BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA · Sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA · Sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang...
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sepak Bola
a. Permainan Sepak Bola
Sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang perdebatan.
Beberapa dokumen menjelaskan bahwa sepak bola lahir sejak masa Romawi, sebagian
lagi menjelaskan sepakbola berasal dari tiongkok. FIFA sebagai togok sepakbola dunia
secara resmi menyatakan bahwa sepakbola lahir dari daratan Cina yaitu berawal dari
permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan ke-3 SM. Olahraga ini saat itu
dikenal dengan sebutan “tsu chu“.. Permainan bola saat itu menggunakan bola yang
terbuat dari kulit binatang, dengan aturan menendang dan menggiring dan
memasukkanya ke sebuah jaring yang dibentangkan diantara dua tiang. Selanjutnya
tahun 1886 terbentuk lagi togok yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern
sedunia, yaitu: InternationalFootball Association Board (IFAB). IFAB dibentuk oleh
FA Inggris dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan
Irish Football Association di Manchester, Inggris.Sejarah sepak bola semakin teruji
hingga saatini IFAB merupakan togok yang mengeluarkan berbagai peraturan pada
permainan sepakbola, baik tentang teknik permainan, syarat dan tugas wasit, bahkan
sampai transfer perpindahan pemain.
Permainan sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu,
masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain. Tiap-tiap regu masing-masing
berusaha memasukan bola ke gawang lawan dan mencegah regu lawan memasukkan
bola atau membuat skor. Karena tiap regu dalam permainan ini sebelas orang, maka tim
atau regu dalam sepak bola sering disebut kesebelasan. Permainan sepak bola
dimainkan diatas lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang.
Sepakbola merupakan olahraga permainan yang hampir seluruh permainanya
menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh
manapun.
Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu terdiri dari
sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan
9
10
dilakukan dengan kemampuan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang
dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota badannya
dengan kaki atau tangannya (Soekatamsi, 1991:12).
Sepak bola merupakan salah satu jenis permainan yang memiliki prinsip-
prinsip yang sederhana, yaitu berusaha memasukan bola ke gawang lawannya sebanyak
mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga
gawangnya agar tidak kemasukkan bola. Dalam hal ini (Soekatamsi, 1991:88)
menyatakan bahwa ”Prinsip dalam sepak bola sederhana sekali yaitu membuat gol dan
mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang sendiri”.
Kemampuan teknik merupakan faktor utama yang harus dikembangkan untuk
mencapai prestasi dalam permainan sepak bola. Sebab menurut Soekatamsi ( 1988 : 11 )
menyatakan bahwa ”Kelengkapan pokok yang fundamental sebagai dasar bermain
adalah teknik dasar dan kemampuan bermain yang lebih dahulu dibina disamping
pembinaan kelengkapan pokok yang lain”. Oleh karena itu unsur ini harus mendapat
perhatian yang serius bagi para pelatih , pembina maupun pemain sepak bola.
Kualitas kemampuan teknik dasar bermain yang dimilki setiap pemain sangat
menentukan tingkat kualitas permainan suatu kesebelasan sepak bola secara
menyeluruh. Hal ini sesuai dengan pendapat (Soekatamsi, 1991:56) yaitu bahwa ”Mutu
permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar tentang sepak
bola”. Oleh karena penguasaan teknik dasar bermain ini harus mendapat perhatian yang
serius dan harus menjadi prioritas utama dalam latihan.
b. Teknik Permainan Sepak Bola
Ada beberapa macam teknik dasar yang harus dimiliki seorang pemain
sepak bola. Tanpa itu, pertandingan menjadi kurang menarik teknik itu yakni :
1. Menendang (kicking)
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepak bola yang
paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat
bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengoper (passing),
menembak kegawang (shooting), dan menyapu untuk menggagalkan lawan (sweeping).
11
a. Menendang dengan kaki bagian dalam
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk
mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannya adalah sebagai
berikut :
1) Togok menghadap sasaran dibelakang bola.
2) Kaki tumpuan berada disamping bola, lutut sedikit ditekuk.
3) Kaki ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai bola.
4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat ditengah-tengah
bola.
5) Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola
b. Menendang dengan punggung kaki bagian dalam.
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian menendang dengan
punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak jauh (long
passing). Analisis gerakannya adalah sebagai berikut :
1) Posisi togok berada dibelakang bola, sedikit serong. Kaki tumpuan diletakan
disamping bola.
2) Kaki tendang ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai
bola . Perkenaaan kaki pada bola tepat dipunggung kaki bagian dalam dan
tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan
kaki ditegangkan.
3) Setelah menendang kak tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola
c. Menendang dengan punggung kaki.
Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk
menembak ke gawang (shooting at the goal). Analisis geraknya adalah sebagai
berikut :
1) Togok dibelakang bola sedikit condong kedepan, kaki tumpu diletakan
disamping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit
ditekuk.
2) Kaki tendang berada dibelakang bola dengan punggung kaki menghadap
kesasaran.
3) Kaki tendang tarik kebelakang dan ayunkan kedepan perkenaan kaki pada
bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola.
12
4) Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola.
2. Menerima / Menghentikan bola.
Tujuan menerima / menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola yang
termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan
dan mempermudah untuk passing.
1) Menerima bola dengan kaki bagian dalam.
2) Posisi togok segaris dengan datangnya bola.
3) Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk.
4) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki
dijulurkan kedepan segaris dengan datangnya bola.
5) Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam.
6) Kaki penghenti bersama bola berhenti dibawah togok (terkuasai).
b. Menghentikan bola dengan punggung kaki.
1) Posisi togok menghadap datangnya bola.
2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.
3) Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit kedepan menjemput
datangnya bola.
4) Bola menyentuh kaki persis dipunggung kaki.
c. Menghentikan bola dengan telapak kaki.
1) Posisi togok lurus dengan arah datangnya bola.
2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.
3) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap
kesasaran
4) Pada saat bola masuk kekaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di
depan badan.
d. Menghentikan bola dengan paha.
1) Posisi togok menghadap datangnya bola.
2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.
3) Paha diangkat tegak lurus dengan togok ditekuk tegak lurus dengan paha.
4) Bola mengenai paha tepat pada tengah-tengah paha antara lutut dan
pangkal paha.
e. Menghentikan bola dengan dada.
13
1) Posisi togok menghadap datangnya bola.
2) Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk.
3) Dada sedikit dibusungkan kedepan menghadap arah datangnya bola.
4) Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada.
3. Menggiring bola (dribbling).
Menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan.
Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan
menghambat permainan. Kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama dengan
kaki yang digunakan untuk menendang bola, antara lain :
1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam.
2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar.
3) Menggiring bola dengan punggung kaki.
4. Menyundul bola.
Tujuan menyundul bola dalam permainan sepak bola adalah untuk mengoper,
mencetak bola dan mematahkan serangan lawan / membuang bola. Banyak gol tercipta
dalam permainan sepak bola dari hasil sundulan kepala. Pemain harus belajar untuk
menyundul bola menggunakan dahi, bukan ubun-ubun kepala. Pemain harus sadar
bahwa mereka yang akan menyundul bola, bukan bola yang membentur mereka.
Ditinjau dari posisi tubuhnya, menyundul bola dapat dilakukan sambil berdiri dan
sambil meloncat / melompat.
2. Menyundul bola (Heading)
Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar sepakbola yang harus
dikuasai dengan baik, dengan mengusai teknik menyundul bola permainan sepak bola
akan lebih menarik dan tim yang mengusai teknik menyundul bola lebih besar
kemungkinannya untuk memenangkan pertandingan.
Danny Mielke (2009 : 49) “Salah satu ciri unik sepak bola adalah kepala boleh
digunakan untuk memainkan bola di udara. Proses menggerakkan tubuh ke posisi yang
tepat pada dasarnya sama seperti gerak yang digunakan untuk keterampilan mengontrol
bola lainnya”.
Dalam permainan sepak bola, kamu dapat menggunakan kepala untuk
menyundul atau menanduk bola. Keterampilan ini disebut dengan istilah heading.
14
Heading dapat dilakukan ketika sedang melompat kedepan, menjatuhkan diri atau saat
sedang diam”.
a) Heading menggunakan dahi
Menurut Danny Mielke (2009 : 50) gerakkan tubuh ke jalur melayangnya bola,
usahakan selalu mengerakkan kaki sehingga bisa menyesuaikan saat bola sampai
kepadamu. Sentuhlah bola dengan menggunakan dahi, tepat pada daerah pertemuan
dahi dengan garis rambut dan pertahankan keseimbangan kaki ketika bola mendekat.
Usahakan untuk selalu menjemput bola dan jangan menunggu bola mendatangi kepala,
gerakkan tubuh bagiann atas dari posisi melengkung menuju ke bola ketika bola
mendekat. Meloncat ke udara ketika melakukan heading, gunakan kaki untuk
melontarkan tubuh menuju ke bola dan arahkan bola ke sasaran.
Gambar 2.1
Heading menggunakan dahi
(Danny Mielke, 2009 : 50-51)
b) Heading ke bawah
Melakukan heading ke tanah menurut Danny Mielke (2009 : 52)“jika ingin
melakukan mengontrol bola seperti pada gerakan trapping. Membelokkan bola ke tanah
bisa berfungsi sebagai cara untuk passing ke teman satu tim”. Sentuhlah bola pada sisi
bagian atas menggunakan dahi. Ketika menyundul bola, belokkan kekuatan kearah
bawah dengan tetap menundukkan kepala dan posisi badan condong ke depan.
Seimbangkan badan agar pada saat sesudah perkenaan badan bisa di kuasai dengan baik
sehingga tidak terjatuh
15
Gambar 2.2
Heading ke tanah
(Danny Mielke, 2009 : 52)
c) Dive Header
Sutrisno (2009 : 3)”Dive header adalah menjatuhkan diri untuk menanduk bola.
Kemampuan ini dapat dilakukan pada situasi tertentu, dive header dapat digunakan
untuk mengarahkan bola yang bergerak sejajar ke permukaan dengan ketinggian
sepinggang atau lebih rendah lagi”. Heading sambil menjatuhkan tubuh sering
dilakukan di dekat gawang. Pemain penyerang yang berusaha memasukkan bola ke
gawang akan maju dan menjatuhkan diri menuju titik persentuhan dengan bola. Aksi ini
biasanya diperlukan ketika pemain penyerang tidak bisa menjangkau bola dengan
berlari melainkan dengan menjatuhkan diri. Sebagai tambahan, pemain belakang bisa
melakukannya untuk menjauhkan bola dari posisi berbahaya yang mengancam
gawangnya.
Gambar 2.3
Heading menjatuhkan diri
(Danny Mielke, 2009 : 52)
16
Heading untuk menang menurut Danny Mielke (2009 : 53) : Melakukan heading
bisa menjadi senjata yang sangat ampuh saat melakukan serangan dan merupakan
keterampilan pertahanan yang cekatan. Keputusan memainkan bola menggunakan
kepala daripada bagian tubuh lainnya akan ditentukan oleh situasi di lapangan dan
posisi pemain. Di daerah penyerangan pada sepertiga lapangan permainan, penggunaan
kepala biasanya menunjukkan bahwa pemain memiliki peluang untuk memasukkan bola
ke gawang atau setidaknya melakukan heading kepada teman satu tim yang berada
dalam posisi mencetak gol. Mencungkit bola menggunakan bagian atas kepala sangat
efektif.
Di daerah pertahanan pada sepertiga lapangan, melakukan heading biasanya
dilakukan dengan kuat ke arah menjauhi gawang, sehingga bola keluar lapangan
pertandingan atau kembali ketengah-tengah lapangan pertandingan. Cara yang paling
baik untuk meningkatkan keterampilan pemain dalam melakukan heading adalah
dengan meningkatkan kemampuan meloncat. Memenangkan heading mungkin
mengharuskan pemain untuk meloncat melebihi pemain lawan.
Gambar 2.4
Heading melocat tinggi
(Danny Mielke, 2009 : 53)
17
a. Hakeket Menyundul (Heading) Bola Dalam Permainan Sepak Bola
Heading pada hakekatnya memainkan bola menggunakan kepala. Tujuan
heading dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan
untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola. Ditinjau dari posisi tubuhnya,
heading dapat dilakukan sambil berdiri, melompat, dan sambil meloncat. Tehnik dasar
heading dalam permainan sepabola merupakan salah satu tehnik dasar yang penting
dalam bermain sepakbola, oleh karena itu harus dikuasai oleh setiap pemain.
Kemampuan heading secara terarah akan bertambah penting artinya apabila lawan
bermain dengan sistem bertahan, sehingga ruang gerak hanya ada lewat kepala. Banyak
gol tercipta secara langsung atau tidak langsung tercipta dari duel diudara.
Pemain yang ahli dalam heading sangat dicari kesebelasan-kesebelasan
didunia, karena tidak banyak pemain yang mampu heading secara terarah pada saat
dijaga ketat oleh pemain lawan. Situasi pertandingan yang demikian menghendaki
bentuk latihan yang realistis, dimana pemain belajar melonjak (melompat) dengan
tolakan pada kaki kiri dan kaki kanan bahkan juga dengan kedua kaki atau sambil
berdiri posisi tegak. Banyak gol tercipta dalam permainan sepakbola dari hasil heading
kepala Sucipto dkk.
Sebelum melakukan heading, badan harus siap dalam keadaan yang dapat
mendukung pelaksanaan heading. Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu
atau salah satu kaki maju kedepan (Sucipto. 2000:32). Posisi kedua kaki juga akan
berpengaruh terhadap jauhnya heading, apakah kedua kaki sejajar selebar bahu atau
salah satu kaki maju kedepan. Walaupun tergantung pada kenyamanan pemain tersebut
untuk melakukan persiapan heading.
Heading dengan tinggi badan sebagai upaya persiapan pelaksanan heading
dimana tinggi badan akan memberikan lompatan lebih tinggi. Kedua aspek tersebut
merupakan satu kesatuan gerak yang penting dalam menunjang pelaksanan heading
sehingga menghasilkan unjuk kerja yang optimal. Oleh karena itu heading perlu adanya
kesinambungan antara kerja otot dan teknik. Heading bola dengan berdiri sebagai upaya
persiapan sebelum melakukan heading ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan
kedua kaki sejajar dibuka selebar bahu. Hal ini berhubungan dengan kenyamanan dan
mungkin akan berpengaruh terhadap kekuatan atau jauhnya sundulan.
Kemampuan menyundul bola di lihat dari penggunaanya di lapangan, untuk
18
penyerang kemampuan menyundul bola di gunakan untuk memasukan bola ke gawang
sehingga kemampuan menyundul bola harus kuat dan terarah ke gawang sehingga bisa
terjadi gol, untuk pemain tengah kemampuan menyundul bola digunakan untuk
mengumpan ke teman sehingga harus terarah, dan untuk pemain bertahan kemampuan
menyundul bola digunakan untuk menghalau serangan lawan terutama dari serangan
sayap sehingga kemampuan menyundul bola harus kuat dan menjauh ke arah menjauhi
gawang, sehingga bola keluar lapangan pertandingan atau kembali ketengah-tengah
lapangan pertandingan.
Untuk penelitian ini kemampuan menyundul bola yang di gunakan yaitu
kemampuan menyundul bola yang biasa di gunakan pemain bertahan.
b. Langkah-Langkah Menyundul (Heading) Bola
Dalam pelaksanaannya heading bola dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1)
Heading bola sambil berdiri, 2) Heading bola sambil meloncat, 3) Dan heading bola
sambil melayang.
Heading harus dilakukan dengan kening, pandangan mata harus ditujukan ke
bola, harus membiarkan diri melempar pandangan mata ke bola. Heading bola
dilakukan dengan cara mengayunkan punggung. Punggung diayunkan kebelakang,
kemudian diayunkan dengan kuat supaya kepala dapat menghantam bola dengan keras.
Ditinjau dari posisi tubuhnya heading bola dapat dilakukan sambil berdiri, melompat
dan meloncat, heading bola sambil berdiri dilakukan manakala datangnya bola
maksimal setinggi kepala. Sukatamsi menjelaskan beberapa hal teknik dasar heading
bola yaitu: 1) Lari menjemput datangnya bola dengan pandangan mata terarah ke bola.
2) Otot leher dikuatkan/dikencangkan, untuk heading bola gunakan perkenaan dahi, 3)
Togok digerakan atau ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang kemudian
dengan menggerakan seluruh tubuh yang terdiri dari daya ledak otot perut, dorongan
panggul dan kaki (lutut bengkok lalu diluruskan) togok diayunkan atau dihentakan
kedepan sehingga dahi tepat mengenai bola (Sukatamsi 1998:9).
Menurut Roji (2007:1) teknik dasar menyundul bola terdiri atas :
1. Tahap Persiapan.
Gambar 2.
(Ivan Hoesada dalam
cidera
a. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah, kedua lutut
agak rendah.
b. Kedua lengan di depan samping badan.
c. Pandangan tertuju pada arah bola.
2. Tahap Gerakan.
Gambar 2.
(Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas
a. Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat togok
bertumpu pada kaki belakang.
b. Arah pandangan pada bola.
c. gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah datangnya
bola.
d. Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua lengan ke
belakang.
Gambar 2.5. Tahap Persiapan Menyundul Bola
(Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas
cidera-otak-karena-menyundul)
Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah, kedua lutut
Kedua lengan di depan samping badan.
Pandangan tertuju pada arah bola.
Gambar 2.6. Tahap Pelaksanaan Menyundul Bola
(Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas-cidera
menyundul)
Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat togok
bertumpu pada kaki belakang.
n pada bola.
gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah datangnya
Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua lengan ke
19
. Tahap Persiapan Menyundul Bola
http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas-
Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah, kedua lutut
cidera-otak-karena-
Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat togok
gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah datangnya
Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua lengan ke
20
3. Tahap Akhir Gerakan.
Gambar 2.7. Tahap Akhir Gerakan Menyundul Bola
(Yohanes Gitoyo dalam http://health.kompas.com)
a. Gerakan togok di bawah ke depan.
b. Kedua lutut diluruskan serta kedua tumit terangkat dari tanah.
c. Pandangan mengikuti arah gerak bola.
Analisis heading sambil berdiri adalah sebagai berikut: 1) Posisi togok tegak,
kedua kaki dibuka selebar bahu atau salah satu kaki maju kedepan dan menghadap
kesasaran, 2) Kedua kaki sedikit ditekuk, 3) Lentingkan togok kebelakang, pandangan
mata diarahkan ke datangnya bola, dan dagu merapatdengan leher, 4) Dengan gerakan
bersamaan otot-otot perut, dorongan panggul, dan kedua lutut diluruskan, togok
dilecutkan kedepan sehingga dahi mengenai bola, 5) Seluruh berat togok di di ikut
sertakan kedepan, sehingga berat togok didepan menghadap kesasaran, 6) Salah satu
kaki maju kedepan sebagai gerak lanjutan, 7) Kedua tungkai menjaga keseimbangan.
Sucipto dkk (dalam Zamroni 2009:9).
c. Fungsi Dan Tujuan Menyundul (Heading) Bola
Adapun fungsi dan tujuan heading bola antara lain: 1) Untuk member umpan
kepada teman, 2) Untuk membuat gol, 3) Untuk menghentikan bola (hanya kalau sangat
perlu), 4) untuk menghalau bola (ketika pemain sayap lawan melakukan crossing ke
gawang, pemain belakang berusaha menjauhkan bola sejauh mungkin dari gawang
dengan kepala). Berorientasi pada pelaksanaan heading bola yang dilakukan dengan
posisi berdiri sambil melompat tersebut diatas, kekuatan otot tungkai, kelentukan togok,
kekuatan otot leher dan kekuatan otot perut sangat penting sebagai upaya persiapan
pelaksanaan.
21
3. Analisis Gerak Menyundul Bola
Menyundul bola (heading) dalam permainan sepakbola dapat dilakukan dua
cara, yakni (1) Menyundul bola dalam keadaan diam ditempat; dan (2) Menyundul
bola yang dilakukan dengan cara melompat. Kedua cara tersebut dilakukan dalam
keadaan dan tujuan yang berbeda. Misalnya menyundul bola dalam keadaan diam
ditempat, pemain melakukan sundulan bola tidak merubah posisi badannya, dalam
hal ini bola datang tepat didepan dahi pemain dan oleh pemain tersebut bola
tersebut disundul kearah depan atau atah samping kiri/ kanan arah depan,
tujuannya antara lain adalah untuk mengoper bola pada temannya.
Menyundul bola yang dilakukan dengan mendahului melompat, pemain
melakukannya apabila bola sedikit jauh dari jangkauannya hanya dapat diraih
dengan didahului melompat terlebih dahulu, misalnya saat memperebutkan bola di
atas kepala antara pemain tersebut dengan lawannya.
Secara mekanik dilihat dari kecepatan bola yang disundul, maka bola dari
hasil melompat hasilnya dapat lebih cepat daripada pemain tersebut menyundul
bola dalam keadaan diam ditempat, hal ini terjadi bola disundul dengan cara
melompat ada tambahan tenaga dari lentingan badan saat di udara.
Secara mekanik bola dilakukan oleh bagian dahi, karena bagian dahi adalah
bagian yang paling lebar daripada bagian kepala lainnya, juga dilihat dari bentuk
tulangnya, maka tulang dahi (os frontale) adalah bagian tulang yang paling tebal
sehingga lebih kuat untuk menghasilkan sundulan bola yang baik, maka perkenan
bola dengan dahi harus searah atau tujuan bola yang hendak di sundul, misalnya
bila bola tersebut akan diarahkan ke depan, maka perkenaan bola dengan dahi
harus pada tengah-tengahnya, sehingga bola terdorong ke arah depan. Sedangkan
bila bola tersebut akan diarahkan ke bagian sisi kiri arah depan, maka bagian bola
tersebut disundul tepat pada bagian sisi kiri bola.
Gerakan menyundul b
Gambar 2.
Prinsip-prinsip teknik menyundul bola, sebagai
(1) Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.
(2) Otot-otot leher dikuatkan, dikeraskan atau difiksasi
ke leher.
(3) Untuk menyundul bola digunakan dahi, yaitu daerah kepala di atas kedua
kening (alis) dibawah rambut kepala.
(4) Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang. Kemudian
dengan gerakan seluruh tubuh, yaitu kekuatan otot
dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan
diayunkan atau dihent
(5) Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh dipejamkan, dan
selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan
dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera l
posisi.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai berikut:
(1) Pandangan mata tidak ke arah bola atau mata dipejamkan.
(2) Otot-otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah
dada, dagu merapat pada leher.
(3) Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi.
(4) Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping,
karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau
Gerakan menyundul bola dapat dilhat pada Gambar 2.8 di bawah ini.
Gambar 2.8 Gerakan Menyundul Bola
prinsip teknik menyundul bola, sebagai berikut:
Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.
otot leher dikuatkan, dikeraskan atau difiksasi- dagu ditarik merapat
Untuk menyundul bola digunakan dahi, yaitu daerah kepala di atas kedua
dibawah rambut kepala.
Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang. Kemudian
dengan gerakan seluruh tubuh, yaitu kekuatan otot-otot perut, kekuatan
dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan
diayunkan atau dihentakkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola.
Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh dipejamkan, dan
selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan
dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera l
kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai berikut:
Pandangan mata tidak ke arah bola atau mata dipejamkan.
otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah
dada, dagu merapat pada leher.
Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi.
Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping,
karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau
22
di bawah ini.
Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.
dagu ditarik merapat
Untuk menyundul bola digunakan dahi, yaitu daerah kepala di atas kedua
Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang. Kemudian
otot perut, kekuatan
dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan
akkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola.
Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh dipejamkan, dan
selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan
dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera lari mencari
kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai berikut:
otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah
Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi.
Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping,
karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau terlalu cepat.
23
a. Analisis Biomekanika Dalam Menyundul Bola
Menyundul dalam sepakbola merupakan hal yang biasa. Melalui sundulan orang
bisa mengumpan bola atau memasukkan bola dalam gawang lawan. Banyak
gol diciptakan melalui sundulan kepala. Menyundul tidak sesederhana orang
bayangkan. Disini beberapa konsep fisika memegang peranan penting. Seorang dapat
menyundul bola dan mengarahkan pada sasaran membutuhkan akurasi, daya dan
pemanfaatan waktu yang baik, karena ini melibatkan kecepatan dari bola yang datang
dan koordinasi dari kepala dan badan.
Ketika menyundul bola, orang dapat menyundul dengan tetap berada 1) ditempat
(berdiri atau melompat vertikal) atau 2) berlari sambil melompat menyambut
bola. Pada keadaan berlari, bola hasil sundulan akan bergerak lebih cepat karena
mendapat tambahan momentum dari gerakan orang yang menyundul itu. Besarnya
momentum yang diterima bola sangat tergantung pada ke elastisan bola dan kekuatan
otot tulang belakang ketika kita menyundul bola. Untuk membuat sundulan sekuat
mungkin, kepala harus ditarik kebelakang sebanyak mungkin (badan melengkung), paha
ditarik kebelakang dan lutut bengkok. Pada posisi ini terjadi keseimbangan aksi-
reaksi, pemain tidak terpelanting atau terputar dan kepala siap memberikan sundulan
kuat ke bola. Saat bola menyentuh kepala, tubuh harus setegar mungkin agar lebih
banyak energi dapat diberikan ke bola (gerakan otot dan urat yang tidak perlu akan
menyerap energi kita dan dapat mengurangi energi yang diberikan pada bola).
Ketika menyundul bola, bola menyentuh kepala kita dalam waktu relatif lebih
lama (23 milidetik) dibandingkan waktu menyentuh kaki ketika kita menendang bola
(8 milidetik). Hal ini memungkinkan kita untuk mengarahkan bola secara akurat ke
arah yang kita inginkan. Orang botak sering mendapat keuntungan dalam menyundul
bola (rambut gondrong akan menyerap sebagian energi bola sehingga bola yang
terpantul akan berkurang kecepatannya). Tetapi bukan berarti orang gondrong tidak bisa
menyundul keras.
b. Konsep Tinggi Lompatan
Dalam menyundul bola pemain sepakbola dituntut untuk dapat melompat
setinggi mungkin agar dapat menjangkau bola yang melambung tinggi sehingga
sundulannya bisa tepat mengenai dahi.
Menurut Feri Kurniawan (2012 : 41) “ketinggian lompatan yang dicapai oleh
24
seseorang, tergantung dari kemampuan dan persiapan dari masing-masing atlet”.
Menurut Master Piece (2014) : “Melompat untuk mengontrol bola di udara adalah
sangat penting dalam sepak bola. Jumping dapat terjadi dari posisi berdiri atau dari run-
up. Take off dari berdiri melompat biasanya dari kedua kaki dan dari satu kaki
digunakan untuk melompat ke udara. Ketika melakukan lompatan secara berdiri pemain
akan tenggelam ke dalam suatu posisi fleksi. Batang (trunk), pinggul dan lutut akan
melenturkan dan pergelangan kaki (ankle) akan dorsofleksi di bawah aksi berat badan
dan gravitasi tetapi dikendalikan secara agonis untuk gerakan-gerakan ini yang
bertindak eksentris”.
Menurut Master Piece (2014) : “Tujuan utama dari sebagian besar dari
melompat dalam sepak bola adalah untuk heading bola, tapi melompat juga dapat
terjadi dari posisi berdiri. Sebagai pemain melompat dengan leher menjadi diperpanjang
sebagian dari efek gravitasi dan sebagian karena aksi otot erector spinae. Sebagai
pemain mencoba untuk melakukan kontak dengan bola mereka akan mengarahkan
kepala mereka dalam hal itu. Ini mungkin melibatkan kombinasi gerakan. Fleksi leher
adalah tindakan yang paling kuat tapi ini dapat dikombinasikan dengan rotasi atau fleksi
lateral untuk mengarahkan bola”.
Menurut Budi Wiratmaja (2012) : “Cara melakukan menyundul bola dengan
melompat dan meloncat adalah: Tempatkan diri di bawah lambungan bola. Kedua kaki
dalam posisi sejajar. Pada saat bola turun ambillah tolakan. Meloncat kearah bola
dengan badan sedilikit melenting dan tangan di buka ke samping, siku bengkok. Bola
dikenai tepat di dahi, hingga bola kembali memantul kedepan. Pada waktu menyundul
ke depan, lutut di tekuk.
Menutut Master Piece (2014) : “Landing (mendarat) dari melompat adalah sama
pentingnya dengan melompat sendiri, seperti berat tubuh harus dikontrol karena
menyentuh tanah. Pada dasarnya ini adalah kebalikan dari aksi melompat. Namun, kali
ini otot-otot saat melompat mengalami tindakan eksentris untuk mengontrol gerakan
sendi dan mengurangi kecepatan tindakan, dengan demikian meningkatkan penyerapan
shock dan mengurangi risiko cedera”.
25
c. Model Pembelajaran Keterampilan Teknik Dasar Menyundul Bola
Selain latihan plyometric, pembelajaran keterampilan teknik dasar menyundul
bola juga sangat penting utnuk dipelajari. Karena tanpa pembelajaran teknik dasar
menyundul bola pemain sepak bola tidak akan dapat menyundul bola dengan baik
sehingga harus dilakukan pembelajaran teknik dasar menyundul bola secara intensif.
Menurut Roji (2007:2-3) model pembelajaran keterampilan teknik dasar
menyundul bola terdiri atas tiga model yakni :
1) Model I
Menyundul bola dilakukan sendiri. Cara
melakukan :
a) Dilakukan di tempat.
b) Dilanjutkan sambil bergerak maju atau jalan.
c) Sumber gerakan dari pinggang.
2) Model II
Menyundul bola ditempat dilanjutkan gerak maju mundur dan menyamping
Cara melakukan :
a) Dilakukan berpasangan dan berhadapan
b) Bola dilambung dan diarahkan tepat pada dahi teman.
c) Sundulan bola diarahkan pada pelambung bola.
d) Lakukan bergantian.
3) Model III
Melakukan permainan menyundul bola menggunakan net atau tali yang
dipasang melintang.
Cara melakukan :
a) Dilakukan dilapangan bola voli atau bulu tangkis
b) Jumlah pemain setiap regu terdiri atas 4 dan 5 orang.
c) Awal permainan dilakukan dengan melambungkan bola melewati net
atau tali.
d) Bola dimainkan dilapangan sendiri 3x sundulan atau langsung pada
lawan melewati net atau tali.
e) Regu yang tidak dapat menyundul bola melewati net dianggap kalah.
26
4. Pengertian Kekuatan Otot Tungkai
Setiap aktivitas olahraga, otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan
tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot
, tulang, persendian, ligamen, serta tendon sehingga gerakan dapat terjadi melalui
gerakan tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan (Harsono, 1988: 190).
Kekuatan atau strenght adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut
masalah kemampuan seseorang atlit pada saat mempergunakan otot−ototnya, menerima
beban dalam waktu kerja tertentu. Kesegaran Kekuatan otot adalah kemampuan otot
atau kelompok otot untuk melakukan kerja, dengan menahan beban yang diangkatnya.
Otot yang kuat akan membuat kerja otot sehari-hari secara efisien seperti, mengangkat,
menjinjing serta mereka akan membuat bentuk tubuh yang lebih baik (Sajoto, 1988 :
45).
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban
dalam menjalankan aktivitas, seperti gerakan menahan atau memindahkan beban. Istilah
otot diartikan sebagai jaringan yang mempunyai kemampuan khusus untuk
berkontraksi. Istilah tungkai dalam Kamus Besar Indonesia diartikan sebagai anggota
badan yang menopang bagian tubuh dan dipakai untuk berjalan dari pangkal ke bawah
yang mempunyai kemampuan khusus untuk berkontraksi.
Kekuatan adalah kemampuan untuk melawan tahanan/resistan atau beban fisik
baik dari luar maupun dari badannya sendiri. Bentuk-bentuk latihan kekuatan, antara
lain a) Latihan otot lengan, b) Latihan otot perut, c) Latihan otot tungkai (
id.wikipedia.org/kekuatan.id.wikipedia.org/Kekuatan).
Terdapat beberapa macam tipe kekuatan yang harus diketahui, yaitu 1) kekuatan
umum (kekuatan sistem otot secara keseluruhan), 2) kekuatan khusus (kekuatan otot
tertentu yang berkaitan dengan gerakan tertentu pada cabang olahraga), 3) kekuatan
maksimum (daya tertinggi yang dapat ditampilkan oleh sistem syaraf otot selama
kontraksi volunter (secara sadar) yang maksimal), 4) daya tahan kekuatan (ditampilkan
dalam serangkai gerakan yang bersinambung dari bentuk menggerakan beban ringan
berulang-ulang), 5) kekuatan absolute (kemampuan atlet untuk melakuakan usaha yang
maksimal tanpa memperhitungan berat bebannya), dan kekuatan relative (kekuatan
yang ditunjukan dengan perbandingan antara kekuatan absolut (absolut strength)
dengan berat badan (body weight). Dengan demikian kekuatan relatif bergantung pada
27
berat badan, semakin berat badan seseorang semakin besar peluangnya untuk
menampilkan kekuatannya) (http://juniardi8.blogspot.com/2013/05/hubungan-antara-
kekuatan-otot-tungkai.html).
Menurut Harsono (1998:178) bahwa kekuatan otot adalah usaha membangkitkan
tegangan terhadap suatu tahanan, sehingga latihan-latihan tahanan adalah mengangkat,
mendorong, atau menarik suatu beban. Agar efektif hasilnya, latihan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga individu dapat mengeluarkan tenaga maksimal untuk
menahan beban tersebut. Menurut Roji (2007:128) kekuatan otot adalah kemampuan
sekelompok otot melawan beban dalam suatu usaha. Kekuatan diidentifikasikan sebagai
kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terarah terhadap sesuatu tahan.
Apabila seorang pemain sepak bola memiliki otot panjang tidak menutup
kemungkinan lebih besar kekuatan otot yang dimiliki. Panjang otot tungkai sama
pentingnya dengan panjang tulang, semakin panjang tulang-tulang dimiliki seseorang,
semakin panjang ototnya dan besar pula kekuatannya. Faktor-faktor yang harus benar-
benar diperhatikan secara seksama melalui pembinaan secara dini, serta juga
memperhatikan postur tubuh yang meliputi: (a) Ukuran tinggi togok dan panjang tubuh,
(b) Ukuran besar, lebar dan berat tubuh, (c) Samato type (bentuk tubuh: endomophy,
mesomorphy, dan sctomorphy).
Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot adalah
suatu kenyataan.Pemain yang memilik tulang panjang tetapi tidak didukung otot yang
panjang tidak memiliki kekuatan yang besar. Semakin besar serabut otot seseorang
semakin kuat pula otot tersebut. Dan makin panjang ukuran otot, maka kuat pula
seorang pemain. Faktor ukuran ini baik besanya maupun panjangnya sangat dipengaruhi
oleh pembawaan atau keturunan.
Selain menguasai teknik dasar yang benar pemain sepak bola juga harus
mempunyai kondisi fisik yang baik, dalam meningkatkan kondisi fisik maka perlu
dilatihkan beberapa kondisi fisik, sedangkan unsur kondisi fisik umum meliputi
kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan. Sedangkan unsur kondisi
fisik khusus mencakup stamina, daya ledak, reaksi, koordinasi, ketepatan, dan
keseimbangan. Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam unjuk
kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang dan sangat dibutuhkan
28
dihampir semua cabang olahraga, kekuatan adalah kemampuan dari otot atau
sekelompok otot untuk mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitasnya.
Hal ini disebabkan karena: 1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap
aktivitas, 2) Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari
kemungkinan cidera, dan 3) Kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang
lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan,
kelentukan, kecepatan, daya ledak dan sebagainya. Namun faktor-faktor tersebut tetap
dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik. Kekuatan
ada 3 macam yaitu: kekuatan maksimal, kekuatan daya ledak, dan power endurance
(kuat dan tahan lama).
Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam konsentrasi maksimal serta
dapat melawan/menahan beban yang maksimal pula. Kekuatan daya ledak adalah
kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan
kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.
Power endurance (kuat dan tahan lama) adalah kemampuan tahan lamanya
kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya. Salah satu faktor
yang berperan dalam pencapaian kemampuan menyundul bola adalah faktor kondisi
fisik kekuatan otot tungkai. Dengan kata lain untuk mencapai kemampuan menyundul
bola harus ada unsur kondisi fisik terutama kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk
mengangkat paha dan menolak pada saat menyundul bola. Kekuatan otot tungkai
seseorang berperan penting dalam meningkatkan frekuensi langkah lari seseorang,
karena frekuensi langkah adalah perkalian antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan
otot dalam melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat melompat untuk
menyundul bola. Seorang pemain sepak bola harus memiliki kaki yang kuat,
pergelangan kaki yang kuat, lutut yang kuat dan tungkai yang kuat agar dapat memikul
togok yang berat.
Dalam pencapaian menyundul bola maka kekuatan otot tungkai sangat
berpengaruh. Karena otot merupakan faktor pendukung kemampuan seseorang untuk
melangkahkan dan menolakan kaki. Faktor tersebut harus benar-benar diperhatikan
secara seksama melalui pembinaan secara dini, serta memperhatikan postur tubuh, yang
meliputi: a) ukuran tinggi togok dan panjang tubuh, b) ukuran besar, lebar dan berat
tubuh, c) samato type, (bentuk tubuh: endomorphy, mesomorphy, dan ectomorphy ).
29
Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot. Para ahli
fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh bertambah luasnya
serabut otot akibat suatu latihan. Makin besar serabut-serabut otot seseorang, makin
kuat pula otot tersebut. Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang
menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya,
menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Tungkai adalah “kaki (seluruh kaki dari pangkal paha kebawah)”. Kekuatan
otot yang dimaksud penulis yaitu kemampuan otot tungkai untuk mempergunakan otot-
ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan otot tungkai disini yaitu
kemampuan seseorang dalam menggunakan sekelompok otot untuk melakukan gerakan
menyundul bola.
Untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan yang sering digunakan pelatih adalah
weight training, circuit training, dan interval training, disamping bentuk-bentuk latihan
yang lain. Weight training adalah bentuk latihan yang bertujuan mengembangkan dan
memperkuat. Ini berarti otot yang mempunyai volume besar kekuatannya juga besar.
“umumnya diketahui suatu otot dipengaruhi oleh unsur struktural otot itu, khususnya
volume. Telah diketahui bahwa kekuatan otot meningkat sesuai dengan volume otot”.
Berkat latihan dan pembinaan secara teratur dan terus menerus akan diperoleh kekuatan,
yang berarti seseorang akan dapat memanfaatkan sesuai dengan gerakan teknik yang
dikehendaki.
a. Tinjauan Daya Ledak Otot Tungkai
Tungkai adalah kaki, dalam arti seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah
(depdiknas, 2007 : 923). Tungkai terdiri dari tungkai atas yaitu pangkal paha sampai
lutut, dan tungkai bawah yaitu lutut sampai dengan kaki (Syaifudin, 2006 : 100). Secara
keseluruhan tulang tungkai berjumlah 31 buah yaitu : 1 os koxae(tulang pangkal paha),
1 os femur (tulang paha), 1 os tibia (tulang kering), 1 os fibula (tulang betis), 1 os
patella (tulang lutut), 7 os tarsal (tulang pergelangankaki), 5 os metarsal (tulang telapak
kaki), 14 os palanges (tulang jari-jari kaki).
Struktur otot tungkai atas meliputi :
1. M. abductor maldamus sebelah dalam.
2. M. abductor brevis sebelah tengah.
30
3. M. abductor longus sebelah luar. Ketiga otot tersebut bersatu disebut M.
Abductor fermoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur
4. M. rectus femoris.
5. M. vastus lateralis eksternal.
6. M. vastus medialis internal.
7. M. vastus intermedial. Keempat otot tersebut berfungsi sebagai ekstensor femur.
8. Biseps femoris, otot berkepala dua, fungsinya membengkokkan paha
danmeluruskan tungkai bawah.
9. M. semi membranosus, fungsinya membengkokkan tungkai bawah.
10. M. semi tendinosus, fungsinya membengkokkan urat bawah sertamemutarkan ke
dalam.
11. M. sartorius (otot penjahit), bentuknya panjang seperti pita terdapatdibagian
paha. Fungsinya eksorotasi femur, memutar ke luar saat lutut fleksi, serta
membantu garakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.
Struktur otot tungkai bawah terdiri dari :
1. Otot tulang kering depan M. tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir
kaki tengah dan membengkokkan kaki.
2. M. ekstensor talangus longus, fungsinya meluruskan jari telunjuk ketengah jari,
jari manis dan kelingking
3. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki.
4. Tendo achhiles, fungsinya meluruskan kaki disendi tumit danmembengkokkan
tungkai dibawah lutut (M. popliteus).
5. M. falangus longus, fungsinya membengkokkan kaki.
6. M. tibialis posterior (otot tulang betis belakang), fungsinyamembengkokkan
kaki disendi tumit dan telapak kaki sebelah dalam.
7. Otot kedang jari bersama, letaknya dipunggung kaki. Fungsinya dapat
meluruskak jari kaki
31
Gambar 2.9
Struktur Otot tungkai (Syaifudin, 2006 :103)
Dalam permainan sepakbola kekuatan (strength) merupakan unsur yang sangat
penting dan perlu mendapat perhatian khusus dalam melaksanakan program latihan.
Maksudnya latihan kekuatan ini hendaknya didahulukan dan mendapatkan porsi latihan
yang lebih banyak dibanding unsur yang lain. Menurut pendapat M. sajoto (1995 : 8)
mengatakan bahwa kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang
tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja.
Istilah daya ledak sama dengan power, menurut M. sajoto, (1995: 8) adalah
kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan
dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya
otot = kekuatan x kecepatan.
Daya ledak otot ini sangat bermanfaat bagi atlet untuk mencapai prestasi yang
maksimal.Dalam permainan sepakbola, daya ledak otot tungkai sangat dibutuhkan
terutama saat melakukan tendangan shooting.
b. Latihan Plyometric
Plyometric adalah suatu metode untuk mengembangkan daya ledak (eksplosive
power), suatu komponen penting dari sebagian besar prestasi atau kerja olahraga. Dari
sudut pandang praktis latihan relatif mudah diajarkan dan dipelajari serta
menempatkanya lebih sedikit tuntutan fisik tubuh daripada latihan kekuatan atau daya
tahan. Plyometric dengan cepat menjadi bagian integral dari program latihan
32
keseluruhan dalam berbagai cabang olahraga (M. Furqon H, Muchsin Doeswes,2002:1).
Asal istilah Plyometric diperkirakan dari kata bahasa Yunani pleythuein berarti
membesar atau meningkatkan atau dari akar kata bahasa Yunani plio dan metric .
Sekarang ini plyometric mengacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-
kontraksi otot yang kuat sebagai respons terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis
atau peregangan otot-otot yang terlibat (M. Furqon H, Muchsin Doeswes,2002:2).
Plyometrics are drills or exercises aimed at linking sheer strength and speed of movement to produce an explosive-reactive type of movement. The term is often used to refer to jumping drills and depth jumping, but plyometrics can include any drill or exercise utilizing yhe strength reflex to produce an exsplosive reaction (Tudor O. Bompa, 1932:158).
Terjemahan : Plyometrics adalah latihan yang diarahkan pada kecepatan dan
kekuatan untuk menghasilkan daya ledak- tipe reaksi dari suatu gerakan. Latihan ini
sering digunakan untuk mengacu pada latihan melompat tetapi Plyometrics dapat
mencakup macam-macam latihan, reflek kekuatan untuk menghasilkan daya ledak
(Tudor O.Bompa, 1932:158).
Dalam latihan Plyometrics ada beberapa pedoman-pedoman khusus untuk
melakukan latihan yang tepat dan efektif yang harus diikuti meliputi pemanasan dan
pendinginan, intensitas tinggi, beban lebih pada progresif, memaksimalkan gaya atau
meminimalkan waktu, lakukan sejumlah perulangan, istirahat yang cukup, bangun
landasan yang kuat lebih dahulu, dan program latihan individualisasi.
a) Pemanasan dan pendinginan (warm up and warm down)
Dikarenakan latihan Plyometrics membutuhkan kelenturan dan kelincahan maka
semua latihan harus diikuti dengan periode pemanasan dan pendinginan yang
tepat dan memadai (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:17).
b) Intensitas tinggi
Intensitas merupakan factor penting dalam latihan Plyometrics. Kecepatan
pelaksanaan dengan kerja maksimal sangat penting untuk memperoleh
efeklatihan yang optimal. Kecepatan peregangan otot lebih penting daripada
besarnya peregangan. Respon reflek yang dicapai makin besar jika otot diberi
beban yang cepat. Karena latihan-latihan harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh (intensif), maka penting untuk diberikan kesempatan untuk beristirahat
33
yang cukup diantara serangkaian latihan yang terus menerus (M.Furqon H,
Muchsin Doeswes, 2002:17).
c) Beban lebih yang progresif
Beban latihan harus diberikan beban lebih yang resisif, temporal, dan spatial.
Beban lebih memaksa otot-otot bekerja pada intensitas yang tinggi. Beban lebih
yang tepat ditentukan dengan mengontrol ketinggian turun atau jatuhnya atlet,
beban yang digunakan dan jarak tempuh. Jadi, dengan menggunakan beban yang
melampaui tuntutan beban lebih yang relative dari gerakan-gerakan plyometric
tertentu dapat meningkatkan kekuatan tetapi tidak selalu meningkatkan power
eksplosif. Beban lebih resitif pada kebanyakan latihan plyometric adalah berupa
gaya momentum dan gravitasi dengan menggunakan beban (M.Furqon H,
Muchsin Doeswes, 2002:18).
d) Memaksimalkan gaya atau meminimalkan waktu
Baik gaya atau kecepatan gerak sangat penting dalam latihan plyometric. Dalam
hal ini titik beratnya adalah kecepatan dimana suatu aksi tertentu dapat
dilakukan beban (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:18).
e) Lakukan sejumlah ulangan
Banyaknya ulangan tergantung pada bentuk-bentuk latihan dengan sedikit
ulangan untuk latihan-latihan yang berat sedangkan banyak ulangan untuk
latihan-latihan yang ringan beban (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:18).
Dalam latihan hurdle hops dan doubel leg bound menggunakan ulangan atau
repetisi sebanyak 3 kali perulangan.
f) Istirahat yang cukup
Periode istirahat 1-2 menit yang cukup di sela-sela untuk set biasanya sudah
memadai sistem neuromuskuler yang mendapat tekanan karena latihan
plyometric untuk pulih (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:20). Dalam
latihan hurdle hops dan doubel leg bound menggunakan periode istirahat 2
menit.
g) Bangun landasan yang kuat terlebih dahulu
Karena dasar atau landasan kekuatan penting dan bermanfaat dalam plyometric
maka suatu program latihan beban harus dirancang untuk mendukungdan
bukannya menghambat power exsplosive (M.Furqon H, Muchsin Doeswes,
34
2002:20).
h) Program latihan individualisasi
Dalam penelitian ini latihan dilakukan selama 24 kali pertemuan dengan beban
40% - 100% yaitu dimulai beban latihan awal sebanyak 6 kali sampai beban
maksimal sebesar latihan baik latihan hurdle hops dan doubel leg bound yang
dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu, sehingga hasil latihan sudah dapat
terlihat.
i) Pedoman pelaksanaan yang lain
Penempatan kaki yang benar pada saat kerja mutlak diperlukan. Untuk mencapai
pelepasan secepat mungkin atlet harus menjaga agar pergelangan kaki tetap
terkunci pada saat mendarat dilapangan. Cara terbaik untuk mendarat dilapangan
adalah bertumpu dengan mata kaki, meskipun hal itu lebih mudah dikatakan
daripada dilakukan (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:24).
c. Latihan Daya Ledak Otot Tungkai
Daya ledak terjemahan dari kata power, merupakan salah satu komponen
biomotorik, yang identikan dengan kekuatan eksplosive (eksplosive strength). Daya
ledak di bagi sesuai spesifikasinya atas: 1) daya ledak eksplosive (Explosivepower), 2)
daya ledak cepat (speed power), 3) daya ledak kuat (strength power),4) daya tahan lama
(endurance power). Daya ledak (power) ini adalah kerja yang dapat dilakukan dalam
satu kesatuan waktu. Kepentingan daya ledak di dalam olahraga yang dimaksud adalah
daya ledak eksplosive, yang terdiri atas dua kelompok biomotorik, yakni unsur kekuatan
(strength) dan kecepatan (speed), bila pelatihan ditekankan pada komponen
kekuatannya, maka menjadi daya ledak kekuatan (strength power), kalau penekanannya
pada latihan kecepatannya, maka hasilnya berupa daya ledak kecepatan (speed power).
Jika penekanan pelatihan pada daya tahannya, maka akan dihasilkan daya ledak daya
tahan (endurance power).
Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara
berulang-ulang dan kian hari beban latihan kian bertambah (Tohar, 2008:1). Pencapaian
prestasi yang maksimal perlu memperhatikan beberapa komponen-komponen dari
latihan tersebut meliputi :
1) Intensitas latihan
35
Intensitas latihan adalah suatu dosis (jatah) latihan yang harus dilakukan
seseorang atlet (M. Sajoto, 1995 :133). Jadi apabila seorang atlet melakukan
latihan secara bersungguh-sungguh dengan segala kemampuannya, berarti
dapat menjalankan intensitasnya 100% (maksimal).
2) Volume latihan
Bompa menyarankan di dalam penentuan volume atau beban latihan
untuk menggunakan system step type approach atau tangga, dimana setiap
garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan garis
horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan
3) Durasi
Durasi adalah lamanya latihan yang diperlukan, sampai berapa minggu
atau berapa bulan program tersebut dijalankan (M. Sajoto, 1995 : 139).
Waktu latihan sebaiknya adalah pendek tetapi berisi dan padat dengan
kegiatan-kegiatan bermanfaat. Selain itu setiap latihan harus dilakukan
dengan usaha yang sebaik-baiknya dan dengan kualitas atau mutu yang tinggi
untuk latihan plyometric dan menyundul ini lama latihan keseluruhan adalah
8 minggu.
4) Frekuensi latihan
Frekuensi latihan adalah beberapa kali seseorang melakukan latihan yang
cukup intensif dalam satu minggunya (M. Sajoto, 1995 : 137). Pada
umumnya telah disepakati bahwa makin banyak frekuensi latihan tiap
minggunya, makin capat pula hasil peningkatan. Untuk program latihan
plyometric dan menyundul bola frekuensi latihan 3 kali dalam setiap
minggunya.
5) Ritme
Ritme adalah irama dari suatu latihan. Ritme juga merupakan sifat iram
latihan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya tempo dan berat
ringannya suatu latihan dalam satu set latihan.
Salah satu metode latihan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kekuatan
otot tungkai adalah metode latihan plyometric. Dalam penelitian ini yang digunakan
dalam latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah latihan hurdle hops dan
latihan double leg bound, dimana kedua latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
36
kekuatan otot tungkai sehingga bila dipergunakan untuk sundulan yang akan diperoleh
hasil yang maksimal.
5. Latihan Plyometric Dengan Hurdle Hops
Menurut Donald A. Chu (1992 : 40) latihan hurdle hops adalah latihan yang
dilakukan pada gawang-gawang atau rintangan-rintangan yang tingginya antara (30-90
cm) diletakkan suatu garis dengan jarak yang ditentukan dengan kemampuan.
Rintangan akan jatuh bila atlet membuat kesalahan, start dimulai dengan berdiri
dibelakang rintangan, gerakan meloncat yang melewati rintangan-rintangan dengan
kedua kaki bersamaan. Gunakan ayunan kedua lengan untuk menjaga keseimbangan
dan mencapai ketinggian. Gawang-gawang ataurintangan-rintangan tingginya dibuat
kurang lebih 80% dari rata-rata panjang tungkai sampel yaitu (80% x66, 7 = 53, 4).
Dalam penelitian ini menggunakan gawang yang tingginya 40 cm dan jarak antar
gawang 1 meter.
Gambar 2.10 Latihan Hurdle hops
(Donald A. Chu, 1992 : 40)
6. Latihan plyometric Dengan Double Leg Bound
Menurut Bompa (1984:77-89), menyampaikan bahwa bentuk latihan
plyometrik seperti melangkah, melompat, meloncat, dengan dua kaki (double leg
bound), maupun meloncat dengan dua kaki menggunakan kotak (double leg box bound)
merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan power.
Latihan double leg bound merupakan gerakan meloncat dengan menggunakan
tumpuan kaki, yang diawali dengan posisi half-squat. Lengan di samping badan, bahu
condong ke depan melebihi posisi lutut, punggung lurus serta pandangan ke depan.
Selanjutnya melakukan gerakan loncatan kedepan atas, menggunakan ekstensi pinggul
depan dibantu ayunan lengan untuk mendorong ke depan.
37
Latihan double leg bound merupakan latihan yang bertujuan untuk
meningkatkan power otot tungkai dan pinggul. Dengan latihan tersebut gerakan secara
eksplosif akan semakin meningkat yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap
kemampuan menyundul bola
Gambar 2.11 Latihan double leg bound
7. Kekuatan
Setiap aktivitas olahraga, otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan
tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot
, tulang, persendian, ligamen, serta tendon sehingga gerakan dapat terjadi melalui
gerakan tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan (Harsono, 1988: 190).
Kekuatan adalah dasar untuk penampilan gerak, dan ia dapat menjadi faktor
tunggal yang paling penting dalam penampilan, sebab hampir semua penampilan yang
hebat tergantung pada kemampuan memakai kekuatan yang besar melawan tahanan,
kekuatan yang ditingkatkan sering menyokong penampilan yang lebih baik.
Kekuatan (strength) adalah kemampuan badan atau ruas badan untuk memakai
kekuatan (force). Kekuatan melibatkan kombinasi tiga faktor : (1) kontraksi kekuatan
otot-otot yang dikombinasikan yang menyebabkan gerakan; (2) kemampuan
mengkoordinasikan otot agonist dengan antagonist, neutralizer, dan otot stabilizer; (3)
rasio mekanik dari susunan lever (tulang yang dilibatkan. Faktor pertama tergantung
pada kontraksi kekuatan maksimum masing-masing otot agonistic pada gerakan. Faktor
kedua tergantung pada kemampuan koordinasi kontraksi otot individual. Koordinasi ini
dapat diperbaiki dengan melatih gerakan utama yang dilibatkan (mengembangkan
ketangkasan dalam gerakan) (Lukman O.T., 2006:129).
38
Mengenai latihan kekuatan, beberapa fakta tentang tipologi otot-otot dan
gambaran fungsional kontraksi otot tidak dapat dihindari. Otot-otot mendapatkan
impuls (= rangsangan) melalui urat syaraf gerak.
Rangsangan yang kuat membawa ke kontraksi maksimum. Otot-otot terdiri dari
sejumlah besar serat-serat kecil dan tipis. Tetapi bahkan rangsangan-rangsangan yang
kuat tidak perlu melibatkan kontraksi semua serat yang berkaitan. Dalam olahraga
pemain hanya baru 20 – 50 % dari serat-serat yang berkaitan ambil bagian dalam
kontraksi (Saziorski, 1966 yang dikutip dari Nossek, 1982:60). Karena itu, tujuan dari
latihan kekuatan adalah untuk mengaktifkan sebanyak mungkin serat-serat otot dalam
kontraksi tunggal.
Menurut Imam Hidayat (1997:84) “kekuatan adalah gaya yang ditimbulkan oleh
kontraksi otot. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekuatan ialah gaya yang dapat
menimbulkan gerak mekanis”.
Menurut Nossek (1982:62) kerja otot-otot selama tindakan kekuatan yang
manapun, terjadi dengan dua cara yaitu dinamis dan statis.
1. Kerja otot yang dinamis :
Kontraksi isotonik yang didalamnya kekuatan otot dinamis adalah aktifdan dilakukan
dengan pemendekan atau pemanjangan otot
a). Kontraksi konsentris, tindakan yang berganti-ganti yang didalamnya otot-otot
tersebut memendek dengan cara yang “positif”.
b). Kontraksi eksentrik, Suatu tindakan menyerah, dicirikan dengan jenis kekuatan
“negatif”, yang didalamnya otot-otot mengembang.
2. Kerja Otot yang Statis:
Kontraksi isometris, gerakan memegang dengan perubahan panjang otot yang dapat
ditiadakan.
Dalam tipe kontraksi isotonis akan nampak bahwa terjadi suatu gerakan dari
anggota-anggota tubuh kita yang disebabkan oleh memanjang dan memendeknya otot-
otot, sehingga terdapat perubahan dalam panjang otot. Dalam latihan-latihan isotonik
kita dapat memakai beban kita sendiri sebagai beban (Harsono, 1988:179).
Menurut Harsono (1988:175) “dalam kontraksi isometris tidak memanjang atau
memendek sehingga tidak akan nampak suatu gerakan yang nyata, atau dengan
perkataan lain, tidak ada jarak yang ditempuh”.
39
Semua gerakan merupakan hasil dari dalam hubungannya dengan alat-alat
susunan otot tubuh. Dari sudut pandang biomekanik, terdapat kekuatan luar dan dalam
(outer dan inner force), dengan jalan mana kekuatan-kekuatan luar seperti gravitasi,
tekanan air, dan angin, perpecahan tanah dan yang lain, mempengaruhi kekuatan dalam
otot-otot.
Menurut Harsono (1988:172) strength adalah kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap sesuatu tahanan. Kekuatan otot adalah komponen
yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan
merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, kekuatan memegang peranan penting
dalam melindungi atlet dari kemungkinan cedera dan dengan kekuatan, atlet akan dapat
lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih
keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.
Cara yang paling populer dan paling berhasil dalam meningkatkan kekuatan
adalah dengan latihan-latihan tahanan (resistence exercise). Latihan tahanan adalah
latihan di mana seorang atlet harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban,
baik itu badan atlet itu sendiri maupun bobot lain dari luar (external resistence) (Yusuf
Hadisasmita dan Aip Syarifudin, 1996:108).
Dalam istilah fisik, kekuatan (force) dikarakterisasikan dengan rumus F = m x a
(hasil dari masa dan akselerasi). Kekuatan menurut Husein Argasasmita,dkk (2007:56)
adalah “kemampuan untuk melawan tahanan/resistean atau beban fisik baik dari luar
maupun dari badannya sendiri”.
Kekuatan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
a). Kekuatan Maksimal (maximal Strength).
b). Daya tahan kekuatan (Strength Endurance)
c). Kekuatan kecepatan (Power Speed Strength).
a). Kekuatan Maksimal
Kekuatan maksimal adalah kemampuan untuk melawan tahanan secara
maksimal. Batasan ini tidak diperhitungkan seberapa cepat gerakan untuk melawan
tahanan tersebut tetapi seberapa besar tahanan yang dapat dilawan.
Untuk melatih kekuatan maksimal ada beberapa metode yang dapat digunakan,
namun pada prinsipnya adalah menggunakan beban dengan intensitas yang tinggi
(berat) dan pengulangan (repetisi) yang sedikit.
40
b). Daya tahan Kekuatan
Daya tahan kekuatan adalah kemampuan untuk melawan tahanan beban dalam
waktu yang lama. Batasan ini merujuk pada lamanya waktu atau lamanya pengulangan
secara simultan dalam melawan beban tersebut.
Untuk mengembangkan dayatahan kekuatan dapat digunakan berbagai metode
yang pada dasarnya adalah menggunakan beban dengan intensitas yang kecil (ringan)
dan pengulangan yang banyak.
c). Kekuatan Kecepatan
Kekuatan kecepatan atau Power adalah kemampuan untuk melawan tahanan
beban gerakan yang cepat dan eksplosif.
Batasan ini merujuk pada kemampuan melakukan gerakan dengan cepat
sehingga bila tahanan yang dihadapi tidak mampu digerakkan dengan cepat maka
kekuatan akan berubah menjadi kekuatan eksplosif.
Kekuatan eksplosif merupakan aplikasi usaha yang cepat untuk melawan
tahanan namun bebannya cukup berat sehingga gerak yang dihasilkan dan tampak
terlihat bebannya tidak bergerak dengan cepat.
a. Kekuatan Otot Tungkai
Kekuatan kontraksi otot dihubungkan pada pengukuran penampang melintang
otot. Begitu kekuatan otot meningkat, penampang melintang serabut otot individual
meningkat, mengakibatkan daerah penampang melintang otot menjadi lebih besar.
Secara teoritis pegukuran ini adalah sebanding dengan kekuatan. Akan tetapi, ini adalah
tidak selalu benar, sebab faktor lainnya dilibatkan. Misalnya : (1) dua buah otot yang
penampang melintangnya sama dapat dibedakan dalam kekuatan yang disebabkan oleh
perbedaan banyaknya jaringan lemak. Lemak tidak hanya mengurangi kemampuan
kontraksi, tetapi juga menyebabkan pergesekan dari gabungan karena memendekkan
serabut otot; (2) proporsi serabut aktif dalam otot yang berbeda mempengaruhi
kekuatan; (3) kontraksi yang efisien mempunyai pengaruh penting pada kekuatan.
Meskipun demikian,ukuran otot dan kekuatan dihubungkan sangat erat (Lukman O.T.,
2006 : 130).
Sebuah otot meningkat kekuatannya apabila ia berkontraksi secara teratur
melawan tahanan yang lebih besar. Jika kecepatan peningkatan menjadi cepat, otot
41
harus berkontraksi secara teratur melawan tahanan yang berat, dan tahanan harus
ditingkatkan begitu otot meningkat kekuatannya. Ini diketahui sebagai program
pembangunan kekuatan dengan tahan yang progresif.
Untuk dapat melakukan gerak (movement) manusia dilengkapi dengan sistem
otot, tulang dan sendi. Otot sendiri terdiri dari otot polos, otot jantung, dan otot rangka,
masing-masing otot tersebut mempunyai stuktur dan fungsi tersendiri. “Kira-kira 40
persen dari seluruh tubuh terdiri dari otot rangka, dan 10 persen lainya adalah otot polos
dan otot jantung“ (Pate & Clenaghan, 1984:222 di dalam Guyton & Hall, 1976:91).
“Teori kontraksi otot kohesif dikemukakan oleh orang Inggris H. E. Huxly tahun
1950-an” (Pate & Clenaghan, 1984:223). Teori bergerak Huxly menganggap bahwa
kontraksi otot adalah akibat interaksi antara sel protein aktin dan miosin dalam
myofibril. Interaksi itu terjadi sedemikian rupa sehingga pada saat memanjang ke dua
myofilamen bergerak yang satu melewati yang lain, dengan demikian mengurangi
panjang sarkomer. Pemendekan secara bersamaan pada beberapa sarkomer yang
berdekatan mengakibatkan kontraksi keseluruh myofibril. Jika beberapa serabut otot
mengerut serempak, dihasilkan tenaga yang menyebabkan otot memendek secara
menyeluruh. Agar aktindan myosin berinteraksi hal ini menyebabkan kontraksi otot,
yang dibutuhkan ATP (Adenosin Trifosfat). Selama otot bekerja, metabolisme sel
bertambah cepat sehingga ATP dihasilkan kembali dengan kecepatan yang sebanding
dengan penggunaanya.
Sedang menurut Guyton & Hall (1976:93) proses kontraksi otot sebagai
berikut:
1. Suatu potensial aksi berjalan disepanjang sebuah saraf motorik sampai
keujungnya pada serat otot.
2. Pada setiap ujung, saraf menyeleksi subtansi neuro transmiter, yaitu asetilkolin,
dalam jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka
banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul- molekul protein dalam
membran serat otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
untuk mengalir kebagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf.
Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat otot.
42
5. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serat otot, dalam cara yang
sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, dan juga
berjalan secara dalam di dalam serat otot, pada tempat dimana potensial aksi
menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium,
yang telah disimpan di dalam retikulum, kedalam myofibril.
7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamenaktin dan miosin,
yang menyebakan bergerak bersama-sama, dan menghasilkan proses kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium di pompa kembali ke dalam
retikulum sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot
yang baru datang lagi, pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan
menyebabkan kontraksi otot terhenti.
Otot rangka secara sadar dikendalikan oleh sistem pusat syaraf tubuh (simpul
otak dan simpul spinal). Hampir semua penampilan aktivitas olahraga tergantung pada
kemampuan olahragawan mengendalikan waktu dan kontraksi otot dengan tepat.
Dengan demikian koordinasi antara sistem syaraf dan sistem otot merupakan satu hal
yang penting bagi penampilan olahraga.
Serabut otot dirangsang untuk berkontraksi oleh motorneuron yang bekerja
untuk mengirim rangsangan listrik dari otak ke masing-masing serabut otot.
Rangsangan dimulai dari daerah khusus otak yang disebut selaput gerak. Motorneuron
atas turun dari otak yang berhubungan dengan motorneuron bawah dalam simpul
spinal. Motorneuron bawah membelah simpul spinal dalam saraf spinal dan berakhir
dalam sejumlah saraf. Pada akhirnya setiap saraf berhubungan dengan suatu serabut otot
khusus.
Serabut otot dikendalikan oleh motoneuron yang membentuk suatu unit gerak.
Rangsangan untuk berkontraksi dikirim dari syaraf yang berakhir pada serabut otot
melalui suatu susunan yang disebut simpangan mioneural. Bila rangsangan meluas
kesimpangan mioneural, suatu simpul saraf menyebabkan lepasnya zat kimia yang
disebut acetilkholin dari ujung syaraf. Acetilkholin adalah perantara (neurotransmiter)
yang memungkinkan perjalanan rangsangan listrik menyeberangi simpangan
myoneural. Jika rangsangan listrik tiba, sarkolema serabut otot dibawa keluar dari
serabut oleh tubulus dan retikulum sarkoplasma. Hasil kontraksi retikulum sarkoplasma
43
meninggalkan ion kalsium ke dalam sarkoplasma dalam merespon rangsangan listrik.
Ion-ion kalsium mempercepat kontraksi dengan memungkinkan terjadinya interaksi sel-
sel aktin dan miosin dengan mempermudah pemisahan ATP. Jadi, zat kimia yang
dihasilkan pada kontraksi otot dimulai dengan impuls syaraf dari otak dan simpul
spinal.
b. Peranan Kemampuan Awal Kekuatan Otot Tungkai pada kemampuan
menyundul bola.
Sepakbola modern masa kini yang makin cepat, makin keras dan memeras otak.
Semakin cepat dalam bergerak baik menguasai bola atau tidak, kemampuan fisik yang
prima sangat dibutuhkan oleh seorang pemain. Pemain yang memiliki kemampuan fisik
yang baik dapat menerapkan keterampilannya yang baik pula.
Menurut Sugiyanto (1998:254) kemampuan fisik adalah kemampuan sistem
organ-organ tubuh di dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting
untuk mendukung aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil bias dilakukan apabila
kemampuan fisiknya memadai.
Keterampilan bergerak bisa berkembang bila kemampuan fisik mendukung bisa
pelaksanaan gerak. Secara garis besar kemampuan fisik bisa dibedakan menjadi 4
macam kemampuan yaitu: a) ketahanan (endurance), b) Kekuatan (strength), c)
Fleksibilitas (flexibility), d) Kelincahan (agility).
Salah satu dari beberapa kemampuan fisik yang mendukung dalam performa
penampilan pemain adalah kekuatan otot. Menurut Sugiyanto (1998:259) kekuatan otot
unsur kemampuan fisik yang menjadikan seseorang mampu menahan beban atau
tahanan dengan menggunakan kontraksi otot. Kekuatan otot ditentukan oleh besarnya
penampang otot serta kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan.
Peranan kemampuan awal kekuatan otot tungkai dalam melakukan sundulan
bola sangat besar karena hampir semua keterampilan dalam permainan sepakbola
menggunakan kekuatan otot tungkai, sebagai seorang pemain sepakbola selain harus
memiliki kaki yang kuat, juga harus mengembangkan kecepatan dan stamina. Semua
pemain harus meningkatkan keterampilan lari mereka. Selanjutnya memberikan contoh
sebagian besar pemain profesional Kolumbia, memiliki otot tungkai kaki yang kuat.
44
Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian kemampuan menyundul bola
adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Dengan kata lain untuk mencapai
kecepatan, kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam meningkatkan
kemampuan jumping seseorang, karena kekuatan loncatan adalah perkalian antara
kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam meloncat. Kekuatan otot tungkai ini
digunakan saat menyundul bola. Seorang pemain sepakbola harus memiliki kaki yang
kuat, pergelangan kaki yang kuat, harus ada unsur kondisi fisik terutama kekuatan otot
tungkai yang digunakan untuk mengangkat paha dan menolak pada saat menyundul
bola dan tungkai yang kuat agar dapat memikul badan yang berat.
Dalam pencapaian kekuatan dalam menyundul bola kemampuan awal kekuatan
otot tungkai sangat berpengaruh. Karena otot merupakan faktor pendukung kemampuan
seseorang untuk melangkahkan kaki dan meloncat. Besar kecilnya otot benar-benar
berpengaruh terhadap kekuatan otot. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa pembesaran
otot itu disebabkan oleh bertambah luasnya serabut otot akibat suatu latihan. Makin
besar serabut-serabut otot seseorang, makin kuat pula otot tersebut (M. Sajoto,
1988:111).
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan dalam mendukung kajian teori yang
dikemukakan, sehingga dapat dipergunakan sebagai kajian untuk hipotesis. Hasil
penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
Lokananta Teguh HW (2007) , yang berjudul “Pengaruh latihan pliometrik stride jump
crossover dan single leg stride jump terhadap daya ledak, kekuatan dan kelincahan otot
tungkai pada anak laki-laki usia 11-13 tahun” penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan pengaruh latihan pliometrik stride jump crossover dan single leg stride
jump terhadap daya ledak, kekuatan dan kelincahan otot tungkai pada anak laki-laki usia
11-13 tahun. Hasil analisis menunjukan bahwa latihan pliometrik stride jump crossover
dapat lebih meningkatkan kemampuan daya ledak daripada latihan pliometrik single leg
stride jump, latihan plyometrik single leg stride jump dapat lebih meningkatkan
kemampuan kekuatan otot tungkai dariada latihan pliometrik stride jump crossover dan
antara latihan pliometrik stride jump crossover dan single leg stride jump tidak
mempunyai perbedaan pengaruh terhadap peningkatan kelincahan.
45
C. Kerangka Pikir
1. Pengaruh Latihan Hurdle Hops Terhadap kemampuan menyundul bola
Permainan sepakbola dibutuhkan kondisi fisik yang bagus, disamping
penguasaan teknik dalam bermain sepakbola. Untuk menghasilkan sundulan yang baik
tentu dibutuhkan teknik menyundul bola yang benar serta dukungan otot tungkai yang
baik. Usaha untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dapat dilakukan dengan cara
atau metode plyometric, yaitu dengan latihan hurdlehops.
Latihan hurdle hops menekankan loncatan untuk mencapai ketinggian
maksimum kearah vertikal dan kecepatan gerak kaki, yakni mencapai jarak horizontal
dengan tubuh. Pada latihan ini sampel berusaha melewati rintangan atau gawang yang
tingginya 40 cm. Latihan hurdle hops merupakan bagian dari hopping. Hopping
merupakan metode latihan plyometric yang khusus meningkatkan power otot tungkai.
Anatomi fungsional hopping meliputi : 1) Fleksi paha, melibatkan otot sartorius,
illiacus, dan gracilis. 2) Ekstensi lutut, melibatkan otot-otot tensor fascialatae, vastus
lateralis, medialis, intermedius, rectus femoris, semi tendinosus dan semi membranosus
serta juga melibatkan otot-otot gastrocnemius, peroneus, dan soleus. 3) Aduksi dan
Abduksi paha, melibatkan otot-otot gluteus medius dan medius, dan abductorlongus,
brevis, magnus, minimus, dan hallucis. Latihan hurdle hops melatih kekuatan otot
tungkai yang mana kekuatan otot tungkai digunakan untuk mengangkat paha dan
menolak pada saat melompat dan tungkai yang kuat agar dapat memikul badan yang
berat.
Dalam sepak bola menyundul bola dibutuhkan kekuatan loncatan dan
kecepatan gerak bola, oleh karena itu latihan hurdle hops melatih kekuatan dan
kecepatan gerakan tungkai untuk memberi daya dorong pada bola agar punya power
yang lebih besar maka latihan ini mempunyai kontribusi terhadap kemampuan
menyundul bola .
2. Pengaruh Latihan Double Leg Bound Terhadap kemampuan menyundul bola
Seorang atlet untuk dapat tampil secara optimal harus melalui latihan secara
teratur dan membutuhkan waktu yang relative lama. Bagi seorang pemain sepakbola
guna mencapai lompatan menyundul bola tinggi mungkin dibutuhkan kekuatan otot
tungkai yang baik.
46
Menurut Bompa (1984:77-89), menyampaikan bahwa bentuk latihan
plyometric seperti melangkah, melompat, meloncat, dengan dua kaki (double leg
bound), maupun meloncat dengan dua kaki menggunakan kotak (double leg bound)
merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan power.
Latihan double leg bound merupakan gerakan meloncat dengan menggunakan
tumpuan kaki, yang diawali dengan posisi half-squat. Lengan di samping badan, bahu
condong ke depan melebihi posisi lutut, punggung lurus serta pandangan ke depan.
Selanjutnya melakukan gerakan loncatan kedepan dan keatas, menggunakan ekstensi
pinggul depan dibantu ayunan lengan untuk mendorong ke depan. Usahakan mencapai
ketinggian maksimum dan jarak maksimum dengan posisi tubuh tegak.
Latihan plyometric double leg bound memiliki kecenderungan pengembangan
unsur teknik yang lebih baik untuk menguatkan kekuatan otot tungkai yang akan
digunakan untuk tumpuan saat melakukan lompatan, selain itu latihan double leg bound
juga cenderung menyerupai gerakan saat melayang diudara. Dengan latihan tersebut
akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan menyundul bola
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh latihan hurdle hops dan double leg bound terhadap
kemampuan menyundul bola, dengan doube leg bound yang paling berpengaruh.
2. Ada perbedaan kemampuan menyundul bola bagi siswa yang memiliki kemampuan
awal kekuatan otot tungkai tinggi dan kemampuan awal kekuatan otot tungkai
rendah, dengan kemampuan awal kekuatan otot tungkai tinggi yang paling
berpengaruh.
3. Ada interaksi antara latihan plyometric dan kemampuan awal kekuatan otot tungkai
terhadap kemampuan menyundul bola.