BAB II Kkkkk

download BAB II Kkkkk

of 45

description

wkwkwk

Transcript of BAB II Kkkkk

50

BAB II

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASANII.1. Gambaran Umum Tempat Praktek (Apotek)

II.1.1 Sejarah Apotek Mandiri 1Apotek Mandiri 1 merupakan salah satu apotek dibawah pimpinan teknis Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang diberikan wewenang dalam pengadaan, penyediaan, pengembangan obat dan alat kesehatan yang melayani kebutuhan masyarakat banyak yang didirikan oleh Evi Mulianti,MSc pada tanggal 1 Mei 1999.Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, khususnya diwilayah kota Pontianak menyebabkan kebutuhan akan jasa kesehatan juga semakin meningkat. Pemilik usaha Mandiri 1 memiliki tekad yang kuat untuk membantu masyarakat tidak mampu yang membutuhkan pengobatan namun tidak memiliki uang, selain dalam mendapatkan profit dari penjualan regulernya. Oleh karena itu, Apotik Mandiri 1 terus menjalankan model usaha dengan memperhatikan masyarakat sekitar. Pemilik usaha juga mengembangkan usaha apotik menjadi 2 cabang, yaitu cabang kedua Apotik Mandiri di Jalan K.H.Wahid Hasyim no. 122, terletak di seberrang RSU Santo Antonius.II.1.2 Lokasi

Apotek Mandiri 1 terletak di Jalan Merdeka no. 217. Lokasi apotek ini sangat strategis karena berada di tepi jalan sehingga mudah dijangkau masyarakat.II.1.3. Bangunan dan Tata Ruang

II.1.3.1. Bangunan Apotek

Bangunan Apotek Mandiri 1 didirikan sesuai dengan peraturan dan syarat untuk mendirikan sebuah Apotek terdiri dari :

a. Ruang tunggu.

Ruang ini dilengkapi dengan tempat duduk, koran, televisi, penerangan lampu yang baik, kipas angin, jam dinding, dan tempat pelayanan untuk pemeriksaan kadar kolesterol, gula darah, serta tekanan darah sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pasien atau konsumen yang menunggu.b. Tempat penerimaan resep

Ruangan dilengkapi dengan komputer dan sekaligus berfungsi sebagai kasir.c. Tempat peracikan

Ruang ini dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan untuk meracik obat seperti timbangan, mortir, stemper, gelas ukur, dan lain-lain.

d. Tempat Penyimpanan Obat

Tempat ini dilengkapi dengan rak-rak penyimpanan, lemari untuk menyimpan obat golongan narkotik dan psikotropik, serta lemari pendingin untuk menyimpan obat-obat yang stabil pada suhu rendah seperti sediaan supositoria,ovula dan injeksi. Penyimpanan obat disusun berdasarkan abjad, guna memudahkan proses pengambilan obat.

e. Meja tempat menulis etiket dan meracik obat

f. Tempat ibadah

g. WC/kamar mandi

h. Gudang untuk menyimpan alat-alat kesehatan

i. Ruang Pimpinan dan Administrasi

j. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran

II.1.3.2. Kelengkapan Apotek

Perlengkapan Apotek Mandiri 1 meliputi:

a. Air yang bersih.

b. Penerangan yang cukup dari PLN

c. Papan nama Apotek.

d. Sarana informasi yaitu telepon dan televisie. Genset

II.1.3.3. Sarana Apotek

Sarana Apotek Mandiri 1 sudah memadai, diantaranya terdapat alat racik, alat pengisi kapsul, timbangan serta buku yang digunakan sebagai pendukung seperti MIMS, Farmakope edisi 4, peraturan perundang-undangan, ISO. Selain itu juga terdapat lemari es yang digunakan untuk menyimpan obat-obat yang membutuhkan penyimpanan khusus seperti suppositoria dan ovula serta beberapa jenis injeksi. Terdapat juga TV dan kipas angin untuk kenyamanan pasien dalam menunggu.1. Struktur Organisasi

Dalam pengelolaan apotek yang baik, organisasi yang merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan apotek. Dalam arti telah ada garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan saling mengisi disertai dengan pembagian tugasnya yang jelas. Tujuan dibuatnya struktur organisasi adalah untuk memperjelas alur kerja setiap karyawan sehingga tidak terjadi kerancuan dalam pekerjaan. Untuk mencapai tujuan apotek dan memberikan hasil yang memuaskan maka apotek membutuhkan beberapa tenaga dari berbagai keilmuan. Kerjasama yang baik antar pegawai perlu diciptakan untuk terwujudnya suasana kerja yang aman dan nyaman 4. STRUKTUR ORGANISASI APOTEK MANDIRI 1Daftar Personalia :

1. Pemilik Sarana Apotek: Evi Mulianti, MSc.2. Manager: Sulaiman3. Apoteker: Aldo Kristian, S. Farm, Apt.4. Asisten Apoteker: Septi Ceria Wisananti, Amd.Far

: Citra Maulidania, Amd.Far.5. Juru Racik: Memed

: Hansen6. Kasir/Reseptur: Rudi

Nella

Lidya

Desy

Monica

David7. Pembelian: Sulaiman8. Administrasi: Inggrid2. Bidang-Bidang Kerja / Job DescriptionSumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri. Kerjasama antar karyawan harus dijaga sehingga dapat tercipta suasana kerja yang kondusif dan mampu memberikan kenyamanan pada pasien. Oleh karena itu, diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban, serta rasa memiliki terhadap apotek dari para karyawan. Dengan demikian, kemampuan manajerial dari seorang apoteker sangat diperlukan. Job Description dari setiap bidang adalah sebagai berikut:a. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.51/Menkes/SK/X/2009 Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Pada pasal satu dijelaskan bahwa Surat Izin Praktik Apoteker selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit5.Apoteker Pengelola Apotek (APA) berkewajiban menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) secara efektif, selalu belajar sepanjang karier dan membantu memberi pendidikan serta memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi apoteker pengelola apotek berdasarkan PerMenkes RI No. 184/Menkes/Per/II/1995 adalah: a. Ijazah telah terdaftar pada Departemen Kesehatan

b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker

c. Memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dari Menteri Kesehatan

d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker

e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA di apotek lain.

Seorang APA bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup apotek yang dipimpinnya, juga bertanggung jawab kepada pemilik modal jika bekerja sama dengan pemilik sarana apotek. Fungsi dan tugas apoteker di Apotek adalah sebagai berikut :

a. Membuat visi dan misi

b. Membuat tujuan, strategi dan program kerja

c. Membuat dan menetapkan peraturan atau SOP pada setiap fungsi kegiatan apotek

d. Membuat dan menentukan indikator form record pada setiap fungsi kegiatan apotek

e. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SOP dan program kerja pada setiap fungsi diapotek.

Sedangkan wewenang dan tanggung jawab apoteker di apotek adalah:

a. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan

b. Menentukan sistem atau peraturan yang akan digunakan

c. Mengawasi pelaksanaan SOP dan program kerja

d. Bertanggungjawab terhadap kinerja yang diperoleh.

Pengelolaan apotek oleh APA ada dua bentuk, yaitu pengelolaan bisnis (non teknis kefarmasian) dan pengelolaan di bidang pelayanan (teknis kefarmasian), maka untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan sukses seorang APA harus melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Memastikan bahwa jumlah dan jenis produk yang dibutuhkan senantiasa tersedia dan diserahkan kepada yang membutuhkan.

b. Menata apotek sedemikian rupa sehingga berkesan bahwa apotek menyediakan berbagai obat dan perbekalan kesehatan lain secara lengkap.

c. Menetapkan harga jual produknya dengan harga bersaing.

d. Mempromosikan usaha apoteknya melalui berbagai upaya.

e. Mengelola apotek sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan.

f. Mengupayakan agar pelayanan di apotek dapat berkembang dengan cepat, nyaman dan ekonomis.

b. Manajer

Manager bertugas untuk memenuhi semua permintaan akan obat (baik resep maupun non resep), mengatur perputaran persediaan obat agar maksimal, meminimalisir resiko out of stock. Selain itu, manager harus mengelola resources yang ia miliki dalam hal barang, uang, dan orang/pelanggan, yang mana juga melibatkan waktu dan tempat. Manager berkaitan dengan kegiatan manajemen dimana sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan bantuan orang lain.

c. Apoteker pendamping (Aping)

Apoteker pendamping adalah apoteker yang berkerja di apotek di samping APA dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek . Apoteker pendamping memiliki tugas yaitu :

a. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA bila APA berhalangan hadir selama jam kerja apotek.

b. Melaksanakan segala tindakan terutama dalam halhal penting yang mendasar dan strategis harus mendapat persetujuan dari APA

Aping Bertanggung jawab penuh kepada APA dan melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pendamping. Serta memiliki wewenang mengelola seluruh kegiatan di apotek sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi dari APA

d. Asisten Apoteker

Asisten apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker. Asisten apoteker memiliki tugas dan fungsi dalam pengelolaan apotek, yaitu :

a. Fungsi pembelian meliputi: mendata kebutuhan barang, membuat kebutuhan pareto barang, mendata pemasok, merencanakan dan melakukan pembelian sesuai dengan yang dibutuhkan, kecuali ketentuan lain dari APA dan memeriksa harga.

b. Fungsi gudang meliputi: menerima dan mengeluarkan berdasarkan fisik barang, menata, merawat dan menjaga keamanan barang

c. Fungsi pelayanan meliputi: melakukan penjualan dengan harga yang telah ditetapkan, menjaga kenyamanan ruang tunggu, melayani konsumen dengan ramah dan membina hubungan baik dengan pelanggan.

Apotek Mandiri 1 memiliki 2 orang Asisten Apoteker yang merangkap sebagai juru racik. Tugas Asisten Apoteker di Apotek mandiri 1 adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa ketersediaan obat, menyiapkan, mengemas dan memberi etiket pada obat diminta dalam resep serta copy resep jika diperlukan. Blangko copy resep dapat dilihat pada lampiran dan blangko etiket dapat dilihat pada lampiran .

2. Melakukan perhitungan dan penimbangan untuk resep racikan.

3. Mencatat obat yang persediaanya sudah menipis di buku stok obat

4. Memberikan informasi obat pada saat penyerahan obat kepada pasien.

5. Memelihara kebersihan ruang peracikan dan lemari obat.

6. Menyusun obat dan kartu stok dengan rapi serta mengontrolnya.

7. Menyusun resep-resep menurut no. urut dan tanggal kemudian disimpan.8. Mencatat keluar masuknya obat narkotika dan psikotropikae. Kasir/Reseptur

Tugas kasir adalah sebagai berikut:

1) Melakukan penjualan dengan harga yang telah ditetapkan.

2) Melakukan pelayanan resep.3) Melayani konsumen dengan ramah dan santun.

4) Memberikan informasi dan solusi kepada konsumen.

5) Membina hubungan yang baik dengan pelanggan.

6) Memberikan diskon sesuai dengan matriks wewenangnya.

7) Menjaga dan memelihara kebersihan dan keamanan barang yang terdapat difungsi penjualan.

f. Juru Racik

Tugas juru racik adalah sebagai berikut:

1) Meracik resep sesuai aturan yang telah disediakan AA/APA.

2) Mengemas obat racikan dengan baik dan rapi.

3) Menyerahkan obat racikan kepada apoteker.

4) Mengelola peralatan racik dengan baik.

g. Teknisi Administrasi

Tugas teknisi administrasi adalah sebagai berikut:

1) Membuat laporan/daftar persediaan obat.

2) Menyusun buku defekta (buku barang habis).

3) Menyusun resep tiap harinya.4) Mengurus pajak-pajak dan surat menyurat.

5) Membuat/mencatat kartu stok obat.II.2. Pelaksanaan praktek kerja lapanganII.2.1. Mempelajari dokumen-dokumen di apotek

Dokumen-dokumen yang digunakan di apotek mandiri satu yaitu pembukuan, katu stock, surat pemesanan, kertas resep, copy resep, etiket, laporan psikotropik-narkotik, prekursor dan statistika resep generik.II.2.1.1. Pembukuan di apotek Mandiri 1Pembukuan di Apotek Mandiri 1 termasuk dalam pengelolaan administrasi yang dilakukan di Apotek yang sudah menggunakan sistem komputer. Sistem komputer pada Apotek Mandiri 1 ini memuat data pembelian, penjualan, penerimaan kas, pengeluaran kas, daftar transaksi dan laporan-laporan yaitu laporan pembelian, laporan penjualan, laporan persediaan, laporan tambahan/eksternal, laporan hutang dan piutang, dan laporan keuangan/neraca rugi-laba. Kegiatan administrasi di Apotek Mandiri 1 antara lain: a. Kesekretariatan

Kesekretariatan meliputi penyusunan agenda, pengarsipan, surat menyurat, absensi karyawan, pengetikan laporan-laporan non keuangan atau laporan ke dalam.1) Laporan Kedalam

Laporan ini ditujukan bagi kepentingan Apotek Mandiri 1 sendiri yaitu buku barang habis .a) Buku barang habis (Defekta)

Buku ini digunakan untuk mencatat sediaan farmasi yang habis atau hampir habis, walaupun Apotek Mandiri 1 sendiri sudah menggunakan sistem komputer. Dengan adanya buku ini diperoleh keuntungan yaitu dapat sekaligus mengecek kekurangan dan stok barang, menghindari lupa saat pemesanan kembali suatu barang sehingga ketersediaan barang di apotek dapat terjamin.2) Laporan Keluar

a) Laporan tiap bulan Laporan pemakaian narkotika

Setiap bulannya dilaporkan ke Kepala Dinkes Provinsi dengan tembusan Kepala Dinkes Kota Pontianak, Kepala BPOM, dan sebagai arsip. Laporan pemakaian psikotropika

Setiap bulannya dilaporkan ke Kepala Dinkes Provinsi dengan tembusan Kepala Dinkes Kota Pontianak, Kepala BPOM, dan sebagai arsip. Laporan statistika resep dan obat generik berlogo

Setiap bulannya dilaporkan ke Kepala Dinkes Provinsi dengan tembusan Kepala Dinkes Kota Pontianak, Kepala BPOM, dan sebagai arsip.b) Laporan Tahunan Laporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang berisi tentang neraca keuangan yang dibayarkan dan diserahkan ke kantor pajak paling lambat tanggal 31 Desember.

3) Surat Masuk

Surat yang masuk sebagian besar berasal dari distributor. Surat yang ada berisikan tentang pemberitahuan perubahan harga obat, perubahan harga obat dan adanya obat baru.4) Surat Keluar

Surat yang keluar berupa surat penagihan kepada PT. PDAM, pemberitahuan obat kosong.b. InventarisasiTiap pembelian barang apotek atau aset Apotek Mandiri 1 dilakukan pencatatan ke dalam sistem komputer yang meliputi tanggal pembelian, nama barang, spesifikasi, jumlah barang, harga per unit, dan penyusutannya.c. PembelianAdministrasi pembelian dilakukan dengan pencatatan menggunakan sistem komputer. Pencatatan pembelian meliputi nama PBF, nomor faktur, nomor pembelian, tanggal, nama barang, kadaluarsa, jumlah barang, harga satuan, bonus, diskon, PPN, tanggal pengiriman, term pembayaran, dan keterangan lunas. Faktur kemudian disimpan tiap hari sesuai barang yang datang. sebagai berikut:1. Faktur tunai untuk narkotika dan psikotropika yang sudah lunas.2. Faktur tunai untuk OTC dan komoditas lain.3. Faktur kredit untuk tiap PBF yang disusun dan diurutkan sesuai tanggal setiap bulannya.d. PenjualanPencatatan penjualan resep, OTC dan komoditas lain dilakukan secara langsung menggunakan pencatatan pada kertas kecil. Pencatatan transaksi penjualan meliputi jenis komoditas (OTC), nama barang, jumlah barang dan harga total. Sedangkan resep langsung digabungkan dengan Pengarsipan resep dan nota dimana dilakukan 2 kali sehari dengan pengelompokan sebagai berikut:1. Resep dikelompokkan untuk yang resep PDAM dan resep umum2. Resep dikelompokan pernomor3. Uang yang diperoleh pada tiap shift dipisahkan dan diberi keterangan.

Nota Penjualan resep dibundel di depan resep, sedangkan nota penjualan OWA diberi tambahan catatan nama pasien nomor telepon, alamat dan keluhan di belakang notanya.e. PersediaanPengontrolan jumlah persediaan barang atau stok di Apotek Mandiri 1 dilakukan dengan cara manual (melihat persediaan dan defakta tiap hari)f. Stock OpnameStock Opname dilakukan pada akhir tahun sekitar tanggal 25 desember. Dimana stok yang ada dihitung per unit.II.2.1.2. Kartu StockKartu stock adalah kartu yang digunakan untuk mengetahui masuk dankeluarnya obat setiap hari di apotek. Obat yang masuk dan keluar di catat setiap hari pada kartu ini.Fungsi :a. Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluwarsa)b. Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan pengadaan-distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik obat dalam tempat penyimpanannya.Kegiatan yang harus dilakukan :

a. Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan obat bersangkutan.

b. Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari.

c. Setiap terjadi mutasi obat ( penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/ daluwarsa ) langsung dicatat di dalam kartu stok.

d. Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan.

II.2.1.3. Surat Pesanan Disiapkan surat pesanan rangkap tiga untuk dikirim kepada penyalur, petugas gudang dan arsip pembelian. Surat pesanan ini berisi antara lain: tanggal, nama perusahaan, nama pemesanan, Nomor SP/SK APA dan tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek. Surat pesanan narkotika merupakan surat pesanan ditulis atas nama apotek dalam memesan obat surat pesanan ini harus dibawa sendiri ke Pedagang Besar Farmasi tempat pemesanan obat dengan membawa uang tunaisetelah obat dapat, kita akan memperoleh faktur yang harus ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek.Surat pesanan dibuat 4 rangkap untuk pembelian didalam provinsi, yaitu:1)3 Rangkap untuk PBF2)1 Rangkap untuk Apotek.Sedangkan pemesanan obat narkotika diluar propinsi dibuat 5 rangkap dan perlu dilegalisasi oleh Dinas kesehatan, yaitu:1)3 rangkap untuk PBF2)1 rangkap untuk arsip Dinas Kesehatan.3)1 rangkap untuk arsip Apotek.Untuk pemesanan obat Psikotropika caranya hampir sama dengan pemesanan obat narkotika dan pemesanan obat keras. Bila pemesanan dilakukan diluar provinsi maka harus dilegalisasi oleh Kepala Kantor Dinas Kesehatan Propinsi dan surat pesanan tersebut dibuat 3 rangkap yaitu1)Warna putih (asli) dikirim ke Pedagang Besar Farmasi.2)Warna merah (copy) ditinggal di Dinas kesehatan provinsi3)Warna biru (copy) arsip apotek.Sedangkan pemesanan didalam propinsi maka surat pesanan tidak perlu dilegalisasi oleh Kepala kantor Dinas Kesehatan dan surat pesanan tersebut dibuat 2 rangkap dimana 1 rangkap dikirim ke Pedagang Besar Farmasi dan 1 lagi sebagai arsip apoteker pengelola apotek.

II.2.1.4. Kertas ResepResep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan/atau membuat, meracik, serta menyerahkan obat kepada pasien 6. Lembaran resep umumnya berbentuk empat persegi panjang, ukuran ideal lebar 10-12 cm dan panjang 15-20 cm 7. Resep memiliki beberapa jenis yaitu 7:1. Resep standar (R/. Officinalis), yaitu resep yang komposisinya telah dibakukan dan dituangkan ke dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Penulisan resep sesuai dengan buku standar. 2. Resep magistrales (R/. Polifarmasi), yaitu resep yang sudah dimodifikasi atau diformat oleh dokter, bisa berupa campuran atau tunggal yang diencerkan dalam pelayanannya harus diracik terlebih dahulu.3. Resep medicinal . Yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek dagang maupun generik, dalam pelayanannya tidak mangalami peracikan. Buku referensi : Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO), Indonesia Index Medical Specialities (IIMS), Daftar Obat di Indonesia (DOI), dan lain-lain.4. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama generik dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau tidak mengalami peracikan. Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap. Jika resep tidak jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep tersebut. Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :

5. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan.

6. Tanggal penulisan resep (inscriptio).

7. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).

8. Nama setiap obat dan komposisinya (praescrippio/ordonatio).

9. Aturan pemakaiain obat yang tertulis (signatura).

10. Tanda tangan atau paraf dokterr penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (subscriptio).11. Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.12. Tanda seru atau paraf dokter untuk setiap resep yang melebihi dosis maksimalnya 4.Tanda-tanda pada resep :

a) . Tanda Segera, yaitu:Bila dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani segera, tanda segera atau peringatan dapat ditulis sebelah kanan atas atau bawah blanko resep, yaitu: Cito! = segera Urgent = penting Statim = penting sekali PIM (Periculum in mora) = berbahaya bila ditunda Urutan yang didahulukan adalah PIM, Statim, dan Cito!. b) . Tanda resep dapat diulang. Bila dokter menginginkan agar resepnya dapat diulang, dapat ditulis dalam resep di sebelah kanan atas dengan tulisan iter (Iteratie) dan berapa kali boleh diulang. Misal, iter 1 x, artinya resep dapat dilayani 2 x. Bila iter 2 x, artinya resep dapat dilayani 1+ 2 = 3 x. Hal ini tidak berlaku untuk resep narkotika, harus resep baru.

c) . Tanda Ne iteratie (N.I) = tidak dapat diulang. Bila dokter menghendaki agar resepnya tidak diulang, maka tanda N.I ditulis di sebelah atas blanko resep (ps. 48 WG ayat (3); SK Menkes No. 280/Menkes/SK/V/1981). Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang mengandung obat-obatan narkotik, psikotropik dan obat keras yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ Menkes Republik Indonesia. d) Tanda dosis sengaja dilampaui. Tanda seru diberi di belakang nama obatnya jika dokter sengaja memberi obat dosis maksimum dilampaui.e) Resep yang mengandung narkotik. Resep yang mengadung narkotik tidak boleh ada iterasi yang artinya dapat diulang; tidak boleh ada m.i. (mihipsi) yang berarti untuk dipakai sendiri; tidak boleh ada u.c. (usus cognitus) yang berarti pemakaiannya diketahui. Resep dengan obat narkotik harus disimpan terpisah dengan resep obat lainnya 7.

II.2.1.5. Copy Resep

Salinan resep adalah salinan yang dibuat apoteker, selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli harus memuat pula: nama dan alamat apotek, nama dan SIA, tanda tangan atau paraf APA, det/ detur untuk obat yang sudah diserahkan atau ne detur untuk obat yang belum diserahkan, nomor resep, dan tanggal pembuatan. Di dalam copy resep memuat :

1. Semua keterangan yang ada dalam resep asli

2. Nama dan alamat apotik

3. Nama dan No. SIK/SP APA

4. Tanda tangan/paraf APA

5. Tanda/keterangan yang lainII.2.1.6. EtiketPada etiket tertulis :

Pada sebelah atas : nama Apotek, alamat apotek, nama apoteker, Nomor SIK Apoteker, atau Nomor SIA.

Sebelah kiri atas : nomor resep

Sebelah kanan atas : tempat dan tanggal pembuatan resep

Ditengah simetris : nama pasien

Dibawah nama pasien : cara pemakaian

Pada obat luar ( etiket biru ) perlu ditulis pada bagian bawah : Obat Luar

II.2.1.7. Laporan psikotropik-narkotik-prekursorBerdasarkan peraturan pemerintahan No. 3 tahun 2015 Pasal 43 hingga pasal 45 dinyatakan bahwa Industri Farmasi, PBF, Instalasi Farmasi Pemerintah, Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu Pengetahuan, atau dokter praktik perorangan yang melakukan produksi, Penyaluran, atau Penyerahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib membuat pencatatan mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. (3) Pencatatan sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri atas:

a. nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi;

b. jumlah persediaan;

c. tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan

d. jumlah yang diterima;

e. tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyaluran/penyerahan;

f. jumlah yang disalurkan/diserahkan;

g. nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran/penyerahan; dan

h. paraf atau identitas petugas yang ditunjuk.

Seluruh dokumen pencatatan, dokumen penerimaan, dokumen penyaluran, dan/atau dokumen penyerahan termasuk surat pesanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib disimpan secara terpisah paling singkat 3 (tiga) tahun. Apotek wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan pemasukan dan penyerahan/penggunaan Narkotika dan Psikotropika, setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan Kepala Balai setempat8.II.2.2. Mempelajari jenis obat dan alkes yang ada di apotek

MenurutPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan,Alat kesehatanadalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.Adapun alat kesehatan yang dijual di apotek mandiri adalah urine kateter, urin bag, Stomach Tube (Ing.) Maag Slang/ Maag Sonde (Beld.), Wingneedle, Infusion set, spuit, InjectionNeedle (Ing.) Jarum Suntik, Electical Sphygmomanometer, Verband (Pembalut), glucose check, choleterol check, UA check, kursi roda, kruk, tongkat lansia 3 kaki, tongkat lansia 4 kaki, termometer, tabung oksigen/regulator, kotk p3k, breast pump.II.2.2.1. Mempelajari penataan dan penyimpanan obat

Penyimpanan adalah suatu kegiatan dimana barang yang diterima disimpan dalam rak-rak obat berdasarkan penggolongan obat serta khasiat farmakologi secara alphabetis dan kartu stok langsung di isi. Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek mandiri 1 dibagi menjadi 4 cara yaitu berdasarkan bentuk sediaan, berdasarkan FIFO dan FEFO, berdasarkan sifat obat, dan berdasarkan golongan obat, yaitu:

a. Berdasarkan bentuk sediaan

Penyimpanan sediaan dibedakan pada rak-rak penyimpanan yaitu sediaan tablet, sirup, drop, salep, dan bentuk sediaan lain dan disusun secara alfabetis.

b. Berdasarkan FIFO dan FEFO

First In First Out ( FIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang datang lebih dulu dan dikeluarkan lebih dulu. Obat-obat yang baru datang diberi tanggal masuk obat pada kemasannya kemudian disusun sehingga obat yang lebih dulu datang dapat lebih dulu dikeluarkan. First Expired First Out (FEFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat maka dikeluarkan lebih dulu. Di gudang penyimpanan obat terdapat rak khusus untuk obat yang hampir mencapai tanggal kadaluarsa, sehingga obat terebut dapat dikeluarkan terlebih dahulu.

c. Berdasarkan sifat obat

Penyimpanan obat-obat dibedakan berdasarkan kestabilannya pada suhu tertentu. Sediaan seperti vaksin, suppositoria, dan insulin disimpan dalam lemari pendingin, sedangkan sediaan lain seperti tablet dan salep disimpan diruangan dengan suhu terkendali yaitu sekitar 16oC.

d. Berdasarkan golongan obat

Obat bebas dan obat bebas terbatas disimpan di etalase bagian depan karena obat ini dijual bebas ke pasien. Obat keras disimpan di rak pada gudang penyimpanan obat dan diurutkan secara alfabetis. Obat keras terbatas (psikotropik dan narkotik) disimpan pada lemari khusus secara terpisah dan disusun secara alfabetis.

Setiap obat memiliki kartu yang digunakan untuk mencatat keluar masuknya obat sehingga memudahkan pengontrolan terhadap persediaan obat dan kebutuhan obat tersebut.

Untuk penyimpanan obat psikotropik dan narkotik di bedakan tersendiri dalam lemari. Persyaratan Lemari Narkotika di Apotek :1. Terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat

2. Almari harus mempunyai kunci yang kuat

3. Alamari dibagi menjadi dua bagian masing-masing dengan kunci yg berlainan, bagian pertama untuk menyimpan morfin, pethidin & garam-garamnya serta persediaan Narkotika, bagian kedua untuk menyimpan narkotika lainnya yg dipakai sehari hari.

4. Apabila ukuran almari kurang dari 40 X 80 X 100 cm, almari harus dibaut / dipaku ditembok atau lantai.

5. Almari tidak boleh untuk menyimpan barang lain, kecuali ditentukan oleh Menkes RI.II.2.2.2. Mempelajari jenis-jenis obat

Sediaan farmasi digolongkan menjadi 5 bagian yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras serta obat narkotika dan psikotropika. a. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau yang dapat dilihat dengan lebih jelas pada Gambar II. 1. Dalam kemasan obat disertakan brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis, aturan pakai, efek samping , nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya.

Gambar II. 1. Penandaan obat bebas

b. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975, disertai tanda peringatan P. No.1 sampai P. No. 6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan serta kontra indikasi. Penandaan terhadap obat bebas terbatas beserta Penandaan peringatan dapat dilihat pada Gambar II. 2 dan Gambar II. 3.

Gambar II. 2. Penandaan obat bebas terbatas

Gambar II. 3. Penandaan peringatan pada obat bebas terbatas

c. Obat Keras

Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf K yang menyentuh garis tepi. Tanda dapat dilihat dengan lebih jelas pada Gambar II. 4. Obat yang masuk ke dalam golongan obat keras ini adalah obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral, baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan, obat baru yang belum tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia serta obat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusan Menkes Republik Indonesia.

Gambar II. 4. Penandaan obat keras

d. Obat Narkotika

Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 3 tahun 2015 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi, dalam Bab I ketentuan umum pasal 1 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang tentang Narkotika8. Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu : a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: kokain, opium, heroin, dan ganja. b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: fentanil, metadon, morfin, dan petidinc. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: etilmorfina kodein, dan norkodeina.

e. Obat Psikotropika Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 3 tahun 2015 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi, dalam Bab I ketentuan umum pasal 2 .Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku8. Menurut uu no.5 tahun 1997 tentang psikotropika dan nomor 9 tahun 2015 tentang perubahan penggolongan psikotropika psikotopika digolongkan menjadi : a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: brolamfetamia, etisiklidina, etriptamina,katinona, psilosibina, rolisiklidina, tenamfetamina, tenosiklidina, dan metilendioksi metilamfetamin (MDMA). b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: amfetamin, deksamfetamin, metamfetamin,fenetilina, fenmetrazina, levamfetamina, meklokualon, metamfetamina, rasemat, metilfenidat, sekobarbital, zipepprol dan fensiklidin. c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: amobarbital, pentabarbital,buprenoofrina, butalbital, flunitrazepam, glutetimida, katina, pentazosina dan siklobarbital. d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: allobarbital, alprazolam, amfepramona, aminorex ,barbital, benzfetamina, bromazepam, brotizolam, delorazepam, diazepam, estazolam , etil amfetamina, etil loflazepate, etinamat, etklorvinol, fencamfamina, fendimetrazina, fenobarbital, fenproporeks, fentermina ,fludiazepam, flurazepam, halazepam, haloksazolam, kamazepam, ketazolam, klobazam, kloksazolam, klonazepam, klorazepat, klordiazepoksida ,klotiazepam, lefetamina, loprazolam, lorazepam, lormetazepam, mazindol, medazepam, mefenoreks, meprobamat, mesokarb, metilfeno, barbital ,metiprilon, midazolam, nimetazepam, nitrazepam, nordazepam, oksazepam, oksazolam, pemolina, pinazepam, mazindol, medazepam, mefenoreks, meprobamat, mesokarb, metilfeno, barbital, metiprilon, midazolam, nimetazepam, nitrazepam, nordazepam, oksazepam, oksazolam, pemolina ,dan pinazepamf. Obat Generik Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan Internasional Non Proprietary Name (INN) WHO untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Selain itu obat generik dapat juga merupakan obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti. Ada dua jenis obat generik yaitu obat generik bermerek dagang dan obat generik berlogo yang dipasarkan dengan merek kandungan zat aktifnya. Kewajiban menuliskan resep dan atau menggunakan obat generik pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.085/Menkes/Per/I/1989 pasal 7 ayat (1) dan (3).g. Obat Wajib Apotek

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.919/Menkes/Per/X/1993, obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan pada pasien tanpa resep dokter dengan mengikuti peraturan dari Menteri Kesehatan.

Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi kriteria: a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.

b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit.

c. Penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.

d. Penggunaan diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.

e. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Secara sederhana obat wajib apotik dibagi menjadi tiga, 1. daftar obat wajib apotik no.1

2. daftar obat wajib apotik no.2

3. daftar obat wajib apotik no.3

1. daftar obat wajib apotek No.1

NoNama obatKelas TerapiIndikasiJumlah tiap jenis obat perpasienCatatan

1Oral kontrasepsiTunggal linestrenolKontrasepsi1 siklusUntuk siklus pertama harus dengan resep dokter

2Obat saluran cernaAntipasmodik papaverin , bromide , atropinKejang saluran cernaMaksimal 20 tablet

Anti mual Metoklopramid HCLKonstipasiMaksimal 30 tabletApabila mual dan muntah masih berlanjut segera langsung melakukan kontrol ke dokter

3Obat mulut dan tenggorokanHexetidinSariawan , Radang tenggorokanMaksimal 1 botol

Triamnicolone acetonideSariawan berat Maksimal 1 tube

4Obat saluran napas Obat asma aminofilin suppAsma Maksimal 3 suppPemberian obat asma hanya atas dasar pengobatan ulangan dari dokter

SalbutamolAsma Maksimal 20 tablet, sirup 1 botol, inhaler 1 tabung

5Obat yang mempengaruhi sistem neuromuskularAnalgetik antipiretik MetampironSakit kepala, pusing, demam dan nyeri haidMaksimal 20 tablet,sirup 1 botol

Asamefenamat Sakit kepala, sakit gigiMaksimal 20 tablet,sirup 1 botol

Metampiron+diazepamSakit kepala yang di sertai keteganganMaksimal 20 tablet

Antihistamin MebhidrolinAntihistamin/ anti alergiMaksimal 20 tablet

6AntipaCacingMaksimal 6

7Obat topikalAnti biotik tetra siklinInfeksi bakteri pada kulit (lokal)Maksimal 1 tube

kloramfenikolInfeksi bakteri pada kulit (lokal)Maksimal 1 tube

NeomisinInfeksi bakteri pada kulit (lokal)Maksimal 1 tube

BetametasonAlergi dan peradangan pada kulitMaksimal 1 tube

deksametasonAlergiMaksimal 1

Mikonazol nitratAntifungiMaksimal 1 tube

Pemucat kulit HidroquinonHiperpigmentasi kulit Maksimal 1 tube

2. daftar obat wajib Apotek No.2

Sesuai dengan perkembangan dibidang farmasi berkaitan dengan khasiat sekaligus keamanan obat, maka pada saat bersamaan dirasa perlu untuk menetapkan daftar obat wajib apotek no.2 sbagai satu bentuk tambahan terhadap keputusan menteri kesehatan No.347/Menkes/SK/V/1990.

Daftar obat wajib apotek no.2 diatur dalam keputusan menteri kesehatan No.924/MenKes/Per/X/1993, tentang daftar obat wajib aptek no.2, meliputi :

Nama obat generikJumlah maksimal tiap jenis obat per asienBatasan

AlbendazolTab 200 mg, 6 tab

Tab 400 mg, 3 tab

Bacitracin1 tubeSebagai obat luar untuk infeksi bakteri pada kulit

Benorilate

Bismuth subsitrat

karbinoxamin10 tablet

10 tablet

10 tablet

klindamisin1 tubeSebagai obat luar untuk obat akne

deksametason1 tubeSebagai obat luar untuk inflamasi

dekspenthenol1 tubeSebagai obat luar untuk kulit

Dikofenak 1 tubeSebagai obat luar untuk inflamasi

Diponium 10 tablet

Fenoterol 1 Tabung

Flumetasone 1 tubeSebagai obat luar untuk inflamasi

Hidrokortison butirat 1 tubeSebagai obat luar untuk inflamasi

IbuprofenTab 400mg, 10 tab

Tab 800mg, 10 tab

KetokonazolKadar