BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perhatian Orang Tua...pemelihara, pelindung dan sebagai pendidik. Dalam...

25
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perhatian Orang Tua Berikut ini akan diuraikan beberapa landasan teori tentang perhatian orang tua, yang menjadi dasar/landasan dalam penelitian ini. 2.1.1. Pengertian perhatian orang tua Suryabrata (2007) menjelaskan bahwa perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Hal tersebut berarti bahwa dalam melakukan suatu aktivitas harus disertai dengan kesadaran guna mencapai sesuatu yang diharapkan. Sedangkan A. Gazali dalam Baharuddin (2009) mendefinisikan perhatian sebagai salah satu aktivitas psikis, dapat dimengerti sebagai keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu obyek (benda atau hal) ataupun sekumpulan obyek-obyek. Sejalan dengan pendapat tersebut, Soemanto (2003) menjelaskan bahwa perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju pada suatu obyek. Slameto (2010) mengemukakan bahwa perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan kesadaran jiwa terhadap suatu objek. Menurut Walgito (2002) perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek. Ketika individu sedang memperhatikan suatu benda misalnya, ini berarti seluruh

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perhatian Orang Tua...pemelihara, pelindung dan sebagai pendidik. Dalam...

  • 1

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Perhatian Orang Tua

    Berikut ini akan diuraikan beberapa landasan teori tentang perhatian orang

    tua, yang menjadi dasar/landasan dalam penelitian ini.

    2.1.1. Pengertian perhatian orang tua

    Suryabrata (2007) menjelaskan bahwa perhatian adalah banyak sedikitnya

    kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Hal tersebut berarti

    bahwa dalam melakukan suatu aktivitas harus disertai dengan kesadaran guna

    mencapai sesuatu yang diharapkan. Sedangkan A. Gazali dalam Baharuddin

    (2009) mendefinisikan perhatian sebagai salah satu aktivitas psikis, dapat

    dimengerti sebagai keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jiwa itu pun semata-mata

    tertuju pada suatu obyek (benda atau hal) ataupun sekumpulan obyek-obyek.

    Sejalan dengan pendapat tersebut, Soemanto (2003) menjelaskan bahwa perhatian

    adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju pada suatu obyek.

    Slameto (2010) mengemukakan bahwa perhatian adalah kegiatan yang

    dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang

    datang dari lingkungannya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

    perhatian adalah pemusatan kesadaran jiwa terhadap suatu objek.

    Menurut Walgito (2002) perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi

    dari seluruh aktivitas yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.

    Ketika individu sedang memperhatikan suatu benda misalnya, ini berarti seluruh

  • 2

    aktifitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan pada suatu benda tersebut.

    Dalam suatu waktu seorang individu bisa memperhatikan objek yang banyak

    sekaligus. Namun demikian, perhatian terhadap masing-masing objek berbeda-

    beda.

    Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perhatian adalah

    proses kegiatan psikis baik tenaga atau energi ketika stimulasi yang menonjol dan

    stimulasi yang lain melemah pada suatu obyek. Perhatian pada dasarnya bisa dari

    kesadaran dan juga bagaimana cara timbulnya.

    Whitherington (1985) menyatakan bahwa perhatian merupakan suatu

    aktivitas yang vital dalam pendidikan. Perhatian dapat diperoleh dari siapa saja,

    bisa dari guru ataupun orang tua. Orang tua berperan sebagai pembentuk karakter

    dan pola fikir dan kepribadian anak. Oleh karena itu, keluarga merupakan tempat

    dimana anak-anaknya pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Walaupun

    di dalam keluarga tidak terdapat rumusan kurikulum dan program resmi dalam

    melaksanakan kegiatan pembelajaran, akan tetapi sifat pembelajaran di dalam

    keluarga sangat potensial dan mendasar.

    Menurut Hasbullah (2011) orang tua adalah orang yang pertama dan

    utama yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan.

    Sedangkan menurut Alya (2011) orang tua berasal dari dua kata yaitu, orang yang

    artinya manusia (dalam arti khusus) dan tua yang artinya sudah lama hidup, lanjut

    usia, sudah masak atau sampai waktunya untuk dipetik.

    Kartono (1982) menjelaskan bahwa orang tua adalah pria dan wanita yang

    terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai

  • 3

    ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. Sedangkan menurut Nasution

    (Susanti, 2004) menyatakan bahwa orang tua adalah setiap orang tua yang

    bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang dalam penghidupan sehari-hari

    disebut ibu dan bapak. Tanggung jawab orang tua terhadap keluarga terutama

    terhadap anak adalah suatu hal yang sudah menjadi kewajiban, yakni sebagai

    pemelihara, pelindung dan sebagai pendidik.

    Dalam penelitian ini perhatian yang menjadi fokus adalah perhatian orang

    tua. Perhatian orang tua pada anak-anaknya terhadap pendidikan merupakan hal

    yang sangat penting karena keluarga merupakan salah satu tempat untuk

    mendapatkan pendidikan yaitu pendidikan informal yang bertanggung jawab

    terhadap pendidikan anak. Orang tua yang tidak mempunyai perhatian kepada

    anaknya menjadi pada orang tua yang mengalami keretakan dalam keluarga,

    sehingga rasa tanggung jawab dan kasih sayangnya terhadap anak akan menjadi

    terlantar. Dalam hal ini perhatian orang tua dapat diartikan kesadaran jiwa orang

    tua untuk mempedulikan anaknya, terutama dalam memberikan dan memenuhi

    kebutuhan anaknya baik dalam segi emosi dan materi maupun segi pendidikan

    anaknya mencapai hasil belajar yang optimal.

    Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua

    adalah proses pemberian bantuan orang tua terhadap anaknya, memberikan

    bimbingan belajar di rumah, mendorong untuk belajar, memberikan pengarahan

    pentingnya belajar, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan alat yang menunjang

    pelajaran untuk pencapaian prestasi belajar yang optimal.

  • 4

    2.1.2. Bentuk - bentuk perhatian orang tua

    Sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap anaknya maka orang

    tua memegang fungsi dan peranan penting dalam meningkatkan pendidikan

    anaknya. Perhatian orang tua terlihat dari usaha orang tua untuk menyediakan

    fasilitas belajar yang secukupnya. Namun kelengkapan fasilitas belajar anak tidak

    mutlak menjamin keberhasilan belajar anak apabila tidak diikuti adanya perhatian

    dari orang tua yang ditunjukkan setiap hari.

    Sulastri (Arum, 2009), memberikan gambaran tentang bentuk perhatian

    orang tua yaitu:

    1. Memberikan peringatan

    Peran orang tua dalam hal ini adalah memberikan peringatan terhadap

    perilaku anaknya. Orang tua memberikan nasihat kepada anak agar tidak

    melakukan perilaku yang menyimpang.

    2. Memberikan teguran

    Orang tua menegur tindakan anak yang salah dan memberikan penjelasan

    kepada anak mengapa hal tersebut salah serta menunjukkan hal yang benar.

    Orang tua memiliki kewajiban untuk mengontrol perilaku anak dan

    membimbing anak apabila anak melakukan kesalahan.

    3. Memperhatikan penyediaan sarana studi

    Sarana prasarana studi merupakan komponen yang penting dalam proses

    belajar anak. Apabila sarana prasarana tidak memadahi maka proses belajar

    anak akan terhambat. Orang tua memiliki kewajiban untuk menyediakan

  • 5

    sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak untuk belajar. Sehingga proses

    belajar anak berjalan dengan lancar.

    Mulyadi (2007) menjelaskan perhatian orang tua dapat ditunjukkan dalam

    berbagai bentuk yaitu:

    1. Penyediaan dan pengaturan waktu belajar anak

    Waktu adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh anak yang sedang belajar.

    Orang tua harus menyediakan waktu untuk mendampingi belajar anak dan

    memberikan waktu sebaik-baiknya jangan sampai waktu yang digunakan

    untuk belajar digunakan untuk yang lain, atau terganggu aktivitas lain, maka

    apabila ini terjadi akan mengganggu proses belajar anak dan pada akhirnya

    akan berdampak pada prestasi belajar anak. peran dalam membantu

    mengatur waktu belajar anak dengan cara memperhitungkan waktu setiap

    hari, menentukan waktu yang tersedia setiap hari, merencanakan materi

    pelajaran yang akan dipelajari, dan menentukan waktu yang dapat

    dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.

    2. Bantuan mengatasi masalah

    Yang dimaksud dengan bantuan mengatasi masalah adalah orang tua

    membantu anak ketika mengalami kesulitan-kesulitan dalam membaca,

    menulis, mengerjakan pekerjaan rumah, menyatakan pendapat baik tulis

    maupun lisan.

    3. Pengawasan belajar anak.

    Anak memerlukan pengawasan dari orang tua agar sikap dewasa dan

    tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak. Orang tua hendaknya

  • 6

    mengawasi dan mendampingi anak dalam belajar apabila mengalami

    kesulitan belajar.

    4. Penyediaan fasilitas belajar

    Fasilitas dalam dunia pendidikan berarti segala sesuatu yang bersifat fisik

    maupun material, tersedianya tempat perlengkapan belajar di kelas, alat-alat

    peraga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan, berbagai perlengkapan

    praktikum laboraturium dan segala sesuatu yang menunjang terlaksananya

    proses belajar mengajar.

    Adapun yang dimaksud dengan fasilitas belajar adalah semua kebutuhan

    yang diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untuk memudahkan,

    melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar disekolah. Supaya lebih

    efektif dan efisien yang nantinya peserta didik dapat belajar dengan

    maksimal dan hasil belajar yang memusakan.

    Fasilitas atau alat belajar akan sangat penting dan dominan bagi anak yang

    sedang menekuni belajarnya. Keadaan peralatan seperti pensil, tinta,

    penggaris, buku tulis, buku pelajaran, jangka dan lain-lain akan membantu

    kelancaran dalam belajar. Kurangnya alat-alat tersebut akan menghambat

    proses belajar anak.

    Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian orang

    tua dapat diberikan dalam bentuk penyediaan dan mengatur waktu belajar anak,

    memberikan peringatan, memberikan teguran, membantu anak menyelesaikan

    masalah belajar, pengawasan belajar anak serta penyediaan fasilitas belajar.

  • 7

    Suryabrata (2007) menggolong-golongkan perhatian orang tua sebagai

    berikut :

    1. Atas dasar intensitasnya dibedakan menjadi :

    a) Perhatian intensif

    b) Perhatian tidak intensif

    2. Atas dasar cara timbulnya perhatian dibedakan menjadi :

    a) Perhatian spontan (perhatian tak-kesendak, perhatian yang tidak

    disengaja)

    b) Perhatian sekendak (perhatian disengaja, perhatian reflektif)

    3. Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian menjadi :

    a) Perhatian terpancar (distributif)

    b) Perhatian terpusat (konsentratif)

    Menurut Walgito (2002) macam atau jenis perhatian orang tua adalah

    sebagai berikut :

    1. Ditinjau dari segi timbulnya perhatian dibedakan menjadi :

    a) Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan dirinya timbul

    secara spontan dan erat hubungannya dengan minat individu.

    b) Perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan

    sengaja karena harus ada kemampuan untuk menimbulkannya.

    2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dapat dicakup oleh perhatian pada

    suatu waktu dibedakan menjadi :

    a) Perhatian yang sempit, yaitu perhatian dimana individu pada suatu

    waktu hanya dapat memperhatikan sedikit objek.

  • 8

    b) Perhatian yang luas, yaitu perhatian dimana individu pada suatu waktu

    dapat memperhatikan banyak hal atau obyek sekaligus.

    3. Ditinjau dari segi fluktuasinya, perhatian dapat dibedakan menjadi :

    a) Perhatian yang statis, yaitu perhatian dimana individu dalam waktu

    tertentu dapat dengan statis atau tetap perhatiannya tertuju pada obyek

    tertentu

    b) Perhatian yang dinamis, yaitu perhatian dimana individu dapat

    memindahkan perhatian secara lincah dari satu obyek ke obyek lain.

    Dengan melihat pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka bentuk

    perhatian orang tua dalam belajar dapat dijabarkan sebagai berikut :

    1. Berdasarkan intensitasnya dibedakan menjadi :

    a) Perhatian intensif, yaitu perhatian orang tua dalam anak secara terus

    menerus yang diperkuat oleh banyaknya rangsangan atau keadaan

    yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin.

    b) Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian orang tua dalam belajar anak

    yang tidak terus menerus (sementara) dan kurang diperkuat oleh

    rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas atau

    pengalaman kerja.

    2. Berdasarkan timbulnya perhatian dibedakan menjadi :

    a) Perhatian spontan (perhatian tidak sekehendak, perhatian tidak

    sengaja), yaitu perhatian orang tua dalam belajar anak yang tidak

    diusahakan secara sadar untuk memperhatikan tetapi tidak disengaja

    untuk memberikan perhatian terhadap anak.

  • 9

    b) Perhatian tidak spontan (perhatian sekendak, (perhatian disengaja),

    yaitu perhatian orang tua dalam belajar anak yang diusahakan secara

    sadar dan disengaja untuk dipusatkan pada belajar anak di rumah.

    3. Berdasarkan luas objek yang dikenai perhatian dibedakan menjadi:

    a) Perhatian terpencar (perhatian distributif, perhatian yang terbagi-bagi,

    perhatian yang luas), yaitu perhatian orang tua dalam belajar anak

    yang terpencar-pencar.

    b) Perhatian terpusat (perhatian konsentratif, perhatian yang sempit),

    yaitu perhatian orang tua dalam belajar anak yang betul-betul

    berkonsentrasi atau terpusat pada setiap saat.

    4. Berdasarkan flaktuasinya, perhatian dibedakan menjadi :

    a) Perhatian statis, yaitu perhatian orang tua dalam belajar anak yang

    tetap. Artinya perhatian tersebut terus bertalian setiap saat, anak perlu

    diperhatikan dalam belajarnya.

    b) Perhatian yang dinamis, yaitu perhatian orang tua dalam belajar anak

    yang tidak menentu, dalam arti kadang-kadang sama sekali tidak ada

    perhatian.

    2.1.3. Faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua

    Perhatian tidak selamanya dapat diarahkan dengan baik. Hal ini

    dikarenakan bahwa perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantara faktor

    penyebab yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya adalah orang

    tua khawatir kalau anaknya nakal, kurang pandai, minder serta agar anak-anaknya

    tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang, seperti pendapat Jokie (2009)

  • 10

    menunjuk pada perilaku yang secara statistik berbeda dari kebanyakan orang.

    Perhatian juga diberikan orang tua agar anaknya mendapatkan prestasi

    disekolahnya dan kelak dapat tercapai cita-cita anaknya selain itu anaknya agar

    mampu menjadi pribadi yang mandiri.

    Bimbingan dan perhatian dari orang tua sangat diperlukan oleh anaknya

    dalam proses pencapaian prestasi belajarnya, Jadi dengan kata lain, perhatian

    orang tua merupakan faktor utama dalam membimbing, mengarahkan, dan

    mendidik anaknya dikalangan keluarga sehingga anaknya menjadi generasi

    penerus yang lebih baik. Perhatian dan teladan orang tua akan dicontoh anak-

    anaknya dalam pembentukan karakter anaknya. Orang tua sebagai pengasuh dan

    bertanggung jawab penuh kepada anaknya baik di lingkungan keluarga maupun di

    lingkungan sekolah.

    Semua orang tua sudah tentu agar anak-anaknya mendapatkan prestasi dan

    pandai baik di sekolah maupun di luar sekolah, semua itu tidak lepas dari

    perhatian dan tanggung jawab orang tua dalam membimbing, mengarahkan dan

    memotivasi anaknya.

    Pendidikan dikalangan keluarga merupakan pendidikan yang dialami anak

    sejak ia dilahirkan dan biasanya dilakukan oleh orang tua. Jadi perhatian orang tua

    merupakan penentu sukses tidaknya anaknya dalam pencapaian prestasi di sekolah

    atau pun di luar sekolah. Sudah saatnya orang tua untuk menyadari akan

    kewajibannya dalam mendidik anak-anaknya agar kelak bisa menjadi generasi

    penerus.

  • 11

    Perhatian orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut

    Dirgagunarso (1996) faktor-faktor itu dibagi dalam 2 golongan yaitu :

    1. Faktor dari luar yaitu timbulnya perhatian orang tua terhadap anak karena

    adanya faktor dari luar.

    2. Faktor dari dalam yaitu perhatian orang tua terhadap anak karena adanya

    motif, adanya kesediaan dan harapan orang tua terhadap anak.

    Menurut Ahmadi (2003) faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua

    adalah sebagai berikut :

    1. Pembawaan

    Hal ini berhubungan dengan tipe-tipe pribadi yang dimiliki oleh setiap

    orang tua. Tipe-tipe ini kepribadian yang berbeda pada orang tua akan

    berbeda pula sikapnya dalam memberikan perhatian kepada anak.

    2. Latihan dan kebiasaan

    Walaupun orang tua mengalami hambatan dalam memberikan perhatian,

    namun dengan adanya latihan sebagai usaha mencurahkan perhatian, maka

    lambat laun akan menjadi suatu kebiasaan.

    3. Kebutuhan

    Kemungkinan timbulnya perhatian karena adanya suatu kebutuhan-

    kebutuhan tertentu. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan

    itu mempunyai suatu tujuan yang harus dicurahkan. Orang tua

    memberikan perhatian kepada anak disebabkan karena tujuan yang hendak

    dicapai misalnya mengharapkan anaknya mengetahui suatu nilai yang

    berlaku

  • 12

    4. Kewajiban

    Perhatian dipandang sebagai kewajiban orang tua sedangkan kewajiban

    memandang unsur tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang tua.

    5. Keadaan jasmani

    Tidak hanya kondisi psikologis tetapi kondisi fisiologis yang ikut

    mempegaruhi perhatian orang tua terhadap anak. Kondisi fisiologis yang

    tidak sehat akan berpengaruh pada usaha orang tua dalam mencurahkan

    perhatiannya.

    6. Suasana jiwa

    Keadaan batin, perasaan atau pikiran yang sedang berlangsung dapat

    mempengaruhi orang tua. Pengaruh tersebut bisa bersifat membantu atau

    malah menghambat usaha orang tua dalam memberikan perhatian.

    7. Suasana sekitar

    Suasana dalam keluarga misalnya adanya ketegangan diantara anggota

    keluarga akan mempengaruhi perhatian orang tua.

    8. Kuat tidaknya perangsang

    Dari obyek dalam hal ini yang dimaksud adalah anak. Anak yang kurang

    mendapat perhatian orang tua akan berusaha menarik perhatian orang tua,

    sehingga orang tua terdorong untuk lebih perhatian pada anak.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor perhatian orang tua

    dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar, yaitu

    meliputi pembawaan, latihan, dan kebiasaan, kebutuhan, kewajiban, keadaan

  • 13

    jasmani, suasana jiwa, suasana sekitar, kuat tidaknya perangsang sehingga dengan

    faktor-faktor tersebut siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

    Dakir (1993) mengemukakan faktor yang mempengaruhi perhatian orang

    tua :

    1. Ditinjau dari hal-hal yang bersifat objektif, yaitu rangsangan yang kuat

    mendapatkan perhatian, kualitas rangsangan mempengaruhi perhatian, objek

    yang besar menarik perhatian, begitu pula rangsangan dapat menarik

    perhatian

    2. Ditinjau dari hal-hal yang secara subjektif, yaitu hal-hal yang bersangkut

    paut dengan pribadi subjek, misalnya : beberapa rangsangan yang sesuai

    dengan bakatnya lebih menarik perhatian daripada hal yang lain.

    Baharuddin (2009), membagi faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian

    menjadi dua yaitu faktor obyektif dan subyektif. Faktor obyektif yang dapat

    menarik perhatian seseorang adalah :

    1. Adanya rangsangan yang kuat

    2. Kualitas rangsangan

    3. Adanya objek yang besar/luas

    4. Adanya stimulus yang baru

    Sedangkan faktor subyektif yang dapat menarik perhatian adalah :

    1. Adanya stimulus yang membawanya mengandung daya tarik

    2. Adanya arti atau maksud pada sesuatu dapat menimbulkan daya tarik

    3. Ketidakpastian menimbulkan daya tarik

    4. Emosi yang tetap (terbiasa) dapat menentukan daya tarik.

  • 14

    Berdasarkan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

    perhatian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua dapat

    dipengaruhi dua faktor yaitu faktor objektif dan subjektif. Faktor objektif

    cenderung timbul karena dorongan dari dalam diri individu, sedangkan faktor

    subjektif cenderung timbul dari luar diri individu. Kedua faktor tersebut bagi

    orang tua dapat muncul dengan sendiri ataupun bersama-sama tergantung pada

    objek yang sedang dihadapi. Perhatian orang tua yang diberikan kepada anaknya

    sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya pada minat belajar

    dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memberikan kontribusi yang positif

    terhadap anak.

    2.2. Prestasi Belajar Siswa

    Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni

    prestasi dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi

    belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.

    2.2.1. Pengertian prestasi

    Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil

    yang telah dicapai (dari yang telah diakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

    Sedangkan menurut Djamarah (1994) dalam bukunya bahwa prestasi adalah apa

    yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

    diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap,

    berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan

  • 15

    dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan

    kepada siswa.

    Menurut Suryabrata (2007) mengemukakan bahwa prestasi adalah nilai

    yang merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai

    kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Syah (2005)

    berpendapat bahwa prestasi adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Dan menurut Tohirin (2006)

    Prestasi adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan

    belajar.

    Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan

    kegiatan. Gagne (1985) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi

    lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,

    sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Arikunto (1990) bahwa hasil

    belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

    Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulan bahwa prestasi adalah

    hasil akhir yang dicapai oleh siswa setelah melakukan serangkaian kegiatan

    proses pembelajaran di sekolah. Prestasi yang diperoleh dapat dikatakan baik

    apabila telah memenuhi standar nilai yang ditetapkan, sebaliknya dikatakan belum

    optimal apabila belum bisa memenuhi standar nilai yang telah ditentukan.

    2.2.2. Pengertian belajar

    Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

  • 16

    hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,

    2010)

    Fontana seperti yang dikutip oleh Winataputra (1995) dikemukakan

    bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative

    tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Selaras dengan

    pendapat Hakim (2000) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses

    perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan

    dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

    kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir,

    dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

    seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas

    kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila

    seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas

    kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar

    atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

    Cronbach dan Geoch dalam Sardiman (2005) menyatakan belajar sebagai

    berikut :

    1. Cronbach memberikan definisi : “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

    “Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil

    dari pengalaman”.

    2. Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to

    listen, to follow direction”.

    Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

    mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

    3. Geoch, mengatakan : “Learning is a change in performance as a result of practice”.

    Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

  • 17

    Syah (2000) bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku

    individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

    lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Begitu juga menurut Whitaker yang

    dikutip oleh Soemanto (1990), belajar adalah proses dimana tingkah laku

    ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa

    merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

    misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

    sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami

    atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan

    individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim

    kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang

    dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu

    dan lingkungan.

    2.2.3. Pengertian prestasi belajar

    Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa

    dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang

    dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi yang bertujuan untuk

    mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar

    berlangsung. Ahmadi dan Supriyono (1990) menyatakan prestasi belajar

    merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari

    dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu.

  • 18

    Menurut Djamarah (2008), “Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

    berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dari dalam individu sebagai

    hasil dari aktivitas dalam belajar”. Sedangkan menurut Sukmadinata (2007),

    prestasi belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecapakan-kecakapan

    potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

    Menurut Hetika (2008), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan

    yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Selanjutnya

    menurut Asmara (2009) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang

    dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam

    pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru.

    Harjati (2008), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang

    dilakukan dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol

    untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu

    tertentu. Menurut Winkel melalui Sunarto (1996) mengatakan bahwa “prestasi

    belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa

    dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”.

    Sedangkan menurut Gunarso (1993) mengemukakan bahwa prestasi

    belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan

    usaha-usaha belajar. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal

    dengan tes prestasi belajar.

    Selanjutnya Asmara (2009) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

    seseorang dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan

    dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh

  • 19

    guru. Begitu pula Harjati (2008), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil

    usaha yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk

    simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam

    waktu tertentu.

    Menurut Anwar (2005) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila

    dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar.

    Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar

    pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara

    terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai

    bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal

    tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif,

    bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Pengertian prestasi

    belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk

    mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran.

    Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan,

    pengalaman, dan keterampilan.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

    merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan

    belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

    Dengan prestasi yang diraih oleh seseorang dapat dilihat seberapa besar kuantitas

    pengetahuan yang dimilikinya. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator

    keberhasilan siswa dalam belajarnya.

  • 20

    2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum

    menurut Slameto (2003) pada garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor

    ekstern yaitu:

    1. Faktor intern

    Dalam faktor ini dibahas 2 faktor yaitu:

    a. Faktor jasmaniah mencakup:

    1) Faktor kesehatan

    2) Cacat tubuh

    b. Faktor psikologis mencakup:

    1) Intelegensi

    2) Perhatian

    3) Minat

    4) Bakat

    5) Motivasi

    6) Kematangan

    7) Kesiapan

    c. Faktor kelelahan

    2. Faktor ekstern

    Faktor ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu:

    a. Faktor keluarga mencakup:

    1) cara orang tua mendidik

    2) relasi antar anggota keluarga

  • 21

    3) suasana rumah

    4) keadaan ekonomi keluarga

    5) pengertian orang tua

    6) latar belakang kebudayaan

    b. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi

    1) guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

    2) sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran

    3) atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah

    c. Faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, mass media,

    teman bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat.

    Selanjutnya Suryabrata (2002) mengklasifikasikan faktor-faktor yang

    mempengaruhi belajar sebagai berikut:

    1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri

    a. Faktor non-sosial dalam belajar

    Meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat dan alat-

    alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis, alat peraga)

    b. Faktor sosial dalam belajar

    2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

    a. Faktor fisiologi dalam belajar

    Faktor ini terdiri dari keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan

    fungsi jasmani tertentu.

  • 22

    b. Faktor psikologi dalam belajar

    Faktor ini dapat mendorong aktivitas belajar seseorang karena

    aktivitas dipacu dari dalam diri, seperti adanya perhatian, minat, rasa

    ingin tahu, fantasi, perasaan, dan ingatan.

    Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

    belajar menurut Ahmadi dan Supriyono (2002) yaitu:

    1. Faktor internal

    a. Faktor jasmaniah baik bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk

    faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan

    sebagainya.

    b. Faktor psikologi, baik bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri

    atas :

    1) Faktor intelektif yang meliputi:

    a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

    b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

    2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

    seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

    penyesuaian diri.

    c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

    2. Faktor Eksternal

    a. Faktor sosial, yang terdiri atas :

    1) Lingkungan kerja

    2) Lingkungan sosial

  • 23

    3) Lingkungan masyarakat

    4) Lingkungan kelompok

    b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

    kesenian

    c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim

    d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

    Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor - faktor

    yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu:

    1. Faktor intern

    Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu

    sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap,

    perasaan dan faktor pribadi lainnya.

    2. Faktor ekstern

    Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri

    individu berupa sarana dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru,

    metode pembelajaran, kondisi sosial, ekonomi, dan lain sebagaianya.

    2.3. Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

    Hasbullah (1994) menyatakan, keluarga merupakan lingkungan

    pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama

    mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga

    bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak pendidikan dasar bagi pendidikan

    akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

  • 24

    Oleh karena itu, hendaknya orang tua hendaknya selalu berusaha

    menciptakan keluarga yang rukun karena pendidikan anak dimulai dalam

    keluarga. Sedangkan sekolah dalam hal ini merupakan pendidikan lanjutan.

    Peralihan pendidikan non formal ke lembaga-lembaga formal memerlukan

    kerjasama yang baik antara keluarga dan guru sebagai pendidik dalam usaha

    meningkatkan hasil belajar anak.

    Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2007) yang berjudul

    pengaruh perhatian orang tua dan kontinuitas belajar terhadap prestasi belajar

    akuntansi siswa kelas XI MAN 1 Wates tahun ajaran 2007/2008, menyimpulkan

    bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dan prestasi

    belajar.

    Dalam penelitian Ningrum (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh

    perhatian orang tua dan disiplin belajar siswa terhadap prestasi belajar standar

    kompetensi melakukan prosedur administrasi siswa kelas XI kompetensi keahlian

    administrasi perkantoran SMK Kristen 2 Klaten. Menyimpulkan adanya pengaruh

    yang positif perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

    Berbeda dengan penelitian dari Azizah (2009) tentang studi tidak adanya

    perhatian orang tua terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas

    VIII SMPN 2 Temon Kulon Progo Tahun Pelajaran 2008/ 2009. Penelitian ini

    menyimpulkan bahwa tidak adanya perhatian yang diberikan orang tua dalam

    bentuk memberikan dorongan belajar di rumah, kurangnya memberi sarana dan

    fasilitas belajar, tidak membantu memecahkan masalah, tidak membantu

    memberikan petunjuk dan arahan kepada anak, serta tidak mengontrol kegiatan

  • 25

    anak di lingkungan bermain, yang mengakibatkan prestasi belajar anak menjadi

    rendah.

    Berdasarkan apa yang telah diungkapkan di atas penulis menyimpulkan

    bahwa adanya komparasi atau perbandingan atau perbedaan antara perhatian

    orang tua dan tidak perhatian orang tua yang diberikan kepada anak terhadap

    prestasi belajarnya. Jadi tinggi rendahnya prestasi belajar anak dipengaruhi oleh

    ada dan tidaknya perhatian yang diberikan oleh orang tua.

    2.4. Hipotesa

    Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

    penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Suryabrata 2003).

    Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah : ada perbedaan yang

    signifikan prestasi belajar siswa berdasarkan perhatian orang tua dalam kegiatan

    belajar siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.