BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... ·...

18
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, dalam hal ini untuk mencegah penyakit, menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan seseorang, keluarga atau masyarakat dengan penyedia layanan diselenggarakan secara mandiri atau bersama- sama dalam suatu organisasi (Mubarak dan Cahyati, 2009). Pelayanan kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 adalah suatu upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi yang oleh pemerintah, pemerintah daerah atau swasta yang meliputi pelayanan kesehatan perseorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI), 2009 adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... ·...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan suatu upaya yang

dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, dalam hal ini untuk mencegah penyakit,

menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan

seseorang, keluarga atau masyarakat dengan penyedia

layanan diselenggarakan secara mandiri atau bersama-

sama dalam suatu organisasi (Mubarak dan Cahyati,

2009).

Pelayanan kesehatan menurut Undang-Undang No.

36 tahun 2009 adalah suatu upaya yang diselenggarakan

secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu

organisasi yang oleh pemerintah, pemerintah daerah atau

swasta yang meliputi pelayanan kesehatan perseorangan

maupun pelayanan kesehatan masyarakat.

Pelayanan kesehatan menurut Departemen

Kesehatan RI (Depkes RI), 2009 adalah setiap upaya

yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama

dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

14

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat.

2.1.2. Pengertian Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah

penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang

disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap,

kunjungan rumah oleh petugas kesehatan ataupun

bentuk kegiatan-kegiatan lain dari pemanfaatan

pelayanan kesehatan tersebut (Mubarak dan Cahyati,

2009).

2.1.3. Tingkatan Pelayanan Kesehatan (Mubarak dan

Cahyati, 2009):

2.1.3.1 Primary Health Service (pelayanan kesehatan

tingkat pertama)

Merupakan pelayanan kesehatan yang

bersifat pokok atau primer yang dimanfaatkan

oleh masyarakat untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang bersifat rawat jalan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

15

2.1.3.2 Secondary Health Service (pelayanan kesehatan

tingkat kedua)

Merupakan pelayanan kesehatan yang

bersifat rawat inap yang memerlukan bantuan

tenaga-tenaga kesehatan spesialis.

2.1.3.3 Tertiary Health Service (pelayanan kesehatan

tingkat ketiga)

Merupakan pelayanan kesehatan yang

bersifat lebih kompleks, yang biasanya penyedia

layanan adalah tenaga-tenaga subspesialis.

2.1.4. Macam - Macam Pelayanan Kesehatan

Menurut pendapat Hodgetts dan Cascio (1983)

dalam Mubarak dan Cahyati (2009), terdapat dua macam

pelayanan kesehatan, yaitu:

2.1.4.1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan

(promotif), mencegah penyakit (preventif) dalam

suatu kelompok atau masyarakat.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

16

2.1.4.2. Pelayanan Kedokteran

Pelayanan kedokteran merupakan suatu

pelayanan yang diselenggarakan secara sendiri

(solo practice) atau secara bersama-sama dalam

suatu organisasi atau institusi dengan tujuan

untuk menyembuhkan penyakit (kuratif) dan

memulihkan kesehatan (rehabilitatif) pada

perseorangan atau keluarga.

2.1.5. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan pada bab 1 ayat I, disebutkan bahwa jenis

pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

2.1.5.1. Pelayanan kesehatan promotif adalah pelayanan

kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan

yang bersifat pada promosi kesehatan.

2.1.5.2. Pelayanan kesehatan preventif adalah

pelayanan pencegahan terhadap timbulnya

suatu masalah kesehatan / penyakit.

2.1.5.3. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu

pelyanan kesehatan yang mengutamakan

kegiatan pengobatan yang bertujuan untuk

penyembuhan penyakit, mengurangi penderitaan

akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

17

pengendalian kecacatan agar kualitas penderita

dapat terjaga seoptimal mungkin.

2.1.5.4. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah

pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk

mengembalikan penderita ke dalam masyarakat

sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota

masyarakat yang berguna untuk dirinya dan

masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan

kemampuannya.

2.1.5.5. Pelayanan kesehatan tradisional adalah

pelayanan kesehatan yang berupa tindakan

pengobatan dan perawatan dengan cara dan

obat yang mengacu pada pengalaman dan

keterampilan yang turun temurun yang dapat

dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai

dengan norma yang berlaku di masyarakat.

2.1.6. Perilaku pencarian pelayanan kesehatan oleh

masyarakat ketika sakit menurut Notoatmodjo (2007)

adalah sebagai berikut:

2.1.6.1. Tidak bertindak apa-apa

Dengan alasan bahwa kondisi kesehatannya

tidak mengganggu aktivitasnya, maka

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

18

masyarakat tidak bertindak apa-apa untuk

mencari pelayanan kesehatan yang ada.

2.1.6.2. Melakukan pengobatan sendiri

Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang

lalu usaha pengobatan sendiri dapat

menyembuhkan penyakit. Hal ini berhubungan

juga dengan budaya yang ada di masyarakat.

2.1.6.3. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas

pengobatan tradisional

Dalam hal ini yang termasuk dalam fasilitas

pengobatan tradisional adalah dukun. Dukun

yang dimaksud adalah dukun pijat pada bayi

atau anak. Pada masyarakat yang masih

sederhana, masalah sehat sakit merupakan

gangguan yang bersifat budaya dibandingkan

dengan gangguan-gangguan fisik. Perilaku

pencarian pengobatan berorientasi pada sosial

budaya masyarakat. Pengobatan tradisional

merupakan bagian dari masyarakat yang berasal

dari kebudayaan masyarakat tersebut yang lebih

diterima dibandingkan dengan tenaga kesehatan

modern.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

19

2.1.6.4. Mencari pengobatan dengan cara membeli obat

di warung-warung.

2.1.6.5. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan

modern yang diselenggarakan oleh pemerintah

dan lembaga-lembaga swasta, misalnya

puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik

swasta, perawat praktik swasta, rumah sakit

umum daerah maupun rumah sakit swasta.

2.1.6.6. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan

yang dengan penyedia layanan dokter praktik.

2.1.7. Anderson (1979) menyatakan faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan

adalah Notoatmodjo, 2007:

2.1.7.1. Karakteristik Predisposisi

Karakteristik ini digunakan untuk

menggambarkan fakta bahwa tiap individu

mempunyai kecenderungan yang berbeda dalam

menggunakan pelayanan kesehatan. Hal ini

disebabkan karena ciri-ciri individu, yaitu:

a. Ciri-ciri demografi, seperti jenis kelamin dan

umur.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

20

b. Struktur sosial, seperti tingkat pendidikan,

pekerjaan dan suku.

c. Manfaat-manfaat kesehatan, seperti

keyakinan bahwa pelayanan kesehatan

dapat menolong proses penyembuhan

penyakit.

2.1.7.2. Karakteristik Pendukung

Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun

mempunyai predisposisi untuk menggunakan

pelayanan kesehatan, tetapi tidak akan bertindak

untuk menggunakannya, kecuali jika mampu

untuk menggunakannya. Penggunaan

pelayanan kesehatan yang ada tergantung

kepada kemampuan konsumen untuk

membayar.

2.1.7.3. Karakteristik Kebutuhan

Faktor predisposisi dan faktor pendukung untuk

mencari pengobatan dapat terwujud di dalam

tindakan jika dirasakan sebagai kebutuhan.

Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus

langsung untuk menggunakan pelayanan

kesehatan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

21

Berikut ilustrasi model Anderson (1979):

Keterangan:

: Variabel

2.2. Tinjauan Praktik Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian Young, Wolfhiem, Marsh dan

Hammany (2012) bahwa WHO dan UNICEF mendukung

integrasi manajemen berbasis komunitas yang merupakan

strategi penting dalam mendorong kesetaraan dan

berpengaruh terhadap penurunan jumlah kematian anak usia di

bawah 5 tahun hingga dua pertiga untuk mencapai tujuan

Predisposing Enabling Need Health

Service

s Use

Demography

Social

Structure

Health

Beliefs

Family

Resources

Community

Resources

Perceived

Evaluating

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

22

pembangunan milenium keempat tahun 2015 dalam

meningkatkan akses pelayanan kesehatan anak. Tindakan-

tindakan tersebut termasuk menjangkau kelompok terlayani

dalam menyediakan jasa pelayanan kesehatan penting yang

mereka butuhkan. Melalui tenaga kesehatan yang terlatih,

integrasi manajemen berbasis komunitas adalah menyediakan

pelayanan kepada masyarakat seperti diare, pneumonia,

malaria dan perawatan bayi baru lahir sebagai rencana yang

efektif untuk meningkatkan akses dan ketersediaan layanan

pengobatan pada anak.

Berbeda dengan hasil penelitian oleh Exter (2005) akses

perawatan kesehatan di Belanda dipengaruhi oleh hukum

internasional. Norma-norma hukum internasional berisi tentang

hak perawatan kesehatan. Akses perawatan kesehatan dijamin

oleh asuransi kesehatan. Pada prinsipnya akses perawatan

kesehatan merupakan hak sosial dan berarti pihak yang

berwenang memiliki kebijaksanaan yang luas dalam

menentukan bagaimana dan kapan hak sosial akan

diwujudkan. Asuransi kesehatan dapat diartikan sebagai hak

jaminan sosial, dimana akses pelayanan kesehatan

berdasarkan konsep solidaritas dan kesetaraan, yang berarti

dapat dinikmati oleh setiap orang. Dengan adanya undang-

undang asuransi kesehatan yang baru, mempengaruhi orang-

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

23

orang bertindak secara tidak proporsional dalam pembagian

biaya dan merubah konsep solidaritas yang ada. Pemerintah

menyatakan bahwa asuransi kesehatan baru tidak mengubah

skema asuransi kesehatan sosial yang bersifat kompetitif.

Perubahan bertahap dari sosial terhadap asuransi langsung

sulit untuk menyesuaikan dengan konsep solidaritas.

Penelitian Regmi, Williams dan Regmi (2009) pada

kelompok Black and Minority Ethnic (BME) tentang

pengalaman dalam akses pelayanan kesehatan nasional

terhadap 34 responden yang berasal dari kelompok Asia dan

Afrika, menunjukkan bahwa sebanyak 75 % dari responden

mempunyai pengalaman yang baik dalam akses pelayanan

kesehatan nasional. Layanan kesehatan untuk BME

merupakan strategi untuk menurunkan tingkat kesenjangan di

Inggris. Tetapi dalam mewujudkan hal tersebut terdapat

beberapa halangan diantaranya adalah kesulitan dalam

menepati janji, ketidaktahuan kebutuhan dari BME, kebutuhan

layanan yang kompleks dan saling berhubungan, layanan yang

kurang, masalah bahasa dan komunikasi dan pengguna pusat

layanan.

Hal yang hampir serupa terhadap perbedaan signifikan

dalam akses pelayanan kesehatan masih sangat terlihat antara

orang-orang yang berada di pinggiran dan orang-orang yang

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

24

ada di perkotaan. Penelitian menurut Perry, King-Schultz,

Aftab, dan Bryant (2007), menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan dalam mengakses pelayanan kesehatan pada

daerah pegunungan dan daerah pusat. Hal ini dikarenakan

kualitas pelayanan dari layanan utama di daerah pegunungan

lebih rendah dibandingkan di pusat. Status kesehatan di

daerah pegunungan termasuk dalam kategori yang rendah jika

dilihat dari angka kematian anak usia di bawah lima tahun dan

tingkat kurang gizi pada anak. Tingkat ketidaksetaraan

pelayanan kesehatan di seluruh dunia hampir sama, hal ini

berhubungan dengan keadaan geografis dan minimnya sumber

daya yang ada. Program kesehatan setempat (Haiti) perlu

memberikan perhatian dalam memantau status kesehatan

serta kualitas dan pelayanan dasar pada kelompok-kelompok

terpinggirkan dalam jangkauan layanan. Ketidaksetaraan

dalam mengakses pelayanan kesehatan harus dievaluasi lagi

oleh pemimpin program pelayanan kesehatan agar tercapai

program kesehatan melalui pemerataan dan peningkatan

pelayanan kesehatan pada komunitas.

Hasil penelitian oleh Guendelman, Wier, Angulo dan Oman

(2005), yang dilakukan di California menunjukkan bahwa

asuransi pada lingkup anak memiliki akses pelayanan

kesehatan yang terbatas dibandingkan asuransi pada lingkup

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

25

keluarga. Asuransi pada lingkup keluarga dapat meningkatkan

akses rutin ke sumber perawatan dan penyedia sektor swasta

dan untuk mengurangi diskriminasi yang dirasakan.

Berbeda halnya dengan penelitian menurut Yu, Huang,

Schwaiberg dan Nyman (2006) yang dilakukan di California

menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa inggris orang tua

mempengaruhi akses pelayanan kesehatan anak. Kemampuan

berbahasa inggris memiliki pengaruh yang kuat terhadap akses

asuransi kesehatan bagi anak-anak. Sedangkan anak-anak

yang terutama orang tuanya memiliki kemampuan berbahasa

inggris rendah, lebih cenderung bergantung pada negara lain,

keterbatasan dalam akses asuransi kesehatan, tidak memiliki

kontak dengan dokter dan jika pergi ke negara lain cenderung

memiliki keterbatasan dalam mengakses layanan gawat

darurat. Karena kemampuan berbahasa inggris orang tuanya

mempengaruhi pelayanan kesehatan anak-anak menjadi

tertunda atau dikorbankan karena ada diskriminasi dalam

perawatan kesehatan. Kemampuan berbahasa inggris dapat

mengurangi dampak ras / etnis yang berpengaruh terhadap

akses pelayanan kesehatan.

Menurut penelitian Randolph, Murray, Swanson dan

Margolis (2004) dalam meningkatkan akses perawatan di

Amerika Serikat adalah dengan meningkatkan jadwal

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

26

kunjungan anak dalam akses perawatan kesehatan. Selain itu

terdapat hubungan yang saling berkaitan tentang akses dan

kualitas pelayanan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

anak untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang pantas

dan dibutuhkan (Chung dan Schuster, 2004). Pendapatan

orang tua juga memiliki pengaruh terhadap akses perawatan

kesehatan pada anak. Tidak hanya orang tua dengan

pendapatan yang rendah, tetapi pendapatan orang tua yang

dalam kategori menengah juga memiliki keterbatasan dalam

mengakses perawatan kesehatan pada anak (Larson dan

Halfon, 2009).

Perbedaan akses pelayanan kesehatan juga terlihat pada

penelitian menurut Rahman, Islam, Islam, Sadhya, Latif (2011)

fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan

medis secara keseluruhan harus dimanfaatkan dalam

meningkatkan sistem kesehatan pedesaan di Bangladesh.

Adanya beberapa sistem terapi yang berbeda dalam

lingkungan budaya merupakan faktor yang mempengaruhi

sistem perawatan kesehatan di Bangladesh. Dalam hal ini,

upaya untuk meningkatkan kesehatan yang berhubungan

dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memfasilitasi

dalam keputusan pencarian pelayanan kesehatan yang sesuai

ditekankan pada perawatan kesehatan primer. Hasil penelitian

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

27

menunjukkan bahwa status pendidikan, pendapatan rumah

tangga dan standar hidup merupakan faktor penting dalam

pemanfaatan fasilitas kesehatan non publik. Rendahnya

kualitas pelayanan, lamanya waktu tunggu dan waktu

konsultasi yang singkat merupakan alasan utama masyarakat

tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan umum. Hal ini

berdampak pada minimnya pemanfaatan fasilitas pelayanan

kesehatan publik, khususnya layanan untuk pemantauan

pertumbuhan anak, layanan pencegahan penyakit dan

pendidikan kesehatan, pelayanan perawatan nifas dan layanan

keluarga berencana. Selain itu, tidak adanya fasilitas umum

terdekat juga merupakan suatu alasan tidak mencari perawatan

medis pada pelayanan kesehatan masyarakat.

Lain halnya dengan penelitian Yu, Huang dan Singh (2010)

dalam sebuah tentang status kesehatan dan akses pelayanan

kesehatan diantara anak-anak Cina, Filipina, Jepang, Korea,

Asia Selatan dan Vietnam yang tinggal di California

menunjukkan bahwa etnis Asia memiliki akses perawatan

kesehatan dan pemanfaatan yang kurang baik / buruk.

Ditemukan faktor sosio-demografi yang berpengaruh dalam

perilaku pencarian pelayanan kesehatan, yaitu sejarah dan

budaya. Perbedaan pola menunjukkan bahwa pelayanan

kesehatan yang menjangkau kelompok etnis Asia harus

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

28

disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Keluarga yang

kurang mengerti dengan sistem pelayanan kesehatan di

Amerika memerlukan layanan yang sesuai dengan bahasa dan

budayanya. Selain itu usia, jenis kelamin, kemiskinan, status

kelahiran dan kewarganegaraan, asuransi kesehatan, status

perkawinan orang tua dan status kesehatan anak sangat

berpengaruh dalam akses pelayanan kesehatan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa anak-anak Korea memiliki

asuransi yang kurang baik dibandingkan dengan anak Spanyol

berkulit putih, sedangkan anak-anak Filipina memiliki

kemungkinan dua kali lebih banyak untuk tidak bertemu

dengan dokter, anak-anak Cina, Korea dan Vietnam memiliki

kemungkinan lebih sedikit dalam mengakses pelayanan

kesehatan gawat darurat dalam satu tahun terakhir yang

cenderung mengakibatkan kondisi kesehatan yang buruk.

Penelitian menurut Soeung, Grundy, Sokhom, Blanc dan

Thor (2012), studi di empat komunitas miskin di Kamboja

menunjukkan bahwa faktor sosial menentukan dalam akses

pelayanan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan akses

pelayanan kesehatan masyarakat miskin di perkotaan,

memerlukan perluasan fungsi kesehatan masyarakat dan

kemampuan dalam hal membangun hubungan antara penyedia

pelayanan kesehatan, pemerintah kota dan masyarakat. Dalam

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

29

hal ini, meskipun faktor keluarga yang memiliki penghasilan

dan tingkat pendidikan rendah, tetapi mereka memiliki akses

pelayanan kesehatan yang cukup dalam perawatan preventif

dan kuratif. Namun, masyarakat memiliki pengertian yang

kurang baik dalam hal kesehatan dan akses pelayanan

kesehatan, terutama berhubungan dengan ketidakamanan

kondisi lingkungan dan sosial. Hubungan antara pendidikan

yang rendah, kondisi hidup miskin dan tingginya biaya hidup,

menyebabkan masyarakat hidup dari waktu ke waktu pada pola

yang sama dan dapat menyebabkan dampak pada kesehataan

masyarakat. Beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat

miskin memiliki kelemahan dalam hal kesehatan, diantaranya

adalah kondisi kehidupan sehari-hari masyarakat, kesenjangan

sosial dan ekonomi, serta sejauh mana masyarakat menilai dan

bertindak atas ketidakadilan dalam akses pelayanan

kesehatan.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum

dipengaruhi oleh faktor predisposisi, pendukung dan kebutuhan

terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini berhubungan dengan

karakteristik demografi, sosial kultural dan kepercayaan

terhadap pelayanan kesehatan. Selain itu, kondisi ekonomi,

ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan

yang diberikan, ketersediaan sumber daya dan fasilitas

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teorirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6733/2/T1... · puskesmas, balai pengobatan, bidan praktik ... lingkungan budaya merupakan faktor

30

pelayanan kesehatan yang terjangkau juga mempengaruhi

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Jika dirasakan sebagai

kebutuhan, maka orang tua akan mencari perawatan

kesehatan saat anak sakit. Pengetahuan tentang tanda-tanda

bahaya penyakit merupakan faktor yang sangat berpengaruh

terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan, jika orang tua

mengetahui tanda-tanda bahaya penyakit anak, maka orang

tua akan berusaha mencari perawatan pada layanan

kesehatan dengan cepat. Selain itu terdapat beberapa

pertimbangan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan saat

anak sakit. Hal ini berhubungan dengan stres psikologis

maupun stres secara fisik/biologis. Stres psikologis dapat

berupa kecemasan, takut, marah, kekecewaan, kesedihan,

malu dan merasa bersalah. Stres secara fisik dapat berupa

tidak dapat tidur, keengganan untuk bergerak akibat adanya

nyeri, kenaikan suhu yang ekstrim, suara yang gaduh, cahaya

yang sangat terang atau gelap. Oleh karena itu ketika anak

sakit harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.