BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf ·...

26
12 BAB II LITERATURE REVIEW 2.1. Definisi Beberapa Istilah Berkaitan dengan Komunitas 2.1.1. Community Kata community didefinisikan dengan dua cara yang berbeda. The Universal English Dictionary menggambarkan community sebagai 'a society or body of persons living in the same place, having the same rights, privileges, and interests, and acknowledging the same laws.' Definisi lainnya oleh The Oxford English Dictionary menjelaskan bahwa community adalah 'common character or commonness.' Meskipun masing-masing menjelaskan kata tersebut dengan cara yang berbeda, keduanya mengandung pengertian yang identik dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut answers.com, kata community dapat berarti beberapa hal, diantaranya: a. Sekelompok orang yang bertempat tinggal pada lokasi yang sama dan di bawah kepemimpinan yang sama. b. Sekelompok orang yang memiliki kesamaan minat c. Sekelompok orang yang dipandang membentuk suatu segment masyarakat tertentu.

Transcript of BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf ·...

Page 1: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

  12 

BAB II

LITERATURE REVIEW

2.1. Definisi Beberapa Istilah Berkaitan dengan Komunitas

2.1.1. Community

Kata community didefinisikan dengan dua cara yang berbeda. The Universal

English Dictionary menggambarkan community sebagai 'a society or body of persons

living in the same place, having the same rights, privileges, and interests, and

acknowledging the same laws.' Definisi lainnya oleh The Oxford English Dictionary

menjelaskan bahwa community adalah 'common character or commonness.'

Meskipun masing-masing menjelaskan kata tersebut dengan cara yang berbeda,

keduanya mengandung pengertian yang identik dan sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut answers.com, kata community dapat berarti beberapa hal,

diantaranya:

a. Sekelompok orang yang bertempat tinggal pada lokasi yang sama dan di

bawah kepemimpinan yang sama.

b. Sekelompok orang yang memiliki kesamaan minat

c. Sekelompok orang yang dipandang membentuk suatu segment masyarakat

tertentu.

Page 2: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

13

 

Cohen (1985: 12) berpendapat bahwa ‘komunitas’ melibatkan dua saran yang

saling berkaitan yakni anggota dari sebuah kelompok yang memiliki sesuatu yang

sama dengan yang lainnya; dan sesuatu yang diselenggarakan pada umumnya

membedakan mereka secara signifikan dari anggota kelompok lainnya. Oleh karena

itu, komunitas mengandung persamaan dan perbedaan. Itu adalah sebuah gagasan

yang berhubungan: ’pertentangan antara satu komunitas dengan yang lainnya atau

dengan keberadaan sosial lainnya’ (op. cit.). Ini mengarahkan kita akan pertanyaan

atas daerah perbatasan tersebut- apa yang menandai adanya permulaan dan akhir dari

sebuah komunitas.

2.1.2. Online Community

Menurut encyclopedia term yang terdapat pada website pcmag.com, definisi

online community adalah suatu referensi pada website secara spesifik dimana orang-

orang berkumpul bersama guna membahas sebuah subject secara online ataupun

memperkenalkan diri secara langsung.

Menurut web-strategist.com, definisi online community adalah “situasi

dimana sekelompok orang dengan minat atau tujuan yang sama berhubungan dan

bertukar informasi menggunakan web tools.”

Page 3: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

14

 

2.1.3. Virtual Community

Menurut encyclopedia term yang terdapat pada web pcmag.com, pengertian

virtual community adalah sekumpulan individu yang berbagi kesamaan minat via e-

mail, blogs, instant messages, chat room atau newsgroups.

Menurut pengertian yang didapat dari web apus.edu (center of teaching and

learning), virtual community adalah suatu konsep dimana orang membentuk agregat

sosial berdasar pada kesamaan minat dalam suatu lingkungan online.

Sedangkan menurut marketing glossary yang terdapat dalam web

latencia.com, pengertian virtual community adalah sekumpulan pengguna Internet,

yang berbagi kesamaan minat, dan berkaitan dengan dunia maya.

2.1.4. Sense of Community

Definisi menurut Gifford Pinchot (1998), yaitu:

“.. a clear preference for the warm feelings that fellowship, belonging, mutual

commitment, and shared liberty produce which are thrived in a well-structured

community that values altruistic service.”

Page 4: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

15

 

Definisi menurut McMillan & Chavis (1986), yaitu:

“a feeling that members have of belonging, a feeling that members matter to one

another and to the group, and a shared faith that members’ needs will be met through

their commitment to be together.”

Sedangkan definisi oleh Hill, 1999; Hill & Hannafin, 1997; Shin (1999) yaitu:

“.. to socially construct meaning and immerse oneself in a virtual environment,

students must be committed, articulate, and considerate of each other’s needs”

2.2 Jenis Komunitas

Di sini kita akan menjelajahi arti komunitas dalam tiga bahasan yang berbeda

(after Willmott 1986; Lee dan Newby 1983; dan Crow and Allen 1995). yaitu:

1. Tempat. Suatu daerah atau tempat komunitas dapat dilihat sebagai tempat

dimana orang-orang memiliki sesuatu yang sama, dan bagian ini

dimengerti secara geografis. Cara lain untuk menamakan ini adalah

‘locality’. Pendekatan terhadap komunitas ini memperluas literatur –

pertama dalam ‘pembelajaran komunitas’ dan akhir - akhir ini dalam

studi setempat (sering terfokus dalam ruang pekerja).

2. Daya tarik. Dalam daya tarik atau ‘pemilihan’, orang-orang dalam komunitas

berbagi karakteristik umum lainnya daripada tempat. Mereka

Page 5: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

16

 

dihubungkan bersama dengan berbagai faktor seperti, kepercayaan

agama, orientasi seksual, pekerjaan atau suku bangsa asal. Dengan

cara ini, akan memungkinkan kita untuk membahas mengenai

‘komunitas gay’, komunitas penganut Buddha’ atau ‘komunitas orang-

orang Cina’. Perkembangan dalam apa yang mungkin disebut sebagai

identitas sosiologi dan diri sendiri memiliki peranan yang cukup

penting dalam pembukaan konseptual wilayah tanpa komunitas

berdasarkan wilayah dapat dimengerti’ (Hoggett, 1997:7). ‘Kelompok

pemilihan’ dan ‘kelompok yang disengaja’ (berdasarkan Hoggett op

cit dari komunitas cyber) adalah kunci dari kehidupan yang sama.

3. Persamaan. Dalam kelemahannya, kita dapat melihatnya sebagai persamaan

tempat, kelompok atau ide (dengan kata lain, hal itu adalah semangat

dalam komunitas). Dalam kekuatannya, aspek ini membentuk

kebersamaan yang membutuhkan sebuah pertemuan -tidak hanya

dengan orang lain, akan tetapi juga dengan Tuhan dan ciptaan-Nya.

2.3. Traditional Sense of Community (SoC)

Tabel 2.1 Summary Riset Terdahulu yang Membahas Mengenai SoC Tradisional (offline)

PENELITI & TAHUN

PUBLIKASI

TOPIK

McMillan and Chavis, 1986

Elements of a Sense of Community and Their Hypothesized Relationships

Page 6: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

17

 

Elemen-elemen yang diteliti adalah:

- Membership

Merupakan suatu perasaan memiliki terhadap, dan teridentifikasi dengan, sebuah komunitas

- Influence

Merupakan suatu perasaan memiliki pengaruh pada, juga dipengaruhi oleh, sebuah komunitas

- Integration and Fulfillment of Needs

Merupakan suatu perasaan akan adanya dukungan dari sebuah komunitas, sembari juga mendukung mereka kembali

- Shared Emotional Connection

Merupakan perasaan akan suatu hubungan, kenangan yang disharingkan, serta “semangat” suatu komunitas

Muniz, Jr and O’Guinn, 2001

Brand Community

Merupakan komunitas tertentu yang mengikat tanpa memperhitungkan keadaan geografis, berdasarkan pada suatu rangkaian hubungan sosial yang terstruktur diantara para pengagum suatu merk tertentu; merupakan komunitas eksklusif karena berpusat pada suatu produk atau layanan yang bermerk.

Elemen-elemen yang diteliti adalah:

- Consciousness of Kind

Para anggota merasakan hubungan yang erat berkaitan dengan suatu merk, tetapi yang lebih penting adalah bahwa mereka merasakan hubungan yang lebih erat satu dengan yang lainnya.

- Ritual and Traditions

Mewakili proses sosial utama dimana arti sebuah komunitas direproduksi dan disebarkan di dalam maupun di luar komunitas.

- A Sense of Moral Responsibility

Merupakan apa yang kemudian dapat menghasilkan tindakan kolektif dan berkontribusi terhadap meleburnya suatu kelompok

Nasar & Julian, 1995

Psychological Sense of Community in The Neighborhood

Elemen-elemen yang diteliti adalah:

Page 7: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

18

 

- Casual Contacts

- Social Support

- Fear of Crime

- Territoriality

- Community Size

Burroughs and Eby, 1998

Psychological Sense of Community at Work

Elemen-elemen yang diteliti adalah:

- Coworker support

- Emotional safety

- Sense of Belonging

- Spiritual Bond

- Team Orientation

Christopher Caldwell, 2005

A Bad Sense of Community

Elemen-elemen yang diteliti adalah:

- Indiscriminate Respect

- Tolerance

- Nonviolance Friendship

- Integration

Mark S. Rosenbaum, Amy L. Ostrom, Ronald Kuntze, 2005

Loyalty Programs and a Sense of Community Elemen-elemen yang diteliti adalah:

- Sense of Belonging

- Social Identity

- Moral Responsibility

Charles Lockwood, 1997

Rebuilding a Sense of Community

Elemen-elemen yang dibahas mencakup:

Page 8: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

19

 

- Mutual Faith

- Sense of Belonging

- Trust

- Moral Responsibility

Shepherd Zeldin, 2002

Sense of Community and Positive Adult Beliefs Toward Adolescents and Youth Policy in Urban Neighborhoods and Small Cities.

Elemen-elemen yang dibahas mencakup:

- Positive Judgment

- Shared Faith

- Solidarity

Tim Evans, 2003 Gay Central Indiana Residents Turn to Internet for Sense of Community

Elemen-elemen yang dibahas meliputi:

- Emotional Safety

- Social Interaction

- Equal Liberty

Beberapa penjelasan literatur yang berkaitan dengan Sense of Community:

1. Brand Community (Muniz, Jr & O’Guinn, 2001)

Brand community adalah komunitas tertentu yang mengikat tanpa

memperhitungkan keadaan geografis, berdasarkan pada suatu rangkaian hubungan sosial

yang terstruktur diantara para pengagum suatu merk tertentu. Komunitas tersebut

merupakan komunitas eksklusif karena pusatnya adalah suatu produk atau jasa yang

bermerk.

Page 9: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

20

 

Brand community membentuk suatu kumpulan oleh karena kesamaan minat

terhadap suatu merk tertentu. Juga, lingkungan bertetangga, seperti halnya brand

community, digambarkan bertentangan satu dengan yang lainnya.

Elemen-elemen yang sudah diteliti adalah sebagai berikut:

1. Consciousness of Kind

Para anggota merasakan hubungan yang erat berkaitan dengan suatu

merk, tetapi yang lebih penting adalah bahwa mereka merasakan hubungan yang

lebih erat antara satu dengan lainnya. Para anggota berasumsi bahwa mereka

‘merasa mengenal satu sama lain’ pada suatu tingkatan tertentu, meskipun

mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

Elemen Consciousness of Kind ditemukan dalam brand community

melampaui batasan geografis. Hal ini terlihat jelas dalam pengamatan pada

kumpulan komunitas, sebagaimana dalam analisa pada halaman-halaman Web.

Brand Community merupakan komunitas yang terbentuk secara abstrak

(Anderson, 1983). Para anggota menjadi bagian atas suatu komunitas yang besar,

minim tatap muka, namun terbentuk secara mudah.

2. Ritual and Traditions.

Elemen Ritual and traditions mewakili proses sosial utama dimana arti

sebuah komunitas direproduksi dan disebarkan di dalam maupun di luar

komunitas. Beberapa diantaranya tersebar secara jelas dan dimengerti oleh semua

anggota komunitas, sementara lainnya lebih terfokus pada asal-usul dan

pengaplikasiannya. Elemen Ritual and traditions ini umumnya mengarah pada

pengalaman berbagi konsumsi dengan suatu merk. Seluruh brand community

Page 10: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

21

 

yang ditemukan dalam project tersebut memiliki beberapa bentuk ritual atau

tradisi. Ritual dan tradisi yang berlangsung dalam brand community bermanfaat

untuk mempertahankan budaya komunitas tersebut.

3. A Sense of Moral Responsibility

Elemen Moral responsibility merupakan suatu ‘sense of duty’ terhadap

komunitas secara keseluruhan, dan terhadap masng-masing anggota individunya.

Tanggung jawab moral ini adalah apa yang menghasilkan tindakan koleksif dan

berkontribusi terhadap peleburan kelompok. Tanggung jawab moral sebaiknya

tidak dibatasi oleh hukum karena selain berkaitan dengan persoalan hidup dan

mati, tetapi lebih pada komitmen sosial yang terjadi sehari-hari. Sistem moral

dapat menjadi lunak dan kontekstual

Brand community mengungkap kealamian suatu merk secara sosial

sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang

melemahkan. Sementara arti dari suatu merk diketahui sebagai kualitas yang

penting (Dobni and Zinkhan 1990, Fournier 1998, Gardner and Levy 1955; Levy

1959), secara mengejutkan hanya mendapat sedikit perhatian penelitian dan

bahkan lebih sedikit lagi dari sudut pandang sosiologis. Merk merupakan entiti

sosial fundamental yang tak terbantahkan, diciptakan sebanyak customer yang

ada oleh para marketer (Firat and Venkatesh 1995) dalam suatu konstruksi sosial

yang kompleks.

2. Psychological Sense of Community in The Neighborhood (Nasar & Julian, 1995)

Banyak masalah perkotaan disebabkan oleh menurunnya sense of

community. Guna menilai klaim tersebut dan guna mempelajari bagaimana kebijakan

Page 11: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

22

 

mempengaruhi sense of community, kita memerlukan suatu pengukuran yang valid

dan dapat diandalkan. Karya ilmiah ini menggambarkan pengembangan dan

pengujian 11-item skala Likert terhadap sense of communitydalam lingkungan

bertetangga, menggunakan respon dari 54 resident pada tiga daerah pinggiran kota di

Columbus, Ohio. Sebuah test menggunakan skala dengan 100 resident dalam area

single-use dan mixed-use berdekatan antara satu dengan lainnya menemukan sense of

community yang lebih signifikan pada lingkungan mixed-use. Sense of community

lebih terasa diantara orang-orang yang telah menikah dan para pasangan yang telah

memiliki anak dibandingkan dengan para lajang dan pasangan yang belum memiliki

anak. Sebuah test terhadap 32 penyewa dalam bangunan apartemen yang

bertetangga, satu dengan courtyard outdoor dan yang lain dengan suatu koridor

double-loaded interior, menemukan bahwa sense of community lebih terasa pada

bangunan courtyard. Nilainya pun sejalan dengan dua pengukuran lainnya terkait

dengan komunitas; jumlah tetangga yang diketahui berdasar atas nama, dan jumlah

teman dalam bangunan yang sama.

Studi ini bertujuan untuk menguji kekuatan pengukuran yang diskriminatif,

bukan untuk menjelaskan alasan atas perbedaan yang terjadi dalam sense of

community. Sebagaimana studi ini tidak mengendalikan siapa saja yang tinggal pada

tiap-tiap area atau bangunan, perbedaan pada sense of community dapat terjadi dari

perbedaan yang muncul, entah karena pengaturan secara fisik maupun karena jenis-

jenis resident yang memilih untuk tinggal dalam pengaturan semacam itu. Guna

menentukan sebabnya, penelitian lanjutan perlu mempertimbangkan kecenderungan

para resident terhadap sosialisasi dan privacy mereka sebelum memulai melakukan

penelitian. Penelitian tersebut mungkin juga perlu meng-examine area-area dinamis,

Page 12: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

23

 

seperti asrama, dimana penugasan unit secara acak dimungkinkan. Percobaan

semacam itu mungkin dapat memperjelas tingkat dimana pengaturan secara fisik

memelihara sense of community, atau sekedar menarik resident yang beriorientasi

komunitas.

Dengan skala singkat yang valid dan dapat diandalkan, para peneliti

bertentangga dapat mengeksplorasi pengaruh sense of community atas faktor-faktor

seperti casual contacts, social support, fear of crime, territoriality, dan community

size. Mereka juga dapat menggunakan skala ini untuk mempelajari apakah

pengembangan neo-tradisional akan menghasilkan sense of community. Para

perencana dapat menggunakan skala ini untuk menilai sense of community dalam

lingkungan bertetangga yang beraneka ragam dan untuk mengevaluasi pengaruh

berbagai program, rencana, dan desain sense of community. Dimana mengembangkan

suatu sense of community merupakan suatu tujuan, instrumen ini dapat memberikan

si perencana suatu cara untuk mengukur efektivitas atas berbagai usaha.

3. Security in an Insecure World (Love, 2007)

Sehubungan dengan revolusi industri terdahulu, para individu menemukan

suatu unsur sense of community dalam kota-kota mereka, lingkungan tempat

tinggal, sekolah, atau tempat-tempat lain dimana tujuan yang sama, tanggung

jawab yang sama, serta hubungan face-to-face merupakan suatu bagian hidup

yang integral (McMillan and Chavis, 1986; Nasar and Julian, 1995; Sarason,

1974). Organisasi menjadi sebuah kekuatan yang memaksa dalam

memisahkan orang-orang dari keterikatan tradisional seperti ini, dan sekarang

Page 13: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

24

 

individu menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bekerja

ketimbang pada komunitas mereka.

Sebagai tambahan, organisasi sekarang menyediakan banyak keuntungan

yang ditujukan untuk kepentingan komunitas, seperti pengasuhan anak,

fasilitas olahraga, dan kesempatan menempuh pendidikan (Burroughs and

Eby, 1998). Atas alasan-alasan inilah, tempat kerja menjadi suatu faktor

dalam sebuah perluasan pandangan terhadap komunitas (Burroughs and Eby,

1998; Klein and D’Aunno, 1986; Lambert and Hopkins, 1995; Price, 1985;

Royal and Rossi, 1996; Zemke, 1996).

Burroughs and Eby (1998) mendefinisikan psychological sense of

community pada lingkungan kerja (PSCW) sebagai dimensi yang melingkupi:

a. Coworker support, sebuah keinginan dan hasrat seseorang untuk menolong

dan menerima satu sama lain;

b. Emotional safety, tingkat dan mutu interaksi dengan orang lain pada

lingkungan kerja;

c. Sense of belonging, tingkat kepercayaan dan perasaan memiliki yang

dirasakan seseorang terhadap kelompok kerja mereka;

d. Spiritual bond, ketika kolega meminta bantuan dan berbagi prinsip

bimbingan spiritual yang diterjemahkan menjadi tindakan sehari-hari, dan

e. Team orientation, ketika para anggota komunitas di tempat kerja merasa

dilibatkan dalam mengusahakan suatu visi bersama.

Page 14: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

25

 

4. A Sense of Community (Gifford Pinchot, 1998)

Meskipun seluruh sistem manusia menggunakan gabungan dari

kekuasaan, pertukaran, dan komunitas untuk menghasilkan suatu keputusan,

organisasi menggunakan ketiga elemen tersebut dalam proporsi yang amat

berbeda.

Chain-of-command suatu organisasi pada dasarnya memiliki dominasi

dan kepatuhan. Sistem free-market menekankan pada pertukaran secara

sukarela antara dua pihak yang berkepentingan. Sedangkan prinsip

komunitas adalah kemurahan hati.

Ketiga sistem tersebut masing-masing menetapkan status tertinggi

dengan perilaku yang berbeda-beda. Pada sistem chain-of-command, status

didefinisikan berdasarkan level dalam suatu hirarki ”siapa harus tunduk

pada siapa.” Kekuasaan adalah serupa dengan status. Pada sistem trading

atau free-market, kekayaan dan kepemilikan mendefinisikan status.

Sedangkan komunitas menerapkan prinsip yang sama sekali bertentangan.

Dari perspektif komunitas, siapapun berkontribusi paling banyak terhadap

komunitas dan para anggotanya, ialah yang memiliki status tertinggi.

Memberi daripada menyimpan untuk dirinya sendiri, menghasilkan status.

Seperti halnya seorang ilmuwan. Ilmuwan yang pantas menyandang

status tertinggi bukanlah ia yang memiliki pengetahuan terluas, namun ia

yang berkontribusi terbanyak pada bidang tertentu yang ia tekuni.

Page 15: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

26

 

Terdapat enam langkah yang perlu ditempuh dalam penciptaan

komunitas organisasional, yaitu:

a. Creating a common purpose

b. Supporting the gift economy

c. Establishing a shared environment

d. Moving toward equality

e. Creating internal not-for-profit entities

f. Providing safety, security, and love

Sarason (1974) mencetuskan ide bahwa suatu psychological sense of

community diciptakan ketika seseorang memilih suatu referensi untuk

menggunakan struktur dan arti ke dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Banyak orang memilih kelompok kerja mereka sebagai referen (Burroughs

and Eby, 1998; Royal and Rossi, 1996; Zemke, 1996).

2.4 Online Sense of Community

Tabel 2.2 Summary Riset Terdahulu yang Membahas SoC secara online

PENELITI & TAHUN PUBLIKASI

TOPIK

Satu Suvikki Kyröläinen, 2001

Sense of Community on Virtual Community

Empat faktor penting yang dibahas:

- Reciprocal Improvement

Page 16: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

27

 

- Basic Trust for Others

- Common Purpose & Similiarity

- Shared History

Brent G. Wilson, 2001

Sense of Community as a Valued Outcome for Electronic Courses, Cohorts, and Programs

Karakter-karakter yang dibahas adalah:

- Belonging

- Trust

- Expected Learning

- Obligation

Phillips, 2000 Online Community Bloc Party

Elemen-elemen yang diteliti adalah:

- Interactive

- Borderless

- Mutual Needs Fulfillment

Lisa Bertagnoli, 2001 It Takes a Community to Build e-Success

Elemen-elemen yang dibahas mencakup:

- Similar Purpose

- Moral Responsibility

- Mutual Loyalty

Christopher Price, 1998

Creating a New Sense of Community: GeoScience

Elemen-elemen yang diteliti mencakup:

- Sense of Belonging

- Virtual Interaction

- Moral Responsibility

Anita L. Blanchard, M. Lynne Markus, 2004

The Experienced ”Sense” of a Virtual Community: Characteristics and Processes.

Elemen-elemen yang ditelusuri adalah:

Page 17: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

28

 

- Recognition among members

- Emotional Attachment

- Exchanging Support

- Relationship

- Identity Establishment

Beberapa literatur yang berkaitan dengan sense of community secara online:

1. Sense of Community as a Valued Outcome for Electronic Courses, Cohorts,

and Programs (Brent G. Wilson, 2001)

Sense of Community diantara para pelajar kelihatannya meliputi karakteristik

berikut:

a. Belonging; para anggota mengidentifikasi diri dengan kelompoknya

dan merasakan suatu sense of buy-in (minimal sedikit) terhadap nilai

dan tujuan kelompok yang bersangkutan.

b. Trust; para anggota merasa aman dan terjaga di dalam kelompok dan

percaya bahwa umumnya mereka akan bertindak apapun demi

kebaikan mereka bersama sebagai satu kesatuan.

c. Expected Learning; para anggota berharap kelompok mereka dapat

menciptakan suatu nilai tertentu, khususnya penghargaan atas tujuan

pembelajaran mereka.

Page 18: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

29

 

d. Obligation; para anggota merasakan sebuah desakan moral dan

keinginan untuk berpartisipasi dalam kegiatan dan berkontribusi pada

tujuan kelompok.

2. Online Communities Bloc Party (Phillips, 2000)

Dikatakan bahwa Internet telah terbukti sebagai basis subur bagi site-site

komunitas, dimana orang bisa chatting atau bertukar informasi secara online,

meski dipisahkan oleh lokasi geografis, kapanpun.

Dari penelitian yang dilakukan, didapat hasil bahwa orang yang menggunakan

komunitas online cenderung membeli produk atau jasa secara online.

3. It Takes a Community to Build e-Success (Lisa Bertagnoli, 2001)

Demi menjaga kelangsungan hidup website yang intinya menawarkan

merchandise, dikatakan bahwa sense of community turut membantu

menciptakan sense of loyalty pada situs yang bersangkutan, dimana pada

akhirnya akan bertransformasi menjadi pendapatan bagi perusahaan.

Komunitas online tidak selalu efektif bagi tiap bidang usaha. Terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Mesti ada sejumlah besar customer, paling tidak untuk perusahaan yang

lebih besar yang lebih memungkinkan untuk meng-outsource-kan bangunan

untuk komunitasnya.

2. Suatu komunitas online harus sesuai dengan keseluruhan business plan.

Page 19: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

30

 

Keuntungan lain atas terciptanya komunitas online dalam situs yang

bersangkutan adalah si pihak website akan bisa menerima berbagai feedback

dari para customernya; mereka seringkali berbagi masukan tentang betapa

mereka menyukai site tersebut.

Dari sisi customer sendiri pun, mereka memandang adanya komunitas sebagai

bagian integral dalam kelangsungan bisnis website tersebut.

2.5. Cara Mengukur Kadar SoC

Sense of community yang terdapat pada sebuah komunitas dapat diukur

menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh McMillan & Chavis (1986).

Berikut dipaparkan keempat elemen utama beserta atributnya.

1. Keanggotaan (Membership)

Aspek utama sense of community adalah keanggotaan dari komunitas itu

sendiri. Membership mengulas mengenai literature pada dimensi tertentu, McMillan

& Chavis mengidentifikasikannya menjadi lima atribut :

a. Batasan

b. Keamanan emosional.

c. Perasaan kepemilikan dan identifikasi

Page 20: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

31

 

d. Investasi personal

e. Sistem simbol umum

"Batasan" ditandai oleh beberapa hal seperti bahasa, pakaian, adat,

menunjukkan siapa yang memiliki sesuatu dan siapa yang tidak memiliki sesuatu.

Penulis mengakui bahwa “batasan” tersebut adalah hal yang paling menyusahkan

dalam mendefinisikan “keanggotaan”, tetapi juga dapat menyatakan “pada saat terlalu

banyak ketertarikan yang bersifat berbelas kasih dan menghasilkan penelitian pada

orang-orang yang menyimpang, kebutuhan legitimasi para anggota kelompok pada

batasan untuk melindungi diri dari keintiman hubungan sosial telah sering kali

terlewatkan” (p. 9).

Keempat atribut keanggotaan lainnya adalah “keamanan secara emosional”

(atau secara umum mengenai keamanan, keinginan untuk menyatakan bagaimana

yang sesungguhnya dirasakan), “perasaan mengenali dan saling memiliki”

(pengharapan atau keyakinan akan apa yang dimiliki, dan penerimaan oleh

komunitas), “investasi diri sendiri” (kejanggalan teori kognitif), dan “system symbol

yang umum”. Merujuk pada kelima atribut diatas, Nisbet & Perrin, menyatakan

bahwa :

Pengertian akan sistem simbol yang umum adalah prasyarat untuk mengerti

suatu komunitas. “Simbol dunia sosial yang menjadi sel menuju ke dunia biotic dan

inti dari dunia physic… Simbol adalah permulaan daripada dunia sosial seperti yang

telah kita ketahui" (Nisbet & Perrin, 1977, p. 47).

Page 21: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

32

 

Kemudian dapat kita simak beberapa contoh literatur yang menjadi fungsi

yang penting dalam penggambaran simbol beberapa level sosial. Pada level

bertetangga misalnya, simbol mungkin saja ditemukan dalam nama, logo, hal-hal

yang menonjol, atau gaya arsitektur; peran integratif dalam simbol nasional juga

diperhitungkan, seperti bendera, hari libur, bahasa nasional (Jung, 1912), Kelompok

menggunakan simbol-simbol seperti ritual, upacara, slogan yang menunjukkan

batasan guna menunjukkan siapa yang merupakan anggota kelompok dan siapa yang

bukan.

Pada 1996, McMillan menambahkan dan memperluas apa yang telah ia tulis

pada tahun 1986, dan menganggap keanggotaan, merupakan penekanan yang lebih

baik terhadap “jiwa” berkomunitas dalam “percikan persahabatan” (p.315).

2. Pengaruh (Influence)

McMillan & Chavis (1986) menyatakan bahwa pengaruh dalam sebuah

komunitas memiliki dua fungsi, yaitu: anggota dalam sebuah kelompok harus merasa

diberikan kekuasaan untuk memiliki pengaruh lebih atas apa yang telah dilakukan

oleh kelompok (jika tidak, mereka tidak akan termotivasi atau berpartisipasi), dan

kelompok yang kohesif tergantung pada kelompok yang memiliki pengaruh kepada

para anggotanya. Mereka juga menyatakan beberapa pembelajaran yang

menganjurkan ada dua kekuatan yang bertentangan yang dapat bekerja secara

simultan, dan menyatakan bahwa:

Page 22: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

33

 

Individu yang memahami apa yang dibutuhkan oleh orang lain, nilai apa yang

dimiliki oleh orang lain, dan opini-opini yang berpengaruh pada orang lain adalah

anggota kelompok yang sangat berpengaruh, disaat orang lain mencoba untuk

menekan pengaruh, mendominasi orang lain, mengesampinkan harapan dan opini

dari orang lain adalah anggota yang paling tidak memiliki kekuatan pengaruh (p. 11).

McMillan dan Chavis merujuk pada ulasan Lott & Lott (1965) dimana

penemuan utama adalah korelasi yang positif antara kelompok-kelompok yang

kohesif dan tekanan untuk menyesuaikan diri. Di sisi lain, mereka juga berdiskusi

mengenai penelitian “validasi hukum”, dimana “kekuatan demonstrasi terhadap

keseragaman adalah transaksional—yang datang dari orang yang sebaik kelompok”

(McMillan & Chavis, 1986, p. 11)

3. Integrasi dan Pemenuhan Kebutuhan

McMillan & Chavis menggunakan kata “kebutuhan” disini (sebagai kata-kata

yang umum digunakan oleh psikolog, yang mungkin saja kurang akurat) untuk

mengartikan bahwa lebih dari usaha bertahan hidup dan kebutuhan yang lain, tetapi

juga melingkupi apa yang diharapkan dan dinilai. Anggota kelompok dilihat telah

dihargai dengan berbagai cara untuk partisipasi mereka, dimana Rappaport (1977)

menyebutnya orang yang mencintai lingkungan sekitar. Penelitian mengindikasikan

bahwa hal ini mungkin saja merupakan kompetensi dari anggota komunitas. “Berbagi

nilai” telah didiskusikan sebagai konsep yang dapat mengarahkan isu “kebutuhan”

diluar dari usaha bertahan hidup. Sarason (1974, p.157) menyatakan hal yang serupa

Page 23: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

34

 

“pemahaman akan saling ketergantungan terhadap orang lain, kesediaan untuk

menjaga ketergantungan terhadap orang lain dengan memberikan atau melakukan

sesuatu untuk orang lain yang sangat diharapkan.

4. Hubungan Emosional yang Disharingkan

Hasil penelitian McMillan & Chavis's pada dimensi berbagi hubungan emosi

meliputi pernyataan yang tegas “sepertinya akan menjadi elemen yang menentukan

dalam komunitas yang benar” (1986, p. 14). Pada 1996 (p. 332) McMillan

menambahkan bahwa “berbagi pengalaman sepertinya menjadi seni dan symbol

dalam cerita berkomunitas.” Pernyataan kesimpulan pada hubungan emosional yang

disharingkan meliputi asersi bahwa "it seems to be the definitive element for true

community" (1986, p. 14). Mereka menyinggung peranan sejarah yang disharingkan

(partisipasi dalam atau paling tidak identifikasi dengan sejarah yang disharingkan

tersebut). Pada tahun 1996 (p. 322) McMillan menambahkan bahwa "shared history

becomes the community's story symbolized in art" (dalam perasaan yang sangat

umum). McMillan & Chavis (1986) mengurutkan tujuh fitur penting dalam hubungan

emosional yang disharingkan :

a. Kontak hipotesis. Interaksi secara personal yang baik akan meningkatkan

lingkungan yang membuat anggotanya semakin dekat.

b. Kualitas interaksi.

Page 24: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

35

 

c. Muncul pada saat terakhir. Interaksi yang ambigu ini membuat kelompok

menjadi kohesif.

d. Berbagi hipotesis.

e. Investasi. Dibalik segala perawatan atau perbaikan yang dilakukan dalam

komunitas, komunitas itu pada akhirnya menjadi bagian penting bagi

seseorang yang telah banyak mencurahkan waktu dan pikirannya untuk

komunitas tersebut.

f. Efek penghargaan dan penolakan dalam anggota komunitas. Seseorang yang

mendapat penghargaan di depan anggota yang lain biasanya lebih aktif

daripada seseorang yang mendapat penolakan.

g. Keterkaitan spiritual.

Satu Suvikki Kyröläinen (2001) mengemukakan bahwa terdapat empat faktor

penting dalam sense of community pada virtual community. Berikut adalah empat

faktor tersebut beserta komponen – komponen yang membangunnya:

1. Reciprocal Improvement

Mengandung pengertian bahwa interaksi timbal balik antar anggota yang

satu dengan anggota lainnya berlangsung saling menguntungkan. Adapun

elemen-elemen yang mendasari faktor pertama ini adalah:

• Social interaction, reciprocity

• Awareness, social presence

Page 25: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

36

 

• Trust

• Norms, conformity

2. Basic trust for others

Mengandung pengertian bahwa hubungan interaksi antaranggota perlu

dilandasi oleh kepercayaan. Adapun elemen-elemen yang mendasari faktor kedua

ini adalah:

• Trust

• Norms, conformity

• Awareness, social presence

3. Common purpose, similiarity

Mengandung pengertian bahwa partisipasi para anggota dalam

berinteraksi memiliki suatu tujuan yang sama. Adapun elemen-elemen yang

mendasari faktor ketiga ini adalah:

• Common purpose

• Norms, conformity

4. Shared History

Mengandung pengertian bahwa interaksi yang terjadi diantara para

anggotanya didasarkan atas asal mula terbentuknya komunitas tersebut,

keberagaman latar belakang para anggotanya, serta motivasi yang menyemangati

Page 26: BAB II LITERATURE REVIEW - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab 2_09-117.pdf · sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar ringkasan perilaku atau stereotype yang melemahkan.

 

 

 

37

 

tumbuhnya komunitas tersebut. Adapun elemen-elemen yang mendasari faktor

terakhir ini adalah:

• Common history

• Awareness, social presence

Gambar berikut menggambarkan keempat faktor tersebut diatas :

Gambar 2.1 The four critical factors of sense of community, and the variables that compose them.