BAB II Landasan Teori -...
Transcript of BAB II Landasan Teori -...
17
BAB II
Landasan Teori
A. Strategi Pembelajaran
Strategi secara bahasa adalah Rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1
Adapun secara istilah : strategi adalah rencana yang disatukan dan
terintegrasi (pembauran hingga menjadi kesatuan yg utuh atau bulat),
menghubungkan keunggulan strategi organisasi dan dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi dimulai dengan konsep
menggunakan sumber daya organisasi secara efektif dalam lingkungan
yang berubah-ubah.2
strategi adalah wujud rencana yang terarah untuk memperoleh hasil
yang maksimal. Dalam hal ini strategi dalam setiap organisasi
merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Jadi
organisasi tidak hanya memilih kombinasi yang terbaik, tetapi juga
harus mengkoordinir berbagai macam elemen untuk melaksanakan
kegiatannya secara efisien dan efektif.3
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka Jakarta:
2003), edisi ke 3, 1092. 2 Cravens David, Pemasaran Strategis, (Jakarta: Erlangga, 2006), 6. 3 Aliminsyah & Pandji, Kamus Istilah Manajemen, (Bandung: CV. Yrama Widya,2004), 81.
18
Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa strategi
adalah rencana atau cara yang dilakukan pemimpin untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Tujuan dalam kaitannya dengan strategi
kepemimpinan kepala sekolah, maka tujuan yang akan dicapi yaitu
untuk kemajuan suatu lembaga pendidikan. strategi dalam suatu
organisasi atau instansi adalah sebagai sarana untuk mencapai hasil
akhir dengan merumuskan kebijakan dan teknik tertentu untuk
mencapai sasaran tersebut dan memastikan implementasinya
(peneraman/pelaksanaannya) secara tepat.
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk seleksi dan mengatur
kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan dalam satuan pelajaran.4 Menurut
Jamal Ma’mur Jasmani, strategi pembelajaran adalah serangkaian dan
keseluruhan tindakan strategis guru dalam merealisasikan perwujudan
kegiatan pembelajaran aktual yang efektif dan efisien, untuk mencapai
tujuan pembelajaran.5 Strategi pembelajaran merupakan prinsip-prinsip
urutan pengulangan belajar dalam suatu proses pembelajaran. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa strategi pembelajaran berkaitan erat dengan situasi
belajar yang sering digambarkan sebagai model pembelajaran. Joyce dan
Wail menggunakan istilah model-model mengajar untuk strategi
pembelajaran. Disebutkan, model mengajar adalah sebuah rencana atau pola
4 H. Martinis Yamin, Desain Dan Model Pembelajaran Konstruktivistis, (Jakarta: Ciputat Mega All,
2012), 67. 5 Jamal Ma’mur Jasmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, (Jogjakarta: DIVA, 2013), 27.
19
yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (arah jangka panjang
dari belajar), mendesain materi pelajaran, dan untuk pedoman pembelajaran
di dalam kelas maupun tempat lain. Sementara itu, Yusufhadi Miarso
mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai pendekatan menyeluruh
dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan
kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang
dijabarkan dalam pandangan dan falsafah atau teori belajar tertentu.
Menurut Dick dan Corey, strategi pembelajaran menjelaskan komponen-
komponen umum dari seperangkat bahan pembelajaran dan prosedur-
prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk
menghasilkan hasil belajar tertentu pada pembelajar. Lebih lanjut
dikemukakan terdapat lima komponen umum yang terkandung dalam
strategi pembelajaran yaitu:
1. Kegiatan pra instruksional
2. Penyajian informasi
3. Peran serta pembelajar
4. Tes (evaluasi)
5. Kegiatan tindak lanjut.
Secara garis besar semua komponen tersebut secara lengkap, sesuai
urutan pembelajaran memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
1. kegiatan pra instruksional, berisi: motivasi, tujuan, tingkah laku
awal
20
2. penyajian informasi, berisi; urutan pembelajaran, informasi
(uraian), contoh-contoh
3. peran serta pembelajar, berisi; latihan dan umpan balik
4. tes berisi; tes awal dan tes akhir
5. kegiatan tindak lanjut, berisi; perbaikan, pengayaan, transfer dan
pendalaman.
Berkaitan dengan komponen umum strategi pembelajaran, Gagne
dan Briggs menyebutnya sebagai sembilan urutan kegiatan pembelajaran,
yaitu:
1. memberikan motivasi atau menarik perhatian
2. menjelaskan tujuan pembelajaran kepada pembelajar
3. mengingatkan kompetensi pra-syarat
4. memberikan stimulus yaitu menyajikan materi pembelajaran
(masalah, topik, konsep)
5. memberikan petunjuk belajar (cara mempelajari)
6. menimbulkan penampilan pembelajar
7. memberikan umpan balik
8. menilaikan penampilan
9. menyimpulkan.
Sembilan urutan kegiatan pembelajaran yang merupakan komponen
strategi pembelajaran yang dikemukakan ini Lebih lanjut, Gagne dan Briggs
menyebutkan sebagai peristiwa pembelajaran, pada dasarnya peristiwa
pembelajaran ini merupakan urutan dalam mengatur kondisi pembelajar
21
(eksternal) untuk membantu proses belajar dalam diri pembelajar (internal)
yaitu agar informasi yang diberikan pembelajar dapat diterima dan dicerna
dengan baik oleh pembelajar.6
Sanjaya, Wina: pola umum perbuatan guru (siswa) didalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar. Sifat pola umum maksudnya macam
dan urutan perbuatan yang dimaksud nampak dipergunakan dan/atau
dipercayakan guru (siswa) di dalam bermacam-macam peristiwa belajar.
Sehingga strategi menunjuk kepada karakteristik abstrak rentetan perbuatan
guru (siswa) di dalam peristiwa belajar mengajar.7
Dibawah ini diuraikan beberapa definisi tentang, strategi
pembelajaran yakni :
Kemp: Mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kozma: Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai yang dipilih,
yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Gerlach dan Ely: Strategi merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu. Selanjutnya mereka menjabarkan bahwa strategi pembelajaran
6 H. Martinis, Model Pembelajaran Konstruktivistis, 68 – 69. 7 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo. 2015), 4.
22
dimaksudkan meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Gropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi: Strategi pembelajaran
merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mereka menegaskan bahwa setiap
tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dalam kegiatan
belajarnya harus dapat dipraktekkan.
Dick dan Carey: Strategi Pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar
yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran bukan hanya sebatas pada
prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga
pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa.8
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan
dengan strategi pembelajaran adalah berkenaan dengan pendekatan
pembelajaran sebagai suatu cara yang sistematik dalam
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada pembelajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.9
B. Macam-Macam Strategi Pembelajaran
8 Ibid, 5 – 6. 9 H. Martinis, Model Pembelajaran Konstruktivistis, 69.
23
Macam-macam strategi pembelajaran:
1. Strategi pembelajaran inquiry
Strategi pembelajaran inquiry merupakan satu rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis
sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan
keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.10 Strategi
Pembelajaran inquiry adalah suatu strategi yang membutuhkan siswa
menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan
masalah dalam suatu penelitian ilmiah. Tujuan utamanya adalah
mengembangkan sikap dan keterampilan siswa yang memungkinkan
mereka menjadi pemecah masalah yang mandiri.11
Strategi Pembelajaran Inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu
masalah yang ditanyakan.
Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry
yaitu Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa
sebagai objek belajar, Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak
berbentuk atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan
10 Nanang Hanafiah Dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012), 77. 11 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, 33.
24
yang perlu pembuktian, Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa
ingin tahu siswa terhadap sesuatu, Jika guru akan mengajar pada
sekelompok siswa rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan
berpikir, strategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang
kurang memiliki kemampuan untuk berpikir, Jika jumlah siswa yang
belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru, dan Jika
guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.
Strategi Pembelajaran Inquiry merupakan strategi yang menekankan
kepada pembangunan intelektual anak. Perkembangan mental
(intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu
maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relevan, di antaranya
: Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
penyajian materi melalui pemecahan masalah, Metode pemberian tugas
adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa
untuk melakukan suatu pekerjaan, Metode eksperimen adalah suatu cara
pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya, dan Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada
siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
25
2. Strategi Pembelajaran Kuantum
Strategi pembelajaran kuantum merupakan rakitan dari berbagai
teori atau pandangan psikologi kognitif yang sudah ada sebelumnya
,disamping itu ditambah dengan pandangan-pandangan pribadi dan
temuan-temuan empiris yang diperoleh ketika mengembangkan
konstruk awal pembelajaran.12
Berapa hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pembelajaran
kuantum yaitu:
a. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitiff,
Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, dan
pembelajar diturunkan. ditransformasikan, dan dikembangkan
dan berbagai teori psikologi kognitif.
b. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan
positivistis empiris, dan atau nativistis. Manusia selaku
pembelajar menjadi pusat perhatiannya. Potensi dan
Kemampuan pikiran. daya motivasi, dan sebagainya dari
pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau
optimal.
c. Pembelajaran kuantum berupaya mengintegrasikan
(memadukan) dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia
selaku pembelajar dengan lingkungan fisik dan mental sebagai
konteks pembelajaran.
12 Ibid, 58.
26
d. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi
yang bermutu dan bermakna.
e. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Jadi dalam
pembelajaran ini harus berlangsung dengan cepat.
f. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada kealamiahan
dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keadaan yang dibuat-
buat.
g. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan
konteks dan isi pembelajaran.
h. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada
pembentukan keterampilan akademis dan keterampilan dalam
hidup.
i. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan
pikiran dalam proses pembelajaran.13
Strategi pembelajaran kuantum juga memiliki beberapa prinsip yaitu
a. Segala sesuatu itu berbicara sebagaimana yang terdapat dalam
kuantum juga ada dalam Islam. Menurut Islam bahwa segala
sesuatu memiliki jiwa atau personalitas.
b. Segalanya bertujuan adalah juga ada dalam ajaran Islam. Di
dalam Al-Qur’an surat Ali imran ayat 191:
13 Ibid, 58 – 63.
27
قيم و خلق ف وي ت فكرون نوبم ج وعلى اوق عود ا ٱلذين يذكرون ٱلل رب نا وٱلرض ت ٱلسم
ذا خلقت ما ار نك فقنا عذاب ٱلن سبح ا بطل ه
Artinya “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka”
Atas dasar ini, maka seluruh ciptaan Tuhan harus digunakan
sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan.
c. akui setiap usaha juga sesuai dengan prinsip yang terdapat
dalam ajaran Islam. Di dalam ajaran Islam terdapat predikat
yang diberikan kepada seseorang yang didasarkan pada
usahanya.14
3. Strategi Pembelajaran Metakognisi
Strategi metakognisi merupakan pemaknaan berpikir yang dapat
diaplikasikan sebagai satu strategi pembelajaran untuk mengkondisikan
peserta dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, berpikir
kritis dan berpikir kreatif. 15
14 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam (Jakarta:
Prenada Media, 2004), 41 – 42. 15 H. Martinis , Desain Dan Model Pembelajaran, 74.
28
Metakognisi pada dasarnya adalah kemampuan belajar bagaimana
seharusnya belajar dilakukan yang didalamnya dipertimbangkan dan
dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: Mengembangkan suatu
rencana kegiatan belajar, Mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya berkenaan dengan kegiatan belajar, Menyusun suatu
program belajar untuk konsep, keterampilan, dan ide-ide yang baru,
Mengidentifikasi dan menggunakan pengalamannya sehari-hari sebagai
sumber belajar, Memanfaatkan teknologi modern sebagai sumber
belajar, Memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan
masalah kelompok, Belajar dari dan mengambil manfaat pengalaman
orang-orang tertentu yang telah berhasil dalam bidang tertentu, Belajar
dari dan mengambil manfaatkan pengalaman orang-orang tertentu yang
telah berhasil dalam bidang tertentu, dan Memahami faktor-faktor
pendukung keberhasilan belajarnya.16
Perlu diperhatikan bahwa strategi ini meliputi beberapa konsep yang
meliputinya, yaitu : Keterampilan pemecahan masalah (problem
solving), Keterampilan pengambilan keputusan (decision makin),
Keterampilan berpikir kritis (critical thinking), Keterampilan berpikir
kreatif (creative thinking).17
4. Strategi Pembelajaran Kontekstual
16 Zulrahmat Togala, metakognitif dalam pembelajaran,
https://zultogalatp.wordpress.com/2013/06/15/metakognitif-dalam-pembelajaran/ tanggal 12
Desember 2017. 20:00 WIB.
17 H. Martinis , Desain Dan Model Pembelajaran, 71.
29
Strategi pembelajaran kontekstual merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan bahwa belajar tidak harus meghafal. Strategi
pembelajaran ini membicarakan sebuah permasalahan yang memiliki
hubungan dalam kehidupan siswa, memanfaatkan berbagai
keterampilan siswa, minat, pengalaman dan budaya, membangun
strategi yang mendukung siswa untuk mampu belajar mandiri.18
Strategi pembelajaran kontekstual adalah strategi pembelajaran
dengan konsep belajar yang membantu siswa mengaitkan antara materi
yang akan dipelajari dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari hari.19
Pandangan strategi pembelajaran kontekstual bahwasanya dalam
belajar tidak dengan menghafal melainkan mengalami, Diana siswa
dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui partisipasi aktif
secara inovatif dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini strategi
pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik diantaranya : kerja
sama antara guru dan siswa, saling membantu, belajar dengan bergairah,
pembelajaran reintegrasi secara kontekstual, menggunakan Multi media
dan sumber belajar, siswa belajar dengan aktif, dan guru aktif, siswa
krisis. 20
5. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
18 Ibid, 76. 19 Ibid, 81. 20 Nanang Dan Cucu , Konsep Strategi Pembelajaran, 68 – 69 .
30
Strategi ini merupakan salah satu pembelajaran yang inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Strategi
pembejaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
keterampilan untuk memecahkan masalah.21
Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut, yaitu belajar dimulai dengan satu masalah,
memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia
nyata siswa, mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, dan
memberikan tanggung jawab yang besar kepada pelajar dalam
membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka
sendiri, menuntut pelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah
mereka pelajari dalam bentuk satu produk atau kinerja.22
6. Strategi Pembelajaran Multikultural
Strategi pembelajaran multikultural adalah strategi pembelajaran
yang mengarah pada praktek pendidikan dalam mengakui, menerima
dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia. Pendidikan
multikultural adalah satu sikap dalam memandang keunikan manusia
21 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, 89. 22 Ibid, 90.
31
dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, kondisi jasmani
atau status ekonomi seseorang.23
Dalam konteks yang luas pendidikan multikultural mencoba
membantu menyatukan bangsa secara demokratis. Strategi
pembelajaran berbasis multikultural didasarkan pada gagasan filosofis
tentang keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak
manusia. Hakekat pembelajaran berbasis multikultural mempersiapkan
seluruh siswa untuk bekerja secara aktif menuju kesamaan struktur
dalam organisasi dan lembaga sekolah. Strategi ini berusaha
memburdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat kepada
orang yang berbeda budaya, memberikan kesempatan untuk
membangun bentuk kebersamaan dengan orang atau kelompok orang
yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung.24
Ada beberapa tambahan mengenai macam-macam strategi
pembelajaran yang melingkupi sebagian kecil dari strategi pembelajaran
pada umumnya. Berikut ini adalah beberapa tambahan tentang macam-
macam strategi pembelajaran yaitu :
1. Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang
banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk
23 Ibid, 115. 24 Ibid, 116.
32
menentukan informasi atau membangun tahap demi tahap.
Strategi ini biasanya disebut bersifat deduktif. 25
2. Strategi pembelajaran tak langsung
Strategi pembelajaran tak langsung pada umumnya berpusat
pada siswa, guru yang mengelola lengkingan belajar
memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat. Dalam hal
ini peran guru yang berperan sebagai penceramah harus bisa
menjadi fasilitator. 26
3. Strategi pembelajaran interaktif pembelajaran interaktif
Strategi pembelajaran interaktif lebih menekankan pada diskusi
dan haring Siantar siswa. Diskusi dan haring memberi
kesempatan memberi kesempatan siswa untuk bereaksi terhadap
gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau
temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berpikir
dana merasakan.27
4. Strategi pembelajaran empirik
Strategi ini berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada
siswa, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang
pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada
25 Ibid, 10. 26 Ibid, 11. 27 Ibid, 11.
33
konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran
empirik yang efektif.28
5. Strategi pembelajaran mandiri
Strategi pembelajaran mandiri merupakan pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian dan
peningkatan diri. Fokusnya adalah perencanaan belajar mandiri
oleh peserta didik dengan bantuan guru. 29
C. Fungsi Strategi Pembelajaran
Dalam mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran
maka perlunya strategi-strategi yang mendukung keberlangsungan proses
pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi
pembelajaran dalam hal ini mengikuti macam-macam strategi pembelajaran
yang telah terterah diatas, yaitu :
1. Fungsi Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry berfungsi untuk mengembangkan
sikap dan keterampilan siswa sehingga mereka dapat menjadi pemecah
masalah yang mandiri dan membantu siswa mengembangkan disiplin
dan intelektual siswa. Strategi ini juga berfungsi untuk mendorong siswa
28 Ibid, 12. 29 Ibid, 12.
34
berpikir secara kritis dan kreatif, membimbing mereka agar dapat
memahami konsep-konsep yang bernilai.30
2. Fungsi Strategi Pembelajaran Kuantum
Fungsi dari strategi pembelajaran ini ialah mengembangkan
kemampuan siswa agar lebih efektif dan kreatif dalam proses
pembelajaran serta merangsang siswa untuk belajar lebih giat dan
menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, dan optimal.31
3. Fungsi Strategi Pembelajaran Metakognisi
Membantu siswa dengan mengarahkan gagasan/ ide/ pemikiran
siswa sesuai dengan konteks pelajaran, membantu siswa melihat
hubungan antar satu pemikiran dan pemikiran yang lain serta
mendorong siswa untuk memformulasikan dan merealisasikan gagasan
mereka. 32
4. Fungsi Strategi Pembelajaran Kontekstual
Membantu siswa agar memiliki peran besar dengan
mengembangkan pengetahuannya melalui pengalaman-pengalaman
dalam belajar dalam dunia nyata (dalam bermasyarakat).33
5. Fungsi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Membantu siswa untuk memahami pokok-pokok permasalahan
secara kritis, membantu siswa belajar dengan mengidentifikasi masalah
30 Ibid, 35. 31 Ibid, 66. 32 H. Martinis , Desain Dan Model Pembelajaran, 73. 33 Ibid, 81.
35
atau sumber masalah yang berdampak munculnya masalah yang lain.
Dengan strategi ini siswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka
mereka akan menerapkan pengetahuannya yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan, dengan ini belajar
akan semakin bermakna dan dapat diperluas. Selain itu apa
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
siswa, motivasi untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam belajar bekerja kelompok.34
6. Fungsi Strategi Pembelajaran Berbasis Multikultural
Fungsi strategi pembelajaran ini ialah untuk memfungsikan peran
sekolah dalam memandang keberadaban siswa yang beraneka ragam,
untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif
terhadap peradaban kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan,
memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam
mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya, membantu siswa
dalam membangun siswa dalam membangun ketergantungan lintas
budaya dan memberikan gambaran positif kepada siswa mengenai
perbedaan budaya.35
D. Implementasi Strategi Pembelajaran
34 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, 93. 35 Ibid, 117.
36
Dalam kaitannya dengan implementasi strategi pembelajaran
Strategi maka dalam hal ini mengikuti macam-macam strategi pembelajaran
yang telah terterah diatas, yaitu :
1. Implementasi Strategi Pembelajaran Inquiry
Dalam proses penerapan strategi ini, meliputi berapa proses yaitu (1)
penerimaan dan pendefinisian masalah, proses ini dimulai ketika siswa
menerima dan mengidentifikasi sebuah masalah yang yang
membutuhkan penjelasan. Semakin menarik satu masalahnya maka
semakin merangsang siswa untuk menemukan penjelasannya. (2)
pengembangan hipotesis, di sini siswa mulai mengembangkan hipotesis.
Hipotesis yang potensial ditulis di papan tulis kemudian dianalisa dan
didiskusikan kemudian memberikan penilaian hipotesis mana yang
perlu dipertimbangkan. (3) pengumpulan data, setelah hipotesis di
tetapkan, siswa mengumpulkan data untuk menguji hipotesis tersebut.
Di sini guru membuat keputusan yang penting sejauh mana siswa-siswa
tersebut diharapkan menemukan data untuk dirinya. (4) pengujian
hipotesis, setelah semua data dikumpulkan dan dicermati, tahap tahap
selanjutnya adalah membedakan antara penjelasan-penjelasan yang
menyesatkan dan penjelasan yang cocok berdasarkan bukti-bukti yang
diperoleh. (5) penarikan kesimpulan, yaitu melibatkan siswa untuk
menarik satu kesimpulan.36
2. Implementasi Strategi Pembelajaran Kuantum
36 Ibid, 36 – 38.
37
Dalam implementasi strategi pembelajaran kuantum, maka dapat
diterapkan seperti berikut : (1) Penumbuhan, Minat Dalam tahap ini,
Guru berperan penting dalam menumbuhkan minat belajar peserta
didiknya, agar nantinya dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dari diri
siswa sehingga mampu meningkatkan minat belajar dari peserta didik
tersebut. (2) Pemberian pengalaman umum, Pada langkah ini guru
memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman yang
telah siswa alami terkait dengan materi yang mau diajarkan. (3)
Penamaan atau penyajian materi, Pada kegiatan ini guru menyampaikan
materi yang akan diajarkan lebih lengkap dan jelas setelah siswa
menceritakan pengalaman yang telah didapatkan, sehingga penanaman
siswa tentang materi tersebut lebih lengkap, tidak hanya sebatas
pengalaman dengan praktek, tapi juga secara konsep. Dengan harapan
penguasaan materi dari siswa lebih maksimal dan menghindari dari
kebosanan dari siswa dalam menerima pelajaran.37
3. Implementasi Strategi Pembelajaran Metakognisi
Implementasi pada strategi ini meliputi beberapa macam yaitu :
merencanakan satu tindakan, mengadakan Monitoring, mengevaluasi
perencanaan.
Proses pembelajaran dengan strategi metakognisi bisa bisa diterapkan
sebagai berikut :
37 Ibid, 38 – 39.
38
a. Persiapan/pembukaan, yaitu mengingatkan kepada siswa materi
pelajaran yang lalu dan mengaitkan materi pelajaran yang akan
dipelajari, menyatakan tujuan pembelajaran kepada siswa,
memperhatikan tujuan belajar tidak hanya untuk menguasai materi
pelajaran, tetapi juga mempelajari strategi memahami masalah.
b. Penyajian, yaitu (1) guru mengemukakan masalah kemudian
memberi contoh bagaimana memecahkan masalah, merumuskan
masalah, menyelesaikan masalah dan menjawab masalah. (2) guru
dan siswa membuat generalisasi dan menggunakan alat-alat
pemecah masalah. (3) memberi tugas kepada pesta didik , siswa
mengerjakannya. (4) siswa melakukan penguatan internal terhadap
materi. (5) guru mendorong siswa untuk menghasilkan jawaban
kritis dan kreatif. (6) siswa membuat kesimpulan terhadap materi
yang pelajarinya.
c. Penutup, yaitu guru memberi penguatan terhadap kesimpulan yang
dibuat siswa, guru meneguh kesimpulan sesuai penguatan yang
diberikan, Siwa mengerjakan tes atau tugas yang diberikan, dan
guru membuat kesimpulan proses pembelajaran.38
4. Implementasi Strategi Pembelajaran Kontekstual
Proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kontekstual
meliputi berapa bagian yaitu :
38 H. Martinis , Desain Dan Model Pembelajaran, 70 dan 75.
39
a. Persiapan/pembukaan, yaitu mengingatkan kepada siswa materi
pelajaran yang lalu dan mengaitkan materi pelajaran yang akan
dipelajari, menyatakan tujuan pembelajaran kepada siswa,
memperhatikan tujuan belajar tidak hanya untuk menguasai materi
pelajaran, tetapi juga mempelajari strategi memahami masalah.
b. Penyajian, yaitu (1) guru mengemukakan masalah kemudian
memberi contoh bagaimana memecahkan masalah, merumuskan
masalah, menyelesaikan masalah dan menjawab masalah, dan
mengaitkan dengan dunia nyata (2) guru dan siswa membuat
generalisasi dan menggunakan alat-alat pemecah masalah. (3)
memberi tugas kepada pesta didik , siswa mengerjakannya. (4) siswa
melakukan penguatan internal terhadap materi. (5) guru mendorong
siswa untuk menghasilkan jawaban kritis dan kreatif. (6) siswa
membuat kesimpulan terhadap materi yang pelajarinya.
c. Penutup, yaitu guru memberi penguatan terhadap kesimpulan yang
dibuatkan siswa, siswa meneguh kesimpulan sesuai penguatan yang
diberikan guru, guru mengerjakan tes atau tugas yang diberikan, dan
guru membuat kesimpulan proses pembelajaran.39
5. Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah meliputi
beberapa proses yaitu, mengidentifikasi masalah mengumpulkan data,
menganalisis data, memecahkan masalah berdasarkan data yang ada dan
39 Ibid, 79.
40
analisisnya, memilih cara untuk memecahkan masalah, merencanakan
penerapan pemecahan masalah, melakukan uji coba terhadap rencana
yang telah ditetapkan, dan melakukan tindakan untuk memecahkan
masalah.40
6. Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Multikultural
Ada beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam penerapan
strategi pembelajaran multikultural yaitu : (1) melakukan analisis faktor
potensial bernuansa multikultural, dalam hal ini meliputi, (a) tuntunan
kompetensi mata pelajaran yang harus dibekalkan kepada siswa berupa
pengetahuan, keterampilan, dan etika atau karakter. (b) tuntunan belajar
dan pembelajaran, terutama terfokus untuk membuat siswa untuk
belajar dan menjadikan kegiatan belajar adalah proses kehidupan. (c)
kompetensi guru dalam menerapkan pendekatan multikultural. (d)
analisis terhadap latar kondisi siswa. (e) karakteristik materi
pembelajaran yang bernuansa multikultural. (2) menetapkan strategi
pembelajaran berkadar multikultural, antara lain strategi kegiatan
belajar bersama-sama yang dipadukan dengan strategi pencapaian
konsep dan strategi analisis data. (3) menyusun rancangan berbasis
multikultural, penyusunan rancangan pembelajaran yang bernuansa
multikultural dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan berikut
yaitu (a) analisis isi, yaitu proses untuk melakukan identifikasi, seleksi,
dan penetapan materi pembelajaran. (b) analisis latar kultur yang
40 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, 94.
41
dikembangkan dari pendekatan kultural dan siklus kehidupan yang di
dalamnya mengandung konsep wilayah atau lengkingan dan konsep
manusia beserta aktivitasnya yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
(c) pemetaan materi pembelajaran yang berkaitan erat dengan prinsip
yang harus dikembangkan dalam mengajarkan nilai dan moral. (d)
pengorganisasian materi dengan pendekatan multikultural. (e)
menuangkan ke dalam tahapan model pembelajaran berbasis
multikultural.41
E. Pendidikan Al Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata
“Pendidikan” dan “agama”. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia,
pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan “pe” dan
akhiran “an”, yang berarti “proses pengubahan sikap dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.”
Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi
latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani
Paedagogie yang berarti “pendidikan” dan Paedagogia yang berarti
“pergaulan dengan anak-anak”. Sementara itu, orang yang tugas
membimbing atau mendidik dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri
41 Ibid, 122 – 126.
42
sendiri disebut Paedagogos. Istilah paedagogos berasal dari kata paedos
(anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).
Berpijak dari istilah diatas, pendidikan bisa diartikan sebagai usaha
yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak
untuk membimbing atau memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya ke arah kedewasaan. Atau dengan kata lain, pendidikan
kepada anak-anak dalam.
Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang
diungkapkan Zakiyah Daradjat, yaitu:
a. Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya
dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).
b. Pendidkan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan
berdasarkan ajaran Islam.
c. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-
ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama
Islam yang telah diyakini menyeluruh, serta menjadikan
keselamatan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Sedangkan M. Arifin
mendefinisikan pendidikan Agama Islam adalah proses yang
mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan yang
43
mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar
(fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar). Jadi Pendidikan
Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan
asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat
memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta
menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun
kehidupan masyarakat.42
Berdasarkan uraian tersebut maka pendidikan agama Islam
merupakan sarana untuk membentuk kepribadian yang utama yang
mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sesuai
dengan norma dan ukuran Islam.
Pendidikan ini harus mampu membimbing, mendidik dan
mengajarkan ajaran-ajaran Islam terhadap murid baik mengenai jasmani
maupun rohaninya, agar jasmani dan rohani, berkembang dan tumbuh
secara selaras.
2. Dasar Pendidikan Islam
Pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan
landasan kerja. Dengan dasar ini akan memberikan arah bagi
pelaksanaan kegiatan pendidikan yang diprogramkan. Dalam hal ini,
dasar yang menjadi acuan Pendidikan Islam hendaknya merupakan
sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan peserta
didik ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Dasar Pendidikan Islam
42 Aat Syafaat, Sohari Sahrani, Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), 11-16.
44
ialah Islam dengan segala ajarannya yang tertuang dalam Alquran dan
Sunnah (hadis) Rasulullah Saw43.
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah
memiliki dasar hukum baik itu yang berasal dari dasar naqlīyah maupun
dasar aqliyah. Begitu juga halnya dengan pelaksanakan pendidikan pada
anak. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan anak, dapat dibaca
firman Allah dalam Surah an-Nahl/16: 78):
ئ ا وجعل لكم السمع والبصار واوالل أخرجكم من بطون أمهاتكم لا ت علمون ش لفئدة لعلكم ي
تشكرون
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.44
Berdasarkan ayat tersebut, dipahami bahwa anak lahir dalam
keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki
pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah membekali anak yang baru
lahir tersebut dengan pendengaran, penglihatan dan hati nurani (yakni
akal yang menurut pendapat yang sahih pusatnya berada di hati).
Penetapan Alquran dan Hadis sebagai dasar Pendidikan Islam, hal
ini dikarenakan kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut
dapat diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah
43 Aly Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 30. 44 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 275.
45
atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman, Alquran tidak ada
keraguan padanya, terpelihara kesucian dan kebenarannya. Demikian
juga dengan kebenaran Hadis sebagai dasar kedua bagi Pendidikan
Islam. Dalam kedudukannya sebagai dasar Pendidikan Islam, sunnah
Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu; pertama, menjelaskan sistem
Pendidikan Islam yang terdapat dalam Alquran dan menjelaskan hal-hal
yang tidak terdapat di dalamnya. Kedua, menyimpulkan metode
pendidikan dari kehidupan Rasulullah bersama sahabat, perlakuannya
terhadap anak-anak, dan pendidikan keimanan yang pernah
dilakukannya.45
3. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta
mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal
untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Tujuan pendidikan Islam harus
berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek,
misalnya: Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Manuisa hidup
bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa
tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk
mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya barupa ibadah dan
tugas sebagai wakil-Nya dimuka bumi.
Kedua, memerhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep
tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai beberapa
45 Abdurrahman An-Nahwali, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam (Bandung:
Diponegoro, 1992), 47.
46
potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter, yang
berkecenderungan pada al-hanief (rindu akan kebenaran dari Tuhan)
berupa agama Islam sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang
ada.
Ketiga, tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian
nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu
masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya
dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern.
Keempat, dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi
kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan
memanfaatkan dunia sebagai bekal
kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong
manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan diakhirat yang lebih
membahagiakan, sehingga manusia dituntut agar tidak terbelenggu oleh
rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki46.
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sesuatu yang diharapkan
tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Karena pendidikan
merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-
tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat.
Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap, tetapi
46 Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidkan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2006), 71-72.
47
merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan
dengan seluruh aspek kehidupannya.
Pendidikan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian
manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak,
penalaran, perasaan, dan indera. Pendidikan ini juga membahas
pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual,
intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah.
Pendidikan ini bukan hanya mempelajari pendidikan duniawi saja,
individual, sosial saja, juga tidak mengutamakan aspek spiritual atau
aspek materiil. Melainkan keseimbangan antara semua itu merupakan
karakteristik terpenting pendidikan Islam.
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sesuatu yang diharapkan
tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Karena pendidikan
merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-
tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat.
Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap, tetapi
merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan
dengan seluruh aspek kehidupannya. Pendidikan ini juga bertujuan
untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui
latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indera.
Pendidikan ini juga membahas pertumbuhan manusia dalam semua
aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah.
Pendidikan ini bukan hanya mempelajari pendidikan duniawi saja,
48
individual, sosial saja, juga tidak mengutamakan aspek spiritual atau
aspek materiil. Melainkan keseimbangan antara semua itu merupakan
karakteristik terpenting pendidikan Islam.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Agama Islam mempunyai tujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian
manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak,
penalaran, perasaan dan indera. Dalam tujuan pendidikan agama Islam
ini juga menumbuhkan manusia dalam semua aspek, baik aspek
spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, maupun aspek ilmiah, baik
perorangan ataupun kelompok47.
4. Tugas Dan Fungsi Pendidikan Islam
Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses
pemberdayaan manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental
maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusian yang diemban
sebagai seorang hamba di hadapan Allah Swt. Dan juga sebagai khalīfah
fi al-ardh (pemelihara) pada alam semesta ini. Dengan demikian, fungsi
utama pendidikan adalah mempersiapkan generasi penerus (peserta
didik) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar
memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah lingkungan
masyarakat.48
47 Aat Syafaat, Sohari Sahrani, Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), 33-38. 48 Hasan Asari, Hadis-Hadis Pendidikan Sebuah Penelusuran Akar-Akar Ilmu Pendidikan Islam
(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2014), 39.
49
Sesuai dengan hakikat Pendidikan Islam yang merupakan suatu
proses yang berlangsung secara kontiniu atau berkesinambungan, maka
tugas dan fungsi yang diemban oleh Pendidikan Islam adalah
pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat.
Konsep ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki
sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang
secara dinamis, sejak masih dalam kandungan sampai ajal
menjemputnya.Secara umum tugas Pendidikan Islam adalah
membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik
kemampuan yang optimal sesuai dengan tuntutan ajaran Islam.49
Sementara sebagai pewaris budaya, tugas Pendidikan Islam adalah
alat transmisi unsur-unsur pokok budaya dari satu generasi ke generasi
berikutnya, sehingga identitas umat tetap terpelihara dan terjamin dalam
menghadapi perkembangan dan perubahan zaman. Adapun sebagai
interaksi antara potensi dan budaya, tugas Pendidikan Islam adalah
sebagai proses transaksi (memberi dan mengadopsi) antara manusia dan
lingkungannya. Dengan proses ini peserta didik (manusia) akan mampu
menciptakan dan mengembangkan keterampilanketerampilan yang
diperlukan untuk mengubah dan memperbaiki kehidupan manusia dan
lingkungan sekitarnya.50
49 Al-Rasyidin dkk, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta:
Ciputat Press, 2005), 32. 50 Hasan Langgulung, Pendidikan..., 63.
50
Seirama dengan tugas Pendidikan Islam, maka fungsi Pendidikan
Islam adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas
pendidikan berjalan dengan baik dan lancar.51 Secara operasional,
Pendidikan Islam setidaknya dapat difungsikan sebagai: alat untuk
memelihara, memperluas, menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan,
nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional. Atau
dengan kata lain berfungsi sebagai pemelihara peradaban umat manusia
secara kontiniu dan turun temurun. Selain itu, Pendidikan Islam juga
berfungsi sebagai alat untuk mengadakan perubahan, inovasi, dan
perkembangan bagi peradaban dan kehidupan manusia. Upaya ini
dilakukan melalui pengembangan dan pembinaan ilmu pengetahuan dan
skill yang dimiliki manusia sebagai peserta didik, serta melatih tenaga-
tenaga manusia (peserta didik) yang produktif dalam menemukan
pertimbangan perubahan social dan ekonomi yang dinamis dan
membangun kehidupan manusia yang berkualitas, secara duniawi
maupun ukhrawi.52
F. Pengertian Akhlak
Kata akhlak, merupakan bentuk jamak dari kata khuluqun (خلق),
yang artinya tingkah laku, perangi, tabiat. Sedangkan menurut istilah,
akhlak berati daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah
dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.53 Khuluq merupakan
51 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: BinaAksara, 1987), 34. 52 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), 19-20. 53 Nadjib Hamid Dan Heny Siswanto, Pendidikan Al-Islam Kelas X, (Surabaya: Majelis Dikdasmen
Pwn Jatim, 2013), 55.
51
gambar sifat batin manusia, gambaran lahiriah manusia seperti raut wajah,
gerak anggota dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani pengertian khuluq
disamakan dengan kata ethicos atau ethos yang artinya adab kebiasaan,
perasaan batin, kecerdasan hati untuk melakukan perbuatan. Dalam kamus
Al-Munjid, khuluq berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama, ilmu yang berusaha mengenal
tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan baik atau
buruk sesuai dengan norma-norma dan tata susila. Dilihat dari sudut istilah
(terminologi), para ahli berbeda pendapat, namun intinya sama yaitu tentang
perilaku manusia.54
Dilihat dari sudut istilah (terminologi), para ahli berbeda pendapat,
namun intinya sama yaitu tentang perilaku manusia. Pendapat-pendapat ahli
tersebut dihimpun sebagai berikut :
1. Abdul Hamid mengatakan bahwa akhlak ialah ilmu tentang keutamaan
yang harus dilakukan dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi
dengan kebaikan, dan tentang kebaikan yang harus dihindarinya
sehingga jiwanya kosong (bersih) dari segala bentuk keburukan.55
2. Ibrahim Anis mengatakan akhlak ialah ilmu yang objeknya membahas
nilai- nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan
dengan baik dan buruknya.56
54 Yatim Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Alur’an, (Jakarta: Sinar Grafika Ofset, 2007), 2
– 3. 55 Ibid, 3. 56 Ibid, 3.
52
3. Soegarda Poerbakawatja mengatakan akhlak ialah budi pekerti, watak,
kesusilaan, dan kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa
yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia.57
4. Hamzah Ya'qub Mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut :
Akhlak ialah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara
terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan
batin, Akhlak ialah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian
tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan
menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan
pekerjaan mereka.58
5. Imam Al-Ghozali berpendapat bahwa adalah:
ل ا ة اج ح ي غ ن م ر س ي و ة ول ه س ب ال ع ف الا ر د ص ا ت ه ن ع ة خ اس ر س ف الن ف ة ئ ي ه ن ع ة ار ب ع ق ل ال .ة ي و ر و ر ك ف
"Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan" 59
Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat
pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan.60 Dalam pandangan islam, akhlak merupakan cermin dari apa
57 Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidkan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976), 9. 58 Hamzah Ya’kub, Etika Islam, (Bandung: Diponegoro, 1993), 12. 59 Nurul Khafshohtul, Peranan Guru Pai Dalam Pembentukan Akhlak Siswa Pada Masa Pubertas
Di Smp Nurul Ulum Karangroto Genuk Semarang, (Semarang: Institut Agama Islam Negeri
Walisongo, 2008), 42. 60 Nadjib Dan Heny, Pendidikan Al-Islam, 55.
53
yang ada dalam jiwa seseorang karena itu akhlak yang baik merupakan
dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan
dalam perilaku nyata sehari-hari. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
عنه قال قال رس ا بعث عن أب هري رة رضى الل لتم ت ول الل صلى الله عليه وسلم: إن مكارم الخلاق )رواه البيهق (
Dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda :
sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki akhlak (HR Ahmad).61
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak
Siswa merupakan generasi yang merupakan sumber insani bagi
kelangsungan pembangunan nasional, untuk itu pula pembinaan akhlak bagi
mereka dengan mengadakan upaya-upaya pencegahan pelanggaran
normanorma agama dan masyarakat sangatlah penting. Namun dalam
membina akhlak para sisa banyak sekali faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya, diantaranya:
1. Lingkungan Keluarga
Pada dasarnya rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat
anak-anak dibesarkan melalui Pendidikan Islam. Yang dimaksud
dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan
aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat
Islam.
61 Ibid, 56.
54
Berdasarkan Alquran dan Sunnah, kita dapat mengatakan bahwa
tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah hal-hal berikut:
Pertama, mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah
tangga. Kedua, mewujudkan ketentraman dan ketenagan psikologis.
Ketiga, mewujudkan sunnah Rasulullah Saw. Keempat, memenuhi cinta
kasih anak.
Naluri menyayangi anak merupakan potensi yang diciptakan
bersamaan dengan penciptaan manusia dan binatang. Allah menjadikan
naluri itu sebagai salah satu landasan kehidupan alamiah, psikologis,
dan sosial mayoritas makhluk hidup. Keluarga, terutama orang tua,
bertanggung jawab untuk memberikan kasih sayang kepada anak-
anaknya. Kelima, menjaga fitrah anak agar anak tidak melakukan
penyimpanganpenyimpangan.62
Keluarga merupakan masyarakat alamiyah, disitulah pendidikan
berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang
berlaku di dalamnya. Keluarga merupakan persekutuan terkecil yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak dimana keduanya (ayah dan ibu)
mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan
anakanaknya.63
2. Lingkungan Sekolah
62 Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat (Jakarta:
Gema Insani, 1995 ), 144. 63 Risnayanti, Implementasi, 29-30.
55
Perkembangan anak yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Di
sekolah ia berhadapan dengan guru-guru yang berganti-ganti. Kasih
guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih orang tua kepada
anaknya. Sebab guru dan murid tidak terkait oleh tali keluarga. Guru
bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-muridnya, ia harus
memberi contoh dan teladan bagi mereka, dalam segala mata pelajaran
ia berupaya menanamkan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan di
luar sekolahpun ia harus bertindak sebagai seorang pendidik.
Kalau dirumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan
apabila lapar, tidur apabila mengantuk dan boleh bermain, sebaliknya di
sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Disana ada aturan-
aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia
harus duduk selama waktu itu pada waktu yang ditentukan pula. Ia tidak
boleh meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizin gurunya.
Pendeknya ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan
yang da ditetapkan. Berganti-gantinya guru dengan kasih sayang yang
kurang mendalam, contoh dari suri tauladannya, suasana yang tidak
sebebas dirumah anak-anak, memberikan pengaruh terhadap
perkembangan akhlak mereka.
3. Lingkingan Masyarakat
Untuk mendapatkan pendidik yang sesuai yang diharapkan
kebanyakan orang tua, itu tidak terlepas dari tanggung jawab
masyarakat. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-
56
anak menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang
merupakan metode pendidikan masyarakat utama. Cara yang terpenting
adalah:
Pertama, Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan
dan pelarang kemungkaran.
Kedua, dalam masyarakat Islam, seluruh anakanak dianggap anak
sendiri atau anak saudaranya sehingga ketika memanggil anak siapapun
dia, mereka akan memanggil dengan hai anak saudaraku dan sebaliknya,
setiap anak-anak atau remaja akan memanggil setiap orang tua dengan
panggilan, hai Paman.
Ketiga, untuk menghadapi orang-orang yang membiasakan dirinya
berbuat buruk, Islam membina mereka melalui salah satu cara membina
dan mendidik manusia.
Keempat, masyarakatpun dapat dapat melakukan pembinaan
melalui pengisolasian, pemboikotan, atau pemutusan hubungan
kemasyarakatan. Kelima, pendidikan masyarakat dapat juga dilakukan
melalui kerjasama yang utuh, karna biar bagaimanapun masyarakat
muslim adalah masyarakat yang padu. Keenam, pendidikan
kemasyarakatan bertumpu pada landasan efeksi masyarakat, khususnya
rasa saling mencintai.64 Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab
pendidikan sebab masyarakat juga mempengaruhi akhlak siswa atau
anak. Masyarakat yang berbudaya, memelihara dan menjaga norma-
64 Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat (Jakarta: Gema
Insani, 1995 ), 176-181.
57
norma dalam kehidupan dan menjalankan agama secara baik akan
membantun perkembangan akhlak siswa kepada arah yang baik,
sebaliknya masyarakat yang melanggar norma-norma agama akan
mendorong akhlak siswa kearah yang tidak baik.
H. Macam-Macam Akhlak
Ada dua jenis akhlak dalam Islam, yaitu akhlakul karimah (akhlak
terpuji) ialah akhlak yang baik dan benar menurut syariat Islam, dan
akhlakul madzmumah (akhlak tercela) ialah akhlak yang tidak baik dan
tidak benar.
Adapun jenis-jenis akhlakul kharimah adalah sebagai berikut:
1. Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah SWT adalah berbaik sangka kepada Allah
SWT yang memiliki sifat sempurna. Berbaik sangka kepada Allah
merupakan tanda keimanan seseorang kepadanya. Hikmah akhlak
kepada Allah SWT dapat menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah
SWT, perasaan syukur, sikap sabar dan tawakal.65
2. Akhlak kepada diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri yang dimaksud adalah bagaimana
seseorang menjaga dirinya (jiwa dan raga) dari perbuatan yang dapat
menjerumuskan dirinya atau bahkan berpengaruh kepada orang lain
karena diri sendiri merupakan asal motivasi dan kembalinya manfaat
65 Ibid, 56.
58
suatu perbuatan.66 Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an surat At-
Tahrim ayat 6 :
ها ر ن ذين ءامنوا ق وا أنفسكم وأهليكم يي ها ٱل ئكة غلاظ م ا وقودها ٱلناس وٱلجارة علي لا شداد ل ما أمرهم وي فعلون ما ي ؤمرون ي عصون ٱلل
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
3. Akhlak kepada Orang tua
Akhlak kepada orang tua adalah berbuat kebaikan kepada kedua
orang tua (birrul walidain) baik dengan ucapan, maupun dengan
perbuatan. Sebagaimana firman Allah Swt :
لديه حسن ن بو نس نا ٱلهداك وإن ا ووصي مرجعكم إل عهما تط فلا علم بهۦ لك ليس ما ب تشرك ل ج
ت عملون كنتم با فأن بئكم
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang
ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah
kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan” (Q.S al – ankabut : 8)
66 Ibid, 57.
59
Kemudian Allah Swt juga berfirman dalam ayat yang berikutnya
لديه حلته أمهۥ وهن ا ن بو نس نا ٱل لهۥ لى وهن ع ووصي لديك إل ٱشكر ل أن عامي ف وفص ولو ٱلمصي
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu” (Q.S Lukman : 14)
Dalam ayat di atas Allah menyuruh manusia berbakti kepada ibu
bapak dengan cara mengajak manusia untuk menghayati pengorbanan
yang diberikan Ibu ketika mengandung, melahirkan, merawat dan
mendidik anaknya.67
4. Akhlak kepada keluarga
Akhlak kepada keluarga adalah mengembangkan kasih sayang di
antara anggota keluarga yang digunakan dalam bentuk komunikasi.
Komunikasi dalam keluarga diungkapkan dalam bentuk perhatian, baik
melalui kata-kata, isyarat-isyarat, maupun perilaku. Komunikasi yang
didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh
anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi
orang tua dengan anaknya, kakak dengan adik dan lainnya maka akan
lahir wibawa pada keluarga tersebut. Oleh karena itu kasih sayang harus
67 Ibid, 58.
60
menjadi muatan utama dalam komunikasi semua pihak dalam
keluarga.68
5. Akhlak kepada tetangga
Akhlak kepada tetangga adalah berbuat baik kepada tetangga
dengan selalu menjaga, menghormati dan selalu berprasangka baik agar
tidak saling bermusuhan. Tetangga merupakan orang-orang yang tempat
tinggalnya berdekatan dengan tempat tinggal kita. Antara satu tetangga
dengan tetangga lainnya hendaknya saling berprasangka baik dan
jangan saling mencurigai agar terjadi hubungan yang baik dan
harmonis.69
6. Akhlak kepada lingkungan hidup
Misi islam adalah mengembangkan rahmat, bukan hanya kepada
manusia tetapi juga kepada alam dan lingkungan hidup, sebagai mana
Allah berfirman :
لمي وما أرسلنك إلا رحة للع
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”(Q.S Al-anbiya’ :107).
Misi tersebut tidak terlepas dari tujuan diangkatnya manusia sebagai
khalifah di muka bumi, yaitu sebagai wakil Allah yang bertugas
memakmurkan, mengelola, dan melestarikan alam. Berakhlak kepada
lengkingan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang
68 Ibid, 59. 69 Ibid, 59 – 60.
61
harmonis dengan alam sekitar. Memakmurkan alam adalah mengelola
sumber daya sehingga dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan
manusia tanpa merugikan alam itu sendiri. Allah menyediakan bumi
yang subur ini untuk disikapi oleh manusia dengan kerja keras
mengelola dan memeliharanya sehingga melahirkan nilai yang tinggi.70
sebagaimana Allah set berfirman :
لح ركم وٱست عم ٱلرض من مأنشأك هو غيهۥ إله من لكم ما ٱلل ٱعبدوا يقوم قال ا وإل ثود أخاهم صيب يب فيها فٱست غفروه ث توب وا إليه إن رب قر م
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu
Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya,
kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)" (Q.S Hud : 61)
7. Al-Amanah (Sifat Jujur dan Dapat Dipercaya)
Al-Amanah (Sifat Jujur dan Dapat Dipercaya) adalah Sesuatu yang
dipercayakan kepada seseorang, baik harta, ilmu, rahasia, atau lainnya
yang wajib dipelihara dan disampaikan kepada yang berhak
menerimanya. Sebagai realisasi akhlakul karimah adalah hartawan
hendaknya memberikan hak orang lain yang dipercayakan kepadanya,
penuh tanggung jawab; ilmuwan hendaknya memberikan ilmunya
kepada orang yang memerlukan; orang yang diberi rahasia hendaknya
70 Ibid, 60 – 61
62
menyimpan, memelihara rahasia itu sesuai dengan kehendak yang
mempercayakan kepadanya; pemerintah hendaknya berlaku dan
bertindak sesuai dengan tugas kewajibannya; seorang mukmin
hendaknya berlaku amanah,jujur dengan segala anugerah Allah kepada
dirinya, menjaga anggota lahir dan anggota batin dari segala maksiat
dan wajib mengerjakan perintah-perintah Allah.71
8. Al-Alifah (Sifat yang Disenangi)
Hidup dalam masyarakat yang heterogen memang tidak mudah
menerapkan sifat al-alifah, sebab anggota masyarakat terdiri dari
bermacam-macam sifat, watak, kebiasaan, dan kegemaran satu sama
lain berbeda. Orang yang bijaksana tentulah dapat menyelami segala
anasir yang hidup di tengah masyarakat, menaruh perhatian kepada
segenap situasi dan senantiasa mengikuti setiap fakta dan keadaan yang
penuh dengan aneka perubahan, Pandai mendudukkan sesuatu pada
proporsi yang sebenarnya, bijaksana dalam sikap, perkataan dan
perbuatan, niscaya pribadi akan disenangi oleh anggota masyarakat
dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari.72
9. Al-'Afwu (Sifat Pemaaf)
Manusia tiada sunyi dari khilaf dan salah. Maka apabila orang
berbuat sesuatu terhadap diri seseorang yang karena khilaf atau salah,
maka patutlah dipakai sifat lemah-lembut sebagai rahmat Allah
71 Yatim, Studi Akhlak, 13. 72 Ibid, 13.
63
terhadapnya, maafkanlah kekhilafan atau kesalahannya, janganlah
mendendam serta mohonkanlah ampun kepada Allah untuknya, semoga
ia surut dari langkahnya yang salah, lalu berlaku baik di masa depan
sampai akhir hayatnya.73
10. Anie Satun (Sifat Manis Muka)
Menghadapi sikap orang yang menjemukan, mendengar berita
fitnah yang memburukkan nama baik, harus disambut semuanya itu
dengan manis muka dan senyum. Betapa banyak orang-orang pandai
lagi bijaksana memakai sikap ini dan banyak terjadi di dunia diplomasi
orang memperoleh sukses dan mencapai kemenangan, hanya dengan
keep smiling diplomatnya di meja perundingan. Dengan muka yang
manis, dengan senyum menghias bibir, orang lain dapat mengakui dan
menghormati segala keinginan baik seseorang. 74
11. Al-Khairu (Kebaikan atau Berbuat Baik)
Betapa banyaknya ayat Al-qur’an yang menyebutkan apa yang
dinamakan baik, cukuplah itu sebagai pedoman, ditambah lagi dengan
penjelasan dari Rasulullah B. sudah tentu tidak patut hanya pandai
menyuruh orang lain berbuat baik, sedangkan diri sendiri enggan
mengerjakannya. Dari itu mulailah dengan diri sendiri (ibda 'binafsi)
untuk berbuat baik. Tidak perlu disuruh berbuat baik terhadap sesama
manusia, tetapi juga terhadap hewan, hendaknya juga berbuat baik,
73 Ibid, 13. 74 Ibid, 13.
64
sebab setiap kebaikan walaupun kecil sekali, namun Allah akan
membalasnya juga kelak di akhirat, demikian janji-Nya. Bisikan setan
yang selalu ingin menjerumuskan ke lembah kejahatan, janganlah
didengarkan, berlindunglah kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.75
12. Al-Khusytu' (Tekun Bekerja Sambil Berzikir Kepada-Nya)
Khusyu ' dalam perkataan, maksudnya ibadah yang berpola
perkataan, dibaca khusus kepada Allah Rabbul 'Alamin dengan tekun
sambil bekerja dan menundukkan diri takut pada Allah. Ibadah dengan
merendahkan diri, menundukkan hati, tekun dan tetap, senantiasa
bertasbih, bertakbir, bertahmid, bertahlil, memuja asma Allah,
menundukkan hati kepada-Nya, khusyu' dikala shalat, memelihara
penglihatan, menjaga kehormatan, jangan berjalan di muka bumi Allah
ini dengan sombong, berbicara dengan tenang dan sederhana, tunduk
hanya kepada-Nya, itulah sebenarnya akhlakul karimah.76
Adapun jenis-jenis akhlak madzmumah (akhlak tercelah) adalah sebagai
berikut :
1. Ananiyah (Sifat Egoistis)
Manusia hidup tidaklah menyendiri, tetapi berada di tengah-tengah
masyarakat yang heterogen. la harus yakin jika hasil perbuatan baik,
masyarakat turut mengecap hasilnya, tetapi jika akibat perbuatannya
75 Ibid, 14. 76 Ibid, 14.
65
buruk masyarakat pun turut pula menderita. Sebaliknya orang tiada
patut hanya bekerja untuk dirinya, tanpa memerhatikan tuntutan
masyarakat, sebab kebutuhan-kebutuhan manusia tiada dapat dihasilkan
sendiri. la sangat memerlukan bantuan orang lain dan pertolongan dari
anggota masyarakat. Sifat egoistis tidak diperdulikan orang lain,
sahabatnya tidak banyak dan ini berarti mempersempit langkahnya
sendiri di dunia yang luas ini.77
2. Al-Baghyu (Suka Obral Diri pada Lawan Jenis Yang Tidak Hak Atau
Melacur)
Melacur dikutuk masyarakat, baik laki-laki ataupun wanita. Wanita
yang beralasan karena desakan ekonomi, atau karena patah hati dengan
suaminya, mencari kesenangan hidup pada jalan yang salah, jelas
dilaknat Allah. Orang yang melakukan berarti imannya dangkal.
Kegemaran melacur, menimbulkan mudharat yang tidak terhingga,
dapat memperoleh penyakit dan merusak tatanan sosial. Orang yang
melakukan, di dunia hanya mendapat nikmat sesaat, seterusnya orang
pun benci, apalagi di akhirat kelak, api neraka menunggu pula baginya
di sana. Maka perlu siswa untuk memperhatikan hal ini dengan tidak
mendekatinya, sebagaimana Allah SWT berfirman:
هۥ وأوفوا بٱلعهد أحسن ح ولا ت قربوا مال ٱليتيم إلا بٱلت هي لغ أشد ا ول إن ٱلعهد كان مس ت ي ب “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji;
77 Ibid, 14.
66
sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya (al-isra
ayat 34)”78
3. Al-Bukhlu (Sifat Bakhil, Kikir, Kedekut (Terlalu Cinta Harta))
Bakhil, kedekut, kikir adalah sifat yang sangat tercela dan paling
dibenci Allah. Hidup di dunia ini hanya sementara, apa yang Allah
amanahkan hanya pinjaman sementara saja. Jika mati jelas semua yang
ada di dunia tidak akan dibawa kecuali hanya kain kafan pembungkus
badan saja. Maka tinggallah semua sifat bakhil, kikir, kedekut itu, semua
kekayaan tidak ada yang dibawa ke dalam kubur. Orang kikir biasanya
pintu rezekinya sering tertutup.79
4. Al-Kadzab (Sifat Pendusta atau Pembohong)
Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sifat mengada-ada sesuatu
yang sebenarnya tidak ada, dengan maksud untuk merendahkan
seseorang. Kadang-kadang ia sendiri yang sengaja berdusta.
Dikatakannya orang lain yang menjadi pelaku, juga adakalanya secara
brutal ia bertindak, yaitu mengadakan kejelekan terhadap orang yang
sebenarnya tidak bersalah. Orang seperti ini setiap perkataannya tidak
dipercayai orang lain. Di dunia ia akan memperoleh derita dan di akhirat
ia akan menerima siksa. Menghadapi orang yang bersifat demikian,
apabila ia membawa berita, hendaklah berhati-hati, jangan mudah
78 Ibid, 14 – 15. 79 Ibid, 15.
67
diperdayakannya, sebab berdusta sudah memang hobinya, celakalah
setiap pendusta, pengumpat, pencela, dan pemfitnah.80
5. Al-Khamru (Gemar Minum Minuman yang Mengandung Alkohol (Al-
Khamar))
Minuman beralkohol walaupun rendah kadarnya diharamkan, sebab
mengakibatkan mabuk. Bilamana orang sedang mabuk maka hilanglah
pertimbangan akal sehatnya. Akal merupakan kemudi yang dapat
membedakan baik dari yang buruk, benar dari yang salah. Kehilangan
pertimbangan akal menyebabkan orang lupa kepada Allah dan agama.
Agama adalah akal, tiada beragama bagi orang yang tiada berakal.
Setelah hilang akal maka hilanglah sifat malunya. la berkata dan berlaku
yang tidak wajar. Akal menempatkan manusia di derajat yang lebih
tinggi dari hewan. Peminum khamar berpendapat bahwa situasi mabuk
ada manfaatnya, sebab menghilangkan derita jiwa dari penanggungan
hidup, tetapi ia lupa hilangnya itu hanya sebentar. Usaha menghindarkan
diri dari penderitaan hidup seperti ini, berarti ia seorang pengecut,
karena dia tidak sanggup mengatasinya secara rasio dan tanpa usaha
yang konkret. Belum pula dihitung mahalnya ongkos membeli khamar,
ditambah lagi terganggunya stabilitas badan karena sering dimasuki
khamar.81
6. Al-khiyanah (sifat pengkhianat)
80 Ibid, 15. 81 Ibid, 15.
68
Karena tindakannya yang licik, sifat khianat untuk sementara waktu
tidak diketahui manusia, tetapi Allah Maha Mengetahui. la tidak segan
bersumpah palsu untuk memperkuat dan membenarkan keterangannya
bila ia tertuduh, karena ia tidak mempunyai rasa tanggung jawab. Dia
tidak memperoleh keuntungan dari tindakannya yang tidak jujur itu,
sifat senang mengorbankan teman sendiri,jadi musuh dalam selimut,
menggunting dalam lipatan, menolak kawan seiring dan membahayakan
keselamatan dirinya. Sifat amanah membawa kelapangan rezeki,
sedangkan khianat menimbulkan kefakiran. Pengkhianat sebenarnya
mencoreng keningnya sendiri dengan arang yang tidak mungkin hilang
untuk selama-lamanya, terjauh dari teman dan sahabat, terisolasi dari
pergaulan masyarakat memandang dengan sebelah mata dan dia
kehilangan kepercayaan.82
7. Azh-Zhulmun (Sifat Aniaya)
Aniaya ialah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, mengurangi
hak yang seharusnya diberikan, Penganiayaan dapat memutuskan ikatan
persaudaraan antara sesama manusia. sebabnya agama melarang zalim
karena manusia selalu mempunyai kekurangan-kekurangan. Manusia
harus tolong menolong dalam kehidupan masing-masing dan tidak
boleh menganiaya.
8. Al-Jubnu (Sifat Pengecut)
82 Ibid, 16.
69
Sifat pengecut adalah perbuatan hina, sebab tidak berani mencoba,
belum mulai berusaha sudah menganggap dirinya gagal. la selalu ragu-
ragu dalam bertindak, Keragu-raguan memulai sesuatu itu berarti suatu
kekalahan. Orang muslim harus tegas, cepat mengambil keputusan dan
tidak menunggu. Karena itu ketidaksanggupan berusaha dan takut
berjuang menghadapi kenyataan, lebih baik mati saja tidak usah hidup.83
9. Akhlak tercelah yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada berapa hal penting yang harus di perhatikan bahwa terkadang
hal ini sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, berikut ini adalah
akhlak tercelah yang sering kali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
: (1) Ghibah adalah membicarakan kejelekan seseorang tidak dihadapan
orang tersebut. (2) Riya adalah menampakan atau memperlihatkan amal
perbuatannya supaya mendapatkan pujian dari orang lain. (3)Takabur
adalah satu sikap mental yang menganggap rendah orang lain sedangkan
ia menganggap tinggi dan mulia terhadap diri sendiri. (4) Thama ialah
satu sikap yang memiliki hal-hal yang bersifat duniawi secara berlebih-
lebihan. (5) Mubadzir ialah mempergunakan sesuatu secara berlebih-
lebihan dengan tidak memepertimbangkan kadar kecukupan sehingga
menimbulkan seia-siaan (6) Bakhil, susu sikap mental yang enggan
mengeluarkan harta atau yang lainnya kepada orang lain.84
83 Ibid, 16. 84 Ridwan Saf-Syirbaany, Membentuk Pribadi Lebih Islami, (Jakarta: Pt Intimedia Ciptanusantara,
2014), 179 -192.
70
I. Fungsi Akhlak
Fungsi pokok dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti
dan pembentukan jiwa. Pendidikan yang diberikan kepada anak didik
haruslah mengandung pelajaran-pelajaran akhlak. Setiap pendidik haruslah
memikirkan akhlak dan memikirkan akhlak keagamaan sebelum yang lain-
lainnya karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan
akhlak yang mulia itu adalah tiang dari pendidikan Islam.
Melihat dari segi fungsi, akhir setiap ibadah adalah pembinaan
takwa. Bertakwa mengandung arti melaksanakan segala perintah agama dan
meninggalkan segala larangan agama. Ini berarti menjauhi perbuatan-
perbuatan jahat dan melakukan perbuatan-perbuatan baik (akhlaqul
karimah). Perintah Allah ditujukan kepada perbuatan-perbuatan baik dan
larangan berbuat jahat (akhlaqul madzmumah). Orang bertakwa berarti
orang yang berakhlak mulia, berbuat baik dan berbudi luhur.
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa akhlak memilik beberapa
fungsi diantarnya ialah : (1) Memiliki kebaikan jiwa, yaitu ilmu, bijaksana,
suci diri, berani, dan adil. (2) Kebaikan dan keutamaan badan yakni sehat,
kuat, tampan, dan usia panjang. (3) Kebaikan ekstemal (al-khårijiyah), yaitu
harta, keluarga, pangkat, dan nama baik (kehormatan). (4) Kebaikan
bimbingan (taufik-hidayah), yaitu petunjuk Allah, bimbingan Allah,
pelurusan, dan penguatannya.
Dalam fungsi pendidikan akhlak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
:
71
1. Fungsi Umum, Menurut Barnawy Umari, bahwa fungsi pendidikan
akhlak secara umum meliputi : (a) Supaya dapat terbiasa melakukan
yang baik, indah, mulia, terpuji serta menghindari yang buruk, jelek,
hina dan tercela. (b) Supaya perhubungan kita dengan Allah SWT dan
dengan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.85
Menurut Ali Hasan bahwa fungsi pokok akhlak adalah agar setiap
orang berbudi (berakhlak), bertingkah laku (tabiat) berperangai atau
beradat istiadat yang baik atau yang sesuai dengan ajaran Islam.86
2. Fungsi Khusus, Adapun secara spesifik pendidikan akhlak berfungsi :
(a) Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia da beradat
kebiasaan yang baik. (b) Memantapkan rasa keagamaan pada siswa,
membiasakan diri berpegang pada akhlak mulia dan membenci akhlak
yang rendah. (c) Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya
diri, emosi, tahan menderita dan sabar. (d) Membimbing siswa ke arah
dikap yang sehat dan dapat membantu mereka berinteraksi sosial yang
baik, mencintai kebaikan untuk orang lain, suka menolong, sayang
kepada yang lemah, dan menghargai orang lain. (e) Membiasakan siswa
bersopan santun dalam berbicara dan bergaul baik di sekolah maupun di
luar sekolah. (f) Selalu tekun beribaah dan mendekatkan diri kepada
Allah dan bermuamalah yang baik.87
85 Barnawy Umari, Materi Akhlak, (Sala : Ramadhani, 1984), 2. 86 M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1988), 11. 87 Chabib Thoha & Saifudin Zuhri, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Fakultas Tarbiyah,, 1999), 136.
72
Adapun menurut Muhammad ‘Athiyyah Al-Abrasyi menjelaskan
fungsi dari pendidikan moral dan akhlak dalam Islam adalah
membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan
dalam bicara dan mulia dalam bertingkah laku dan perangai, bersifat
bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Jiwa dari
pendidikan Islam adalah pendidikan moral dan akhlak.88
Dijelaskan juga menurut Ahmad Amin, bahwasanya fungsi
pendidikan akhlak (etika) bukan hanya mengetahui pandangan atau
teori, bahkan setengah dari fungsi itu adalah mempengaruhi dan
mendorong kehendak kita supaya membentuk hidup suci dan
menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan dan memberi faedah kepada
sesama manusia. maka etika itu adalah mendorong kehendak agar
berbuat baik, akan tetapi ia tidak selalu berhasil kalau tidak ditaati oleh
kesucian manusia.89
Para ahli pendidikan Islam berpendapat bahwa fungsi pendidikan
Islam adalah pembentukan akhlak. Muhammad Athiyah al-Abrasyi
mengatakan:
“Pembinaan akhlak Islam adalah untuk membentuk orang-orang yang
bermoral baik, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam
tingkah laku, bersifat bijaksana, sopan dan beradab. Jiwa dari
pendidikan Islam pembinaan moral atau akhlak.
88 Muhammad ‘Athiyyah Al-Abrasyi, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia,
2003), 14. 89 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), terj. K.H. Farid Ma’ruf, (Jakarta : Bulan Bintang, 1975), 6-7.
73
Ibn Miskawaih dalam Abudin Nata merumuskan fungsi pendidikan
akhlak yaitu:
1. Terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan
untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik, sehingga
mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan sejati dan
sempurna.
2. Jadi, fungsi pendidikan akhlak yang ingin dicapai bersifat
menyeluruh, yakni mencakup kebahagiaan hidup manusia dalam arti
yang seluas-luasnya.
3. Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia.
Akhlak mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan
membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa
kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain
bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang, fungsinya adalah
untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Allah swt. menggambarkan dalam al-quran tentang janji-
Nya terhadap orang yang senantiasa berakhalak baik, di antaranya:
لح ة ف لنحيي نهۥ مؤمن وهو أنثى أو ذكر من ا من عمل ص حي و بحسن أجرهم ولنجزي ن هم طيبة
عملون ي كانوا ما
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
74
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S An-Nahl : 97)90
J. Dalil – Dalil Tentang Akhlak
Ada berapa dalil yang dijadikan dasar untuk meningkatkan akhlak yaitu
:
ثي ا رجو الله والي وم الخر وذكر الله ك لقد كان لكم ف رسول الله أسوة حسنة لمن كان ي Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab :
21)
وإنك لعلى خلق عظيم
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”(Q.S
Al-kolam : 4)
عنه قال قال ا بعثت لت رسول الل عن أب هري رة رضى الل كارم م م صلى الله عليه وسلم: إن الخلاق )رواه البيهق (
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda:
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak
(riwayat baihaki)
90 http://mohammad-holili.blogspot.co.id/2014/04/fungsi-akhlak-bagi-kehidupan-manusia.html, 28
Desember 2017, 14:00 WIB.
75
ب عثن بتمام مكارم الخلاق إن الل م ل س و ه ي ل ع ى الل ل ص الل ول س ر ال ق ال ق الل د ب ع ن ب ر اب ج ن ع وكمال محاسن الف عال ) رواه الطبرانى (
Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah saw. Berkata 'Sesungguhnya
Allah mengutusku dengan tugas membina kesempurnaan akhlak dan
kebaikan pekerjaan. (riwayat tabrani)
وإنه كان فاحش ا ولا مت فحش ا -صلى الله عليه وسلم ل ل يكن رسول الل عن عبد الل بن: قا ي قول: إن خياركم أحاسنكم أخلاق ا ) رواه البخارى (
Abdullah bin Amr RA, berkata, “Nabi SAW bukan seorang yang keji
dan bukan pula bersikap keji. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya yang
terbaik di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya’.” (H.R.
Bukhori)
عليه وسلم أجود الناس وأجود ما يكون ف رمضان وقال أبو ذر لما قال ابن عباس كان النب صلى اللعث النب صلى الل قال لخيه اركب إل هذا الوادي فاسع من ق وله ف رجع ف قال عليه وسلم ب لغه مب
رأي ته يمر بكارم الخلاق )البخاري (
Ibnu ‘Abbas meriwayatkan bahwa Nabi saw. adalah orang paling
dermawan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Dan
Abu Dzar berkata bahwa ketika ia mendengar kedatangan Nabi
Muhammad saw., ia berkata kepada saudara laki-lakinya, “Pergilah ke
lembah itu dan dengarkan apa yang ia katakan.” Saudaranya kembali dan
berkata, “Aku melihat ia memerintahkan orang-orang kepada moral dan
perilaku (akhlaak) yang paling mulia.” [Hadits riwayat Bukhari]
76
ث ما حاك ف صدرك وا اللق البر حسن ]صحيح مسلم[« وكرهت أن يطلع عليه الناس ل Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang
mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain
mengetahuinya. [Sahih Muslim]
Imam Al-Ghozali berpendapat bahwa adalah:
ها تصدر الاف عال ئة ف الن فس راسخة عن بسهولة ويسرمن غي حاجة ال فكر وروية .اللق عبارة عن هي "Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-
macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan
K. Pentingnya Akhlak Dalam Kehidupan (Bermasyarakat)
Ketika berbicara tentang kehidupan , maka tidak lepas dari yang
namanya lingkungan sosial atau masyarakat Dalam pandangan Islam,
sebuah masyarakat adalah kumpulan individu yang berinteraksi secara terus
menerus, yang memiliki satu pemikiran, satu perasaan dan di bawah aturan
yang sama. Sehingga di antara mereka akan terjalin hubungan yang
harmonis. Bila ada sebagian anggota masyarakat yang menderita, serta
merta individu yang lain menolongnya dengan sekuat tenaga. Begitu pun
ketika ada salah seorang anggota masyarakat yang melakukan tindak
kriminal, serta merta pula individu yang lain menegur dan menasihatinya
dan negara berhak memberikan sanksi bila itu menyebabkan teraniayanya
individu lain. Terkait dengan kehidupan sosial bermasyarakat, akhlak yang
bagaimana yang harus dilakukan oleh umat Islam sehingga tercipta
77
kehidupan sosial yang sehat.91 Terkait dengan pentingnya akhlak dalam
kehidupan, maka sangat penting akhlak itu sendiri dalam kehidupan sehari-
hari. Pentingnya akhlak dalam kehidupan karena akan menimbulkan sikap-
sikap sebagai berikut:
1. Sikap Saling Menyayangi
Banyak peristiwa pada akhir-akhir yang menunjukkan semakin
hilangnya akhlak saling menyayangi di antara anggota masyarakat.
Perkelahian antar kampung dibeberapa propinsi, perampokan dan
pembunuhan, pembalakan hutan dan penyiksaan hewan, bahkan ada
penyiksaan terhadap anak-anak dan sesama umat Islam, Mengapa hal
ini terjadi di Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya Islam?
Salah satu jawabannya, kita semua belum mengembangkan atau
semakin luntur akhlak untuk saling menyayangi. Pentingnya akhlak
dalam kehidupan sehari hari, khususnya akhlak saling menyayangi akan
melahirkan kasih sayang terhadap sesama muslim, sesama makhluk
ciptaan Allah dan kasih sayang terhadap alam (lingkungan).92
2. Shidiq
Shidiq artinya benar. Dalam kehidupan sehari-hari shidiq dapat
diartikan sebagai jujur. Jujur yang dimaksud ini adalah jujur dalam arti
yang menyeluruh, maksudnya bukan hanya sekedar ucapan tetapi juga
meliputi tindakan. Pentingnya perilaku jujur ditanamkan dalam
91 Srijanti, Purwanto Dan Wahyudi Pramono, Etika Membangun Masyarakat Islam Modern,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), 117. 92 Ibid, 119.
78
kehidupan sehari hari karena sesungguhnya jujur itu membawa
kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. 93
Dalam hal ini Allah Swt berfirman
ا كان ق ول ٱلمؤمني إذا دعوا إ ن هم أن ي قولوا س ل ٱلل إن عنا وأطعنا وأولئك هم ورسولهۦ ليحكم ب ي ٱلمفلحون
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung (Q.S An-nur ayat 51)
3. Saling menghormati.
Dalam kehidupan bersosial, kita juga membutuhkan akhlak untuk
saling Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya tidak ada orang yang
sama, memang demikianlah takdir Allah. ada pintar ada bodoh, ada
putih ada hitam dan lain-lain. Saling menghormati sebenarnya
merupakan syarat minimal terciptanya kerukunan di antara suatu
kelompok; disebut minimal karena yang diharapkan tidak lebih dari
sekedar menghormati saja tetapi juga saling menolong, rela berkorban,
rela berbagi dengan yang lain. Saling menghormati adalah sikap sosial
yang mendasar dan luas. Sifat ini dapat membangun kehidupan bersama
menjadi lebih sejahtera. Karena tidak mementingkan diri sendiri tetapi
juga mengutamakan kepentingan orang lain.
93 Ibid, 120.
79
Bila kita menerapkan sikap menghormati kepada orang lain maka
orang lain akan senang dengan kita, bahkan akan timbul dorongan
dihatinya untuk mau dekat dengan kita. Kita dapat memperoleh simpati
orang karena orang tersebut mendapatkan sikap yang berkenan di
hatinya dari kita.
Terkait dengan hal ini, Allah Swt berfirman :
ا سلم قالوا ٱلهلون خاطب هم إذاو ا وعباد ٱلرحن ٱلذين يشون على ٱلرض هون
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan (Q.S 25: 63).94
4. Sikap berlaku adil
Sikap berlaku adil ialah berpihak pada yang benar, tidak memihak
salah satunya dan tidak berat sebelah. Dengan kata lain yang dimaksud
dengan adil di sini adalah memberikan hak kepada yang berhak tanpa
membeda-bedakan antara orang-orang yang berhak itu, dan melakukan
tindakan kepada orang-orang yang salah sesuai dengan kejahatannya
dan kelalaiannya, tanpa mempersulitnya atau bersikap pilih kasih.
Dalam kehidupan, kita satu saat akan dimintai untuk mendamaikan dua
belah pihak yang berselisih, seperti perselisihan dalam keluarga,
94 Ibid, 123 – 124.
80
pendidikan, masyarakat, bahkan bernegara, oleh karena itu kita harus
berlaku adil dalam kehidupan.
Dalam hal ini Allah Swt memerintahkan kita dalam firmannya :
لون للسحت فإن جاءوك فٱح هم وإن ت ع سعون للكذب أك ن هم أو أعرض عن هم ف لن رض كم ب ي عن ن هم فٱحكم حكمت وإن ا ئ يضروك شي ٱلمقسطي يب ٱلل إن بٱلقسط ب ي
”Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang
kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu)
diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling
dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu
sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka
putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang adil(Q.Sal-maidah ayat 42 )”95
5. Menjaga Persaudaraan
Menjaga persaudaraan dapat diartikan membuat hubungan
persahabatan atau pertemanan menjadi sangat karib seperti layaknya
saudara (adik dan kakak yang seayah dan Seibu). Dalam kehidupan
bermasyarakat, kita hanya berhubungan dengan saudara, tetapi juga
tetangga, teman, dan orang lain dalam banyak tempat dan kesempatan.
Untuk membina persaudaraan karena keturunan yaitu kakak, adik dan
sepupu atau yang mempunyai hubungan darah, Islam mengajarkan kita
untuk memelihara dan menyambung ikatan kekerabatan serta
95 Ibid, 125 – 126.
81
memperhatikan dan membantu kaum kerabat yang memerlukan
pertolongan terhadap persaudaraan karena kepentingan dunia. Seperti
persaudaraan karena kerja sama, usaha, organisasi dan lain-lain, Islam
mengajarkan agar saling hormat menghormati dan saling bertolong-
tolongan dalam mengerjakan kebaikan. Terhadap persaudaraan karena
kepentingan akidah, Islam mengajarkan untuk memelihara
persaudaraan dengan saling mencintai dan mengunjungi. Persaudaraan
baik karena keturunan, kepentingan dunia maupun akidah harus terus
dipupuk dan dikembangkan, sehingga terjalin rasa senasib dan
sepenanggungan. Dalam realitas sosial masyarakat, kita menyadari
bahwa banyak ragam manusia yang ada status sosial, pendidikan,
tingkat ekonomi dan profesi, oleh sebab itu untuk meningkatkan
persaudaraan harus ada kebutuhan untuk saling membantu, saling
menunjang, saling melengkapi dan saling menguatkan, sehingga satu
sama lain menjadi kekuatan yang kokoh.
Terkait dengan hal ini, Allah Swt berfirman:
لدين ا ئبهۦ شي ولا تشركوا وٱعبدوا ٱلل ن وبٱلو كي وٱلي تمى ٱلقرب وبذي ا إحس ذي وٱلار وٱلمس إن ٱلل لا يب من كان أينكم ملكت وما ٱلسبيل وٱبن بٱلنب وٱلصاحب ٱلنب وٱلار ٱلقرب تال فخور ا ا م
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
82
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri (Q.S An-nisa ayat 36)”96
6. Tolong menolong
Tolong dapat ialah saling membantu, meminta bantuan dan
memberikan bantuan. Tolong menolong merupakan bagian yang tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena manusia pada dasarnya
tidak hidup sendirian. Sejak manusia lahir sudah membutuhkan bantuan
orang lain begitu pula hingga dewasa , bahkan sampai mati pun manusia
itu membutuhkan bantuan orang lain.
Dalam kehidupan akan semakin kuat apabila dalam kehidupan ini
kita memiliki sikap saling tolong menolong . khususnya sesama umat
islam.
Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
ئر ٱلل ي ها ٱلذين ءامنوا لا تلوا شع ئد ولا ءامي ٱلب يت ٱلرام ولا ٱلدي ولا ٱلق ولا ٱلشهر ٱلرام ي لت غون فضل م من ا ي ب ن رب م حللت وإذا ا ورضو
رمنكم ولا فٱصطادوا وم أن صدوكم عن ق ان شن ي
وت عاونوا على ٱلبر ث ٱلمسجد ٱلرام أن ت عتدوا وٱت قوا ٱلل إن وٱلت قوى ولا ت عاونوا على ٱل
ن وٱلعدو ٱلل شديد ٱلعقاب
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-
syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-
binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan
96 Ibid, 127.
83
dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji,
maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya (Q.S Al-maidah ayat 2)”97
97 Ibid, 129 – 130.