BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU...

43
45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek yang terbagi menjadi objek langsung dan objek yang bertemu verba dengan perantara partikel (Hasan, 2010:151). Objek langsung dibedakan menjadi objek langsung yang mengiringi verba ekatransitif dan objek langsung yang mengiringi verba dwitransitif. Demikian pula objek yang bertemu verba dengan perantara partikel menjadi objek bertemu verba dengan perantara partikel (Op) yang mengiringi verba ekatransitif dan objek bertemu verba dengan perantara partikel (Op) yang mengiringi verba dwitransitif. Pada bab ini akan digunakan teknik lesap untuk menguji kadar keintian objek dalam klausa atau kalimat. A. Objek langsung Objek langsung adalah objek yang posisinya berada langsung setelah verba transitif yang membentuknya. Dengan kata lain, objek ini bertemu dengan verbanya secara langsung. Misalnya susunan: ( 1 ) يرجون ثوبا . ( نفلوطي ا: 66 ) (1) La> yarju>na tsauban (Al Manfaluthi, tt:66) Mereka tidak mengharapkan pahala.

Transcript of BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU...

Page 1: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

45

BAB II

PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN

MADI>NATU A’S-SA’A>DAH

Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek yang

terbagi menjadi objek langsung dan objek yang bertemu verba dengan perantara

partikel (Hasan, 2010:151). Objek langsung dibedakan menjadi objek langsung

yang mengiringi verba ekatransitif dan objek langsung yang mengiringi verba

dwitransitif. Demikian pula objek yang bertemu verba dengan perantara partikel

menjadi objek bertemu verba dengan perantara partikel (Op) yang mengiringi

verba ekatransitif dan objek bertemu verba dengan perantara partikel (Op) yang

mengiringi verba dwitransitif.

Pada bab ini akan digunakan teknik lesap untuk menguji kadar keintian

objek dalam klausa atau kalimat.

A. Objek langsung

Objek langsung adalah objek yang posisinya berada langsung setelah

verba transitif yang membentuknya. Dengan kata lain, objek ini bertemu

dengan verbanya secara langsung. Misalnya susunan:

(66:املنفلوطي). ال يرجون ثوبا(1)

(1) La> yarju>na tsauban (Al Manfaluthi, tt:66)

‘Mereka tidak mengharapkan pahala’.

Page 2: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

46

1 la> yarju>na tsauban

Part V N

P(S) O

mereka tidak

mengharapkan pahala

Verba dalam susunan tersebut merupakan verba transitif yang

menghadirkan satu objek. Verba tersebut dilekati oleh subjek yang tersirat

dalam charf wa>w dan nu>n membentuk kata yarju>na yang berasal dari verba

raja> (berharap).

Objek dalam susunan tersebut berkategori nomina, berupa ism zhahir

tsauban „pahala‟. Objek yang mengiringi verba ekatransitif tersebut

digolongkan sebagai objek langsung, yaitu objek yang bertemu langsung

dengan verbanya.

1. Objek langsung yang mengiringi verba ekatransitif

a. Pronomina sebagai pengisi fungsi objek langsung

(65:املنفلوطي). رأيناه في السماء و الماء( 2)

(2) Ra'aina>hu fi>’s-sama>'i wal-ma>'i (Al Manfaluthi, tt:65)

‘Kami melihatNya di langit dan di laut’.

2 ra'aina> hu fi>'s-sama>'i wal-ma>'i

V(N) Pron FD

P(S) O K

kami

melihat Dia di langit dan di air

Kalimat tersebut terdiri dari tiga konstituen

(1) ra'aina>

(2) hu

Page 3: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

47

(3) fi>'s-sama>'i wal-ma>'i

Konstituen (1) ra'aina> merupakan predikat yang dilekati subjek.

Predikat dalam kalimat tersebut berkategori sebagai verba perfek

(ra'a>), sedangkan subjek yang mengiringi verba tersebut adalah

pronomina persona pertama plural yang ditunjukkan dengan kehadiran

huruf nu>n dan alif (na>) yang menunjukkan bahwa subjek dari verba

(ra'a>) adalah „kami‟.

Verba dalam susunan tersebut dapat digolongkan sebagai verba

transitif. Hal tersebut dapat diuji dengan teknik lesap, yaitu dengan

melesapkan objek, menjadi:

(2a) ra'aina fi>'s-sama>'i wal-ma>'i P(S) K

‘Kami melihat di langit dan di air’

Susunan tersebut belum senyap dan masih menimbulkan

pertanyaan (ma>dza> ra'au fi>’s-sama>'i wal-ma>'i) „apa yang mereka lihat

di langit dan di air?‟. Oleh karena itu objek perlu dihadirkan dalam

susunan tersebut. Dengan demikian, verba (ra'a>) merupakan verba

transitif (ekatransitif) karena tanpa adanya objek, verba tersebut tidak

dapat menyempurnakan makna susunan tersebut. Hal ini juga

membuktikan bahwa objek dalam susunan tersebut bersifat inti.

Page 4: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

48

Objek dalam kalimat tersebut merupakan konstituen (2) hu.

Objek tersebut berkategori pronomina, yaitu pronomina persona

ketiga tunggal.

Konstituen (3) fi>'s-sama>'i wal-ma>'i merupakan fungsi

keterangan, yaitu keterangan tempat. Dapat diketahui dengan adanya

partikel fi sebagai penunjuk tempat.

b. Kata sebagai pengisi fungsi objek langsung

(69:املنفلوطي). وأحببت العيش فيها( 3)

(3) Wa achbabtul-‘aisya fi>ha> (Al Manfaluthi, tt:69)

‘Dan aku menyukai kehidupan di dalamnya’.

3 wa achbabtu al 'aisya fi> ha>

Part V N Part Pron

P(S) O K

aku menyukai kehidupan di dalamnya

(kota itu)

Klausa di atas terdiri dari tiga konstituen:

(1) wa achbabtu

(2) al 'aisya

(3) fi>ha>

Konstituen (1) merupakan pengisi fungsi predikat yang

dilekati oleh subjek. Predikat dalam klausa tersebut berkategori verba

(verba perfek). Verba tersebut berasal dari verba perfek achabba

Page 5: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

49

„cinta/mencintai‟ (Baalbaki, 2006:26), kemudian dilekati oleh subjek

berkategori nomina dalam bentuk ta>’ berharakah zhammah (tu) yang

menunjukkan pelaku verba tersebut adalah „aku‟.

Verba achabba merupakan verba transitif yang membutuhkan

hadirnya satu objek (ekatransitif), hal tersebut dapat diuji dengan

melesapkan objek yang mengiringinya.

(3a) wa achbabtu fi>ha P(S) K

„Aku menyukai di dalamnya‟

Klausa tersebut masih menimbulkan pertanyaan /ma>dza

achbabta fi>ha>/ „apakah yang kamu sukai di sana?‟. Dengan adanya

objek „kehidupan‟ (Munawwir, 1997:990), klausa tersebut telah

memiliki makna yang sempurna. Dengan demikian, verba dalam

klausa tersebut merupakan verba ekatransitif dan objek dalam klausa

tersebut bersifat inti.

Objek dalam klausa tersebut merupakan kostituen (2) al 'aisya .

Objek tersebut berkategori sebagai kata benda atau nomina, ism

zhahir. Ism tersebut berasal dari verba ‘a>sya- ya’i>syu-‘aisyan yang

berarti „kehidupan‟. Partikel alif dan la>m yang melekati objek tersebut

menunjukkan kedefinitan nomina yang penjadi pengisinya.

Sementara itu, konstituen (3) fi>ha> yang terdiri dari partikel dan

pronomina, berfungsi sebagai keterangan tempat. Keterangan ini juga

bisa menjadi pembatas kedefinitan objek, yaitu „kehidupan yang di

dalamnya‟ bukan di tempat lain.

Page 6: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

50

c. Frasa sebagai pengisi fungsi objek langsung

i. Frasa Adjektifa sebagai pengisi fungsi objek

(63:املنفلوطي). وما نشر الظالم اجنحتو السوداء فى األفق( 4)

(4) Wa ma> nasyara’zh-zhala>mu ajnichatahu’s-sauda'a fil-ufuqi (Al

Manfaluthi, tt:63)

‘Dan kegelapan tidak membentangkan sayap hitamnya di ufuk’.

4 wa ma>

nasyara a'zh

zhala>mu ajnichatahu's-

sauda>'a fi>l-ufuqi

Part FV N FAdj FD

P S O K

Dan tidak

membentangkan kegelapan

sayap

hitamnya di ufuk

Klausa di atas terdiri dari empat konstituen:

(1) wa ma> nasyara

(2) a'zh-zhala>mu

(3) ajnichatahu's-sauda>'a

(4) fi>l-ufuqi

Konstituen (1) berfungsi sebagai predikat dalam kluasa

tersebut, berkategori sebagai frasa verbal. Predikat tersebut tersusun

dari verba nasyara „membentangkan‟ (Munawwir, 1997:1418) dan

partikel (ma>) yang menunjukkan pengingkaran terhadap verba

tersebut. Dengan demikian verba dan partikel yang menyusun fungsi

predikat tersebut membentuk frasa verbal.

Page 7: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

51

Verba yang menjadi predikat dalam klausa tersebut merupakan

verba transitif yang digolongkan verba ekatransitif. Hal ini dapat diuji

dengan melesapkan konstituen (3) yang berfungsi sebagai objek. Jika

objek dalam kalimat tersebut dilesapkan maka klausa tersebut

menjadi:

(4a) wa ma> nasyara a'zh-zhala>mu fi>l-ufuqi P S K

„dan kegelapan tidak membentangkan di ufuk‟

Klausa tersebut secara makna tidak dapat dipahami secara

sempurna. Klausa (4a) (wa ma> nasyara'zh-zhala>mu fi>l-ufuqi)

„kegelapan tidak membentangkan di ufuk‟ masih belum dapat

dipahami, maksudnya, informasi yang terkandung dalam klausa

tersebut belum dapat tersampaikan pada pembaca. Informasi dalam

klausa tersebut masih menimbulkan pertanyaan (ma>dza nasyara’zh-

zhala>mu?) „apa yang dibentangkan oleh kegelapan?‟. Dengan

demikian verba yang menjadi pengisi predikat dalam klausa tersebut

digolongan ke dalam verba transitif, sedangkan objek yang

mengiringinya bersifat inti, tidak dapat dilesapkan.

Konstituen (2) a'zh-zhala>mu berkategori nomina sebagai

subjek. Nomina yang menjadi pengisi fungsi subjek tersebut dilekati

dengan partikel alif dan la>m yang menunjukkan kedefinitan subjek

tersebut.

Page 8: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

52

Konstituen (3) ajnichatahu's-sauda>'a berfungsi sebagai objek

berkategori frasa adjektifal. Jenis frasa tersebut adalah tarki>b washfi.

Hal tersebut dapat diketahui dari adanya sifat berupa warna a's-sauda>'a

„hitam‟ yang mengiringi nomina ajnichata „sayap‟ dalam frasa

tersebut. Hu yang melekat pada nomina pada frasa tersebut

berkategori sebagai pronomina persona ketiga tunggal maskulin yang

mengacu kepada subjek a'zh-zhala>mu „kegelapan‟ (Munawwir,

1997:882), sehingga frasa adjektifal yang menjadi pengisi fungsi

objek dalam klausa di atas tersusun atas nomina, pronomina, dan

adjektifa membentuk frasa ajnichatahu's-sauda>'a.

Sementara itu, konstituen (4) fi>l-ufuqi terdiri dari partikel dan

nomina berfungsi sebagai keterangan tempat. Frasa tersebut menjadi

keterangan tempat untuk verba nasyara. Frasa tersebut akan menjadi

jawaban atas pertanyaan “di mana (a'zh zhala>mu) melakukan tindakan

(nasyara)?”.

ii. Frasa Numeral sebagai pengisi fungsi objek

(64:املنفلوطي). رأيت السفح الثانى من الجانب اآلخر (5)

(5) Ra'aitu’s-safacha’ts-tsa>ni> minal-ja>nibi’l-a>khar. (Al

Manfaluthi,tt:64)

‘Aku melihat lereng kedua dari sisi yang lain’.

Page 9: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

53

5 ra'a> tu a’s safacha’ts-

tsa>ni> minal-ja>nibil-

a>khar

V N FNum FD

P(S) O K

aku melihat lereng gunung

kedua dari sisi lain

Klausa tersebut tersusun atas tiga kostituen:

(1) ra'aitu

(2) a’s-safacha’ts-tsa>ni>

(3) minal-ja>nibil-a>khar

Konstituen (1) merupakan pengisi fungsi predikat berkategori

verba perfek. Verba yang menjadi pengisi fungsi predikat tersebut

merupakan verba semitransitif. Predikat tersebut dilekati oleh subjek

berupa nomina persona pertama tunggal yang dapat dilihat dalam

huruf tu „aku‟.

Konstituen (2) merupakan pengisi fungsi objek berkategori frasa

numeral atau dalam bahasa Arab dikenal dengan nama tarki>b ‘adadi>.

Frasa tersebut tersusun atas nomina (a’s-safacha) dan numeral (a’ts-

tsa>ni>) yang menunjukkan urutan, yaitu „lereng gunung yang kedua‟,

bukan yang pertama atau yang ketiga.

Konstituen (3) merupakan fungsi keterangan berkategori frasa

depan yaitu susunan ja>r majru>r. Frasa tersebut tersusun atas partikel

(min), nomina (al-ja>nibi), dan adjektifa (al-a>khar).

Page 10: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

54

Objek dalam kalimat tersebut bersifat inti karena kalimat tersebut

tidak dapat menyampaikan maknanya secara sempurna jika objek

tersebut dilesapkan seperti dalam susunan (5a) berikut

(5a) ra'aitu minal-ja>nibil-a>khar P(S) K

„Aku melihat dari sisi lain‟

Susunan tersebut masih menimbulkan pertanyaan (ma>dza>

ra'aita min al ja>nibi al a>khar?) „apa yang kamu lihat dari sisi yang

lain?‟. Dengan demikian, objek dalam klausa (5) bersifat inti dan

dikatakan verba (ra'a>) dalam klausa tersebut digolongkan verba

transitif.

iii. Frasa Nominal sebagai pengisi fungsi objek

(66:املنفلوطي). لقد بلغ الرجل مرتبة الموحدين الصادقين( 6)

(6) Laqad balagha’r-rajulu martabatal-muwachchidi>na’sh-sha>diqi>na.

(Al Manfaluthi, tt:66)

‘Lelaki itu telah mencapai tingkatan orang yang beriman pada

keesaan Allah’

6 Laqad

balagha a’r

rajulu martabatal-

muwachchidina’sh-sha>diqi>na

FV N FN

P S O

Telah

mencapai

lelaki

itu

tingkatan orang yang beriman

pada keesaan Allah

Klausa di atas tersusun atas tiga konstituen:

Page 11: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

55

(1) Laqad balagha

(2) a’r-rajulu

(3) martabataal-muwachchidi>na’sh-sha>diqi>na

Konstituen (1) laqad balagha merupakan pengisi fungsi

predikat berkategori frasa verbal. Predikat tersebut tersusun atas

partikel (laqad) dan verba perfek (balagha). Verba yang menjadi

pengisi fungsi predikat tersebut adalah verba ekatransitif.

Konstituen (2) a’r-rajulu merupakan fungsi subjek berkategori

nomina. Huruf (ali>f) dan (la>m) yang mendahului nomina tersebut

menunjukkan kedefinitan nomina yang berfungsi sebagai subjek

tersebut.

Konstituen (3) martabatal-muwachchidi>n’sh-sha>diqi>na

merupakan pengisi fungsi objek berkategori frasa nominal yang

tersusun atas nomina (martabata), nomina (al-muwachchidi>na), dan

adjektifa (a’sh sha>diqi>na). Kedua nomina dalam frasa tersebut

membentuk tarki>b idhafi>. Diantara dua nomina tersebut terselip

partikel (la>m) yang menunjukkan kepemilikan (martabata li>l-

muwachchidi>na) „tingkatan yang dimiliki oleh orang yang beriman‟.

Susunan kedua nomina tersebut kemudian bergabung dengan adjektifa

(a’sh-sha>diqi>na) yang menjadi sifat bagi nomina (al-muwachchidi>na).

Page 12: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

56

Objek dalam klausa tersebut bersifat inti. Jika objek tersebut

dilesapkan maka klausa tidak dapat menyampaikan informasinya

secara sempurna meskipun telah memiliki subjek dan predikat,

sebagaimana susunan (6a) berikut:

(6a) Laqad balagha a’r-rajulu P S

„Lelaki itu telah mencapai‟

Susunan tersebut secara makna tidak dapat diterima dalam

bahasa Arab karena masih belum menyampaikan informasi dengan

sempurna. susunan tersebut masih menimbulkan pertanyaan (ma>dza

balagha’r-rajulu?) „apa yang telah dicapai oleh lelaki itu?‟. Dengan

demikian, objek dalam klausa di atas bersifat inti.

d. Klausa sebagai pengisi fungsi objek langsung

(63:املنفلوطي). رأيت فيما يرر الناائ أنّننى أمشى فى بريَية جرراءَي قفرٍر ( 7)

(7) Ra'aitu fi>ma> yara>’n-na>'imu annani> amsyi fi> bariyyati jurda>'a qafrin.

(Al Manfaluthi, tt:63)

‘Aku melihat mimpi bahwasanya aku berjalan pada daratan

pegunungan pasir yang liar‟

7

ra'a> tu

fi> ma> yara>'n-na>'imu annani amsyi fi> bariyyati jurda>'a qafrin

fi> ma> yara> a'n

na>'imu anna ni> amsyi

fi> bariyyati jurda>'a qafrin

V N Part Part V N Part Pron V FD

P S K O

Me

liha

t

Ak

u

pada sesuatu yang dilihat oleh

orang yang tidur

Bahwa aku berjalan pada daratan

pegunungan pasir yang liar

Page 13: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

57

Kalimat di atas terdiri dari tiga konstituen

(1) ra'aitu

(2) fi>ma> yara>'n-na>'imu

(3) annani amsyi fi> bariyyati jurda>'a qafrin

Konstituen (1) ra'aitu merupakan predikat yang bersambung

dengan subjek. Predikat dalam kalimat tersebut berkategori sebagai

verba yaitu verba perfek ra'a> „melihat‟ (Munawwir, 1997:460). Subjek

yang melekat pada verba tersebut adalah dhami>r muttasil yang

tergambar dalam huruf ta’ berharakat zhammah (tu). Subjek tersebut

berkategori sebagai nomina yang menunjuk pada „aku‟. Dengan

demikian, „aku‟ dalam kalimat tersebut melakukan aktivitas „melihat‟.

Verba ra’a> yang menjadi pengisi fungsi predikat tersebut

merupakan verba transitif yang membutuhkan kehadiran objek untuk

mencapai kesempurnaan makna. Berkaitan dengan ketransitifan verba

tersebut, objek yang mengiringinya bersifat inti. Hal ini dapat

dibuktikan dengan melesapkan objek seperti pada susunan (7a) berikut

(7a) ra'aitu fi> ma> yara>'n-na>'imu P(S) K

„Aku melihat pada apa yang dilihat oleh orang yang tidur‟

Susunan (7a) di atas belum senyap karena tidak dapat

diketahui apa yang dilihat oleh subjek melalui aktivitasnya „melihat‟.

Dengan demikian jelaslah bahwa verba ra'a> merupakan verba transitif

Page 14: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

58

dan objek yang mengiringi verba tersebut bersifat inti karena tidak

dapat dilesapkan.

Konstituen (2) fi> ma> yara>'n-na>'imu merupakan pengisi fungsi

keterangan yang terdiri dari beberapa unsur membentuk satu klausa

predikatif. Unsur tersebut adalah yara> „melihat‟ yang berfungsi

sebagai predikat, berkategori verba dan a'n-na>'imu „orang yang tidur‟

yang befungsi sebagai subjek, berkategori nomina. Klausa predikatif

tersebut diawali dengan partikel yang menunjukkan bahwa klausa

tersebut berfungsi sebagai keterangan, yaitu keterangan tempat yang

menunjukkan tempat terjadinya perbuatan.

Sementara itu, konstituen (3) annani> amsyi fi> bariyyati jurda>'a

qafrin merupakan pengisi fungsi objek berupa mashdar mu’awwal

yang dapat diketahui dengan adanya partikel (anna) disertai dengan fil

(amsyi>). Klausa tersebut terdiri dari subjek (mubtada') dan predikat

(khabar). Subjek dalam klausa tersebut terdiri dari partikel (anna) dan

nomina (ni) membentuk frasa nominal (annani>), sedangkan predikat

dalam klausa tersebut adalah jumlah filiyyah yang terdiri dari verba

imperfek dilekati subjek tersembunyi dalam huruf hamzah (amsyi>)

dan konstruksi ja>r majru>r (fi> bariyyati jurda>'a) yang menjadi

pelengkap dari verba (amsyi>). Konstituen (3) secara jelas dapat dilihat

bagi unsur langsungnya dalam tabel berikut:

Page 15: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

59

(3) annani amsyi fi> bariyyati jurda>'a qafrin amsyi fi> bariyyati jurda>'a qafrin

FN V Part FN

S P(S) Pel

P

Bahwasanya

aku

aku berjalan pada daratan pegunungan

pasir yang liar

Dengan demikian, pengisi fungsi objek dalam klausa (7)

adalah klausa yang tersusun atas subjek dan predikat yang

digolongkan jumlah ismiyyah. Jumlah ismiyyah yang menjadi predikat

klausa pengisi fungsi objek dari kalimat (7) tersebut terdiri dari

predikat yang dilekati subjek, dan pelengkap.

e. Kalimat sebagai pengisi fungsi objek langsung

(65:املنفلوطي). ((نعبد اهلل خالقَي ىذه الكاانات و مدبرَيىا )): قال( 8)

(8) Qa>la: ‚Na’budu’l-La>ha kha>lqa hadzihil-ka>'ina>ti wa mudabbiraha>.

(Al Manfaluthi, tt:65)

‘Dia berkata: ‚Kami menyembah Allah pencipta dan pengatur

semesta ini‛’.

8

qa>la na'budu'lla>ha kha>liqa ha>dzihil-ka>'ina>ti wa mudabbiraha>

na'budu alla>ha kha>liqa ha>dzihi al ka>'ina>ti

wa mudabbiraha>

V V N N FN FN

P(S) P(S) O Pel

O

Dia

berkata

kami

menyembah Allah pencipta semesta ini dan pengaturnya

Page 16: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

60

Kalimat di atas terdiri atas tiga fungsi: predikat, subjek, dan

objek. Predikat dalam kalimat tersebut adalah verba perfek (qa>la) „dia

berkata‟. Predikat tersebut dilekati oleh subjek yang tersembunyi

berupa persona ketiga tunggal maskulin yang menunjuk kepada huwa

„dia‟.

Fungsi objek dalam kalimat tersebut merupakan kalimat

(na'budu'lla>ha kha>liqa ha>dzihil-ka>'ina>ti wa mudabbiraha) yang

tersusun atas tiga konstituen:

(1) na'budu

(2) alla>ha

(3) kha>liqa ha>dzihil-ka>'ina>ti wa mudabbiraha

Konstituen (1) na'budu merupakan predikat yang dilekati

dengan subjek. Predikat tersebut berkategori verba imperfek yang

berasal dari verba perfek ‘abada-ya’budu „menyembah‟ (Munawwir,

1997:886). Huruf nu>n yang melekat di depan verba tersebut

menunjukkan pelaku verba tersebut adalah persona pertama plural

(nachnu).

Sementara itu, konstituen (2) Alla>ha „Allah‟ adalah objek dari

verba na’budu „kami menyembah‟, yang berkategori nomina (ism

zhahir).

Page 17: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

61

Verba dalam kalimat yang menjadi pengisi fungsi objek

tersebut merupakan verba transitif yang membutuhkan kehadiran

objek, kalimat tidak dapat tersusun maknanya secara sempurna.

Meskipun verba tersebut adalah verba transitif, tapi objek dalam

kalimat yang menjadi objek kalimat (8) tersebut tidak bersifat inti. Hal

ini dapat dijelaskan dengan lesapnya objek tersebut seperti pada

kalimat (8a) berikut:

(8a) na'budu kha>liqa ha>dzihil-ka>'ina>ti wa mudabbiraha P(S) Pel

„Kami menyembah pencipta dan pengatur semesta ini”

Kalimat tersebut sudah dapat diterima maknanya. Dengan kata

lain kalimat tersebut sudah sempurna. Hal ini dapat terjadi karena

dalam kalimat tersebut hadir fungsi pelengkap dari jenis badal, yaitu

susunan yang menggantikan fungsi objek yang disertainya, sehingga

jika objek tersebut dilesapkan maka tidak akan mengurangi informasi

yang ingin disampaikan oleh kalimat tersebut.

Konstituen (3) kha>liqa ha>dzihil-ka>'ina>ti wa mudabbiraha

„pencipta dan pengatur semesta ini‟ dalam kalimat tersebut menjadi

pelengkap objek. Yaitu susunan pengganti objek yang menerangkan

lebih jelas lagi siapa itu „Allah‟ yang menjadi pengisi fungsi objek

dalam kalimat yang mengisi fungsi objek kalimat (8).

Page 18: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

62

Verba yang menjadi pengisi predikat tersebut merupakan verba

transitif. Verba qa>la „berkata‟ membutuhkan kehadiran objek, yang

dalam kalimat tersebut berupa kalimat na'budu'lla>ha kha>liqa ha>dzihil-

ka>'ina>ti wa mudabbiraha „kami menyembah Allah pencipta dan

pengatur semesta ini‟. Objek dalam kalimat tersebut bersifat inti. Jika

objek yang berupa kalimat (na'budu'lla>ha kha>liqa ha>dzihil-ka>'ina>ti wa

mudabbiraha) dihilangkan maka kalimat tersebut hanya akan

meninggalkan predikat dan subjek (qa>la) „dia berkata‟, tanpa

mengandung informasi (ma>dza> qa>la?) „perkataan apa yang dia

katakan‟. Dengan demikian, objek yang berupa kalimat tersebut

bersifat inti.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pengisi fungsi objek

pada kalimat (8) merupakan kalimat. Kalimat yang mengisi fungsi

objek tersebut adalah jenis kalimat filiyyah yang tersusun atas

predikat, subjek, objek, dan pelengkap.

1. Objek yang mengiringi verba dwitransitif

a. Pronomina sebagai pengisi fungsi O1 dan klausa sebagai O2

(68:املنفلوطي). نعلمهئ فيها كيف يرمون البذور(9)

(9) Nu’allimuhum fi>ha> kaifa yarmu>nal budzu>ra. (Al Manfaluthi, tt:68)

‘Di dalamnya kami mengajari mereka bagaimana cara menanam

benih’.

Page 19: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

63

9 nu'allimu hum fi>ha> kaifa yarmu>nal-budzu>ra

kaifa yarmu>na al

budzu>ra

V Pron FD N V N

P(S) O1 K O2

Kami

mendidik mereka

di

dalamnya

bagaimana cara menanam

benih

Klausa di atas tersusun atas tiga konstituen:

1. nu'allimuhum

2. fi>ha

3. kaifa yarmu>nal-budzu>ra

Konstituen (1) nu'allimuhum merupakan predikat yang

mengandung subjek. Predikat dalam klausa tersebut berkategori

sebagai verba, yaitu verba imperfek yang berasal dari verba perfek

‘allama-yu’allimu „mendidik‟ (Baalbaki, 2006:637). Verba tersebut

kemudian mendapat tambahan huruf nu>n yang menunjukkan pelaku

verba tersebut adalah persona pertama plural (nachnu), sedangkan hum

„mereka‟ yang melekati predikat tersebut adalah objek pertama

berkategori pronomina persona ketiga plural maskulin yang

bersambung dengan subjek dan predikat (zhami>r muttasil).

Konstituen (2) fi>ha> „di dalamnya‟ merupakan keterangan yang

berkategori frasa depan (ja>r majru>r) atau keterangan tempat, yaitu

tempat terjadi atau dilakukannya verba ‘allama „mendidik‟.

Konstituen (3) kaifa yarmu>nal-budzu>ra „bagaimana cara menanam

benih‟ merupakan pengisi fungsi objek kedua yang merupakan klausa

Page 20: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

64

predikatif tersusun atas predikat, subjek, dan objek. Predikat dalam

klausa yang berfungsi sebagai objek tersebut adalah frasa verbal kaifa

yarmu>na. Verba tersebut disisipi subjek yang dapat dilihat dari huruf

wa>w dan nu>n, menunjukkan bahwa pelaku verba tersebut adalah

persona ketiga plural maskulin. Al budzu>ra „benih‟ merupakan objek

dari frasa verbal kaifa yarmu>na. Klausa tersebut dapat digolongkan

sebagai O2 karena klausa tersebut akan menjadi pelengkap saat kalimat

(9) di atas dipasifkan menjadi (9a) berikut:

(9a) hum yu’allamuna fi>ha> kaifa yarmu>nal-budzu>ra S P K Pel

„Mereka diajari di dalamnya cara menanam benih‟

Hum „mereka‟ yang merupakan O1 pada kalimat aktif (9) beralih

fungsi menjadi subjek, sedangkan klausa kaifa yarmu>nal-budzu>ra

beralih fungsi menjadi pelengkap.

Verba klausa tersebut merupakan verba dwitransitif yang

memerlukan hadirnya dua objek. Objek pertama bersifat kurang inti,

sedangkan O2 bersifat inti. Hal ini dapat dibuktikan dengan

melesapkan objek dalam klausa tersebut menjadi klausa (9b) dan (9c)

berikut:

(9b) nu’allimuhum fi>ha P(S) O K

„kami mengajarkan mereka di dalamnya‟.

Page 21: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

65

Klausa tersebut dapat diterima dalam bahasa Arab, namun

informasi tidak dapat disampaikan dengan sempurna. Klausa tersebut

masih menimbulkan pertanyaan (ma>dza tu’allimu>nahum fi>ha>) „apa

yang kalian ajarkan pada mereka di sana”. Dengan demikian O1 dalam

klausa tersebut bersifat tidak inti.

Kadar keintian O2 bersifat inti. Hal ini dapat dilihat dengan cara

melesapkan O2 tersebut menjadi klausa (9c) berikut

(9c) nu’allimu fi>ha kaifa yarmu>nal-budzu>ra P(S) K O

„kami mengajarkan di dalamnya cara menanam benih‟

Klausa tersebut dapat di terima karena verba „allama telah

memiliki objeknya, yaitu klausa kaifa yarmu>nal-budzu>ra „bagaimana

cara menanam benih‟.

b. Kata sebagai pengisi fungsi O1 dan kalimat sebagai O2

. ((أال يوجد فيكئ غنى و فقير، و سيد و مسود؟)): فسألت الشيخ( 10)

(67:املنفلوطي)

(10) Fasa'altu’sy-syaikha: ‚ala> yu>jadu fi>kum ghaniyyun wa faki>run,

wa sayyidun wa muswaddun?‛. (Al Manfaluthi, tt:67)

‘Maka aku bertanya (kepada) tetua itu: ‚tidak adakah diantara

kalian orang kaya dan orang fakir, majikan dan budak?‛’.

Page 22: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

66

10 fa sa'altu a'sy-

syaikha

ala> yu>jadu fi>kum ghaniyyun wa faqi>run wa sayyidun wa muswadun

ala> yu>jadu

fi>kum ghaniyyun wa faqi>run wa sayyidun wa muswadun

V N V FD FN

P(S) O1 O2

aku

menanyai

tetua

itu

tidak

adakah

pada

diri

kalian

orang kaya dan orang

miskin, majikan dan budak

Kalimat di atas tersusun dari tiga konstituen:

(1) fa sa'altu

(2) a'sy-syaikha

(3) ala> yu>jadu fi>kum ghaniyyun wa faqi>run wa sayyidun wa

muswadun

Konstituen (1) fa sa'altu berfungsi sebagai predikat yang

dilekati oleh subjek. Predikat dalam kalimat tersebut berkategori

sebagai verba, yaitu verba perfek sa'ala, kemudian mendapat

tambahan huruf ta’ berharakat dhammah yang menunjukkan bahwa

pelaku verba tersebut adalah „aku‟.

Konstituen (2) a'sy syaikha dalam kalimat tersebut adalah

pengisi fungsi objek pertama yang berkategori sebagai nomina, ism

zhahir. Kata tersebut mengisi fungsi objek pertama yang akan menjadi

subjek ketika kalimat tersebut dipasifkan sebagaimana kalimat (10a)

berikut ini:

(10a) su'ila a’sy-syaikhu ala> yu>jadu fi>kum ghaniyyun wa faqi>run P S Pel

wa sayyidun wa muswadun?

Page 23: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

67

„tetua itu ditanya tidak adakah pada diri kalian orang kaya dan miskin,

majikan dan budak?‟

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa konstituen (3) ala>

yu>jadu fi>kum ghaniyyun wa faqi>run wa sayyidun wa muswadun „tidak

adakah pada diri kalian orang kaya dan miskin, majikan dan budak‟

merupakan objek kedua. O2 tersebut merupakani maqu>lul-qaulu, yaitu

kalimat interogatif atau kalimat tanya. Kalimat tersebut terdiri atas

mubtada’ dan khabar. Mubtada’ dalam kalimat yang berfungsi

sebagai O2 tersebut adalah ala> yu>jadu fi>kum „tidak adakah pada diri

kalian‟ dan khabar dalam kalimat tersebut adalah (ghaniyyun wa

faqi>run wa sayyidun wa muswadun) „orang kaya dan miskin, majikan

dan budak‟.

Verba sa'ala merupakan verba dwitransitif yang menghadirkan

dua objek. O1 bersifat tidak inti, sedangkan O2 bersifat inti. Hal ini

dapat dilihat dalam kalimat (10b) dan (10c) berikut ini yang berturut-

turut melesapkan O1 dan O2.

(10b) fasa'altu ala> yu>jadu fi>kum ghaniyyun wa faqi>run wa sayyidun P(S) O2

wa muswadun?

„Aku bertanya “tidak adakah pada diri kalian orang kaya dan

orang miskin, majikan dan budak?‟

Kalimat di atas melesapkan O1 a’sy-syaikha‟. Meskipun

demikian, kalimat tersebut tetap dapat diterima dan telah dapat

menyampaikan informasinya secara sempurna.

Page 24: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

68

(10c) fasa'altu a’sy-syaikha P(S) O1

„Aku menanyai tetua itu‟

O2 dalam kalimat tersebut dilesapkan kemudian menghasilkan

kalimat seperti di atas. Kalimat tersebut dapat diterima dalam bahasa

Arab, tetapi masih kurang memberikan informasi (‘ayyu su'a>lin

su'ila?) „hal berupa apa yang ditanyakan‟.

Konstituen (3) merupakan pengisi fungsi O2 berupa kalimat

interogatif yang tersusun atas kata tanya (‘ala>), verba imperfek

(yu>jadu), ja>r majru>r (fi>kum), frasa nomina (ghaniyyun wa faqi>run wa

sayyidun wa muswadun).

c. Pronomina sebagai pengisi fungsi O1 dan kalimat sebagai O2

(66:املنفلوطي). ((أين تذىبون بعد الموت؟)): فسألتو(11)

(11) Fasa'altuhu:‚aina tadzhabu>na ba’dal-mauti:‛(AlManfaluthi,tt:66)

‘Aku menanyainya: ‚kemana kalian akan pergi setelah mati?‛’.

11 Fa sa'altu hu aina tadzhabu>na ba'dal-mauti

aina tadzhabu>na ba'dal-mauti

V N N V FN

P(S) O1 O2

Aku

berkata dia kemana kalian pergi setelah mati

Kalimat di atas terdiri atas tiga konstiten:

(1) Fa sa'altu

(2) hu

Page 25: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

69

(3) aina tadzhabu>na ba'dal-mauti

Konstituen (1) fa sa'altu merupakan pengisi fungsi predikat yang

berkategori verba perfek sa'ala. Huruf ta’ berharakat dhammah yang

mengiringinya merupakan pengisi subjek berkategori nomina yang

melekati verba (dhami>r muttashi>l).

Konstituen (2) hu berupa huruf ha’ berharakat dhammah (hu) „dia‟

yang melekat setelah predikat dan subjek dalam kalimat tersebut

berfungsi sebagai O1, berkategori sebagai nomina yang melekat

(dhami>r muttashi>l). O1 tersebut adalah pronomina persona ketiga

tunggal maskulin.

Hu dalam kalimat tersebut dapat ditetapkan sebagai O1 karena

objek tersebut akan menjadi subjek ketika kalimat tersebut dipasifkan

menjadi kalimat (11a) berikut:

(11a) su'ila aina tadzhabu>na ba'da- mauti? P(S) Pel

„dia ditanya “kemana kalian pergi setelah mati?”‟

Dengan demikian dapat diketahui bahwa konstituen (3) aina

tadzhabu>na ba'da al mauti merupakan O2 dalam kalimat tersebut

karena konstituen tersebut beralih fungsi menjadi Pel jika klaus

atersebut dijadikan kalimat pasif. O2 tersebut merupakan kalimat yang

tersusun atas:

Page 26: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

70

(1) kata tanya aina,

(2) predikat berkategori verba imperfek yang dilekati subjek

nomina persona kedua plural maskulin yang terlihat dalam

huruf wa>w dan nu>n, tadzhabu>na, dan

(3) frasa nominal frasa nomina tarki>b idhafi> ba’dal-mauti.

O1 dalam kalimat tersebut bersifat tidak inti, sedangkan O2 bersifat

inti. Hal ini dapat dibuktikan dengan melesapkan objek-objek tersebut

seperti dalam kalimat (11b) dan (11c):

(11b) Fa sa'altu aina tadzhabu>na ba'dal-mauti? P(S) O2

„Aku bertanya “kemana kalian pergi setelah mati?”‟

Dalam kalimat (9b) tersebut O1 dilesapkan dan tidak memberikan

perubahan atau pengaruh terhadap informasi yang ingin disampaikan.

Dengan demikian O1 dalam kalimat tersebut tidak bersifat inti. Hal ini

juga dapat dilihat pada bentuk pasif kalimat tersebut seperti dalam

kalimat (9a). Jika diperhatikan maka didapati objek yang berupa

pronomina persona pertama tunggal maskulin (hu) tidak ditampakkan

dalam bentuk pasif karena telah masuk dalam verba pasif (fi’l majhu>l)

berupa verba su'ila. Hal tersebut dapat diketahui karena dalam kalimat

konteks tersebut terdapat pihak kedua yang diajak berbicara.

Page 27: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

71

Berbeda dengan O1, O2 dalam kalimat tersebut bersifat inti.

Kalimat tidak dapat menyampaikan informasi secara sempurna jika O2

dalam kalimat tersebut dihilangkan sebagaimana pada klausa (11c)

(11c) Fa sa'altu hu P(S) O1

„Aku menanyainya‟.

B. Objek yang bertemu verba dengan perantara partikel (Op)

1. Op yang mengiringi verba ekatransitif

Op yang mengiringi verba ekatransitif dalam cerpen Madi>natu a’s

sa’a>dah ada lima, yaitu (1) Op dengan perantara huruf ba’, (2) Op dengan

perantara huruf la>m, (3) Op dengan perantara partikel ‘ala, (4) Op dengan

perantara partikel ila>, dan (5) Op dengan perantara partikel min. Op-Op

tersebut secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Op dengan perantara partikel genetif ba’

(64:املنفلوطي). ثئ رميت بطرفى(12)

(12) Tsumma ramaitu bitharfi>. (Al Manfaluthi, tt:64)

‘Kemudian aku melempar pandanganku’.

12 Tsumma rama> tu bi tharfi>

Part V N FN

Konj P S Op

Kemudian melempar aku (dengan)

pandanganku

Klausa di atas tersusun atas dua konstitien:

Page 28: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

72

(1) Tsumma ramaitu

(2) bitharfi>

Konstituen (1) tsumma ramaitu merupakan pengisi fungsi predikat

yang diawali dengan konjungsi tsumma yang dalam bahasa Arab

konjungsi tersebut disebut dengan charfu ibtida>i> karena partikel tersebut

mengawali klausa. Predikat tersebut berkategori verba perfek rama>

„melemparkan‟ (Baalbaki, 2006:421). Verba tersebut dilekati dengan

subjek berkategori nomina persona pertama tunggal yang menunjukkan

bahwa pelaku verba tersebut adalah „aku‟.

Konstituen (2) bitharfi> sebagai pengisi fungsi objek berkategori

tarki>b idhafi. Frasa tersebut tersusun atas charfu jarrin ba’ dan ismun

majru>run tharfiyyun dan ya>'u mutakallim yang menunjukkan kepemilikan

nomina (tharfiyyun).

Tharfi> dalam klausa tersebut secara makna merupakan objek

(maf’u>lun bihi) karena ism zhahir tharfi> menjadi sasaran dari verba rama>

walaupun secara tulisan merupakan ja>run majru>run. Partikel ba’ yang

menjadi penghubung antara predikat dengan objek tersebut dapat

dilesapkan, kemudian harakat ism tersebut menjadi manshub seperti

terlihat dalam kalimat (12a) berikut:

(12a) tsumma ramaitu tharfi> P(S) O

„kemudian aku melemparkan pandanganku‟

Page 29: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

73

Dengan demikian, partikel ba’ yang melekati ism dhahir yang

berfungsi sebagai objek tersebut tidaklah inti. Partikel ba‟ yang demikian

disebut dengan charf ja>r a’z-za>idah. Dengan kata lain, partikel ba’ tersebut

tidak memberikan pengaruh terhadap kandungan informasi dalam klausa

tersebut.

Verba rama> merupakan verba transitif yang membutuhkan

kehadiran objek. Dengan kata lain, objek bersifat inti karena jika objek

tersebut dilesapkan maka kalimat tidak akan senyap, seperti yang terjadi

dalam kalimat (10b) berikut:

(12b) tsumma rama'itu P(S)

„kemudian aku melempar‟

Klausa tersebut belum memberikan informasi yang sempurna,

meskipun telah tersusun atas predikat dan subjek.

b. Op dengan perantara partikel genetif la>m

(67:املنفلوطي). ال نغفر لو(13)

(13) La> naghfiru lahu. (Al Manfaluthi, tt:67)

‘Kami tidak mengampuninya’.

13 La> naghfiru lahu

FV FN

P(S) O

Kami tidak

mengampuni dia

Page 30: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

74

Klausa di atas tersusun atas dua kostituen:

(1) La> naghfiru

(2) lahu

Konstituen (1) la> naghfiru merupakan pengisi fungsi predikat

berkategori frasa verbal. Verba tersebut merupakan verba imperfek

naghfiru yang berasal dari verb perfek ghafara „mengampuni‟ (Ba‟albaki,

2006:662). Partikel ( la>) yang mendahului verba tersebut merupakan

negasi verba, yang menunjukkan bahwa verba tersebut tidak dilakukan

„tidak mengampuni‟. Predikat klausa tersebut dilekati oleh subjek

berkategori pronomina persona pertama plural dalam bentuk huruf nu>n

„kami‟.

Objek dalam klausa tersebut terdapat dalam konstituen (2) lahu. Objek

tersebut berkategori frasa nominal yang tersusun atas parttikel la>m dan

pronomina persona ketiga tunggal maskulin. Partikel la>m yang membentuk

frasa tersebut bersifat tidak inti. Objek dalam frasa tersebut dapat

bersambung langsung dengan verbanya membentuk klausa (13a) berikut:

(13a) La> naghfiruhu P(S) O

„kami tidak mengampuninya‟

Klausa tersebut dapat diterima maknanya secara sempurna. dengan

demikian, partikel la>m dalam frasa nominal yang berfungsi sebagai pengisi

Page 31: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

75

fungsi objek tersebut tidaklah inti, atau dapat dikatakan partikel la>m

tersebut adalah charfu jarrin a’z-za>idah.

Sementara itu, objek dalam klausa tersebut bersifat inti karena jika

frasa nominal tersebut dihilangkan maka tidak didapatkan informasi yang

sempurna. Pelesapan objek klausa tersebut akan membentuk klausa (13b)

berikut:

(13b) La> naghfiru P(S)

„kami tidak mengampuni‟

Klausa di atas tidak dapat diterima informasinya secara sempurna

karena masih menimbulkan pertanyaan (mani’l-ladzi yughfaru?)

„siapa/apa yang diampuni?‟. Dengan demikian, objek berkategori frasa

nominal dalam klausa tersebut bersifat inti.

c. Op dengan perantara partikel genetif ‘ala>

(68:املنفلوطي). و أردت على ذكر المدارس(14)

(14) Wa aradtu ‘ala> dzikril mada>risi. (Al Manfaluthi, tt:68)

‘Aku ingin mengingat sekolah-sekolah’.

14 Aradtu ‘ala> dzikril-mada>risi

V FN

P(S) Op

Aku menginginkan ingat sekolah

Klausa di atas tersusun atas dua konstituen:

Page 32: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

76

(1) Aradtu

(2) ‘ala> dzikri-l-mada>risi

Konstituen (1) aradtu merupakan pengisi fungsi predikat berkategori

verba. Predikat tersebut dilekati oleh subjek yang dapat dilihat dalam huruf

ta’ yang melekat setelah verba tersebut. Subjek tersebut menunjuk pada

persona pertama tunggal „aku‟.

Konstituen (2) ‘ala> dzikril-mada>risi merupakan pengisi fungsi objek

berkategori frasa nomina. Objek tersebut tersusun atas partikel („ala>),

nomina (dzikru), dan nomina (al-mada>risi) membentuk tarki>b idhafi>.

Kedua nomina dalam frasa pengisi fungsi objek tersebut mengandung

partikel (fi>) yang mengandung makna „ingatan yang ada pada sekolah-

sekolah‟, sedangkan partikel yang mendahului frasa tersebut merupakan

charfu jarrin a’z-za>idah yang dapat dilesapkan sebagaimana klausa (14a)

berikut, tanpa merusak makna yang ingin disampaikan oleh klausa aslinya.

(14a) Aradtu> dzikral-mada>risi P(S) O

„Aku menginginkan ingat sekolah-sekolah‟

Objek dalam klausa di atas terletak setelah predikat tanpa melalui

perantara partikel apapun. Dengan demikian partikel („ala>) tidaklah inti.

Objek dalam klausa tersebut bersifat inti. Objek dalam klausa tersebut

tidak dapat dilesapkan karena akan menjadi klausa (14b) berikut:

Page 33: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

77

(14b) Aradtu> P(S)

„Aku menginginkan‟

Klausa tersebut tidak dapat menyampaikan informasi yang ingin

disampaikan oleh klausa (14) di atas karena klausa tersebut, meskipun

mengandung subjek dan predikat, tidak memiliki objek yang akan

menjawab pertanyaan (ma>dza> aradta?) „apa yang kamu inginkan?‟.

Dengan demikian, objek (’ala> dzikril-mada>risi) dalam klausa tersebut

bersifat inti.

d. Op dengan perantara partikel genetif ila>

(64: املنفلوطي). ثئ ىبط إلى قمة الجبل(15)

(15) Tsumma habatha ila> qimmatil-jabali. (Al Manfaluthi, tt:64)

‘Kemudian turun ke puncak gunung’.

15 Tsumma habatha ila> qimatil-jabali

V FN

P Op

Kemudian (dia)

menuruni puncak gunung

Klausa tersebut tersusun atas dua konstituen:

(1) Tsumma habatha

(2) ila> qimatil-jabali

Page 34: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

78

Konstituen (1) tsumma habatha merupakan pengisi fungsi predikat

diselipi oleh subjek berupa pronomina ketiga tunggal maskulin

tersembunyi.

Konstituen (2) ila> qimati al jabali merupakan pengisi fungsi objek

berkategori frasa nominal. Frasa tersebut terdiri dari partikel (ila>), nomina

(qimmati), dan nomina (al jabali). Kedua nomina dalam frasa tersebut

membentuk frasa nominal mengandung satu makna baru „puncak gunung‟

(Munawwir, 1997:1159), sedangkan partikel (ila>) yang mendahului frasa

tersebut menjadi perantara verba (habatha) menuju objeknya (qimmatil-

jabali). Partikel tersebut dapat dihilangkan tanpa merusak makna klausa

sehingga objek akan terletak langsung setelah predikat seperti dalam

klausa (15a) berikut:

(15a) Tsumma habatha qimmatal-jabali P O

„Kemudian (dia) menuruni puncak gunung‟

Objek dalam susunan tersebut merupakan kaidah yang sebenarnya dari

kaidah bahasa Arab. Oleh karena itu, susunan di atas dapat diterima serta

tidak merusak informasi yang ingin disampaikan. Dengan demikian,

partikel yang menjadi perantara predikat dan objek tersebut bersifat tidak

inti karena tanpa partikel tersebut objek masih dapat berdiri sendiri dan

dapat melaksanakan fungsinya sebagai objek.

Page 35: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

79

Objek dalam kalimat tersebut bersifat inti, karena jika objek tersebut

dilesapkan maka klausa tersebut tidak dapat menyampaikan informasinya

dengan sempurna sebagaimana dalam klausa (15b) berikut:

(15b) Tsumma habatha P

„Kemudian (dia) menuruni‟

Susunan (15b) tersebut tidak menyampaikan informasi dengan

sempurna karena masih menimbulkan pertanyaan (madza habatha?) „apa

yang dia turuni?‟. Dengan demikian verba (habatha) dalam klausa tersebut

digolongkan dalam verba transitif dan kehadiran objek dalam klausa

tersebut bersifat inti.

e. Op dengan perantara partikel genetif min

(66:املنفلوطي). يعرفون من سرِّ الدين و حكمتو(16)

(16) Ya’rifu>na min sirri’d-di>ni wa chikmatihi. (Al Manfaluthi, tt:66)

‘Mereka mengetahui rahasia agama dan hikmahnya’.

16 ya'rifu>na min sirri'd-di>ni wa chikmatihi

V FN

P(S) Op

Mereka

mengetahui rahasia agama dan hikmahnya

Klausa tersebut tersusun dari dua konstituen:

(1) ya'rifu>na

(2) min sirri'd-di>n wa chikmatihi

Page 36: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

80

Konstituen (1) (ya'rifu>na) merupakan pengisi fungsi predikat

berkategori verba imperfek. Verba tersebut berasal dari verba perfek

(„arafa) „mengetahui‟. Predikat dalam klausa tersebut dilekati oleh subjek

berkategori nomina persona ketiga plural maskulin yang dapat diketahui

dari huruf ya’ dan nu>n yang melekati verba tersebut.

Konstituen (2) (min sirri'd-di>n wa chikmatihi) merupakan Op

berkategori frasa nominal yang tersusun dari partikel (min), nomina

(sirrun), dan nomina (a'd di>n). Kedua nomina tersebut membentuk frasa

nominal. Dalam frasa tersebut terselip partikel (la>m) yaitu (sirrun)

„rahasia‟ yang dimiliki oleh (a'd-di>n) „agama‟. Partikel (wa) dalam klausa

tersebut berfungsi sebagai konjungsi yang menghubungkan antara (sirri

a'd-di>n) dengan (chikmatihi). Dengan demikian kedua frasa tersebut

mempunyai fungsi dan kategori yang sama.

Partikel tersebut menjadi perantara antara predikat dan objek yang

bersifat tidak inti. Hal tersebut karena objek dapat memiliki maknanya

sendiri dan dapat melakukan tugasnya sebagai fungsi objek tanpa adanya

partikel tersebut. Dengan demikian partikel tersebut merupakan charfu

jarrin a’z za>idah. Jika partikel tersebut dilesapkan, klausa tersebut akan

menjadi klausa (16b) berikut:

(16b) ya'rifu>na sirra'd-di>n wa chikmatihi P(S) O

„Mereka mengetahui rahasia agama dan hikmahnya‟

Page 37: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

81

Objek dalam klausa tersebut berada setelah predikat tanpa

menggunakan perantara, serta telah dapat menyampaikan informasi

dengan sempurna.

Objek tersebut bersifat inti karena jika objek tersebut dilesapkan maka

klausa tersebut tidak dapat diterima informasinya dengan sempurna

sebagaimana kalimat (16c) berikut:

(16c) ya'rifu>na P(S)

„Mereka mengetahui‟

Susunan tersebut tidak dapat dimengerti maknanya meski telah

mengandung subjek dan predikat. Dengan demikian objek dalam klausa

tersebut bersifat inti.

2. Op yang mengiringi verba dwitransitif

a. Frasa sebagai pengisi Op1 dan Op2

(66:املنفلوطي). أنعئ عليو بمضغة(17)

(17) An’ama ‘alaihi bi mudhghatin. (Al Manfaluthi, tt:66)

‘Dia memberinya sepotong daging’.

17 An’ama ‘alaihi bi mudhghatin

V FN FN

P(S) Op1 Op2

Dia memberi

(nikmat)

(kepada)

dia

(dengan) sepotong

daging

Kalimat di atas tersusun atas tiga konstituen:

(1) An’ama

Page 38: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

82

(2) ‘alaihi

(3) bi mudhghatin

Konstituen (1) (an’ama) merupakan pengisi fungsi predikat

berkategori verba, yaitu verba perfek (an’ama) „memberikan‟ (Ba‟albaki,

2006:117). Predikat tersebut mengandung subjek yang tersembunyi berupa

pronomina persona ketiga tunggal maskulin yang mengacu pada (huwa)

„dia‟.

Konstituen (2) ‘alaihi sebagai pengisi fungsi Op1. Op1 tersebut

berkategori frasa nominal. Op1 tersebut tersusun dari pronomina persona

ketiga tunggal maskulin (hu) „dia‟ dan partikel (‘ala>) ‘atas’. Op1 tersebut

berada setelah predikat dengan perantara partikel (‘ala>). Partikel tersebut

bersifat tidak inti karena jika partikel tersebut dihilangkan, nomina (hu)

dapat langsung melekat setelah verba yang menjadi predikat dalam kalimat

tersebut. Kalimat tersebut akan menjadi kalimat (17a) berikut jika partikel

(‘ala>) dilesapkan.

(17a) An’amahu bi mudhghatin P(S)-O1 Op2

„Dia memberinya sepotong daging‟.

Kalimat di atas telah dapat menyampaikan informasi dengan

sempurna. Dengan demikian, partikel dalam kalimat tersebut merupakan

charf jarrin a’z-za>idah karena tanpa partikel tersebut nomina (hu) dapat

melaksanakan fungsinya sebagai objek.

Page 39: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

83

Konstituen (3) bi mudhghatin dalam kalimat tersebut merupakan Op2

berkategori frasa nomina yang tersusun dari partikel (bi) dan nomina

(mudhghatun). Partikel dalam frasa tersebut bersifat tidak inti karna dapat

dilesapkan tanpa merusak makna yang akan disampaikan seperti dalam

kalimat (17b) berikut:

(17b) An’ama alaihi mudhghatan P(S) Op1 O2

„Dia memberinya sepotong daging‟

Kalimat tersebut telah dapat diterima informasinya dengan sempurna.

Dengan demikian, partikel dalam frasa Op1 maupun Op2 dapat sama-sama

dilesapkan tanpa merusak makna yang ingin disampaikan seperti dalam

kalimat (17c) berikut:

(17c) An’amahu mudhghatan P(S)-O1 O2

„Dia memberinya sepotong daging‟

Kalimat tersebut sesuai dengan kaidah objek dalam bahasa Arab, yaitu

ismun manshu>bun.

Op1 dan Op2 dalam kalimat tersebut bersifat inti. Kalimat (17) tidak

akan dapat meyampaikan informasi dengan sempurna jika salah satu atau

kedua objek tidak langsung tersebut dilesapkan seperti dalam klausa (17d),

(17e), dan (17f) berikut ini:

Page 40: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

84

(17d)An’ama alaihi P(S) Op1

„Dia memberinya‟

(17e) An’ama bi mudhghatin P(S) Op2

„Dia memberi sepotong daging‟

(17f) An’ama P(S)

„Dia memberi‟

Klausa (17d) tidak dapat menyampaikan informasi dengan sempurna

karena belum diketahui (madza un’ima) „apa yang diberikan‟, klausa (17e)

belum sempurna informasinya karena informasi (mani’l-ladzi un’ima)

„siapa yang diberi‟ belum terdapat dalam klausa tersebut, sedangkan

klausa (17f) sama sekali tidak dapat menyampaikan informasi yang

sempurna meskipun klausa tersebut mengandung subjek dan predikat.

Oleh karena itu, Op1 dan Op2 dalam kalimat tersebut bersifat inti.

b. Frasa sebagai pengisi fungsi Op2 dan kata sebagai pengisi

fungsi O1

(69:املنفلوطي). ال يمسكون فى أنفسهئ حقًدا ألنهئ متساوون(18)

(18) La> yumsiku>na fi> anfusihim chiqdan li'annahum mutasa>wu>na. (Al

Manfaluthi, tt:69)

Page 41: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

85

‘Mereka tidak memelihara dendam dalam diri mereka karena

mereka orang yang ramah’.

18 La> yumsiku>na fi> anfusihim chiqdan liannahum mutasa>wu>na

FV FD N FN

P(S) Op2 O1 K

Mereka tidak

memelihara

(dalam) diri

mereka dendam

karena mereka adalah

orang yang ramah

Kalimat di atas terdiri atas empat konstituen:

(1) La> yumsiku>na

(2) fi> anfusihim

(3) chiqdan

(4) liannahum mutasa>wu>>na

Konstituen (1) la> yumsiku>na merupakan predikat yang dilekati oleh

subjek. Predikat tersebut berkategori frasa verbal yang terdiri dari verba

imperfek (yumsiku>na) dan partikel negasi (la>). Verba (yumsiku>na) berasal

dari verba perfek masaka „menjaga/memelihara‟ (kamus offline). Huruf

wa>w dan nu>n yang melekati verba tersebut menunjukkan pelaku verba

(yumsiku>na) adalah orang ketiga tunggal maskulin. Partikel la>m yang

mendahului verba tersebut menyatakan negasi yang mengingkari verba

(yumsiku>na) tersebut.

Konstituen (2) fi> anfusihim merupakan pengisi fungsi Op2 berkategori

sebagai frasa depan (ja>r majru>r). Op2 tersebut tersusun dari partikel (fi>),

dan frasa nominal. Frasa tersebut tersusun atas nomina (anfusu) dan

pronomina (hum) membentuk frasa fi> anfusihim, sedangkan partikel (fi>)

Page 42: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

86

yang mendahului frasa tersebut merupakan perantara verba (la> yumsiku>na)

dengan Op2 (anfusihim).

Konstituen (3) chiqdan merupakan O1 berkategori nomina. Nomina

tersebut digolongkan menjadi O1 karena objek tersebut akan menjadi

subjek ketika kalimat tersebut dipasifkan seperti kalimat (18a) berikut.

(18a) fi> anfusihim la> yumsaku chiqdun liannahum mutasa>wuna S P Pel K

‘dendam tidak dipelihara oleh diri mereka karena mereka adalah

orang yang ramah‟

Susunan di atas terdiri atas subjek, predikat, pelengkap dan

keterangan.

Konstituen (4) liannahum mutasa>wuna adalah keterangan yang

merupakan klausa ismiyyah tersusun atas konjungsi (lianna), subjek

(hum), dan predikat (mutasa>wuna).

O1 dalam kalimat tersebut bersifat inti, sedangkan Op2 kalimat

tersebut bersifat tidak inti. Jika O1 dalam kalimat tersebut dilesapkan maka

kalimat tidak berterima dalam bahasa Arab sebagaimana kalimat (18b) di

bawah ini, sedangkan jika Op2 dilesapkan maka kalimat tetap dapat

diterima dalam bahasa Arab sebagaimana susunan (18c) berikut:

(18b) la> yumsiku>na fi> anfusihim liannahum mutasa>wuna P(S) Op2 K

Page 43: BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN · 45 BAB II PENGISI FUNGSI OBJEK DALAM CERPEN MADI>NATU A’S-SA’A>DAH Bab ini akan membahas mengenai pengisi kategori dan fungsi objek

87

‘mereka tidak memelihara dalam diri mereka karena mereka

adalah orang yang ramah‟

(18c) la> yumsiku>na chiqdan liannahum mutasa>wuna P(S) O1 K

‘mereka tidak memelihara dendam karena mereka adalah orang

yang ramah‟

Susunan (18b) di atas tidak dapat diterima informasinya dengan

sempurna karena masih menimbulkan pertanyaan (madza yumsiku>na?)

„apa yang mereka pelihara?‟, sedangkan susunan (18c) telah dapat

menyampaikan informasi dengan sempurna. Dengan demikian, O1 bersifat

inti, sedangkan Op2 bersifat tidak inti.