BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · Surat-surat rekomendasi b. Format lamaran c. Tes...

12
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Menurut Hermawan dalam (Primahudi et al., 2016) “Sistem Pendukung Keputusan secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun pengomunikasian untuk masalah semi terstruktur”. Menurut (Harpad & Palupi, 2015) menyimpukan bahwa : Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu pendekatan atau metodologi untuk mendukung keputusan. Sistem Pendukung Keputusan menggunakan CBIS (Computer Based Information System) yang fleksibel, interaktif dan dapat diaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur. Menurut Simon dalam (Nofriansyah & Defit Sarjono, 2017) Ada tiga fase dalam proses pengambilan keputusan diantaranya : 1. Intelegensi (Intelegence) Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendektesian dari ruang lingkup problematika secara proses pengenalan masalah. Data dimasukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah. 2. Perancangan (Design) Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang bias dilakukan. Tahap ini meliputi menguji kelayakan solusi. 6

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · Surat-surat rekomendasi b. Format lamaran c. Tes...

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Hermawan dalam (Primahudi et al., 2016) “Sistem Pendukung

Keputusan secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu

memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun

pengomunikasian untuk masalah semi terstruktur”.

Menurut (Harpad & Palupi, 2015) menyimpukan bahwa :

Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu pendekatan atau metodologi

untuk mendukung keputusan. Sistem Pendukung Keputusan menggunakan CBIS

(Computer Based Information System) yang fleksibel, interaktif dan dapat

diaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah manajemen

spesifik yang tidak terstruktur.

Menurut Simon dalam (Nofriansyah & Defit Sarjono, 2017) Ada tiga fase dalam

proses pengambilan keputusan diantaranya :

1. Intelegensi (Intelegence)

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendektesian dari ruang lingkup

problematika secara proses pengenalan masalah. Data dimasukan diperoleh,

diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.

2. Perancangan (Design)

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis

alternatif tindakan yang bias dilakukan. Tahap ini meliputi menguji kelayakan

solusi.

6

7

3. Pemilihan (Choice)

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan

yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan

dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.2 Rekrutmen

Menurut (Badriyah, 2017) menjelaskan bahwa:

Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para calon

karyawan untuk dipekerjakan dalam suatu perusahaan. Rekrutmen bertujuan

untuk mendapatkan persediaan calon pelamar sehingga perusahaan mempunyai

kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerjaan

yang dianggap memenuhi standar kualifikasi. Proses rekrutmen berlangsung

mulai saat mencari pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar.

Menurut (Badriyah, 2017) Proses rekrutmen dapat dilakukan dengan

menggunakan dua teori atau pendekatan,yaitu sebagai berikut :

1. Teori Rekrutmen “Pencarian”

Teori rekrutmen “pencarian” (prospecting theory of recruitment), menyebutkan

rekrutmen dapat dilakukan sebagai proses satu arah (one way process) yang

dilakukan perusahaan untuk mencari calon karyawan.

2. Teori Rekrutmen “Pasangan”

Teori rekrutmen “pasangan” (mating theory of recruitment), mengemukakan

bahwa calon karyawan ataupun manajer sama-sama mencari organisasi,

sebagaimana organisasi mencari mereka.

2.1.3 Karyawan

Menurut (Hasibuan, 2014) “Karyawan adalah orang-orang penjual jasa dan

pendapatannya merupakan kompensasi yang besarnya telah diketahui terlebih dahulu,

karyawan terdiri dari manajerial dan operasional”.

8

Menurut (Hasibuan, 2014) “Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan

atas karyawan operasional dan karyawan manajerial (pimpinan) ”:

1. Karyawan Operasional

Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus

mengerjakan pekerjaan sesuai dengan perintah atasan.

2. Karyawan Manajerial

Karyawan manajerial adalah setiap orang yang berhak memerintah bawahan

untuk mengerjakan sebagai pekerjaan dan dikerjakan sesuai dengan perintah

mereka mencapai tujuan melalui kegiatan–kegiatan orang lain.

2.1.4 Seleksi Karyawan

Menurut (Zainal et al., 2015) Menerangkan bahwa :

Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses

rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini berarti teah terkumpul sejumlah pelamar

yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan

sebagai karyawan dalam suatu perusahaan, proses pemilihan ini yang dinamakan

dengan seleksi.

Menurut (Zainal et al., 2015) terdapat beberapa instrumen yang dapat digunakan

dalam seleksi, yaitu :

a. Surat-surat rekomendasi

b. Format lamaran

c. Tes kemampuan

d. Tes kepribadian

e. Tes psikologi

f. Wawancara

9

2.1.5 Simple Additive Weighting

Menurut (Nofriansyah & Defit Sarjono, 2017) “Metode Simpe Additive

Wighting (SAW) dapat diartikan sebagai metode pembobotan sederhana atau

penjumlahan terbobot pada penyelesaian masalah dalam sebuah sistem pendukung

keputusan”.

Menurut Kusumadewi dalam (Sari & Zafqha, 2015) menjelaskan bahwa:

Metode Simple Additive Weighting sering juga dikenal dengan istilah metode

penjumlahan terbobot, konsep dasar metode Simple Additive Weighting adalah

mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada

semua atribut. Metode Simple Additive Weighting membutuhkan proses

normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang didapat diperbandingkan

dengan semua rating alternative yang ada.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut :

xij Jika j adalah atribut keuntungan (Benefit) Max xij

I

rij=

Min xij Jika j adalah atribut biaya (Cost)

I xij

Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternative Ai pada atribut Cj; i

= 1,2,…,m dan j = 1,2,…,n.

Keterangan

- Max xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria i.

- Min xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria i.

- Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap riteria.

- Benerfit = Jika nilai terbesar adalah terbaik.

- Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik.

𝑛

𝑉𝑖 = ∑ 𝑤𝑗. 𝑟𝑖𝑗

𝑗=1

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

10

Keterangan :

Vi = rangking untuk setiap alternatif

Wj = nilai bobot dari setiap kriteria

rij = nilai rating kinerja ternormalisai.

2.2 Penelitian Terkait

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil referensi dari beberapa jurnal

sebagai teori pendukung keputusan skripsi ini diantaranya :

Menurut (Sari & Zafqha, 2015) Mengemukakan bahwa: Proses seleksi pada perusahaan CV. Surya Abadi masih dilakukan secara

subjektif tanpa menggunakan metode ataupun aplikasi. Sehingga proses

rekrutmen dirasa masih kurang efektif dalam mendapatkan karyawan yang

berkualitas, maka perlu adanya suatu metode yang mampu menghasilkan

keluaran yang berbobot. Kriteria yang ditetapkan pada perusahaan ini adalah

hasil nilai test, hasil wawancara, hasil nilai rata-rata ujian terakhir.

Memahami hal tersebut, maka diperlukan adanya penelitian untuk membuat

suatu sistem yang dapat digunakan dalam membantu pihak penyeleksi dalam

menyeleksi, adapun metode yang digunakan yaitu Simple Additive Weighting

(SAW) berfungsi untuk menentukan dan menyeleksi calon karyawan yang

berkualitas, dimana nantinya dapat membantu penyeleksi dalam mengambil

kepustusan secara obyektif, cepat dan tepat. Hasil dari penelitian ini Sistem

Pendukung Keputusan (SPK) Penerimaan Karyawan memberikan kemudahan

kepada pihak HR Manajer dalam menghasilkan nilai yang sesuai dengan

kebutuhan lowongan pekerjaan yang ditawarkan.

Menurut (Primahudi et al., 2016) Menyimpulkan bahwa: PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak dalam bidang farmasi herbal tentu sangat mengutamakan kualitas

produknya. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga - tenaga ahli yang terampil dan

professiona guna menunjang hal tersebut. Dan dengan semakin banyaknya tenaga

kerja yang memiliki kemampuan yang berbeda- beda maka dalam merekrut

pegawai baru diperlukan penyeleksian dari calon pegawai yang melamar di PT.

Herba Penawar Alwahida Indonesia, karena jika hal tersebut dilakukan secara

manual tentu akan menyulitkan bagian penerimaan pegawai dan juga rawan

akan terjadinya suatu kesalahan dalam mengambil keputusan, selain itu juga akan

memerlukan waktu. Mempertimbangka hal tersebut maka digunakan metode

yaitu dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW),

adapun kriteria yang ditentukan oleh PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia

yaitu Pendidikan terakhir, IPK, Usia, Pengalaman kerja, Akreditasi, Status

11

perkawinan, dan kesesuaian program studi pelamar kerja. Hasil dari penelitian

ini yaitu membantu pegawai HRD (Human Resource Departement) dalam

menentukan pegawai yang sesua dengan kriteria yang diinginkan dalam bentuk

rangking

Menurut (Harpad & Palupi, 2015) Menyatakan bahwa:

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Cipta Dharma

Samarinda merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Kalimantan Timur

yang bertujuan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan,

keahlian da keterampilan dalam bidang teknologi informasi. Untuk itu STMIK

Widya Cipta Dharma Samarinda harus didukung oleh dosen dan asisten

laboratorium komputer yang berkompeten didalamnya. Berdasarkan penjelasan

tersebut maka akan dibangun sebuah sistem pendukung keputusan penerimaan

asisten laboratorium komputer dengan menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW). Adapun kriteria yang telah ditentukan yaitu Usia,

Kemampuan Mengajar, Tes wawancara, Tes Pemrograman dan Disiplin. Hasil

dari penelitian dan pembahasan ini yaitu dapat membantu pimpinan dalam

mencari solusi pengambila n keputusan dalam menentukan asisten yang dapat

diterima sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Laboratorium Komputer

STMIK Widya Cipta Dharma Samarinda.

Menurut (Ismanto & Effendi, 2017) Mengemukakan bahwa: Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bagian terpenting di dalam suatu

Perguruan Tinggi. Peran biro sumber daya manusia pada Universitas

Muhammadiyah Riau tidak dapat dipisahkan dari bidang manajemen lainnya

dalam pencapaian tujuan universitas. Proses penerimaan sumber daya manusia

memerlukan cara yang professional dan akurat agar menghasilkan sumber daya

manusia yang dapat mendukung mutu dan kesuksesan sebuah perguruan tinggi.

Oleh karena itu maka dibuatkan Sistem Pendukung Keputusan dengan metode

Simple Additive Weighting (SAW). Adapun kriteria yang telah digunakan

adalah Pendidikan, Pengalaman, Test, Wawancara, Usia, Status, dan Alamat.

Hasil penelitian dari perancangan ini yaitu mampu menyelesaikan persoalan

suatu pemilihan dengan model menggunakan niai prioritas atau bobot yang yag

ditentuan setiap kebutuhan, mampu menghasilkan nilai yang akurat, dan mampu

mendukung keputusan penerimaan karyawan dengan memberikan perangkingan

alternatif.

Menurut (Rosadi & Khotijah, 2017) Menyimpulkan bahwa:

Proses seleksi untuk karyawan baru pada toko Markas Hobby masih dilakukan

secara manual, file lamaran calon baru akan dievaluasi dengan membandingkan

isi file dengan kriteria yang ditentukan. Seleksi file yang memenuhi kriteria

kemudian dilanjutkan dengan proses wawancara. Rangkaian proses diikuti

oleh serangkaian tes tertulis, termasuk tes psikologi, tes potensi akademik dan

sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk membangun suatu Sistem Pendukung

Keputusan Pemilihan Perekrutan baru menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW). Metode ini dipilih karena dapat menentukan nilai bobot

untuk masing- masing atribut, kemudian

12

dilanjutkan dengan proses rangking yang akan memilih alternatif terbaik dari

beberapa alternatif. Adapun kriteria pelamar yang telah ditentukan adalah

Pengalaman kerja, Tes tertulis, Pendidikan Wawancara, IPK, dan Usia. Hasil

dari penelitian ini yaitu dapat membantu manajemen dalam melakukan seleksi

penerimaan karyawan dengan lebih cepat, dan mempermudah pengambilan

keputusan bagian penyeleksian karyawan.

Berikut ini adalah table dari penelitian terkait Sistem Pendukung Keputusan :

Tabel II.1 Penelitian Terkait Sistem Pendukung Keputusan

No Judul Penelitian Metode Kriteria Hasil 1 Perancangan Sistem

Penunjang Keputusan

Untuk Penerimaan

Karyawan Menggunakan

Metode Simple Additive

Weighting Di CV Surya

Abadi. (Sari & Zafqha,

2015)

Simple Additive Weighting

(SAW)

Kriteria yang telah

ditetapkan

adalah Hasil

nilai test,

Hasil

wawancara,

dan Hasil

nilai rata-rata

ujian terakhir

Hasil dari penelitian ini

Sistem

Pendukung

Keputusan (SPK)

Penerimaan

Karyawan

memberikan

kemudahan

kepada pihak HR

Manajer dalam

menghasilkan

nilai yang sesuai

dengan

kebutuhan

lowongan

pekerjaan yang

ditawarkan.

2 Sistem Pendukung Keputusan Untuk

Pemilihan Karyawan

Dengan Metode Simple

Additive Weighting

(SAW) di PT. Herba

Penawar Alwahida

Indonesia. (Primahudi et

al., 2016)

Simple Additive Weighting (SAW)

Kriteria yang ditentukan

yaitu

pendidikan

terakhir, IPK,

Usia,

Pengalaman

kerja,

Akreditasi,

Status

perkawinan,

dan

kesesuaian

program

studi pelamar

kerja

Hasil dari penelitian ini yaitu

membantu

pegawai HRD

(Human Resource

Departement)

dalam

menentukan

pegawai yang

sesua dengan

kriteria yang

diinginkan dalam

bentuk rangking

3 Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan

Asisten Laboratorium

Komputer Menggunakan

Metode Simple Additive

Weighting (SAW) Studi

Simple Additive Weighting

(SAW)

Kriteria yang ditentukan

adalah Usia,

Kemampuan

mengajar, tes

wawancara,

Hasil dari penelitian dan

pembahasan ini

yaitu dapat

membantu

pimpinan dalam

13

Kasus Pada Laboratoium Tes mencari solusi

Komputer STMIK pemrograman Pengambilan

Widya Cipta Dharma dan disiplin keputusan dalam

Samarinda. (Harpad & Menentukan

Palupi, 2015) asisten yang dapat diterima

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Laboratorium Komputer STMIK Widya Cipta Dharma

Samarinda.

4 Sistem Pendukung Simple Additive Kriteria yang Hasil penelitian Keputusan Penerimaan Weighting ditentukan dari perancangan Karyawan Dengan (SAW) adalah ini yaitu mampu Metode Simple Additive Pendidikan, menyelesaikan Weighting (SAW). Pengalaman, persoalan suatu (Ismanto, 2017) Test, pemilihan dengan Wawancara, Model Usia, Statuss, menggunakan

dan Alamat niai prioritas atau bobot yang yag

ditentuan setiap kebutuhan, Mampu menghasilkan nilai yang akurat, dan mampu Mendukung Keputusan penerimaan karyawan dengan memberikan perangkingan

alternative.

5 Perancangan Sistem Simple Additive Kriteria yang Hasil dari Pendukung Keputusan Weighting ditentukan penelitian ini Seleksi Penerimaan (SAW) adalah yaitu dapat Karyawan Dengan Pengalaman membantu dalam Metode Simple Additive kerja, Tes Melakukan Weighting (SAW) tertulis, Seleksi (Rosadi & Khotijah, Pendidikan, penerimaan 2017) Wawancara, karyawan dengan IPK, dan lebih cepat, dan Usia. mempermudah Dalam pengambilan keputusan.

14

2.3 Tinjauan Organisasi

2.3.1 Sejarah Perusahaan

RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) merupakan cabang kedua dari RS Pondok

Indah (Pondok Indah) dan cabang pertamanya yaitu RS Pondok Indah (Puri Indah)

yang terletak di Jakarta Barat. RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) adalah salah satu jenis

rumah sakit umum di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Kode RS 3674018

yang telah diresmikan pada tanggal 29/08/2017 yang tergolong dalam kelas Rumah

Sakit B dan dipimpin oleh direktur Dr.Yanwar Hadiyanto, Mars, RSU terselenggara

oleh swasta/lainnya di Indonesia, RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) terletak di Jl.CBD

Emerald Blok CE/C No.01, Boulevard Bintaro Jaya Tangerang Selatan Kode Pos

15227 dengan Nomor Surat Ijin 01/36/IO.RS/Kes/DPMPTSP/III/2017.

Kehadiran RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) mendapat tanggapan positif dari

masyarakat luas khususnya daerah yang dekat dengan alamat RS Pondok Indah

(Bintaro Jaya) sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan berobat

ataupun mengecek kondisi kesehatannya. Hingga kini RS Pondok (Bintaro Jaya)

menjadi rumah sakit pilihan dan telah memiliki lebih dari ratusan pasien tiap harinya,

baik pasien lama (kunjungan berulang) maupun pasien baru. RS Pondok Indah (Bintaro

Jaya) selain memberikan pelayanan pasien secara individu juga melayani pasien

karyawan perusahaan dan klien perusahaan asuransi. Dibalik itu semua terdapat

kekurangan pada RS Pondok Indah (Bintaro Jaya) terutama dalam perekrutan

karyawannya yang terkadang banyak karyawan baru yang sama sekali jauh dari

kriteria yang diharapkan oleh perusahaan dikarenakan belum adanya sistem yang

ditetapkan dalam perekrutan karyawan. Maka dari itu perlu sistem yang mampu

mengurangi tingkat kesalahan dalam rekrutmen karyawan tersebut.

15

HEAD UNIT HEAD UNIT HEAD UNIT HEAD UNIT HEAD UNIT HEAD UNIT

MANAGER

BUSSINESS

MARKETING

MANAGER

NURSING

SERVICE

MANAGER

MEDICAL

SERVICE

MANAGER HR &

LEGAL

MANAGER CR &

CORP CS

MANAGER

PHARMACY

2.3.2 Struktur Organisasi dan Fungsinya

Struktur Organisasi adalah susunan sub-sub sistem dengan hubungan wewenang

dan tanggung jawab. Dalam organisasi terdapat struktur yang menerapkan bagaimana

tugas akan dibagi, berikut ini merupakan struktur organisasi pada RS Pondok Indah

(Bintaro Jaya) :

Sumber : www.rspondokindah.co.id

Gambar III.1 Struktur Organisasi RS Pondok Indah (Bintaro Jaya)

Adapun tugas dan wewenang masing- masing jabatan adalah:

1. CEO (Board of Management)

Orang yang ditunjuk dan dipilih untuk bersama-sama mengawasi kegiatan suatu

perusahaan atau organisasi.

2. COO (Chief Operating Officer)

Kepala petugas operating mengepalai beberapa divisi yaitu :

a. Manager Nursing Services

1) Penyusunan rencana kerja bidang keperawatan.

CHIEF EXECUTIVE OFFICER

(BOARD OF MANAGEMENT)

CHIEF OPERATION

OFFICER

MANAGER

F & A

HEAD UNIT

16

2) Pelaksanaan bimbingan asuhan dan pelayanan keperawatan.

3) Pelaksanaan peningkatan etika dan mutu keperawatan.

b. Manager Medical Services

1) Bertanggung jawab dalam penyusunan rencana kebutuhan sumber daya

dalam rangka penyelenggaraan medis, penunjang medis, dan pengendalian

mutu pelayanan medis.

2) Bertanggung jawab dalam pemantauan dan evaluasi medis, penunjang

medis, dan pengendalian mutu pelayanan medis.

c. Manager Pharmacy

1) Memastikan setiap aktivitas dan bahan-bahan pelatihan mempunyai benang

merah kebijakan-kebijakan organisatoris dan sesuai dengan undang-

undang, termasuk kesehatan dan keselamatan, hukum ketenaga- kerjaan dan

persamaan derajat I kesempatan (equal laws).

2) Memonitor dan melaporkan tentang aktivitas, biaya-biaya, kinerja, dll,

seperti diperlukan.

3) Secara konsisten dan terus menerus mengembangkanlah diri sendiri dan

memelihara pengetahuan di dalam bidang-bidang yang terkait.

d. Manager Customer Relation & Coorporate Cummunication, Service

Sebuah strategi yang diterapkan secara luas untuk mengelola perusahaan

interaksi dengan pelanggan, klien dan prospek penjualan. Ini melibatkan

penggunaan teknologi untuk mengatur, otomatis, dan sinkronisasi proses bisnis

terutama penjualan kegiatan, tetapi juga orang-orang untuk pemasaran, layanan

pelanggan , dan dukungan teknis.

17

e. Manager Bussiness Marketing & Customer Management

1) Mengidentifikasi karakteristik dari setiap pelanggan

2) Membuat model dari nilai setiap segmen pelanggan

3) Menciptakan strategi yang proaktif dan rencana pelaksanannya atau

metoda bisnisnya, yang dapat menjawab kebutuhan pelanggan,

dimulaidengan segmen pelanggan yang paling potensial

4) Mendesain ulang struktur perusahaan sepanjang diperlukan, proses kerja,

teknologi dan sistem penghargaan untuk pelanggan dalam rangka

mengimplementasikan strategi peningkatan hubungan dengan pelanggan.

f. Manager Finance and Accounting

1) Menyusun anggaran pendapatan belanja rumah sakit

2) Mengelola keuangan dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

g. Manager Human Resource & Legal

1) Bertanggung jawab untuk kesejahteraan staf organisasi.

2) Perekrutan, mempekerjakan staf, memproduksi deskripsi pekerjaan,

menempatkan iklan, bekerja sama dengan konsultan perekrutan, mengatur

wawancara dan menjalankan pusat-pusat penilaian.

h. Head Unit

1) Bertanggung jawab atas pekerjaan karyawan yang ada dibawahnya, dan

mengarahkan apa saja tugas karyawan tersebut.

2) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan

yang selanjutnya disampaikan kepada kepala bidang.