BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti...

21
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulu Penelitian terdahulu Fadliilah dan Atmani (2012), Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least-square). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa upah tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang artinya adalah penyerapan tenaga kerja pada industri tidak sensitif terhadap perubahan upah. Produktivitas berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja artinya semakin tinggi produktivitas tenaga kerja maka semakin rendah penyerapan tenaga kerja. Sedangkan modal kerja berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja artinya setiap penambahan bahan baku dan alat produksi akan membutuhkan tenaga kerja. Siburian dan Woyanti (2013), Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang menggunakan double log dan analisis deskriptif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa modal, produktivitas, dan usia usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, Artinya setiap ada penambahan modal, produktivitas, dan usia maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Sedangkan variabel upah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja artinya turunnya tingkat upah maka akan menaikkan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah furniture kayu di Kabupaten Jepara.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peneliti Terdahulu

Penelitian terdahulu Fadliilah dan Atmani (2012), Penelitian ini menggunakan

analisis regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (ordinary

least-square). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa upah tidak berpengaruh

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang artinya adalah penyerapan

tenaga kerja pada industri tidak sensitif terhadap perubahan upah. Produktivitas

berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja artinya semakin tinggi

produktivitas tenaga kerja maka semakin rendah penyerapan tenaga kerja.

Sedangkan modal kerja berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja

artinya setiap penambahan bahan baku dan alat produksi akan membutuhkan

tenaga kerja.

Siburian dan Woyanti (2013), Penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda yang menggunakan double log dan analisis deskriptif. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa modal, produktivitas, dan usia usaha

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, Artinya

setiap ada penambahan modal, produktivitas, dan usia maka akan meningkatkan

penyerapan tenaga kerja. Sedangkan variabel upah berpengaruh negatif terhadap

penyerapan tenaga kerja artinya turunnya tingkat upah maka akan menaikkan

tenaga kerja pada industri kecil dan menengah furniture kayu di Kabupaten

Jepara.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

8

Ariani (2013), Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah usaha, nilai investasi, dan upah

minimum berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, artinya

dimana semakin besar jumlah usaha, nilai investasi, dan tingkat upah akan

meningkatkan tenaga kerja yang bisa terserap oleh sektor industri, sehingga

penyerapan tenaga kerja meningkat.

Fauziah (2015), Hasil dari penelitian ini adalah nilai investasi dan nilai

produksi berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja artinya setiap

kenaikan nilai investasi dan nilai produksi menyebabkan kenaikan pada

penyerapan tenaga kerja. Sedangkan UMP menunjukkan hubungan negatif atau

menurunnya pertumbuhan upah mengakibatkan meningkatnya pertumbuhan

penyerapan tenaga kerja.

Hubungannya penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yang pertama

ada pada judul penelitian yaitu tentang analisis penyerapan tenaga kerja pada

industri kecil. Hubungannya dengan penelitian yang kedua berada pada judul

yaitu analisis penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah.

Hubungannya dengan penelitian yang ketiga berada pada penyerapan tenaga kerja

pada industri kecil menengah dan variabel independent jumlah usaha sama dengan

variabel independent yang digunakan oleh peneliti sekarang. Hubungannya

dengan penelitian yang keempat adalah berada pada judul penelitian yaitu analisis

penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah (IKM) dengan variabel

independent yang digunakan adalah nilai investasi sama dengan variabel

independent yang digunakan oleh peneliti sekarang.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

9

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yang pertama

adalah terletak pada variabel independent yaitu upah, produktivitas, dan modal

kerja serta metode yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu kedua adalah pada variabel independent

yaitu modal, produktivitas, upah, dan usia usaha dan metode yang digunakan yaitu

analisis regresi linier berganda. Perbedaan dengan penelitian terdahulu ketiga

adalah pada variabel independent yaitu upah dan metode yang digunakan yaitu

analisis regresi linier berganda. Perbedaan dengan penelitian terdahulu keempat

adalah variabel yang digunakan yaitu nilai produksi dan UMP dan metode yang

digunakan adalah deskriptif. Sedangkan penelitian sekarang menggunakan metode

penelitian analisis regresi data panel.

B. Teori dan Pengertian Tenaga Kerja

1. Pengetian Tenaga Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik (2015), Penduduk usia kerja adalah penduduk

yang berumur 15 tahun ke atas. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15

tahun ke atas) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja

dan pengangguran. Dan istilah Bekerja merupakan melakukan pekerjaan dengan

maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan

dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus dalam seminggu

yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu

usaha/kegiatan ekonomi).

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

10

Menurut Simanjuntak (2001) sumber daya manusia atau human resources

mengandung dua pengertian. Pertama sumber daya manusia (SDM) mengandung

pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi.

Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang

dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari

SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau

usaha kerja tersebut.

Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang bernilai ekonomis,

yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat. Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia.

Dengan kata lain, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok

penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau man power.

Menurut Sumarsono (2003:5) Tenaga Kerja adalah orang yang bersedia untuk

sanggup bekerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk

diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah

atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti

mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja.

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah sedang bekerja, sedang mencari

kerja dan melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga.

Menurut Mulyadi (2008:59) Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam

usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang

dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka,

dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

11

2. Jenis-Jenis Tenaga Kerja

Menurut Sastrohadiwiryo (2002) Tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan

yang sangat penting sebagai pelaku (actor) dalam mencapai tujuan pembangunan,

maka tenaga kerja dibagi menjadi:

a. Tenaga Kerja Upahan

Adalah tenaga kerja yang memperoleh upah sebagai imbalan atau jasa yang

diberikan. Mereka terikat dalam suatu hubungan dengan pemberi kerja

(perusahaan).

b. Tenaga Kerja Tetap

Adalah tenaga kerja yang secara teratur memperoleh hak-haknya seperti upah

cuti, meskipun ia tidak bekerja karena sesuatu hal yang tidak melanggar

ketentuan. Kedudukan mereka sangat kuat dalam hukum. Dimana pengusaha

tidak dapat memutuskan hubungan kerja semaunya.

c. Tenaga Kerja Tidak Tetap

Adalah tenaga kerja yang tidak memiliki hak dan kewajiban tidak teratur.

Umumnya mereka akan kehilangan hak-hak tertentu apabila mereka tidak

bekerja, kedudukan tidak cukup kuat sehingga dapat dikeluarkan pengusaha

dengan mudah.

d. Tenaga Kerja Borongan,

Adalah tenaga kerja yang menjalankan suatu pekerjaan tertentu atas perjanjian

dengan ketentuan yang jelas mengenai waktu dan harga pekerjaan. Pada saat

pekerjaan tersebut selesai, maka saat itu hubungan kerja putus.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

12

3. Pasar Tenaga Kerja

Menurut Sumarsono (2003:99) Pasar Kerja adalah seluruh aktivitas dari para

pelaku yang tugasnya adalah mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja.

Adapun pelaku-pelaku ini terdiri atas pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja,

pencari kerja, dan perantara atau pihak ketiga yang memberikan kemudahan bagi

pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pasar kerja dan sesuai

karakteristik serta tingkah laku para pencari kerja maupun penerimaannya maka

dapat dipisahkan antara pasar kerja intern dan ekstern, pasar kerja primer dan

pasar kerja sekunder sebagai berikut:

a. Pasar Kerja Intern dan Ekstern

Pasar kerja intern terjadi apabila pengusaha maupun instansi mengisi lowongan

kerja yang ada dengan menggunakan tenaga kerja dari dalam perusahaan itu

sendiri melalui promosi maupun pengangkatan. Adapun keuntungan dari pasar ini

adalah perusahaan atau instansi yang bersangkutan sudah memiliki informasi

yang lengkap mengenai kemampuan, ketrampilan, bahkan kepribadian calon

pekerja yang akan menduduki jabatan yang dimaksud. Adapun pasar kerja ekstern

yaitu pengisian lowongan dengan orang dari luar perusahaan. Pengisi lowongan

ini pada umumnya terbatas untuk jabatan tertentu saja dan pemberian upahnya

disesuaikan dengan pangkat atau jabatannya.

b. Pasar Kerja Primer dan Sekunder

Pasar kerja ini biasanya dikenal juga dengan pasar kerja dua bentuk. Pasar

kerja primer biasanya diperuntukkan bagi sektor-sektor formal, dimana ada aturan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

13

atau prosedur yang jelas pada mekanisme perekrutan dalam mempertemukan

pencari kerja dan penerima. Sebaliknya, pasar tenaga kerja sekunder umumnya

tidak menggunakan prosedur yang jelas, tidak mempunyai jenjang jabatan, dan

tingkat upah yang relatif rendah.

4. Persaingan Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja

Pasar persaingan sempurna dalam pasar tenaga kerja berarti di dalam pasar

terdapat banyak perusahaan yang memerlukan tenaga kerja dan tenaga kerja yang

berada dalam pasar tidak menyatukan diri di dalam sirikat-serikat buruh yang

akan bertindak sebagai wakil mereka. Di dalam pasar penyerapan tenaga kerja

yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

dengan sifat-sifat permintaan dan penawaran di pasar barang.

Sumber: Sukirno (2005:350)

Gambar 2.1 Kurva Persaingan Sempurna Dan Pasar Tenaga Kerja

Kurva permintaan atas tenaga kerja, seperti juga kurva permintaan atas suatu

barang, bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Berarti permintaan atas

tenaga kerja bersifat semakin tinggi atau rendah upah tenaga kerja semakin sedikit

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

14

atau banyak permintaan atas tenaga kerja. Berdasarkan kepada sifat permintaan

dan penawaran tenaga kerja seperti yang diterangkan diatas ditunjukkan

penentuan tingkat upah di pasar tenaga kerja dan di dalam suatu perusahaan.

Dalam gambar (ii) kurva MRP=D adalah kurva permintaan tenaga kerja dan kurva

SS adalah penawaran tenaga kerja. Dengan demikian keseimbangan dicapai di

titik E yang berarti jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah L dan tingkat upah

adalah W. Di dalam gambar (i) ditunjukkan permintaan dan penawaran tenaga

kerja disuatu perusahaan.

Oleh karena sifat pasar adalah persaingan sempurna, firma tidak

mempengaruhi tingkat upah. Firma harus membayar upah sebesar W kepada para

pekerja yang digunakannya dan pada tingkat upah ini dapat memperoleh semua

tenaga kerja yang diperlukannya. Maka kurva W adalah kurva penawaran tenaga

kerja kepada kepada perusahaan itu. Kurva d=mrp menggambarkan permintaan

tenaga kerja oleh perusahaan tersebut maka keseimbangan dicapai di titik e. Jadi

tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan tersebut adalah sebanyak satu.

5. Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Mulyadi (2008) Penyerapan tenaga kerja adalah menghimpun orang

atau tenaga kerja di suatu lapangan usaha. Lapangan usaha yang tersedia tidak

mampu menyerap tenaga kerja dalam kondisi yang siap pakai. Disinilah perlunya

peranan pemerintah untuk mengatasi masalah kualitas tenaga kerja melalui

pembangunan pendidikan, peningkatan kualitas tenaga kerja yang berkemampuan

dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK, serta pelatihan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

15

keterampilan dan wawasan yang luas sehingga mempermudah proses penyerapan

tenaga kerja yang dibutuhkan.

Menurut badan pusat statistik (2015) penyerapan tenaga kerja merupakan

jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu

atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang

bekerja dalam suatu unit usaha. Selain itu, penyerapan tenaga kerja merupakan

banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya

jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di

berbagai sektor perekonomian.

Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga

kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai

permintaan tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja adalah hubungan antara tingkat

upah dan kuantitas tingkat tenaga kerja yang diterima. Di pasar tenaga kerja

pembeli jasa tenaga kerja adalah perusahaan yang melakukan kegiatan ekonomi

(produksi) untuk menghasilkan output berupa barang atau jasa, sedangkan rumah

tangga bertindak sebagai penjual tenaga kerja.

Menurut Sumarsono (2009:12) Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu.

Biasanya permintaan akan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat

upah dan perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil.

Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah dan jumlah tenaga yang

tersedia. Kenaikan tingkat upah mempengaruhi penyediaan tenaga kerja melalui

daya yang saling berlawanan.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

16

Menurut Sumarsono (2009:13) Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi dari

upah, sehingga jumlah tenaga kerja yang ditawarkan akan dipengaruhi oleh

tingkat upah terutama untuk jenis jabatan yang sifatnya khusus. Selain itu

Penawaran tenaga kerja merupakan suatu hubungan antara tingkat upah dan

jumlah tenaga kerja yang tersedia dan dipengaruhi oleh tingkat upah yang berlaku.

Dalam pandangan neo klasik, penawaran tenaga kerja akan meningkat apabila

tingkat upah meningkat dan apabila tingkat upah turun maka penawaran tenaga

kerja akan menurun. Selain itu permintaan tenaga kerja akan berkurang apabila

tingkat upah naik, sehingga akan terjadi keseimbangan antara penawaran dan

permintaan tenaga kerja.

Dengan asumsi bahwa semua pihak mempunyai informasi yang lengkap

mengenai pasar kerja, maka teori klasik beranggap bahwa jumlah penyediaan

tenaga kerja selalu sama dengan permintaan. Keadaan dimana penyediaan tenaga

kerja sama dengan permintaan dinamakan titik equilibrium (titik E) sehingga tidak

terjadi penggangguran.

Gambar 2.2 Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

17

Keterangan:

SL : Kurva penawaran tenaga kerja

DL : Kurva permintaan tenaga kerja

We : Tingkat upah dalam equilibrium

E : Jumlah tenaga kerja yang tercapai (eq)

Menurut Kasryono (1984) Dalam kenyataannya, keseimbangan seperti

demikian tidak pernah tercapai. Akan tetapi, yang terjadi adalah jumlah tenaga

kerja yang tersedia nampaknya cukup banyak, bahkan berlebihan sehingga

menyebabkan tingkat upah cenderung akan menurun sampai batas minimum.

Menurut Sumarsono (2009:14) titik temu (equilibrium) antara penawaran dan

permintaan tenaga kerja akan terjadi apabila pada tingkat upah tertentu menerima

pekerjaan yang ditawarkan kepadanya, dan dilain pihak pada tingkat upah tertentu

pula pengusaha bersedia mempekerjakan tenaga kerja tersebut.

Jadi, pada titik equilibrium kedua belah pihak (pencari kerja dan pemberi kerja)

akan mempunyai nilai kepuasan yang sama. Dan pada tingkat upah tertentu

banyaknya tenaga kerja yang ditawarkan maupun yang diminta adalah seimbang

yaitu sama dengan titik e. Titik equilibrium akan bergeser dan tidak seimbang lagi

apabila terjadi gangguan-gangguan di pasar kerja, terutama bila terjadi pergeseran

pergeseran kurva permintaan ataupun penawaran tenaga kerja. Biasanya kekuatan

mekanisme pasar akan berbentuk dengan sendirinya equilibrium yang baru.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

18

6. Faktor-Faktor Penyerapan Tenaga Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja adalah sebagi

berikut:

a. Faktor keadaan pasar tenaga kerja

Suatu perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sedikit namun keadaan

pasar tenaga kerja lebih banyak, maka sudah semestinya memperbaiki sistem

seleksinya agar mendapatkan pekerja yang cakap, terampil dan produktif.

Sebaliknya, apabila membutuhkan tenaga kerja lebih banyak daripada keadaan

pasar tenaga kerja maka pada pelaksanaan penyerapan tenaga kerja harus

didahului usaha untuk memperbaiki kondisi kerja yang ada.

b. Faktor sistem pengupahan

Sistem pengupahan ini merupakan salah satu faktor yang menjadi

pertimbangan utama seseorang untuk bekerja. Sebab, hal ini menyangkut

masalah kehidupan pribadi dan keluarga dari pekerja tersebut.

c. Faktor kesejahteraan sosial

Apabila pekerja dapat menikmati kesejahteraan sosial yang layak, maka

ketenangan dan gairah bekerja akan tampak sehingga tujuan dari perusahaan

akan tercapai dengan lebih mudah.

d. Faktor-faktor lain

Sedangkan faktor lain yang bersifat individualis tetapi juga memegang peranan

penting dalam penyerapan tenaga kerja adalah faktor keahlian dan pengalaman,

faktor umur, faktor jenis kelamin, dan faktor pendidikan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

19

C. Teori dan Pengertian Industri Kecil dan Menengah

1. Pengertian Industri Kecil dan Menengah

Menurut Badan Pusat Statistik (2015) Industri Kecil adalah unit usaha

dengan jumlah 5-19 orang sedangkan Industri Menengah adalah unit usaha

dengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang. Sementara itu Disperindag

mendefinisikan Industri Kecil dan Menengah berdasarkan nilai asetnya yaitu

Industri Kecil adalah industri yang mempunyai nilai investasi perusahaan sampai

dengan 200 juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan Industri

Menengah adalah industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya antara

200 juta - 5 milyar rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan).

Menurut Tambunan (2002) Industri kecil adalah kegiatan yang dikerjakan di

rumah – rumah penduduk, yang pekerjanya merupakan anggota keluarga sendiri

yang tidak terikat jam kerja dan tempat. Ukuran apakah suatu usaha tergolong

kecil adalah usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum, usaha

dikelola oleh satu orang, modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi,

wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.

2. Ciri-Ciri Industri Kecil dan Menengah

Ciri-ciri industri kecil dan industri menengah adalah sebagai berikut:

a. Industri Kecil

Ciri-ciri industri kecil adalah sebagai berikut:

1) Usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum.

2) Usaha dimiliki atau dikelola oleh satu orang.

3) Modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi dan nlainya relatif kecil.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

20

4) Teknologi yang digunakan masih sederhana.

5) Tenaga kerja yang terlibat tidak memiliki pendidikan atau keahlian khusus.

6) Tidak ada patokan jam kerja yang jelas.

7) Upah kerja relatif kecil.

8) Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.

b. Industri Menengah

Ciri-ciri industri menengah adalah sebagai berikut:

1) Modal yang diinvestasikan cukup besar.

2) Peralatan yang digunakan dan cara pengolahan bahan baku sudah lebih maju

jika dibandingkan dengan industri kecil.

3) Tenaga kerja yang terlibat memiliki keahlian khusus.

4) Terdapat patokan jam kerja.

5) Upah yang diperoleh tenaga kerja mengikuti ketentuan UMK.

6) Kegiatan industri dilakukan di tempat khusus (pabrik).

7) Produk yang dihasilkan lebih banyak.

8) Pemasaran produk yang lebih luas.

3. Macam–Macam Jenis Industri

Macam-macam jenis industri dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Industri Primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil

olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil

produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan lain sebagainya.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

21

b. Industri Sekunder, adalah industri yang bahan mentahnya diolah sehingga

menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah

permintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.

c. Industri Tersier, adalah produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contohnya

adalah telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan lain sebagainya.

4. Masalah Yang di Hadapi Industri Kecil dan Menengah

Menurut Pangestu (1994:113) masalah serius yang dihadapi industri kecil dan

menengah adalah:

a. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar.

b. Kelemahan dalam permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur

terhadap sumber permodalan.

c. Rendahnya tingkat teknologi yang digunakan.

d. Konsistensi kualitas yang sesuai standar dan mutu.

e. Kemampuan pemenuhan pesanan yang besar dalam waktu yang singkat.

f. Kurangnya promosi sehingga menghambat pemasaran.

g. Keterbatasan bahan baku yang merupakan kendala serius bagi pertumbuhan

output atau kelangsungan produksi bagi IKM.

D. Teori dan Pengertian Unit Usaha

Unit usaha adalah unit yang melakukan kegiatan yang dilakukan oleh

perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan dan mempunyai

kewenangan yang ditentukan berdasarkan kebenaran lokasi bangunan fisik, dan

wilayah operasinya. Secara umum, pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

22

ini industri kecil dan menengah pada suatu daerah akan menambah jumlah

lapangan pekerjaan. Hal ini berarti permintaan tenaga kerja juga bertambah.

Dengan adanya peningkatan investasi pada suatu industri akan meningkatkan

penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan oleh dengan adanya peningkatan

investasi maka akan meningkatkan jumlah perusahaan yang ada pada industri

tersebut. Peningkatan jumlah perusahaan maka akan meningkatkan jumlah output

yang akan dihasilkan sehingga lapangan pekerjaan meningkat dan akan

mengurangi pengangguran atau dengan kata lain akan meningkatkan penyerapan

tenaga kerja. Jumlah unit usaha erat dengan penyerapan tenaga kerja pada sektor

industri, dilihat dari terus meningkatnya jumlah usaha.

E. Teori dan Pengertian Investasi

1. Pengertian Investasi

Menurut Kamarudin (2002:3) Investasi adalah menempatkan uang atau dana

dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang

atau dana tersebut. Sedangkan menurut Sukirno (2004:121), Investasi

didefinisikan sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang

modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan

terutama menambah barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan

untuk memproduksi barang dan jasa dimasa depan.

Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)

dan investasi pada aset finansial (financial asset). Aset fisik adalah aset yang

mempunyai wujud secara fisik, sedangkan aset finansial adalah surat-surat

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

23

berharga. Alasan seseorang investor melakukan investasi adalah untuk

mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang serta untuk

menghindari merosotnya nilai kekayaan yang dimiliki.

Investasi sering disebut juga penanaman modal atau pembentukan modal dan

sebagai kegiatan untuk membuka usaha dan menggunakan uang untuk membeli

barang barang modal. Dengan demikian, investasi dapat diartikan sebagai

pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk

membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi guna

menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia

dalam perekonomian. Besar kecilnya permintaan investasi tergantung pada tingkat

bunga yang berlaku, semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil

permintaan investasi. Berikut adalah Rumus Investasi dua sektor :

Y = C + I atau S = I

Keadaan keseimbangan tersebut menunjukkan syarat keseimbangan dalam

perekonomian dua sektor, yaitu pendapatan (Y) sama dengan pengeluaran

konsumsi rumah tangga (C) ditambah dengan pengeluaran investasi perusahaan

(I) atau besarnya kebocoran (S) sama dengan besarnya suntikan (I). Dengan

adanya investasi, maka grafik keseimbangan pendapatan dalam perekonomian dua

sektor bergeser dari besarnya Break Even Point atau Break Even Income ( Y = C )

menjadi Y = C + I.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

24

2. Pelaksana-Pelaksana Investasi

Menurut Waluyo (2003:57) Pelaksana-pelaksana investasi dapat dibagi sebagai

berikut:

a. Pemerintah (public investment)

Public Investment umumnya dilakukan tidak dengan maksud untuk

mendapatkan keuntungan, tetapi tujuan utamanya adalah untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat (nasional). Contoh : jaringan-jaringan jalan raya, irigasi,

rumah sakit, pelabuhan, dan lain sebagainya.

b. Swasta (private investment)

Private Investment adalah kegiatan investasi yang dilakukan oleh swasta dan

ditujukan untuk memperoleh keuntungan (profit) dan didorong oleh adanya

pertambahan pendapatan. Bilamana pendapatan bertambah, konsumsi juga

bertambah dan bertambah pulalah efective demand.

c. Pemerintah dan Swasta

Jenis investasi pemerintah maupun swasta ialah investasi luar negeri (foreign

investment). Foreign investment terjadi karena ada selisih antara ekspor dan

impor (X-M).

3. Tujuan Investasi

Menurut Kamarudin (2002:3) Ada beberapa alasan mengapa seseorang

melakukan investasi, antara lain adalah:

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.

Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf

hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana berusaha untuk

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

25

mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak

berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilihan

perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan

atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena inflasi.

c. Meningkatkan produksi dan produktifitas yang lebih tinggi, yang akan

mengakibatkan surplus yang lebih besar, sehingga mempengaruhi proses

investasi pada sektor yang satu atau yang lainnya. Dengan begitu kesempatan

kerja semakin meningkat sehingga mempengaruhi penyerapan tenaga kerja.

F. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Jumlah IKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada

Industri Kecil Dan Menengah (IKM)

a. Menurut Andi (2013) penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah unit

usaha. Hubungan antara jumlah unit usaha dengan jumlah tenaga kerja adalah

positif. Semakin meningkatnya jumlah unit usaha, maka akan meningkatkan

penyerapan tenaga kerja. Sebaliknya, apabila jumlah unit usaha menurun maka

akan mengurangi jumlah tenaga kerja.

b. Menurut Matz (2003) dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan maka

akan meningkatkan jumlah output yang akan dihasilkan. Sehingga, lapangan

pekerjaan meningkat dan akan mengurangi pengangguran atau dengan kata lain

akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

26

2. Hubungan Nilai Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada

Industri Kecil Dan Menengah (IKM)

a. Menurut Fauziah (2015) Besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya

permintaan tenaga kerja. Secara teoritis, semakin besar nilai investasi yang

dilakukan maka semakin besar pula tambahan penggunaan tenaga kerja.

Sehingga, dengan adanya peningkatan nilai investasi pada suatu industri akan

meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan oleh dengan

adanya peningkatan investasi maka akan meningkatkan jumlah perusahaan

yang ada pada industri tersebut.

b. Menurut Suparmoko (1994), Besarnya nilai investasi akan menentukan

besarnya permintaan tenaga kerja. Semakin besar nilai investasi yang

dilakukan maka semakin besar pula tambahan penggunaan tenaga kerja.

c. Menurut Sudarsono (1998) untuk mengembangkan sektor industri perlu adanya

investasi yang memadai agar pengembangan sektor industri dapat berjalan

sesuai tujuan. Usaha akumulasi modal dapat dilakukan dengan melalui

kegiatan investasi yang akan menggerakkan perekonomian melalui mekanisme

permintaan agregat, dimana akan meningkatkan usaha produksi dan pada

akhimya akan mampu meningkatkan permintaan tenaga kerja.

d. Menurut Sadono (2003), Penanaman modal atau investasi dalam teori ekonomi

adalah pengeluaran pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan

peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah

barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Sehingga, investasi

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Peneliti Terdahulueprints.umm.ac.id/47011/3/jiptummpp-gdl-aniksulist-46563...yang seperti itu sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda

27

berarti kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi suatu

perekonomian dan untuk meningkatkan kapasitas produksi yang lebih tinggi

diperlukan pula modal manusia yang mencukupi.

G. Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan kajian studi pustaka dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun

kerangka pemikiran teoritis ada tidaknya korelasi antara jumlah industri kecil

menengah dan nilai investasi terhadap penyerapan tenaga kerja. Untuk

memperjelas penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk skema berikut ini :

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

H. Hipotesis Penelitian

Untuk melakukan analisa Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Menengah,

diajukan hipotesis yaitu Diduga Jumlah Industri Kecil Menengah dan Nilai

Investasi berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2010-2014.

Jumlah IKM (X1)

Nilai Investasi (X2)

Penyerapan tenaga kerja di

Provinsi Kalimantan

Tengah (Y)