BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori...

35
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) dalam Triani (2008) mengemukakan teori keagenan (agency theory) yang menjelaskan hubungan yang timbul karena adanya kontrak antara pemegang saham (prinsipal) yang mendelegasikan tanggung jawab pengelolaan perusahaan kepada manajemen (agen). Asumsi yang digunakan dalam agency theory adalah bahwa masing-masing individu (prinsipal dan agen) termotivasi untuk memperoleh kepuasan dirinya sendiri, sehingga dapat menyebabkan konflik antara prinsipal dan agen. Agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi, sedangkan pihak prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang maksimal atau peningkatan nilai investasi dalam perusahaan. Dengan mengasumsikan bahwa pembayaran dividen mensyaratkan manajemen untuk mendanai investasi baru, investor baru mungkin tertarik pada perusahaan hanya jika manajemen memberikan informasi yang meyakinkan bahwa modal yang digunakan akan memperoleh keuntungan. Maka pembayaran dividen secara tidak langsung menghasilkan monitor yang lebih ketat pada kegiatan investasi

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori...

  • 13

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Teori Keagenan

    Jensen dan Meckling (1976) dalam Triani (2008) mengemukakan

    teori keagenan (agency theory) yang menjelaskan hubungan yang timbul

    karena adanya kontrak antara pemegang saham (prinsipal) yang

    mendelegasikan tanggung jawab pengelolaan perusahaan kepada

    manajemen (agen). Asumsi yang digunakan dalam agency theory adalah

    bahwa masing-masing individu (prinsipal dan agen) termotivasi untuk

    memperoleh kepuasan dirinya sendiri, sehingga dapat menyebabkan

    konflik antara prinsipal dan agen. Agen termotivasi untuk memaksimalkan

    pemenuhan kebutuhan ekonomi, sedangkan pihak prinsipal termotivasi

    mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas

    yang maksimal atau peningkatan nilai investasi dalam perusahaan.

    Dengan mengasumsikan bahwa pembayaran dividen

    mensyaratkan manajemen untuk mendanai investasi baru, investor baru

    mungkin tertarik pada perusahaan hanya jika manajemen memberikan

    informasi yang meyakinkan bahwa modal yang digunakan akan

    memperoleh keuntungan. Maka pembayaran dividen secara tidak

    langsung menghasilkan monitor yang lebih ketat pada kegiatan investasi

  • 14

    manajemen. Dividen bisa menjadi kontribusi yang berarti pada nilai

    perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Triani (2008).

    2.1.2 Kebijakan Dividen

    Ketika perusahaan memutuskan untuk membagi uang kas maka

    ada dua hal yang harus dipertimbangkan yaitu memaksimumkan nilai

    pemegang saham dan arus kas yang dihasilkan perusahaan yang

    merupakan pemilik pemegang saham. Ketika menetapkan kebijakan

    dividen satu ukuran tidak bisa dipakai untuk semua kebijakan. Kebijakan

    dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang diperoleh

    perusahaan dan menjadi hak para pemegang saham yaitu pembagian laba

    dalam jumlah dividen yang dibayarkan sebagai dividen atau akan ditahan

    dalam bentuk laba ditahan guna membiayai investasi dimasa mendatang

    tergantung dari kebijakan setiap perusahaan. (Sartono, 2014).

    Salah satu informasi yang dipandang cukup penting bagi investor

    yaitu informasi tentang naik turunya dividen tunai dibagikan perusahaan

    karena informasi tersebut mengandung muatan informasi yang berkenaan

    dengan prospek keuntungan yang akan diperoleh para investor atau calon

    investor dalam melakukan penilaian perusahaan.

    Dengan demikian maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

    kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan untuk menetapkan beberapa

    bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para

    pemegang saham dan seberapa besar bagian laba bersih itu akan

  • 15

    ditanamkan kembali sebagai laba yang ditahan untuk reinvestasi. (Sartono,

    2014).

    Mengukur dividen yang dibayarakan oleh perusahan dapat diukur

    menggunakan salah satu dari ukuran umum dikenal. Menurut Riyanto

    (2013) ukuran kebijakan dividen sebagai berikut :

    a. Dividen yield, yang mengaitkan besaran dividen dengan harga saham

    perusahaan. Secara matematis, rumusan dividen yield adalah sebagai

    berikut :

    b. Dividen payout ratio, rasio pembayaran dividen diukur dengan cara

    membagi besarnya dividen per lembar saham dengan laba bersih per

    lembar saham, yang secara matematis dapat dinyatakan dengan rumus

    berikut:

  • 16

    2.1.3 Dividen

    Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu

    perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang

    dipegang oleh masing-masing pemilik. (Riyanto, 2013).

    Menurut Skousen et al (2008) yang dikutip oleh Manurung & Siregar

    (2008) menyatakan bahwa

    “Dividen adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para

    pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya” dividen

    merupakan laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada

    pemegang saham”

    Ada berbagai macam bentuk dividen yang bisa dibagikan oleh perusahaan

    kepada pemegang saham.

    Riyanto (2013) mengemukakan dividen dibagi beberapa jenis,

    diantaranya:

    1. Dividen Tunai (Cash Dividen)

    Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas

    sehingga perusahaan harus memperhatikan jumlah uang kas yang

    tersedia untuk dibagikan sebagai dividen sebelum dilakukan

    pengumuman dividen. Dividen tunai merupakan jenis dividen yang

    paling umum dibagikan oleh perusahaan.

  • 17

    2. Dividen Harta (Property Dividen)

    Dividen harta adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk selain kas

    seperti surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki perusahaan,

    barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Hal ini biasanya terjadi

    karena perusahaan tidak ingin likuiditasnya terganggu.

    3. Dividen Utang (Scrip Dividen)

    Dividen dalam bentuk skrip timbul apabila saldo laba ditahan

    mencukupi untuk dibagikan sebagai dividen tetapi saldo kas yang ada

    tidak mencukupi sehingga perusahaan tidak membayar dividen pada

    saat ini tetapi memilih membayarnya pada masa depan.

    4. Dividen Likuidasi

    Beberapa perusahaan menggunakan modal disetor sebagai dasar untuk

    membayar dividen. Dividen yang didasarkan bukan pada laba ditahan

    merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan

    dari laba.

    5. Dividen Saham

    Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut

    pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-

    saham yang dimilikinya. Hal ini dilakukan karena perusahaan

    mengalami kesulitan likuiditas atau untuk mencegah mengalirnya kas

    keluar sehingga dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan

    sedangkan pemegang saham menghendaki adanya pembagian dividen.

  • 18

    2.1.4 Tujuan pembagian dividen

    Menurut Riyanto (2013) tujuan pembagian dividen antara lain :

    1. Untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang

    saham hal ini bertujuan untuk sebagian pemegang saham atau

    investor menanamkan modalnya di pasar modal, apabila

    dividen yang diperoleh tinggi maka akan mempengaruhi harga

    saham dan investor akan melihat bahwa prospek perusahaan

    kedepan baik.

    2. Untuk menunjukkan Likuiditas perusahaan

    Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham atau

    investor akan mempengaruhi kinerja perusahaan, pembagian

    dividen tetap untuk setiap periode diharapkan investor akan

    mengakui kinerja keuangan perusahaan bagus.

    3. Sebagian investor memandang bahwa risiko dividen lebih

    rendah dibanding risiko capital gain

    4. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan

    pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi

    5. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara

    manajer dan pemegang saham.

  • 19

    2.1.5 Pengertian Laporan Keuangan

    Laporan keuangan menyajikan informasi keuangan sebuah

    perusahaan. Laporan keuangan ini menggambarkan kinerja keuangan

    perusahaan selama periode tertentu. Untuk selanjutnya juga digunakan

    sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan

    perusahaan, kemudian dengan hasil penilaian tersebut pihak-pihak yang

    berkepentingan membuat suatu keputusan. (Sony Warsono, 2013)

    Menurut Standar Akuntansi Keuangan, “Laporan keuangan

    merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

    yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

    perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara

    seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas (cash flow) atau laporan arus

    dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

    bagian integral dari laporan keungan”. Itu juga termasuk skedul dan

    informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya,

    informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan

    pengaruh perubahan harga”. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012).

    2.1.6 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

    Tujuan analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2017) adalah sebagai

    berikut :

  • 20

    1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

    dimiliki perusahaan pada saat ini.

    2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan

    modal yang dimiliki perusahaan saat ini.

    3. Memberikan informasi tentang jumlah dan jumlah pendapatan

    perusahaan saat ini.

    4. Memberikan informasi jumlah biaya dan jenis biaya yang

    dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu.

    5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

    terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

    6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan

    7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan

    keuangan.

    2.1.7 Teknik- Teknik Analisis Laporan Keuangan

    Analisis laporan keuangan dilakukan dengan cara membuat

    perbandingan (comparison) terdapat banyak teknik yang digunakan dalam

    analisis laporan keuangan. Teknik-teknik analisis laporan keuangan dapat

    dikelompokkan menjadi 3 macam (Sony Warsono, 2013):

    1. Analisis Rasio

    Membandingkan satu atau kumpulan akun dengan satu atau

    kumpulan akun lain di laporan keuangan.

  • 21

    2. Analisis Horisontal

    Membandingkan satu atau kumpulan akun pada periode

    tertentu dengan satu atau kumpulan akun yang sama pada

    periode-perode lain.

    3. Analisis Vertika

    Membandingkan berbagai jenis akun yang terdapat di laporan

    keuangan pada satu periode yang sama.

    2.1.8 Analisis Rasio Keuangan

    Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh perusahaan dari

    hasil perbandingan laporan keuangan yang mempunyai hubungan satu

    sama lainnya. Pengertian rasio menurut James C Van Horne dalam Kasmir

    (2017) menyatakan bahwa :

    “Indeks yang menghubungka dua angka akuntansi dan diperoleh

    dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”.

    Sedangkan pengertian rasio keuangan menurut Kasmir (2017) adalah :

    “Kegiatan membangingkan angka-angka yang ada dalam laporan

    keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”.

    Berdasarkan kesimpulan diatas, rasio keuangan merupakan angka yang

    dihasilkan dari laporan-laporan keuangan yang hubungannya sesuai dan

    berarti. Adapun jenis-jenis rasio keuangan menurut Kasmir (2017) yang

    sering digunakan yaitu :

  • 22

    1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio)

    Rasio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio

    likuiditas adalah untuk menunjukkan dan mengukur kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik

    kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas dan usaha) maupun

    didalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain rasio,

    rasio likuditas merupakan yang menunjukkan kemampuan perusahan

    untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya dan untuk

    mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi

    kewajiban. (Kasmir, 2017). Adapun jenis-jenis pengukuran rasio

    likuiditas:

    a. Rasio Lancar (Current Ratio)

    Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

    yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan

    kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi

    kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat

    pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan

    (margin of safety) suatu perusahaan. (Kasmir, 2017).

  • 23

    Rumus untuk mencari current ratio adalah sebagai berikut :

    b. Quick ratio

    Quick ratio merupakan rasio yang menunjukan kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang

    jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai

    sediaan (inventory). Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap

    memerlukan waktu lebih laba untuk diuangkan, apabila perusahaan

    membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya

    dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. (Kasmir, 2017).

    Rumus untuk mencari quick ratio adalah sebagai berikut:

    c. Cash ratio

    Cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

    seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

    Keterdiaan uang kas dapat ditunjukan dari tersedianya dana kas atau

  • 24

    yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank

    (yang dapat ditarik setiap saat). (Kasmir, 2017).

    Rumus untuk mencari cash ratio adalah sebagai berikut:

    d. Rasio Perputaran Kas

    Rasio Perputaran Kas (cash turn over) berfungsi untuk

    mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang

    dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.

    Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan

    kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan

    dengan penjualan. (Kasmir, 2017).

    Rumus untuk mencari rasio perputaran kas adalah sebagai berikut:

    e. Inventory to Net Working Capital

    Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang

    digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah

    sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. (Kasmir, 2017).

  • 25

    Rumus yang digunakan untuk mencari Inventory to Net Working

    Capital adalah :

    2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

    Rasio Solvabilitas adalah mengukur seberapa besar perusahaan

    dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban beban utang yang

    ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas

    dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

    kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik

    jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.

    (Kasmir, 2017).

    Menurut Sartono (2014) pengertian leverage sebagai berikut:

    “Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang

    untuk membiayai investasinya.”

    Menurut Agus Harjito dan Martono (2011) menyatakan bahwa

    pengertian leverage sebagai berikut :

    “Leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada

    penggunaan asset dan sumber dan sumber dana (sources

    of funds) oleh perusahaan dimana dalam penggunaan

    asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan

    biaya tetap atau beban tetap.”

  • 26

    Menurut Kasmir (2017) menyatakan bahwa pengertian leverage

    sebagai berikut :

    “Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

    aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.”

    Dari pengertian tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa

    pengertian rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

    seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Adapun jenis-

    jenis pengukuran rasio leverage Menurut Kasmir (2017) yakni sebagai

    berikut:

    a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

    Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk

    mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.

    Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai

    oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh

    terhadap pengelolaan aktiva. (Kasmir, 2017).

    Rumus untuk menghitung rasio tersebut:

    b. Debt to Equity Ratio (DER)

    Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

    menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

  • 27

    membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar

    dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui

    jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan

    pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk

    mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk

    jaminan utang. (Kasmir, 2017).

    Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio adalah sebagai

    berikut :

    c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

    Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) merupakan rasio

    antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya

    adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal

    sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan

    cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal

    sendiri yang disediakan oleh perusahaan. (Kasmir, 2017).

    Rumus yang diguankan :

  • 28

    d. Times Interest Earned

    Times Interest Earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh

    mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat merasa malu

    karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunnnya. (Kasmir,

    2017). Rumus yang diguanakan :

    3. Rasio Profitabilitas

    Suatu perusahaan menjadikan laporan keuangan sebagai

    informasi dalam pengambilan keputusan dan dijadikan sebagai

    pengukuran kinerja perusahaan. Melalui analisis rasio keuangan,

    yaitu rasio profitabilitas dapat mengukur tingkat keuntungan yang

    diperoleh dalam suatu perusahaan. Rasio profitabilitas juga

    memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha

    atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan,

    terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan

    dengan perusahaan. (Kasmir, 2017). Adapun jenis-jenis pengukuran

    rasio profitabilitas Menurut Kasmir (2017) yakni sebagai berikut:

    a. Gross Profit Margin

  • 29

    Gross Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk

    mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap rupiah

    penjualan Semakin tinggi margin laba kotor perusahaan,

    semakin bagus, karena itu artinya biaya produksi perusahaan

    itu rendah. Sebaliknya, semakin rendah margin laba kotor

    semakin tinggi biaya produksi yang ditanggung perusahaan.

    (Kasmir, 2017). Dihitung dengan rumus :

    b. Net Profit Margin

    Net Profit Margin mengukur laba bersih (EAT) yang

    dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Semakin besar rasio

    ini, semakin besar kemampuan perusahaan untuk menutup

    beban di luar operasi dan pajak penghasilan, yang sekaligus

    juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh

    laba bersih. (Kasmir, 2017).

    Dihitung dengan rumus :

  • 30

    c. Return on Total Assets (ROI)

    Return on Total Assets (ROI) mengukur tingkat

    keuntungan yang dihasilkan dari investasi total. Semakin

    besar rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan untuk

    menghasilkan laba dari total aktiva yang ada. (Kasmir, 2017).

    Dihitung dengan rumus :

    d. Return on Equity (ROE)

    Return on Equity (ROE) menunjukkan hasil

    pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas

    modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih

    sesudah pajak dengan modal sendiri. (Kasmir, 2017).

    Dihitung dengan rumus :

    e. Return on Assets (ROA)

    Return on Assets (ROA) merupakan pengukuran

    kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

  • 31

    menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva

    yang tersedia di dalam perusahaan. Artinya tingkat

    pengembalian investasi menggunakan rasio pengukuran laba

    yang diterima dari modal yang diinvestasikan. Rasio

    pengukuran ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja

    perusahaan. Tingkat pengembalian investasi merupakan jenis

    tingkat pengembalian modal, rasio ini mengukur kemampuan

    perusahaan untuk memberikan laba bagi yang menyediakan

    dana jangka panjang dan menarik penyedia jangka panjang di

    masa akan datang. (Kasmir, 2017).

    Dihitung dengan rumus :

    4. Ukuran Perusahaan

    Menurut Riyanto (2013) mengemukan Firm size atau ukuran

    perusahaan adalah nilai yang menunjukkan besar/kecilnya

    perusahaan, ukuran perusahaan terbagi dalam 3 kategori yaitu

    perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium

    size), dan perusahan kecil (small firm) penentuan ukuran perusahaan

    ini didasarkan kepada total aset perusahaan. (Riyanto, 2013).

  • 32

    Aktiva menurut Kieso (2008) yang dikutip oleh Manurung &

    Siregar (2008) menyatakan bahwa :

    “Aktiva adalah sumber daya dikendalikan oleh suatu perusahaan

    sebagai akibat peristiwa masa lalu dan diharapkan akan mendapat

    manfaat ekonomi masa depan untuk perusahaan.”

    Menurut Riyanto (2013) rumus yang digunakan adalah :

    “Ukuran perusahaan (Firm Size) merupakan menggambarkan

    besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukan pada total

    aktiva, jumlah penjualan, rata-rata penjualan dan total aktiva.”

    Dihitung dengan rumus :

    5. Pertumbuhan perusahaan

    Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar

    kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di

    tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Pengukuran

    pertumbuhan perusahaan dengan melihat total penjualan yang diukur

    dari penjualan bersih.

    Dihitung dengan rumus (Kasmir, 2017):

    Δ

  • 33

    2.2 Tinjauan Pustaka

    Berikut ini disajikan hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh

    Current Ratio (CR), pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), pengaruh Firm

    Size , pengaruh Return on Assets (ROA), pengaruh Sales Growth terhadap

    Dividen Payout Ratio (DPR):

    1. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Indrima Faujimi

    (2014) dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuditas,

    Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan

    Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012”.

    Hasilnya menunjukkan Profitabilitas berpengaruh signifikan positif

    terhadap kebijakan dividen sedangkan leverage, likuiditas, ukuran

    perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

    2. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Nuning Nur

    Chayati (2015) dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Kesempatan

    Investasi dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen Tunai”. Hasilnya

    menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan

    terhadap kebijakan dividen tunai sedangkan kesempatan investasi dan

    leverage berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen

    tunai.

    3. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Putu Adhy

    Sumantri (2013) dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Firm Size,

  • 34

    Likuditas dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen di BEI”. Hasil

    penelitian menunjukkan profitabilitas, firm size, dan likuiditas

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

    Sedangkan variabel leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan

    terhadap kebijakan dividen.

    4. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Fillya Arfriani

    (2015) dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas,

    Ukuran Perusahaan dan Growth terhadap Kebijakan Dividen pada

    Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013”

    Hasil penelitian menunjukkan likuiditas, leverage dan ukuran

    perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen sedangkan

    profitabilitas dan growth berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

    5. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Hendika Arga

    Permana (2016) dengan judul “Analisis Pengaruh Leverage,

    Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran

    Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur

    yang Terdaftar DI BEI 2012-2014” Hasil penelitian menunjukkan

    leverage, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif signifikan

    terhadap kebijakan dividen dan likuiditas, profitabilitas tidak

  • 35

    berpengaruh terhadap kebijakan dividen sedangkan ukuran perusahaan

    berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

    6. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Komang Ayu

    Novita Sari (2015) dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Leverage,

    Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Kebijakan

    Dividen pada Perusahaan Manufaktur DI BEI tahun 2010-2013” Hasil

    penelitian menunjukkan likuiditas, leverage, pertumbuhan perusahaan

    berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan

    profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

    7. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Ratna

    Rahmawati (2014) dengan judul “Pengaruh Likuditas Perusahaan,

    Hutang, Tingkat Pertumbuhan dan Managerial Ownership terhadap

    Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Periode

    2010-2012” Hasil penelitian menunjukkan Terdapat pengaruh positif

    Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen dan Terdapat pengaruh negatif

    Hutang terhadap Kebijakan Dividen pada sedangkan Growth,

    managerial ownership tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen.

    8. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Olivia Diantini

    (2015) dengan judul “Pengaruh Earning Per Share, Tingkat

  • 36

    Pertumbuhan Perusahaan dan Current Ratio terhadap Kebijakan

    Dividen Periode 2012-2014” Hasil penelitian Earning per share,

    Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan

    dividen Tingkat Pertumbuhan berpengaruh negatif dan tidak

    signifikan terhadap kebijakan dividen.

    9. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Jelmio Da Costa

    Sarmento (2014) dengan judul “Pengaruh Return On Equity, Current

    Ratio dan Earning Per Share Terhadap Kebijakan Dividen pada

    Perusahaan Keuangan Periode 2011-2013” Hasil penelitian

    menunjukan return on equity, current ratio dan earning per share

    berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan

    dividen.

    10. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Ida Ayu Putri

    Pertami Dewi (2017) dengan judul “Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur Di

    Bursa Efek Indonesia 2011-2015” Hasil penelitian menunjukan

    profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan pertumbuhan

    perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan

    dividen.

  • 37

    11. Penelitian dalam jurnal ekonomi yang dilakukan oleh Sandy Eltya

    (2016) dengan judul “Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas,

    dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan

    Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2012-2014” Hasil penelitian

    Likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, Leverage,

    ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan sedangkan

    profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan

    dividen.

    Tabel 2.2

    Ringkasan Penelitian Terdahulu

    NO Peneliti/

    Tahun Judul Penelitian

    Variabel

    Penelitian

    Alat

    Analisis Hasil Penelitian

    1

    Indrima

    Faujimi

    (2014)

    Pengaruh

    Profitabilitas,

    Leverage,

    Likuditas, Ukuran

    Perusahaan

    terhadap Kebijakan

    Dividen pada

    Perusahaan

    Manufaktur yang

    Terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia

    2010-2012

    Dependen :

    Kebijakan

    Dividen

    Independen:

    1.Profitabilitas

    2.Leverage

    3.Likuiditas

    4.Ukuran

    Perusahaan

    Analisis

    Regresi

    Linier

    Berganda

    Analisis

    yang

    digunaka

    n uji t dan

    uji F

    Profitabilitas

    berpengaruh

    signifikan positif

    terhadap kebijakan

    dividen

    Leverage,

    likuiditas, ukuran

    perusahaan tidak

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen

  • 38

    2.

    Nuning

    Nur

    Chayati

    (2015)

    Pengaruh

    Profitabilitas,

    Kesempatan

    Investasi dan

    Leverage terhadap

    Kebijakan Dividen

    Tunai

    Dependen :

    Kebijakan

    Dividen

    Independen :

    1.Profitabilitas

    2.Kesempatan

    Investasi

    3.Leverage

    Analils

    Regresi

    Linier

    Analisis

    yang

    digunaka

    n uji t

    Profitabilitas

    berpengaruh

    negatif signifikan

    terhadap kebijakan

    dividen tunai

    Kesempatan

    investasi dan

    leverage

    berpengaruh

    positif signifikan

    terhadap kebijakan

    dividen tunai

    3.

    Putu

    Adhy

    Sumantri

    (2013)

    Pengaruh

    Profitabilitas, Firm

    Size, Likuditas dan

    Leverage terhadap

    Kebijakan Dividen

    di BEI

    Dependen :

    Kebijkan

    Dividen

    Independen:

    1.Profitabilitas

    2.Firm Size

    3.Likuiditas

    4.Leverage

    Analisis

    Linier

    Berganda

    Analisis

    yang

    digunaka

    n uji t

    Profitabilitas, firm

    size, dan likuiditas

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen.

    Leverage

    berpengaruh

    negatif dan tidak

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen.

    4

    Fillya

    Arfriani

    (2015)

    Pengaruh

    Likuiditas,

    Leverage,

    Profitabilitas,

    Ukuran Perusahaan

    dan Growth

    terhadap Kebijakan

    Dividen pada

    Perusahaan

    Manufaktur di

    Bursa Efek

    Indonesia tahun

    2011-2013

    Dependen:

    Kebijakan

    Dividen

    Independen:

    1.Likuiditas

    2.Leverage

    3.Profitabilitas

    4.Ukuran

    Perusahaan

    5.Growth

    Analisis

    regresi

    linear

    berganda

    Analisis

    yang

    digunaka

    n uji t

    Likuiditas,

    leverage dan

    ukuran perusahaan

    tidak berpengaruh

    terhadap kebijakan

    dividen

    Profitabilitas dan

    growth

    berpengaruh

    positif signifikan

    terhadap kebijakan

    dividen

  • 39

    5

    Hendika

    Arga

    Permana

    (2016)

    Analisis Pengaruh

    Leverage,

    Likuiditas,

    Profitabilitas,

    Pertumbuhan

    Perusahaan dan

    Ukuran Perusahaan

    terhadap Kebijakan

    Dividen pada

    Perusahaan

    Manufaktur yang

    Terdaftar DI BEI

    2012-2014

    Dependen:

    Kebijakan

    Dividen

    Independen:

    1.Leverage

    2.Likuiditas

    3.Profitabilitas

    4.Pertumbuhan

    Perusahaan

    5.Ukuran

    Perusahaan

    Analisis

    regresi

    linear

    berganda

    Analisis

    yang

    digunaka

    n uji t dan

    uji F

    Leverage,

    pertumbuhan

    perusahaan

    berpengaruh negatif

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen

    Likuiditas,

    profitabilitas tidak

    berpengaruh terhadap

    kebijakan dividen

    Ukuran perusahaan

    berpengaruh positif

    terhadap kebijakan

    dividen

    6

    Komang

    Ayu

    Novita

    Sari

    (2015)

    Pengaruh

    Likuiditas,

    Leverage,

    Pertumbuhan

    Perusahaan dan

    Profitabilitas

    terhadap Kebijakan

    Dividen pada

    Perusahaan

    Manufaktur DI BEI

    tahun 2010-2013

    Dependen:

    Kebijakan

    Dividen

    Independen:

    1.Likuiditas

    2.Pertumbuhan

    Perusahaan

    3.Profitabilitas

    Analisis

    regresi

    linear

    berganda

    Analisis

    yang

    digunaka

    n uji t dan

    uji F

    Likuiditas,

    leverage,

    pertumbuhan

    perusahaan

    berpengaruh

    positif signifikan

    terhadap kebijakan

    dividen

    Profitabilitas tidak

    berpengaruh

    terhadap kebijakan

    dividen

    7

    Ratna

    Rahmaw

    ati

    (2014)

    Pengaruh Likuditas

    Perusahaan,

    Hutang, Tingkat

    Pertumbuhan dan

    Managerial

    Ownership terhadap

    Kebijakan Dividen

    pada Perusahaan

    Manufaktur Di BEI

    Periode 2010-2012

    Dependen:

    Kebijakan

    Dividen

    Independen:

    1.Likuiditas

    2.Hutang

    3.Tingkat

    Pertumbuhan

    4.Managerial

    Ownership

    Analisis

    regresi

    linear

    berganda

    Analisis

    yang

    digunaka

    n uji F

    Likuiditas

    berpengaruh

    positif terhadap

    Kebijakan Dividen

    Hutang

    berpengaruh

    negatif terhadap

    Kebijakan Dividen

    Growth,

    managerial

    ownership tidak

    berpengaruh

    terhadap

    Kebijakan Dividen

  • 40

    8.

    Olivia

    Diantini

    (2015)

    Pengaruh Earning

    Per Share, Tingkat

    Pertumbuhan

    Perusahaan dan

    Current Ratio

    terhadap Kebijakan

    Dividen Periode

    2012-2014

    Dependen:

    Kebijakan

    Dividen

    Independen:

    1.Earning per

    Share

    2.Tingkat

    Pertumbuhan

    4.Current Ratio

    Analisis

    regresi

    linear

    berganda

    Earning per share,

    Current Ratio

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen

    Tingkat

    Pertumbuhan

    berpengaruh

    negatif dan tidak

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen

    9.

    Jelmio

    Da Costa

    Sarment

    o (2014)

    Pengaruh Return

    On Equity, Current

    Ratio dan Earning

    Per Share Terhadap

    Kebijakan Dividen

    pada Perusahaan

    Keuangan Periode

    2011-2013

    Dependen:

    Kebijakan

    Dividen

    Independen:

    1.Return On

    Equity

    2.Current Ratio

    3.Earning per

    Share

    Analisis

    regresi

    linear

    berganda

    Analisis

    yang

    digunaka

    n uji t dan

    uji F

    Return on equity,

    current ratio dan

    earning per share

    berpengaruh

    positif namun

    tidak signifikan

    terhadap kebijakan

    dividen

    10.

    Ida Ayu

    Putri

    Pertami

    Dewi

    (2017)

    Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi

    Kebijakan Dividen

    pada Perusahaan

    Manufaktur Di

    Bursa Efek

    Indonesia 2011-

    2015

    Dependen:

    Kebijakan

    Dividen

    Independen:

    1.Profitabilitas

    2.Ukuran

    Perusahaan

    3.Pertumbuhan

    Perusahaan

    Analisis

    regresi

    linear

    berganda

    Profitabilitas,

    likuiditas, ukuran

    perusahaan

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen

    Pertumbuhan

    perusahaan

    berpengaruh

    negatif dan

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen

  • 41

    Sumber : Kumpulan penelitian-penelitian terdahulu

    2.3 Perumusan Hipotesis

    Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan

    secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam

    bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan

    berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis

    yang dirumuskan untuk studi penelitian (Ghozali, 2005). Adapun

    hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

    1. Hubungan Current Ratio (CR) Terhadap Dividen Payout Ratio (DPR)

    Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari likuiditas yang

    dihitung dengan membagi current asset dengan current liabilities.

    (Kasmir, 2017). Sartono (2014) mengemukakan tingkat likuiditas

    yang tinggi dapat menggambarkan kinerja perusahaan yang baik

    11 Sandy

    Eltya

    (2016)

    Pengaruh Leverage,

    Likuiditas,

    Profitabilitas, dan

    Ukuran Perusahaan

    terhadap Kebijakan

    Dividen pada

    Perusahaan

    Perbankan yang

    terdaftar di BEI

    Periode 2012-2014

    Dependen:

    Kebijakan

    Dividen

    Independen:

    1.Leverage

    2.Likuiditas

    3.Profitabilitas

    4.Ukuran

    Perusahaan

    Analisis

    regresi

    linear

    berganda

    Analisis

    yang

    digunaka

    n uji t dan

    uji F

    Likuditas tidak

    berpengaruh

    terhadap kebijakan

    dividen

    Profitabilitas

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen

    Leverage, Ukuran

    perusahaan

    berpengaruh

    negatif dan

    signifikan terhadap

    kebijakan dividen

  • 42

    karena dengan tingkat likuiditas yang baik perusahaan akan lebih

    mudah untuk memenuhi kewajiban pembayaran dividen. Ratna (2014)

    mengemukakan likuiditas (current ratio) berpengaruh positif terhadap

    kebijakan dividen. Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang

    dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

    : Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap Dividen

    Payout Ratio (DPR)

    2. Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividen Payout Ratio

    (DPR)

    Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan untuk mengetahui

    bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih

    banyak menggunakan hutang atau ekuitas (Kasmir, 2017). Menurut

    Syahyunan (2013) dalam Komang Ayu (2015) menyatakan bahwa

    semakin tinggi kewajiban perusahaan yang harus digunakan maka

    semakin rendah kemampuan perusahaan membayarkan dividennya.

    Tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal akan

    mempengaruhi besarnya keuntungan bersih yang diperoleh dan

    berimbas semakin rendah pembagian dividen. Peneliti Putu Adhy

    (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan

    antara leverage dan kebijakan dividen.

  • 43

    Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang dirumuskan dalam

    penelitian ini adalah:

    : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif

    signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR)

    3. Hubungan Firm Size terhadap Dividen Payout Ratio (DPR)

    Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total

    aktiva pada akhir tahun. Firm Size adalah skala besar kecilnya

    perusahaan ditentukan oleh total aset. Riyanto (2013). Besar kecilnya

    perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan

    investor dalam melakukan investasi.

    Menurut Handayani dan Hadinugroho (2009) dalam Ida Ayu

    (2017) Firm Size berpengaruh terhadap pembagian dividen karena

    perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan lebih mudah

    memasuki pasar modal dan menjadikan peluang untuk masuk ke pasar

    modal dan memudahkan pembiayaan eksternal lainnya serta

    menunjukkan kemampuan meminjam. Hal ini menunjukkaan

    hubungan, bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin

    besar pula dividen yang akan dibagikan. Sementara, perusahaan yang

    baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk

    memiliki akses ke pasar modal. Hal ini juga didukung oleh penelitian

    Ida Ayu (2017) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

  • 44

    kebijakan dividen. Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang

    dirumuskan :

    : Firm Size berpengaruh positif terhadap Dividen Payout

    Ratio (DPR)

    4. Hubungan Return On Assets (ROA) terhadap Dividen Payout Ratio

    (DPR)

    Return on Assets merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk

    mengukur tingkat aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba

    (Kasmir, 2017). Menurut Wiagustini (2010) dalam Putu Adhi (2013)

    Semakin besar Return on Assets menunjukkan kinerja perusahaan

    yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi semakin

    besar. Sehingga meningkatnya profitabilitas perusahaan mempunyai

    banyak dana yang dapat digunakan untuk membayar dividen kepada

    pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu (2017)

    memperoleh hasil yang sama bahwa profitabilitas berpengaruh positif

    signifikan. Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang dirumuskan

    dalam penelitian ini adalah:

    : Return On Assets (ROA) berpengaruh positif signifikan

    terhadap Dividen Payout Ratio (DPR)

  • 45

    5. Hubungan Sales Growth terhadap Dividen Payout Ratio (DPR)

    Pertumbuhan perusahaan dapat dihitung dengan menunjukkan

    persentasi kenaikan penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu.

    Semakin tinggi rasio ini, semakin baik pertumbuhannya. (Kasmir,

    2017).

    Tingkat penjualan merupakan kemampuan perusahaan untuk

    mengembangkan perusahaan dari waktu ke waktu atau

    mempertahankan posisi perusahaannya. Makin cepat tingkat penjualan

    suatu perusahaan, makin besar biaya operasional untuk membiayai

    pertumbuhanya pada waktu mendatang. (Aggy, 2013).

    Semakin cepat tingkat pertumbuhan, semakin besar dana yang

    dibutuhkan, karena untuk memenuhi kebutuhan dan pendanaan

    perusahaan jika menggunakan hutang maka beban bunga makin

    tinggi, sehingga laba di pakai untuk membayar beban bunga maka

    rasio dividen akan menurun. Semakin besar kebutuhan dana dimasa

    mendatang, semakin mungkin perusahaan menahan keuntungan,

    bukan membayarkannya sebagai dividen. Oleh karena itu, potensi

    pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting dalam kebijakan

    dividen (Aggy, 2013). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ida Ayu

    Putri Pertami Dewi (2017) yang menyatakan bahwa pertumbuhan

    perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan

    dividen.

  • 46

    Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang dirumuskan dalam

    penelitian ini adalah:

    : Sales Growth berpengaruh negatif signifikan terhadap

    Dividen Payout Ratio (DPR)

  • 47

    2.4 Kerangka Pemikiran

    Gambar 2.4

    Kerangka Pemikiran Teoritis

    (+)

    (-)

    (+)

    (+)

    (-)

    Current Ratio

    (𝑿𝟏)

    Debt to Equity

    Ratio

    (𝑿𝟐)

    Firm Size

    (𝑿𝟑⬚

    )

    Return On Equity

    (𝑿𝟒)

    Dividen

    Payout Ratio

    (Y)

    Sales Growth

    (𝑿𝟓)