BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi...

14
24 24 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata peduli memiliki makna yang beragam. Banyak literatur yang menggolongkannya berdasarkan orang yang peduli, orang yang dipedulikan dan sebagainya. Oleh karena itu kepedulian menyangkut tugas, peran, dan hubungan. Kata peduli juga berhubungan dengan pribadi, emosi dan kebutuhan (Tronto dalam Phillips, 2007). Tronto (1993) mendefinisikan peduli sebagai pencapaian terhadap sesuatu diluar dari dirinya sendiri. Peduli juga sering dihubungkan dengan kehangatan, postif, penuh makna, dan hubungan (Phillips, 2007). Swanson (1991) mendefinisikan kepedulian sebagai salah satu cara untuk memelihara hubungan dengan orang lain, dimana orang lain merasakan komitmen dan tanggung jawab pribadi. Noddings (2002) menyebutkan bahwa ketika kita peduli dengan orang lain, maka kita akan merespon positif apa yang dibutuhkan oleh orang lain dan mengeksresikannya menjadi sebuah tindakan. Menurut Bender (2003) kepedulian adalah menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. Orang yang mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain daripada kepentingannya sendiri adalah orang yang peduli. Orang yang peduli tidak akan menyakiti perasaan orang lain. Mereka selalu berusaha untuk menghargai, berbuat baik, dan membuat yang lain senang. Banyak nilai yang merupakan bagian dari kepedulian, seperti kebaikan, dermawan, perhatian, membantu, dan rasa kasihan. Kepedulian Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

24

24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepedulian

1. Definisi Kepedulian

Kata peduli memiliki makna yang beragam. Banyak literatur yang

menggolongkannya berdasarkan orang yang peduli, orang yang dipedulikan dan

sebagainya. Oleh karena itu kepedulian menyangkut tugas, peran, dan hubungan.

Kata peduli juga berhubungan dengan pribadi, emosi dan kebutuhan (Tronto

dalam Phillips, 2007). Tronto (1993) mendefinisikan peduli sebagai pencapaian

terhadap sesuatu diluar dari dirinya sendiri. Peduli juga sering dihubungkan

dengan kehangatan, postif, penuh makna, dan hubungan (Phillips, 2007).

Swanson (1991) mendefinisikan kepedulian sebagai salah satu cara untuk

memelihara hubungan dengan orang lain, dimana orang lain merasakan komitmen

dan tanggung jawab pribadi. Noddings (2002) menyebutkan bahwa ketika kita

peduli dengan orang lain, maka kita akan merespon positif apa yang dibutuhkan

oleh orang lain dan mengeksresikannya menjadi sebuah tindakan.

Menurut Bender (2003) kepedulian adalah menjadikan diri kita terkait

dengan orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. Orang yang

mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain daripada kepentingannya

sendiri adalah orang yang peduli. Orang yang peduli tidak akan menyakiti

perasaan orang lain. Mereka selalu berusaha untuk menghargai, berbuat baik, dan

membuat yang lain senang. Banyak nilai yang merupakan bagian dari kepedulian,

seperti kebaikan, dermawan, perhatian, membantu, dan rasa kasihan. Kepedulian

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

25

25

juga bukan merupakan hal yang dilakukan karena mengharapkan sesuatu sebagai

imbalan.

May (dalam Leininger 1981) mendefinisikan kepedulian sebagai perasaan

yang menunjukkan sebuah hubungan dimana kita mempersoalkan kehadiran

orang lain, terdapat hubungan pengabdian juga, bahkan mau menderita demi

orang lain. Dedication, mattering, dan concern menjadi elemen-elemen penting

dalam kepedulian. Kepedulian bermula dari perasaan, tetapi bukan berarti hanya

sekedar perasaan. Kepedulian mendorong perilaku muncul sebagai wujud dari

perasaan tersebut. Ketika sesuatu terjadi maka kita rela memberikan tenaga, agar

yang baik dan positiflah yang terjadi pada orang yang kita pedulikan. Kepedulian

atau memperdulikan itu meminta perasaan berubah ke dalam bentuk perilaku.

Perilaku dan perasaan tersebut tentunya berdasarkan pemikiran. Perasaan dari

kepedulian tersebut bukanlah tanpa pemikiran, tapi justru sebaliknya perasaan itu

juga berdasarkan pertimbangan.

Heidegger (dalam Leininger 1981) mengatakan bahwa kepedulian

merupakan “sumber dari kehendak”. Menurut Heidigger, kehendak itulah yang

mendorong kekuatan hidup dan kepedulian adalah sumbernya. Peduli merupakan

fenomena dasar dari eksistensi manusia termasuk dirinya sendiri, dengan kata lain

jika kita tidak peduli, maka kita akan kehilangan kepribadian kita, kemauan kita

dan diri kita.

Leininger (1981) menyimpulkan bahwa kepedulian adalah perasaan yang

ditujukan kepada orang lain, dan itulah yang memotivasi dan memberikan

kekuatan untuk bertindak atau beraksi, dan mempengaruhi kehidupan secara

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

26

26

konstruktif dan positif, dengan meningkatkan kedekatan dan self actualization

satu sama lain. Leininger (1981) mengusulkan ada empat tahap dari kepedulian,

attachment, assiduity, intimacy dan confirmation. Masing-masing tahap dicapai

dengan memenuhi tugas kebutuhan secara baik. Kepedulian menjadi tidak

berfungsi atau terhambat, apabila satu atau lebih kebutuhan tidak tepenuhi.

Menurut Boyatzis dan McKee (2005), kepedulian merupakan wujud nyata

dari empati dan perhatian. Ketika kita bersikap terbuka kepada orang lain, maka

kita dapat menghadapi masa-masa sulit dengan kreativitas dan ketegaran. Empati

mendorong kita untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Empati akan muncul

ketika kita memulai rasa ingin tahu kita terhadap orang lain dan pengalaman-

pengalaman mereka. kemudian empati itu akan diwujudkan ke dalam bentuk

tindakan. Kepedulian didasarkan pada hasrat secara penuh untuk membina ikatan

dengan orang lain dan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun bagaimanapun

cara terbaik untuk memahami apa itu kepedulian adalah dengan cara meihat

bagaimana kepedulian tersebut dipraktikan. Kepedulian juga dapat didefenisikan

sebagai sesuatu yang memiliki tiga komponen, yaitu :

1. Pemahaman dan empati kepada perasaan dan pengalaman orang lain

2. Kesadaran kepada orang lain

3. Kemampuan untuk bertindak berdasarkan perasaan tersebut dengan

perhatian dan empati.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepedulian

merupakan cara memelihara hubungan dengan orang lain yang bemula dari

perasaan dan ditunjukkan dengan perbuatan seperti memperhatikan orang lain,

bebelas kasih, dan menolong.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

27

27

2. Dimensi Kepedulian

Menurut Swanson (2000), ada lima dimensi penting dalam kepedulian.

1. Mengetahui

Berusaha keras memahami kejadian-kejadian yang memiliki makna dalam

kehidupan orang lain. Pada aspek ini menghindari asumsi tentang kejadian yang

dialami orang lain sangat penting, berpusat pada kebutuhan orang lain, melakukan

penilaian yang mendalam, mencari isyarat verbal dan non verbal, dan terlibat pada

kedua isyarat tersebut.

2. Turut hadir

Hadir secara emosi dengan menyampaikan ketersedian, berbagi perasaan, dan

memantau apakah orang lain terganggu atau tidak dengan emosi yang diberikan.

3. Melakukan

Melakukan sesuatu bagi orang lain, seperti melakukannya untuk diri sendiri,

apabila memungkinkan, seperti menghibur, melindungi, dan mendahulukan,

seperti melakukan tugas-tugas dengan penuh keahlian dan kemampuansaat mem-

pertahankan martabat.

4. Memungkinkan

Memfasilitasi perjalanan hidup dan kejadian yang tidak biasa yang dimiliki oleh

orang lain dengan memberikan informasi, memberikan penjelasan, memberikan

dukungan, fokus pada perhatian yang sesuai, dan memberikan alternatif.

5. Mempertahankan keyakinan

Mendukung keyakinan orang lain akan kemampuannya menjalani kejadian atau

masa transisi dalam hidupnya dan menghadapi masa yang akan datang dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

28

28

penuh makna. Tujuan tersebut untuk memungkinkan orang lain dapat memaknai

dan memelihara sikap yang penuh harapan.

3. Tujuan Kepedulian

Menurut Leininger (1981) adapun maksud dari kepedulian dapat

ditunjukkan dengan melihat tujuan dari kepedulian tersebut. Tujuan pertama dari

kepedulian adalah untuk memudahkan pencapaian self actualization satu sama

lain. Mencapai potensial secara maksimal merupakan tujuan yang paling penting

dalam kehidupan. Beberapa diantara kita terus berusaha mencapai prestasi yang

ingin dicapai. Prestasi tidak hanya berarti kita dapat memproduksi sebuah buku

terbaik misalnya, menjadi Presiden dari sebuah perusahaan, kepala staf dan lain

sebagainya. Prestasi berarti mengembangkan kemampuan, kemampuan untuk

mengetahui dan mengalami secara penuh human being, kemampuan untuk

bersabar, melakukan kebaikan, terharu, kasih, dan kepercayaan, dan kemampuan

untuk melatih kemampuan fisik yang tersembunyi, wawasan, imajinasi dan

kreatifitas. Pada intinya, prestasi merupakan kemampuan untuk memenuhi ambisi,

tujuan, dan impian, sehingga mendapat kepuasaan terhadap hidup dan

kemajuannya, dan akhirnya menjadi manusia yang berpotensial penuh.

Tujuan berikutnya adalah memperbaiki perhatian seseorang, kondisi,

pengalaman, dan being, kemudian untuk melanjutkan hubungan dengan

kepedulian, dan mengekspresikan perasaan mengenai hubungan ( Leininger,

1981).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

29

29

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepedulian

Kepedulian merupakan fenomena universal, dimana sebuah perasaan yang

secara alami menimbulkan pikiran tertentu dan mendorong perilaku tertentu di

seluruh budaya di dunia. Bisa jadi semua orang mengalami perasaan yang mirip

ketika peduli dengan orang lain. Bagaimanapun kepedulian itu dipikirkan dan

diwujudkan dalam bentuk perilaku, kepedulian dipengaruhi oleh kondisi budaya

dan variabel-variabel lainnya. Pengalaman dari perasaan peduli (ketika mencapai

level perasaan dan perilaku) melalui sebuah proses intrepretasi dari bahasa dan

tindakan yang merupakan simbol dan perwujudan dari perasaan yang hanya bisa

diekspresikan secara sosial (Leininger, 1981).

1) Budaya mempengaruhi bagaimana kepedulian tersebut diekspresikan dan

diwujudkan ke dalam tindakan. Budaya mengendalikan bagaimana aksi atau

tindakan tersebut diwujudkan. Penerimaan sosial dan harapan sosial juga

mempengaruhi bagaimana kepedulian diberikan di tempat tertentu.

2) Nilai yang dianut oleh individu berpengaruh terhadap proses pengambilan

keputusan bagi seseorang, seperti bagaimana menentukan prioritas, mengatur

keuangan, waktu dan tenaga. Motivasi, maksud dan tujuan juga bergantung

pada nilai yang dianut.

3) Faktor selanjutnya merupakan harga. Harga apa yang kita dapatkan ketika

kita bersedia untuk memberikan waktu, tenaga, bahkan uang, harus sesuai

dengan nilai dari hubungan kita dengan orang lain. Kepedulian yang

sungguh-sungguh tidak akan membuat waktu, uang, dan tenaga yang bersedia

kita berikan menjadi sia-sia atau tidak bijaksana. Untuk mencapai suatu

tujuan yang sangat penting (misalnya demi keselamatan nyawa), orangyang

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

30

30

peduli mungkin akan melukai dirinya sendiri. Tetapi jika mengarah kepada

hal yang membahayakan tentu saja bukan termasuk wujud dari kepedulian.

4) Faktor berikutnya adalah keeksklusifan. Pada sebuah hubungan, hal ini bisa

saja dialami. Jika hal ini terus terjadi, maka faktor ini akan memberikan

pengaruh yang negatif dan oleh karena itu bukan lagi merupakan wujud dari

kepedulian. Hubungan lain terlihat sebagai kebutuhan untuk kondisi manusia

seperti untuk bertumbuh, stimulasi, memperdulikan, tetapi bagi hubungan

yang eksklusif, hal ini tidak akan diberikan.

5) Level kematangan dari keprihatinan seseorang dalam sebuah hubungan

kepedulian dapat berpengaruh terhadap kualitas dan tipe hubungan

kepedulian tersebut. Hubungan kepedulian membutuhkan kesatuan dari

kepedulian yang dilengkapi dengan keintegritasan dari kepribadian seseorang.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

31

31

B. Martarombo

1. Pengertian Martarombo

Martarombo berasal dari kata mar dan tarombo. Mar artinya ber,

sedangkan tarombo artinya silsilah, daftar asal usul sebuah keluarga (Marbun &

Hutapea, 1987).

Martarombo adalah mencari atau menentukan titik pertalian darah yang

terdekat, dalam rangka menentukan hubungan kekerabatan. Dengan mengetahui

hubungan kekerabatan tersebut, maka dengan sendirinya pula dapat ditentukan

kata sapaan yang tepat digunakan, sapaan yang dimaksud tentu saja sapaan dalam

kekerabatan Batak. Apabila dua orang memiliki marga yang sama maka yang

ditanyakan adalah dari generasi keberapa atau biasa disebut nomor marga.

Sedangkan apabila dua orang tersebut berlainan marga martarombo tetap perlu

dilakukan. Karena bisa saja marga ayah ibunya atau bahkan neneknya sama

dengan orang tersebut, maka hubungan kekerabatan tetap bisa ditentukan. Dalam

Batak Toba ada juga dikenal istilah yang disebut Dongan Sahutuha yang

merupakan sebutan pada yang semarga dan masih dekat dengan pertalian darah.

Seperti misalnya marga Sihombing yang terdiri atas marga Silaban,

Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit. Begitu juga dengan marga yang lainnya.

(Sinaga, 1998).

Martarombo dilakukan untuk menentukan posisi pada marga lain atau

marga yang sama dan boleh dikatakan menjadi suatu tolak ukur bagi prinsip

Dalihan Na Tolu, karena martarombo adalah saling menanyai marga. Bila orang

Batak berkenalan sesama orang Batak pertama kali, biasanya mereka saling

bertanya marga dan martarombo, untuk dapat menentukan posisi masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

32

32

Apakah mardongan tubu/dongan sabutuha (semarga) dengan panggilan

"Ampara", atau "Marhula-hula/Mora" dengan panggilan "Lae/Tulang".

Martarombo juga dapat mengetahui apakah ia harus memanggil "Namboru" (adik

perempuan ayah/bibi), "Amangboru/Makela" (suami dari adik ayah/om)

"Bapatua/Amanganggi/ Amanguda" (abang/adik ayah), "Ito/boto" (kakak/adik),

Pariban atau Boru Tulang (putri dari saudara laki laki ibu) yang dapat kita jadikan

istri, dan seterusnya (Pardede, 2010).

Adapun marga yang merupakan aspek penting dalam martarombo adalah

nama persekutuan dari orang-orang bersaudara, sedarah, seketurunan menurut

garis bapak, yang mempunyai tanah sebagai milik bersama di tanah asal atau

tanah leluhur. Misalnya, Lambok Marbun. Lambok adalah nama kecil atau nama

pribadi, sedangkan Marbun adalah nama warisan yang telah diterimanya sejak ia

masih dalam kandungan ibunya, yaitu nama kesatuan atau persekutuan keluarga

besar Marbun (Sinaga, 1998).

Dasar pembentukan marga adalah keluarga, yaitu suami, istri, dan putra-

putri yang merupakan kesatuan yang akrab, yang menikmati kehidupan bersama,

yaitu kebahagiaan, kesukaran, pemilikan benda, serta pertanggungjawaban

kelanjutan hidup keturunan (Sinaga, 1998). Menurut kepercayaan bangsa Batak,

induk marga Batak dimulai dari Si Raja Batak yang diyakini sebagai asal mula

orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putra yakni Guru Tatea

Bulan dan Si Raja Isumbaon. Guru Tatea Bulan sendiri mempunyai 5 (lima) orang

putra yakni Raja Uti (Raja Biakbiak), Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja

dan Malau Raja. Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

33

33

yakni Tuan Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang. Dari

keturunan (pinompar) mereka inilah kemudian menyebar ke segala penjuru

daerah di Tapanuli baik ke utara maupun ke selatan sehingga munculah berbagai

macam marga Batak. Legenda mengenai bagaimana Si Raja Batak dapat disebut

sebagai asal mula orang Batak masih perlu dikaji lebih dalam (Sibarani, 2007).

Fungsi marga adalah sebagai landasan pokok dalam masyarakat Batak,

mengenai seluruh jenis hubungan antara pribadi dengan pribadi, pribadi dengan

golongan, golongan dengan golongan , dan lain-lain. Misalnya, dalam adat

pergaulan sehari-hari, dalam adat parsabutuhaon, parhulahulaon, dan parboruon

(hubungan kekerabatan dalam masyarakat Dalihan Natolu), adat hukum, milik,

kesusilaan, pemerintahan, dan sebagainya (Sinaga, 1998).

Tujuan marga adalah membina kekompakan dan solidaritas sesama

anggota marga sebagai keturunan dari satu leluhur. Walau pun keturunan suatu

leluhur pada suatu ketika mungkin akan terbagi atas marga-marga cabang, namun

sebagai keluarga besar, marga-marga cabang tersebut akan selalu mengingat

kesatuannya dalam marga pokoknya. Dengan adanya keutuhan marga, maka

kehidupan sistem kekerabatan Dalihan Natolu akan tetap lestari (Sinaga, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

34

34

C. Suku Batak Toba

1. Sejarah Suku Batak Toba

Suku Batak Toba merupakan salah satu sub bagian dari suku bangsa Batak

(Vergouwen, 2004). Suku Batak adalah salah satu dari ratusan suku yang terdapat

di Indonesia, suku Batak terdapat di wilayah Sumatera Utara. Menurut legenda

yang dipercayai sebagian masyarakat Batak bahwa suku batak berasal dari pusuk

buhit daerah sianjur Mula Mula sebelah barat Pangururan di pinggiran danau toba.

Kalau versi ahli sejarah Batak mengatakan bahwa si Raja Batak dan rombonganya

berasal dari Thailand yang menyeberang ke Sumatera melalui Semenanjung

Malaysia dan akhirnya sampai ke Sianjur Mula mula dan menetap disana.

Sedangkan dari prasasti yang ditemukan di Portibi yang bertahun 1208 dan dibaca

oleh Prof. Nilakantisari seorang Guru Besar ahli kepurbakalaan yang berasal dari

Madras, India menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan Cola dari India

menyerang Sriwijaya dan menguasai daerah Barus.pasukan dari kerajaan Cola

kemunggkinan adalah orang-orang Tamil karena ditemukan sekitar 1500 orang

Tamil yang bermukim di Barus pada masa itu.Tamil adalah nama salah satu suku

yang terdapat di India (Sibarani, 2007).

Suku Batak Toba yang merupakan salah satu golongan etnis si Sumatera

ini sampai kini selalu menempuh kebudayaannya menurut kepribadiannya sendiri.

Suku Batak Toba memegang teguh filsafat leluhur yang tertuang di atas landasan

Dalihan Na Tolu, semacam demokrasi Batak yang tertua. Setiap orang Batak

mendasarkan hidupnya pada filsafat tersebut sejak dahulu sampai sekarang.

Solidaritas kekeluargaan yang erat diantara satu klan dengan yang lainnya, satu

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

35

35

marga dengan yang lainnya begitu akrab sehingga secara tegas hal itu menyatakan

tata hidup yang bernilai tinggi. Sifat kekeluargaan yang berdasarkan Dalihan Na

Tolu tersebut menjadi landasan hidup masyarakat Batak Toba. Sistem marga

sebagai alat penyatuan dan penggolongan setiap pribadi Batak. Berdasarkan

filsafat ini, masyarakat Batak Toba berkumpul, bersama-sama mengawinkan

anak, menerima adat pernikahan, dan membayar tuntutan adat sesuai peraturan

yang berlaku pada orang Batak Toba (Tambunan, 1982).

Sifat-sifat mereka yang khas, gaya dan pribadinya, merupakan gambaran

yang dapat melukiskan keseluruhan kehidupan mereka, baik di rantau maupun di

daerah asal. Keuletan dan kesungguhan dalam bekerja, sifat yang lembut tetapi

kadang kasar, dan lagu-lagu daerah yang menggambarkan kampung halaman juga

menunjukkan identitas bangsa Batak Toba. Kepribadian yang khas dalam sistem

marga turut membantu kelestarian marga itu, sebagai identitas turun temurun dan

turut mengatur kehidupan sosial terutama dalam hubungan perkawinan

(Tambunan, 1982).

Kekayaan budaya lainnya juga tidak kalah hebatnya. Batak Toba memiliki

kesenian seperti alat-alat musik tradisional, lagu tradisional, kerajinan tangan dan

sebagainya yang juga diperkenalkan di luar negeri. Makanan-makanan khas

seperti lampet, pakaian tradisional seperti ulos, dan kebiasaan suka berkumpul

tetap dipelihara oleh orang Batak Toba bahkan hingga sekarang (Tambunan,

1982).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

36

36

D. Dinamika Hubungan Martarombo dengan Kepedulian Suku Batak

Toba Terhadap Sesama Suku Batak Toba

Martarombo merupakan kebudayaan suku Batak Toba yang dilakukan

untuk mencari atau menentukan titik pertalian darah yang terdekat, dalam rangka

menentukan hubungan kekerabatan. Martarombo kerap dilakukan oleh suku

Batak Toba, dalam rangka memelihara kebudayaan dan kesejahteraan hubungan

masyarakat Batak Toba. Ketika mengetahui hubungan kekerabatan tersebut, maka

dengan sendirinya pula dapat ditentukan kata sapaan yang tepat digunakan

(Sibarani, 2007). Masyarakat suku Batak Toba pun cenderung menjalin hubungan

dengan orang tersebut, sesudah mengetahui hubungan kekerabatan.

Hasil penelitian Morry (2007) menunjukkan ketertarikan seseorang

terhadap yang lain dipengaruhi oleh kemiripan sifat dan perilaku. Kemiripan

kepribadian, keyakinan, dan nilai yang dimiliki sebagai orang Batak Toba ini

membuat orang Batak Toba cenderung menjalin hubungan dengan sesama orang

Batak Toba. Kemiripan itu menimbulkan perasaan atau ikatan emosional. Bahkan

perasaan atau ikatan emosional itu ditunjukkan dengan adanya perhatian,

menolong, dan sebagainya.

Slote (2007) menyatakan bahwa perasaan atau ikatan emosional yang

dirasakan terhadap orang yang dikehendaki menimbulkan empati yang

mempengaruhi kita untuk peduli terhadap sesuatu yang terjadi dengan orang yang

kita sukai, kenal, ataupun dekat dengan kita. Kemudian empati ini mendorong

kepedulian muncul. Menurut Noddings (2002) ketika kita peduli dengan orang

lain, maka kita akan merespon dengan postif apa yang dibutuhkan oleh orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter II.pdf · LANDASAN TEORI A. Kepedulian 1. Definisi Kepedulian Kata

37

37

Kita juga harus melakukan sesuatu kepada orang lain untuk mengekspresikan

kepedulian kita tersebut, seperti menolong dan sebagainya.

E. Hipotesis Penelitian

Beradasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah “ada hubungan antara perilaku martarombo dengan

kepedulian suku Batak Toba terhadap sesama suku Batak Toba”.

Universitas Sumatera Utara