BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pelatihan 2.1.1. Pengertian Pelatihan Menurut...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pelatihan 2.1.1. Pengertian Pelatihan Menurut...
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pelatihan
2.1.1. Pengertian Pelatihan
Menurut Riniwati, (2016:152) mengemukakan bahwa: Pelatihan
merupakan aktivitas atau latihan untuk menigkatkan mutu, keahlian,
kemampuan, dan keterampilan (dilakukan setelah dan selama menduduki
jabatan atau pekerjaan tertentu). Dalam suatu organisasi atau perusahaan,
pelatihan adalah suatu proses belajar tentang pengetahuan dan keahlian
yang disesuaikan dengan kualifikasi dari latar belakang Pendidikan serta
dari bidang kerja yang dikuasi.
Menurut Sedarmayanti, (2015:164) mengemukakan bahwa, “Pelatihan
adalah bagian dari Pendidikan menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem Pendidikan yang
berlaku, dalam waktu yang relative singkat dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek dari pada teori.”
Menurut Veithzal Rivai dalam Mulyani, (2017:23) mengemukakan bahwa,
“Pelatihan adalah bagian dari Pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatakan keterampilan diluar sistem pendidikan yang lebih
mengutamakan pada praktek dari pada teori.”
Menurut Widodo, (2015:82) mengemukakan bahwa, “Pelatihan adalah
proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanaan pekerjaan yang
sekarang sesuai dengan standar.”
Menurut Kirkpatrick dalam Hidayat, (2016:49) mengemukakan bahwa
Pelatihan dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
mengubah perilaku dan mengembangkan keterampilan.
7
Menurut Dessler dalam Hidayat, (2016:49) menyatakan bahwa, Pelatihan
dapat didefinisikan proses mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan karyawan
untuk melakukan pekerjaanya.
Menurut Rachmawati dalam Kamal, (2015:21) menyatakan bahwa,
Pelatihan merupakan wadah lingkungan bagi karyawan, dimana mereka
memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan
perilaku spesifik yang berkatian dengan pekerjaan.
Menurut Ivancevich dalam Walukow, (2016:3) menyatakan bahwa,
Pelatihan (training) adalah “sebuah proses sistematis untuk mengubah
perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan
kinerja organisasi.” Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan
yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan
berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai
keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik untuk berhasil
dalam pekerjaannya.”
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat di simpulkan bahwa
pelatihan adalah kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang dengan tujuan untuk
menggali kembali kemampuanya serta meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan terutama dalam hal pekerjaanya.
8
2.1.2. Syarat-syarat Pelatihan
Menurut Hasibuan, (2016:74) mengemukakan bahwa: Pelatihan atau
intstruktur yang baik hendaknya memiliki syarat sebagai berikut:
1. Teaching Skills (Keterampilan Mengajar)
Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan untuk mendidik atau mengajarkan,
membimbing, memberikan petunjuk dan mentransfer pengetahuanya kepada
peserta pengembangan.
2. Communication Skills (Kemampuan Berkomunikasi)
Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan berkomunikasi, baik lisan maupun
tulisan secara efektif.
3. Personality Authority (Otoritas Kepribadian)
Seorang pelatih harus memiliki kewibawaan terhadap peserta pengembangan.
4. Social Skills (Otoritas Kepribadian)
Seorang pelatih harus mempunyai kekemahiran dalam bidang sosial agar
terjamin kepercayaan dan kesetiaan dari para peserta pengembangan.
5. Technical Competent (Kompeten Teknis)
Seorang pelatih harus berkemampuan teknis, kecakapan teroretis, dan tangkas
dalam mengambil suatu keputusan.
6. Stabilitas Emosi
Seorang pelatih tidak boleh berprasangka jelek terhadap anak didiknya, tida
boleh cepat marah, mempunyai sifat kebapakan, keterbukaan, tidak pendendam
serta memberikan nilai yang objektif.
9
2.1.3. Manfaat dan Tujuan Pelatihan
Menurut Widodo, (2015:84) mengemukakan bahwa, Tujuan pelatihan yang
dilakukan oleh perusahaan adalah untuk meningkatkan produktivitas,
meningkatkan kualitas, mendukung perencanaan SIDMM, meningkatkan
moral anggota, memberikan kompensasi yang tidak langsung, menigkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah kadaluarsa kemampuan dan
pengetahuan personel, meningkatkan pengembangan dan keahlian personel.
Menurut Riniwati, (2016:154) mengemukakan bahwa, Manfaat-manfaat
pelatihan diantaranya:
1. Meningkatkan kualitas para tenaga kerja
2. memberikan motivasi kepada para karyawan untuk semangat kerja
3. Mendapatkan tenaga kerja yang optimal
4. Efisiensi dalam hal jam belajar agar lebih maksimal dalam kinerjanya
5. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar
kinerja yang dapat diterima
6. Mengurangi kendala-kendala dalam hal kegiatan operasi
7. Membentuk individu uang loyal, attitude yang baik dalam hal kerja sama.
8. Para tenaga kerja dapat lebih aktif dalam berorganisasi
9. Mengurangi kurang percaya karyawan terhadap tempat kerjanya
10. Menciptakan suasana kerja yang menyenangkan
11. Menumbuhkan sikap sangat memiliki terhadap tempat kerjanya
12. Meningkatkan standar mutu dalam keselamatan kerja
13. Pendewasaan dalam mengambil keputusan
14. Menciptakan komunikasi yang terarah
10
Menurut Nitisemito dalam Balawa, (2016) mengemukakan bahwa, Ada
beberapa sasaran yang ingin dicapai dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan,
antara lain sebagai berikut:
1. Salah satu sasaran yang diharapkan dapat dicapai dengan diklat adalah agar
pekerjaan dapat dilakukan secara lebih cepat dan baik. Dengan melaksanakan
petunjuk-petunjuk cara melaksanakan pekerjaan dalam pelatihan diharapkan
karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara lebih cepat dan lebih baik
dari pada sebelumnya.
2. Dengan pendidikan dan pelatihan para pegawai juga diajarkan bagaimana cara
agar menghemat bahan baku penunjang
dan juga bahan pembantu kegiatan pekerjaan dengan baik.
3. Dalam pendidikan dan pelatihan juga diajarkan bagaimana cara agar penggunaan
sarana dan prasarana kantor dengan baik agar peralatan itu juga tahan lama dan
memperpanjang umur peralatan itu sendiri.
4. Dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan juga diajarkan bagaimana menekan
angka kecelakaan kerja dengan sekecil-kecilnya.
5. Melalui pendidikan dan pelatihan dapat juga diberikan pendidikan yang dapat
meningkatkan rasa tenggung jawab terhadap karyawan, maka dalam
pendidikan dan pelatihan ditekankan bahwa suatu keberhasilan harus disertai
rasa tangung jawab yang besar.
2.1.4. Kebutuhan Pelatihan
Menurut Riniwati, (2016:15) mengemukakan bahwa, Kebutuhan pelatihan
sangat menentukan kesuksesan dari suatu pelatihan.
11
Pelatihan yang maksimal biasa menyiapkan para tenaga kerja yang handal
untuk melakukan pelatihan. Kebutuhan dapat dikelompokan menjadi 3 bagian
yaitu:
1. Kebutuhan untuk memenuhi tuntutan. Adalah kebutuhan latihan yang
diperuntukkan bagi semua karyawan untuk bisa memenuhi standar yang
dibutuhkan ditempat kerja.
2. Kebutuhan untuk memenuhi tuntutan jabatan lainya. Adalah kebutuhan latihan
yang diperuntukkan bagi karyawan yang ingin mendapat kenaikan tingkat
dalam jabatan ditempat kerja.
3. Kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan. Adalah kebutuhan latihan yang
diperuntukkan bagi semua karyawan untuk bias memenuhi standar yang
dibutuhkan di tempat kerja, kebutuhan latihan yang diperuntukan dalam
persiapan Sumber Daya Manusia yang lebih lagi.
2.1.5. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Menurut Riniwati, (2016:155) mengemukakan bahwa, Identifikasi
pelatihan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Menilai deskripsi pekerjaan atau jabatan dengan wawasan SDM dan keahlian
yang dimiliki karyawan atau calon karyawan
2. Memeriksa angka prestasi dari karyawan
3. Memeriksa riwayat karyawan selama bekerja dalam kurun waktu tertetu baik
latar belakang karyawan, kehidupan sosialnya selama bekerja
4. Memeriksa report dari perusahaan lain, mengenai berbagai keluhan
5. Memeriksa kendala serta masalah
6. Membuat konsep pertumbuhan untuk perusahaan.
12
2.1.6. Langkah-langkah Keberhasilan Pelatihan
Menurut Simamora dalam Balawa, (2016:4) mengemukakan bahwa,
Langkah pertama dan utama dalam mengelola pelatihan adalah mengetahui
kebutuhan pelatihan serta sejauh mana kebutuhan tersebut perlu dipenuhi.
Langkah ini merupakan langkah yang bersifat mutlak dan esensial.
Mengingat pentingnya langkah ini, maka dalam melakukannya perlu
perhatian dan persiapan yang matang. Pendekatan identifikasi kebutuhan
pelatihan secara sistematis ini mempunyai relevansi yang jelas antara
kebutuhan pelatihan dengan kebutuhan atau persyaratan tugas. Untuk
menghindari terjadinya pemberian suatu pelatihan yang tidak tepat yang
akan berakibat pada penggunaan waktu dan uang perusahan yang sia-sia,
maka perlu dilakukan identifikasi kebutuhan pelatihan. Analisis kebutuhan
pelatihan ini berguna sebagai pondasi bagi keseluruhan upaya pelatihan.
Analisis kebutuhan pelatihan ini merupakan usaha-usaha yang sistematis
untuk mengumpulkan informasi pada permasalahan prestasi kerja dalam
organisasi dan untuk mengoreksi kekurangan-kekurangan prestasi kerja
(performance deficiencies). Menurut Riniwati, (2016:156) mengemukakan bahwa, Langkah-langkah
yang dapat digunakan untuk keberhasilan pelatihan dan pengembangan antara lain:
1. Memeriksa kebutuhan agar dapat mengetahui keahlian khusus yang dimiliki
dalam bekerja sesuai dengan bidangnya.
2. Membuat konsep intruksi agar biasa melakukan penyusunan dan menghasilkan
isi dari kegiatan pelatihan termasuk modul, latihan dan aktivitas.
3. Program pelatihan dengan menyediakan beberapa orang yang bias mengikuti.
4. Melakukan pelatihan terhadap karyawan yang sudah ditunjuk.
5. Evaluasi serta tindak lanjut, untuk menilai apakah program ini sukses atau
gagal.
13
2.2. Pengembangan
2.2.1. Pengertian Pengembangan
Menurut Hasibuan, (2016:69) mengemukaan bahwa: “Pengembangan
adalah suatu usaha meningkatkan kemampuan teknis, teoritas, konseptual dan
moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui Pendidikan
dan latihan.”
Menurut Effendi dalam Martina, (2014:31) mengemukakan bahwa,
Pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja
lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan
dijabat kedepan. Pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai
upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja yang dianggap belum mampu
untuk mengemban pekerjaannya. Secara deskripsi tertentu potensi para
pekerja mungkin sudah memenuhi syarat administarasi pada pekerjaanya,
tapi secara aktual para pekerja harus mengikuti atau mengimbangi
perkembangan sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang akan dijabatnya.
Hal ini yang mendorong pihak perusahaan untuk memfasilitasi atau
memiasililatori pelatihan dan pengembangan karir para tenaga kerjanya
guna mendapatkan hasil kinerja yang balk, etèktif dan efisien.
2.2.2. Tujuan Pengembangan
Menurut Hasibuan, (2016:70) mengemukakan bahwa: Tujuan
pengembangan hakikatnya menyangkut hal-hal berikut:
1. Produktifitas Kerja
Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkatkan
kuaitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena tecknical skill, human
skill, dan manajerial skill karyawan yang semakin baik.
2. Efisiensi
Pengembangan karyawan bertujuan untuk menugkatkan efisiensi tenaga,
waktu, bahan baku, dan mengurangi hausnya mesin-mesin.
14
3. Kerusakan
Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang ,
produksidan mesin mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam
melaksanakan pekerjaanya
4. Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan,
sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
5. Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik bagi
karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik
merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekan-rekan perusahaan
yang bersangkutan.
6. Moral
Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karna keahlian dan
keterampilanya sesuai dengan pekerjaanya, sehingga mereka antusias untuk
menyelesaikan pekerjaanya dengan baik.
7. Karier
Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karir karyawan
semakin besar, karna keahian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik.
8. Konseptual
Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil
keputusan yang baik, karena technical skill, human skill, dan kanajerial skill
nya lebih baik.
15
9. Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemiminan seorang manajer akan lebih baik.
10. Balas Jasa
Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah insetif dan benefit) karyawan
akan meningkatkan karena prestasi kerja mereka semakin besar.
11. Konsumen
Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang lebih baik bagi
masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan
yang bermutu.
2.2.3. Jenis-jenis Pengembangan
Menurut Hasibuan, (2016:72) mengemukakan bahwa: Jenis pengembangan
dikelompokan menjadi dua yaitu:
1. Pengembangan secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri
melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literature
yang ada hubunganya dengan pekerjaan atau jabatanya.
2. Pengembangan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk
mengikuti Pendidikan atau latihan, baik yang dilakukan perusahaan untuk yang
dilaksanakan oleh Lembaga-lembaga Pendidikan atau pelatihan.
2.2.4. Metode Pengembangan
Menurut Sikula dalam Hasibuan, (2016:77) mengemukakan bahwa, Metode
metode latihan dan pengembangan dikelompokan menjadi enam bagian:
16
1. One the job (Satu pelatihan kerja)
a. Para peserta latihan langsung bekerja di tempat untuk belajar dan meniru
suatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas.
b. Metode latihan dibedakan menjadi dua cara, yaitu,
1) Cara informal yaitu pelatih menyuruh peserta latihan untuk
memperlihatkan orang lain yang ssedang melakukan pekerjaan,
kemudian pelatih tersebut, diperintahkan untuk mempraktekanya.
2) Cara formal yaitu supervisor menunjuk seorang karyawan untuk
melakukan pekerjaan tersebut, selanjutnya para peserta latihan
melakukan pekerjaan sesuai dengan cara cara yang dilakukan karyawan
senior.
2. Vestibule (Ruang depan)
Vestibule adalah metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel yang
biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industry untuk
memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka
mengerjakan pekerjaan tersebut.
3. Demonstration and example (Contoh demonstrasi)
Demonstration and example adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara
peragaan dan penjelasan bagaimana cara cara mengerjakan suatu pekerjaan
melalui contoh contoh atau percobaan yang didemonstrasikan.
4. Simulation (Simulasi)
Simulation merupakan situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin
dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja. Simulasi
17
merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep
sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpainya.
5. Apprenticeship
Metode ini adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian pertukangan
sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari
pekerjaanya.
6. Classroom methods (Metode kelas)
Metode pertemuan dalam kelas meliputi lecuture (pengajaran), conference
(rapat), programmed instruction, metode studi kasus, role playing, metode
diskusi dan metode seminar.