BAB II ok.docx
-
Upload
intannuraini -
Category
Documents
-
view
37 -
download
1
Transcript of BAB II ok.docx
BAB IILANDASAN TEORI
Pada bab II ini akan dijelaskan secara singkat tentang teori-teori
pendukung yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan lengan robot
pemindah barang dengan deteksi warna berbasis arduino bagian hardware.
Adapun teori-teori yang akan dijelaskan dalam bab II ini adalah pengertian robot,
Komponen dasar lengan robot, dan Catu Daya (power supply).
A. Pengertian Robot
Istilah robot pertama kali diperkenalkan dalam bahasa inggris pada tahun
1921 oleh seorang dramawan Cekoslowakia yang bernama Karel Capek dalam
dramanya yang berjudul R.U.R (Rossum’s Universal Robots). (Nugraha
2010:180).
Menurut Tim Pustena ITB (2011:2) “berdasarkan kamus webster definisi
robot adalah semua benda mekanis yang menyerupai manusia untuk melakukan
rutinitas tertentu bagi manusia yang dapat di lakukan secara otomatis ataupun
manual dan di kendalikan langsung oleh tangan manusia”.
Menurut The Robotics International Division of The Society of
Manufacturing Engineers (RI/SME), definisi robot adalah “Sebuah manipulator
multifungsi yang mampu diprogram, didesain untuk memindahkan material,
komponen, alat, atau benda khusus lainnya melalui serangkaian gerakan
terprogram untuk melakukan berbagai tugas”.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Robot).
Berdasarkan pengertian diatas robot merupakan sebuah alat mekanik yang
dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol
6
7
manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu
yang mana digunakan untuk tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang
ataupun kotor dalam rangka memudahkan pekerjaan manusia.
Terdapat tiga kata kunci yang menunjukkan ciri sebuah robot yaitu:
reprogrammable (dapat diprogram kembali), multifunctional (multifungsi), dan
move material, part, tools (mendefinisikan tugas manipulator).
B. Warna
1. Fisik Warna
Banyak ahli terkejut ketika menemukan fakta bahwa warna tidak
mempunyai fisik nyata. Mereka menemukan bahwa warna adalah tidak lebih
dari respon psycho-physiological dari manusia untuk intensitas penyinaran
yang berbeda. Energi dari cahaya tampak dengan panjang gelombang tertentu
ditangkap oleh mata dan diterjemahkan oleh otak sebagai warna. Mata
manusia hanya mampu menangkap sejumlah cahaya dengan panjang
gelombang tertentu, yang oleh karenanya disebut dengan istilah cahaya atau
gelombang tampak. Sebenarnya, di luar gelombang tampak tadi masih banyak
gelombang-gelombang dengan panjang yang lebih pendek atau lebih panjang,
namun tidak dapat ditangkap oleh mata manusia.
8
Gambar 1. Kedudukan Gelombang Cahaya Tampak dan Panjang Gelombangnya
(Ahmad :2005:261)
2. Model Warna
Ada beberapa model warna yang sering di jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Dua mode warna yang sering digunakan dalam dunia komputer
adalah mode warna RGB yang diterapkan pada tabung display seperti pada
manitor dan televisi/video dan CMY(K) yang digunakan pada kebanyakan
mesin pencetak dokumen (printer).
Tabel 1. Model warna dan deskripsinya
Model Warna Deskripsi
RGB Merah, Hijau dan Biru (warna pokok). Sebuah model
warna pokok aditif yang digunakan pada sistem
display.
CMY(K) Cyan, Magenta, kuning (dan Hitam) sebuah model
warna subtraktif yang digunakan pada mesin printer.
YcbCr Luminasi (Y) dan dua komponen kromasiti (Cb dan
Cr). Digunakan dalam siaran gelombang televisi.
HSI Heu, Saturasi, dan Intensitas
Berdasarkan persepsi manusia terhadap warna.
9
Model warna dibedakan menjadi 2 macam yaitu mode warna aditif
dan mode warna subtraktif. Dalam mode warna aditif, suatu warna dibentuk
dengan mengkombinasikan energi cahaya dari ketiga warna pokok dalam
berbagai perbandingan. Dominasi salah satu warna pokok akan menggiring
warna yang dihasilkan ke arah salah satu warna pokok tadi. Bila ketiga warna
pokok mempunyai kontribusi yang sama kuatnya, warna tidak akan muncul
dan sebagai gantinya yang muncul adalah hitam, abu-abu, atau putih,
tergantung pada kekuatan atau intensitas ketiga warna pokok tadi. Sebaliknya,
dalam mode warna subtraktif, membentuk suatu warna dilakukan dengan
menyerap (menghilangkan) beberapa komponen dari cahaya putih.
Komponen warna tertentu yang dihilangkan dalam mode warna subtraktif ini
tidak akan berkontribusi dalam pembentukan suatu warna. Bila semua
komponen warnanya dihilangkan, yang muncul adalah hitam, sedangkan bila
semua komponen warna dibiarkan memantul, yang muncul adalah putih.
Gambar 2. Model Warna Berdasarkan Pembentukannya; (a) Model Warna Aditif, (b) Model Warna Subtraktif
(Ahmad :2005:266)
10
C. Komponen Dasar Lengan Robot
1. Manipulator
Manipulator adalah bagian mekanik yang dapat difungsikan untuk
memindah, mengangkat dan memanipulasi benda kerja. Pada robot,
manipulator biasanya terdiri dari bagian lengan (main frame) dan bagian
pergelangan (wrist). Fungsi dari manipulator ini adalah untuk memungkinkan
robot dalam mencapai suatu posisi tertentu dengan presisi.
Setiap manipulator memiliki derajat kebebasan (Degree Of
Freedom/DOF) yang berbeda-beda. Derajat kebebasan dapat diartikan
sambungan pada lengan, yang dapat dibengkokkan, diputar maupun digeser.
Jumlah derajat kebebasan dapat diketahui dari banyaknya aktuator. Pada
lengan robot ini terdapat 6 derajat kebebasan.
Derajat kebebasan merupakan hal yang sangat penting untuk
dipahami kaena derajat kebebasan dapat menentukan ruang kerja serta
jangkauan sudut sebuah manipulator. Ruang kerja robot adalah semua tempat
yang dapat dijangkau oleh end effector. Hal lain yang menentukan ruang
kerja dan jangkauan sudut adalah panjang jangkauan lengan.
Menurut Kurniawan (2006:16) “Secara klasik konfigurasi
manipulator dapat dibagi dalam empat kelompok yaitu polar, silindris,
cartesian, dan sendi lengan (joint arm)”.
Adapun konfigurasi manipulator tersebut adalah sebagai berikut:
11
a. Konfigurasi Polar
Gambar 3. Konfigurasi Polar(Endra,2006:18)
Pada konfigurasi polar badan dapat berputar kekiri atau kekanan.
Sendi pada badan mengangkat atau menurunkan pangkal lengan secara
polar. Lengan ujung dapat digerakkan maju-mundur secara translasi.
b. Konfigurasi Silinder
Gambar 4. Konfigurasi Silinder(Endra,2006:18)
Seperti yang terliahat pada gambar 4, konfigurasi silinder
mempunyai jangkauan yang berbentuk ruang silinder, meskipun sudut
ujung lengan terhadap garis penyangga tetap. Konfigurasi ini banyak
diadopsi untuk sistem gantry atau crane karena strukturnya yang kokoh
untuk tugas mengangkat beban.
12
c. Konfigurasi Cartesian
Gambar 5. Konfigurasi Cartesian(Endra,2006:18)
Manipulator berkonfigurasi cartesian ditunjukkan dalam gambar
5. Struktur ini banyak dipakai secara permanen pada instalasi pabrik,
baik untuk mengangkat dan memindahkan barang produksi maupun
untuk mengangkat perlalatan-peralatan berat pabrik ketika melakukan
kegiatan instalasi.
d. Konfigurasi Struktur Sendi Lengan
Gambar 6. Konfigurasi Struktur Sendi Lengan(Endra, 2006:19)
Konfigurasi struktur sendi lengan ini adalah konfigurasi yang
paling populer untuk tugas-tugas reguler di pabrik, terutama untuk fungsi
layaknya pekerja pabrik. Seperti mengangkat barang dari konveyor,
mengelas, memasang komponen mur, baut pada produk, dan sebagainya.
13
Pada perancangan dan pembuatan lengan robot pemindah barang
berbasis arduino ini menggunakan konfigurasi struktur sendi lengan, dimana
kelebihan dari konfigurasi manipulator ini adalah jangkauan yang fleksibel.
Struktur sendi lengan ini cocok digunakan untuk menjangkau daerah kerja
yang sempit dengan sudut jangkauan yang beragam.
2. Aktuator
Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan
sebuah mekanisme atau system mekanik. Aktuator diaktifkan dengan
menggunakan lengan mekanis yang biasanya digerakkan oleh motor listrik,
dimana dikendalikan oleh media pengontrol yang terprogram.
Pada perancangan dan pembuatan lengan robot ini menggunkan motor
DC servo sebagai aktuator.
a. Motor DC Servo
Gambar 7. Bentuk Fisik Motor DC Servo(http://www.electrocontrol.wordpress.com)
Motor DC servo adalah sebuah motor dengan sistem closed
feedback di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke
rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari
sebuah motor, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol.
14
Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran
servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar
pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor.
Motor DC servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu
saja dan tidak kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Walau
demikian, untuk beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat
dimodifikasi agar bergerak kontinyu.
Pada robot, motor ini sering digunakan untuk bagian kaki, lengan
atau bagian-bagian lain yang mempunyai gerakan terbatas dan
membutuhkan torsi cukup besar.
b. Tipe Motor Servo
Secara umum terdapat 2 jenis motor servo. yaitu motor servo
standard dan motor servo Continous. Servo motor tipe standar hanya
mampu berputar 180 derajat. Motor servo standard sering dipakai pada
sistim robotika misalnya untuk membuat “Robot Arm” (Robot Lengan).
Sedangkan Servo motor continuous dapat berputar sebesar 360 derajat.
Motor servo continous sering dipakai untuk Mobile Robot. Pada badan
servo tertulis tipe servo yang bersangkutan.
Pengendalian gerakan batang motor servo dapat dilakukan dengan
menggunakan metode PWM. (Pulse Width Modulation). Teknik ini
menggunakan system lebar pulsa untuk mengemudikan putaran motor.
Sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim
melalui kaki sinyal dari kabel motor.
15
c. Pulse Width Modulation
Menurut Kurniawan (2006:90) “Pulse Width Modulation (PWM)
adalah suatu teknik manipulasi dalam pengemudi motor (atau perangkat
elektronik berarus besar lainnya) yang menggunakan prinsip cut-off dan
saturasi".
Secara umum PWM merupakan sebuah cara memanipulasi lebar
sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu periode, untuk
mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda.
Lebar pulsa PWM dinyatakan dalam Duty Cycle. Sinyal PWM
pada umumnya memiliki amplitude dan frekuensi dasar yang tetap,
namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar pulsa PWM
berbanding lurus dengan amplitude sinyal asli yang belum termodulasi.
Artinya, sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun
duty cycle bervariasi antara 0% hingga 100%. Metode pensinyalan motor
servo tampak pada gambar 8.
Gambar 8. Pensinyalan Motor Servo(Sujarwarta,2013:49)
16
Sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang
dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor. Tampak pada gambar 8
dengan pulsa 1.5 ms pada periode selebar 2 ms, maka sudut dari sumbu
motor akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa OFF maka
akan semakin besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil
pulsa OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah yang
berlawanan dengan jarum jam.
Untuk menggerakkan motor servo ke kanan atau ke kiri,
tergantung dari nilai delay yang diberikan. Untuk membuat servo pada
posisi center, berikan pulsa 1.5ms. Untuk memutar servo ke kanan,
berikan pulsa <=1.3ms, dan pulsa >= 1.7ms untuk berputar ke kiri
dengan delay 20ms.
d. Pengkabelan Motor DC Servo
Pada motor DC servo terdapat tiga kabel dengan warna merah,
hitam, dan kuning. Kabel merah dan hitam harus dihubungkan dengan
sumber tegangan 4-6 volt DC agar motor servo dapat bekerja normal.
Sedangkan kabel berwarna kuning adalah kabel data yang dipakai untuk
mengatur arah gerak dan posisi servo. Pin-pin pengkabelan motor servo
dapat dilihat pada gambar 9.
17
Gambar 9. Pin-pin dan Pengkabelan pada Motor DC Servo.(http://www.toko-elektronika.com)
e. Spesifikasi Motor DC Servo yang digunakan
Motor DC servo yang digunakan pada perancangan dan
pembuatan lengan robot ini terdiri dari beberapa macam dimana servo A,
B menggunakan motor DC servo Tower pro 9805MG, servo C , D, E, F
menggunakan motor DC servo Tower pro MG995R. Spesifikasi dari
setiap motor DC sevo dapat dilihat pada lembar lampiran.
3. Sensor
Sensor adalah komponen berbasis instrumentasi (pengukuran) yang
berfungsi sebagai pemberi informasi tentang berbagai keadaan. Output sensor
dapat berupa nilai logika atau nilai analog. Keadaan yang dimaksud adalah
suhu, cahaya, gerakan, dan lain-lain. Ada banyak jenis sensor diantaranya
sensor warna dan sensor ultrasonik ping.
Pada pembuatan lengan robot ini menggunakan modul sensor warna
TCS3200 sebagai pendeteksi warna benda dan sensor jarak ultrasonik ping
sebagai pendeteksi adanya benda.
a. Sensor Warna
TCS3200 adalah sensor warna yang dapat diprogram, dengan
prinsip kerja mengkonvensikan cahaya ke frekuensi yang
18
menggabungkan dioda silikon dan pengkonvensi arus ke frekuensi pada
CMOS monolithic sirkuit terpadu. Pada gambar 10, dapat dilihat bentuk
fisik modul sensor warna TCS3200.
Gambar 10. Bentuk Fisik Modul Sensor Warna TCS3200(http://www.dfrobot.com)
Output Sensor warna TCS3200 adalah gelombang persegi (50%
duty cycle). Pada gambar 11 dapat dilihat pengkonvensi arus ke
frekuensi.
Gambar 11. Blog Diagram Fungsional(Data sheet modul sensor TCS 3200)
Pada dasarnya modul sensor warna TCS 3200 adalah sensor
warna yang dilengkapi dengan filter cahaya menggunakan warna dasar
RGB (Red-Green-Blue). Photodiode dalam sensor warna TCS 3200
disusun secara array 8x8 dengan konfigurasi internal sensor photodiode
adalah 16 photodiode untuk sensor cahaya dengan filter cahaya warna
merah, 16 photodiode untuk sensor cahaya dengan filter cahaya warna
19
hijau, 16 photodiode untuk sensor cahaya dengan filter cahaya warna
biru, dan 16 photodiode untuk sensor cahaya tanpa warna. Adapun fungsi
bagian-bagian terminal sensor warna TCS3200 dapat dilihat pada tabel 2.
Table 2. Fungsi Terminal Sensor Warna TCS3200.
Terminal
I/0 KeteranganNama No
GND 4 Power Supply GND
OE 3 I Enable for F0 (active low)
OUT 6 O Output frequency (F0)
S0,
S1
1,2 I Output frequency scalling selection input
S2,
S3
7,8 I Photodiode type selection inputs.
V DD 5 Supply voltage
(Data sheet modul sensor TCS 3200)
b. Sensor Jarak Ultrasonik Ping
Sensor jarak ultrasonik ping merupakan sensor ultrasonik yang
dapat mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang
ultrasonik dengan frekuensi 40 KHz dan kemudian mendeteksi
pantulannya. Berikut bentuk fisik dari sensor ping.
20
Gambar 12. Bentuk Fisik Sensor Ping( www.parallax.com )
Sensor ini dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 300 cm.
keluaran dari sensor ini berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan
jarak. Lebar pulsanya bervariasi dari 115 uS sampai 18,5 mS. Pada
dasanya, Ping))) terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz,
sebuah speaker ultrasonik dan sebuah mikropon ultrasonik. Speaker
ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara mikropon
ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya.
Pin signal dapat langsung dihubungkan dengan mikrokontroler
tanpa tambahan komponen apapun. Ping hanya akan mengirimkan suara
ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler (Pulsa high selama
5uS). Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40KHz akan
dipancarkan selama 200uS. Suara ini akan merambat di udara dengan
kecepatan 344.424m/detik (atau 1cm setiap 29.034uS), mengenai objek
untuk kemudian terpantul kembali ke Ping. Selama menunggu pantulan,
Ping akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berhenti (low)
ketika suara pantulan terdeteksi oleh Ping. Oleh karena itulah lebar pulsa
21
tersebut dapat merepresentasikan jarak antara Ping dengan objek. Berikut
gambar prinsip kerja sensor Ping.
Gambar 13. Prinsip Kerja Sensor Ping(www.parallax.com)
4. Kontroller
Kontrol adalah bagian yang tak terpisahkan dalam sistem robotik.
Dalam hal ini sistem kontrol bertugas mengkolaborasikan sistem elektronik
dengan mekanik dengan baik agar mencapai fungsi yang dikehendaki.
Dahulu kontroler dibuat dari drum mekanik yang bekerja step by step
secara sequential dan sangat sederhana. Seiring perkembangan zaman,
kontroler dapat menggunakan PLC (programmable logic control) maupun
sebuah chip atau disebut juga dengan microcontroller yang dapat bekerja
dengan pergerakan yang sangat kompleks dari sistem robot.
Pada perancangan lengan robot ini menggunakan Arduino Uno
sebagai kontroller.
a. Arduino uno
Arduino uno merupakan salah satu produk berlabel Aduino yang
merupakan suatu papan elektronik yang mengandung mikrokontroler
ATmega328. Arduino merupakan kit elektronik atau papan rangkaian
22
elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu
sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.
Piranti ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan rangkaian sederhana
hingga yang kompleks.
Arduino Uno mengandung mikroprosesor (berupa Atmel AVR)
dan dilengkapi dengan oscillator 16MHz (yang memungkinkan operasi
berbasis waktu dilaksanakan dengan tepat), dan regulator pembangkit
tegangan 5 volt. Sejumlah pin tersedia di papan, pin 0 hingga 13
digunakan untuk isyarat digital, yang hanya bernilai 0 atau 1. Pin A0-A5
digunakan untuk isyarat analog. Arduino Uno dilengkapi dengan static
random-access berukuran 32KB, dan Erasable Programmable Read-
Only Memory (EEPROM) untuk menyimpan program. Pada gambar 14
terlihat bentuk fisik dari Arduino Uno.
Gambar 14. Bentuk Fisik Arduino Uno(http://www.arduino.cc)
23
b. Bagian-bagian papan Arduino
Gambar 15. Bagian-bagian papan Arduino Uno(http://www.tobuku.com)
Gambar 15 memperlihatkan bagian-bagian papan Arduino Uno
yang digunakan sebagai sumber input sensor maupun yang lainnya.
Berikut penjelasan tentang Arduino uno:
1) Arduino Uno memiliki 14 pin input/output digital (0-13), fungsi
input/output dapat diatur dengan program. Khusus untuk 6 buah pin
3, 5, 6, 9 , 10, dan 11 dapat juga berfungsi sebagai pin analog output
dimana tegangan output-nya dapat diatur. Nilai sebuah pin output
analog dapat diprogram antara 0 – 255, dimana hal itu mewakili nilai
tegangan 0 – 5V.
2) Pin input analog (0-5) digunakan untuk pembacaan tegangan yang
dihasilkan oleh sensor analog, seperti sensor suhu. Program dapat
membaca nilai sebuah pin input antara 0-1023, dimana hal itu
mewakili nilai tegangan 0-5V.
3) USB berfungsi untuk memuat program dari komputer ke dalam
program, serta komunikasi serial antara papan dan computer selaian
itu juga digunakan untuk memberikan daya listrik pada papan.
24
4) Sambungan SV1 adalah sambungan atau jumper untuk memilih daya
papan, apakah dari sumber eksternal atau menggunakan USB.
5) Q1-Kristal (Quartz Crystal Oscillator) adalah komponen yang
menghasilkan detak-detak yang dikirim kepada mikrokontroler agar
melakukan sebuah operasi untuk setiap detaknya. Kristal ini dipilih
yang berdetak 16 juta kali per detik (16MHz).
6) Tombol reset S1 digunakan untuk mereset papan sehingga program
akan mulai lagi dari awal. Tombol reset ini bukan untuk menghapus
program atau mengosongkan mikrocontroller.
7) Port In-Circuit Serial Programming (ICSP) digunakan untuk
memprogram mikrokontroler secara langsung, tanpa melalui
bootloader.
8) IC-1 Mikrokontroler ATmega adalah komponen utama dari papan
Arduino Uno, di dalamnya terdapat CPU, ROM, dan RAM.
9) X1 digunakan untuk memberikan daya eksternal, pada papan arduino
dapat diberikan tegangan DC antara 9-12V.
c. Diagram Blok Sederhana dari Microcontroller ATmega328
Gambar 16 berikut memperlihatkan contoh diagram blok
sederhana dari microcontroller ATmega328 (dipakai pada Arduino Uno).
25
Gambar 16. Blok Mikrokontroller ATmega328(Data sheet arduino uno)
Penjelasan gambar 16. adalah:
1) Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) adalah antar
muka yang digunakan untuk komunikasi serial seperti pada RS-232,
RS-422 dan RS-485.
2) 2KB RAM pada memory kerja bersifat volatile (hilang saat daya
dimatikan), digunakan oleh variabel-variabel di dalam program.
3) 32KB RAM flash memory bersifat non-volatile, digunakan untuk
menyimpan program yang dimuat dari komputer. Selain program,
flash memory juga menyimpan bootloader. Bootloader adalah
Program inisiasi yang ukurannya kecil, yang mana dijalankan oleh
CPU saat daya hidup.
4) 1KB EEPROM bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan
data yang tidak boleh hilang saat daya mati. Tidak digunakan pada
papan Arduino.
5) Central Processing Unit (CPU), bagian dari mikrokontroler untuk
menjalankan setiap intruksi dari program.
26
6) Port input/output, pin-pin untuk menerima data (input) digital atau
analog, dan mengeluarkan data (output) digital atau analog.
5. Gripper
Gripper pada lengan robot difungsikan hampir sama dengan tangan
manusia yaitu untuk memegang benda (pencekram/penjepit). Adapun Jenis-
Jenis Gripper adalah sebagai berikut:
a. Gripper Mekanik
Gripper mekanik didesain untuk menggenggam dan me nahan
objek dengan memberikan kontak pada objek. Biasanya menggunakan
finger atau jari mekanik yang disebut jaws. Jari ini dapat dilepas dan
dipasang sehingga sangat fleksibel pemakaiannya. Sumber tenaga yang
diberikan pada gripper ini bisa berupa pneumatik, hidrolik dan elektrik.
Gambar 17 adalah aplikasi tangan menggunakan gripprer mekanik.
Gambar 17. Aplikasi Gripprer Mekanik.(http://eprints.undip.ac.id)
b. Gripper Ruang Hampa
Gripper ruang hampa atau bisa disebut mangkok vakum atau bisa
disebut juga mangkok hisap, berfungsi untuk mengangkat dan menahan
objek. Objek yang ditangani oleh jenis gripper ini haruslah objek dengan
permukaan rata, bersih dan halus sehingga gripper ini dapat bekerja
27
dengan baik. Gambar 18 di bawah ini adalah aplikasi gripper vakum, dan
gambar 19 adalah contoh sistem vakum.
Gambar 18. Aplikasi Gripper Vakum(http://eprints.undip.ac.id)
Gambar 19. Contoh Sistem Vakum(http://eprints.undip.ac.id)
Keterangan gambar :
1) Udara terkompresi.
2) Pembangkit kevakuman.
3) Aliran.
4) Penyaring.
5) Mangkok.
Gripper jenis ini memiliki dua komponen, yaitu mangkok dan
sistem ruang hampa. Mangkok berbatasan dengan objek dan berfungsi
untuk menggenggam dan menahan objek. Mangkok terbuat dari karet
dan menempel pada objek. Sistem vakum menghasilkan hisapan pada
mangkok. Sistem vakum dibagi menjadi dua, yaitu pompa vakum dan
28
sistem venture. Pompa vakum menggunakan piston (dengan
menggunakan motor listrik) untuk membuat hampa udara. Pompa ini
memberikan kehampaan yang tinggi dengan biaya yang murah
dibandingkan dengan sistem venture. Berbeda dengan pompa vakum,
sistem venture menggunakan sebuah nosel yang dilewati oleh udara,
sehingga menimbulkan kevakuman.
c. Gripper Magnetik
Gripper magnetik bekerja karena efek bidang magnet, sehingga
menimbulkan hisapan atau tarikan pada komponen yang akan
digenggam. Gripper magnetik dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu
gripper elektromagnet dan magnet permanen Gripper elektromagnet
menggunakan sumber arus dan lebih mudah untuk dikontrol
dibandingkan mengunakan magnet permanen.
Pada jenis gripper ini menggunakan elektromagnet saat
menghisap dan melepas komponen yang akan ditangani menggunakan
metode on dan off arus yang mengalir pada elektromagnet. Gambar 20
berikut adalah contoh dari gripper elektromagnet.
Gambar 20. Aplikasi Gripper Elektromagnet(http://eprints.undip.ac.id)
29
Sedangkan keuntungan magnet permanen adalah tidak
dibutuhkannya arus tambahan yang berarti akan menghemat energi pada
sistem robot. Kelemahan sistem ini adalah kesulitan pada saat
pengontrolan. Saat gripper mendekat pada komponen atau objek material
lain yang berasal dari besi, kemungkinan tertariknya sangat besar.
Permanen magnet sering digunakan pada penanganan material yang
berada pada lingkungan berbahaya seperti ledakan. Lingkungan yang
mempunyai daya ledak tinggi akan membahayakan arus listrik yang
mengalir pada elektromagnet. Gripper elektromagnet memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Ukuran komponen yang bisa bervariasi, dari kecil hingga komponen
yang besar.
2) Mempunyai kemampuan untuk menangani logam yang berlubang.
Pada gripper vakum tidak bisa menangani hal tersebut.
3) Dapat menangani beberapa komponen, tergantung dari jumlah
gripper yang dipasangkan pada wrist.
Gambar 21. Sistem Kerja Gripper Menggunakan Magnet(http://eprints.undip.ac.id)
30
D. Catu Daya (Power supply)
Catu daya merupakan bagian terpenting dalam sistem kelitrikan yang
berfungsi menyediakan tegangan dan arus listrik unutk suatu rangkaian. Pada
proyek akhir ini catu daya diperoleh dari jala-jala listrik 220 VAC, 50 Hz.
1. Penurun Tegangan
Komponen utama yang biasa digunakan untuk menurunkan tegangan
adalah transformator. Transformator terdiri dari dua buah lilitan yaitu lilitan
primer (N1) dan lilitan sekunder (N2) yang dililitkan pada suatu inti yang
terisolasi atau terpisah antara satu dengan yang lain. Besar tegangan pada
lilitan primer dan lilitan sekunder ditentukan oleh jumlah lilitan yang terdapat
pada bagian primer dan sekundernya.
Gambar 22. Simbol Transformator(Malvino, 1999:48)
2. Penyearah
Penyearah digunakan untuk menyearahkan gelombang bolak-balik AC
menjadi DC yang berasal dari jaringan jala-jala listrik. Pada alat ini
digunakan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan dua buah
dioda. Dapat dilihat pada gambar 23.
31
Gambar 23. Penyearah Gelombang Penuh Dengan Dua Buah Dioda(Djatmiko,2010:17)
Bentuk gelombang keluaran penyearah gelombang penuh dapat
dilihat pada gambar 24.
Gambar 24. Bentuk Gelombang Keluaran Penyerah Gelombang Penuh(Tjadmiko,2010:18)
3. Penyaring (filter)
Tegangan keluaran setiap penyearahan masih memiliki riak- riak
tegangan, maka dari itu digunakan komponen kapasitor sebagai penyaring
agar dapat memperhalus tegangan keluaran dari penyearahan.
32
Gambar 25. Gelombang Tegangan Keluaran Dengan Penyaring Kapasitor(Malvino, 1999:102)
4. Penstabil Tegangan
Penstabil atau regulator adalah komponen elektronika yang berfungsi
untuk menjaga teganagan keluaran agar stabil pada setiap perubahan beban.
Contoh penstabil tegangan IC 7805, 7905, 7812,7912 dan lainnya. IC tersebut
mempunyai tiga terminal yaitu masukan, ground, keluaran. Tegangan
keluaran dari rangkaian terpadu ini bisa dilihat dari dua digit terakhir dari
nomor serinya, sedangkan dua digit depan menunjukkan polaritas tegangan
yang dihasilkan. Misalnya tipe 7805 menunjukkan polaritas positif (+5 V)
sedangkan tipe 7905 menunjukkan polaritas negatif (-5 V). Simbol IC
penstabil tegangan dapat dilihat pada gambar 26.
Gambar 26. Simbol IC Penstabil Tegangan(Data Sheet IC LM 78XX)
5. Penguat Arus
Pada lengan robot ini 6 buah servo yang dipasang secara paralel. Arus
pada rangkaian paralel akan menjadi terbagi sehingga membutuhkan
penguatan arus. Sehingga dapat disimpulkan akan membutuhkan sekurang-
33
kurangnya 5 A pada rangkaian ini, namun dikarenakan pemakaian IC
penstabil tegangan menyebabkan arus yang keluar tidak lebih dari 1 A
(berdasarkan data sheet). Maka diperlukan penguatan arus. Pada proyek akhir
ini penguatan arus menggunakan transistor 2N3055.
Pada Transistor, besar arus yang mengalir antara kolektor dan emitor
tergantung pada besar arus yang mengalir pada basis. Arus kolektor emitor
mempunyai nilai yang jauh lebih besar dari pada arus basis dan berbanding
lurus. Besar nilai arus tersebut tergantung pada nilai penguatan (HFE) dari
masing-masing transistor yang dapat dilihat pada lembar datasheet transistor.
IC = IB x HFE
Keterangan :
IC = Arus kolektor
IB = Arus Basis
HFE = Penguatan Transistor