BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. …repository.radenfatah.ac.id/7876/2/skripsi...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. …repository.radenfatah.ac.id/7876/2/skripsi...
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) teori keagenan menunjukkan adanya
interaksi yang timbul dari adanya sebuah kontrak antar pihak agen dengan
principal, dimana pihak prinsipal memiliki kewenangan untuk mendelegasikan
pekerjaan dan pengambilan keputusan pihak agen. Dimana pihak prinsipal
termotivasi untuk mendapatkan profitabilitas sedang agen termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan psikologis dan ekonominya pada saat memperoleh
pinjaman, investasi, ataupun kontrak kompensasi.1
Teori agensi menjelaskan adanya hubungan kontraktual antara manajer
(agent) dengan pemilik perusahaan (principal), dimana pemilik perusahaan
memberikan tanggung jawab kepada manajer dalam pengambilan keputusan.
Pemisahan antara pemilik perusahaan dengan manajer tentu akan
menimbulkan masalah karena masing-masing pihak ingin memaksimalkan
kepentingannya. Adanya teori keagenan diharapkan dapat memberikan
kepercayaan pada investor bahwa investor akan menerima return sesuai
dengan dana yang telah diinvestasikan.2
1Linda Budi Utami (2015), “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage dan
Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Dengan Good Corporate Governanc Sebagai Variabel
Moderating”, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, hlm. 19 2Helfina Rimardhani, dkk (2016), “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance
Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2012-2014)”, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.31, No.1. Universitas Brawijaya Malang, hlm.168
Salah satu tujuan utama perusahaan, yaitu memaksimalkan laba para
pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen harus bertindak untuk
kepentingan pemegang saham.3 Manajemen laba timbul karena adanya teori
agensi. Sebagai agent, manajer secara moral bertanggung jawab untuk
mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya
akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak.4
2. Manajemen Laba
a. Pengertian Manajemen Laba
Manajemen Laba adalah suatu tindakan yang dilakukan manajer
untuk merekayasa angka-angka dalam laporan keuangan atau
memanipulasi laba pada suatu perusahaan untuk proses pelaporan
keuangan sehingga menyebabkan pelaporan keuangan suatu perusahaan
bukan berdasarkan keadaan yang sebenarnya dengan tujuan memperoleh
keuntungan yang diharapkan.5
b. Tujuan Manajemen Laba
Subramanyam dan Wiki (2010) menyatakan bahwa manajemen laba
sebagai intervensi manajemen dengan sengaja dalam memenuhi tujuan
3Hikmatuz Zahro (2017) “Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan
dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening”, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya, hlm.5 4Putu Nita Mintria Dewi, dkk (2019), “Pengaruh Good Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2018”, Jurnal Program Studi Akuntansi Universitas Mahasarawati Denpasar,
hlm.512 5Winda Amelia dan Erna Hernawati (2016), “Pengaruh Komisaris Independen, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba” Jurnal.Vol.10,No.1. UPN Veteran
Jakarta, hlm.65
pribadi. Terdapat tiga jenis strategi manajemen laba yang sering kali
digunakan oleh manajer untuk mencapai tujuan manajemen laba jangka
panjang:6
1. Manajer meningkatkan laba (income increasing) periode kini.
2. Manajer melakukan “mandi besar” (big bath) melalui pengurangan laba
periode ini.
3. Manajer mengurangi fluktuasi laba dengan perataan laba (income
smoothing).
c. Pengukuran Manajemen Laba
Manajemen laba diproksikan dengan menggunakan nilai akrual
dikresioner diukur menggunakan Model Modifikasi Jones (Modifed Jones
Model) dengan Rumus:
Manajemen Laba = DAC =TAC
TAit−1 – NDAC
3. Leverage
a. Pengertian Leverage
Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori Extrem
6Yofi Prima Agustia dan Elly Suryani (2018), “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba, Jurnal Aset (Akuntansi
Riset), hlm.65-66
leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang
yang tinggi dan sulit melepaskan beban utang tersebut.7
Leverage sering disebut dengan rasio solvabilitas yang merupakan
suatu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya, seperti pembayaran bunga atas hutang,
pembayaran pokok akhir atas hutang dan kewajiban tetap lainnya8
b. Jenis-Jenis Leverage
Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis Leverage Ratio yang
sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam
Leverage Ratio menurut Kasmir, (2016):9
1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa
besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
2. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan
antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. dengan kata lain, rasio
7Harmono, Manajemen Keuangan: Berbasis Balances Socrecard Pendekatan Teori, Kasus
dan Riset Bisnis. (Jakarta: Bumi Aksara 2014), hlm.127 8Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers 2016), hlm.151 9Ibid., hlm.155-165
ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan untuk jaminan utang.
3. Long term Debt to Equity Ratio
Long term Debt to Equity Ratio menurut rasio antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur
berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh
perusahaan.
4. Time Interest Earned
Time Interest Earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana
pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu
karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya.
5. Fixed Charge Coverage
Fixed Charge Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang
menyerupai time interest earned ratio. Hanya saja perbedaannya adalah
rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka
panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa.
c. Pengukuran Leverage
Dalam penelitian ini rasio leverage yang digunakan adalah Debt to
Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan
cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
seluruh ekuitas. Dengan Rumus:
Leverage = Total Utang
Total Ekuitas
4. Kepemilikan Institusional
a. Pengertian Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah saham yang dimiliki pemerintah,
institusi berbadan hukum, dana perwalian, institusi asing, dan lain
sebagainya yang dapat memonitor manajemen dalam pengelolaan
perusahaan. Pihak institusi merupakan pemegang saham mayoritas yang
memiliki sumber daya besar. Kepemilikan institusional dapat di ukur dari
persentase jumlah saham pihak institusi dari seluruh jumlah saham
perusahaan.10
b. Kelebihan Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional akan melakukan pengawasan yang lebih
optimal terhadap kinerja manajemen. Kepemilikan institusional memiliki
beberapa kelebihan antara lain:
1. Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga
dapat menguji keandalan informasi dari suatu perusahaan.
10Helfina Rimardhani, dkk (2016), “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance
Terhadap Profitabilitas Perusahaan (StudimPada Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2012-2014”, Jurnal Fakultas llmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang, hlm.169
2. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih
ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam suatu perusahaan.11
c. Pengukuran Kepemilikan Institusional
Kepemlikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham
yang diukur dalam persentase saham yang dimiliki oleh investor institusi
dalam suatu perusahaan dibagi denngan jumah saham yang beredar.
Dengan Rumus:
Kepemilikan Institusional = Jumlah Saham Institusional
Jumlah Saham Beredar
5. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas
Setiap perusahaan pasti ingin mendapatkan laba atau keuntungan
yang maksimal. Profitabilitas yaitu suatu indikator rasio yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat laba yang diperoleh pada perusahaan tersebut.
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam hubungannya dengan
penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitasnya maka
11Mohammad Ali (2019), “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Saham
Publik, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Dengan Jumlah Bencana Alam Sebagai
Moderasi”, Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, Vol.6, No.1, hlm.75
menggambarkan kemampuan tingginya dalam memperoleh keuntungan
perusahaan.12
Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas yaitu hasil
pengembalian atas aset atau disebut dengan Return On Assets merupakan
rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam
menciptakan laba bersih.13 Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan
membagi laba bersih terhadap total aset. Return On Assets menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan.14
Dengan demikian, bahwa profitabilitas ialah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dengan
memanfaatkan sumber daya perusahaan yang dapat mengukur efisiensi
dan efektivitas kinerja perusahaan. profitabilitas sering digunakan investor
dapat mengukur kinerja suatu perusahaan. kinerja yang baik akan
ditunjukan pada keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba
perusahaan serta dapat menyampaikan laporan keuangan dengan tepat
waktu.
12Irham Fahmi, Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Edisi Pertama
(Jakarta: Mitra Wacana 2014), hlm.81 13Aryanti dan Mawardi (2016), “Pengaruh ROA, ROE, NPM dan CR Terhadap Retun
Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di JII” Jurnal. Vol.2 14Dinnul Alfian Akbar, Rika Lidyah, Mismiwati dan Fernando Africano (2017),
“Pengujian Kausalitas NPF, FDR, BOPO, CAR, Inflasi, dan Nilai Tukar Terhadap Return On Asset
Bank Umum Syariah”, Jurnal, Palembang: STMIK,Politeknik PalComTech.
b. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Menurut Hanafi dan Halim (2016) 15, ada tiga rasio yang sering
dibicarakan, yaitu:
1. Profit Margin
Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa
dilihat secara langsung pada analisis common size untuk laporan laba
rugi. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu.
2. Return On Assets
Return On Assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu.
3. Return On Equity
Return On Equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
c. Pengukuran Rasio Profitabilitas
Pada penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return On Asset
(ROA), karena semakin tinggi rasio ini semakin baik produktivitas aset
dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan
meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya
15Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kelima
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN 2016), hlm.81-82
tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati oleh
investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga
akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar
modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan.16 Dengan Rumus:
Profitabilitas = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aset
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama, Tahun
dan Sumber
Penelitian
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Diana Savitri
(2019),
Jurnal
Nominal,
Vol.VIII, No.2
Pengaruh
Leverage
Terhadap
Manajemen
Laba Dengan
Corporate
Governance
Sebagai
Variabel
Pemoderasi
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Sektor Aneka
Industri Yang
Terdaftar Di
Independen:
Leverage
Dependen:
Manajemen
Laba
Moderasi:
Good
Corporate
Governance
Leverage
berpengaruh negatif
terhadap Manajemen
Laba, Dewan
Komisaris
Independen,
Kepemilikan
Institusional dan
Kualitas Editor tidak
berpengaruh
terhadap hubungan
Leverage dengan
Manajemen Laba
16Lidia Desiana dan Fernando Africano, “Analisis Laporan Keuangan”, (Noer Fikri,
Palembang: CV Amanah, 2017), hlm.216
BEI Periode
2013-2016
2 Putu Nita
Mintria Dewi,
dkk (2019),
Jurnal Program
Studi
Akuntansi,
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis,
Universitas
Mahasaraswati
Denpasar
Pengaruh
Good
Corporate
Governance
dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Manajemen
Laba Pada
Perusahaan
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Tahun 2015-
2018
Independen:
Good
Corporate
Governance
dan Ukuran
Perusahaan
Dependen:
Manajemen
Laba
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional, Ukuran
Perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap Manajemen
Laba. Komisaris
Independen dan
Komite Audit
berpengaruh negatif
terhadap Manajemen
Laba
3 Debby Ayu
Puspita (2018),
Jurnal Ilmu
Manajemen,
Jurusan
Manajemen
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Negeri
Surabaya,
Vol.6, No.1
Pengaruh
Perputaran
Modal Kerja,
Ukuran
Perusahaan,
Leverage, dan
Likuiditas
Terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Animal Feed
Di BEI Periode
2012-2015
Independen:
Perputaran
Modal Kerja,
Ukuran
Perusahaan,
Leverage, dan
Likuiditas
Dependen:
Profitabilitas
Perputaran Modal
Kerja dan Likuiditas
berpengaruh positif
terhadap
Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap
Profitabilitas,
Leverage tidak
berpengaruh
terhadap
Profitabilitas
4 Ni Wayan Tia
Deviyanti, I
Putu Sudana
(2018),
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana,
Vol.23.2
Pengaruh
Bonus, Ukuran
Perusahaan,
dan Leverage
pada
Manajemen
Laba
Independen:
Bonus, Ukuran
Perusahaan,
dan Leverage
Dependen:
Manajemen
Laba
Bonus tidak
berpengaruh pada
Manajemen Laba,
Ukuran Perusahaan
berpengaruh negatif
pada Manajemen
Laba, Leverage
berpengaruh positif
pada Manajemen
Laba
5 Yofi Prima
Agustia, Elly
Suryani
(2018),
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Umur
Independen:
Ukuran
Perusahaan,
Secara Simultan
Ukuran Perusahaan,
Umur Perusahaan,
Leverage dan
Jurnal Aset
(Akuntansi
Riset), 10(1)
Perusahaan,
Leverage dan
Profitabilitas
Terhadap
Manajemen
Laba (Studi
Pada
Perusahaan
Pertambangan
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Umur
Perusahaan,
Leverage dan
Profitabilitas
Dependen:
Manajemen
Laba
Profitabilitas
berpengaruh
signifikan terhadap
Manajemen Laba,
secara parsial
Ukuran Perusahaan
dan Profitabilitas
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Manajemen Laba,
Umur Perusahaan
dan Leverage
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Manajemen
Laba
6 Dendi
Purnama
(2017),
Jurnal JRKA
Vol.3, Isue.1
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage,
Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
Institusional
dan
Kepemilikan
Manajerial
Terhadap
Manajemen
Laba
Independen:
Profitabilitas,
Leverage,
Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
Institusional
dan
Kepemilikan
Manajerial
Dependen:
Manajemen
Laba
Profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap Manajemen
Laba, Leverage dan
Kepemilikan
Institusional tidak
berpengaruh
terhadap Manajemen
Laba, Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
Manajerial
berpengaruh negatif
terhadap Manajemen
Laba
7 Dwi Fuzie
Lestari, dkk
(2017),
Jurnal Fakultas
Ekonomi
Universitas
Maritim Raja
Ali Haji
(UMRAH)
Pengaruh
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
(CSR), Ukuran
Perusahaan,
Struktur
Modal, dan
Struktur
Kepemilikan
Terhadap
Profitabilitas
Pada
Independen:
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
(CSR), Ukuran
Perusahaan,
Struktur
Modal, dan
Struktur
Kepemilikan
Pengungkapan CSR
dan Kepemlikan
Institusional tidak
berpengaruh
terhadap ROA,
Ukuran Perusahaan
dan Struktur Modal
berpengaruh
terhadap ROA.
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
(CSR), Ukuran
Perusahaan
Manufaktur
Yang
Berkategorikan
High Profile
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2013-
2015
Dependen:
Profitabilitas
Perusahaan, Struktur
Modal, dan
Kepemilikan
Institusional
berpengaruh
terhadap ROA
8 Dewa Gede
Yudha
Dananjaya,
Putu Agus
Ardiana
(2016),
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana,
Vol.15.2
Proporsi
Dewan
Komisaris
Independen
Sebagai
Pemoderasi
Pengaruh
Kepemilikan
Institusional
Pada
Manajemen
Laba
Independen:
Kepemilikan
Institusional
Dependen:
Manajemen
Laba
Moderasi:
Proporsi
Dewan
Komisaris
Independen
Kepemilikan
Institusional
berpengaruh positif
terhadap Manajemen
Laba, Proporsi Dewa
Komisaris
Independen mampu
memoderasi
(melemahkan)
pengaruh positif
Kepemilikan
Institusional pada
Manajemen Laba
9 Dian Masita
Dewi (2016),
Jurnal Bisnis
dan Ekonomi,
Vol.23, No.1
Pengaruh
Likuiditas,
Leverage,
Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Kebijakan
Dividen Tunai
Dengan
Profitabilitas
Sebagai
Variabel
Intervening
Independen:
Likuiditas,
Leverage,
Ukuran
Perusahaan
Dependen:
Kebijakan
Dividen Tunai
Intervening:
Profitabilitas
Likuiditas tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas,
Leverage dan
Ukuran Perusahaan
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
Profitabilitas.
Profitabilitas,
likuiditas, Leverage
dan Ukuran
Perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap Kebijakan
Dividen Tunai.
Profitabilitas tidak
mampu menjadi
variabel intervening
untuk menjembatani
Likuiditas, Leverage,
dan Ukuran
Perusahaan dengan
Kebijakan Dividen
Tunai
10 Helfina
Rimardhani,
dkk (2016),
Jurnal
Administrasi
Bisnis, Vol.31,
No.1
Pengaruh
Mekanisme
Good
Corporate
Governance
Terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
(Studi Pada
Perusahaan
BUMN Yang
Terdaftar Di
BEI Tahun
2012-2014)
Independen:
Mekanisme
Good
Corporate
Governance
Dependen:
Profitabilitas
Kepemilikan
Institusional
berpengaruh positif
signifikan terhadap
ROA, Dewan
Komisaris
Independen
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
ROA, Dewan
Direksi dan Komite
Audit tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA. Dan secara
Simultan
Kepemilikan
Institusional, Dewan
Komisaris
Independen, Dewan
Direksi dan Komite
Audit berpengaruh
signifikan terhadap
Profitabilitas
11 I Gusti Bagus
Angga
Prataman, I
Gusti Bagus
Wiksuana
(2016),
E-Junal
Manajemen
Unud, Vol.5,
No.2
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
dan Leverage
terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Profitabilitas
sebagai
Independen:
Ukuran
Perusahaan
dan Leverage
Dependen:
Nilai
Perusahaan
Mediasi:
Ukuran Perusahaan,
Leverage dan
Profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Nilai Perusahaan.
Ukuran Perusahaan
dan Leverage
berpengaruh posititf
signifikan terhadap
variabel
mediasi
Profitabilitas Profitabilitas.
Profitabilitas tidak
mampu memediasi
pengaruh Ukuran
Perusahaan dan
Leverage terhadap
Nilai Perusahaan
12 Ni Luh
Floriani Ria
Dimarcia,
Komang Ayu
Krisnadewi
(2016),
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana,
Vol.15.3
Pengaruh
Diversifkasi
Operasi,
Leverage,
Kepemilikan
Manjerial Pada
Manajemen
Laba
Independen:
Diversifkasi
Operasi,
Leverage,
Kepemilikan
Manjerial
Dependen:
Manajemen
Laba
Diversifikasi
Operasi, Leverage
tidak berpengaruh
pada Manajemen
Laba, dan
Kepemilikan
Manajerial
berpengaruh negatif
pada Manajemen
Laba
13 Ni Putu Linda
Ayu Utari,
Maria M.
Ratna Sari
(2016),
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana,
Vol.15.3
Pengaruh
Asimetri
Informasi,
Leverage,
Kepemilikan
Institusional
Pada
Manajemen
Laba
Independen:
Asimetri
Informasi,
Leverage,
Kepemilikan
Institusional
Dependen:
Manajemen
Laba
Asimetri dan
Leverage
berpengaruh positif
pada Manajemen
Laba, Kepemilikan
Manajerial dan
Kepemilikan
Institusional
berpengaruh negatif
pada Manajemen
Laba
14 A.A. Wela
Yulia Putra,
Ide Bagus
Badjra (2015),
E-Jurnal
Manajemen
Unud, Vol.4,
No.7
Pengaruh
Leverage,
Pertumbuhan
Penjualan dan
Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Profitabilitas
Independen:
Leverage,
Pertumbuhan
Penjualan dan
Ukuran
Perusahaan
Dependen:
Profitabilitas
Leverage
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap
Profitabilitas,
Pertumbuhan
Penjualan dan
Ukuran Perusahaan
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap
Profitabilitas
15 Wildarman,
dkk (2015),
Pengaruh
Profitabilitas,
Independen: Profitabilitas dan
Leverage
Jurnal Jurusan
Akuntansi
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Bung Hatta
Leverage, dan
Asimetri
Informasi
Terhadap
Manajemen
Laba
Profitabilitas,
Leverage, dan
Asimetri
Informasi
Dependen:
Manajemen
Laba
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap Tindakan
Manajemen Laba,
Asimetri Informasi
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
Tindakan
Manajemen Laba
Sumber: Data yang telah di olah, 2020
C. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan penjelasan yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian, kejadian atau peristiwa yang sudah atau akan terjadi. Hipotesis
disebut sebagai dugaan atau jawaban sementara yang mana keberadaanya masih
harus di uji secara empiris yang hasilnya bisa diterima atau ditolak. Berdasarkan
deskripsi teoritis, kerangka berfikir dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang
relevan di atas maka dapat di tarik hipotesis penelitian yang telah di rumusakan
sebagai berikut:
1. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas
Berdasrkan teori Agensi, leverage adalah cerminan dari besae atau
kecilnya jumlah pemakaian hutang oleh perusahaan yang digunakan untuk
membiayai aktivitas operasionalnya. Financial leverage dianggap
mengguntungkan jika laba yang diperoleh lebih besar dari beban tetap yang
timbul akibat penggunaan hutang tersebut. Menurut Febria (2013) penggunaan
hutang dalam bentuk investasi yang digunakan untuk mendanai aktiva
perusahaan diharpkan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dari pada
hanya dengan menggunakan modal sendiri yang jumlahnya lebih terbatas.
Apabila aktiva perusahaan yang dikelola dengan baik dan maksimal maka laba
yang akan didapat menjadi maksimal pula. Hal tersebut dikarenakan aktiva
perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan
yang diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas. Berdasarkan uraian
tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Leverage berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Profitabilitas
Berdasrkan teori Agensi, Kepemilikan institusional memiliki peran
penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi diantara
pemegang saham dengan manajer. Kepemilikan institusional memiliki arti
penting dalam memonitor manajemen, karena dengan adanya kepemilikan
institusional dapat mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.
Proporsi kepemilikan institusional yang besar dapat meningkatkan usaha
pengawasan oleh pihak institusi. Sehingga dapat meningkatkan profitabilitas.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap
Profitabilitas
3. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba
Berdasrkan teori Agensi, Leverage dapat menjadi tolak ukur mengenai
manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi berarti memiliki liabilitas yang lebih besar jika
dibandingkan dengan aset yang dimiliki, hal ini mengakibatkan rasio dan
tekanan yang besar pada perusahaan. Watss dan Zimmerman (dalam
Lupitasari, 2012) menyatakan bahwa manajer di perusahaan yang berutang
kemungkinan meningkatkan laba yang dilaporkan untuk meningkatkan daya
tawar perusahaan dalam negoisasi utang, mengurangi kekhawatiran kreditur
dan untuk mendapat kelonggaran batas kredit. Shanti dan Yudhanti (2007) ,
Tarjo (2008) dan Chien et al. (2009) menemukan bahwa perusahaan yang
memiliki financial leverage tinggi akibat besarnya liabilitas dibandingkan aset
yang dimiliki perusahaan. diduga melakukan manajemen laba karena
perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban
membayar liabilitas pada waktunya. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba
4. Pengaruh Kepemilikan Institusonal terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan teori keagenan investor institusional merupakan
pemegang saham yang memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan karena
kepemilikan sahamnya yang besar. Dalam hubungannya dengan fungsi
monitor, investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk mmonitor
tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual. Kepemilikan
institusional dapat berperan sebagai salah satu mekanisme corporate
governance dalam mengurangi praktik manajemenn laba. Investor institusional
diasumsikan sebagai investor yang berpengalaman dan dapat melakukan
analisa yang lebih baik sehingga tidak mudah diperdaa oleh manipulasi
manajemen, oleh karena itu manajer akan menghindari tindakan manajemen
laba yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Berdasarkan uraian tersebut maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap
Manajemen Laba
5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba
Berdasrkan teori Agensi, salah satu tujuan perusahaan adalah untuk
memperoleh laba (profit). Biasanya manajer akan melakukan apa saja agar
perusahaan yang dikelolanya mendapatkan laba sekaligus untuk menarik minat
investor. Karena setiap investor tentunya lebih menyukai berinvestasi pada
perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi. Dengan harapan bahwa
perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan menghasilkan return yang
tinggi pula. Profitabilitas dapat dikatakan sebagai rasio yang menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan aset
tertentu. Karena semakin banyak aset yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi
tingkat laba yang diperoleh. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba
6. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas
sebagai variabel intervening
Berdasrkan teori Agensi, Leverage sebagai salah satu usaha dalam
peningkatan laba perusahaan, dapat menjadi tolak ukur dalam melihat perilaku
manajer dalam hal manajemen laba. Perusahaan yang mengunakan sumber
dana dari hutang harus mempertimbangkan kemampuannya untuk melunasi
kewajiban tetapnya. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk menentukan
struktur modal (leverage) yang optimal bagi perusahaan yang dipercaya dapat
meningkatkan manajemen laba dan juga laba yang akan di dapatkan para
pemegang saham. Penelitian ini memprediksikan bahwa profitabilitas
memperkuat hubungan antara Leveage terhadap Manajemen Laba.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Profitabilitas memediasi Pengaruh Leverage terhadap
Manajemen Laba
7. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba dengan
Profitabilitas sebagai variabel intervening
Berdasarkan teori Agency, Pemilik saham institusional merupakan
pemegang saham mayoritas mengharapkan posisi manajer mampu
meminimalisir manajemen laba, sebab apabila pemegang saham institusional
selaku pemilik mayoritas saham menginginkan manajer melaksanakan
perekayasaan profit guna keuntungan pemilik saham. Dengan demikian,
kepemilikan institusional yang dipercaya dapat meningkatkan manajemen laba
dan juga laba yang akan di dapatkan para pemegang saham. Penelitian ini
memprediksikan bahwa profitabilitas memperkuat hubungan antara
Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H7 : Profitabilitas memediasi Pengaruh Kepemilikan Institusional
tethadap Manajemen Laba
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan antara Leverage dan
kepemilikan institusional terhadap manajemen laba dengan profitabilitas sebagai
variabel intervening adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
H3
H1 H6
H5
H2 H7
H4
Sumber: Dikembangkan dalam penelitian ini, 2020
E. Hipotesis
Dari teori dan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang diajukan
peneliti sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Hipotesis 1 : Leverage berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
Hipotesis 2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap
Profitabilitas
Hipotesis 3 : Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba
Leverage (X1)
((
Manajemen
Laba (Y) Profitabilitas (M)
Kepemilikan
Institusional (X2)
Hipotesis 4 : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap Manajemen
Laba
Hipotesis 5 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba
Hipotesis 6 : Profitabilitas memediasi Pengaruh Leverage terhadap Manajemen
Laba
Hipotesis 7 : Profitabilitas memediasi Pengaruh Kepemilikan Institusional
terhadap Manajemen Laba