BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai...
Transcript of BAB II PELINGKUPAN...BAB II PELINGKUPAN II - 3 addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai...
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 1
BAB II
PELINGKUPAN
2.1. Lokasi Rencana Kegiatan Lokasi kegiatan pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area) terletak di
Kecamatan Belitang II dan Kecamatan Belitang Mulya, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Desa yang dilalui di Kecamatan Belitang II adalah
Tegal Besar dan Sumber Sari, dan desa yang dilalui di Kecamatan Belitang Mulya adalah
Ulak Buntar.
Lokasi pelaksanaan kegiatan Addendum Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) dan RKL-
RPL Pembangunan D.I Komering (Bahuga Area) Kabupaten OKU Timur terletak di
Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya Kabupaten OKU Timur .
Lokasi tersebut berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Komering
Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Umpuh (Lampung) dan Sungai
Pisang (Kab. Way Kanan, Lampung)
Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Itam Kab. OKU Timur
Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Komering
Jarak lokasi ke kota kabupaten lebih kurang 60 km dengan jarak tempuh 1,5 jam. Sumber
air utama yang akan digunakan untuk pengembangan jaringan irigasi (DI Bahuga Area)
adalah sungai Komering dan bendung yang telah ada yaitu Bendung Gerak Perjaya. Dari
Bendung Gerak Perjaya air akan dialirkan ke Daerah Irigasi Bahuga Area dengan jarak +
17 km.
2.2. Kesesuaian Lokasi Dengan Tata Ruang
Keputusan tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 Tentang
Izin Lingkungan pasal 50 ayat (1) hingga (4) bahwa apabila direncanakan perubahan
kegiatan maka pemrakarsa wajib mengajukan perubahan izin lingkungan yang dilakukan
melalui mekanisme penilaian dokumen Amdal baru atau Addendum ANDAL, RKL dan
RPL.
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 2
Penyusunan dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL pengembangan pembangunan
Daerah Irigasi Komering ( Bahuga Area ) merupakan pembaharuan informasi terhadap
dokumen Andal pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area) yang tertuda
pelaksanaan konstruksinya, sehingga advice planning yang lama masih berlaku. Selain
itu, lokasi rencana pengembangan pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area)
masuk dalam Perda OKU Timur Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur tahun 2012-2032, sehingga lokasi tersebut
tidak bertentangan dengan RTRW Kabupaten OKU Timur.
Berdasarkan tataguna lahan, wilayah rencana pembangunan Daerah Irigasi Komering
Selatan (Bahuga Area) termasuk dalam areal budidaya, sehingga memang layak untuk
dijadikan lahan sawah irigasi dan tidak bertentangan dengan RTRW Kabupaten OKU
Timur. Di sekitar areal Daerah Irigasi Bahuga terdapat sawah, semak bekas kawasan
pertanian yang bercampur dengan lahan perkebunan karet rakyat. Sebagian kecil lagi
berupa semak belukar tanpa kehadiran vegetasi yang langka atau dilindungi.
2.3. Deskripsi Rencana Kegiatan Satker BBWS Sumatera VIII pada tahun 2008 telah memperoleh Kelayakan Lingkungan
dari Bupati OKU Timur nomor surat 858 tentang kegiatan Rencana Pembangunan
Jaringan Irigasi dan Penyiapan Lahan Berpengairan (PLB) Proyek Irigasi Komering
Daerah Irigasi Bahuga Ilir di wilayah Kabupaten OKU Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk
menunjang ketersediaan pangan dalam rangka mendukung program yang dicanangkan
oleh pemerintah, serta didorong oleh keinginan untuk memperoleh manfaat
pembangunan jaringan irigasi yang berkesinambungan.
Secara fiik direncanakan daerah irigasi Komering ( Bahuga Area ) seluas 10.931 Ha,
sedangkan pembangunan fisik eksisting saat hingga tahun 2015 baru terbangun seluas
3.135 Ha. Kegiatan pembangunan jaringan irigasi daerah irigasi Komering (Bahuga Area)
direncanakan akan dilanjutkan terhadap penundaan pembangunan dari luas area 10.931
Ha yaitu seluas 7.796 Ha.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Pasal 50
maka pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan perubahan izin lingkungan,
perubahan kelayakan lingkungan serta penyampaian dan penailaian terhadap dokumen
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 3
addendum ANDAL, RKL/RPL untuk dilakukan proses sesuai mekanisme peraturan
perundang-undangan.
Kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Irigasi dan Penyiapan Lahan Berpengairan
untuk Daerah Irigasi Komering (Bahuga area) meliputi:
a. Pekerjaan Konstruksi: berupa pembangunan saluran sekunder, sub sekunder
dan pembuangan serta jaringan tersier serta bangunan-bangunan pelengkapnya
di Daerah Irigasi Komering ( Bahuga Area ) Seluas 7.796 Ha.
b. Pencetakan Sawah
Land Clearing : berupa meliputi penebangan dan pemotongan pohon-pohon,
penebasan serta pembersihan atas semak-semak pada areal yang
direncanakan untuk lahan usaha tani.
Land Leveling: berupa pelaksanaan pencetakan lahan agar diperoleh
permukaan lahan yang cukup landai (gentle slope) sehingga air tergenang yang
terbentuk masih dapat mengalir secara perlahan ke lahan sawah.
c. Land Development: kegiatan yang dilaksanakan setelah / bersamaan dengan
pelaksanaan land clearing dan land leveling. Kegiatan terbut berupa :
a. Pembuatan petak-petak sawah
b. Pembuatan jalan usaha tani
c. Pekerjaan lain yang dianggap perlu
d. Pengolahan sawah dan pemupukan, sampai siap tanam
Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Komering ( Bahuga Area ) meliputi Tahap
Pra konstruksi, Konstruksi, Operasi dan Tahap Pasca Operasi. Kegiatan pada tiap
tahapan proyek adalah:
1. Kegiatan Tahap Pra-Konstruksi
Pada tahap ini, kegiatan berupa proses pengadaan lahan, berupa pengurusan
izin, penggunaan lahan serta proses ganti rugi terhadap lahan yang terkena
saluran sekunder dalam Pembangunan Jaringan Irigasi dan Penyiapan Lahan
Berpengairan (PLB) Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area), seluas 7.796 Ha,
proyek irigasi Komering serta fasilitas lainnya.
2. Kegiatan Tahap Konstruksi
Kegiatan Pada tahap ini adalah berupa:
a) Pembangunan pra sarana dan sarana Pembangunan Jaringan Irigasi dan
Penyiapan Lahan Berpengairan (PLB) Daerah Irigasi Komering (Bahuga
area )
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 4
b) Mobilisasi Tenaga Kerja
c) Mobilisasi Material dan Peralatan
d) Pembangunan saluran dan bangunan-bangunan pelengkap
e) Pembangunan Fasilitas Umum
3. Kegiatan Tahap Operasi
Kegiatan pada tahap operasi berupa :
a) Pemeliharaan saluran dan sarana irigasi
b) Pemanfaatan air irigasi secara optimal
c) Pengolahan sawah, pemupukan sehingga menjadi siap tanam
4. Kegiatan Tahap Pasca Operasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap operasi adalah meneruskan kegiatan pada
tahap operasi setelah bangunan jaringan irigasi berumur 50 tahun.
2.3.1. Tahap Pra-konstruksi Tahap pra konstruksi merupakan tahapan perencanaan pembangunan jaringan irigasi.
Komponen kegiatan yang dilakukan antara lain: kegiatan pengurusan izin, sosialisasi,
survei, inventarisasi dan desain serta pembebasan tanah/ganti rugi lahan yang terkena
saluran sekunder. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan koordinasi dan izin dari
Pemerintah Provinsi serta Kabupaten setempat. Penetapan lokasi harus sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah yang sudah ditetapkan dan memperhatikan permasalahan
lahan yang direncanakan untuk lahan sawah telah menjadi kebun karet.
Kegiatan pembangunan jaringan irigasi dan penyiapan lahan berpengairan ini perlu
diketahui secara dini oleh masyarakat yang akan terkena dampak proyek. Oleh karena
itu, proyek akan melakukan sosialisasi tentang kegiatan yang akan dilakukan, manfaat
yang akan diperoleh dengan adanya proyek dan tanggung jawab proyek dalam
pembangunan jaringan irigasi dan penyiapan lahan berpengairan. Kegiatan sosialisasi ini
secara langsung pada masyarakat desa maupun tidak langsung melalui perangkat desa.
Melalui sosialisasi, persepsi masyarakat diharapkan akan positif mengingat manfaat
proyek pembangunan jaringan irigasi dan penyiapan lahan berpengairan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan sosialisasi proyek akan dilakukan
oleh pemrakarsa dengan bantuan tenaga ahli.
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 5
Dalam kegiatan sosialisasi juga dijelaskan bahwa proses ganti rugi lahan hanya diberikan
pada lahan yang akan digunakan untuk saluran sekunder dan tertier. Dengan demikian
diharapkan keresahan masyarakat akibat proses ganti rugi lahan dapat diminimalkan.
Sebelum proyek pembangunan jaringan irigasi dan Penyiapan lahan berpengairan
dilaksanakan, pemrakarsa proyek dibantu oleh tenaga ahli, akan melaksanakan survei
dan inventarisasi untuk mengetahui kelayakan pencetakan sawah dan jaringan irigasi.
Kegiatan survei dan inventarisasi tersebut bertujuan untuk mengetahui dan
mengumpulkan data tentang keadaan iklim, fisiografi lahan yang meliputi (topografi
ketinggian tempat), sifat fisika – kimia air dan tanah, tata guna lahan eksisting, biota darat
dan biota perairan, lokasi kawasan lindung, lokasi benda-benda bersejarah, purbakala
dan keramat serta persepsi masyarakat tentang adanya proyek pencetakan sawah.
Pembebasan lahan yang terkena saluran sekunder dan tertier perlu dilakukan. Jika masih
ada pembebasan tanah maka mekanisme pembebasan lahan atau kesepakatan
pemakaian lahan dengan cara ganti rugi oleh tim khusus yang dibentuk untuk menagani
masalah tersebut. Tim pembebasan lahan akan melibatkan unsur Pemerintah Kabupaten,
aparat kecamatan, perangkat desa, masyarakat pemilik lahan serta instansi terkait lainnya
dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang ada. Untuk menampung aspirasi dan
permasalah lahan dan pembebasannya, perlu juga disediakan atau diddirikan posko
pembebasan lahan.
2.3.2. Tahap Konstruksi Kegiatan utama yang dilaksanakan pada tahap Konstruksi adalah : pembangunan
jaringan irigasi, termasuk jaringan tersier serta penyiapan lahan berpengairan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap konstruksi adalah :
2.3.2.1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi Pada tahap konstruksi akan dilakukan pekerjaan pembangunan jaringan irigasi, dan
penyiapan lahan berpengairan yang meliputi kegiatan Pembersihan lahan, perataan tanah
dan percetakan sawah. Kegiatan konstruksi tersebut diprakirakan membutuhkan tenaga
kerja yang cukup banyak. Tenaga kerja lokal khususnya dari wilayah-wilayah desa sekitar
pembangunan jaringan irigási D.I.Komering (Bahuga area ) yang memenuhi bidang
keahlian serta ketrampilan sebagaimana yang dijelaskan pada Tabel 2.1.
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 6
Tenaga kerja ini diprioritaskan untuk bekerja pada tahap konstruksi. Sistem kerja untuk
tenaga kerja konstruksi akan diatur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
dan perencanaan kerja proyek sehingga keselamatan tenaga kerja akan terjamin dan
efisiensi pelaksanaan pekerjaan akan tercapai. Kesepakatan kerja waktu tertentu agar
dikoordinasikan dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten OKU Timur dan proses
penerimaannya dikoordinasikan juga dengan Kepala Desa/Pemuka Masyarakat terdekat.
Untuk Tenaga Kerja Antar Daerah (AKAD) yang berasal dari Kota/Kabupaten atau
Provinsi lain, dapat direkrut melalui persyaratan-persyaratan khusus/tertentu karena
menyangkut lebih dari satu daerah. Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Sumatera Selatan dilakukan sebelum dilaksanakan rekrut tenaga kerja ini. Tenaga kerja
yang berasal dari Kota/Kabupaten atau Provinsi lain diutamakan yang memiliki
pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya.
Tabel 2.1. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja pada Tahap Konstruksi
No. Keahlian Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
Manajemen (Management) Kepegawaian (Personnel) Teknik Sipil (Civil Enginneer) Mekanik (Mechanic) Pertanian (Agriculture) Pengawas (Supervisor) Tenaga Survey (Surveyor) Tenaga Harian / Tukang Batu, Kayu dll
3 3 8 5 6
15 40
150
Total 230
Sumber : BBWS umatera VIII, 2015
2.3.2.2. Mobilisasi Peralatan dan Material Alat berat yang akan dimobilisasikan diantaranya: buldozer, roud grader, dump truk,
excavator, jeep dan sepeda motor. Material yang dimobilisi terdiri dari: alat-alat berat,
bahan-bahan bangunan (semen, pasir, kayu, koral, besi tulang beton, kawat duri dan
sebagainya). Alat berat umumnya didatangkan dari Kota Palembang lalu dikirim melalui
jalan lintas Palembang Martapura (Lintas Komering) atau Palembang – Baturaja (Lintas
Tengah) menuju lokasi pembangunan jaringan irigasi Daerah Irigasi Bahuga. Bahan
bangunan akan didatangkan dari Palembang atau dari Kota Martapura. Material
pembangunan diperoleh dari membeli pada query yang memiliki izin.
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 7
2.3.2.3. Pembangunan Jaringan Irigasi Kegiatan pembangunan Jaringan Irigasi meliputi pembangunan saluran
sekunder, sub sekunder, saluran drainase dan jaringan tersier serta bangunan
pelengkap. Dalam Pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi akan melibatkan
rangkaian kegiatan seperti pembangunan sarana dan prasarana, mobilisasi dan
operasionalisasi alat, pengerahan tenaga kerja dan tranportasi material.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi jaringan irigasi i
diantaranya adalah keadaan daerah yang akan dibangun seperti tipe vegetasi
dan fisiologi daerah. Selain itu, aspek sosial kemasyarakatan juga perlu
diperhatikan sehingga pelaksanaan pembangunan sarana-prasarana, mobilisasi
dan operasional alat, penggunaan tenaga kerja dan transportasi material akan
lebih mudah direncanakan dan dilaksanakan. Rencana Pembangunan Fasil itas
dan yang telah dibangun dari kegiatan pembangunan jaringan Irigasi DI
Komering (Bahuga Area) disajikan pada Tabel 2.2.
Selama pembangunan daerah irigasi akan mengikuti spesifikasi yang memperhatikan
potensi dampak terhadap lingkungan misalnya keselamatan kerja, kebisingan, abrasi
menurunnya kualitas air dan udara.
Kegiatan yang telah dilakukan sampai tahun 2015 dari pembangunan Daerah Irigasi
Komering (Bahuga Area) meliputi:
1. Bangunan kanal sekunder sepanjang 15,34 km 2. Bangunan kanal tertier sepanjang 22,52 km 3. Bangunan kanal drainase sepanjang 21,42 km Luasan lahan sawah yang telah dicetak adalah 3.135 ha. Dampak utama dari pencapaian
kegiatan pembangunan adalah peningkatan pendapatan petani.
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 8
Tabel 2.2. Rencana Pembangunan dan yang sudah terlaksana dari Fasilitas
Irigasi Daerah Irigasi Komering ( bahuga Area )
No. Description Unit Features completed
1. Secondary Irrigation Canal (1) Design discharge (2) Length of canal (lined
canal) (3) Width of canal bed (4) Canal height (5) Inspection road (6) Related structures
- Division Structure - Check structure - Turnout - Spillway - Wasteway - Measuring device - Others
m3/sec
km m m
km
nos nos nos nos nos nos nos
1.20–19.37
46.13 0.80–8.50 1.40–2.70
46.13
17 29 72 10 4 5
118
15.34
15.34
5 9
25 2 1 1
40 2. Sub-secondary canals
(1) Canal Length (lined canal) (2) Related structures
- Division Structure - Check structure - Turnout - Spillway - Wasteway - Measuring device - Others
km
nos nos nos nos nos nos nos
67.55
8
47 108
7 2 3
177
22.54
2
14 34 2 1 1
60 3. Secondary drain
(1) Length (2) Related Structures
- Culvert - Drop
km
nos nos
64.26
54 26
21.42
20 8
Sumber : BBWS Sumatera VIII, dan analisa t im penyusun, 2015.
2.3.2.4. Penyiapan Lahan Berpengairan Pada tahap penyiapan lahan berpengairan beberapa kegiatan yang akan dilakukan
adalah :
1. Pembersihan lahan dari akar tumbuhan (land clearing) Pembersihan lahan adalah penebangan dan pemotongan pohon, serta penebasan dan
pembersihan semak berikut akar-akar tanamannya pada lokasi yang direncanakan.
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 9
Pembersihan lahan merupakan kegiatan penting karena segala kegiatan dalam
pembersihan lahan dilaksanakan dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan
keseimbangan ekosistem. Selain itu berdasarkan informasi yang tersedia (vegetasi dan
fisiologi) yang dilengkapi dengan informasi mengenai tujuan akhir penggunaan lahan,
maka pekerjaan persiapan, pemilihan cara, jumlah dan tipe alat, serta penyusunan dan
penghitungan anggaran, bisa dilaksanakan dengan baik.
2. Perataan tanah yang disesuaikan dengan kemiringan lahan (land leveling) Salah satu kegiatan yang sangat penting dilakukan dalam mempersiapkan lahan untuk
lahan persawahan adalah perataan tanah (land levelling) yaitu pekerjaan perataan tanah
yang disesuaikan dengan kemiringan lahan yang ada. Pekerjaan pengolahan dan
penyiapan lahan untuk padi sawah biasanya dilakukan lebih intensif daripada untuk usaha
tani lainnya. Perataan tanah dalam pencetakan sawah bertujuan untuk memperoleh
permukaan lahanya yang cukup landai sehingga memenuhi persyaratan agro-teknik untuk
persawahan yang basah oleh adanya pengairan dan air tergenang yang terbentuk masih
dapat mengalir secara perlahan. Perataan tanah ini dilakukan menggunakan land leveler.
Sebelum alat ini digunakan sebaiknya gundukan-gundukan tanah dan atau cekungan-
cekungan tanah diproses terlebih dahulu dengan pembajakan sehingga pekerjaan
perataan tanah bisa memberikan hasil yang maksimal.
3. Pencetakan sawah dan pembuatan galengan (land development)
Pencetakan sawah dilakukan pada saat proses pengolahan tanah telah selesai dilakukan,
kegiatan ini bias dilakukan oleh petani langsung baik secara individual maupun secara
kelompok. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi pembuatan petak-petak
sawah, pembuatan jalan usaha tani, pembuatan galengan dan jaringan kuarter.
Pencetakan sawah ini dilaksanakan oleh petani pada lahan masing-masing dengan
sukarela. Kegiatan ini dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan penyuluhan,
dihimbau agar petani tertarik untuk menjadikan lahan mereka lebih produktif setelah
dicetak menjadi sawah dengan memanfaatkan fasilitas air irigasi yang dibangun
pemerintah.
2.3.3. Tahap Operasi Pada tahap operasi kegiatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan saluran dan sarana
irigasi, pemanfaatan air secara optimal dan pengelolaan lahan sawah. Setelah tahap
konstruksi usai diselenggarakan, maka seluruh karyawan konstruksi secara
umum dinyatakan selesai bekerja. Akan terjadi pengurangan tenaga kerja,
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 10
ketentuan mengenai pengurangan tenaga kerja terlebih dahulu akan disampaikan
pada saat penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi, guna menghindari
keresahan/konflik sosial pada saat pemutusan hubungan kerja. Ketentuan mengenai
pengurangan tenaga kerja mengacu pada peraturan ketenaga-kerjaan. Biasanya karena
hubungan kerja selama tahap konstruksi berjalan baik, pihak pemrakarsa melakukan
seleksi terhadap pekerja konstruksi, untuk menawarkan pekerjaan selanjutnya dalam
tahap pasca konstruksi atau tahap operasi. Upaya tersebut selalu ditanggapi positif oleh
pekerja bersangkutan.
Pemeliharaan saluran dan sarana irigasi diperlukan agar air irigasi dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mengaliri lahan sawah. Pemeliharaan
saluran dilakukan dengan melibatkan perkumpulan petani pemakai air (P3A)
yang dibentuk setelah jarigan irigasi beroperasi. Pemeliharaan jaringan dilakukan
secara rutin setiap tahun dan ada pula pemeliharaaan rutin yang mempunyai
skala lebih besar seperti pemeliharaan tiap 4 tahun sekali. Kegiatan
pemeliharaan meliputi pembersihan rumput, sampah dan perbaikan tanggul serta
pintu-pintu air. Tidak kalah pentingnya adalah pengerukan dasar saluran agar
saluran dapat menampung air sesuai dengan kapasitas terpasang.
Di samping saluran primer dan sekunder, terdapat jalan inspeksi. Jalan inspeksi
juga memerlukan perawatan. Perawatan jalan inspeksi juga dilakukan secara
rutin. Diperlukan perawatan jalan setiap tahun dan perawatan menyeluruh setiap
4 atau 5 tahun sekali.
Secara umum pengelolaan lahan sawah yang sudah dicetak sampai siap panen
adalah pemantapan ketahanan galengan, mencegah kebocoran galengan,
mencegah serangan hama pada galengan dan mencegah tumbuhnya kembali
vegetasi yang akan menjadi gulma berat.
Galengan yang baru dibuat merupakan onggokan tanah yang panjang yang
strukturnya sudah berubah dari struktur semula. Secara alami struktur yang
mantap akan terbentuk dengan sendirinya. Akan tetapi oleh karena kemantapan
agregat tanahnya masih rendah, seringkali terjadi kerusakan karena hujan atau
karena desakan air di petakan. Karena itu sangat diperlukan kontrol terhadap
galengan dan diberikan pemadatan dan penanaman rumput penguat.
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 11
Galengan dengan struktur tanahnya yang belum kompak akan mengalami
kebocoran di lokasi yang acak. Selain itu dapat disebabkan oleh bersarangnya
beberapa hama tanaman seperti tikus ataupun belut. Pemeliharaan untuk
mencegah galengan dilaksanakan secara rutin setiap musim atau setiap tahun.
Pemanfaatan sawah yang ideal dan efisien akan meliputi kegiatan-kegiatan
antara lain penanaman pada dua musim yang antara keduanya ditanami tanaman
palawija, pemeliharaan ikan, penggunaan air sawah yang efisien, dan
pemeliharaan tanaman (pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama dan
penyakit tanaman secara terpadu/bijaksana).
Galengan yang baru dibuat merupakan onggokan tanah yang panjang yang
strukturnya sudah berubah dari struktur semula. Secara alami struktur yang
mantap akan terbentuk dengan sendirinya. Akan tetapi oleh karena kemantapan
agregat tanahnya masih rendah, seringkali terjadi kerusakan karena hujan atau
karena desakan air di petakan. Karena itu sangat diperlukan kontrol terhadap
galengan dan diberikan pemadatan dan penanaman rumput penguat.
2.3.3. Tahap Pasca Operasi Dalam tahap pasca operasi, biasanya operasi bangunan irigasi ditujukan untuk
mengukur efisiensi dan pemanfaatan banungan secara optimal atau umur
bangunan yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Tahapan pasca operasi
ditujukan untuk mengevaluasi pemanfaatan bangunan untuk terus dimanfaatkan
atau dirobohkan atau dihentikan pengoperasiannya. Penentuan tahap pasca
operasi diperlukan untuk mengevaluasi kondisi proyek dan mengevaluasi kondisi
lingkungan hidup. Dengan demikian, pada awal tahap pasca operasi, pemrakarsa
dapat menentukan jenis dokumen llingkungan hidup yang diperlukan untuk
menunjang keberlangsungan jaringan irigasi Daerah Irigasi Komering (Bahuga
Area).
2.4. Evaluasi Kondisi Lingkungan Berdasarkan evaluasi studi Andal Bahuga tahun 2007, seluruh kegiatan berdampak
penting positif terhadap peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan,
sedangkan dampak negatif penting terjadi pada dampak kekurangan tenaga
penggarah/pemanen. Tidak ditemukan dampak negatif penting pada komponen geofisik-
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 12
kimia, biota dan kesehatan masyarakat. Studi Adendum Andal dan RKL-RPL memberikan
dampak sebanyak 17 dampak penting. Dampak-dampak tersebut adalah dampak
persepsi masyarakat pada tahap pra-konstruksi; dampak peningkatan kesempatan kerja,
pendapatan, kadar debu, kekeruhan air, dan penurunan keanekaragaman flora, fauna
dan plankton serta persepsi masyarakat pada tahap konstruksi. Dampak yang terjadi
pada tahap operasi meliputi dampak peningkatan kekeruha, pendapatan, penurunan
keanekaragaman plankton dan persepsi masyarakat; dampak-dampak tersebut tetap
terjadi sampai dengan tahap pasca operasi.
Dokumen Andal Bahuga tahun 2007 mengutamakan komponen social ekonomi dan
budaya. Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL memperhatikan semua komponen
lingkungan hidup sehingga dampak penting yang terjadi berjumlah relatif lebih banyak
dibandingkan dengan dampak yang diprakirakan dalam dokumen Andal Bahuga th 2007.
Kegiatan yang telah dilakukan sampai tahun 2015 dari pembangunan Daerah Irigasi
Komering (Bahuga Area) meliputi:
1. Bangunan kanal sekunder sepanjang 15,34 km 2. Bangunan kanal tertier sepanjang 22,52km 3. Bangunan kanal drainase sepanjang 21,42 km
Luasan lahan sawah yang telah dicetak adalah 3.135 ha. Produksi padi yang dihasilkan
dari sawah berpengairan adalah 6 – 10 ton/ha. Sawah dapat dipanen sebanyak 2 atau 3
kali dalam setahun. Berdasarkan pengalaman petani sawah yang telah ada dan dipicu
oleh harga karet yang sedang turun, maka masyarakat yang semula menolak untuk
mengkonversi lahan kebun karet menjadi sawah, meminta kepada pemerintah melalui
kementerian pekerjaan umum untuk meneruskan pelaksanaan pembangunan DI
Komering (Bahuga Area). Dengan diteruskan pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi
DI Komering (Bahuga Area), masyarakat yang berada di Kecamatan Belitang II (Desa
Tegal Besar dan Sumber Sari) dan Kecamatan Belitang Mulya (Desa Ulak Buntar) dapat
mengkonversi lahan kebun karet mejadi sawah beririgasi.
Rencana penerusan atau pengembangan pembangunan jaringan irigasi D.I Komering (
Bahuga Area ) meliputi:
1. Bangunan kanal sekunder sepanjang 30,79 km 2. Bangunan kanal tertier sepanjang 45,03 km 3. Bangunan kanal drainase sepanjang 42,84 km
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 13
Luasan lahan sawah yang direncanakan dicetak adalah 7.796 ha. Diharapkan
pengahasilan satu hektar sawah dapat melampaui dari penghasilan menyadap karet
seluas satu hektar per tahunnya.
2.5. Dampak Penting Hipotetik (DPH) Dampak penting hipotetik dialkukan terkait dengan rencana usaha kegiatan
pengembangan pembangunan D.I Komering ( Bahuga Area ). Proses yang dilakukan
dengan menggunakan metode ilmiah yang diawali dengan identifikasi dampak potensial,
selanjutnya dilakukan evaluasi dampak potensial untuk menyimpulkan apakah suatau
dampak potensial dapat menjadi dampak penting hipotetik atau tidak.dampak DPH.
Dampak yang akan timbul dalam kajian addendum ANDAL dan RKL-RPL untuk
merencanakan kegiatan masih bersifat hipotetik. Oleh karena itu tidak menutup
kemungkinan akan ada koreksi tehadap dampak penting yang dikemukakan, setelah
dilakukan koreksi dan revisi nantinya pula akan dilakukan evaluasi terhadap lingkup
wilayah studi dan metodelogi dengan tetap mengacu kepada dokumen ANDAL dan RKL-
RPL yang telah disyahkan.
Beberapa dampak penting hipotetik tersebut ditetapkan dari proses pelingkupan
permasalahan yang akan terjadi. Oleh karena itu dampak penting hipotetik adalah
permasalahan penting dalam kajian addendum ANDAL dan RKL-RPL yang terjadi akibat
kegiatan yang berlangsung pada suatau lingkungan tertentu. Selanjutnya dampak penting
hipotetik yang diprakirakan disusun berdasarkan klarifikasi dan priortas dampak.
2.5.1. Identifikasi Dampak Potensial Identifikasi dampak potensial diperoleh dari dugaan dampak yang berpotensi terjadi jika
rencana kegiatan dilakukan. Pada tahapan identifikasi, hanya dilakukan inventarisasi
dampak potensial yang mungkin akan ditimbulkan tanpa memperhatikan besar kecilnya
dampak, atau penting tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahapan tersebut belum
ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting
hipotetik atau tidak dampak penting hipotetik. Untuk memperoleh dampak potensial,
digunakan matrik interaksi antara komponen kegiatan dipadukan dengan komponen
linkungan hidup. Bila ada interaksi antara kedua komponen yang dimaksudkan, maka
terdapat dampak potensial.
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 14
TABEL 2.3 RINGKASAN PROSES PELINGKUPAN
NO RENCANA KEGIATAN YANG
BERPOTENSI MENIMBULKAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
PENGELOLAAN YANG SUDAH
DIRENCANAKAN
KOMPONEN LH YG TERKENA DAMPAK
PELINGKUPAN
WILAYAH STUDI BATAS WAKTU KAJIAN DAMPAK POTENSIAL EVALUASI DAMPAK POTENSIAL
DAMPAK PENTING
HIPOTETIK
A. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1 Sosialisasi, Survey dan Pembebasan Lahan
Pengurusan legalitas lahan
Pemilik lahan Persepsi masyarakat Diperlukan lahan dengan panjang 58 km dan lebar rata-rata 10 meter melibatkan kepemilikan lahan lebih dari 300 orang.
DPH Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya
Selama 2 hingga 6 bulan, mengingat waktu pembebasan lahan singkat
B. TAHAP KONSTRUKSI
1 Penerimaan Tenaga Kerja
Pemasangan pengumuman di kelurahan, kerjasama dengan Dinas Sosail dan Tenaga Kerja Kab. OKU Timur
Pekerja konstruksi
Kesempatan kerja Melibatkan tenaga kerja lokal dan pendatang dgn jumlah 250 orang dan dengan 60% adalah tenaga lokal
DPH
Kecamatan Belitang II dan Belitan Mulya
Bertahap 2 bulan selama tahap konstruksi, direncanakan selama 1 – 2 tahun tahap konstruksi
Peningkatan pendapatan UMR masih belum menunjang untuk hidup sejahtera, tetapi sudah dapat menjadi topang kehidupan dasar, ada pengahasilan tambahan
DPH
2 Mobilisasi Alat dan Material Pengaturan jadwal mobilisasi, pengaturan lalu lintas
Median jalan
Peningkaan kemacetan jalan umum, frekuensi penggunaan jalan masih lengang, dan waktu singkat
Tidak DPH Bertahap 2 bulan selama tahap konstruksi, direncanakan selama 1 – 2 tahun tahap konstruksi Kadar debu meningkat Menyangkut masalah Kenyamanan
dan kesehatan masyarakat DPH
3 Pembangunan jaringan irigasi dan penyiapan lahan berigasi
Jadwal pembangunan dan target pelaksanaan pembangunan
air
Peningkatan kekeruhan air
Terdapat genangan air dan kekeruhan air dapat meningkat menjadi 2 kali konsentrasi kekeruhan kualias air pada kondisi eksisting atau rona awal lingkungan hidup
DPH
Saluran sekunder eksisting dan Sungai Belitang
2-6 bulan, kemarau dan musim hujan diutamakan
Biota air (plankton)
Penurunan keanekaragaman plankton
Indeks keanekaragaman plankton dapat turun hingga dibawah nilai 2 atau sekitar 1,5
DPH
Flora Penurunan keanekaragaman flora
Indeks keanekaragaman flora dapat turun hingga dibawah nilai 4, karena panjang salurah lebih dari 120 km dengan lebar rata-rata 10 meter
DPH
Tapak jaringan irigasi dan tapak rencana sawah beririgasi
Fauna Penurunan keanekaragaaman fauna
Indeks keanekaragaman fauna dapat turun hingga dibawah nilai 4, karena habitat hilang yaitu dengan ketiadaan flora.
DPH
4 Keseluruhan kegiatan konstruksi masyarakat
Persepsi masyarakat
Diperlukan lahan dengan panjang 58 km dan lebar rata-rata 10 meter
DPH Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya
Selama 2 hingga 6 bulan, mengingat waktu
I
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB II PELINGKUPAN II - 15
melibatkan kepemilikan lahan lebih dari 300 orang., melibatkan masyarakat 3 desa atau sedikitnya 12.000 orang berpersepsi positif
memulai kegiatan konstruksi
C. TAHAP OPERASI
1 Pengoperasian jaringan irigasi atau penyaluran air irigasi
Pengaturan debit air yang masuk ke sawah
Air Penurunan kualias air Penurunan kualitas air: peningkatan kekeruhan, pupuk dan pestisida di Sungai Belitang
DPH
Sungai Belitang
2-6 bulan, musim kemarau diutamakan
Biota air (plankton) Penurunan keanekaragaman plankton
Peningkatan kekeruhan air dan pestisida di Sungai Belitang dapat menurunkan populasi plankton sebaliknya peningkatan kadar pupuk (NPK) dapat meningkatkan populasi fitoplankton, tetapi secara keseluruhan dapat menurunkan tingkat keanekaragaman plankton
DPH Sungai Belitang
Petani Peningkatan pendapatan petani
Penghasilan sawah satu tahun adalah 2 atau 3 kali panen a 6 ton/ha/tahun gabah lebih banyak dibandingkan dengan 6 pikul karet setiap bulan
DPH Sawah beririgasi: Desa Tegal Besar, Sumber Sari dan Ulak Buntar.
2 Pemeliharaan dan perawatan jaringan
Pengaturan jadwal tanam dan target pelaksanaan pekerjaan
Air Peningkatan kekeruhan
Lumpur ditimbun di tanggul dan air larian masuk ke sawah dan konsentrasi kekeruhan air larian yang masuk ke Sungai Belitang 15elative rendah
Tidak DPH Sawah dan Sungai Belitang
2-6 bulan, musim kemarau diutamakan
Petani Penurunan pendapatan
Penundaan waktu tanam dan atau lahan sawah kurang efektif. Waktu perawatan atau pemeliharaan 15elative singkat.
Tidak DPH Sawah beririgasi: Desa Tegal Besar, Sumber Sari dan Ulak Buntar.
1-2 bulan dari jadwal pemeliharaan/perawatan jaringan irigasi
3 Keseluruhan kegiatan operasi masyarakat
Persepsi masyarakat
Diperlukan lahan dengan panjang 58 km dan lebar rata-rata 10 meter melibatkan kepemilikan lahan lebih dari 300 orang., melibatkan masyarakat 3 desa atau sedikitnya 20.000 orang berpersepsi positif
DPH Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya
Selama 2 hingga 6 bulan, mengingat waktu memulai kegiatan operasi
D. TAHAP PASCA OPERASI
Pada tahap pasca operasi, dampak yang terjadi adalah sama dampak yang terjadi pada tahap operasi. Oleh karena rona lingkungan hidup pada saat pra-konstruksi dan pada saat pasca konstruksi mengalami perubahan yang cukup mendasar (setelah tahun ke 50), maka kegiatan penerusan pengoperasian jaringan irigasi D.I Komering (Bahuga Area) memerlukan dokumen lingkungan hidup yang baru.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
I
BAB II PELINGKUPAN II-16
TABEL 2.4 EVALUASI DAMPAK PENTING HIPOTETIK
NO JENIS DAMPAK POTENSIAL KRITERIA EVALUASI DPH
KESIMPULAN a b c d
A TAHAP PRA-KONSTRUKSI Persepsi masyarakat Tidak Ya Ya Tidak DPH
B TAHAP KONSTRUKSI 1 Peningkatan Kesempatan Kerja Tidak Ya Ya Tidak DPH 2 Peningkatan pendapatan masyarakat Tidak Ya Ya Tidak DPH 3 Peningkatan kadar debu Tidak Ya Ya Tidak DPH 4 Peningkatan kekeruhan air Tidak Ya Ya Ya DPH 5 Penurunan keanekaragaman flora Tidak Ya Ya Ya DPH 6 Penurunan keanekaragaman fauna Tidak Ya Ya Ya DPH 7 Penurunan keanekaragaman plankton Tidak Tidak Ya Tidak DPH 8 Persepsi masyarakat Tidak Ya Ya Tidak DPH
C TAHAP OPERASI 1 Peningkatan kekeruhan air Tidak Ya Ya Ya DPH 2 Penurunan keanekaragaman plankton Tidak Ya Ya Ya DPH 3 Peningkatan pendapatan petani Tidak Ya Ya Ya DPH 4 Persepsi masyarakat Tidak Ya Ya Tidak DPH
D TAHAP PASCA OPERASI
DAMPAK YANG TERJADI ADALAH SAMA DENGAN DAMPAK YANG TERJADI PADA TAHAP OPERASI
Keterangan: Kriteria penentuan Dampak Penting Hipotetik (DPH)
a = Apakah beban terhadap kompenen lingkungan tertentu sudah pada kondisi yang tinggi ?
b = Apakah suatu komponen lingkungan memegang peranan penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan hidup lainnya (nilai ekologis) ?
c = Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi bahwa akan ada dampak yang akan timbul bila ada kegiatan pembangunan ?
d = Apakah ada aturan atau kebijakan pemerintah yang akan dilanggar terkait dengan teknologi yang akan digunakan serta lahan yang akan dimanfaatkan ?
DPH bila ”ya” berjumlah 2 atau lebih
Tidak DPH bila ada hanya satu ”ya” atau tidak ada ”ya”
DPH = Dampak Penting Hipotetik
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
I
BAB II PELINGKUPAN II-17
2.5.2. Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Evaluasi terhadap dampak penting dilakukan untuk memperkuat penentuan dampak
penting dari penetapan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik yang
terangkum dalam ringkasan proses pelingkupan. Ada empat kriteria penentuan
dampak penting potensial. Kriteria tersebut terlihat dalam keterangan dari tabel 2.4.
Bila DPH yang terdapat dalam matriks ringkasan pelingkupan (tabel 2.3) terdapat
minimal kriteria yang bernotasi ya dari dampak penting hipotetik, maka dampak penting
hipotetik yang ada dalam matriks ringkasan proses pelingkupan termasuk ke dalam
dampak penting hipotetik yang telah dievaluasi sehingga meningkatkan nilai ketelitian
dan keabsahan terhadap dampak potensial yang dievaluasi. Tabel 2.4 memperlihatkan
evaluasi dampak potensial yang dievaluasi kembali untuk penentuan dampak penting
hipotetik.
A. Tahap Pra-Konstruksi Dampak persepsi masyarakat Dampak potensial persepsi masyarakat dapat meningkat menjadi dampak penting
hipotetik. Kegiatan sosialisasi, survey dan pembebasan lahan berdampak terhadap
keresahan masyarakat. Keresahan tersebut dikarenakan nilai ganti rugi yang dianggap
masih belum memenuhi pendapat masyarakat. Dampak persepsi negatif tersebut
dapat menjadi dampak positif terhadap persepsi pembangunan jaringan irigasi bila
pemrakarsa melaksanakan sosialisasi yang baik dan benar dengan pendekatan
kemanusiaan. Dampak potensial persepsi masyarakat menjadi dampak penting
hipotetik dikarenakan dampak melibatkan lebih dari 300 pemilik lahan yang terkena
tapak pembangunan jaringan irigasi.
B. Tahap Konstruksi
1. Dampak peningkatan kesempatan kerja Kegiatan penerimaan tenaga kerja akan memberikan kontribusi pada upaya
penanggulangan masalah pengangguran yang ada di daerah studi. Dengan adanya
anggota masyarakat yang bekerja pada tahap konstruksi, maka tingkat kemampuan
ekonomi masyarakat yang bekerja pada tahap konstruksi dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kondisi tersebut sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap aspek
kehidupan masyarakat lainnya, seperti kondisi pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
I
BAB II PELINGKUPAN II-18
Selain itu keberadaan perusahaan di lingkungan mereka akan mendapat pengakuan
dan dukungan segenap anggota masyarakat karena adanya kontribusi dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melihat tabal 2.1, penerimaan tenaga kerja
berdampak kepada peningkatan kesempatan bekerja. Jumlah tenaga kerja lokal cukup
banyak dan dampak peningkatan kesempatan kerja mempunyai dua kriteria yaitu dari
bekerja di perusahaan pada tahap konstruksi, tenaga kerja lokal mempunyai
penghasilan tetap dan mempunyai nilai peran penting dalam kehidupan keluarga
mereka dan sehingga tingkat kekawatiran tidak memperoleh penghasilan dapat
ditekan.
Kegiatan konstruksi akan melibatkan tenaga kerja lokal dan pendatang dengan jumlah
250 orang. Dari jumlah tersebut akan direkrut dari penduduk lokal sebanyak 175 orang
(>60%). Oleh karena itu evaluasi terhadap dampak peningkatan kesempatan kerja
pada kegiatan konstruksi merupakan dampak penting hipotetik (DPH).
2. Dampak peningkatan pendapatan penduduk Dampak peningkatan pendapatan penduduk merupakan dampak susulan dari dampak
peningkatan kesempatan kerja dan dampak kesempatan berusaha. Selain itu, dampak
peningkatan pendapatan penduduk merupakan dampak yang melibatkan hajad hidup
dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian dampak peningkatan pendapatan
penduduk merupakan DPH
3. Dampak peningkatan kadar debu Kegiatan mobilisasi peralatan dan material serta penyiapan lahan tapak jaringan irigasi
berpengaruh terhadap kadar debu di udara. Partikel tanah yang halus, merupakan
sumber debu. Kegiatan mobilisasi peralatan menyebabkan partikel tanah tersebut
terbang sehingga kadar debu meningkat. Kadar debu tersebut dapat menjadi salah
satu penyebab gangguan saluran pernapasan bagian atas atau secara umum dapat
dikatakan gangguan kesehatan masyarakat.
Dampak peningkaan kadar debu mempunyai 2 kriteria. Kriteria tersebut dapat
dikelompokkan menjadi bahwa kadar debu merupakan permasalahan yang penting
kesehatan masyarakat. Pada sisi lain perubahan yang peningkatan kadar debu
dimaksudkan melanggar peraturan perundang-undangan. Peningkatan kadar debu di
udara termasuk DPH.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
I
BAB II PELINGKUPAN II-19
4. Dampak peningkatan kekeruhan air Pembangunan jaringan irigasi berdampak kepada peningkatan kekeruhan air. Air larian
yang membawa partikel tanah dapat masuk sampai ke Sungai Belitang. Dampak
susulan yang terjadi adalah penurunan keanekaragaman biota air di Sungai Belitang.
Berdasarkan hal tersebut dampak potensial peningkatan kekeruhan termasuk DPH.
5. Dampak penurunan keanekaragaman flora
Kegiatan pembangunan jaringan irigasi pada tahap konstruksi mengurangi flora di
lokasi tapak bangunan jaringan irigasi. Pengurangan jumlah dan jenis flora cukup
banyak mengingat pajang salurah yang mencapai lebih dari. Indeks keanekaragaman
flora dapat turun hingga dibawah nilai 4, karena panjang salurah lebih dari 120 km
dengan lebar rata-rata 10 meter Dengan demikian dampak potensial penurunan
keanekaragaman flora merupakan DPH.
6. Dampak penurunan keanekaragaman fauna Dampak penurunan keanekaragaman fauna merupakan damapak susulan dari
dampak penurunan keanekaragaman fauna. Beradasarkan tabel 2.3 dan 2.4, dampak
potensial penurunan keanekaragaman fauna mempunyai notasi ya sebanyak 3. Oleh
karena itu, dampak potensial penurunan keanekaragaman fauna tergolong DPH.
7. Dampak penurunan keanekaragaman plankton Dampak penurunan keanekaragaman plankton merupakan damapak susulan dari
dampak penurunan penurunan kualitas air atau peningkatan kekeruhan air.
Beradasarkan tabel 2.3 dan 2.4, dampak potensial penurunan keanekaragaman
plankton mempunyai notasi ya sebanyak 3. Oleh karena itu, dampak potensial
penurunan keanekaragaman plankton tergolong DPH.
8. Dampak persepsi masyarakat
Akumulasi kegiatan konstruksi memberikan dampak persepsi masyarakat. Dampak
berlangsung lama dan melibatkan banyak orang sehngga dampak persepsi
masyarakat secara keseluruhan termasuk DPH
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
I
BAB II PELINGKUPAN II-20
C. Tahap Operasi 1. Dampak peningkatan kekeruhan air
Pengoperasian jaringan irigasi berdampak kepada peningkatan kekeruhan air. Air
larian yang membawa partikel tanah dari air irigasi dan diteruskan ke sawah dan
masuk ke saluan drainase dan dapat masuk sampai ke Sungai Belitang. Dampak
susulan yang terjadi adalah penurunan keanekaragaman biota air di Sungai Belitang.
Berdasarkan hal tersebut dan tabel 2.3 dan 2.4, maka dampak potensial peningkatan
kekeruhan termasuk DPH.
2. Dampak penurunan keanekaragaman plankton Dampak penurunan keanekaragaman plankton merupakan damapak susulan dari
dampak penurunan penurunan kualitas air atau peningkatan kekeruhan air,
peningkatan kadar pupuk (NPK) dan peningkatan kadar pestisida. Beradasarkan tabel
2.3 dan 2.4, dampak potensial penurunan keanekaragaman plankton mempunyai
notasi ya sebanyak 3. Oleh karena itu, dampak potensial penurunan keanekaragaman
plankton tergolong DPH.
3. Dampak peningkatan pendapatan petani
Kegiatan pengoperasian jaringan irigasi, memberikan kesempatan petani sawah untuk
memanen padi di sawah lebih dari satu kali dalam satu tahun. Kesempatan tersebut
membari dampak terhadap peningkatan pendapatan petani. Beradasarkan tabel 2.3,
dan tabel 2.4 dampak potensial peningkatan pendapatan petani mempunyai notasi ya
sebanyak 3. Oleh karena itu, dampak potensial peningkatan pendapatan petani
tergolong DPH.
2.6. BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN 2.6.1. Batas Wilayah Studi Batas wilayah studi merupakan gabungan atau totalitas 4 batas studi. Keempat batas
studi yang dimaksudkan adalah batas tapak proyek, batas ekologis, batas social dan
baas administrasi.
Batas tapak proyek Batas tapak proyek adalah batas tapak jaringan irigasi dari rencana kegiatan
pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area) dan fasilitas pendukungnya.
Luasan batas tapak proyek adalah 7.796 ha.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
I
BAB II PELINGKUPAN II-21
Batas ekologis Batas ekologis berdasarkan pada batas daerah aliran sungai sebagai batas satuan
ekologis perairan. Batas ekologis yang dimaksudkan adalah Sungai Belitang.
Batas sosial Batas sosial merupakan batas yang menggambarkan kelompok sosial berupa
permukiman penduduk yang diperkirakan terkena pengaruh langsung dari kegiatan
pembangunan waduk. Batas sosial ditetapkan di Desa terdekat dengan tapak proyek
yaitu di Desa Tegal Besar, Sumber Sari dan Ulat Buntar
Batas administratif
Secara administrastif, lokasi wilayah studi ini meliputi Kecamatan Belitang II dan
Kecamatan Belitang Mulya.
1.4.1 Batas waktu kajian Batas waktu kajian terhadap lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan
pembangunan berlangsung mempunyai keterbatasan dikarenakan keterbatasan data,
dana dan kemampuan dan metoda untuk memprediksi dengan skop yang luas.Untuk
mengatasi hal tersebut, pemrakarsa wajib melaksanakan program dalam UKL-UPL
dan melakukan evaluasi yang dinamis dan terintegrasi. Oleh karena itu, batas waktu
kajian DPH ditabulasikan dalam tabel 2.5.
TABEL 2.5
BATAS WAKTU KAJIAN BERDASARKAN DPH
NO DPH WAKTU ALASAN A TAHAP PRA-KONSTRUKSI
Persepsi masyarakat 1-3 bulan Kegiatan sosialisasi hingga
pembebasan lahan berlangsung singkat yaitu 6-8 bulan.
B TAHAP KONSTRUKSI 1 Peningkatan Kesempatan Kerja 1 bulan Perekrutan tenaga lokal
sebanyak >60 persen, dilaksanakan dalam waktu yang singkat: 1-3 bulan
2 Peningkaan kadar debu 2 - 6 bulan Dampaknya berlangsung cepat,
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
I
BAB II PELINGKUPAN II-22
diutamakan pada musim kemarau, mobilisasi alat dan material dilakukan tidak setiap waktu dan dilaksanakan cepat
3 Peningkatan kekeruhan 6 – 12 bulan Diperlukan waktu kemarau dan penghujan
4 Penurunan keanekaragaman flora
2-4 bulan Pembersihan lahan dilaksanakan secepat mungkin dan sebelum dilakukan penggalian alur.
5 Penurunan keanekaragaman fauna
2 - 3 bulan Berlansung pada saat kehilangan flora
6 Penurunan keanekaragaman plankton
2-4 bulan Merupakan dampak susulan dari penurunan kualitas air
C TAHAP OPERASI 1 Peningkatan kekeruhan air 2 - 6 bulan Dampaknya berlangsung cepat,
diutamakan pada musim hujan 2 Penurunan keanekaragaman
plankton 6 - 12 bulan Diperlukan waktu kemarau dan
penghujan 3 Peningkatan pendapatan petani 6 - 12 bulan Dapat panen lebih dari satu kali
setahun D TAHAP PASCA OPERASI
1 Peningkatan kekeruhan air 2 - 6 bulan Dampaknya berlangsung cepat, diutamakan pada musim hujan
2 Penurunan keanekaragaman plankton
6 - 12 bulan Diperlukan waktu kemarau dan penghujan
3 Peningkatan pendapatan petani 6 - 12 bulan Dapat panen lebih dari satu kali setahun