Bab II Pengindraan
-
Upload
araaliffia -
Category
Documents
-
view
56 -
download
1
description
Transcript of Bab II Pengindraan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Syaraf Kranial
12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak.Beberapa saraf
cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari
serabut sensorik dan serabut motorik.
1. SARAF OLFAKTORIUS ( CN I )
Merupakan saraf sensorik.Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa
nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui
traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi
indera penciuman berada.
2. SARAF OPTIK ( CN II )
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke
badan sel akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata
pada bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut
memanjang saat traktus optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus
dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indera
penglihatan.
3. SARAF OKULOMOTORIUS ( CN III )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik.Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh
otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka
kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa
informasi indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.
4. SARAF TRAKLEAR ( CN IV )
Adalah saraf gabungan , tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan
merupakan saraf terkecil dalam saraf cranial. 9 Neuron motorik berasal dari langit-
langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut
sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik
superior ke otak.
5. SARAF TRIGEMINAL ( CN V )
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari
saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga
nasal serta rongga oral.Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot
mastikasi kecuali otot buksinator.Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia
trigeminal. Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi :
• Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar
air mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
• Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi
atas, gusi dan bibir) dan palatum.
• Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit
rahang dan area temporal kulit kepala.
6. SARAF ABDUSEN ( CN VI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik.Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi
otot rektus lateral mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot
rektus lateral ke pons.
7. SARAF FASIAL ( CN VII )
Merupakan saraf gabungan.Meuron motorik terletak dalam nuclei
pons.Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan
kelenjar saliva.Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua
pertiga bagian anterior lidah.
8. SARAF VESTIBULOKOKLEARIS ( CN VIII )
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang koklear atau
auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran dalam
organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke
bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori pada
lobus temporal. Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan
ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik
pada telinga dalam.
9. SARAF GLOSOFARINGEAL ( CN IX )
Merupakan saraf gabungan.Neuron motorik berawal dari medulla dan
menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron
sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian
posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring ; neuron ini juga membawa
informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah
tertentu.
10. SARAF VAGUS ( CN X )
Merupakan saraf gabungan.Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan
menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen.Neuron sensorik membawa
informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke
medulla dan pons.
11. SARAF AKSESORI SPINAL ( CN XI )
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik.
Neuron motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan
menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla
spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron
sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf
motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.
12. SARAF HIPOGLOSAL ( CN XII )
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.
• Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah.
• Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah (Sloane, 2003).
2.2. ReseptorReseptor merupakan penerima rangsangan atau stimulus
• Eksteroseptor sensitif terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan terletak
pada atau didekat permukaan tubuh; misalnya, sentuhan, tekanan, nyeri pada
kulit dan suhu, penciuman, penglihatan, serta pendengaran.
• Proprioseptor terletak pada tubuh dalam otot, tendon, dan persendian, juga
mencangkup reseptor ekuilibrium pada area telinga dalam. Jika distimulasi,
bagian tersebut akan menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh
besarnya tonus, dan ekuilibrium.
• Interoseptor (viseroseptor) dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam
organ viseral dalam pembukuh darah yang memiliki inervasi motorik dari SSO.
Contohnya adalah stimulus yang terjadi akibat perubahan selama proses digesti,
ekskresi, dan sirkulasi (Sloane, 2003).
2.3. Transduksi
Transduksi merupakan proses perubahan rangsang menjadi suatu aktifitas
listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi
fisik, kimia, ataupun panas.
2.4. Sensasi
Kita memperoleh pengetahuan mengenai dunia sekeliling kita, pertama-tama
melalui penginderaan. Stimulus yang intensitasnya di atas level tertentu mengaktifkan
reseptor (sel penerima rangsang) pada indera kita, hingga terjadilah sensasi yang
memungkinkan terjadinya persepsi.
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi
adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian
verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan
alat indera.”
Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan,
keseimbangan dan kendali gerak.Kesemuanya inilah yang sering disebut indera. Jadi
dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi
sensoris ( energi fisik dari lingkungan ) melalui penginderaan dan menerjemahkan
informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna.
Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata)
sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang
ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal
di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai warna merah”.
Dalam proses penerimaan informasi, alat indera merupakan faktor yang
menentukan, karena setiap stimuli yang datang dari luar diri kita ditangkap melalui
alat indera. Proses menangkap stimuli melalui alat indera ini disebut proses sensasi.
Dalam ungkapan lain sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra,
sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak”
(Mahmud, 1990:14). Meskipun alat untuk menerima stimulus serupa pada setiap
individu, interpretasinya berbeda. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera.
Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber
informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam
diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau
mata). Informasi dari dalam diinderai oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran
darah). Gerakan tubuh kita sendiri diinderai oleh propriseptor (misalnya, organ
vestibular).
Jadi, sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan) melalui indera, dan
sensasi lebih cenderung hubungannya dengan perasaan. Dan alat penginderaan itulah
yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya.Sensasi itu sebagai proses
atau pengalaman elementer yang timbul apabila satu perangsang merangsang satu
reseptor atau proses merasakan.
2.5. Persepsi
Persepsi (perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi,
kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang
dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya
adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi
[sensation]. Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak
tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi
ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah
bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan
faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
Menurut pendapat beberapa ahli adapun pengertian persepsi adalah : Slameto( 2003 :
102 ) menyatakan :
“ Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi di dalam
otak manusia. Informasi dan pesan yang diterima tersebut muncul dalam bentuk
stimulus yang merangsang otak untuk mengolah lebih lanjut yang kemudian
mempengaruhi seseorang dalam berperilaku”.
Stimulus yang diterima manusia merupakan perwujudan dari apa yang telah
dialaminya. Rakhmat (2005: 51) juga mengungkapkan bahwa :
“Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan peran”.
Dapat kita simpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan atau pendapat seseorang
tentang suatu objek yang sangat menentukan perilakunya terhadap objek tersebut.
Persepsi seseorang terhadap rangsangan atau stimulus yang diterimanya akan bebeda
satu sama lainnya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya :
1. Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang
menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam
mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi
pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang
yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat,
lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya.
Informasi juga dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.
2. Kebutuhan; seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan
kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau
masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
3. Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat
mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang
menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk
mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh
lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah dia
melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua karena pernah
menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang
baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik,
walaupun semua anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.
Ciri-Ciri Umum Persepsi
Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut sebagai
dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna, ada ciri-ciri
umum tertentu dalam dunia persepsi:
1. Modalitas: rangsang-rangsang yang yang diterima harus sesuai dengan
modalitas tiap-tiap indra, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indra (cahaya
untuk penglihatan, bau untuk penciuman, bunyi untuk pendengaran, permukaan bagi
peraba dan sebagainya).
2. Dimensi ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang), kita
dapat mengatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, latar depan latar belakang,
dan lain-lain.
3. Dimensi waktu: dunia persepsi mempunyai dimensi waktu seperti; cepat lambat,
tua muda, dan lain-lain.
4. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: obyek-obyek atau gejala-gejala
dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya.
Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.
5. Dunia penuh arti: dunia persepsi adalah dunia penuh arti. Kita cenderung
melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi
kita, yang ada hubunganya dalam diri kita.
2.6. System Indera2.6.1. Mata
A. Anatomi mata
Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada
fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf (Sloane,
2004). Mata terletak di dalam orbita. Mata berbentuk bulat dan tertanam di
dalam lemak, terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan fibrosa bagian luar,
lapisan pembuluh darah dan berpigmen, serta bagian dalam adalah lapisan
saraf.
Struktur mata:
1) Lapisan luar terdiri atas sklera dan kornea.
Sklera berwarna putih dan tidak tembus cahaya. Kornea mengandung
banyak serabut saraf. Tidak terdapat pembuluh darah, dan tembus cahaya.
Kornea berfungsi memfokuskan bayangan benda pada retina. Kornea
dilindungi oleh selaput pelindung konjungtiva.
2) Lapisan tengah terdiri atas koroidea dan iris.
Koroidea mengandung banyak pembuluh darah dan berfungsi memberi
nutrisi pada retina. Bagian depan koroidea dan belakang kornea terdapat iris.
Iris mengandung pigmen warna sehingga mengakibatkan perbedaan warna
pada mata. Lubang bulat di tengah iris disebut pupil. Pupil merupakan jalan
masuknya cahaya. Pupil akan mengecil jika cahaya terang. Sebaliknya, pupil
melebar jika cahaya redup. (Sloane, 2003)
3) Lapisan dalam, tempat retina berada
Pada retina inilah terdapat fotoreseptor.Ada dua macam fotoreseptor,
yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang mengandung rodopsin dan
diperlukan untuk melihat dalam suasana remang. Sel kerucut mengandung
pigmen iodopsin dan mampu menerima rangsang warna dan sinar terang.
Bagian yang berada di belakang lensa mata diisi oleh vitreous humor yang
berfungsi mempertahankan bentuk bola mata agar tetap bundar. Sementara
itu, ruangan di antara lensa, iris, dan kornea diisi oleh aqueous humor.
Aqueous humor berfungsi memberi makan kornea dan lensa. (Sloane, 2003).
B. Mekanisme transduksi cahaya
Cahaya yang masuk ke mata melalui pupil akan menembus empat media
refraksi. Keempat media refrasi tersebut yaitu kornea, aqueous humor, lensa,
dan vitreous humor. Selanjutnya, bayangan akan jatuh ke retina.
Retina ,membentuk impuls yang akan diteruskan ke saraf otak II. Impuls
tersebut diinterpretasikan sebagai penglihatan otak. (Sloane ,2003).
Alur mekanisme penglihatan pada mata sebagai berikut :
1. cahaya memasuki mata melalui jendela transparan di dalam sklera, yaitu
kornea.
2. Kemudian melewati pupil yang berlubang di dalam tabir otot yang disebut
iris. Iris ini berpigmen. Iris dapat berkontraksi dan berdilatasi terhadap
berbagai jumlah cahaya yang masuk ke mata.
3. Cahaya difokuskan oleh lensa yang elastis, tepat dibelakang iris. Ligamen
menahan lensa ke korpus sillaris, bagian anterior dari lapisan koroid.
4. Sinar difokuskan sebagai bayangan terbalik pada retina dibelakang mata.
Retina hampir transparan dan bagian anterior mata mempunyai penampilan
hitam coklat gelap karena lapisan yang berpigmen dan bervaskuler.
5. Serabut-serabut saraf dari retina menjalar melalui sekelompok lubang-lubang
di dalam sklera, pada diskus optikus membentuk saaf optikus ke otak.
(cambridge, 1999)
Kelainan mata
1. Atigmatisma adalah kesalahan refraksi yang terjadi karena berkas-berkas
cahaya yang jatuh pada garis-garis di atas retina, dan bukan pada titik –
titik tajam. Hal ini disebabnya berubahnya bentuk lengkungan lensa.
Keadaan ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa
cembung, guna menambahkan bagian yang kurang cembung pada lensa
mata yang abnormal itu.
2. Presbiopi adalah istilah yang digunakan untuk melukiskan kesalahan
akomodasi yang terjadi pada orang-orang tua atau orang orang yang
sudah usia lanjut.
3. Dakriostitis akut adalah infeksi yang timbul sebagai akibat macetnya
kantong lakrimal. Abses pun timbul, yang menggejala berupa timbulnya
pembengkakan berwarna kemerah-merahan yang terasa sakit sekali,
dibawah kantus sebelah dalam ( Pearce, 2011).
2.6.2. Hidung
A. Anatomi hidung
Serabut-serabut saraf penciuman terdapat pada bagian atas selapu lendir
hidung. Serabut-serabut olfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat
kimia dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor) (setiadi, 2007).
B. Mekanisme penciuman
Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan merangsang
saraf (nervus olfaktorius) dari bulbus olfaktorius, perasaan bergerak
melalui traktus olfaktorius dengan perantaraan stasiun penghubung
hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada
lobus temporalis otak dimana perasaan itu ditafsirkan. Rasa penciuman
dirangsang oleh gas yang dihisap dan kepekaan akan rasa tersebut
mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu
yang cukup lama. (Syaifudin, 1997)
a. Yang berperan : epitel olfaktorius (pada bagian luar bulbus
olfaktorius) di bagian tengah septum nasal & bag lateral di atas konkha
superior
b. Nervus olfaktorius atau saraf kranial ke-1
c. serabut sarafnya muncul pada bagian atas selaput lendir hidung
d. Nervus olfaktorius dilapisi sel2 khusus yg mengeluarkan fibril-fibril
halus untuk berikatan dg serabut2 di bulbus olfaktorius
e. Dari bulbus olfaktorius, stimulus bergerak melalui traktus olfaktorius
f. mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktori di lobus
temporalis otak untuk ditafsirkan
g. Syarat rasa penciuman : senyawa harus mudah menguap, mempunyai
sedikit kelarutan dalam air maupun lemak
h. Rasa penciuman distimulasi oleh gas atau unsur2 halus yg terhirup.
Rasa penciuman sangat peka, tetapi kepekaannya mudah hilang, jika
dihadapkan dg suatu bau yang sama untuk suatu waktu yg cukup lama
i. Rasa penciuman diperlemah jika selaput lendir hidung sangat kering,
sangat basah atau membengkak. Mis. Orang yg terserang pilek(pearce,
2009).
C. Kelainan pada hidung
Kelainan pada penciuman
1. Anosmia
Kehilangan rasa bau atau yang hilangnya daya menghirup. Penyakit ini
disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung missal tumor, reseptor-
reseptor pembauan rusak karena infeksi virus/atrophi, dan gangguan pada
saraf ke I, bulbus, traktus olfaktorius/cortex otak karena tumor.
2. Hiposmia
Pengurangan sensifitas olfaktorius atau berkurangnya kepekaan dalam
menghidu.
3. Disosmia
Distori gaya menghidu atau indera penciuman berubah. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi didalam sinus, kerusakan parsial pada saraf
olfaktorius, kebersihan mulut yang jelek sehingga terjadi infeksi mulut
yang berbau tidak enak yang tercium oleh hidung.
4. Influenza
Yaitu infeksi saluran pernafasan atas sehingga kurang mampu menerima
rangsangan bau dan selera makan berkurang.
5. Epistaksis (mimisan)
Disebabkan karena perdarahan berasal dari bagian sepertiga anterior
hidung. Epistaksis yang seringkali terjadi akibat mencungkil-cungkil
hidung yang menyebabkan robeknya vena-vena pada vestibulum nasi.
( Guyton, 2007)
2.6.3. TelingaA. Anatomi telinga
Setiadi, 2007
Telinga merupakan organ pendengaran dan juga berperan dalam
mempertahankan keseimbangan. Bagian yang berperan dalam pendengaran
adalah telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan koklea. Bagian yang
berperan dalam keseimbangan adalah kanal sirkular, utrikel dan sakulus.
B. Mekanisme pendengaran
Alur mekanisme pendengaran sebagai berikut:
1. Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang
telinga.
2. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang pendengaran ke jendela oval.
3. Getaran struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang
ada di dalam saluran vestibulum.
4. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissner dan
menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
5. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan
membran basiler yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam
saluran timpani.
6. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
7. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
8. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membrantektorial, terjadilah
rangsangan (impuls).
9. Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori
pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke
pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran ( Guyton , 2003).
2.2 Frekuensi dan Hambatan proses pendengaran
Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di
lingkungan eksternal, yaitu fase pemadatan dan pelonggaran molekul yang
terjadi secara beragantian mengenai timpani. Gelombang berjalan melalui udara
dengan kecepatan sekitar 344 m/det pada 20 0C setinggi permukaan laut.
Amplitudo gelombang suara dapat dinyatakan berdasarakan perubahan tekanan
maksimum di gendang telinga, tetapi lebih mudah menggunakan skala relatif.
Skala desibel adalah salah satunya. Intensitas suara dalam bel adalah logaritma
perbandingan intensitas suara terhadap suara standar.
Gangguan pada telinga
1). Tuli kondusif
Disebabkan oleh kondisi patologis pada kanal telinga eksterna, membrane
timpani atau telinga tengah.
2). Tuli sensorineural
Disebabkan oleh kerusakan atau malfungsi koklea, saraf pendengaran dan
batang otak sehingga bunyi tidak dapat diproses sebagaimana mestinya.
3). Tuli campuran
Bila gangguan pendengaran atau tuli kondusif dan sesorineural terjadi secara
bersamaan.( Jurnal Undip, 2009)
2.6.4. Lidah
A. Anatomi lidah
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat
saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah
bersentuhan dengan gigi-gigi bawah. Bila lidah digulung ke belakang,
tampak permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah
struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian poterior lidah pada dasar
mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Permukaan atasnya
ditutupi papil-papil yang terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Papila sirkumvalata
Ada delapan hingga dua belas buah jenis ini yang terletak pada
bagian dasar lidah. Papila ini adalah jenis papila jenis terbesar dan
tersusun berjajar membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
2. Papila fungiformis
Papila jenis ini menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah
serta bentuknya seperti jamur.
3. Papila filiformis
Papila jenis ini adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh
permukaan lidah. Papila ini lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh
daripada rasa pengecapan yang sebenarnya (Pearce, 2009).
B. Mekanisme pengecapan
Membran sel-sel pengecap, seperti kebanyakan sel-sel reseptor
sensorik lainnya, mempunyai muatan negatif di bagian dalam yang
berlawanan dengan bagian luar. Pemberian zat pengecap pada rambut-
rambut pengecap akan menyebabkan hilangnya sebagian potensial
negatif, sehingga sel pengecap mengalami depolarisasi. Di sebagian
besar keadaan, penurunan potensial dalam kisaran yang luas, hampir
sebanding dengan logaritma dari konsentrasi zat perangsang. Perubahan
potensial listrik pada sel pengecap ini disebut “potensial reseptor” untuk
pengecapan ( Guyton, 2007).
Mekanisme reaksi untuk memulai potensial reseptor di
sebagian besar zat yang terangsang dengan vili pengecap adalah dengan
pengikatan zat kimia kecap pada molekul reseptor protein yang dekat
atau menonjol melalui membran vilus. Hal ini kemudian akan membuka
kanal ion, sehingga membuat ion natrium yang memiliki muatan positif
masuk dan mendepolarisasi kenegatifan normal di dalam sel.
Selanjutnya, zat kimia kecap secara bertahap dibersihkan dari vilus
pengecap oleh saliva, sehingga akan menghilangkan rangsangan
(Guyton, 2007).
Tipe protein reseptor di setiap vilus pengecap menentukan tipe
rasa yang akan diterima. Untuk ion natrium dan ion hidrogen, yang
secara berurutan melepaskan sensasi kecap rasa asin dan asam, protein
reseptor akan membuka kanal ion yang spesifik pada membran sel kecap
di bagian apikal, dengan cara mengaktifkan reseptor. Namun demikian,
untuk sensasi rasa manis dan pahit, bagian molekul protein reseptor
yang menonjol ke membran di bagian apikal, akan mengaktifkan
substansi second messenger transmiter di dalam sel, dan second
messenger ini yang akan menyebabkan perubahan kimia untuk
melepaskan sinyal pengecapan ( Guyton, 2007).
Gangguan pada lidah
1. Kanker lidah
Kanker lidah yaitu adanya daging atau benjolan yang tumbuh
menempel pada lidah. Untuk jenis inipun memiliki ragan jenis antara
lain benjolan yang tumbuh di lidah bagian atas dimana makin lama
makin membesar, sehingga sulit untuk mencerna makanan.
2. Candidiasis
Candidiasis oral/mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi
jamur ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Hal ini
sering disebabkan oleh Candida albicans, atau kadang oleh Candida
glabrata dan Candida tropicalis. sariwan pada mulut bayi disebut
candidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang
dewasa diistilahkan candidosis atau moniliasis.
2.6.5. Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi
dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar
keringat dan kelenjar mukosa yang merupakan sistem metabolik aktif yang
berfungsi untuk melindungi tubuh dari cedera dan infeksi, membantu
mengontrol suhu dan immunoregulation, dan bertindak sebagai reservoir
penyimpanan nutrisi tertentu (Syaifuddin, 2006).
Srtuktur kulit
Kulit tersusun atas lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan
hipodermis.
1. Epidermis atau kulit ari
Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit dan terdiri dari
jaringan epitel berlapis pipih. Epidermis terdiri dari lima lapisan, yaitu:
a. Stratum korneum
Selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus-menerus dilepaskan. Pada lapisan
ini selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan
mengandung zat keratin (Syaifuddin, 2006).
b. Stratum Lusidum
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah
banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali
dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak
kaki. Dalam lapisan ini terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel
sudah tidak begitu terlihat (Syaifuddin, 2006).
c. Stratum Granulosum
Stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan.Sel-sel tersebut hanya
terdapat hanya 2-4 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam
sitoplasma terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang merupakan
fase dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir-butir stratum
granulosum (Syaifuddin, 2006).
d. Stratum Spinosum / Stratum Akantosum
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm
terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di
bawah mikroskop sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal
(banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena
sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan
antara sel yang lain yang disebut interceluler bridges atau jembatan
interseluler (Syaifuddin, 2006).
e. Stratum Basal / Germinativum
Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di bagian basal. Stratum
germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel
induk. Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya
terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut
disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut terdapat suatu
membran yang disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan membran
basalis merupakan batas terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata
batas ini tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada
epidermis tonjolan ini disebut papila kori (papila kulit), dan epidermis
menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebut rete ridges atau rete pegg
(prosessus interpapilaris) (Syaifuddin, 2006).
2. Dermis atau Korium
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit.Lapisan ini tersusun atas jaringan
fibrus dan jaringan ikat yang elastik.Batas dengan epidermis dilapisi oleh
membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi
batas ini tidak jelas hanya sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel
lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan, antara lain:
a. Pars papilaris (Stratum Papilar)
Letaknya bagian atas, yang tersusun atas jaringan ikat kendor, membentuk
papil yang menonjol ke epidermis. Lapisan ini kaya akan pembuluh darah
kapiler (Syaifuddin, 2006).
b. Stratum Retikularis
Letaknya bagian bawah, yang tersusun atas jaringan ikat padat tidak teratur
(Syaifuddin, 2006).
3. Lapisan hipodermis atau subkutis
Lapisan hipodermisjaringan ikat di bawah kulit yang mengandung jaringan
lemak, pembuluh darah dan limfia, serta saraf yang berjalan sejajar dengan
permukaan kulit.Fungsi jaringan ini sebagai penahan terhadap benturan ke
organ tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh, mempertahankan
suhu tubuh dan sebagai tempat penyimpan cadangan makanan (Syaifuddin,
2006).
Mekanisme perabaan
1. Rangsangan di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh
dll) akan diterima oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di
bawah permukaan kulit
2. Kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang
belakang),
3. Lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang.
4. Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat
penyebaran utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam
memproses/mengolah informasi sensorik ini).
5. Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral
cortex), yang disebut korteks sensorik(Guyton, 2007).
2.7. Syaraf yang Berperan dalam Sistem Indera
1) Saraf olfaktorius
Saraf olfaktorius adalah saraf kranial per-tama.Ujung serabut saraf ini
bermula di membran mukosa rongga hidung dan berakhir di bonggol saraf
olfaktorius yangterdapat di tulang etmoid.Saraf ini hanya berfungsi sebagai
saraf sensorik dan mem-bawa impuls bau dari hidung ke otak (permukaan
bawah lobus temporalis).
2) Saraf optikus
Saraf optikus hanya berfungsi sebagai saraf sensorik yang bertanggung
jawab terha-dap penglihatan. Ujung serabut saraf ber-mula di lapisan retina
pada bola mata.Saraf optikus keluar di belakang bola mata dan masuk ke
dalam rongga tengkorak.Di permukaan bawah otak, di bagian yang disebut
kiasma optik, sebagian saraf optik kiri melintas ke sebelah kanan dan seba-
liknya.Sebagian besar serabut dari berkas saraf optikus berakhir di
talamus.Dari sini, berkas baru menghantarkan impuls penglihatan ke pusat
penglihatan di kor-teks oksipitalis.
3) Saraf akustikus (saraf pendengaran)
Saraf akustikus termasuk ke dalam saraf sensorik dan saraf ini terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a) Saraf vestibularis
b) Saraf koklearis
Saraf vestibularis bermula sebagai ujung serabut sensorik di saluran
setengah lingkaran di telinga bagian dalam; dari sini serabut-serabut tersebut
masuk ke dalam ganglion vestibula yang terdapat di lubang telinga dalam;
kemudian serabut ini ber-lanjut ke nukleus vestibula di pons dan
medula.Sebagian dari serabut-serabut ini terhubung ke serebelum.Saraf
vestibularis bertanggung jawab terhadap keseim-bangan tubuh.Saraf
koklearis bertanggung jawab terhadap pendengaran.Saraf ini bermula se-
bagai ujung serabut organ Korti yang terdapat di dalam koklea (rumah
siput).Dari koklea, serabut saraf koklearis berlanjut ke medula dan
pons.Setelah itu, serabut-serabut tersebut dibawa ke pusat pendengaran di
lobus temporalis serebrum (serabut dari telinga kiri ke lobus kanan
temporalis dan sebaliknya).
4) Saraf glosofaringeus
Sebagian besar saraf glosofaringeus meru-pakan saraf sensorik yang
mempersarafi faring dan lidah (1/3 bagian dari belakang lidah).Serabut-
serabut motoriknya mempersarafi otot faring.Selain itu, terdapat juga serabut
saraf autonom yang mempersarafi kelenjar parotis.
5) Saraf hipoglosus
Saraf hipoglosus merupakan saraf motorik yang mempersarafi otot
lidah.Nukleus saraf ini terdapat di medula.
(saputra. Dkk 2003, anatomi dan fisiologiuntuk paramedis)