BAB | II LANDASAN TEORI II 1 BAB II LANDASAN TEORI Konsep ...
BAB II LANDASAN TEORI · 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Akuntansi Laporan Keuangan yang...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Akuntansi Laporan Keuangan yang...
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Akuntansi
Laporan Keuangan yang dibuat perusahaan haruslah sesuai dengan tujuannya,
menggunakan asumsi, konsep dasar, prinsip akuntansi, metode dan prosedur yang
berlaku. Konsep dasar akuntansi menurut (Effendi, 2015) yaitu sebagai berikut :
1. Dasar Akrual (Accrual Basic)
Pada konsep dasar akrual, suatu peristiwa usaha langsung diamati dan dikaitkan
dengan waktu terjadinya peristiwa. Bila peristiwanya sudah terjadi, pengaruhnya
sudah harus diakui tanpa memperhatikan pembayarannya sudah dilakukan atau
belum.
2. Dasar Kas (Cash Basic)
Transaksi atau peristiwa ekonomi diakui pada saat terjadinya pembayaran atau
penerimaan kas dan dicatat dalam buku akuntansi serta dilaporkan dalam laporan
keuangan pada waktu/periode transaksi kas berlangsung.
3. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity Concept)
Konsep kesatuan usaha adalah informasi keuangan perusahaan yang hanya
menginformasikan masalah keuangan perusahaan itu sendiri. Keuangan
perusahaan terpisah dari pemilik, keuangan karyawan, dan dari keuangan para
direksi. Dengan demikian, perusahaan dianggap sebagai badan atau organisasi
yang berdiri sendiri.
6
4. Kesinambungan (Going Concern)
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya berusaha berjalan terus-menerus
sepanjang masa. Dalam proses usaha tersebut, senantiasa dibuat laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang disusun secara periodik dapat
dibandingkan sehingga diperoleh informasi kemajuan atau kemunduran usaha.
Dengan membandingkan laporan keuangan dari suatu periode ke periode lainnya,
dapat diperoleh suatu data akurat mengenai naik turunnya pendapatan dan beban.
Dari perbandingan laporan keuangan itu, jika dipandang perlu dibuatlah strategi
dan kebijaksanaan untuk pengembangan usaha.
5. Penetapan Beban dan Pendapatan (Matching Concept)
Penetapan beban dan pendapatan perusahaan hanya diakui dalam periode yang
bersangkutan sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah
direalisasikan. Perhitungan laba rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan
yang sebenarnya dalam jangka waktu yang tertentu atau periode tertentu.
6. Harga Perolehan (Cost)
Transaksi usaha yang terjadi dalam pembelian yang dilakukan perusahaan dicatat
sebesar harga perolehan barang tersebut. Misalnya, dibeli sebuah mesin seharga
Rp 10.000.000,-. Mesin tersebut kemudian dipasang di pabrik. Ternyata masih
dikeluarkan beban pemasangan mesin sebesar Rp 1.200.000,-. Maka, harga
perolehan menjadi Rp 11.200.000,- (Rp 10.000.000,- + Rp 1.200.000,-). Nilai
inilah yang dicatat dalam akuntansi. Harga perolehan adalah jumlah uang yang
dikeluarkan untuk memperoleh sebuah barang atau jasa dalam pertukaran.
7. Periode Akuntansi (Periodicity)
Informasi keuangan perusahaan harus dilaporkan secara berkala, misalnya per tiga
bulan, enam bulan, sembilan bulan atau satu tahun. Pelaporan informasi keuangan
7
secara berkala ini disebut periode akuntansi. Tujuan diadakannya pelaporan secara
berkala ini adalah untuk menentukan strategi dan kebijakan perusahaan pada masa
yang akan datang.
8. Pengukuran Nilai Uang (Money as Unit of Measurement)
Transaksi-transaksi usaha harus dapat diukur dengan satuan uang tertentu.
Demikian juga dengan harta, utang, dan modal yang terdapat dalam perusahaan.
Dengan adanya pengukuran dengan nilai uang ini, maka seluruh kekayaan
perusahaan dapat dihitung nilainya.
2.1.1. Akuntansi
Menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam
(Kartikahadi, Sinaga, Syamsul, Siregar, & Wahyuni, 2016) mengemukakan bahwa
“Accounting is a service activity, its function is it to provide quantitative information,
primarily financial in nature, about economic entities that is intended to be useful in
making economic decisions, in making reasoned choices among alternative course of
action”. AICPA menjelaskan pengertian akuntansi sebagai suatu aktivitas atau
kegiatan pelayanan, yang fungsinya terutama untuk memberikan informasi kuantitatif,
terutama bersifat keuangan, dari suatu entitas ekonomi dengan maksud berguna untuk
pengambilan keputusan ekonomi, dalam memilih secara bijak diantara alternatif
tindakan.
Menurut George A. Mac Farland (1980) dalam (Hutauruk, 2017)
mendefinisikan “Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, penggolongan, penyajian,
serta penafsiran secara sistematis dari data keuangan perusahaan atau perseorangan”.
Sebagaimana kelaziman suatu sistem, akuntansi mempunyai suatu tujuan yang
akan dicapai, yakni menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan. Sebagai
8
suatu sistem informasi keuangan, jelas informasi yang diproses dan dilaporkan adalah
yang bersifat keuangan. Sedangkan sifat dari informasinya adalah relevan. Pengertian
relevan harus dikaitkan dengan penerima laporan (siapa), tujuannya (apa), tempat
(dimana), dan waktu (bilamana). Relevansi informasi berkaitan erat dengan
kepentingan penerima laporan.
Menurut (Sujarweni, 2015), “Akuntansi adalah proses dari transaksi yang
dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur,
sehingga menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang dapat
digunakan oleh pihak-pihak tertentu”.
Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi (economic
information) dari suatu kesatuan ekonomi (economy entity) kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (Saryoko, Janah, Sukmana, & Hidayat, 2018).
2.1.2. Pengguna Informasi Akuntansi
Kegunaan akuntansi adalah memberikan informasi yang sangat dibutuhkan
baik oleh pihak-pihak yang memerlukan baik pihak internal sendiri maupun pihak
eksternal. Pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Manajer-manajer perusahaan.
Memerlukan akuntansi dalam hal pengambilan keputusan-keputusan
perusahaan yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Misalnya untuk mengetahui perkembangan perusahaan sendiri, untuk
mengembangkan perusahaan tersebut dan lainnya.
9
2. Pemilik perusahaan.
Menanamkan ekuitasnya ke perusahaannya pada suatu waktu pasti
memerlukan informasi akuntansi. Hal ini dibutuhkan untuk mengetahui posisi
keuangan sampai dengan hasil yang dicapai oleh perusahaannya.
3. Investor dan Kreditur.
Investor ini yang akan menanamkan modalnya ke perusahaan-perusahaan yang
diminati tentu dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu
investor sebelum menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut atau kreditor
sebelum meminjamkan kreditnya kepada perusahaan tersebut, maka investor
atau kreditur tersebut memerlukan akuntansi perusahaan tersebut lebih dahulu
untuk dianalisis. Hal ini untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut
menguntungkan atau tidak menguntungkan.
4. Pemerintah.
Pemerintah menghendaki bahkan ada yang diwajibkan kepada setiap
perusahaan untu menyelenggarakan akuntansi, agar pemerintah dapat
mengetahui besarnya penghasilan yang akan dikenakan pajak dalam laporan
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang dibuat oleh perusahaan.
Menurut Ikhsan dalam (Mulyani, 2018) mengemukakan bahwa “Informasi
akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam merumuskan
berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi
perusahaan”.
2.1.3. Akuntansi dan Jenis Usaha
Usaha kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi dapat
melakukan kegiatan-kegiatan usahanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
10
Rangka usaha memenuhi kebutuhan konsumen, maka perusahaan bisa melakukan
jenis-jenis usaha. Jenis-jenis usaha secara umum ada tiga macam, yaitu :
1. Perusahaan Jasa.
Yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang menawarkan jasa untuk
mendapatkan keuntungan. Seperti jasa konsultan, usaha salon, dan lainnya.
2. Perusahaan Dagang.
Yaitu perusahaan yang bergerak dibidang membeli barang dagangan dan
menjual kembali barang tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Seperti
supermarket, toko klontong, dan lainnya.
3. Perusahaan Industri.
Yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi yang kemudian dijualnya untuk mendapatkan keuntungan. Seperti
perusahaan mebel, perusahaan textil, dan lain sebagainya.
2.1.4. Persamaan Dasar Akuntansi
Menurut (Kartikahadi et al., 2016) persamaan dasar akuntansi dapat diartikan
sebagai berikut :
1. Persamaan Akuntansi.
ASET = LIABILITAS + EKUITAS
Sumber : (Kartikahadi et al., 2016)
Gambar II.1. Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi di atas menjelaskan bahwa aset merupakan sumber
daya yang dimiliki atau diinvestasikan entitas, sedangkan liabilitas dan ekuitas
merupakan sumber pendaan aset tersebut. Mirip dengan dua sisi dari satu mata
11
uang, dimana nilai aset yang dimiliki atau diinvestasikan tentu harus sama pula
dengan nilai total sumber pendanaannya. Persamaan dasar di atas yang semula
hanya memuat tiga unsur neraca : aset, liabilitas, dan ekuitas, dapat diperluas
dengan memasukkan dua unsur laporan laba rugi yakni pendapatan (revenue
atau income) dan beban (expense). Dengan demikian persamaan dasar
akuntansi dapat dimodifikasi menjadi sebagai berikut :
ASET = LIABILITAS + EKUITAS + (PENDAPATAN - BEBAN)
Sumber : (Kartikahadi et al., 2016)
Gambar II.2 Persamaan Dasar Akuntansi Lengkap
2. Tata Buku Berpasangan (Double Entry Bookkeeping)
Ilustrasi di atas adalah yang paling sederhana. Kenyataan dunia usaha, jumlah
transaksi dan kejadian lazimnya adalah sangat banyak dan sangan kompleks.
Pencatatan, pembukuan, dan perhitungan tentunya menjadi sangat kompleks
dan rumit. Untuk mengatasi kerumitan tersebut, kemudian ditemukan metode
tata buku berpasangan (double entry bookkeeping). Penemuan metode tata
buku berpasangan sering dipersamakan dengan penemuan “0” dalam ilmu
berhitung, dianggap berperan sangat besar dalam memajukan peradaban
manusia. Tata buku berpasangan berlandaskan pada pemberian pengertian
pasangan Debit dan Kredit. Pasangan “debit” dan “kredit” telah memudahkan
dan menyederhanakan pencatatan setiap transaksi dan kejadian dan
dampaknya atas kelima unsur laporan keuangan yaitu : aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan, dan beban.
12
3. Debit dan Kredit.
Metode tata buku berpasangan terancang berdasarkan atas perjanjian atau
konvensi penggunaan simbol debit dan kredit. Penjelasan tentang debit dan
kredit dapat didasarkan atas persamaan dasar akuntansi yang telah dikenal.
Sebelah kiri dari laporan posisi keuangan disebut “debit” dan sebelah kanannya
disebut “kredit”. Aset atau sumber daya yang diinvestasikan, disajikan di
sebelah kiri laporan posisi keuangan. Sedangkan sumber pendanaannya yang
terdiri dari ekuitas dan liabilitas disajikan di sebelah kanan laporan posisi
keuangan. Saat ini, kebanyakan laporan keuangan disajikan dengan susunan ke
bawah, yaitu aset disajikan bagian atas, kemudia dibagian bawah liabilitas dan
ekuitas. Hubungan debit dan kredit untuk kelima unsur laporan keuangan dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel II.1.
Aturan Debit dan Kredit
Golongan Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal
Aset Debit Kredit Debit
Liabilitas Kredit Debit Kredit
Ekuitas Kredit Debit Kredit
Pendapatan Kredit Debit Kredit
Beban Debit Kredit Debit
Sumber : (Kartikahadi et al., 2016)
2.1.5. Siklus Akuntansi
Menurut (Kartikahadi et al., 2016) menjelaskan bahwa “Siklus akuntansi
adalah suatu lingkaran proses akuntansi untuk membukukan transaksi dan kejadian,
selama suatu periode akuntansi tertentu sampai tersusun laporan keuangan”. Dengan
diawali dari mengidentifikasi transaksi dan kejadian yang harus dibukukan dan atau
diperhitungkan dalam berbagai media akuntansi sampai akhirnya tersusun laporan
13
keuangan untuk suatu periode tertentu dan kemudia dilanjutkan proses akuntansi untuk
periode berikutnya.
Sumber : (Effendi, 2015)
Gambar II.3. Proses Siklus Akuntansi
Menurut Hery dalam (Taufik & Widianto, 2018) mengatakan bahwa “Siklus
Akuntansi (Accounting Cycle) adalah proses akuntansi yang diawali dengan
menganalisis dan menjurnal transaksi, dan yang diakhiri dengan membuat laporan”.
2.1.6. Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat dikatakan sebagai suatu penyajian yang terstruktur
tentang posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam
membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga merupakan wujud
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka dalam mengelola suatu entitas.
Laporan keuangan menyediakan informasi tentang suatu entitas yang terdiri
dari : aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban serta kontribusi dan distribusi
14
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas. Informasi tersebut
beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu
pengguna laporan keuangan dalam prediksi arus kas masa depan dan kinerja entitas.
Adapun komponen laporan keuangan untuk mencapai tujuan tersebut, laporan
keuangan yang lengkap menurut (Kartikahadi et al., 2016) terdiri dari komponen
berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Pada Akhir Periode.
Laporan Posisi Keuangan atau Neraca (Statement of Financial Position) adalah
suatu daftar yang menunjukkan posisi keuangan, yaitu komposisi dan jumlah
aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas tertentu pada suatu tanggal
tertentu. PSAK 1 memperkenalkan adanya komponen laporan keuangan
keenam, yang merupakan laporan posisi keuangan pada awal periode
komparatif dalam hal entitas melakukan penerapan retrospektif atau
mereklasifikasi pos-pos laporan keuangan.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif (Statement of Comprehensif Income).
PSAK 1 memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yaitu laporan yang
memberika informasi mengenai kinerja entitas yang menimbulkan perubahan
pada jumlah ekuitas entitas, yang bukan berasal dari transaksi dengan atau
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, misalnya setoran modal
atau pembagian dividen. Laporan laba rugi komprehensif terdiri dari :
a. Laba Rugi.
Yaitu memberika informasi mengenai pendapatan, beban, dan laba rugi
suatu entitas selama suatu periode tertentu. Laporan ini memberikan
15
informasi mengenai hasil bersih entitas, sama dengan jumlah laba bersih
yang dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi yang selama ini dikenal.
b. Penghasilan Komprehensif Lain.
Yaitu penghasilan komprehensif lain atau biasa disebut OCI (other
comprehensif income) berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak
diakui dalam laba rugi seperti perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap
dan aset tidak berwujud, keuntungan dan kerugian aktuarial atas program
manfaat pasti, dan lain-lain yang diatur dalam PSAK 55, PSAK 10, PSAK
16, PSAK 19, dan PSAK 24.
3. Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode (Statement of Changes in Equity).
Suatu entitas usaha berbentuk perseroan terbatas (PT), laba yang ditahan dan
tidak atau belum dibagikan sebagai dividen disajikan dalam neraca sebagai
bagian dari ekuitas, selain itu juga sering kali terjadi macam-macam transaksi
dan kejadian yang menyebabkan terjadinya perubahan saldo awal ekuitas
sehingga sampai pada saldo akhir ekuitas. Pemangku kepentingan dapat
mengikuti perubahan yang terjadi atas setiap komponen ekuitas dari masa ke
masa secara transaparan, maka perlu disusun laporan tersendiri dalam suatu
Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan ini disusun dengan melakukan analisis
atas kelompok akun ekuitas serta dokumen dan catatan yng berkaitan dengan
ekuitas, antara lain keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang
pembayaran dividen, koreksi laba rugi tahun lalu, perubahan struktur modal,
dan perubahan pada komponen ekuitas lainnya, seperti penghasilan
komprehensif lainnya.
16
4. Laporan Arus Kas Selama Periode (Statement of Cash Flow)
Informasi tentang kas dan setara kas serta arus penerimaan dan penggunaan
dana kas dan setara kas adalah informasi yang sangat penting dan berguna
untuk dilaporkan kepada dan dipahami oleh para pemangku kepentingan.
Penyusunan laporan arus kas dapat dilakukan berdasarkan metode langsung
atau metode tak langsung. Metode langsung disusun berdasarkan jurnal
penerimaan kas dan bank, serta data pendukung lainnya. Sedangkan metode
tak langsung menyusun laporan arus kas dengan membandingkan neraca awal
dan neraca akhir, laporan laba rugi, serta data pendukung lainnya. Laporan arus
kas diatur dalam PSAK 24 Laporan Arus Kas.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting
dan informasi penjelasan lain, dan informasi komparatif mengenai periode
sebelumnya. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa
yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau
pemisahan pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan
informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan.
6. Laporan Posisi Keuangan Pada Awal Periode Komparatif, yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
17
2.1.7. Analisa Laporan Keuangan
Menurut (Munawir, 2014) mengatakan bahwa “Mengadakan analisa hubungan
dari pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat
menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan”. Ratio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat
analisa berupa ratio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio
pembanding yang digunakan sebagai standard.
Tujuan utama dari analisis laporan keuangan menurut (Erica, 2018), adalah :
1. Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan
posisi keuangan dimasa yang akan datang.
2. Mer-review kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen,
operasional maupun keuangan.
3. Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.
Macam-macam ratio keuangan adalah sebagai berikut :
1. Ratio Likuiditas
Ratio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar atau melunasi hutang atau kewajiban jangka pendek yang harus
segera dipenuhi. Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio likuiditas
yang dapat digunakan, yaitu :
a. Ratio Lancar (Current Ratio)
18
Mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar
kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya.
Curret Ratio = Aktiva Lancar X 100%
Hutang Lancar
b. Ratio Cepat (Quick Ratio)
Mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar
kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memasukkan
nilai persediaannya.
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan X 100%
Hutang Lancar
c. Ratio Kas (Cash Ratio)
Membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas dengan kewajiban
lancar. Yang dimaksud dengan aktiva lancar setara kas adalah aktiva yang
dapat segera diuangkan.
Cash Ratio = Kas + Aktiva Setara Kas X 100%
Hutang Lancar
2. Ratio Profitabilitas
Ratio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Berikut ini beberapa ukuran ratio profitabilitas
yang digunakan, diantaranya :
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Membandingkan laba kotor dengan penjualan. Semakin besar persentase
maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan.
Gross Profit Margin = Laba Kotor
Penjualan
b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
19
Ukuran dari laba yang telah dikurangi dengan semua biaya dan
pengeluaran kecuali bunga dan pajak, dibagi dengan pendapatan.
Operating Profit Margin = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Penjualan
c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah
dikurangi bunga dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan
atau pendapatan. Semakin tinggi rasionya maka semakin baik perusahaan
dalam menghasilkan laba.
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak
Penjualan
d. Return On Assets (ROA)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan semua aktiva atau aset yang dimiliki. Laba yang dihitung
adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest
and Tax).
Return On Asset = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Total Aset
e. Return On Investment (ROI)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba terhadap investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan adalah laba
yang telah dikurangi pajak atau EAT (Earning After Tax).
Return On Investment = Laba Setelah Pajak
Investasi
3. Ratio Solvabilitas
Ratio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
melunasi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang maupun jangka
20
pendek, utamanya apabila disaat perusahaan harus dilikuidasi. Berikut ini
beberapa analisa dalam mengukur ratio solvabilitas, yaitu :
a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari
hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin
rendah rasio ini semakin baik bagi keuangan perusahaan.
Debt to Assets Ratio = Total Hutang X 100%
Total Aktiva
b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri.
Semakin kecil rasio ini maka semakin baik untuk perusahaan.
Total Debt to Equity Ratio = Total Hutang X 100%
Modal
4. Ratio Aktivitas
Ratio aktivitas digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi
perusahaan dalam menggunakan aktiva-aktiva yang dimiliki. Berikut ini
beberapa analisa dalam mengukur rasio aktivitas, yaitu :
a. Rasio Perputaran Piutang
Digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin
tinggi perputarannya maka semakin baik untuk perusahaan.
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit
Rata-Rata Piutang
b. Rasio Perputaran Persediaan
Digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan. Semakin tinggi
rasio perputaran persediaan maka semakin baik pengelolaan
persediaannya.
21
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
Persediaan
c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan
penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar rasio maka
semakin baik bagi perusahaan.
Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan
Aktiva Tetap
d. Rasio Perputaran Total Aktiva
Rasio ini hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja
yang dibedakan adalah pada perhitungan yang dihitung yaitu total aktiva
yang dimiliki perusahaan.
Perputaran Total Aktiva = Penjualan
Total Aktiva
2.1.8. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut (Romney & Steinbart, 2014) mengemukakan bahwa Sistem Informasi
Akuntansi adalah “Suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan
mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini
meliputi orang, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastuktur teknologi
informasi, serta pengendalian internal dan untuk keamanan”.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menjadi sistem manual pensil dan
kertas, sistem kompleks yang menggunakan Teknologi Informasi terbaru, atau sesuatu
di antara keduanya. SIA harus mengumpulkan, memasukkan, memproses,
menyimpan, dan melaporkan data dan informasi. Kertas dan pensil atau perangkat
keras dan perangkat lunak komputer adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan
informasi.
22
Ada enam komponen dari SIA menurut (Romney & Steinbart, 2014), yaitu :
1. Orang yang menggunakan sistem.
2. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan
menyimpan data.
3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya.
4. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data.
5. Infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat periferal, dan
perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA.
6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA.
Enam komponen tersebut memungkinkan SIA untuk memenuhi tiga fungsi
bisnis penting sebagai berikut :
a. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas, sumber daya, dan
personel organisasi. Organisasi memiliki sejumlah proses bisnis, seperti
melakukan penjualan atau membeli bahan baku, yang sering diulang.
b. Mengolah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat merencanakan,
mengeksekusi, mengendalikan, dan mengevaluasi aktivitas, sumber daya, dan
personel organisasi.
c. Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan aset dan data
organisasi.
Oleh karena data akuntansi berasal dari SIA, pengetahuan dan kemampuan
mengecek sangat penting untuk kesuksesan karir seorang akuntan. Berinteraksi
dengan SIA adalah salah satu aktivitas terpenting yang dilakukan akuntan. Aktivitas
terkait SIA yang penting lainnya adalah mendesain sistem informasi dan
meningkatkan proses bisnis.
23
Sumber sistem informasi dalam perusahaan menurut (Rahmawati, 2015) terdiri
dari :
1. Manual Information System, bersumber dari proses manual dimana manusia
lebih berperan.
2. Mechanical Information System, bersumber dari proses peralatan atau mesin-
mesin pembukuan dimana manusia lebih berperan.
3. Computer Based Information System, bersumber dari proses EDP (Entry Data
Processing) dimana manusi sudah kurang berperan dan diambil alih oleh
komputer.
2.2. Tools Aplikasi
2.2.1. Sejarah Zahir Accounting
Menurut (Hutauruk, 2017:23), Zahir Accounting salah satu software akuntansi
terbaik yang dilahirkan oleh putra Indonesia dan mampu mengantisipasi dan
memberikan solusi kepada penggunanya. PT Zahir Internasional ialah perusahaan
pembuat dan pengembang peranti lunak akuntansi dengan nama Zahir Accounting
sejak tahun 1996 yang diazaskan oleh putra bangsa Indonesia. Zahir Accounting
diberdayakan oleh tim terbaik dan inovator cerdas meliputi programmer andal yang
membuat produk hebat, tim implementasi yang berpengalaman membangun sistem di
berbagai bisnis, dan staf dukungan pelanggan yang memberi pelayanan terbaik. Zahir
Accounting Versi 1.0 dibuat kali pertama pada tahun 1996. Pada tahun 1997 ia
dikembangkan menjadi versi 2.0 dan dipasarkan pada tahun 1999. Sejak dipasarkan,
Zahir Accounting menjadi perhatian bagi para pengusaha yang memang memerlukan
software akuntansi untuk menunjang pencatatan keuangan bisnisnya dengan mudah,
cepat, dan tepat.
24
Seiring dengan semakin tingginya kebutuhan perusahaan akan software bisnis,
pengembangan software dan layanan purnajual pun terus dilakukan secara
berkesinambungan. PT Zahir Internasional telah menciptakan beragam software
berdasarkan fungsinya masing-masing antara lain : Zahir Accounting 6, Zahir Point
of Sale (POS), Zahir POS Mobile, Zahir Report Server 6, dan Zahir Sales Order
Mobile. Dikenal dengan sebutan sebagai The Best Business Management Software.
Zahir telah memperoleh beberapa anugerah di tingkat nasional, hingga saat ini
Zahir Accounting selalu mengikuti perkembangan kemajuan teknologi terkini dengan
meng-upgrade software-software Zahir Accounting yang terdahulu. Saat ini software
Zahir Accounting telah hadir di 40 kota yang ada di Indonesia serta di Malaysia dan
Australia.
2.2.2. Peran Zahir Accounting
Menurut (Hutauruk, 2017), Zahir Accounting merupakan software manajemen
bisnis dan keuangan berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris, fleksibel, berfasilitas
lengkap, dan berdaya guna tinggi, yang dirancang agar tepat dengan kebutuhan
perusahaan kecil, menengah, dan besar di Indonesia bahkan mancanegara.
PT Zahir Internasional juga turut berperan serta dalam bidang pendidikan
dengan giat menyediakan software Zahir Accounting ke sekolah menengah
(SMA/MA/SMK) dan perguruan tinggi sebagai bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Sampai dengan saat ini Zahir
Accounting telah digunakan di lebih 30 perguruan tinggi ternama di Indonesia
2.2.3. Antar Muka Zahir Accounting Versi 6
Zahir Accounting mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan
software sejenisnya. Tampilan yang menarik dan mudah digunakan membuat Zahir
25
Accounting banyak digunakan. Berikut ini adalah tampilan beberapa menu yang ada
didalam Zahir Accounting Versi 6 menurut (Hutauruk, 2017) antara lain :
1. Modul Program
Modul program dirancang untuk memudahkan dalam mengakses data dan meng-
input transaksi.
Sumber : (Hutauruk, 2017)
Gambar II.4. Menu Utama Software Zahir Accounting Versi 6
2. Menu Dashboard
Menu dashboard untuk menampilkan analisis dalam bentuk grafik atas seluruh
transaksi keuangan yang telah dibuat. Menu dashboard ini juga terdiri dari :Laba
Rugi, Neraca, Saldo Bank, Analisa Ratio, dan Break Even atas analisis titik impas.
Setiap tampilan menu dilengkapi oleh “optione” yang jika diklik, di dalamnya akan
tampil lagi pilihan : Grafik Batang, Grafik Pie, Menampilkan Nilai, Generate To
Clipboard, Print dan Max.
3. Menu Data-Data
Menu data-data untuk menampilkan menu master data, menu ini terdiri dari
beberapa submenu sebagai berikut :
a. Data Nama Alamat
Berfungsi untuk membuat data dan meng-edit data pelanggan (customer),
supplier (vendor), dan karyawan (employee). Menampilkan transaksi secara
detail per pelanggan, supplier, salesman dan juga menampilkan grafik analisa
penjualan pelanggan, pembeliam supplier dan kinerja salesman.
26
b. Data Rekening Perkiraan
Data rekening perkiraan adalah di mana akan menampilkan daftar rekening
perkiraan (Chart of Account), untuk membuat, meng-edit, dan menghapus data
rekening.
c. Data Produk
Menampilkan daftar barang atau persediaan, membuat, meng-edit, dan
menghapus data barang, melihat pergerakan barang kartu stok, serta grafik
analisa penjualan barang.
d. Data Satuan Pengukuran
Yaitu untuk membuat satuan pengukuran dan konversi satuan (misalnya 1 kg
= 1.000 gram).
e. Data Proyek
Yaitu untuk mengelola data proyek, membuat data proyek baru, membuat
tahapan pekerjaan, membuat anggaran biaya per proyek dan melihat rincian
per proyek.
f. Data Harta Tetap
Data harta tetap untuk mengelola harta tetap atau aktiva tetap, mencatat nilai
perolehan dan menghitung beban penyusutan per bulan secara otomatis.
g. Data Pajak
Data pajak untuk mengelola data pajak, menentukan rekening transaksi pajak
masukan, pajak keluaran serta penentuan nilai persentase pajaknya.
h. Data Mata Uang
Data mata uang untuk mengelola mata uang yang akan digunakan dalam
transaksi, menentukan rekening-rekening yang akan digunakan dalam
transaksi menggunakan mata uang tersebut, dan menentukan nilai tukarnya.
27
i. Klasifikasi Alamat dan Tabel Komisi Penjualan
Klasifikasi alamat dan tabel komisi penjualan untuk mengelompokkan
pelanggan dan supplier.
j. Kelompok dan Grup Produk
Kelompok dan grup produk untuk memudahkan di dalam pengelompokan
barang.
k. Data Pendukung
Berupa data pendukung lainnya seperti data departemen, data gudang lokasi,
dan data biaya pengiriman dengan fasilitas pengalokasian biaya.
l. Fixed Asset
Data pendukung fasilitas harta tetap, seperti daftar kelompok harta tetap dan
penyusutan.
m. Data Proyek
Data pendukung proyek, seperti fase pengerjaan (tahapan proyek), data kode
biaya serta data status proyek.
n. Catatan Transaksi
Mengelola catatan transaksi, seperti catatan termin penjualan, catatan termin
pembelian, yang diperlukan, fasilitas sales order dan pengadaan barang.
28
Sumber : (Hutauruk, 2017)
Gambar II.5. Menu Data-Data Software Zahir Accounting Versi 6
4. Menu Buku Besar
Menu buku besar untuk meng-input transaksi jurnal umum dan menampilkan buku
besar per rekening perkiraan.
Sumber : (Hutauruk, 2017)
Gambar II.6. Menu Buku Besar Zahir Accounting Versi 6
5. Menu Penjualan
29
Menu penjualan untuk meng-input transaksi yang terkait dengan penjualan dan
piutang usaha menampilkan daftar transaksi penjualan, kartu piutang usaha,
mencetak faktur dan lain-lain.
Sumber : (Hutauruk, 2017)
Gambar II.7. Menu Penjualan Zahir Accounting Versi 6
6. Menu Pembelian
Menu pembelian untuk meng-input transaksi yang terkait dengan pembelian dan
utang usaha, menampilkan daftar transaksi pembelian, kartu utang usaha,
mencetak faktur dan lain-lain.
30
Sumber : (Hutauruk, 2017)
Gambar II.8. Menu Pembelian Zahir Accounting Versi 6
7. Menu Kas dan Bank
Menu kas dan bank untuk meng-input transaksi yang terkait dengan kas dan bank
seperti transaksi kas masuk dan kas keluar, transfer kas, rekonsiliasi bank.
Sumber : (Hutauruk, 2017)
Gambar II.9. Menu Kas dan Bank Zahir Accounting Versi 6
8. Menu Persediaan
Menu persediaan untuk meng-input transaksi yang terkait dengan persediaan,
seperti transaksi pemakaian barang, pemindahan barang, perakitan, penyesuaian,
stock opname dan lain-lain.
31
Sumber : (Hutauruk, 2017)
Gambar II.10. Menu Persediaan Zahir Accounting Versi 6
9. Menu Laporan
Menu laporan untuk menampilkan daftar laporan yang tersedia, seperti untuk
mencetak Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif dan
Penghasilan Lainnya, Laporan Arus Kas dan lain-lain.
Sumber : (Hutauruk, 2017)
Gambar II.11. Menu Laporan Zahir Accounting Versi 6