BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II...

36
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan, sangat penting sekali untuk menentukan apakah produk yang kita buat memenuhi standar produksi. Jika perusahaan memiliki reputasi yang baik dalam produksinya, maka konsumen akan terus mempercayai produk perusahaan tersebut. Untuk mencapai mutu suatu produk, perusahaan harus membuat perencanaan, melaksanakan dan mengawasinya secara total. Tetapi untuk mencapai hal tersebut, tentunya harus diketahui dan dipahami secara mendalam tentang mutu atau mutu. Beberapa definisi mutu adalah sebagai berikut : “Mutu adalah merupakan suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman produk dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar”. (Amin Wijaya Tunggal, 2007 : 80) “Mutu adalah karakteristik produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan.” (Soewarso Hardjosoedarmo,( 2006 : 7) Sedangkan definisi mutu menurut T. Hani Handoko (2005 : 370) “Mutu adalah merupakan faktor dalam suatu produk yang menyebabkan bernilai sesuai yang dimaksud untuk apa produk itu diproduksi.”

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mutu Produk

2.1.1 Mutu

Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan, sangat penting sekali untuk

menentukan apakah produk yang kita buat memenuhi standar produksi. Jika

perusahaan memiliki reputasi yang baik dalam produksinya, maka konsumen akan

terus mempercayai produk perusahaan tersebut.

Untuk mencapai mutu suatu produk, perusahaan harus membuat

perencanaan, melaksanakan dan mengawasinya secara total. Tetapi untuk

mencapai hal tersebut, tentunya harus diketahui dan dipahami secara mendalam

tentang mutu atau mutu. Beberapa definisi mutu adalah sebagai berikut :

“Mutu adalah merupakan suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman

produk dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar”.

(Amin Wijaya Tunggal, 2007 : 80)

“Mutu adalah karakteristik produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau

customer dan diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang

berkelanjutan.” (Soewarso Hardjosoedarmo,( 2006 : 7)

Sedangkan definisi mutu menurut T. Hani Handoko (2005 : 370)

“Mutu adalah merupakan faktor dalam suatu produk yang menyebabkan bernilai

sesuai yang dimaksud untuk apa produk itu diproduksi.”

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

7

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu atau mutu

dari suatu produk adalah keadaan dimana faktor-faktor yang terdapat dalam

produk sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari produk tersebut.

Mutu merupakan suatu hal atau faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen

terhadap berbagai jenis produk baik itu barang maupun jasa yang akan

dipergunakannya. Mutu dapat secara langsung mempengaruhi perkembangan,

pertumbuhan, pengeluaran biaya produksi, keuntungan atau pemasukan, dan juga

kehidupan suatu perusahaan. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa mutu

dapat sangat menentukan kemampuan suatu perusahaan untuk tetap bertahan dan

meraih keuntungan dalam ketatnya persaingan pasar.

Definisi mutu diartikan berbeda-beda oleh para ahli dalam bidang ini

pengertian-pengertian dan penggambaran yang berbeda mengenai mutu tersebut

disebabkan adanya berbagai persepsi atau pandangan terhadap mutu yang

dihubungkan dengan dimensi kehidupan. Berikut beberapa definisi mutu :

1. Menurut Vincent Gaspersz, 2015 :20

Dalam konteks pengendalian statistikal, terminologi mutu didefinisikan

sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan

variasikarakteristik dari suatu produk ( barang atau jasa ) yang dihasilkan

agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan, guna

meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal.

2. Menurut Armand V. Feigenbaum, 2010 :25

Mutu dari produk maupun jasa tercipta dengan adanya komposisi secara

keseluruhan dari karakteristik bagian pemasaran, teknik, produk, dan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

8

bagian pemeliharaan, yang mana keseluruhan ini dapat menciptakan suatu

mutu sesuai dengan keinginan konsumen.

3. Menurut Joseph M. Juran, 2010 : 20

“Quality is customer satisfaction”. Konsumen menginginkan produk dan jasa

bermutu tinggi yang memenuhi kebutuhan-kebutuhab dengan biaya yang

bernilai. Dalam hal ini konsumen dibagi menjadi dua jenis, yaitu

internal dan eksternal. Dalam triloginya mencakup (a) Quality Planning,

perencanaan untuk meningkatkan dan memenuhi mutu yang

dikarakteristikkan oleh konsumen. (b) Quality Control, yang merupakan

penilaian performansi aktual yang dibbandingkan dengan tujuannya dan

mengambil langkah- langkah perbaikan bila ternyata terdapat perbedaan

diantara keduanya. (c) Quality improvement, peningkatan mutu. Dapat

disimpulkan bahwa mutu merupakan ketetapan untuk penggunaan dan mutu

adalah kepuasan pelanggan.

2.1.2.Variasi

Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau operasional

sehingga menimbulkan perbedaan dalam mutu pada output ( barang dan/atau jasa

yang dihasilkan).

Menurut Vincent Gaspersz, pada dasarnya dikenal dua sumber atau

penyebab timbulnya variasi, yaitu variasi penyebab khusus dan variasi penyebab

umum :

1. Variasi Penyebab Khusus ( Special Causes Variation )

Adalah kejadian-kejadian diluar sistem yang mempengaruhi variasi dalam

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

9

sistem. Penyebab khusus dapat bersumber dari faktor-faktor manusia,

peralatan, material, lingkungan, metode kerja dan lain-lain.

2. Variasi Penyebab Umum ( Common Causes Variation )

Adalah faktor-faktor didalam sistem atau yang melekat pada proses yang

menyebabkan timbulnya variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya.

2.1.3.Produk

Berikut ini pengertian tentang produk menurut beberapa ahli adalah

sebagai berikut :

“Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat

diraba termasuk harga, warna, prestise perusahaan dan pengecer pelayanan.

Perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan

keinginannya dan kebutuhannya.” (Basu Swastha DH dan Irawan, 2002 : 165)

“Produk adalah hasil suatu kegiatan atau hasil suatu proses. Prod uk bisa

mencakup jasa, perangkat keras, perangkat lunak atau gabungannya. Produk

dapat berwujud, (misal : rakitan atau bahan diproses) atau tidak berwujud (misal

: pengetahuan atau konsep) atau gabungannya. (Zulian Yamit, 2001 : 364)

Dari pengertian di atas dan dalam peninjauan yang lebih mendalam dapat

disimpulkan bahwa barang atau jasa, tidak hanya meliputi atribut fisik saja tetapi

meliputi sifat non fisik seperti harga, nama penjual dan sebagainya. Semua unsur

tersebut dipandang sebagai unsur pemuas kebutuhan manusia atau pembelinya.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

10

Kombinasi yang berbeda tersebut akan memberikan kepuasan yang berbeda pula

karena kombinasi tersebut merupakan produk tersendiri.

Produk mempunyai 2 (dua) pandangan yang berbeda yaitu : (Zulian

Yamit, 2001 : 337)

1. Ditinjau dari pandangan konsumen

Produk dapat dikatakan bermutu apabila produk tersebut mempunyai

kecocokan penggunaan bagi dirinya.

2. Ditinjau dari pandangan produsen

Produk dapat dikatakan bermutu oleh produsen. Produk tersebut telah

sesuai dengan spesifikasinya. Kesesuaian tersebut adalah sesuai dengan

spesifikasi fisiknya, dengan prosedurnya dan sesuai dengan persyaratannya.

Dari beberapa definisi produk, maka produk harus didukung dengan

adanya mutu dan berorientasi pada konsumen. Adanya kebijakan mutu yang baik

tentunya akan membuahkan hasil dan mutu yang baik pula, sehingga produk

sesuai dan dapat diterima oleh konsumen dengan puas. Maka dapat ditarik

kesimpulan tentang mutu produk adalah sebagai berikut :

“Mutu produk merupakan mutu barang atau jasa berkenaan dengan keandalan,

ketahanan, waktu yang tepat, penampilannya, integritasnya, kemurniannya,

individualitasnya, atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut.” (Zulian Yamit,

2001 : 336)

“Mutu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk bersangkutan

yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

11

dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan.” (Suyadi

Prawirosentono, 2002 : 6)

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu

Terlepas dari komponen yang dijadikan obyek, pengukuran mutu secara

umum, faktor-faktor yang mempengaruhi mutu dapat diklasifikasikan sebagai

berikut : (Zulian Yamit : 2001 : 338)

1. Fasilitas Operasi Seperti Kondisi Fisik Bangunan

Fasilitas operasi merupakan hal penting dalam kelangsungan proses

perusahaan. Fasilitas operasi yang memadai akan menghasilkan mutu produk

yang tinggi dan kondisi fisik bangunan juga mempengaruhi mutu dari produk

tersebut. Kondisi fisik bangunan yang baik berguna menghindari penurunan

mutu akibat panas dan hujan.

2. Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan produksi yang dipergunakan mempunyai

peranan yang besar di dalam pembentukan mutu dari barang-barang yang

dihasilkan. Perlu adanya pelaksanaan perawatan pada peralatan yang dipakai,

agar selalu terjaga mutunya.

3. Bahan Baku atau Material

Bahan baku adalah hal pokok dalam proses produksi, pengawasan

terhadap bahan baku sangatlah perlu dalam pelaksanaan proses produksi,

karena menyangkut produk akhir yang dihasilkan. Betapun baiknya proses

produksi yang dihasilkan, namun apabila bahan baku yang dipakai tidak

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

12

memenuhi standar, maka produk yang dihasilkan tersebut akan merupakan

produk yang bermutu rendah.

4. Pekerja atau Staff Organisasi

Berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai produk yang bermutu

tinggi sesuai dengan tujuan, maka bukan hanya dari faktor tenaga bagian

produksi saja, tetapi semua divisi ikut berperan dalam mencapai produk yang

bermutu tinggi termasuk manajemen puncak.

5. Motivation (Motivasi)

Meningkatkan kerumitan dalam membawa mutu produk kedalam

pasar telah memperbesar makna kontribusi setiap karyawan terhadap mutu

hal ini membimbing kebutuhan yang tidak pernah ada sebelumnya sehingga

tercipta kesadaran akan pendidikan dan komunikasi mutu.

6. Modern Informasion method (Metode informasi modern)

Memberikan kemampuan untuk manajemen informasi yang lebih

bermanfaat, Lebih efekktif, tepat waktu dan bersifat ramalan dengan

mendasari keputusan yang membimbing masa depan.

7. Market (Pasar)

Jumlah produk baru dan yang lebih baik yang ditawarkan dipasar terus

tumbuh pada laju yang ekspotif, kebanyakan produk ini adalah perkembangan

teknologi baru sehingga konsumen meminta dan memperoleh produk produk

yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan akibatnya bisnis harus dan lebih

fleksibel dan dan mampu merubah arah dengan cepat.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

13

Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi mutu atau mutu adalah

sebagai berikut :

1. Pasar atau Tingkat Persaingan

Makin tinggi persaingan akan memberikan pengaruh pada perusahaan

untuk menghasilkan produk yang bermutu pula, oleh karena persaingan

merupakan penentu dalam menetapkan tingkat mutu atau mutu output suatu

perusahaan.

2. Tujuan Organisasi

Apakah perusahaan bertujuan untuk menghasilkan volume output

tinggi, barang yang berharga rendah atau menghasilkan barang yang berharga

mahal, ekslusif.

3. Testing Produk

Testing yang kurang memadai terhadap produk yang dihasilkan dapat

berakibat kegagalan dalam mengungkapkan kekurangan yang terdapat pada

produk.

4. Desain Produk

Cara mendesain produk awalnya dapat menentukan mutu produk itu

sendiri.

5. Proses Produksi

Prosedur untuk memproduksi produk dapat juga menentukan mutu

produk yang dihasilkan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

14

6. Mutu Input

Jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standart, tenaga kerja

tidak terlatih atau perlengkapan yang digunakan tidak tepat akan berakibat

pada mutu produk yang dihasilkan.

7. Perawatan Perlengkapan

Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang

tidak tersedia, maka mutu produk akan kurang dari semestinya.

8. Standar Mutu atau Mutu

Jika perhatian terhadap mutu dalam organisasi tidak tampak, tidak ada

testing maupun inspeksi, maka output yang bermutu tinggi sulit dicapai.

9. Umpan Balik Konsumen

Jika perusahaan kurang sensitif terhadap keluhan-keluhan konsumen,

mutu atau mutu tersebut akan meningkat secara signifikan.

2.3. Statistical Process Control ( SPC )

Pengendalian proses statistik (Statistical Process Control ) adalah

terminologi yang mulai sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan

teknik- teknik satatistik (Statistical Techniques) dalam memantau dan

meningkatkan performansi proses menghasilkan produk bermutu. Pada tahun

1950-an sampai tahun 1960-an digunakan terminologi pengendalian mutu

statistikal (Statistical Quality Control = SQC ) yang memiliki pengertian sama

dengan pengendalian proses statistikal ( Statistical Process Control = SPC ).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

15

Pengendalian mutu merupakan aktivitas teknik dan manajemen, dimana

pengukuran karakteristik mutu dari output (barang / jasa), kemudian

membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan spesifikasi / karakteristik

output yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan yang tepat apabila

ditemukan perbedaan antara performansi aktual dan standar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat difinisikan bahwa pengendalian proses

statistikal ( SPC ) sebagai suatu metode pengumpulan dan analisis data mutu,

serta penentuan dan interprestasi pengukuran-pengukuran yang menjelaskan

tentang proses dalam suatu sistem industri, untuk meningkatkan mutu dari output

guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.

Dengan kata lain penerapan SPC akan dapat membantu menjaga proses

produksi berjalan secara benar dan stabil, sehingga kemungkinan terjadi produk

gagal menjadi sangat kecil.

2.3.1.Definisi Data Dalam SPC

Definisi data dalam SPC menurut Gaspersz adalah catatan tentang sesuatu,

baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang dipergunakan sebagai

petunjuk untuk bertindak. Berdasarkan data, dapat dipelajari fakta-fakta

yang ada kemungkinan mengambil tindakan yang tepat berdasarkan fakta itu.

Dalam konteks pengendalian statistikal dikenali dua jenis data, yaitu:

1. Data Atribut ( Attributes Data )

Data atribut adalah data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan

dan analisis. Contoh dari data atribut karakteristik mutu adalah: Ketiadaan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

16

label pada kemasan produk, banyaknya jenis cacat pada produk, dan

lain-lain.

2. Data Variabel ( Variables Data )

Data variabel merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan

analisis. Contoh dari data variabel karakteristik mutu adalah diameter pipa,

ketebalan produk kayu lapis, berat semen dalam kantong, Banyaknya

ukuran kertas dalam setiap rim, atau yang berupa ukuran.

2.3.2.Tools dalam SPC

Tujuh alat bantu pengendalian mutu dalam Pengendalian Proses Statistikal

(SPC ) yang sering disebut juga sebagai seven tools of quality control, yaitu:

1. Lembar Pengamatan Data ( Check Sheet )

2. Grafik ( Graph )

3. Diagram Pareto ( Pareto Diagram )

4. Diagram Batang ( Histogram )

5. Diagram Sebab-Akibat ( Fishbone Diagram )

6. Diagram Pencar ( Scatter Diagram )

7. Peta Kendali ( Control Chart )

2.3.2.1. Lembar Periksa ( Check Sheet )

Lembar periksa adalah suatu formulir, dimana item-item yang akan

diperiksa telah dicetak dalam formulir itu, dengan maksud agar data dapat

dikumpulkan secara mudah dan ringkas. Data itu sendiri merupakan unsur yang

paling penting dalam pelaksanaan pengendalian mutu. Data yang ada berguna

untuk memahami situasi yang sebenarnya, menganalisis persoalan, pengendalian

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

17

proses, mengambil keputusan dan membuat rencana.

2.3.2.2. Grafik ( Graph )

Merupakan tampilan visual data untuk merangkum data. Grafik, tipe

yang paling mudah dan cara terbaik untuk menganalisis, mengerti, dan

mengkomunikasikan data. Ada berbagai tipe grafik yang ada.

2.3.2.3. Diagram Pareto ( Pareto Diagram )

Diagram pareto ditemukan oleh Alfredo Pareto ( 1848-1923 ) dari hasil

penyelidikan tingkat kesejagteraan di Eropa. Dari penyelidikan tersebut,

diketahui bahwa diagram pareto tidak hanya berfungsi untuk menyelidiki

masalah-masalah teori ekonomi, namun dapat digunakan juga dalam berbagai

bidang. Diagram pareto merupakan salah satu dari alat-alat statistik untuk

mengidentifikasikan masalah dan menyusun prioritas, yaitu sebuah diagram

batang yang merangkum dan menyusun data yang telah dikumpulkan pada

check sheet.

2.3.2.4. Diagram Batang ( Histogram )

Histogram adalah salah satu alat yang membantu kita untuk menemukan

variasi. Menurut Vincent Gaspersz histogram merupakan suatu potret dari

proses yang menunjukkan:

1. Distribusi dari pengukuran.

2. Frekuensi dari setiap pengukuran itu.

Dengan demikian, histogram dapat dipergunakan sebagai alat untuk :

1. Mengkomunikasikan informasi tentang variasi dalam proses.

2. Membantu manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

18

berfokus pada usaha perbaikan terus menerus ( Continuous Improvement Efforts)

2.3.2.5. Diagram Sebab Akibat ( Fishbone Diagram )

Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan

antara penyebab dan akibat dari suatu masalah dan berguna dalam brainstorming

karena dapat menyusun ide-ide yang muncul. Diagram ini kadang-kadang

disebut Diagram Tulang Ikan ( Fishbone Diagram ) karena bentuknya seperti

tulang ikan, atau disebut Diagram Ishikawa ( Ishikawa Diagram ) karena

ditemukan oleh Prof. Ishikawa Kaoru dari Universitas Tokyo Jepang pada tahun

1943, dan mulai depergunakan pada tahun 1960-an.

Gambar 2.1 Contoh Diagram Tulang Ikan

Diagram ini menunjukkan 5 faktor yang disebut sebagai sebab dari suatu

akibat. Kelima faktor ini adalah manusia (tenaga kerja), metode, material

(bahan), mesin, dan lingkungan. Diagram ini biasanya disusun berdasarkan

informasi yang didapatkan dari sumbang saran atau ”brainstorming”.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

19

Langkah-langkah pembuatan diagram sebab akibat :

1. Tentukan masalah/sesuatu yang akan diamati atau diperbaiki. Gambarkan

panah dengan kotak diujung kanannya dan tulis masalah/sesuatu yang

akan diamati/diperbaiki.

2. Cari faktor utama yang berpengaruh atau mempunyai akibat pada

masalah/sesuatu tersebut. Tuliskan dalam kotak yang telah dibuat diatas

dan dibawah panah yang telah dibuat tadi.

3. Cari lebih lanjut faktor-faktor yang lebih terperinci (faktor-faktor

sekunder) yang berpengaruh/mempunyai akibat pada faktor utama

tersebut. Tulislah faktor-faktor sekunder tersebut didekat/pada panah yang

menghubungkannya dengan penyebab utama.

4. Dari diagram yang sudah lengkap, carilah penyebab-penyebab utama dengan

menganalisa data yang ada.

2.3.2.6. Diagram Pencar ( Scatter Diagram )

Dalam proses perbaikan mutu, kadang-kadang diperlukan eksplorasi

terhadap hubungan antar dua variabel. Misalnya diagram sebab-akibat, mengenai

sebab-sebab ketidakpuasan pelanggan menghasilkan kemungkinan hubungan

antara janji dan jumlah keluhan pelanggan. Diagram pencar merupakan

alat yang bermanfaat untuk menjelaskan apakah terdapat hubungan antara

dua variabel tersebut, dan apakah hubungannya positif atau negatif. Diagram

Scatter bertindak sebagai dasar untuk analisis statistik yang disebut analisis

regresi, yang menguji hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

20

matematis. Diagram ini juga menjadi dasar pembuatan chart yang sering

digunakan dalam peramalan.

2.3.2.7. Peta Kendali ( Control Chart )

Pengelompokan jenis-jenis peta kendali tergantung pada tipe

datanya. Gaspersz (2015 : 45) menjelaskan bahwa dalam konteks pengendalian

proses statistikal dikenal dua jenis data, yaitu :

1. Data Variable, merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan

analisis. Contoh dari data variable karakteristik mutu adalah: diameter pipa,

ketebalan produk kayu, berat semen dalam kantong, dll.

2. Data Atribut, merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan

dan analisa. Contoh dari data atribut karakteristik mutu adalah ketiadaan

label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi,

banyaknya jenis cacat pada produk, banyaknya produk kayu lapis yang cacat

karena Corelap, dll.

Berdasarkan kedua tipe data tersebut, maka jenis-jenis peta kendali

terbagi atas peta kendali untuk data variable dan peta kendali untuk data atribut.

Beberapa peta kendali untuk data variable adalah peta kendali X-bar dan R, Peta

kendali individual X-bar dan MR, serta peta kendali X-bar dan S. Sedangkan

peta kendali untuk data atribut adalah peta kendali p, peta kendali np, peta

kendali c, dan peta kendali u.

Menurut Gaspersz (2015 : 45), pada prinsipnya setiap peta kendali

mempunyai :

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

21

1. Garis tangah (Central Line), yang biasanya dinotasikan CL

2. Sepasang bataskendali (Control Limits), dimana satu batas

kendali ditempatkan dibawah garis tengah yang dikenal sebagai batas

kendali atas (Upper Control Limit), biasanya dinotasikan sebagai UCL,

dan yang satu lagi ditempatkan di bawah garis tengah yang dikenal dengan

batas kendali bawah (Lower Control Limits), biasanya dinotasikan sebagai

LCL.

3. Tebaran nilai-nilai karateristik mutu yang menggambarkan keadaan dari

proses. Jika semua nilai yag ditebarkan (diplot) pada peta itu berada didalam

batas-batas kendali tanpa memperlihatkan kecendrungan tertentu, maka

proses yang berlangsung dianggap berada dalam kendali atau terkendali

secara statistikal. Namun jika nilai-nilai yang ditebarkan pada peta itu jatuh

atau berada diluar batas-batas kendali atau memperlihatkan kecendrungan

tertentu atau memiliki bentuk yang aneh, maka proses yang berlangsung

dianggap berada diluar kendali proses yang ada.

2.4. Metode Control Chart

2.4.1. Pengertian Control Chart

Beberapa pengertian control chart adalah sebagai berikut :

“Peta kendali (control chart) adalah peta yang dijadikan pedoman dalam

pengendalian mutu.” (Suyadi Prawirosentono, 2002 : 85)

“Control chart (peta kontrol) adalah merupakan alat kontrol pada suatu

proses yang dapat memberikan petunjuk bila proses yang diamati itu

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

22

mengalami penyimpangan-penyimpangan dari batas kontrol yang telah

ditentukan. Peta ini merupakan suatu gambaran urutan waktu yang

smenunjukkan nilai statistik yang digambarkan, termasuk lini sentral dan

satu atau lebih batas pengendaliannya yang diturunkan (devided control

limit) secara statistik.” (Amin Wijaya Tunggal, 2007 : 30)

“Metode peta kontrol adalah metode pengawasan untuk sifat-sifat barang

didasarkan sifat proporsi atau prosentase produk-produk yang rusak atau

ditolak.” (T. Hani Handoko, 2005 : 446)

Secara umum dapat dikatakan bahwa peta kendali (control charts)

digunakan untuk memperoleh informasi berikut : (Suyadi Prawirosentono, 2002 :

86)

1. Kemampuan proses produksi artinya apakah mesin-mesin masih berjalan baik

sesuai rencana atau tidak.

2. Pengendalian produk akhir, agar produk akhir tetap baik mutunya, jadi

kegunaan peta kendali (control charts) adalah untuk membatasi toleransi

penyimpangan (variasi) yang masih dapat diterima, baik karena akibat

kelemahan tenaga kerja mesin dan sebagainya.

Metode peta kontrol mempunyai 3 (tiga) cara untuk menentukannya yaitu :

1. Menentukan apakah produksi yang dilaksanakan dapat diterima atau tidak.

2. Mengarahkan perbaikan proses produksi.

3. Mengatasi produk akhir.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

23

Sedang gambar peta kontrol adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Contoh Peta Kontrol

Berdasarkan peta kendali P, terlihat bahwa tidak ada satupun data yang keluar

dari batas kontrol, brdasarkan perhitungan peta kendali P maka diperoleh nilai

central line adalah sebesar 0,24. Sedangakan lower center line dan upper center

line adalah berturut turut sebesar 0 dan 0,52. Maka dapat dikatakan bahwa data

tersebut dalam kendali.

Pada dasarnya peta-peta kontrol digunakan untuk : (Vincent Gaspersz,

2001 : 61)

1. Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian. Dengan

demikian peta-peta kontrol digunakan untuk mencapai suatu keadaan

terkendali, dimana semua nilai rata-rata dan range dari sub-sub kelompok

(subgroups) contoh, berada dalam batas-batas pengendalian (control limit),

maka itu variasi penyebab-khusus menjadi tidak ada lagi dalam proses.

2. Memantau proses terus-menerus sepanjang waktu agar proses tetap stabil

secara statistical dan harga mengandung variasi penyebab umum.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

24

Dan peta dasarnya peta kontrol memiliki beberapa batas kendali, yaitu :

1. CL (Central Line) atau garis lurus.

2. Sepasang batas kontrol yaitu :

a. UCL (Upper Control Limit) batas kontrol atas, ditempatkan di atas garis

tengah.

b. LCL (Lower Control Limit) batas kontrol bawah, ditempatkan di bawah

garis tengah.

Tebaran nilai-nilai karakteristik mutu yang menggambar keadaan dari

proses. Jika semua nilai yang ditebarkan pada peta berada di dalam batas-batas

kontrol tanpa memperlihatkan kecenderungan tertentu, maka proses yang

berlangsung dianggap berada dalam pengendalian. Namun jika nilai-nilai yang

ditebarkan pada peta itu jatuh atau berada di luar batas-batas kontrol atau

memperlihatkan kecenderungan tertentu atau memiliki bentuk yang aneh, maka

proses yang berlangsung dianggap sebagai berada dalam keadaan di luar kontrol

(tidak terkendali), sehingga perlu diambil tindakan untuk memperbaiki proses

yang ada.

Penggunaan peta-peta kontrol harus menjadi efektif untuk pengendalian

proses sehingga upaya-upaya peningkatan proses terus-menerus yang telah

menjadi komitmen manajemen organisasi dapat sukses. Dengan demikian

penggunaan peta kontrol untuk pengendalian proses harus dikaitkan secara

langsung dengan kebutuhan dan ekspestasi pelanggan.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

25

2.5. Pengukuran Batas-Batas Penyimpangan Mutu

Bila dievaluasi terhadap hasil kerja proses menuntut hasil yang mendetail,

kita memilih karakteristik output secara kritis yang dapat diukur dengan skala

berkeseimbangan. Pendekatan ini dapat digunakan terhadap karakteristik seperti :

berat, panjang, isi, waktu pemrosesan, mengukur produk cacat dan masih banyak

lagi.

Jenis pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengevaluasi baik

terhadap ketelitian proses dan syarat-syarat di dalamnya dengan menggunakan

beberapa model pengukuran.

Macam-macam model pengukuran yaitu : (Vincent Ganpersz,

2001 : 92)

1. X dan R Chart

Peta kontrol X (rata-rata) dan R (range) digunakan untuk memantau

proses yang mempunyai karakteristik berdimensi kontinyu, sehingga peta

kontrol X dan R sering disebut sebagai peta kontrol untuk data variabel. Peta

kontrol X menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan yang telah

terjadi dalam ukuran titik pusat atau rata-rata dalam proses. Hal ini disebabkan

oleh faktor-faktor seperti : peralatan yang dipakai, tenaga kerja yang belum

terlatih, peningkatan temperatur secara gradual dan lain-lain.

Peta kontrol R menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan yang

telah terjadi dalam ukuran variasi. Dengan demikian berkaitan dengan

perubahan homogenitas produk yang dihasilkan melalui proses. Hal ini

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

26

disebabkan oleh faktor-faktor seperti : bagian peralatan yang hilang, minyak

pelumas mesin yang tidak mengalir dengan baik dan kelelahan pekerja dan

lain-lain.

2. Peta kontrol p

Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidak sesuaian

(penyimpangan atau sering disebut cacat) dari item-item atau kelompok yang

diinspeksi. Dengan demikian peta kontrol P digunakan untuk mengendalikan

proporsi dari item-item yang tidak memenuhi syarat spesifikasi mutu atau

proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan dalam suatu proses.

3. Peta kon trol np

Pada dasarnya peta kontrol np serupa dengan peta kontrol p, kecuali

dalam peta kontrol np terjadi perubahan skala pengukuran. Peta kontrol np

menggunakan ukuran banyaknya item yang tidak memenuhi spesifikasi atau

banyaknya item yang tidak sesuai (cacat) dalam suatu pemeriksaan.

4. Peta kontrol C

Peta kontrol C digunakan dalam hubungan jumlah cacat yang muncul

dalam sampel dengan unit tetap. Seperti jumlah ketidak-sempurnaan

penyambungan solder dalam radio, mobil menyebabkan ketidakpastian dalam

mengklasifikasikan kebaikan dan keburukan barang tersebut. Jadi peta kontrol

C merupakan diagram kontrol yang dipergunakan untuk memonitor suatu

proses dengan cara menghitung jumlah kejadian yang tidak dikehendaki

(rusak atau cacat) seperti barang-barang rusak atau cacat, keluhan-keluhan

pelanggan dari hasil unit perunit.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

27

Pengukuran yang dilakukan terhadap mutu produk, tidak hanya dilakukan

pada produk itu semata, akan tetapi faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses

pembentukan suatu produk yang disebut variasi yang dapat dibedakan menjadi 2

(dua) macam yaitu : (Vincent Gaspersz, 2001 : 3)

1. Variasi penyebab khusus (special causes variation)

Adalah kejadian-kejadian di luar sistem manajemen mutu yang

mempengaruhi proses produksi. Penyebab khusus dapat bersumber dari

faktor-faktor : manusia, mesin, peralatan, material, lingkungan, metode kerja.

Penyebab khusus ini mengambil pola non acak sehingga dapat diidentifikasi.

Sebab faktor-faktor tersebut tidak selalu aktif dalam proses tetapi memiliki

pengaruh yang lebih kuat pada proses, sehingga menimbulkan variasi. Dalam

konteks analisis data, kerusakan produk menggunakan peta-peta kendali

(control chart). Jenis variasi ini sering ditandai dengan titik pengamatan yang

melewati atau keluar dari batas pengendalian yang diidentifikasikan.

2. Variasi penyebab umum (common causes variation)

Adalah faktor-faktor di dalam sistem manajemen mutu atau yang

melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya variasi dalam sistem itu

beserta hasil-hasilnya. Penyebab umum sering juga disebut sebagai penyebab

acak atau penyebab sistem, karena penyebab umum ini selalu melekat pada

sistem manajemen mutu, untuk menghilangkannya harus menelusuri elemen-

elemen dalam sistem itu dan hanya pihak manjemen yang mengendalikan

sistem manajemen mutu. Dalam konteks analisa data dengan menggunakan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

28

peta-peta kendali (control charts) jenis variasi ini sering ditandai dengan titik

pengamatan yang berada dalam batas-batas pengendalian yang

diidentifikasikan.

Suatu proses yang hanya mempunyai variasi penyebab umum yang

mempengaruhi produk merupakan proses yang stabil karena penyebab sistem

yang mempengaruhi variasi biasanya relatif stabil sepanjang waktu.

Sedangkan apabila variasi penyebab khusus terjadinya dalam proses itu akan

menjadi tidak stabil. Upaya-upaya menghilangkan variasi penyabab khusus

akan membawa proses ke dalam pengendalian proses menggunakan peta-peta

kontrol statistika.

Sedangkan yang dimaksud dengan variasi itu sendiri adalah :

“Variasi adalah ketidak seragam dalam proses operasional sehingga menimbulkan

perbedaan dalam mutu produk (barang dan jasa) yang dihasilkan.” (Vincent

Gaspersz, 2001 : 3)

2.6. Arti Pengawasan dan Pengendalian Mutu

2.7.1 Pengertian Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan

dalam perusahaan. untuk memperoleh produk yang baik diperlukan. Pengawasan

mutu selama proses pembuatan untuk mencegah kerusakan. Jadi agar produk yang

dihasilkan tidak rusak perlu diadakan pengawasan mutu secara seksama bahkan

terpadu.

Untuk memperjelas arti pengawasan, berikut ini definisi dari beberapa ahli

yaitu:

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

29

“Pengawasan adalah merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki mutu

produk bila diperlukan, mempertahankan mutu yang sudah tinggi dan

mengurangi jumlah bahan yang rusak.” (Sukanto Reksohadiprojo, Indriyo

Gitosudarmo, 2000 : 245)

“Pengawasan adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal

mutu atau standar dapat tercermin dalam hasil akhir.” (Sofyan Assuari, 2005 :

210)

“Pengawasan adalah merupakan suatu aktivitas manajemen perusahaan untuk

menjaga dan mengarahkan agar mutu produk perusahaan dapat dipertahankan

sebagaimana yang telah direncanakan.” (Agus Ahyari, 2008 : 28)

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa usaha pengawasan mutu ini

adalah merupakan usaha penjagaan yang dilaksanakan sebelum kesalahan tersebut

tidak terjadi di dalam perusahaan. Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa

yang dimaksud dengan pengawasan mutu adalah :

“Pengawasan mutu merupakan upaya mempertahankan mutu dengan mencegah

kerusakan suatu produk selama proses produksi, merupakan suatu kegiatan yang

penting untuk menghindari akibat buruk, yaitu pangsa pasar.” (Suyadi

Prawirosentono, 2002 : 161)

2.7.2 Tujuan Pengawasan

Secara umum tujuan pengawasan adalah sebagai berikut : (Suyadi

Prawirosentono,2002:76)

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

30

1. Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar mutu yang telah

ditetapkan.

2. Agar biaya desain produk, biaya inspeksi dan biaya proses produksi dapat

berjalan secara efisiensi.

3. Bila dua hal tersebut dapat terlaksana, yaitu produk yang dihasilkan bermutu

baik dengan harga jual yang logis, maka perusahaan dapat meningkatkan daya

saingnya.

2.7.3 Pengertian Pengendalian Mutu

Tujuan pokok pengendalian mutu adalah untuk mengetahui sampai sejauh

mana proses dan hasil produk (jasa) yang dibuat sesuai dengan standar yang

ditetapkan perusahaan. Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mencapai dan

mempertahankan standar bentuk, kegunaan dan warna yang direncanakan..”

(Suyadi Prawirosentono, 2002 : 75)

Untuk memperjelas arti pengendalian berikut ini definisi-definisi

pengendalian menurut beberapa ahli :

“Pengendalian adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan

manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan

sesuai dengan yang direncanakan.” (T. Hani Handoko, 2005 : 359)

“Pengendalian merupakan suatu aktivitas untuk menemukan, mengoreksi

dibandingkan dengan rencana kerja yang telah dilaksanakan.” (Darmanto, Janti

Soegiastuti, 1999 : 250)

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

31

Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian

adalah sebagai suatu tindakan pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menjamin

tercapainya tujuan. Sedangkan yang dimaksud dengan pengendalian mutu

menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

“Pengendalian mutu adalah ditujukan untuk mengupayakan agar produk atau

jasa akhir sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.” (Suyadi

Prawirosentono, 2002 : 75)

“Pengendalian mutu adalah alat bagi manajemen untuk memperbaiki mutu

produk bila diperlukan untuk mempertahankan mutu yang tinggi dan

mengurangi jumlah yang rusak.” (Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo

Gitosudarmo, 2000 : 245)

Dari pengertian di atas dilihat bahwa pengendalian mutu ini adalah usaha

penjagaan yang dilaksanakan sebelum kesalahan mutu produk tersebut terjadi,

melainkan mengarah agar kesalahan mutu tersebut tidak terjadi di dalam

perusahaan. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa pimpinan perusahaan

(manajemen) dan tenaga kerja lain harus saling menunjang dalam melaksanakan

kegiatan pengendalian mutu barang atau jasa sejak awal, yaitu mulai pemeliharaan

bahan baku, kemudian proses produksi sampai barang jadi dan seterusnya. Jadi

partisipasi seluruh karyawan dan manajemen akan mempengaruhi keberhasilan

kendali mutu atau suatu produk.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

32

2.7.4 Pelaksanaan Pengendalian Mutu produk

Kegiatan pengendalian mutu merupakan bidang pekerjaan yang sangat

luas dan kompleks karena semua variabel yang mempengaruhi mutu harus

diperhatikan. Secara garis besar pengendalian mutu dapat diklasifikasikan sebagai

berikut : (Suyadi Prawirosentono, 2002 : 76)

1. Pengendalian mutu bahan baku

Mutu bahan akan sangat mempengaruhi hasil akhir dari barang yang

dibuat. Bahan baku dengan mutu yang jelek akan menghasilkan mutu barang

yang jelek. Sebaliknya bahan baku yang baik dapat menghasilkan barang yang

baik. Pengendalian mutu bahan harus dilakukan sejak penerimaan bahan baku

di gudang, selama penyimpanan dan waktu bahan baku akan dimasukkan

dalam proses produksi. Kelainan mutu bahan baku akan memberikan akibat

mutu produk yang dihasilkan berada diluar standar mutu yang direncanakan.

2. Pengendalian mutu dalam proses pengolahan

Tiap tahap proses produksi diawasi sehingga kesalahan-kesalahan

yang terjadi dalam proses produksi bersangkutan dapat diketahui untuk

selanjutnya segera dilakukan perbaikan (koreksi). Selanjutnya kesalahan-

kesalahan tersebut harus diteruskan kepada operator (pelaksanaan) untuk

dilakukan perbaikan. Pengawasan dilakukan terhadap seluruh tahapan proses

produksi dari awal hingga akhir tanpa kecuali. Bila salah satu tahapan

produksi diabaikan berarti pengendalian mutu tidak cermat. Disinilah perlunya

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

33

kerja saling mendukung antara karyawan satu dengan yang lain, termasuk

pihak manajemen.

3. Pengendalian mutu produk akhir

Produk akhir harus diawasi mutunya sejak keluar dari proses produksi

hingga tahap pembungkusan, pergudangan dan pengiriman ke konsumen.

Dalam memasarkan produk, perusahaan harus berusaha menampilkan produk

yang bermutu. Hal ini hanya dapat dilaksanakan bila atas produk akhir

tersebut dilakukan pengecekan mutu agar produk rusak (cacat) tidak sampai

ke tangan konsumen.

2.8 Penetapan Standar Mutu Produk

“Standar adalah sesuatu yang menjadi dasar atau patokan bagi

terselenggaranya suatu aktivitas untuk memperoleh hasil sesuai dengan yang

diharapkan. Standar biasanya ditentukan berdasarkan ukuran-ukuran kuantitatif

dan kualitatif, serta berdasarkan perhitungan-perhitungan teknis.’ (Sukanto

Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo, 2000 : 243)

Penerapan standar mutu suatu produk pada umumnya menyangkut suatu

masalah tentang engineering, design, proses dan materiil. Untuk menerapkan

standar mutu produk hendaknya dilakukan oleh seseorang yang benar-benar ahli

di dalam bidangnya. Dalam menentukan standar mutu produk akan menemui

kesulitan jika tidak mengetahui sifat-sifatnya secara pasti, sehingga percobaan-

percobaan dengan menggunakan suatu produk, kemudian dari hasil percobaan

tersebut diadakan perbandingan dan penilaian, sehingga akhirnya dapat memenuhi

mutu yang diinginkan.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

34

Pada dasarnya penetapan standar mutu berdasarkan dua hal yaitu mutu

yang dapat memenuhi syarat minimum yang diharapkan oleh konsumen dan harga

yang layak sesuai dengan kemampuan konsumen. Penetapan standar mutu ini

ditentukan dalam penetapan standar mutu produk adalah sebagai berikut :

(Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo, 2000 : 246)

1. Mempertimbangkan persaingan dan mutu produk pesaing.

2. Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk.

3. Mutu harus sesuai dengan harga jual.

Perlunya team yang terdiri dari mereka yang berkecimpung dalam

bidang-bidang :

1. Penjualan yang mewakili konsumen.

2. Teknik yang mengatur desain dan mutu teknis.

3. Pembelian yang menentukan biaya memproduksi berbagai mutu alternatif.

4. Produksi yang menentukan biaya memproduksikan berbagai mutu alternatif.

Setelah ditentukan disesuaikan dengan keinginan konsumen dengan

kendala teknik produksi, tersedianya bahan dan sebagainya, maka perlu

dipelihara. Ini dilaksanakan oleh staff pengamat produksi. Pemeriksaan hanya

mengecek keefektifan pekerja bagian produksi dalam memproduksikan barang

sesuai dengan mutu standar.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

35

2.9 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1.

Penelitian Terdahulu

No. JudulPenulis dan

Tahun

Metode

AnalisisHasil Penelitian

1 Pengendalian Mutu

Produk Cacat dengan

Pendekatan Kaizen

dan Analisis Masalah

dengan Seven tools

Cyrilla Indri

Parwati dan

Rian Mandar

Sakti, 2012

Metode

analisis

dengan Seven

Tools

Usaha peningkatan mutu

produk dilakukan dengan cara

mengatasi penyebab cacat

pada suatu proses produksi.

Data pengolahan data

diketahui adaya penurunan

cacat terbesar yakni pada

benang (melecet, loncat,

kendor) sebesar 15,4 % dari

35,33 % menjadi 19,93 %

2 Analisa Pengendalian

Mutu Produk Cover

Motor pada PT. ABC

Menggunakan

Metode Borda dan

Kaizan

Elly

Wuryaningtyas

Yunitasari,

Emmy

Nurhsysti,

2016

Metode

Analisa

Borda dan

Kaizen

Bedasarkan hasil pengolahan

data dapat disimpulkan jahitan

tidak rapidengan bobot 0.4,

sobek dengan beberapa bagian

dengan bobot 0.28, salah

dimensi/ ukuran dengan bobot

0.16, warna tidak sesuai

sesuai dengan bobot 0.1 serta

salah pemasangan logo

dengan bobot 0.6. Faktor

penyebab Defect : training

kurang, kurang pengawasan,

kurang fokus, bahan mudah

robek, mutu bahan jelek,

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

36

kurang perawatan mesin,

rusak pada beberapa bagian.

3 Aplikasi Peta Kendali

P Sebagai

Pemgendalian Mutu

di PTPN IX

Batujamus/Kerjoarum

Isti Komah,

Endang Siti

Rahayu, 2015

Metode Peta

kendali P

Masih banayak titik yang

berada diluar pengendalian

dalam produksi setiap bulanya

disebabkan dominanya mutu

karet RSS 3 , apabila produksi

RSS 3 ditekan dijadikan

kualiatas RSS 1,maka

perusahaan akan lebih untung

dan efisien. Oleh karena itu

disarankan untuk kegiatan

setiap produksi, sehingga

setiap kegitan bisa dievaluasi

dan dilakukan kegiatan proses

produksi

selanjutnya.

4 Analisis

Pengendalian

Kualitas Produk

untuk Meningkatkan

Produktivitas dan

Efesiensi dengan

Menggunakan

Metode SPC

Erry Rimana,

2007

Metode

Penelitian

dengan

Menggunakan

SPC

Hasil dari pengolahan

datatersebut akan

menghasilkan suatu solusi

pemecah masalah akan dibuat

dengan metode 5W + 1H. dari

metode ini akan diketahui

tindakan yang akan untuk

menanggulai masalah cacat

yang terjadi, Diharapkan pula

data yang diberikan akan

memberikan informasi yang

berguna untuk meningkatkan

kinerja/sistem pengendalian

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

37

kualitas bagi perusahaan yang

akan memberikan kepuasan

bagi konsumen.

5 Pengendalian

Kualitas Produk

dalam upaya

Menurunkan Tingkat

Kegagalan Produk

jadi

Ni Luh Putu

Hariastuti,

Metode

penelitian

dengan

Menggunakan

Peta kendali

P

Metode penelitian yang

dilakukan berdasarkan analisa

deskriptif dan wawancara

dengan pihak yang terkait

melakukan observasi

dilapangan dan melakukan

pengumpulan data-data

tertulis (data sekunder) yang

dimiliki oleh perusahaan, dari

hasil penelitian diketahui

bahwa jenis kegagalan untuk

warna cetakan kurang cerah

memiliki resiko kegagalan

paling tinggi yaitu dengan

nilai resiko kegagalan

197,8729 dan prosentase

kejadianya adalah 16,67%

6 Pengendalian

Kualitas pada Produk

Rantai

Indra

Almahdy,

Bonny

Cahyano, 2009

Metode

Penelitian

yang

Digunakan

dengan Peta

Kendali P

Menjaga kualitas produk agar

tetap mempertahankan dan

meningkatkan penjualan, dari

diagram pareto telah diketahui

bahwa cacat terbesar adalah

rantai mulur dengan

prosentase 46,33%, sedangkan

untuk cact kedua adalah rantai

tercampur 34,26%, cacat

berikutya adalah cacat rantai

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

38

putus 16,4%, sedangkan cacat

yang paling kecil adalah cacat

karetdengan nilai 3%,

berdasarkan data pareto

tersebut dua cacat dengan

presentase terbesar yaitu

ranati mulur dan komponen

rantai.

7 Analisis

Pengendalian

Kualitas Produk

Dengan Metode

Statistical Quality

Control

Heni Hastiti, Metode yang

digunakan

SQC

Kualitas yang dihasilkan

masih berada dalam batas

kendali atas (BKA/UCL) dan

batas kendali bawah

(BKB/LCL)

penyimpangan_penyimpangan

yang dihasilkan berdasarkan

hasil analisis SQC, kesalahan

manusia masih bisa

dikendalikan, kesalahan yang

diakibatkan oleh mesi dapat

mengakibatkan menurunya

kualitas produk namu hal ini

dapat ditanggulangi dengan

penanganan perbaikan mesi

secara cepat untuk

menstabilkan kualitas

kembali.

Kajian penelitian terdahulu sebagai perbandingan untuk penelitian yang

dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Cyrilla Indri Parwati dan Rian Mandar

Sakti telah melakukan penelitian pada tahun 2012 yang berjudul “Pengendalian

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

39

Mutu Produk Cacat dengan Pendekatan Kaizen dan Analisis Masalah dengan

Seven tools” Fokus penelitian ini adalah Usaha peningkatan mutu produk

dilakukan dengan cara mengatasi penyebab cacat pada suatu proses produksi.

Data pengolahan data diketahui adaya penurunan cacat terbesar yakni pada

benang (melecet, loncat, kendor) sebesar 15,4 % dari 35,33

Elly Wuryaningtyas Yunitasari dan Emmy Nurhsysti telah melakukan

penelitian pada tahun 2016 yang berjudul “Analisa Pengendalian Mutu Produk

Cover Motor pada PT. ABC Menggunakan Metode Borda dan Kaizan”

bedasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan jahitan tidak rapidengan

bobot 0.4, sobek dengan beberapa bagian dengan bobot 0.28, salah dimensi/

ukuran dengan bobot 0.16, warna tidak sesuai sesuai dengan bobot 0.1 serta salah

pemasangan logo dengan bobot 0.6. Faktor penyebab Defect : training kurang,

kurang pengawasan, kurang fokus, bahan mudah robek, mutu bahan jelek, kurang

perawatan mesin, rusak pada beberapa bagian.

Isti Komah dan Endang Siti Rahayu telah melakukan penelitian pada tahun

2015 yang berjudul “Aplikasi Peta Kendali P Sebagai Pemgendalian Mutu di

PTPN IX Batujamus/Kerjoarum” berdasarkan pengolahan dapat disimpulkan

Masih banayak titik yang berada diluar pengendalian dalam produksi setiap

bulanya disebabkan dominanya mutu karet RSS 3 , apabila produksi RSS 3

ditekan dijadikan kualiatas RSS 1,maka perusahaan akan lebih untung dan efisien.

Oleh karena itu disarankan untuk kegiatan setiap produksi, sehingga setiap

kegitan bisa dievaluasi dan dilakukan kegiatan proses produksi selanjutnya.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

40

Erry Rimana telah melakukan penelitian pada tahun 2007 yang berjudul

“Analisis Pengendalian Kualitas Produk untuk Meningkatkan Produktivitas dan

Efesiensi dengan Menggunakan Metode SPC” berdasarkan pengolahan data dapat

disimpulkan Hasil dari pengolahan datatersebut akan menghasilkan suatu solusi

pemecah masalah akan dibuat dengan metode 5W + 1H. dari metode ini akan

diketahui tindakan yang akan untuk menanggulai masalah cacat yang terjadi,

Diharapkan pula data yang diberikan akan memberikan informasi yang berguna

untuk meningkatkan kinerja/sistem pengendalian kualitas bagi perusahaan yang

akan memberikan kepuasan bagi konsumen

Ni Luh Putu Hariastuti telah melakuan penelitian yang berjudul “Pengendalian

Kualitas Produk dalam upaya Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk jadi”

berdasarkan pengolahan data dapat disimpulkan Metode penelitian yang

dilakukan berdasarkan analisa deskriptif dan wawancara dengan pihak yang

terkait melakukan observasi dilapangan dan melakukan pengumpulan data-data

tertulis (data sekunder) yang dimiliki oleh perusahaan, dari hasil penelitian

diketahui bahwa jenis kegagalan untuk warna cetakan kurang cerah memiliki

resiko kegagalan paling tinggi yaitu dengan nilai resiko kegagalan 197,8729 dan

prosentase kejadianya adalah 16,67%.

Indra Almahdy dan Bonny Cahyano telah melakukan penelitian pada tahun

2009 yang berjudul “Pengendalian Kualitas pada Produk Rantai” berdasarkan

pengolahan data dapat disimpulkan Menjaga kualitas produk agar tetap

mempertahankan dan meningkatkan penjualan, dari diagram pareto telah

diketahui bahwa cacat terbesar adalah rantai mulur dengan prosentase 46,33%,

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1554/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Produk 2.1.1 Mutu Mutu adalah mutu dalam sebuah perusahan,

41

sedangkan untuk cact kedua adalah rantai tercampur 34,26%, cacat berikutya

adalah cacat rantai putus 16,4%, sedangkan cacat yang paling kecil adalah cacat

karetdengan nilai 3%, berdasarkan data pareto tersebut dua cacat dengan

presentase terbesar yaitu ranati mulur dan komponen rantai.

Heni Hastiti yang melakukan penelitia yang berjudul “Analisis Pengendalian

Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Quality Control” berdasarkan

pengolahan dapat disimpulkan Kualitas yang dihasilkan masih berada dalam batas

kendali atas (BKA/UCL) dan batas kendali bawah (BKB/LCL)

penyimpangan_penyimpangan yang dihasilkan berdasarkan hasil analisis SQC,

kesalahan manusia masih bisa dikendalikan, kesalahan yang diakibatkan oleh

mesi dapat mengakibatkan menurunya kualitas produk namu hal ini dapat

ditanggulangi dengan penanganan perbaikan mesi secara cepat untuk

menstabilkan kualitas kembali.