kali perubahan protokol Framework
Agreement ACFTA, perubahan protokol pertama pada 6
Oktober 2003 ditandatangani di Bali, perubahan kedua
ditandatangani pada tanggal 8 Desember 2006.
9 2004 hingga
2009
Pengesahan Trade in Goods Agreement Dispute Settlement
Mechanism Agreement ditandatangani pada tanggal 29
November 2004, di Viantine, Laos.
Jasa ditandatangani di Cebu, Filipina pada tahun 2007 pada
KTT ASEAN yang ke 12.
19
ASEAN Organization, ASEAN - China Free Trade Agreements, ASEAN Organization, diakses
dalam http://asean.org/?static_post=asean-china-free-trade-area-2 (Sabtu, 25 Maret 2017; 22:49 WIB).
53
Investasi pada tanggal 15 Agustus 2009 disaat pertemuan ke
41 tingkat Menteri Ekonomi ASEAN, di Bangkok.
10 2010 Pengimplementasian ACFTA resmi diberlakukan di kawasan
Asia Tenggara dan juga China.
11 2015 Amandemen Framework Agreement on Comprehensive
Economic Co-operation, November tahun 2015.
2.1.2 Prinsip/Asas ACFTA
Pada pengimplementasian ACFTA menggunakan prinsip perdagangan bebas,
di mana tidak adanya hambatan tarif maupun hambatan non-tarif dalam perdagangan,
dan juga dalam prinsip perdagangan bebas berusaha untuk meminimalkan peran
pemerintah dalam aktivitas perdagangan.20
Tidak adanya hambatan tarif maupun non-
tarif akan mempermudah setiap negara untuk melakukan ekspor-impor produk yang
dimiliki sehingga setiap negara dapat memenuhi kebutuhan dalam negerinya.
Kesepakatan yang dibentuk di dalam ACFTA juga memiliki prinsip-prinsip yang
mengikuti Principles of the trading system yang sudah diatur oleh World Trade
Organization (WTO), yaitu :21
a. Most Favourite Nation (MFN)
Prinsip yang digunakan dalam ACFTA juga terdapat di GATT (General
Agreement on Tariffs and Trade) yang diatur untuk semua anggota WTO. MFN
berarti setiap negara yang bergabung di dalam ACFTA akan mendapatkan perlakuan
20
Setneg, ACFTA sebagai Tantangan Menuju Perekonomian yang Kompetitif, 2010, Kementerian
Sekretaris Negara Republik Indonesia, diakses dalam
http://www.setneg.go.id/index.php?lang=en&option=com_content&task=view&id=4375 (4 April
2017; 07:55 Wib). 21
WTO, Principles Of The Trading System, World Trade Organization, di akses dalam
https://www.wto.org/english/thewto_e/whatis_e/tif_e/fact2_e.htm (Senin, 28 Agustus 2017; 17:09
Wib).
54
yang sama tanpa adanya diskriminasi terhadap negara mitra dagang manapun. Jika
negara A mendapatkan penurunan tarif hingga 0% maka itu berlaku terhadap negara
B, C dan seterusnya yang bergabung di dalam perjanjian perdagangan bebas.
Sehingga setiap negara yang bergabung di dalam perdagangan bebas akan merasakan
keuntungan yang sama. skema ACFTA juga mengikuti aturan yang ditentukan oleh
MFN untuk besarnya tarif produk yang akan direduksi, agar setiap negara
mendapatkan penurunan tarif yang sama.
b. National Treatment
Prinsip ini terdapat dalam artikel 3 GATT, artikel 17 GATS (General
Agreement On Trade In Services) dan artikel 3 TRIPS (Trade Related aspects of
Intellectual Property Rights). Pada prinsip National Treatment, barang-barang impor
(setelah barang-barang tersebut masuk ke pasar domestik) maupun barang-barang
yang memang diproduksi di dalam negeri akan mendapatkan perlakuan yang sama
dari setiap warga negara. Sehingga tidak terjadi perbedaan antara barang-barang
impor dan barang-barang lokal di pasar domestik. Sebagai contoh adalah barang-
barang yang masuk ke pasar Indonesia, tidak ada spesialisasi produk impor maupun
produk lokal di pasaran semua barang diperlakukan sama.
c. Transparency
Transparency atau tranparansi dalam hal ini adalah setiap negara harus
memiliki sikap terbuka atas kebijakan perdagangan bebas yang dibentuk sehingga
55
para pelaku ekonomi dapat melakukan aktifitas perdagangan dengan baik.22
Bentuk
transparansi dilakukan salah satunya dilakukan dalam bidang investasi, yaitu
pembentukkan One Step Center yang dibentuk ASEAN dan China. Tujuan
dibentukkannya One Step Center adalah untuk memberikan jasa konsultasi untuk
sektor bisnis termasuk fasilitasi pengajuan perijinan bisnis dan juga investasi.23
Hal
ini dilakukan agar para investor dapat mengetahui apa saja regulasi untuk investasi
dibawah skema ACFTA.
2.1.3 Tujuan dibentuknya ACFTA
Setelah dibentuknya kerjasama dalam kerangka ACFTA setiap negara yang
bergabung di dalamnya pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Maka di dalam
pembentukan ACFTA, ASEAN dan China juga ingin mewujudkan apa yang menjadi
kepentingannya di dalam ACFTA. Pertama, untuk memperkuat dan meningkatkan
kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara negara-negara anggota.24
Tidak dapat dipungkiri bahwa perdagangan bebas akan mempererat hubungan
terhadap negara-negara yang bergabung di dalamnya sekaligus sebagai upaya untuk
meningkatkan perdagangan dan juga investasi.
22
Bappenas, Laporan Kajian Strategi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka
Pengembangan Iklim Usaha dan Nasional, LKPP Bappenas, diakses dalam
http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/127808-%5B_Konten_%5D-
Konten%20C8854.pdf (23 Agustus 2017; 20:53 Wib), Hal 3. 23
Kemendag, ASEAN China Free Trade Area, Kementerian Perdagangan Indonesia, diakses dalam
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2012/12/21/asean-china-fta-id0-1356076310.pdf (Senin, 16
Oktober 2017; 12:26 Wib). 24
Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, Op.Cit.
56
Kedua, Meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang
dan jasa serta menciptakan suatu sistem yang transparan dan untuk mempermudah
investasi. Hal ini sejalan dengan prinsip ACFTA, yaitu tranparansi di mana ACFTA
membentuk One Stop Center untuk mempermudah investor asing untuk mengetahui
regulasi dalam bidang investasi. Ketiga, Menggali bidang-bidang kerjasama yang
baru dan mengembangkan kebijaksanaan yang tepat dalam rangka kerjasama
ekonomi antara negara-negara anggota. Keempat, Memfasilitasi integrasi ekonomi
yang lebih efektif dari para anggota ASEAN baru (Kamboja, Laos, Myanmar, dan
Vietnam-CLMV) dan menjembatani kesenjangan pembangunan ekonomi diantara
negara-negara anggota.
Pembentukan ACFTA juga didasarkan kepada keinginan China untuk
menjalin hubungan baik terhadap negara- negara yang bergabung di dalam ASEAN,
tidak hanya untuk meningkatkan perdagangan tetapi juga sebagai sebuah jaminan
terhadap keamanan geopolitik negara-negara ASEAN.25
Kebangkitan China sebagai
New Emerging Power di berbagai aspek seperti militer hingga bidang ekonomi
menjadi sebuah ketakutan baru bagi negara-negara ASEAN atas adanya hegemoni
China yang begitu kuat, sehingga perjanjian perdagangan bebas merupakan cara
teraman dan terbaik bagi China untuk berusaha menjalin hubungan baik dengan
negara-negara ASEAN.
25 Donghyun Park, 2007, The Prospects of the ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA): A
Qualitative Overview, Jurnal Ekonomi Asia Pasifik Vol. 12, No. 4, Fakultas Humaniora & Ilmu
Sosial, Nanyang Technological University, Singapura.
57
Menurut Zhu Rongji, Perdana Menteri China yang juga mengusulkan
terbentuknya ACFTA, tujuan dari dibentuknya ACFTA itu sendiri adalah untuk
meredam kekhawatiran yang berlebihan dikarenakan bergabungnya China ke dalam
WTO.26
China membentuk ACFTA sesuai dengan visi dan misi China di dalam
Foreign Trade Law of People’s Republic of China di Chapter 1 artikel ke 5 agar
China dapat turut berpartisipasi aktif dalam perdagangan bebas :27
“Article 5 : The people's Republic of China shall, on the principle of
equality and mutual benefit, promote and develop trade relations with
other countries and regions, enter into or participate in such regional
economic trade agreements as customs union agreement, free trade
agreement and participate in regional economic organizations”
Selain tujuan di atas sebagai dasar pembentukan ACFTA, ada motivasi lain
dalam pembentukannya. Bangkitnya China sebagai New Emerging Power membuat
China ingin menyaingi negara adidaya seperti Amerika Serikat. Pembentukan
kerjasama seperti ACFTA merupakan sebuah strategi dari China yang secara tidak
langsung ada keinginan dari China untuk menggeser pengaruh dominasi Amerika
Serikat di kawasan Asia Tenggara.28
Menurut ASEAN Statistical Yearbook pada
tahun 2012 hingga tahun 2016, walaupun arus FDI dari China ke ASEAN tidak
sebesar total nilai FDI dari Amerika Serikat ke ASEAN namun terus meningkat dan
stabil (Lihat pada tabel 2.2). Hal ini dapat di bandingkan dengan total nilai arus FDI
26
Yum K. Kwan, Op.Cit, 27
Foreign Trade Law of The People's Republic of China, Ministry Of Commerce People’s Republic
Of China, diakses dalam
http://english.mofcom.gov.cn/aarticle/policyrelease/internationalpolicy/200705/20070504715845.html
(Minggu, 12 Maret 2017; 10:01 WIB) 28
Qianqian LIU, 2010, China’s Rise and Regional Strategy: Power, Interdependence and Identity ,
Journal of Cambridge Studies, Volume 5, No. 4, United Kingdom : University of Cambridge, United
Kingdom.
58
dari Amerika Serikat ke ASEAN yang fluktuatif dan cenderung menurun secara
drastis dan tidak stabil. Hal ini membuktikan bahwa China memiliki strategi untuk
menjadi salah satu New Emerging Power yang bisa menyaingi Amerika Serikat di
kawasan Asia Tenggara.
Tabel 2.2 Arus Investasi Langsung ke ASEAN oleh Negara Sumber
(dalam US$, Juta)29
Negara Sumber
Sektor
Ekonomi 2012 2013 2014 2015 2016
China [CN]
Total
Aktifitas 8,168.22 6,353.51
6,184.8
2
6,412.2
1
9,210.5
5
Amerika Serikat
[US]
Total
Aktifitas
19,115.6
2 11,179.62
13,577.
73
23,378.
82
11,656.
65
2.1.4 Tahap Implementasi ACFTA
Setelah negoisasi dan ditandatanganinya kerangka kerjasama ACFTA oleh
China dan perwakilan dari negara-negara ASEAN, penghilangan hambatan tarif
maupun non-tarif tidak secara langsung menjadi 0%. Tetapi ada skema bertahap yang
dibentuk agar hambatan tarif dan non-tarif menjadi 0%. Maka ada 3 tahapan dalam
implementasi ACFTA untuk mereduksi hambatan tarif maupun non-tarif, yaitu : 30
Early Harvest Programme (EHP), Normal Track yang dibagi menjadi dua yaitu
29 ASEAN Organization, Flows of Inward Direct Investment to ASEAN by Source Country and
Economic Sectors, ASEAN Organization, diakses dalam https://data.aseanstats.org/fdi_by_sector.php
(Sabtu, 28 Oktober 2017; 19:57 Wib)
30 ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA), Malaysian Timber Industry Board, diakses
dalam http://www.mtib.gov.my/repository/woodspot/website_acfta_23july09.pdf (Minggu, 2 April
2017; 22:29 WIB), hal 1-2.
59
Normal Track 1 dan Normal Track 2, dan yang ketiga Sensitive Track yang juga
dibagi menjadi dua ada skema yaitu Sensitive List dan Highly Sensitive List.
Early Harvest Programme (EHP) merupakan program dan fasilitas yang
dibentuk untuk ASEAN sebagai tahap awal sebelum pengurangan tarif menjadi 0%
pada pengimplementasian ACFTA secara resmi tahun 2010. Pada tahap awal dalam
program ini, antara ASEAN maupun China harus mengurangi hambatan tarif pada 1
Januari 2004 sekitar 10% hingga 0%, hingga pada Januari 2006 hambatan tarif harus
menjadi 0%.31
EHP menjadi program yang menarik bagi ASEAN karena
diberlakukan sebelum ACFTA diberlakukan pada tahun 2010, hal ini dilakukan agar
ASEAN dapat mengekspor produknya ke China lebih awal dan dapat merasakan
manfaat dari ACFTA. Sebagai timbal-balik atas pemberlakuan EHP, maka negara-
negara ASEAN setuju untuk memberikan konsensi tarif kepada China berdasarkan
H.S (Harmonized System)32
terhadap produk-produk pertanian, daging, ikan, buah,
sayuran dan juga susu.33
Selain itu manfaat dari EHP adalah, China memberikan
privilege kepada negara-negara ASEAN untuk dapat mengakses ke pasar China yang
tidak terbuka bagi anggota WTO sekalipun. Hal ini dikarenakan sektor ekonomi yang
31
Mohamed Aslam, 2012, The Impact of ASEAN-China Free Trade Area Agreement on ASEAN’s
Manufacturing Industry, International Journal of China Studies, Vol. 3, No. 1 , Malaysia : University
of Malaya, Hal 44-45. 32
H.S (Harmonized System) merupakan Sebuah nomenklatur internasional yang dikembangkan oleh
Organisasi Kepabeanan Dunia, yang diatur dalam kode enam digit yang memungkinkan semua negara
peserta untuk mengklasifikasikan barang yang diperdagangkan secara umum. Melampaui tingkat enam
digit, negara-negara bebas untuk memberlakukan perbedaan nasional untuk tarif dan banyak tujuan
lain. (Sumber : https://www.wto.org/english/thewto_e/glossary_e/glossary_e.htm) 33
Jiangyu Wang, 2004, China’s Regional Trade Agreements: The Law, Geopolitics, And Impact On
The Multilateral Trading System, Journal Singapore Year Book of International Law,Vol. 8, Singapore
: University Of Singapore, hal 126.
60
dimiliki China tidak terbuka bagi perusahaan asing, sehingga negara-negara anggota
ASEAN mendapatkan keuntungan untuk menjadi yang pertama memasuki pasar baru
China.34
Pada program EHP, sekitar 530 produk yang termasuk ke dalam produk yang
dibebaskan dari skema tarif EHP.35
Sesuai dengan Artikel 6 Framework Agreement
On Comprehensive Economic Cooperation Between The Association Of South East
Asian Nations And The People's Republic Of China Produk- produk itu terdiri dari :36
Tabel 2.3. Produk Skema Tarif EHP
No Produk
1 Hewan Hidup
2 Daging dan produk daging yang dikonsumsi
3 Ikan
4 Susu dan Produk Susu
5 Produk lainnya dari hewan
6 Tumbuhan
7 Sayuran
8 Buah-buahan dan Kacang-kacangan
Bagi enam negara ASEAN seperti Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia,
Filipina dan Brunei atau disebut ASEAN 6, EHP dengan bea masuk 0% mulai
diberlakukan pada bulan Januari tahun 2006.37
Berbeda dengan Newer ASEAN
Member States seperti negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam, penghapusan
34
Alyssa Greenwald, Op.Cit, hal 199. 35
Rachmat Adhani, 2010, Analisis : Bagaimana Kita Harus Menyikapi ACFTA?, The Global Review,
diakses dalam http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=1266&type=4
(Minggu, 2 April 2017; 23:24 Wib). 36
Framework Agreement On Comprehensive Economic Cooperation Between The Association Of
South East Asian Nations And The People's Republic Of China, diakses dalam
http://www.wipo.int/edocs/trtdocs/en/aseancn1/trt_aseancn1.pdf (Selasa, 4 April 2017), Hal 6. 37
Rachmat Adhani, Op.cit.
61
tarif menjadi 0% akan dilakukan pada 1 Januari tahun 2015 dengan penyesuaian-
penyesuaian yang dilakukan, dan penghapusan tarif pada produk tidak melampaui
250 pos tarif pada 1 Januari 2018.38
Setelah EHP dilaksanakan pada tahun 2004, maka kebijakan selanjutnya
adalah Normal Track. Produk-produk seperti batu bara (HS 2701), Polycarboxylic
Acids (HS 2917), kayu (HS 4409), kawat tembaga (copper wire‐HS 7408), beberapa
produk yang dibuat dari kulit binatang, beberapa tekstil dan juga produk tekstil
diutamakan pada pakaian yang dibuat menggunakan serat sintetis, masuk ke dalam
kebijakan Normal Track yang pada 1 Januari 2010 bea masuknya menjadi 0%.39
Pada
kebijakan Normal Track, tarif produk yang telah ditetapkan oleh MFN akan direduksi
dan dihilangkan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati oleh masing-masing
anggota. Pada ASEAN-6 dan China, eliminasi tarif dimulai pada 1 Januari 2005
hingga tahun 2010. Sedangkan untuk negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam,
eliminasi tarif dimulai pada 1 Januari 2005 hingga pada tahun 2015.40
Berikut jadwal
eliminasi tarif yang berada di bawah skema Normal Track :41
38
ASEAN Secretariat, Building the ASEAN Community ASEAN-China Free Trade Area Building
Strong Economic Partnerships, diakses dalam
http://www.asean.org/storage/images/2015/October/outreach-document/Edited%20ACFTA.pdf (senin,
3 April 2017; 21:42 WIB). 39
Rachmat Adhani, Op.cit. 40
Framework Agreement On Comprehensive Economic Cooperation Between The Association Of
South East Asian Nations And The People's Republic Of China, ASEAN Organization, diakses dalam
http://www.wipo.int/edocs/trtdocs/en/aseancn1/trt_aseancn1.pdf (Selasa, 4 April 2017), Hal 3. 41
Annex 1 Modality For Tarif Reduction And Elimination For Tarif Lines Placed In The Normal
Track, 2012, ASEAN Secretariat, diakses dalam http://www.asean.org/uploads/2012/06/22202.pdf
(Jum’at, 7 April 2017; 21:33 Wib)
62
Tabel 2.4 Jadwal eliminasi Tarif Normal Track dalam ACFTA
No Negara Jadwal Eliminasi tarif
1
ASEAN-6
(Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura,
Thailand dan Brunei
Darussalam)
Setiap Pihak wajib mengurangi 0-5% tingkat
tarif, tidak lebih dari 1 Juli 2005, setidaknya
40% dari pos tarif di Normal Track.
Setiap Pihak wajib mengurangi ke 0-5% tingkat
tarif, tidak lebih dari 1 Januari 2007 untuk
setidaknya 60% dari pos tarif ditempatkan di
Normal Track.
Setiap Pihak wajib menghilangkan semua tarif
untuk pos tarif Normal Track paling lambat 1
Januari 2010, dengan fleksibilitas untuk
memiliki tarif pada beberapa pos tarif, tidak
melebihi 150 pos tarif, dihilangkan selambat-
lambatnya 1 Januari 2012
Setiap Pihak wajib menghilangkan semua tarif
untuk pos tarif di Normal Track selambatnya 1
Januari 2012
2
Newer ASEAN Member
States
(Kamboja, Laos, Myanmar
dan Vietnam)
Setiap Pihak wajib mengurangi ke 0-5% tidak
lebih dari 1 Januari 2009 untuk Vietnam; 1
Januari 2010 untuk Laos dan Myanmar; dan 1
Januari 2012 untuk Kamboja untuk setidaknya
50% tingkat tarif dari pos tarif di Normal Track
Kamboja, Laos dan Myanmar akan menghapus
tarif masing-masing tidak lebih dari 1 Januari
2013 pada 40% dari pos tarif di Normal Track
Untuk Vietnam, persentase pos tarif Normal
Track memiliki tarif mereka dihilangkan
selambat-lambatnya 1 Januari 2013 akan
ditentukan paling lambat 31 Desember 2004
Setiap Pihak wajib menghilangkan semua tarif
untuk pos tarif Normal Track selambat-
lambatnya 1 Januari 2015, dengan fleksibilitas
untuk memiliki tarif pada beberapa pos tarif,
tidak melebihi 250 pos tarif, dihilangkan
selambat-lambatnya 1 Januari 2018
Setiap Pihak wajib menghilangkan semua tarif
untuk pos tarif Normal Track paling lambat 1
Januari 2018.
63
Tahap ketiga implementasi ACFTA adalah Sensitive Track. Jumlah produk
yang masuk dalam eliminasi tarif ACFTA terdapat di dalam lampiran 2 pada
Framework Agreement ACFTA. Sensitive Track juga dibagi menjadi dua yaitu
Sensitive List dan Highly Sensitive List. Skema yang digunakan Sensitive Track untuk
Sensitive List sendiri mulai diberlakukan pada 1 Januari 2012 hingga 1 Januari 2018
bea masuk menjadi 0% untuk ASEAN-6, sedangkan untuk Vietnam, Kamboja, Laos
dan Myanmar mulai diberlakukan pada 1 Januari 2015 hingga 1 Januari 2020 bea
masuk menjadi 0%.42
Pada Highly Sensitive Track mulai diberlakukan pada 1 Januari
2015 untuk ASEAN-6, dan 1 Januari 2018 untuk Vietnam, Kamboja, Laos dan
Myanmar.43
Jumlah pos tarif yang ditetapkan dalam Sensitive track terhadap masing-
masing anggota ACFTA :44
Tabel 2.5 Pos Tarif Sensitive Track
Negara Pos Tarif
ASEAN 6 dan
China
400 pos tarif pada HS level 6-digit dan 10% dari total nilai
impor, berdasarkan 2001 statistik perdagangan
Kamboja, Laos dan
Myanmar
500 pos tarif pada HS level 6-digit
Vietnam 500 pos tarif pada HS level 6-digit, dan langit-langit nilai
impor akan ditentukan paling lambat 31 Desember 2004
42
Annex 2 Modality For Tarif Reduction/Elimination For Tarif Lines Placed In The Sensitive Track,
ASEAN Secretariat, diakses dalam http://www.asean.org/storage/2012/06/22203.pdf (Kamis, 13 April
2017; 21:44 Wib), hal 86-87. 43
Ibid, hal 87. 44
Ibid
64
Tabel 2.6 Highly Sensitive List
Negara Pos Tarif
ASEAN 6 dan
China
tidak lebih dari 40% dari jumlah total pos tarif dalam Sensitive
Track atau 100 pos tarif pada tingkat -digit HS 6, mana yang
lebih rendah;
Kamboja, Laos dan
Myanmar
tidak lebih dari 40% dari jumlah total pos tarif dalam Sensitive
Track atau 150 pos tarif pada HS 6 tingkat -digit, mana yang
lebih rendah; dan
Vietnam akan ditentukan paling lambat 31 Desember 2004
Selain jumlah pos-pos yang tarifnya akan direduksi, maka produk-produk ini
yang masuk dalam reduksi tarif di bawah skema Sensitive Track :45
Tabel 2.7 Produk Eliminasi Tarif Sensitive Track
Sensitive List Highly Sensitive List
Produk Jenis Produk Jenis
Barang jadi kulit Tas, dompet Pertanian Beras, gula,
jagung, dan
kedelai
Alas kaki Sepatu sports,
casual, kulit
Produk industri
tekstil dan produk
tekstil
Kacamata Produk otomotif
Alat musik Tiup, petik,gesek Produk ceramic
tableware.
Mainan Boneka/manikin
Alat tulis
Besi dan baja
Alat olahraga
Spare parts
Alat angkut
Glokasida dan
alkaloid nabati
Senyawa organik
45
Rachmat Adhani, Op.cit.
65
Antibiotik
Kaca
Barang‐barang plastik
2.2 Perdagangan ASEAN dengan China : Data Nilai Perdagangan
2.2.1 Sejarah Hubungan Perdagangan ASEAN dan China
Hubungan antara negara-negara ASEAN dengan China secara umum sudah
terjadi sejak lama. Apalagi dengan negara-negara ASEAN secara individual
hubungan itu sudah terjalin semenjak bangsa China mulai berdiaspora dan
menjelajahi berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. Diaspora tersebut terjadi
pada tahun 1405 hingga pada 1433 saat Dinasti Ming berkuasa di China, dibawah
kepemimpinan Zheng He dikirim armada laut untuk menjelajahi kawasan Asia
Tenggara.46
Namun secara umum Hubungan ekonomi serta perdagangan antara
ASEAN dan China bisa dibagi menjadi tiga tahapan.47
Tahap pertama terjadi pada tahun 1960an hingga tahun 1990. Hubungan
antara ASEAN dengan China tidak berjalan dengan mulus pada awalnya. Pada tahun
1960an, hubungan itu dimulai dengan kecurigaan masing-masing pihak terhadap satu
sama lainnya. China yang notabenenya adalah bangsa komunis, mencurigai bahwa
46
Bruce Vaughn and Wayne M. Morrison, China-Southeast Asia Relations: Trends, Issues, and
Implications for the United States, CRS Report for Congress, diakses dalam
https://fas.org/sgp/crs/row/RL32688.pdf. 47
Zhao Jianglin, 2008, ASEAN-China Trade Relations:15 Years of Development and Prospects",
International Conference on ASEAN-China Trade Relations, Institute of Asia-Pacific Studies, CASS,
The Gioi Publishers, Hanoi, diakses dalam
http://www.eaber.org/sites/default/files/documents/iaps_zhao_2007_02.pdf (5 Agustus 2017; 17:17
Wib), hal 2.
66
hadirnya ASEAN diperpolitikan regional sebagai ancaman lain dari ancaman barat,
hal ini dikarenakan beberapa negara anggota ASEAN menjadi bagian dari organisasi
keamanan regional dibawah Amerika dan Inggirs seperti Collective Defence Treaty
(Filipina), Southeast Asia Treaty Organisation (SEATO) terdiri dari Thailand,
Filipina, dan Vietnam Selatan, Five Power Defence Arrangement (Malaysia dan
Singapura). ASEAN juga mencurigai bahwa hadirnya China juga untuk menyebarkan
paham komunis di Asia Tenggara.48
Arah perubahan hubungan antara ASEAN dan juga China dimulai saat Deng
Xiao Ping membuat perubahan dalam politik dan juga ekonominya, dengan membuka
kesempatan bagi investasi asing masuk ke China, sehingga langkah besar ini juga
membuat China mulai mendekati ASEAN pada akhir 1970-an.49
Hal tersebut menjadi
langkah awal China untuk membuka diri dan berupaya untuk memperbaiki
hubungannya dengan negara-negara ASEAN. Pada tahun 1974 hingga pada tahun
1975, China memulai hubungan diplomatiknya dengan beberapa negara Asia
Tenggara, yaitu Malaysia, Thailand, dan Filipina, hal ini menjadi awal bagi China
untuk memulai interaksi dengan ASEAN.50
Pada saat Perang Dingin terjadi,
hubungan antara China dan negara-negara Asia Tenggara diwarnai dengan isu
48
Bambang Cipto, 2007, Op.Cit, hal 169. 49
Ibid, hal 170. 50
Wan-Ping Tai and Jenn-JaW Soong, 2014, Trade Relations Between China and Southeast Asia
Strategy and Challenge, Journal The Chinese Economy, vol. 47, no. 3, United Kingdom : Taylor &
Francis, hal 23-24.
67
keamanan mengenai ancaman yang secara tidak langsung diberikan oleh China dan
juga pengaruh politik yang diberikan oleh China terhadap negara di dunia.51
Tahap kedua terjadi pada tahun 1991 hingga pada tahun 2001,52
di mana
hubungan antara ASEAN dan China mulai berubah dengan cepat ke arah yang lebih
positif. Hal ini didasarkan pada keinginan dari China untuk meningkatkan
ekonominya (economic considerations) untuk mendapatkan kesejahteraan antara
kedua belah pihak dengan cara yang harmonis melalui hubungan ekonomi.53
Hubungan baik ini dimulai dengan China yang berupaya untuk bergabung di dalam
forum dialog resmi ASEAN dan membentuk berbagai perjanjian bilateral tentang
perdagangan dan investasi.
China mulai bergabung di dalam forum ASEAN Ministerial Meeting ke 24
pada tahun 1991, yang diwakili oleh Qian Qichen sebagai Perdana Menteri China
pada saat itu, dengan harapan China bisa bekerjasama dengan ASEAN.54
Keinginan
itu disambut baik oleh ASEAN, dengan mengajak China menjadi mitra konsultasi
hingga pada tahun 1996 China menjadi Mitra Dialog tetap oleh ASEAN.55
Hubungan
baik ini tidak hanya menjadi batu loncatan bagi China maupun ASEAN untuk
meningkatkan kerjasamanya yang lebih komprehensif di bidang perdagangan. Hingga
pada tahun 2001, ditandatangani ASEAN-China Comprehensive Economic
51
Ibid, hal 24. 52
Zhao Jianglin, Op.Cit. 53
Bob Widyahartono, 2010, Kerjasama Ekonomi China dan Jepang dengan ASEAN, Antara News,
diakses dalam http://www.antaranews.com/berita/186931/kerjasama-ekonomi-china-dan-jepang-
dengan-asean (5 Juli 2017; 17:03 Wib). 54
Bambang Cipto, 2007, Op.Cit, hal 171. 55
Ibid
68
Cooperation oleh kepala negara dari anggota ASEAN dan China pada tanggal 6
November 2001 di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam.56
Tahap ketiga pada tahun 2002 hingga tahun 2007, di mana dilakukan
negosiasi dan dibentuk kerangka kerjasama yang lebih komprehensif di dalam
perjanjian ACFTA mulai disetujui oleh kedua belah pihak antara ASEAN dan China,
yang kemudian disetujui pada tahun 2010 akan mulai dilaksanakan area perdagangan
bebas antara ASEAN dan China. Pada tahun 2005 juga mulai diberlakukannya EHP,
walaupun secara umum ACFTA mulai diberlakukan pada tahun 2010, namun secara
bertahap mulai diberlakukan semenjak diberlakukannya EHP.57
Perjanjian
perdagangan bebas ini menjadi penguat hubungan ekonomi antara ASEAN dan
China. Meningkatnya hubungan antara ASEAN dan China berdampak juga pada
hubungan perdagangan antara keduanya yang semakin tumbuh dengan sangat pesat
semenjak tahun 1995 hingga pada tahun 2010, di mana dalam jangka waktu 15 tahun
tersebut total perdagangan China dan ASEAN meningkat dari 2,2 persen pada tahun
1995 hingga mencapai 12,3 persen pada tahun 2010.58
Tabel 2.8 Sejarah Perkembangan Perdagangan ASEAN dan China
No Tahun Perkembangan
1 1960-an Hubungan antara ASEAN dan China dimulai dengan
rasa saling curiga antara satu dengan yang lainnya
2 1970-an China mulai merubah arah kebijakannya dan mulai
mendekati negara-negara ASEAN.
3 1974 – 1975 China memulai hubungan diplomatiknya dengan
beberapa negara Asia Tenggara, yaitu Malaysia,
56 Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, Op.Cit. 57
Zhao Jianglin, Op.Cit. 58
Mohamed Aslam, Op.Cit, hal 51.
69
Thailand, dan Filipina.
4 1991 China mulai ikut bergabung di dalam forum ASEAN
Ministerial Meeting ke 24 dan menjadi Mitra Konsultasi
bagi ASEAN.
5 1996 China menjadi mitra dialog tetap, dan mulai
merencanakan kerjasama yang lebih komprehensif.
6 2001 Ditandatangani ASEAN-China Comprehensive
Economic Cooperation antara ASEAN dan China pada
tanggal 6 November 2001 di Bandar Sri Begawan,
Brunei Darussalam.
7 2002 hingga 2007 Negosiasi dan penandatanganan Framework Agreement
ACFTA.
2005, mulai diberlakukannya EHP sebagai awal
ACFTA.
8 2010 Perjanjian area perdagangan ACFTA mulai
diberlakukan antara ASEAN dan China
2.2.2 Data Perdagangan ASEAN dengan China
Perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan China yang mulai
diimplementasikan sejak awal tahun 2010, membuka kesempatan bagi negara-negara
yang bergabung di dalam ASEAN dan juga China untuk meningkatkan ekspor dan
impor. Maka adanya ACFTA ini juga berpengaruh terhadap nilai perdagangan
ASEAN dan Amerika Serikat. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh implementasi
ACFTA terhadap nilai perdagangan ASEAN dengan Amerika Serikat maka
digunakan nilai perdagangan antara ASEAN dan China juga nilai perdagangan
ASEAN dan Amerika Serikat sebagai data untuk digunakan dalam analisa regresi
sederhana. Untuk melakukan analisa menggunakan data menggunakan SPSS, maka
diperlukan data sebagai berikut :59
59
ASEAN Statistical Year Book : ASEAN Trade, ASEAN Organization, diakses dalam
https://data.aseanstats.org/trade.php (Senin,24 Oktober 2016; 15:00 Wib).
70
Tabel 2.9 Nilai Perdagangan ASEAN-China (Nilai dalam US$)
No Tahun Ekspor Impor Total Nilai
Perdagangan
1 2010 118,470,173,746 117,748,518,360 236,218,692,106
2 2011 142,728,516,859 147,346,013,848 290,074,530,707
3 2012 147,714,239,474 169,503,689,417 317,217,928,891
4 2013 152,545,531,733 197,962,836,995 350,508,368,728
5 2014 150,849,173,865 216,311,973,165 367,161,147,030
6 2015 134,249,389,963 211,514,813,633 345,764,203,596
7 2016 143,518,722,077 224,507,706,888 368,026,428,965
Data nilai perdagangan dalam penelitian ini diambil dari ASEAN Statistical
Yearbook yang dipublikasikan oleh Organisasi ASEAN yang disusun berdasarkan
urutan tahun dengan negara reportnya ASEAN dan negara partnernya China dan juga
Amerika Serikat. Dapat terlihat di tabel bahwa nilai ekspor dari ASEAN ke China
pada tahun 2010 sebesar 118,470,173,746 USD dan Impor sebesar 117,748,518,360
USD, di mana ACFTA mulai diimplementasikan pada tahun tersebut. Pada tahun
2010 ASEAN mendapatkan surplus dalam perdagangan dikarenakan nilai ekspor
lebih besar dari pada impor. Pada tahun 2011 hingga pada tahun 2016, nilai ekspor
ASEAN ke China lebih kecil dari pada nilai impornya, sehingga ASEAN mengalami
defisit dalam perdagangan. Namun dari tahun 2010 hingga pada tahun 2016, total
nilai perdagangan antara ASEAN dan China mengalami kenaikan yang signifikan
setelah pengimplementasian ACFTA, namun pada tahun 2015 mengalami sedikit
penurunan dan meningkat lagi pada tahun 2016.
71
(Data perdagangan yang digunakan telah dibulatkan)
2.3 Perdagangan ASEAN dengan Amerika Serikat : Data Nilai
Perdagangan
2.3.1 Hubungan Perdagangan ASEAN dan Amerika Serikat
Kawasan Asia Tenggara menjadi sangat signifikan bagi kepentingan Amerika
Serikat semenjak berakhirnya Perang Dunia Kedua. Kehadiran Amerika Serikat di
kawasan Asia Tenggara sendiri menjadi titik penting bagi kekuatan Militer angkatan
udara maupun angkatan laut yang dimiliki Amerika Serikat yang ditempatkan di
Filipina.60
Hubungan kemitraan antara ASEAN dan Amerika Serikat di mulai sejak
60
Bambang Cipto, Op.Cit, Hal 164.
118470 142729 147714 152546 150849 134249 143519
117749
147346 169504
197963 216312 211515
224508
236219
290075
317218
350508 367161
345764 368026
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Total Nilai Perdagangan
Impor
Ekspor
Diagram 2.1 Perdagangan ASEAN dengan China pada 2010 hingga 2016
72
tahun 1977, di mana pada saat itu dimulai sebuah dialog antara kedua belah pihak
untuk menjalin kerjasama dalam bidang perdamaian dan kemakmuran.61
Hubungan
antara keduanya juga semakin berkembang, di saat Amerika Serikat juga bergabung
menjadi mitra dialog ASEAN dalam ASEAN Regional Forum (ARF) yang dibentuk
di Bangkok, Thailand pada tahun 1994.62
Pada tahun 1990an kerjasama antara ASEAN dan Amerika Serikat mulai
komprehensif, menjangkau berbagai bidang seperti perdagangan, investasi, teknologi
dan juga pendidikan.63
Pada tahun 1993 hingga pada tahun 1997, Negara-negara di
Asia Tenggara secara umum sudah menjadi partner ekspor-impor bagi Amerika
Serikat setelah China dan juga Jepang.64
Walaupun pada saat krisis ekonomi melanda
negara di kawasan Asia Tenggara sekitar 1998, memberikan dampak terhadap
penurunan ekspor dan impor antara Amerika Serikat dan negara-negara ASEAN,
namun Amerika Serikat melihat bahwa kawasan Asia Tenggara mampu bangkit dari
keterpurukan pasca krisis sehingga kawasan Asia Tenggara tetap memiliki
signifikansi bagi Amerika Serikat.65
61
Hubungan Kemitraan ASEAN – AS, 2016, Permanent Mission Of Republic Indonesia To ASEAN,
diakses dalam http://www.kemlu.go.id/ptri-asean/en/Pages/Amerika-Serikat.aspx (25 Juli 2017; 19:43
Wib) 62
ASEAN Regional Forum (ARF), Kementerian Luar Negeri RI, diakses dalam
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-regional/Pages/ARF.aspx (13 Agustus 2017; 19:57
Wib). 63
History of the U.S. and ASEAN relations, US Mission to ASEAN, diakses dalam
https://asean.usmission.gov/our-relationship/policy-history/usasean/ (25 Juli 2017; 20:32 Wib) 64
Dewi Triwahyuni, 2011, Signifikansi Kawasan Asia Tenggara dalam kepentingan Amerika Serikat,
Sosial Politik, Vol. 9, No. 1, Unikom, hal 34, diakses dalam
http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v09-n01/volume-91-artikel-4.pdf/pdf/volume-91-artikel-4.pdf
(6 april 2016/21:44 WIB), hal 34. 65
Ibid, hal 34-35.
73
Tahun 2003, langkah pertama yang diambil oleh Amerika Serikat dalam
membentuk perjanjian perdagangan dengan ASEAN adalah meratifikasi perjanjian
perdagangan bebas dengan Singapura yang merupakan salah satu negara yang
tergabung dalam ASEAN. Kerangka kerjasama perdagangan tersebut ditandatangani
oleh Prime Minister Singapura saat itu Goh Chok Tong dan juga Presiden Amerika
saat itu George Bush yang disebut United State – Singapore Free Trade Agreement
(USSFTA).66
Hingga pada tahun 2004, perjanjian perdagangan USSFTA tersebut
diimplemetasikan oleh kedua Negara.67
Setelah dibentuknya perjanjian perdagangan antara Singapura dan Amerika
Serikat, maka langkah besar selanjutnya yang diambil Amerika Serikat adalah
membentuk kerjasama perdagangan dengan ASEAN. Pembentukan kerjasama yang
lebih komprehensif dalam bidang perdagangan dan investasi antara ASEAN dan
Amerika Serikat disampaikan pada pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC) pada tahun 2005 di Busan, Korea Selatan.68
Pada Agustus tahun 2006
dibentuk kerangka kerjasama perdagangan dan investasi antara ASEAN dengan
Amerika Serikat untuk memperkokoh hubungan ekonomi di antara kedua belah pihak
yang disebut dengan ASEAN and the U.S. Trade and Investment Framework
66
Laurence A. Green and James K. Sebenius, 2014, Tommy Koh and the U.S.-Singapore Free Trade
Agreement: A Multi-Front “Negotiation Campaign”, Working Paper 15-053, Desember 2014, Harvard
Bussines School. 67
The United States & ASEAN : ASEAN Member States Are Key Diplomatic, Economic, and Security
Partners for the US, US-ASEAN Bussines Council, diakses dalam https://www.usasean.org/why-
asean/united-states-and-asean (13 Agustus 2017; 21:06 Wib). 68
Amerika-ASEAN Ikat Perjanjian Perdagangan, Tempo. Co, diakses dalam
https://m.tempo.co/read/news/2005/11/18/05669366/amerika-asean-ikat-perjanjian-perdagangan
(Jum’at, 15 September 2017; 22:21 Wib).
74
Arrangement (TIFA).69
Pembentukan TIFA tersebut menjadi sebuah batu loncatan
bagi Amerika Serikat dan juga ASEAN untuk membentuk sebuah perjanjian
perdagangan bebas nantinya.
Pada 19 November 2012 dilakukan pertemuan antara pemimpin ASEAN dan
Amerika Serikat, untuk memperkuat hubungan perdagangan, investasi dan membuat
berbagai peluang bisnis serta lapangan pekerjaan bagi negara-negara yang tergabung
di dalam ASEAN. Pertemuan tersebut menghasilkan sebuah kerjasama yang lebih
komprehensif yaitu Expanded Economic Engagement (E3) Initiative.70
Hal ini
menjadi jembatan bagi kedua pihak untuk lebih memanfaatkan peluang tersebut
untuk sama-sama meningkatkan perekonomiannya. Negara-negara ASEAN
merupakan negara mitra dagang terbesar keempat bagi Amerika Serikat, sehingga
Amerika Serikat memiliki hubungan yang kuat dengan ASEAN dalam sektor
perdagangan dan investasi.71
Pembentukan TIFA dan juga E3 Initiative juga menjadi
pendukung bagi Amerika Serikat dan juga ASEAN untuk meningkatkan ekspor dan
impornya.
Pada tahun 2016, dilaksanakan KTT AS-ASEAN yang pertama kali yang
diselenggarakan di Sunnylands di Rancho Mirage, California. Pada pertemuan KTT
AS-ASEAN dibentuk kerangka kerja antara keduanya di dalam AS-ASEAN Connect
69
OVERVIEW OF ASEAN-U.S. DIALOGUE RELATIONS, ASEAN Secretariat’s Information Paper,
ASEAN Secretariat, diakses dalam http://www.asean.org/storage/2016/01/4Jan/Overview-of-ASEAN-
US-Dialogue-Relations-(4-Jan-2016).pdf (26 Juli 2017; 05:49 Wib), hal 4. 70
Ibid 71
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), Office Of the United State Trade Representative,
diakses dalam https://ustr.gov/countries-regions/southeast-asia-pacific/association-southeast-asian-
nations-asean (1 Agustus 2017; 07:52 Wib).
75
yang bertujuan untuk mendukung adanya integrasi ekonomi regional ASEAN
Economic Community (AEC) dan juga membangun dan meningkatkan hubungan
ekonomi yang lebih positif antara AS dan ASEAN.72
Amerika Serikat menjadi salah
satu mitra dagang terbesar bagi ASEAN, pada tahun 2011 total nilai perdagangan
antara keduanya mencapai US$ 199 Triliun dan dengan nilai investasi sebesar US$
5,8 Triliun ke semua negara-negara anggota ASEAN.73
Walaupun perjanjian
perdagangan yang dibentuk antara ASEAN dan juga Amerika Serikat dapat
meningkatkan nilai perdagangan antara keduanya, namun perjanjian perdagangan
tersebut tidak intens perjanjian perdagangan bebas yang di miliki ASEAN dan China
dalam ACFTA.
Tabel 2.10 Sejarah Perkembangan Perdagangan ASEAN dan Amerika Serikat
No Tahun Perkembangan
1 1977 Hubungan kemitraan antara ASEAN dan Amerika
Serikat dimulai.
2 1994 Hubungan antara Amerika Serikat semakin
berkembang dengan bergabungnya Amerika Serikat
ke dalam ARF.
3 1993 hingga 1997 Negara-negara di Asia Tenggara secara umum sudah
menjadi partner ekspor-impor bagi Amerika Serikat
4 1990an kerjasama antara ASEAN dan Amerika Serikat mulai
komprehensif, menjangkau berbagai bidang seperti
perdagangan, investasi, teknologi dan juga
pendidikan
72
ASEAN Member States Are Key Diplomatic, Economic, and Security Partners for the US, US-
ASEAN Bussines Council, diakses dalam https://www.usasean.org/why-asean/united-states-and-asean
(Jum’at, 15 September 2017; 23:58 Wib). 73
Hubungan Kemitraan ASEAN – AS, 2016, Permanent Mission Of Republic Indonesia To ASEAN,
diakses dalam http://www.kemlu.go.id/ptri-asean/en/Pages/Amerika-Serikat.aspx (25 Juli 2017; 19:43
Wib)
76
5 2003-2004 Dibentuk perjanjian perdagangan antara Singapura
dan Amerika Serikat yang diratifikasi pada tahun
2003 dan diimplementasikan pada tahun 2004.
6 2006 dibentuk kerangka kerjasama perdagangan dan
investasi antara ASEAN dengan Amerika Serikat
untuk memperkokoh hubungan ekonomi di antara
kedua belah pihak yang disebut dengan ASEAN and
the U.S. Trade and Investment Framework
Arrangement (TIFA)
7 2012 Diadakan pertemuan antara ASEAN dan Amerika
Serikat yang menghasilkan sebuah kerjasama yang
lebih komprehensif yaitu Expanded Economic
Engagement (E3) Initiative.
8 2016 Pada KTT AS-ASEAN yang pertama kali diadakan
di Sunnylands di Rancho Mirage, California dibentuk
kerangka kerja dalam AS-ASEAN Connect.
2.3.1 Data Perdagangan ASEAN dengan Amerika Serikat
Untuk melakukan analisa menggunakan data menggunakan SPSS, maka
diperlukan juga data nilai perdagangan ASEAN dan Amerika Serikat sebagai berikut
:74
Tabel 2.11 Nilai Perdagangan ASEAN-Amerika Serikat (Nilai dalam US$)
No Tahun Ekspor Impor Total Nilai
Perdagangan
1 2010 100,496,782,878 91,797,942,418 192,294,725,296
2 2011 105,352,675,117 91,283,268,116 196,635,943,233
3 2012 108,038,078,968 90,217,802,262 198,255,881,230
4 2013 114,509,738,976 92,345,682,838 206,855,421,814
5 2014 122,313,842,586 90,172,813,827 212,486,656,413
6 2015 129,170,519,690 83,172,433,906 212,342,953,596
7 2016 131,071,331,378 80,730,106,570 211,801,437,948
74
ASEAN Statistical Year Book : ASEAN Trade, ASEAN Organization, diakses dalam
https://data.aseanstats.org/trade.php (Senin,24 Oktober 2016; 15:00 Wib).
77
Data nilai perdagangan dalam penelitian ini sama seperti data nilai
perdagangan ASEAN dan China yang diambil dari ASEAN Statistical Yearbook yang
dipublikasikan oleh Organisasi ASEAN yang disusun berdasarkan urutan tahun
dengan negara reportnya ASEAN dan negara partnernya China dan juga Amerika
Serikat. Pada tahun 2010, saat pertama kali ACFTA diimplementasikan antara
ASEAN dan China, Ekspor dari ASEAN ke Amerika Serikat sebesar
100,496,782,878 USD dan nilai impornya sebesar 91,797,942,418 USD, yang artinya
perdagangan ASEAN mengalami surplusperdagangan dikarenakan ekspor lebih besar
dari pada impor. Tahun 2011 hingga pada tahun 2016 eskpor dari ASEAN terus
meningkat secara signifikan, sehingga ASEAN tetap mengalami surplus dalam
perdagangan. Impor dari Amerika Serikat ke ASEAN pada tahun 2010 hingga 2016
selalu fluktuatif, bahkan impor dari Amerika Serikat ke ASEAN turun drastis pada
tahun 2015 hingga 2016. Tetapi total nilai perdagangan ASEAN dengan Amerika
Serikat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
78
Diagram 2.2 Perdagangan ASEAN dengan Amerika Serikat pada 2010 hingga
2016
100497 105352 108038 114510 122314 129171 131071
91798 91283 90217 92346 90173 83172 80730
192295 196636 198256206855
212487 212343 211801
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
450000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Total Nilai Perdagangan
Import
Export
(Data perdagangan yang digunakan telah dibulatkan)