BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

48
21 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Grand Theory 2.1.1. Teori Keynes John Maynard Keynes merupakan ekonom inggris yang gagasnnya mengubah teori dan praktik ekonomi makro serta kebijakan ekonomi dunia. Ia melanjutkan dan memperbaiki teori sebelumnya yang menjelaskan penyebab terjadinya siklus bisnis.. 23 Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya. Teori ini menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori Keynes yaitu “inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya”. Proses inflasi menurut pandangan ini yaitu proses dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia dan akan timbulnya inflationary gap. Inflationary gap muncul karena golongan-golongan masyarakat tersebut berhasil menerjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif akan barang- barang. Dengan kata lain mereka berhasil memperoleh dana untuk 23 www.Wikipedia.org.Diakses pada tgl 17 maret 2020.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

21

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Grand Theory

2.1.1. Teori Keynes

John Maynard Keynes merupakan ekonom inggris yang

gagasnnya mengubah teori dan praktik ekonomi makro serta

kebijakan ekonomi dunia. Ia melanjutkan dan memperbaiki teori

sebelumnya yang menjelaskan penyebab terjadinya siklus bisnis..23

Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya.

Teori ini menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori Keynes

yaitu “inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar

batas kemampuan ekonominya”. Proses inflasi menurut pandangan

ini yaitu proses dimana permintaan masyarakat akan barang-barang

selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia dan akan

timbulnya inflationary gap. Inflationary gap muncul karena

golongan-golongan masyarakat tersebut berhasil menerjemahkan

aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif akan barang-

barang. Dengan kata lain mereka berhasil memperoleh dana untuk

23

www.Wikipedia.org.Diakses pada tgl 17 maret 2020.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

22

mengubah aspirasinya menjadi rencana pembelian barang-barang

yang didukung dengan dana ketika inflationary gap tetap ada maka

selama itu proses inflasi terjadi dan berkelanjutan.24

Teori inflasi menurut pandangan ekonomi islam menurut

Al- Marqizi, menyatakan bahwa inflasi peristiwa inflasi adalah

sebuah fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat pada

zaman dahulu , kini, hingga masa mendatang. Inflasi menurutnya

terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan

berlangsung terus-menerus. Pada saat ini, persediaan barang dan

jasa mengalami kelangkaan dan konsumen, karena sangat

membutuhkannya, harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk

sejumlah barang dan jasa yang sama. Al-Marqizi membahas

problematika inflasi secara lebih detail ia mengklasifikasikan

inflasi berdasarkan faktor penyebabnya kedalam dua hal yakni

inflasi disebabkan oleh faktor alamiah seperti terjadinya bencana

alam. dan inflasi akibat kesalahan manusia seperti korupsi dan

24

Aang Curatman,”Teori Ekonomi Makro (Yogyakarta, Swagati Press,

2010), hlm 90.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

23

administrasi yang buruk, pajak yang berlebihan dan peningkatan

sirkulasi mata uang.25

2.1.2. Teori Sinyal

Teori sinyal ( Signalling Theory) merupakan salah satu

teori pilar dalam memahami manajemen keuangan. Secara umum

sinyal diartikan sebagai isyarat yang dilakukan oleh perusahaan

kepada investor. Teori sinyal dicetuskan pertama kali oleh

Michael Spence tahun 197326

. Implikasi teori sinyal (signalling

theory) ini adalah didasarkan bagaimana seharusnya sebuah bank

syariah memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan,

sehingga pihak bank syariah terpacu untuk mengelola aset yang

dimilikinya secara efisien. Semakin efisien pengelolaan aset suatu

bank syariah, berarti sumber daya yang sedikit mampu dikelola

dengan baik, sehingga mampu menghasilkan manfaat dan

keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini secara otomatis akan

mengurangi modal bank syariah, namun akan meningkatkan laba

yang disebabkan karena bank syariah mampu mengelola asetnya

25

Syarifah Siregar,” Teori Inflasi Menurut Al- Maqrizi”( Jurnal Mudharabah,

Vol,2, No.1, 2019), hlm. 5 26

Fenty Fauziah, Kesahatan Bank, Kebijakan Deviden, dan Nilai Perusahaan

Teori dan Kajian Empiris ( Samarinda, RV Pustaka Horizon, 2017)hlm.11

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

24

secara efisien dan semakin besar Return on Assets (ROA) yang

akan diperoleh.27

Menurut Sari dan Zuhrotun teori signal menjelaskan

mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

informasi laporan keuangan yang dijelaskan dengan rasio

keuangan kepada pihak eksternal, dorongan tersebut timbul karena

adanya informasi asimetris antara perusahaan dengan pihak luar,

dimana manajemen mengetahui informasi internal perusahaan yang

relatif lebih banyak dan cepat dibandingkan pihak luar seperti

investor dan kreditor. Bank umum syariah dapat meningkatkan

kinerja perusahaan dengan mengurangi informasi asimetris, salah

satu caranya adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar

berupa informasi keuangan, yang tercermin dalam rasio keuangan

yang dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi ketidakpastian

mengenai prospek perusahaan pada masa yang akan datang.

Laporan tentang kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan

kinerja bank umum syariah yang dapat diukur dengan tingkat

27

Maulia Azhari. 2019. Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR

terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2013-2017. Skripsi

Universitas Sumatera Utara, hlm. 16.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

25

profitabilitasnya. 28

Kinerja yang baik tercermin didalam laporan

keuangan merupakan sinyal atau tanda bahwa bank syariah

tersebut telah beroperasi dengan baik. Sinyal yang baik akan

ditanggapi dengan baik pula oleh pihak luar, karena respon pasar

sangat tergantung pada sinyal fundamental yang dikeluarkan oleh

bank syariah. Dengan demikian, bank syariah harus terus

memberikan sinyal positif kepada para nasabah dan masyarakat,

agar keyakinan penuh dan jaminan keamanan terkait dana yang

telah disimpan pada bank syariah yang bersangkutan dapat

diperoleh oleh nasabah. Selain itu, memberikan kerja nyata untuk

membuktikan bahwa bank syariah tersebut lebih unggul dari

pesaingnya, serta agar lebih dikenal oleh masyarakat luas

merupakan salah satu bentuk sinyal positif yang dapat dilakukan

oleh bank syariah.29

Teori sinyal dalam pandangan perspektif ekonomi islam

yaitu dalam garis besar teori sinyal berkaitan dengan ketersedian

informasi. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil

28

Muhammad Yusuf , “ Dampak Indikator Rasio Keuangan Terhadap

Proiftabilitas Bank Umum Syariah di Indoenesia” ( Jurnal Keuangan dan Perbankan ,

Vol.13, No.2 Juni 2017 ) hlm 2. 29

Triyani.2018. Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Office

Channeling terhadap Profitabilitas Unit Usaha Syariah Periode 2015-2017. Skripsi

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, hlm. 19.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

26

keputusan bagi para investor, laporan keuangan merupakan bagian

terpenting dari suatu perusahaan. Dalam ekonomi islam laporan

keuangan merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban yang

didasarkan pada empat hal, yaitu: pertama: prinsip tauhid, yaitu

dimana kita menyakini kekuasaan Allah SWT dalam mengatur

segala sesuatunya termasuk perolehan rezeki. Yang kedua prinsip

keadilan dan keseimbangan yaitu kegiatan ekonomi haruslah dalam

koridor keadilan dan keseimbangan. Yang ketiga adalah kebebasan

yang bearti bahwa manusia memiliki kebebasan untuk

melaksanakan berbagai aktivitas sepanjang tidak ada ketentuan

Allah SWT yang melarangnya. Selanjutnya yang ke empat adalah

pertanggung jawaban bahwa manusia harus memikul seluruh

pertanggung jawaban atas segala keputusan yang telah diambilnya.

Jenis laporan keuangan inilah yang sangat penting bagi pihak

pengguna dalam memperoleh informasi mengenai perusahaan

tersebut.30

30

Windari, “Laporan Akuntansi Islam Bukan Sekedar Pertanggungjawaban

Sosial”( At- Tijaroh Vol, 2, No.1, 2016) hlm3

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

27

2.2. Bank Umum Syariah

2.2.1. Definisi Bank Umum Syariah

Bank syariah terdiri dari dua kata, yaitu bank dan

syaria‟ah. Kata bank bermakna suatu lembaga keuangan yang

berfungsi sebagai perantara suatu lembaga keuangan yang

berfungsi sebagai perantara keuangan dari kedua belah pihak yaitu

pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kata

syari‟a dalam versi bank syari‟ah adalah aturan perjanjian

berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank bank dan pihak lain

untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiataan usaha dan

kegiaatan lainnya sesuai hukum islam.31

Bank dapat didefiniskan sebagai suatu badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak. Sesuai dengan Undang-Undang No. 21

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank

yang menjalankan kegiataan usahanya berdasarkan prinsip syariah

31

Lidia Desiana, dan Aryanti,”Manajemen Keuangan Bank Syariah”

(Palembang, NoerFikri,2017) hlm.34.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

28

dan menurut jenisnya terdiri atas bank Umum Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah.32

Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang menjalankan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, BUS

merupakan badan usaha yang setara dengan bank umum

konvensional dengan bentuk hukum perseroan terbatas, perusahaan

daerah, koperasi, seperti halnya bank umum konvensional, BUS

dapat berusaha sebagai bank devisa dan non devisa.33

Unit Usaha

Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank umum

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor

cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur organisasi

UUS berada satu tingkat dibawah direksi bank umum konvensional

yang bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan

non devisa.34

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah

bank yang melaksanakan kegiaatan usaha berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiataannya tidak memberikan jasa dalam lalu

32

Ikatan Bankir Indonesia (IBI) dengan Lembaga Sertifkasi Profesi Perbankan

(LSPP), “Mengelola Bank Syariah” (Jakarta, PT Gramedia 2014) hlm 2. 33

Muhammad Ridwan Basalamah,dan Mohammad Rizal,”Perbankan

Syariah”, (Malang, Jatim, Empatdua Media, 2018) , hlm 17-18 34

Ibid, hlm 20

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

29

lintas pembayaran. BPRS merupakan badan usaha yang setara

dengan bank perkreditan rakyat konvensional dengan bentuk

hukum perseroan terbatas, perusahaan daerah, atau koperasi.35

2.2.2. Tujuan Bank Umum Syariah

Menurut Edy Wibowo tujuan bank syariah memiliki tujuan

yang lebih luas dibandingkan dengan bank konvensional, dengan

keberadaannya sebagai institusi komersial dan kewajiban moral

yang disandangnya. Selain bertujuan meraih keuntungan

sebagaimana layaknya bank konvensional pada umumnya, bank

syariah juga bertujuan sebagai berikut:

1. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana

meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Pengumpulan modal dari masyarakat dan pemanfaatannya

kepada masyarakat diharapkan dapat mengurangi kesenjangan

sosial guna tercipta peningkatan pembangunan nasional yang

semakin mantap. Metode bagi hasil akan membantu orang yang

lemah permodalannya untuk bergabung dengan bank syariah

untuk mengembangkan usahanya. Metode bagi hasil ini akan

35

Ibid, hlm 23

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

30

memunculkan usaha-usaha baru dengan dan pengembangan

usaha yang telah ada sehingga dapat mengurangi pengangguran.

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat banyak dalam proses

pembangunan karena keengganan sebagian masyarakat untuk

berhubungan dengan bank yang disebabkan oleh sikap

menghindari bunga telah terjawab oleh bank syariah. Metode

perbankan yang efisien dan adil akan menggalakan usaha

ekonomi kerakyatan.

3. Membentuk masyarakat agar berpikir secara ekonomis dan

berperilaku bisnis untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

4. Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat

beroperasi, tumbuh, dan berkembang melalui bank-bank dengan

metode lain,36

Bank syariah merupakan bank yang berasaskan, antara

lain pada asas kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal,

serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip

syariah. Menurut Muhammad Kegiataan bank konvensional

merupakan implementasi dari prinsip ekonomi islam dengan

karakteristik, sebagai berikut:

36

Ibid, hlm 5-6.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

31

1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya;

2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang;

3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas;

4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat

spekulatif:

5. Tidak diperkanakan dua harga untuk satu barang, dan

6. Tidak diperkenakan dua transaksi dalam satu akad

Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila

telah memenuhi seluruh syarat berikut ini:

1. Transaksi tidak menganddung unsur kedzhaliman

2. Bukan riba

3. Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain:

4. Tidak ada penipuan (gharar)

5. Tidak mengandung materi-materi yang diharamkan; dan

6. Tidak mengandung unsur judi (maisyir)

Jadi dalam operasional bank syariah perlu

memperhatikan hal-hal yang memang telah diatur oleh syariat

atau ajaran islam yang berkaitan dengan harta, uang, jual beli,

dan transaksi ekonomi lainnya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

32

2.2.3. Fungsi Bank Umum Syariah

1. Bank syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi

menghimpun daan menyalurkan dana masyarakat.

2. Bank syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial

dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana

yang berasal dari zakat , infak, sedekah, hibah, atau dana

sosial lainnya dan menyalurkan kepada organisasi pengelola

zakat.

3. Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang

berasal dari wakaf uang dan menyalurkan kepada pengelola

wakaf sesuai dengan kehendak pemberi wakaf.37

2.3.4.Kegiataan Usaha Bank Syariah

Adapun kegiatan usaha Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah adalah sebagai berikut:

1. Penghimpunan Dana

Dalam penghimpunan dana BUS dan UUS melakukan

mobilisasi dan investasi tabungan dengan cara yang adil.

Mobilisasi dana sangat penting karena islam mengutuk

penumpukan dan penimbunan harta dan mendorong

37

www.ojk.co.id

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

33

penggunaannya secara produktif dalam rangka mencapai tujuan

ekonomi dan sosial. Sumber dana bank syariah berasal dari

modal inti dan hasil mobilisasi kegiatan penghimpunan dana.

A. Modal inti

Modal inti yaitu modal sendiri, merupakan dana yang

berasal dari pemegang saham bank syariah sebagai pemilik

bank. Modal inti terbagi 3,yaitu:

1. Modal yang disetor oleh para pemegang saham. Sumber ini

timbul apabila pemilik memberikan uangnya pada bank

melalui pembelian saham, dan penambahan danan

berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan

mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru. Setiap

tahun pemilik saham akan mendapatkan bagi hasil usaha

dalam bentuk deviden.

2. Cadangan yaitu sebagian laba yang tidak dibagi, disisihkan

untuk menutup timbulnya resiko kerugian di kemudian hari.

3. Laba ditahan merupakan sebgian laba yang seharusnya

dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh

pemegang saham sendiri melalui RUPS diputuskan untuk

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

34

ditanam kembali sebagai cara untuk menambah dana

modal.

B. Simpanan dan Investasi

Simpanan merupakan dana yang dipercayakan oleh

nasabah kepada bank syariah atau unit usaha syariah

berdasarkan akad wadi‟ah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro,

tabungan atau bentuk lainnya yang disamakan dengan itu.

Sedangkan investasi adalah dana yang dipercayakan oleh

nasabah kepada bank syariah atau unit usaha syariah

berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk seperti

deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang disamakan

dengan itu.38

2. Penyaluran Dana

Dalam penyaluran dana kepada nasabah, secara garis

besar produk pembiayaan syariah terdapat 6 kategori yang

dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya:

38

Andri Soemitra,” Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”,(Jakarta,

Kecana,2009)

hlm69-70

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

35

1. Pembiayaan Berdasarkan pola jual beli dengan Akad

Murabahah, Salam, atau Istishna‟

a. Akad Mudharabah

Akad mudharabah merupakan akad pembiaayan suatu

barang dengan menegaskan harga belinya kepada

pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang

lebih sesuai keuntungan.

b. Akad Salam

Akad salam yaitu akad pembiayaan suatu barang dengan

cara pemesanan dan pembayaran harga dilakukan

terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang telah

disepakati.

c. Akad Istishna‟

Akad istishna merupakan akad pembiayaan barang

dalam bentuk pemesanan barang tertentu dengan kriteria

dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan

atau pembeli dan penjual atau pembuat.

2. Pembiayaan Bagi Hasil Berdasarkan Akad Mudharabah

atau Musyarakah

a. Akad Mudharabah

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

36

Akad mudharabah yaitu akad kerja sama suatu usaha

antara pihak pertama (shahibul mal, atau bank syariah)

yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua

(mudharib atau nasabah) yang bertindak selaku

pengelola dana dengan keuntungan sesuai dengan

kesepakatan dan kerugian ditanggung sepenuhnya pihak

bank syariah, kecuali jika pihak kedua melakukan

kelalaian, kesalahan yang di sengaja, atau menyalahi

perjanjian.

b. Akad Musyarkah

Akad musyarakah merupakan akad kerja sama kedua

belah pihak dimana kedua belah pihak sama-sama

memberikan porsi dananya dengan ketentuan bahwa

keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan dan

kerugian ditanggung bersama sesuai dengan porsi dana

masing-masing.

3. Pembiayaan Berdasarkan Akad Qardh

Akad qard merupakan akadd pinjaman dana kepada

nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

37

mengembalikan pokok pinjaman yang diterimanyaa pada

waktu yang telah disepakati.

4. Pembiayaan Penyewaan Barang Bergerak atau Tidak

bergerak kepada Nasabah berdasarkan akad Ijarah atau

sewa beli dalam bentuk ijarah Muntahiya Bittamlik.

a. Akad Ijarah

Akad ijarah merupakan akad penyediaan dana dalam

rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu

barang ataupun jasa berdasarkan sewa, tanpa diikuti

dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

b. Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik

Akad iajarah Muntahiya Bittamlik merupakan akad

penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna

atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan

transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan

barang.

5. Pengambil Alihan Utang Berdasarkan Akad Hawalah

Akad hawalah adalah akad pengalihan utang dari pihak

yang berutang kepada [pihak lain yang wajib menanggung

atau membayarnya.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

38

6. Pembiayaan Multi Jasa

Pembiayaan multijasa adalah pembiayaan yang

diberikan bank syariah dalam bentuk sewa-menyewa jasa

dalam bentuk ijarah dan kafalah. 39

3. Jasa Keuangan Perbankan

Selain perbankan melakukan kegiatan penghimpunan

dan penyaluran dana, bank syariah juga menawarkan jasa

keuangan perbankan antara lain:

1. Letter Of Credit (L/C) Impor Syariah

Letter Of Credit merupakan surat pernyataan akan

membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh bank atas

permintaan importir dengan pemenuhan persyaratan

tertentu.

2. Bank Garansi Syariah

Bank garansi merupakan jaminan yang diberikan oleh bank

kepada pihak ketiga terima jaminan atas pemenuhan

kewaajiban tertentu nasabah selaku pihak yang dijamin

kepada pihak yang dimaksud.

39

Ibid, hlm 74-81

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

39

3. Penukaran Valuta Asing

Penukaran valuta asing adalah jasa yang diberikan bank

syariah untuk membeli atau menjual valuta asing yang

sama maupun berbeda, yang hendaak ditukarkan atau

dikehendaki oleh nasabah.40

2.3. Inflasi

2.3.1. Definisi Inflasi

Menurut Rahardja dan Manurung mengatakan inflasi

yaitu gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat

umum dan terus-menerus. Sedangkan menurut sukirno,

inflasi merupakan kenaikan dalam harga barang dan jasa

yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar

dibandingkan dengan penawaran barang dipasar41

. Menurut

Sumarlin suatu keadaan dimana harga-harga akan suatu

barang akan mengalami kenaikan dalam kurun waktu

tertentu dalam suatu wilayah perekonomian. Sedangkan

menurut Sukirno kenaikan dalam harga-harga inflasi terjadi

dari periode ke periode selanjutnya dan angka kenaikan

40

Ibid, hlm 82-84 41

Nurul Huda et al,”Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis,”(Jakarta,

Kencana,2008) hlm 175.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

40

tersebut berbeda antara wilayah satu dengan lainnya.

Kenaikan harga barang dalam inflasi terjadi pada semua

barang yang telah ditentukan, bukan hanya terjadi pada satu

atau dua barang saja, jadi jika kenaikan hanya terjadi pada

satu atau dua barang saja maka tidak disebut inflasi.42

Inflasi adalah peningkatan harga barang secara

keseluruhan dan konsisten. Tingkat inflasi berbeda dari satu

periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu

negara lainnya. Pada suatu periode tingkat inflasi bisa

rendah, dan bisa pula tinggi atau bahkan sangat tinggi (bisa

mencapai beberapa ratus atau beberapa ribu dalam setahun).

Tingkat inflasi yang sangat tinggi disebut hyperinflations.

Inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu,

masyarakat, dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan.

Salah satu dari akibat inflasi adalah menurunkan tingkat

kesejahteraan masyarakat. Pekerja yang memiliki tingkat

upah tetap akan menurun taraf hidupnya jika terjadi inflasi.

Jika tidak diturunkan, inflasi akan memperburuk

42

Misbahul Munir,”Analisis Pengaruh CAR,NPF,FDR, dan Inflasi terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia”. Journal Of Islamic Economic,

Finance, and Banking, Vol.1, No.1&2, 2018,hlm 92

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

41

pembangunan ekonomi jangka panjang. Inflasi cenderung

mengurangi tingkat konsumsi, mengurangi produktivitas,

mengurangi ekspor dan meningkatkan impor. Sehingga

inflasi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Oleh

karena itu, penurunan inflasi merupakan tujuan utama bagi

pemerintah, terutama jika negara mengalami hyperinflations.

43

2.3.2. Jenis-Jenis Inflasi

Dapat dibedakan macam-macam berdasarkan

penggolongannya: berdasarkan parah tidaknya inflasi,

berdasarkan sebab timbulnya inflasi. asal inflasi, dan

tingkat intensitas inflasinya.

No Sudut Tinjauan Jenis Inflasi Keterangan

1

Parah tidaknya inflasi

1. Inflasi ringan Lajunya kurang dari

10%

2. Inflasi sedang Lajunya antara 10%-

30%

3. Inflasi berat Lajunya antara 30%-

100%

4. Hiperinflasi Lajunya diatas 100%

43

Telisa Aulia Falianty, Teori Ekonomi Makro dan Penerapaanya di

Indonesia (Depok, PT RajaGrafindo Persada, 2019hlm 6

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

42

2.

Sumber atau sebabnya

1. Demand pull

inflation

Inflasi yang timbul

karena permintaan

masyarakat akan

berbagai barang yang

sangat kuat.

2. Cost push

inflation

Inflasi yang timbul

karena adanya

kenaikan ongkos

produksi.

3.

Asal Inflasi

1. Domestic

Inflation

Inflasi berasal dari

dalam negeri defisit

anggaran belanja yang

dibiayai dengan

mencetak uang baru,

panen gagal, dsb.

2. Inforted

inflation

Inflasi berasal dari

luar negeri:menaikan

barang impor,

kenaikan ongkos

produksi yang

menggunakan impor.

4.

Tingkat Intensitas

1.inflasi merayap

Kenaikan harga hanya

terjadi perlahan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

43

Inflasi 2. Hyperinflasi Kenaikan harga terjadi

sangat cepat.44

Sumber : Eka warna dan Fachruddiansyah Muslim.

2.3.3. Faktor-Faktor Penyebab Inflasi

Masalah kenaikan harga–harga yang berlaku

diberbagai Negara diakibatkan oleh banyak faktor. Di negara-

negara industri pada umumnya bersumber dari salah satu atau

gabungan dari dua masalah berikut:

1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan

perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang

dan jasa-jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang yang

mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta

barang itu dengan harga lebih tinggi. Sebaliknya, para

produsen atau pengusaha akan mencoba menahan barangnya

dan hanya menjual kepada pembeli yang akan membayar

dengan harga yang lebih tinggi. Kecenderungan inilah yang

mengakibatkan kenaikan harga-harga.

44

Ekawarna dan Fachruddiansyah Muslim, “ Pengantar Teori Ekonomi

Makro” (Jakarta, Gaung Persada,2010)”, hlm263-264

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

44

2. Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut

kenaikan upah. Apabila para pengusaha mulai menghadapi

kesukaran dalam mencari tambahan pekerja untuk menambah

produksinya, pekerja-pekerja akan terdorong untuk menuntut

kenaikan upah. Apabila tuntutan kenaikan upah berlaku secara

meluas, maka akan terjadi kenaikan biaya produksi dari

berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dalam

perekonomian. Kenaikan biaya produksi tersebut akan

mendorong perusahaan-perusahaan menaikan harga-harga

barang mereka.

Disamping itu dapat pula inflasi sebagai akibat dari

kenaikan harga-harga barang yang diimpor, penambahan

penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh

pertambahan produksi dan penawaran barang, dan kekacauan

politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintah yang kurang

bertanggung jawab.45

45

Sadono Sukirno,” Makroekonomi Teori Pengantar”(Jakarta, PT Raja

Grafindo Persada,2015)hlm 14-15.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

45

2.3.4. Indikator Inflasi

Indikator ekonomi makro yang digunakan untuk

mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu yaitu

sebagai berikut :

1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index)

2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price

Index)

3. Indeks Harga Implisit (GDP Deflator)

IHK adalah angka indeks yang menunjukan tingkat

harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu

periode tertentu.46

Untuk mengukur inflasi, indeks harga yang

selalu digunakan yaitu indeks harga konsumen (IHK). 47

IHK

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

46

Ekawarna dan Fachruddiansyah Muslim,” Pengantar teori ekonomi makro

“,(Jakarta, Gaung Persada, 2010)hlm 258-260 47

Fitri Rizal,dan Muchtim Humaidi,”Dampak Makroekonomi Terhadap

Profitabilitas perbankan di Indonesia”, el Barka: Journal Of Islamic Economic and

Business, Vol.02, No.02, 2019, hlm 307.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

46

2.4. PROFITABILITAS (Return On Asset)

2.4.1. Definisi Rasio Profitabilitas

Menurut Rustam, return on asset yaitu salah satu faktor

penilaian kuantitatif dalam mengukur profitabilitas kuantitatif

dalam mengukur profitabilitas suatu bank.48

Rasio profitabilitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal

bisnisnya. Rasio profitabilitas dikenal juga rasio rentabilitas yang

bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu, rasio ini juga

bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam

menjalankan operasional perusahaan. Pengukuran rasio

profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara

berbagai komponen yang ada didalam laporan laba-rugi atau

neraca. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode.

48

Amalia Nur Zubaidah, dan Toni Hartono” Analisis Pengaaruh Kewajiban

Pennyediaan Moddal Minimum(KPMM), Non Performoing Financing (NPF),

Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Opearsional terhadap Peendapatan

Operasional (BOPO) terhadap Retturn On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia Periode 2016-2018”, Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah,Vol. 9,

No.1, 2019.hlm.18.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

47

Tujuannya yaitu untuk memantau dan mengevaluasi tingkat

perkembangan profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu.49

Profitabilitas sangat penting bagi perbankan karena

digunakan sebagai indikator untuk mengukur efisiensi perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya. Indikator yang digunakan untuk mengukur

profitabilitas salah satunya adalah Return On Asset (ROA),

menggunakan indikator ROA sebagai variabel dependen karena

bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina perbankan lebih

mengutamakan nilai besarnya return on asset dalam menentukan

tingkat kesehatan bank.50

Rivai dan Arivin mengatakan bahwa

ROA pada suatu bank semakin besar, maka semakin baik posisi

bank tersebut dalam mengelola aset yang dimilikinya, akan tetapi

apabila semakin kecil ROA mengindikasikan kurangnya

kemampuan manajemen dalam hal pengelolaan asetnya untuk

kemudian menekan pendapatan dan menekan biaya.51

49

Herry, “Analisis Laporan Keuangan”,(Yogyakarta, Center For Academic

Publishing Service,2015) hlm 226-227. 50

Medina Almunawaroh,dan Rina Maliana,”Pengaruh CAR, NPF,dan FDR

terhadap Profitabilitas Bank syariah di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Keuangan

Syariah, Vol.2, No.1 januari 2018, hlm 6. 51

Amalia Nur Zubaidah, dan Toni Hartono” Analisis Pengaaruh Kewajiban

Pennyediaan Moddal Minimum(KPMM), Non Performoing Financing (NPF),

Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Opearsional terhadap Peendapatan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

48

Rentabilitas merupakan pengukuran yang digunakan untuk

mengukur kompetensi bank dalam meningkatkan pendapatannya

dalam periode yang ditentukan. Kegunaan pengukuran dapat

digunakan untuk mengukur prestasi bank dalam mencapai usaha

profitabilitas yang telah dicapai.52

Tabel 2.4.

Matriks kriteria penetapan Peringkat Komposit ROA.

Peringkat Rasio Predikat

1 2% ROA Sangat Baik

Sumber: Bank Indonesia.go.id

2.4.2. Indikator Return On Asset

Indikator return on asset menurut Tjiptono dan fakhruddin

mempunyai 2 indikator yaitu:

1. Laba bersih sebelum pajak

2. Total asset bank53

Operasional (BOPO) terhadap Retturn On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia Periode 2016-2018”, Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah,Vol. 9,

No.1, 2019, hlm18. 52

Lidia Desiana, dan Fernando Africano, “Analisis Laporan Keuangan (Teori

dan Pemahaman materi)”, (Palembang, Noerfikri,2018) hlm 299 53

Nuzul Ikhwal, “Analisis ROA dan ROE Terhadap Proiftabilitas Bank di

Bursa Efek Indonesia” Al Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan,

Vol.1,Nomor 2, 2016.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

49

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang

tercantum dalam surat edaran bank Indonesia Nomor

3/30.DPNP/tanggal 14 Desember 2001, ROA merupakan

rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total

asset. Dengan rumus sistematis sebagai berikut54

:

2.4.3. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mempunyai tujuan dan manfaat,

tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen,

tetapi juga bagi pihak diluar perusahaan, pihak-pihak yang

membutuhkan hubungan ataupun kepentingan dengan

perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi

perusahaan yaitu:

1. Untuk mengukur, menghitung laba yang diperoleh oleh

perusahaan dalam satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya

dengan tahun sekarang

54

Ridhlo Ilham Putra Wardana, Skripsi:” Analisis Pengaruh

CAR,FDR,NPF,BOPO,dan SIZE terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di

Indonesia periode 2011-2014”, (Semarang, Fakultas Ekonomika dan Bisnis,

Universitas Dipenogoro,2015).

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

50

3. untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri,dan tujuan lainnya.

Manfaat yang diperoleh sebagai berikut:

1. mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode.

2. Mengalami posisi laba perusahaan tahun sebelumnya

dengan tahun sekarang.

3. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri, dan manfaat lainnya.55

2.4.4. Jenis-Jenis Profitabilitas

1. Profit Margin On Sales

Profit margin on sales atau rasio profit margin atau

margin laba atas penjualan merupakan rasio untuk

mengukur margin laba atas penjualan.

2. Return On Asset (ROA)

Rasio yang digunakan untuk seberapa besar kontribusi

aset dalam menciptakan laba bersih. Rasio ini untuk

mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

55

Kasmir, “Analisis Laporan keuangan” (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,

2016) hlm 197-198.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

51

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

total aset.

3. Return On Equity (ROE)

Rasio yang digunakan untuk seberapa besar kontribusi

ekuitas dalam menciptakan laba bersih. rasio ini

mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

total ekuitas.

4. Return On Investment (ROI)

Rasio yang digunakan untuk mengukur hasil (return)

atas jumlah aktiva yang digunakan perusahaan.

5. Earning Per Share yaitu rasio lembar per saham atau

rasio nilai buku, yaitu rasio untuk digunakan mengukur

keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan

bagi pemegang saham.56

2.5. Non Performing Financing (NPF)

2.5.1. Definisi Non Performing Financing (NPF)

Bank syariah istilah lain Non Perfoming Loan diganti

menjadi Non Performing Financing (NPF) karena di dalam

56

Lidia Desiana, dan Fernando Africano, “Analisis Laporan Keuangan Teori

dan Pemahaman Materi”,(Palembang, Noerfikri,2019), hlm 215-218.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

52

bank syariah menggunakan prinsip pembiayaan. NPF

merupakan tingkat risiko yang dihadapi oleh bank.57

Menurut

Rivai dan Arivin non performing financing (NPF) merupakan

suatu kondisi dimana adanya penyimpangan (deviasi) yang

disepakati dalam pembayaran kembali pembiayaan itu

sehingga terjadinya keterlambatan,diperlukan tindakan

yuridis,atau diduga ada kemungkinan potential loss. Menurut

Dendawijaya implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari

timbulnya kredit bermasalah berupa hilangnya kesempatan

untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikan,

sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk

bagi rentabilitas bank.58

Dalam statistik perbankan syariah

yang diterbitkan oleh direktorat perbankan syariah bank

Indonesia dijumpai istilah Non Performing Financing atau

dalam kamus perbankan syariah biasa disebut juga duyumun

ma’dumah yang dapat diartikan sebagai” pembiayaan non

57

Medina Almunawaroh,dan Rina Maliana,”Pengar uh CAR, NPF,dan FDR

terhadap Profitabilitas Bank syariah di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Keuangan

Syariah, Vol.2, NO.1 januari 2018hlm8 58

Amalia Nur Zubaidah, dan Toni Hartono” Analisis Pengaaruh Kewajiban

Pennyediaan Moddal Minimum(KPMM), Non Performoing Financing (NPF),

Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Opearsional terhadap Peendapatan

Operasional (BOPO) terhadap Retturn On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia Periode 2016-2018”, Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah,Vol. 9,

No.1, 2019, Loc.cit,hlm 19

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

53

lancar, dari kurang lancar, sampai dengan macet.59

Menurut

Sholihin dalam menangani kredit bermasalah atau pembiayaan

terdapat empat faktor yang harus diperhatikan yaitu meliputi

ukuran kredit non performing, kualitas nasabah, dan

kecukupan agunan, penanggulangan saat memiliki kredit Non

Performing, dan strategi penanganan kredit non performing.60

Besarnya NPF yang dibolehkan Bank Indonesia yaitu

maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi

tingkat kesehatan bank 61

.

Tabel 2.5.

Kriteria Penilaian Peringkat Non Performing Financing

No Nilai NPF Predikat

1 NPF 2% Sangat Baik

2 2% ≤ NPF 5% Baik

3 5% ≤NPF 8% Cukup Baik

4 8% ≤NPF 12% Kurang Baik

5 NPF ≥ 12% Tidak Baik

Sumber : Bank Indonesia

59

A.Wangsawidjaja..Z,”Pembiayaan Bank Syariah”,(Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama,2012)hlm90 60

Hadi Ismanto, dkk,” Perbankan dan Literasi Keuangan”(Sleman,

Deepublish/Grup penerbitan CV Budi Utama,2019)hlm54 61

Afrilia Tiara Putri,dkk, “ Dana Pihak Ketiga , Inflasi dan Pembiayaan

Mudharabah Terhadap Non Performing Financing pada Bank Islan di Indonesia dan

Malaysia”, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol .16, No.2, 2018, hlm 74

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

54

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang ada dapat

dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank.

Indikator NPF yaitu total pembiayaan bermasalah dengan total

pembiayaan yang disalurkan. Rasio ini dapat dirumuskan

berdasarkan, Surat edaran OJK No. 10/SEOJK/03/2014, sebagai

berikut62

:

2.5.2. Faktor-faktor Terjadinya Non Performing Financing

(NPF)

Menuurut Mahmoedin terjadinya NPF atau

pembiayaan bermasalah atau NPF pada dasarnya

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Faktor internal, berasal dari kegiatan operasional dalam

bank yang termasuk kebijakan dan strategi yang ditempuh

pihak bank terkait pemberian pembiayaan yang tertuang

dalam laporan keuangan dan annual report bank.

62

Lidia Desiana, dan Aryanti,”Manajemen Keuangan Bank

Syariah”(Palembang, NoerFikri,2017).hlm 157.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

55

2. Faktor Eksternal, dari yang berasal luar manajemen

perbankan, yakni faktor yang berhubungan dengan

kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, persaingan

dan kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah,

persaingan dan kondisi usaha nasabah.63

2.6. Penelitian Terdahulu

Tabel .2.6.

Penelitian Terdahulu No Nama

dan Jurnal

Peneliti

Judul

Penelitian

Hasil

Peneleitian

Persamaan

Penelitian

Perbedaan

Penelitian

1 Ayu Yanita

Sahara (Jurnal

Ilmu

Manajemen,

Vol.1, No.1,

2013

Pengaruh

Inflasi, Suku

Bunga, BI, dan

Produk

Domestik Bruto

terhadap Return

On Asset (ROA)

Bank Syariah di

Indonesia

Variabel

Inflasi

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap ROA

1.Purposive

sampling

2.data

sekunder

3.kuantitatif

4. Triwulan

1.SPSS16

2. 33

populasi,

3. 13 sampel

bank umum

syariah.

4.periode

2008-2010

2. Rara Sekar

“Universitas

Islam Negeri

Syarif

Pengaruh

Inflasi,

Financing To

Deposit Ratio

variabel

Inflasi

berpengaruh

positif dan

1.Kuatitatif

2. data

sekunder

1.time series

2..bulanan

3.januari

2010-januari

63

Sitti Roissyatul Mursidah, Tri Sudarwanto, Peni Haryanti, “ Pengaruh

Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Inflasi terhadap Non Performing Financing

(NPF) pada PT. Bank BRI Syariah”, Jurnal Ilmu Pengetahuan; Discovery Vol.04,

No.02, 2019

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

56

Hidayatulah

Jakarta ,

SKRIPSI

2016”

(FDR) dan

Capital

Adequency

Ratio (CAR)

terhadap Non

Performing

Financing (NPF)

pada bank

umum syariah di

indonesia

(periode Januari

2010-juni 2015)

signifikan

terhadap NPF

2017

4. SPSS20

3. Agustinig-

sih

(JOM

Fekon,Vol.4,N

o,1,2017)

Pengaruh

inflasi,

Financing To

Deposit Ratio

(FDR),Ratio

Financing (NPF)

pada PT. Bank

BRI Syariah

Periode 2009-

2015

Variabel

inflasi

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap NPF

1.Kuatitatif

2.data

sekunder

3. Triwulan

1.SPSS20

2.1 bank

umum

syariah

4 Nova Sheni

Purba,dan Ari

Darmawan

(Jurnal

Administrasi

dan Bisnis,

Vol.61, No.2

2018)

Pengaruh

Perumbuhan

Produk

Domestik Bruto

dan Inflasi

terhadap Non

Performing

Finance Bank

Syariah

Variabel

Inflasi Tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap NPF

1.Data

Sekunder

2.kuantitatif

3.triwulan

1. 13

populasi,

2. 11

sampel bank

umum

syariah.

3. periode

tahun 2014-

2016

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

57

5 Afrilia Tiara

Putri,

Saadah

Yuliana,dan

Anna

Yulianita

(Jurnal

Ekonomi dan

pembangunan

,Vol.16,

No.2,2018)

Dana pihak

ketiga, Inflasi

Dan pembiayaan

mudharabah

terhadap non

performing

financing pada

bank islam di

Indonesia dan

Malaysia

Variabel

inflasi tidak

signifikan

terhadap NPF

1.Data

sekunder

2.Data panel

1.periode

2010-2016

2. Tahunan

6. Misbahul

Munir

Journal Of

Islamic

Economic,

Finance, and

Banking,

Vol.1, No.1&2,

2018. .

Analisis

Pengaruh

CAR,NPF,

FDR, dan Inflasi

terhadap

Profitabilitas

Perbankan

Syariah di

Indonesia.

Variabel NPF

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap ROA

1.kuantitatif 1.data time

series

2.bulanan

7. Amalia nur

zubaidah,dan

Toni hartono

(Jurnal sains

Ekonomi dan

perbankan

syariah,

Vol.09,

Analisis

Pengaruh

Kewajiban

Penyediaan

Modal

Minimum

(KPMM),

Non Performing

Financing

Variabel NPF

berpengaruh

positif

terhadap ROA

1.Data panel

2.14

Populasi

1..SPSS 25

2. 5 sampel

bank

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

58

No.1,2019) (NPF),

Financing To

Deposit Ratio

(FDR), dan

Biaya

Operasional

terhadap

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

8. Toufan Aldian

Syah

(Jurnal

Ekonomi

Islam,Vol.6,

No.1, 2018)

Pengaruh

Inflasi,BI rate,

NPF, dan BOPO

terhadap

Profitabilitas

Pada Bank

Umum Syariah

di Indonesia.

Variabel

Inflasi tidak

berpengaruh

terhadap

profitabilitas.

1.SPSS21

2.Purposive

sampling

3.data

sekunder

4. kuantita-

Tif

1.jumlah

banyak data

68

2.data

bulanan

3. periode

bulanan

Januari

2012-

Agustus

2017

9.

Muhammad

Syakhrun,

Asbi Amin,dan

Anwar

(Bongaya

Journal for

Research In

Manage-

Pengaruh CAR,

BOPO,NPF, dan

FDR terhadap

profitabilitas

pada Bank

Umum Syariah

di Indonesia

Variabel NPF

berpengaruh

negatif

terhadap ROA

1. Purposive

sampling

2. triwulan

1.2bank

umum

syariah

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

59

ment, Vol.2,

No.1 2019)

10

Fitri Rizal, dan

Muchtim

Humaidi

(El Barka:

Journal Of

Islamic

Economic and

Business,

Vol.2, No1

2019)

Dampak

Makroekonomi

Terhadap

Profitabilitas

Perbankan

Syariah di

Indonesia

Variabel

Inflasi tidak

berpengaruh

terhadap ROA

1.Kuanti-

tif

2.SPSS21

3, Triwulan

1. .Januari

2005- Juni

2013.

3. jumlah N

(34)

Sumber :dari berbagai sumber,2020

2.7. Pengembangan Hipotesis

2.7.1. Pengaruh Inflasi terhadap ROA

Inflasi berpengaruh buruk bagi perekonomian. Apabila

terjadi inflasi yang parah tak terkendali (hiperinflasi) maka

keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian

dirasakan lesu. Dalam hal ini mengakibatkan minat masyarakat

untuk menabung menjadi kacau dan perekonomian dirasakan

lesu. Hal ini mengakibatkan masyarakat untuk menabung, atau

berinvestasi dan berproduksi berkurang.64

Menurut Noprin,

64

Herman Supardi, Suratno, dan Suyatno,” Pengaruh Curretnt Ratio, Debt To

Asset Ratio, Total Asset Turnover dan Inflasi terhadap Return On Asset”, JIAFE

(Jurnal Ilmiah Akuntansi fakultas Ekonomi), Vol.2, No.2, 2018, hlm 19.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

60

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-

barang secara terus menerus. Kenaikan harga dari suatu atau

dua macam barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi

kecuali kenaikan tersebut membawa dampak terhadap kenaikan

harga sebagian besar barang-barang lain. Sedangkan menurut. 65

Penelitian Ayu Yanita Sahara,66

pada tahun 2013 dengan judul”

Analisis Pengaruh Inflasi, suku bunga, BI, dan produk Domestik

Bruto terhadap Return On asset (ROA) Bank Syariah di

Indonesia periode 2008-2010” berdasarkan hasil penelitian

tersebut menggunakan SPSS 16, hasil penelitian secara parsial

inflasi menunjukan hasil positif terhadap ROA. Selanjutnya

penelitian Amalia Nuril Hidayanti67

pada tahun 2014 dengan

judul” Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Kurs terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia, hasil penelitian

uji t pada regresi data penelitian menunjukkan bahwa variabel

65

Budianti Khamidah,Skripsi:”Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Non Performing

Financing(NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada

Bank Umum Syariah di Indonesia (Tahun 2015-2018)”, (Institut Agama Islam Negeri

Salatiga, 2019)hlm35. 66

Ayu Yanita Sahara, “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, BI, dan

Produk Domestik Bruto terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah di

Indonesia”, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol.1, No.1, 2013. 67

Amalia Nuril Hidayanti “Pengaruh Inflasi, Bi Rate, dan Kurs terhdap

Profitabiltas Bank Umum Syariah di Indonesia”, Jurnal An-Nisbah,Vol.01,No.01,

2014, hlm 90

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

61

inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan.Maka

berdasarkan uraian penjelasan tersebut dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1: Diduga Inflasi berpengaruh terhadap Return On Asset pada

bank umum syariah.

2.7.2. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Bermasalah (NPF)

Inflasi secara sederhana merupakan kenaikan harga

secara umum dan terus menerus. Menurut Mutamimah dan

chasanah, terdapat pengaruh perubahan inflasi terhadap

NPF yaitu inflasi yang tinggi akan menimbulkan terjadinya

penurunan pendapatan riil masyarakat yang mengakibatkan

standar hidup masyarakat akan menurun. Sebelum

terjadinya inflasi pihak debitur atau pihak yang meminjam

masih sanggup untuk membayar angsuran atau cicilan

kreditnya, sedangkan terjadinya inflasi harga-harga

mengalami peningkatan cukup tinggi, sedangkan debitur

penghasilannya tidak mengalami peningkatan, sehingga

kemampuan untuk membayar angsuran melemah sebab

semua penghasilannya digunakan untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga akibat dari harga harga yang

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

62

meningkat.68

Penelitian oleh Agustiningsih69

yang

berjudul”Pengaruh Inflasi,Financing To Deposit

Ratio(FDR), Ratio Financing(RF) dan Ratio Return (RR)

terhadap Non Performing Financing (NPF) pada PT. Bank

BRI Syariah Periode 2009-2015”, Inflasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap NPF. apabila inflasi

mengalami kenaikan maka NPF juga mengalami kenaikan.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rara Sekar pada

tahun 2016 menyatakan bahwa variabel inflasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap NPF. Maka berdasarkan

uraian penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H2: Inflasi diduga berpengaruh terhadap pembiayaan

bermasalah (NPF).

68

Rara Sekar, SKRIPSI: “Pengaruh Inflasi, Financing To Deposit Ratio (FDR)

dan Capital Adequency Ratio (CAR) terhadap Non Performing Financing (NPF)

pada Bank UmumSyariah di Indonesia Perioden Januari 2010 – juni 2015”, Jakarta

(Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

2016)hlm 54. 69

Agustinigsih, “Pengaruh Inflasi, Financing To Deposit Ratio (FDR), Ratio

Financing (RF) dan Ratio Return (RR) terhadap Non Performing Financing (NPF)

Pada PT. Bank BRI Syariah Periode tahun 2009-2015”, JOM FEKON,Vol.4,

No.1,2017, hlm.334

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

63

2.7.3. Pengaruh Pembiayaan bermasalah (NPF) Terhadap

Return On Asset (ROA)

Menurut Dendawijaya, implikasi bagi pihak bank

akibat sebagai muculnya pembiayaan bermasalah yaitu

hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan

pembiayaan yang diberikan sehinggga akan menggurangi

perolehan laba bank, dan akan mengalami penurunan pada

Return On Asset (ROA).70

Bahwa ketika NPF mengalami

peningkatan maka akan mengalami peningkatan pada ROA,

sebaliknya apabila NPF mengalami penurunan pada ROA

maka terjadinya cadangan kerugian penurunan(CKPN) nilai

masih dapat mengatur dan mengatasi pembiayaan

bermasalah. Sehingga laba dalam rasio ROA masih dapat

mengalami peningkatan walaupun NPF cukup

tinggi.71

Penelitian yang didukung oleh Misbahul Munir

70

Amalia Nur Zubaidah, dan Toni Hartono” Analisis Pengaaruh Kewajiban

Pennyediaan Moddal Minimum(KPMM), Non Performoing Financing (NPF),

Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Opearsional terhadap Peendapatan

Operasional (BOPO) terhadap Retturn On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia Periode 2016-2018”, Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah,Vol. 9,

No.1, 2019.hlm 20 71

Ibid, hlm 27

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

64

72yang berjudul Pengaruh CAR,NPF, FDR,dan Inflasi

Terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia pada

tahun 2018. yang menyatakan bahwa variabel NPF secara

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Selanjutnya penelitian oleh Salman Al Parisi73

yang

berjudul”Determinan Kinerja Keuangan Bank Umum

Syariah di Indonesia pada tahun penelitian 2017, yang

hasilnya menyatakan bahwa NPF berpengaruh singnifikan

positif terhadap ROA. Maka berdasarkan penjelasan uraian

diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Pembiayaan bermasalah (NPF) diduga berpengaruh

terhadap Return On Asset ( ROA)

2.7.4. Pengaruh Inflasi Terhadap Return On Asset dengan

Pembiayaan Bermasalah ( NPF) Melalui Variabel

Intervening

Menurut Boediono inflasi merupakan kecenderungan

meningkatnya harga barang-barang umum secara terus

72

Misbahul Munir,”Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, Dan Inflasi

terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia”, Journal Of Islamic

Economic, finance, and Banking, Vol.1, No.1&2, 2018,hlm 96. 73

Salman Al Parisi, “Determinan KinerjaKeuangan Bank Umum Syariah di

Indonesia”, Journal Of Islamic Economics and Bussiness, Vol.2, No.1,2017, hlm 47

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

65

menerus..diaman kenaikan harga barang-barang tidak semua

dengan presentasi yang sama atau dapat terjadi karena

kenaikan tersebut tidak bersamaan akan tetapi terjadi secara

terus menerus selama satu periode tertentu74

. Ayu yanita

sahara75

dan Amalia Nuril Hidayanti76

menyatakan bahwa

Inflasi berpengaruh Positif dan signifikan terhadap ROA.

Selanjutnya Rara Sekar77

mengatakan bahwa inflasi yang

tinggi akan menyebabkan pendapatan tetap akan terus

menerus sehingga standar hidup dari masyarakat menjadikan

semua orang miskin bertambah miskin, karena pada

umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-

harga. Pada penelitian Agustiningsih78

mengatakan bahwa

penelitiannya inflasi berpengaruh positif terhadap NPF.

74

Toufan Aldian Syah, Pengaruh Inflasi, BI Rate, NPF, dan BOPO Terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”, el- JIZYA, Jurnal Ekonomi Islam,

Vol.6, No.1, 2018. hlm138 75

Ayu Yanita Sahara, Loc. Cit. hlm 153. 76

Amalia Nuril Hidayanti,Loc.Cit hlm 90. 77

Rara Sekar, SKRIPSI: “Pengaruh Inflasi, Financing To Deposit Ratio (FDR)

dan Capital Adequency Ratio (CAR) terhadap Non Performing Financing (NPF)

pada Bank UmumSyariah di Indonesia Perioden Januari 2010 – juni 2015”, Jakarta

(Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

2016)hlm 54. 78

Agustinigsih, “Pengaruh Inflasi, Financing To Deposit Ratio (FDR), Ratio

Financing (RF) dan Ratio Return (RR) terhadap Non Performing Financing (NPF)

Pada PT. Bank BRI Syariah Periode tahun 2009-2015”, JOM FEKON,Vol.4,

No.1,2017, hlm.334

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

66

Kemudian Misbahul Munir79

menyatakan NPF merupakan

rasio gagal bayar dalam penyaluran kredit, sehingga semakin

tinggi nilai NPF maka akan semakin buruk pada perbankan.

Begitu sebaliknya semakin rendah nillai NPF maka semakin

baik nilai perbankan.dan penelitian Amalia Nur Zubaidah80

mengatakan bahwa variabel NPF terhadap ROA berpengaruh

Positif dang signifikan. Maka berdasarkan penjelasan diatas

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Pembiayan bermasalah (NPF) diduga memediasi

pengaruh inflasi terhadap return on asset

2.8.Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian berguna untuk sebagai acuan

peneliti yang dilakukan menjadi terarah ,dan tujuan sesuai

dengan penelitian. Berikut kerangka penelitian dari judul

“Pengaruh Inflasi Terhadap Return On Asset dengan

79

Misbahul Munir,”Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, Dan Inflasi terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia”, Journal Of Islamic Economic,

finance, and Banking, Vol.1, No.1&2, 2018,hlm 96 80

Amalia Nur Zubaidah, dan Toni Hartono” Analisis Pengaaruh Kewajiban

Pennyediaan Moddal Minimum(KPMM), Non Performoing Financing (NPF),

Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Opearsional terhadap Peendapatan

Operasional (BOPO) terhadap Retturn On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia Periode 2016-2018”, Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah,Vol. 9,

No.1, 2019.hlm 20

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

67

Pembiayaan Bermasalah (NPF) Melalui Variabel

Intervening”

Gambar 2.8.

Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: Pengaruh langsung variabel bebas terhadap

variabel terikat

: Pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat melalui intervening.

X1 dan X2 : Variabel bebas

Z : Variabel intervening.

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 ...

68

2.9. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan sementara dugaan penelitian atau

kumpulan teoritis. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban

sementara yang kebenarannya masih sangat perlu diuji atau

kesimpulan rangkuman teoritis yang diperoleh dari tinjauan

pustaka , karena masih sifatnya sementara perlu dibuktikan dan

diuji kebenarannya melalui suatu pengujian atau test yang

disebut tes hipotesis. Berdasarkan kerangka pemikiran maka

hipotesis sebagai berikut:

Tabel 2.9.

Ringkasan Hipotesis

No Simbol Hipotesis

1 H1 Inflasi diduga berpengaruh terhadap

Return On Asset pada bank umum

syariah

2 H2 Inflasi diduga berpengaruh terhadap

pembiayaan bermasalah (NPF).

3

H3

Pembiayaan bermasalah (NPF) diduga

berpengaruh terhadap Return On Asset (

ROA)

4 H4 Pembiayan bermasalah (NPF) diduga

memediasi pengaruh inflasi terhadap

return on asset

Sumber: Hasil pemikiran diolah.