BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi...
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Kompetensi Pedagogik Guru
2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti
kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.
Pengartian dasar kompetensi (competency), yaitu kemampuan atau
kecakapan. Menurut asal katanya, competency berarti kemampuan atau
kecakapan. Selain memiliki arti kemampuan, kompetensi juga diartikan
“the state of being legally competent or qualified” yaitu keadaan
berwewenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum.
Suprihatiningrum (2013:97) dalam bukunya guru profesional
mengemukakan bahwa dalam terminologi yang berlaku umum, istilah
kompetensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu competence sama dengan
being competence dan competence sama dengan having ability, power,
authority, skill, knowledge, attitude, etc. Menurut Fullan (dalam Jamil
Suprihatiningrum,2013:97-98) :
Competence is broad capacities as fully human attribute. Competence is
supposed to include all “qualities of personal effectiveness that are
required in the workplace”, it is certain that we have here a very diverse set
of qualities indeed: attitudes, motives, interest, personal attunements of all
kinds, perceptiveness, receptivity, openness, creativity, social skill
generally, interpersonal maturity, kind of personal identification, etc as
well as knowledge, understandings, actions, and skill. Inti dari pengertian
kompetensi tersebut lebih cenderung pada apa yang dapat dilakukan
10
seseorang/masyarakat daripada apa yang mereka ketahui (what people can
do rather than what they know).
Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir),
sikap (daya kalbu), dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam
bentuk perbuatan. Dengan kata lain, kompetensi merupakan perpaduan dari
penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan
tugas/pekerjaannya. (Sagala, 2009:23)
Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Charles E. John
(1974) sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya (2011:17)
mengemukakan bahwa: competency as rational performance which
satisfactorily meets the objective for adesired condition (kompetensi
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan). Dengan demikian,
suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan.
Menurut Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
bahwa syarat wajib seorang guru adalah memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dari beberapa definisi mengenai kompetensi pedagogik guru penulis
menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang
harus dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran yang berhubungan
dengan persiapan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, pemahaman
11
terhadap peserta didik, pengembangan dalam penggunaan media dan
sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran.
2.1.1.2 Aspek-Aspek Kompetensi
Menurut Sanjaya (2011:70-71) dalam bukunya strategi pembelajaran
berorientasi standar proses pendidikan bahwa dalam kompetensi sebagai
tujuan terdapat beberapa aspek, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan dalam bidang kognitif.
Misalnya, seorang guru sekolah dasar mengetahui teknik-teknik
mengidentifikasi kebutuhan siswa dan menentukan strategi yang tepat
sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang
dimiliki oleh setiap individu. Misalnya, guru sekolah dasar bukan hanya
sekedar tahu tentang teknik mengidentifikasi siswa tapi juga memahami
langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam proses
mengidentifikasi tersebut.
3. Kemahiran (skill), yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan
secara praktik tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Misalnya, kemahiran guru dalam menggunakan media dan sumber
pembelajaran dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, dan dalam
melaksanakan evaluasi pembelajaran.
4. Nilai (value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap
individu. Nilai inilah yang selanjutnya akan menuntut setiap individu
dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Misalnya, nilai kejujuran,
kesederhanaan, keterbukaan, dan sebagainya.
12
5. Sikap (attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu. Misalnya,
senang-tidak senang, suka-tidak suka dan lain sebagainya. Sikap erat
kaitannya dengan nilai yang dimiliki individu, artinya mengapa individu
bersikap demikian? Itu disebabkan nilai yang dimilikinya.
6. Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan
sesuatu perbuatan. Minat adalah aspek yang dapat menentukan
motivasi seseorang melakukan aktivitas tertentu.
Sesuai dengan aspek-aspek, maka tampak bahwa kompetensi sebagai
tujuan dalam kurikulum itu bersifat kompleks. Artinya, kurikulum
berdasarkan kompetensi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kecakapan, nilai, sikap, dan minat siswa agar mereka dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai rasa tanggungjawab.
Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini bukan
hanya sekedar pemahaman akan materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
pemahaman dan penguasaan materi itu dapat mempengaruhi cara bertindak
dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Sagala (2009:31-32) dalam bukunya kemampuan
profesional guru dan tenaga kependidikan yang dikutip dari Slamet PH
(2006) mengatakan bahwa kompetensi pedagogik terdiri dari Sub-
Kompetensi (1) berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait
dengan mata pelajaran yang diajarkan; (2) mengembangkan silabus mata
pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (3)
merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus
yang telah dikembangkan; (4) merancang manajemen pembelajaran dan
manajemen kelas; (5) melaksanakan pembelajaran yang pro-perubahan
13
(aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif, dan menyenangkan); (6)
menilai hasil belajar peserta didik secara otentik; (7) membimbing peserta
didik dalam berbagai aspek, misalnya: pelajaran, kepribadian, bakat,
minat, dan karir; dan (8) mengembangkan profesionalisme diri sebagai
guru.
Menurut Sagala (2009:32-33) dalam bukunya kemampuan
profesional guru dan tenaga kependidikan mengemukakan bahwa
kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena
kualitas guru haruslah di atas rata-rata. Kualitas ini dapat dilihat dari aspek
intelektual meliputi (1) logika sebagai pengembangan kognitif mencakup
kemampuan intelektual mengenal lingkungan terdiri atas enam macam
yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Yaitu pengetahuan (kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah
dipelajari), pemahaman (kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu
hal), penerapan (kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari
untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata), analysis (kemampuan
menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur
organisasinya dapat difahami), sintesis (kemampuan memadukan bagian-
bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti), dan penilaian (kemampuan
memberikan harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern, kelompok,
ekstern, atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu); (2) etika sebagai
pengembangan afektif mencakup kemampuan emosional dalam
mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan
emosional disusun secara hierarkis. Yaitu: kesadaran (kemampuan untuk
ingin memperhatikan sesuatu hal), partisipasi (kemampuan untuk turut
14
serta dan terlibat dalam sesuatu hal), penghayatan nilai (kemampuan untuk
menerima nilai dan terikat kepadanya), pengorganisasian nilai
(kemampuan untuk memiliki sistem nilai dalam dirinya), dan karakterisasi
diri (kemampuan untuk memiliki pola hidup dimana sistem nilai yang
terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya); dan (3)
estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan motorik
menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan. Yaitu terdiri dari: gerakan
refleks (kemampuan melakukan tindakan-tindakan yang terjadi secara tak
sengaja menjawab sesuatu perangsang), gerakan dasar (kemampuan
melakukan pola-pola gerakan bersifat pembawaan, terbentuk dari
kombinasi gerakan-gerakan refleks). Kemampuan perseptual (kemampuan
menterjemahkan perangsang yang diterima melalui alat indera menjadi
gerakan-gerakan yang tepat). Kemampuan jasmani (kemampuan dan
gerakan-gerakan dasar merupakan inti memperkembangkan gerakan-
gerakan terlatih). Gerakan terlatih (kemampuan melakukan gerakan-
gerakan canggih dan rumit dengan tingkat efisiensi tertentu) dan
komunikasi nondiskursif (kemampuan melakukan komunikasi dengan
isyarat gerakan badan).
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa aspek kompetensi
pedagogik guru perlu dimiliki oleh seorang guru untuk melakukan
pembaharuan atas ilmu pengetahuan yang dimilikinya serta mampu untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan.
15
2.1.1.3 Macam-Macam Kompetensi Guru
Menurut Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
bahwa syarat wajib seorang guru adalah memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Menurut Sanjaya (2011:17-20) dalam bukunya strategi
pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan menyatakan bahwa
sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang
guru, yaitu meliputi:
1. Kompetensi Pribadi
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian
ideal. Karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau
panutan. Sebagai seorang model guru harus mempunyai kompetensi
yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian, diantaranya:
a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran
agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya.
b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat
beragama.
c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan
sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
d. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru,
misalnya sopan santun dan tata karma.
e. Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
16
2. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan
yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan.
Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, sebab
langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh karena
itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi
ini. Beberapa kompetensi yang berhubungan dengan kompetensi ini
diantaranya:
a. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya
paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai, baik tujuan
nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan
pembelajaran.
b. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham
tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori
belajar, dan lain sebagainya.
c. Kemampuan dalam penguasaan materi mata pelajaran sesuai
dengan bidang studi yang diajarkan.
d. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan
strategi pembelajaran.
e. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan
sumber belajar.
f. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
g. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
17
h. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang,
misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan
penyuluhan.
i. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berfikir ilmiah
untuk meningkatkan kinerja.
3. Kompetensi Sosial Masyarakat
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai
anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:
a. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman
sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional.
b. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan.
c. Kemampuan untuk menjalin kerjasama, baik secara individual
maupun secara kelompok.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Seperti halnya uraian diatas, dalam UU Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen Pasal 10 mengemukakan bahwa kompetensi
guru itu mencakup kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Setiap kompetensi
dijelaskan dalan UU Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 28 Ayat 3 Butir a-d sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
18
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang guru
haruslah memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Dengan memiliki empat kompetensi tersebut guru mampu
melaksanakan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang efektif dan
efisien. Guru profesional mampu memotivasi siswa untuk
mengoptimalkan potensinya dalam pencapaian stndar mutu pendidikan
yang telah ditetapkan.
2.1.2 Komponen-Komponen Kompetensi Pedagogik
Menurut Suyanto dan Asep Jihad (2013:41-42) dalam bukunya
menjadi guru profesional kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru
meliputi pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan
19
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci, tiap
subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut:
a. Memahami siswa secara mendalam, dengan indikator esensial: memahami
siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif;
memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan
mengidentifikasi bekal ajar awal siswa.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran, dengan indikator esensial: memahami
landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran;
menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa,
menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran, dengan indikator esensial: menata latar
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dengan indikator
esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil
evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan
belajar; dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya,
dengan indikator esensial; memfasilitasi siswa untuk pengembangan
berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
20
Sedangkan menurut Suprihatiningrum (2013:101-103) dalam bukunya
guru profesional menyatakan bahwa komponen kompetensi pedagogik
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan
mengelola pembelajaran).
Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran
perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena guru
merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggungjawab
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan
program pembelajaran.
b. Pemahaman terhadap siswa
Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari siswa, yaitu
tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif.
c. Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik
yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran . perancangan
pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi
kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program
pembelajaran.
d. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
ke arah yang lebih baik dan pembentukan kompetensi siswa. Umumnya
21
pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre-tes, proses, dan
post-test.
e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan
untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam
hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan
mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan
komputer yang dapat diakses oleh siswa.
f. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan
pembentukan kompetensi siswa, yang dapat dilakukan dengan penilaian
kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan
sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.
g. Pengembangan siswa
Pengembangan siswa merupakan bagian dari kompetensi pedagogik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.
Pengembangan siswa dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara,
antara lain melalui kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), pengayaan dan
remidial, serta bimbingan dan konseling (BK).
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa guru yang kompeten
adalah seorang guru yang mampu mengelola pembelajaran. Guru yang
memiliki kompetensi pedagogik yang baik akan mampu untuk memahami apa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh siswa dalam proses pembelajaran
tersebut.
22
2.1.3 Pengertian Guru Kelas
2.1.3.1 Pengertian Guru
Menurut Suprihatiningrum (2013:23-24) guru dikenal dengan al-
mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang bertugas memberikan
ilmu dalam majlis taklim. Artinya, guru adalah seseorang yang
memberikan ilmu. Pendapat klasik mengatakan bahwa guru adalah orang
yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi tidak melihat
sisi lain sebagai pendidik dan pelatih). Namun, pada dinamika
selanjutnya, definisi guru berkembang secara luas. Guru disebut
pendidik profesional karena guru itu telah menerima dan memikul beban
dari orangtua untuk ikut mendidik anak. Guru juga dikatakan sebagai
seseorang yang memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah
atau swasta untu melaksanakan tugasnya, dan karena itu memiliki hak
dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di lembaga
pendidikan sekolah.
Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.
Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki
keahlian untuk melakukan pekerjaan sebagai guru. Profesi guru
memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional,
yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pembelajaran dengan
berbagai ilmu pengetahuan. Profesi ini juga perlu pembinaan dan
pengembangan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan
prajabatan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru
diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya)
23
mengajar. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005
Pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang mengandung
arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang
mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik
sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan
tertentu.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan menengah. Orang yang disebut guru
adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
2.1.3.2 Peran Guru
Menurut Pidarta (1997) dalam buku Guru Profesional peranan
guru/pendidik antara lain: (1) sebagai manajer pendidikan atau
pengorganisasian kurikulum; (2) sebagai fasilitator pendidikan; (3)
pelaksana pendidikan; (4) pembimbing dan supervisor; (5) penegak
disiplin; (6) menjadi model perilaku yang akan ditiru siswa; (7) sebagai
konselor; (8) menjadi penilai; (9) petugas tata usaha tentang administrasi
kelas yang diajarnya; (10) menjadi komunikator dengan orangtua siswa
dengan masyarakat; (11) sebagai pengajar untuk meningkatkan profesi
secara berkelanjutan; (12) menjadi anggota organisasi profesi
pendidikan.
24
Tampubolon (2001) menyatakan peran guru bersifat
multidimensional, yang mana guru menduduki peran sebagai (1)
orangtua, (2) pendidik atau pengajar, (3) pemimpin atau manajer, (4)
produsen atau pelayanan, (5) pembimbing atau fasilitator, (6) motivator
atau stimulator, (7)peneliti atau narasumber. Peran tersebut dapat
bergradasi menurun, naik, atau tetap sesuai dengan jenjang tuntutannya.
Di lain pihak, Surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru
di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan
sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil
pembelajaran siswa, pengarah pembelajaran dan pembimbing siswa.
Dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga
(family educator). Sementara itu di masyarakat, guru berperan sebagai
pembina masyarakat (social developer), penemu masyarakat (social
inovator), dan agen masyarakat (social agent). (Suprihatiningrum,
2013:27-28)
Menurut Sanjaya (2011:21-33) dalam bukunya strategi
pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan menyatakan
bahwa peran guru sebagai berikut: (1) guru sebagai sumber belajar, (2)
guru sebagai fasilitator, (3) guru sebagai pengelola, (4) guru sebagai
demonstrator, (5) guru sebagai pembimbing, (6) guru sebagai
motivator, dan (7) guru sebagai evaluator.
2..1.3.3 Standar Kompetensi Pedagogik Guru Kelas SD/MI
Berikut ini diuraikan konsep yang merupakan kompetensi dan
indikator sebagaimana dipublikasikan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dengan rincian :
25
1. Menguasai karakteristik peserta didik
a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta
didik di kelasnya.
b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan
belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan
fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.
d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku
peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak
merugikan peserta didik lainnya.
e) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi
kekurangan peserta didik.
f) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik
tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga
peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok-
olok, minder, dsb.).
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik
a) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan
belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan
aktivitas yang bervariasi.
b) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan
26
aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat
pemahaman tersebut.
c) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas
yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda
dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran.
d) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi
kemauan belajar peserta didik.
e) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait
satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran
maupun proses belajar peserta didik.
f) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang
memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan
menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran
berikutnya.
3. Pengembangan kurikulum
a) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum.
b) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan
silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik
dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
c) Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran.
d) Guru memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan
tujuan pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, c) sesuai dengan
usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dan d) dapat
27
dilaksanakan di kelas e) sesuai dengan konteks kehidupan
sehari-hari peserta didik.
4. Kegiatan belajar yang mendidik
a) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan
rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan
aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti
tentang tujuannya.
b) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan
untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk
menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.
c) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi
tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar
peserta didik.
d) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai
tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan
yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih
dahulu peserta didik lain yang setuju atau tidak setuju dengan
jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang
jawaban yang benar.
e) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum
dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari
peserta didik.
f) Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi
dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang
28
sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan
mempertahankan perhatian peserta didik.
g) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau
sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta
dapat termanfaatkan secara produktif.
h) Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang
dirancang dengan kondisi kelas.
i) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta
didik lain.
j) Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara
sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai
contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi
pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya.
k) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual
(termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5. Pengembangan potensi peserta didik
a) Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk
penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui
tingkat kemajuan masing-masing.
b) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan
dan pola belajar masing-masing.
29
c) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran
untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir
kritis peserta didik.
d) Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses
pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap
individu.
e) Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat,
potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
f) Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik
sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.
g) Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik
dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan
informasi yang disampaikan.
6. Komunikasi dengan peserta didik
a) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman
dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan
pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk
menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.
b) Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua
pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi,
kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi
pertanyaan/ tanggapan tersebut.
c) Guru menanggapinya pertanyaan peserta didik secara tepat,
benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi
kurikulum, tanpa mempermalukannya.
30
d) Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kerja sama yang baik antar peserta didik.
e) Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua
jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap
salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
f) Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik
dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk
menghilangkan kebingungan pada peserta didik.
7. Penilaian dan evaluasi
a) Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang
tertulis dalam RPP.
b) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis
penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah,
dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta
didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran
yang telah dan akan dipelajari.
c) Guru menganalisis hasil penilaian untuk meng-identifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan
dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan
remedial dan pengayaan.
d) Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan
merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran
selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal
31
pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan
sebagainya.
e) Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan
rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Ada beberapa hasil penelitian yang memaparkan “Kompetensi Pedagogik
Guru, diantaranya:
2.2.1 Hasil penelitian Putri Balqis, Nasir Usman, dan Sakdiah Ibrahim (2014)
dengan judul jurnal “Kompetensi Pedagogik Guru dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar”
menggunakan tiga komponen dalam penelitiannya yaitu aspek perencanaan
pembelajaran, proses pembelajaran, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.2.2 Hasil penelitian Khoirotul Ummah, Aunillah, dan Lambang Kurniawan (2013)
dengan judul jurnal “ Analisis Kompetensi Guru Matematika Berdasarkan
Persepsi Siswa” menggunakan sepuluh komponen dalam penelitiannya yaitu
menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa, menciptakan suasana kelas
yang kondusif, menumbuhkan motivasi belajar siswa, menggunakan bahasa
yang komunikatif dalam menyampaikan materi, membangkitkan diskusi
(interaktif) dalam kelas, melibatkan siswa dengan menggunakan pertanyaan
yang mengarah pada konsep yang diberikan, memberikan masukan pada siswa
ketika mengalami kesulitan, menggunakan buku panduan (literatur) dalam
menyampaikan materi, melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan cara lisan,
tertulis, dan sikap serta membimbing siswa untuk mengembangkan materi
yang sudah diperoleh siswa.
32
Dari kedua penelitian yang telah dilakukan mengenai kompetensi pedagogik
guru, maka dalam penelitian ini peneliti ingin melakukan penelitian terhadap
Kompetensi “Pedagogik Guru Kelas di Sekolah Dasar Negeri Dadaprejo 1 Batu”
dengan menggunakan komponen yang berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu
dengan menggunakan tujuh komponen menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) antara lain: (1) Menguasai karakteristik peserta didik, (2) Menguasai teori
belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik, (3) Pengembangan kurikulum, (4)
Kegiatan belajar yang mendidik, (5) Pengembangan potensi peserta didik, (6)
Komunikasi dengan peserta didik, (7) Penilaian dan evaluasi. Sedangkan hasil
penelitian terdahulu oleh Putri Balqis dkk menggunakan 3 komponen kompetensi
pedagogik dan hasil penelitian terdahulu oleh Khoirotul Ummah dkk menggunakan
sepuluh komponen kompetensi pedagogik.
Untuk persamaan dari ketiga penelitian ini adalah penelitian yang terkait
dengan kompetensi pedagogik guru.
33
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Pendekatan : Deskriptif kuantitatif sederhana
Deskripsi mengenai kompetensi pedagogik guru di SD Negeri Dadaprejo 1 Batu.
KOMPETENSI PEDAGOGIK
(1) Menguasai karakteristik peserta didik, (2) Menguasai teori
belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik, (3)
Pengembangan kurikulum, (4) Kegiatan belajar yang mendidik,
(5) Pengembangan potensi peserta didik, (6) Komunikasi dengan
peserta didik, (7) Penilaian dan evaluasi.
KOMPETENSI GURU
Pengumpulan Data : Observasi, angket,
wawancara, dan dokumentasi Sumber data:
Guru kelas SD Negeri Dadaprejo 1
Batu
Analisis Data: Pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan/verifika
si (Model Miles dan Huberman)