BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Impression Management

15
8 BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Definisi dan Bentuk-bentuk Impression Management Impression Management atau pengelolaan kesan seringkali dilakukan oleh orang-orang memiliki profesi dan dituntut untuk memiliki self image yang positif. Impression management atau pengelolaan kesan yang ditemukan dan dikembangkan oleh Erving Goffman pada Tahun 1959, dan telah dijelaskan dalam bukunya yang berjudul “The Presentation of self in Everday Life”. Pengelolaan kesan juga secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik presentasi diri yang didasarkan pada tindakan mengontrol persepsi orang lain dengan cepat dan mengungkapkan aspek yang dapat menguntungkan diri sendiri atau tim. Impression Management adalah sadar atau bawah sadar proses dimana orang berusaha untuk mempengaruhi persepsi orang lain tentang seseorang, objek atau kejadian. Menurut Goffman pada Tahun 1959, Impression management erat kaitannya dengan sebuah permainan drama, dimana aktor pelakunya dibentuk oleh lingkungan dan target penontonnya. Tujuannya tak lain ialah untuk memberikan penonton sebuah kesan yang konsisten yang dilandasi tujuan yang diinginkan oleh aktor itu sendiri. Dalam kehidupan yang dijalani oleh seorang individu dengan berbagai peran yang dijalaninya setiap hari, memiliki kesamaan dengan sebuah pementasan drama. Kehidupan yang dibaratkan sebuah teater, dimana interaksi sosial di atas panggung menampilkan peran-peran yang dimainkan oleh para aktor tersebut. Seringkali sang aktor tersebut tanpa sadar melakukan pengelolaan kesan (Impression Management), namun tak jarang pula aktor tersebut dengan sengaja melakukan pengelolaan kesan Impression Management tersebut. Disadari atau tidak dalam kehidupan dan proses interaksinya sehari-hari banyak individu yang melakukan pengelolaan kesan khususnya jika individu tersebut menjalani suatu profesi tertentu yang bersinggungan dengan khalayak ramai.

Transcript of BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Impression Management

8

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Definisi dan Bentuk-bentuk Impression Management

Impression Management atau pengelolaan kesan seringkali dilakukan oleh

orang-orang memiliki profesi dan dituntut untuk memiliki self image yang positif.

Impression management atau pengelolaan kesan yang ditemukan dan

dikembangkan oleh Erving Goffman pada Tahun 1959, dan telah dijelaskan dalam

bukunya yang berjudul “The Presentation of self in Everday Life”. Pengelolaan

kesan juga secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik presentasi diri

yang didasarkan pada tindakan mengontrol persepsi orang lain dengan cepat dan

mengungkapkan aspek yang dapat menguntungkan diri sendiri atau tim. Impression

Management adalah sadar atau bawah sadar proses dimana orang berusaha untuk

mempengaruhi persepsi orang lain tentang seseorang, objek atau kejadian. Menurut

Goffman pada Tahun 1959, Impression management erat kaitannya dengan sebuah

permainan drama, dimana aktor pelakunya dibentuk oleh lingkungan dan target

penontonnya. Tujuannya tak lain ialah untuk memberikan penonton sebuah kesan

yang konsisten yang dilandasi tujuan yang diinginkan oleh aktor itu sendiri.

Dalam kehidupan yang dijalani oleh seorang individu dengan berbagai

peran yang dijalaninya setiap hari, memiliki kesamaan dengan sebuah pementasan

drama. Kehidupan yang dibaratkan sebuah teater, dimana interaksi sosial di atas

panggung menampilkan peran-peran yang dimainkan oleh para aktor tersebut.

Seringkali sang aktor tersebut tanpa sadar melakukan pengelolaan kesan

(Impression Management), namun tak jarang pula aktor tersebut dengan sengaja

melakukan pengelolaan kesan Impression Management tersebut. Disadari atau

tidak dalam kehidupan dan proses interaksinya sehari-hari banyak individu yang

melakukan pengelolaan kesan khususnya jika individu tersebut menjalani suatu

profesi tertentu yang bersinggungan dengan khalayak ramai.

9

2.2. Impression Management / Pengelola Kesan

Impression Management atau sering disebut dengan presentasi diri adalah

sebuah tindakan memperkenalkan diri yang dilakukan oleh setiap individu untuk

mencapai sebuah citra yang diharapkan. Presentasi diri ini juga bisa dilakukan oleh

individu maupun kelompok (Boyer, dkk, 2006: 4).

Dalam mempresentasikan diri individu yang disebutkan sebagai aktor akan

mempresentasikan dirinya secara verbal maupun nonverbal. Dalam

mempresentasikan diri juga dibutuhkan suatu manajemen kesan, gunanya untuk

diterima oleh orang lain yang melakukan interaksi dengan kita. Ini berarti diri

sebagai penampil yang memiliki dasar motivasi dan bukan sebagai produk,

sehingga harapannya bisa diterima sebagai seseorang yang mempunyai ciri khas

tertentu dan citra diri yang disukai oleh orang – orang.

Pada dasarnya Impression Management digunakan untuk mendapat pujian

atas penampilan suatu pertunjukan, kesuksesan dalam karir, mencari respon balik,

dan wawancara (Permata, 2006). Presentasi diri dalam media sosial terdapat dua

fase penting yaitu fase awal perteman, dalam fase ini pengguna akan saling

mencari informasi mengenai calon temannya di media sosial, pada tahap ini

pengguna akan dengan segala cara mencari tahu tentang pengguna atau calon

temannya ini, baik untuk biodata, hobby bahkan tergabung dengan kelompok apa.

Tahap kedua adalah tahap berteman, pada tahap lebih dinamis karena pengguna dan

temannya telah memiliki interaksi dan kesan awal. Selain tahap pertemanan media

sosial membuat presentasi diri lebih kompleks dari dunia maya (Luik, 2010:12).

Seseorang saat akan melakukan presentasi dirinya baik melalui media sosial

pastilah mempunyai strategi atau cara yang digunakan untuk mepresentasikan

dirinya. Strategi presentasi diri merupakan suatu keadaan dimana orang akan

menampilkan dirinya yang tidak seperti diri sesungguhnya.

Jones dan Pitmman memperkenalkan 5 strategi dalam mempresentasikan

diri melalui media sosial, strategi atau taktik tersebut digunakan dalam

mempresentasikan diri antara lain adalah Ingratiation, self promotion,

10

exemplification, intimidation, dan supplication (Jones dan Pittman, 1982: 231-262).

Berikut ini penjelasa dari takti tersebut.

• Ingratiation, tindakan yang dilakukan agar kelihatan menarik

dengan cara memuji diri sendiri, memuji orang lain, memberikan

hadiah, menutupi kelemahan dan menunjukkan kelebihan yang

dipunyai.

• Self Promotion. Tindakan yang dilakukan agar orang lain tertarik

dengan kita yaitu dengan cara memberikan deskripsi.

• Intimidation. Membuat rasa takut kepada lawan dengan cara

memamerkan kekayaan, kekuasaan dan meluapkan emosi.

• Exemplification. Pada tahap ini mau menunjukkan bahwa dirinya

sebagai seseorang yang bermoral, ditunjukkan dengan disiplin,

jujur, serta rela berkorban.

• Supplecation. Menampilkan diri sebagai orang yang lemah, orang

membutuhkan orang lain.

2.3 Teori Dramaturgi Erving Goffman

Erving Goffman tentang teori dramaturgi dalam bukunya berjudul

Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun 1959. Secara rinci

memberikan penjelasan dan analisis terhadap proses dan makna dalam interaksi.

Erving Goffman yang dibesarkan dalam kerangka mazhab chicago, menulis dari

perspektif interaksionis simbolis dengan tetap menekankan pada analisis kualitatif

dari bagian komponen proses interaksi.

Melalui analisis sosiologi-mikro dan fokus pada subjek yang tidak

konversional, Goffman mengeksplorasi rincian identitas individu, hubungan antar

kelompok, dampak lingkungan, serta gerakan dan makna informasi yang bersifat

interaksi. Pada ranah ini yang dimaksud dengan interaksi itu sendiri merupakan

bentuk proses; ia dipandang sebgai “kinerja” yang dibentuk oleh lingkukan dan

penonton (diri aktor lain), dibangun untuk memberikan orang lain dengan “jejak”

11

yang sejalan dengan tujuan yang diinginkan diri sang aktor. Menariknya lagi aspek

ini merupakan bentuk kontributif dari Erving Goffman menganalogikan dunia

dengan panggung sandiwara di mana individu-individu menjadi aktor yang yang

memegang peran dalam hubungan sosial sebagai representasi yang tunduk pada

aturan yang baku.

Dalam panggung sandiwara itu sendiri sang aktor perlu unutk kemampuan

menampilkan “kesan realitas”kepada diri aktor yang lain agar bisa

menyakinkangambaran (citra) yang hendak diberikan kepada orang lain. Untuk itu

ia harus mengadaptasi “permukaan pribadinya lewat pesan dan

mendramatissasinya, yaitu dengan memasukan tanda-tanda yang akan memberikan

kilau atau relief perilakunya melalui aktifitas yang dilakukannya agar perilakunya

tampak tidak keliru. Dari pola pandang yang demikian, Goffman mendapatkan

inspirasi dari pemetasan teater yang ternyatadapat menjadi penjelas tentang

tindakan manusia dalam interaksinya dengan dunia sosial. Dari kerja yang demikian

tersebut akhirnya muncul terminologi dari dramaturgi yang merupakan sumbngan

cukup signifikasidari Goffman. Sumbangan ini sendiri sebagai bagian perluasan

interaksionisme simbolik yang lebih memprioritaskan sisi diri sang aktor pada

tindakan sosialnya. Goerge Herbert Mead juga menyatakan, bahwa konsep diri

pada dasarnya terdiri dari jawabana individu atas pertanyaan mengenai “sikap aku”

untuk kemudian dikumpulkan dalam bentuk kesadaran diri individu mengenai

keterlibatan yang khusus dalam seperangkat hubungan sosil yang sedang

berlangsung. Artinya, konsep diri (self-conept) yang dipegang oleh diri sang aktor

merupakan seperangkat perspektif yang relatif stabil yang dipercaya oleh diri sang

aktor mengenai dirinya sendiri. Sedangkan pandangan George Herbert Mead

tentang pikirang sebagai kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai

makna sosial yang sama; ia percaya bahwa manusia perlu untuk mengembangkn

pikiran melalui interaksi dengan orang lain. Interaksi sosial ini.

Asumsi dasar dari teori Erving Goffman adalah bahwa peran yang

ditampilkanatau diharapkan dalam interaksi antar diri sang aktor mengandung

simbol tertentu, yang digunakan sebagai standar dari perilaku bersama. Dengan

12

asumsi yang demikian, Goffman mencoba untuk menggambarkan peran individu-

individu yang berinteraksi dan hubungannya deangan realitas sosial yang ada dan

sedang dihadapinya melalui panggung sandiwara serta menggunakan jalan cerita

menganalisis berbagai strategi individu dalam meraup kepercayaan sosial melalui

konsep-konsep teater tersebut. Pada sisi lain, ada juga pandangan Goffman yang

memiliki nilai kontributig yang kuat. Pandangan yang dimaksud adalah kesadaran

diri sebagai hasil adopsi dri ajaran-ajaran Emile Durkheim. Dimana kesadaran ini

menjadikan diri sang aktor mampu untuk mendefinisikan situasi, sehingga pikiran

dan perasaan individu seakan tercetak ke dalam pola-pola rutin dan juga dalam

merespon rangsangan-rangsangan lingkungan.berlandaskan pada entitas ini, Emile

Durkheim menjelaskan bahwa masyarakat dapat diteliti berdasarkan interaksi antar

anggota yang membentuk adat istiadat, tradisi, dan perilaku-perilaku sosial.

Berbagai varian tersebut berada di luar kehendak individu dan memengaruhi

perilaku sosialnya dalam masyarakat. ia merupakan kesedaran kolektif yang

mengatasi kesadaran individu.

Tetapi hal ini berbeda dengan pandangan Erving Goffma, struktur sosial

merupakan countles minor synthesis (sintesis-sintesis kecil yang tak terbilang), diri

individu partikel dari sebuah masyarakat yang besar. Oleh sebab itu, pandangan

Goffma, bahwa setiap anggota masyarakat adalah pelaksanaan peran sosia tertentu

yang membentuk suatu sistem sosial dan setiap sistem sosial mempunyai kebutuhan

yang perlu dipenuhi.

Goffman mengandaikan bagaimana kehidupan individu sebagai panggung

sandiwara, lengkap dengan setting panggung, dan akting yang dilakukan oleh

individu sebagai aktor kehidupan. Ia menyebut ada bagian Front pada depan, dan

Back pada bagian belakang. Pada bagian Front terdapat setting, personal front,

expressive equipment (alat-alat yang digunakan untuk mengekspresikan diri), dan

kemudian pada bagian Back ialah The Self (semua kegiatan tersembunyi untuk

membantu keberhasilan akting pada front). Sebelum berinteraksi dengan orang lain,

seseorang akan mempersiapkan seperti apa peran yang akan dimunculkan sehingga

memicu tanggapan orang lain. Secara umum gambaran ini diidealkan dengan

13

sandiwara yang ditampilkan, sehingga tercipta suasana interaksi yang kemudian

memberikan makna tersendiri.Dramaturgi mempelajari konteks dari perilaku

manusia unntuk mencapai tujuannya dan bukan untuk mempelajari hasil dari

perilakunya. Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi manusia ada

kesepakatan perilaku yang disetujui yang mengantarkan kepada tujuan akhir dari

maksud interaksi sosial tersebut. Bukti nyara bahwa terjadi permainan peran dalam

kehidupan manusia dapat dilihat pada masyarakat kita sendiri.

2.4 New Media

New Media merupakan bagian dari komunikasi yang termediasi teknologi

dan terdapat bersama dengan komputer digital (Creeber dan Martin, 2009). New

Media juga merupakan media yang menggunakan internet, media yang online yang

bersifat fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun

secara publik (Mondry, 2008:13). New media juga diartikan sebagai media yang

didalam nya terdapat beberapa gabungan beberapa elemen, dalam arti terjadinya

konvergensi media, yang didalamnya terdiri dari beberapa media yang digabungkan

menjadi satu (Lievrouw, 2006). Konvergensi media menurut Jan van Dijk, dalam

buku Nasrullah (2014:15) mengatakan bahwa konvergensi media secara struktural

berarti integrasi dari 3 aspek yaitu telekomunikasi, data komunikasi, dan

komunikasi massa dalam medium. Salah satu bentuk dari new media adalah

internet. Internet adalah sebuah media yang memiliki karateristik, dan memiliki

teknologi dan carapenggunaan, lingkup layanan, isi, dan image sendiri yang tidak

di kelola oleh sebuah badan tunggal namun merupakan sebuah jaringan komputer

yang terhubung secara intensional dan beroperasi berdsarkan protokol yang

disepakati bersama (McQuail, 2009: 28-29). Selain itu juga internet yang

merupakan salah satu bentuk new media yang dinilai sebagai alat informasi yang

paling penting dan memiliki kemampuan untuk pengkodingan, menyimpan,

memanipulasi data, dan menerima pesan (Ruben, 1998: 110). Menurut Jhon Vivian

(2008:262-264) dalam buku Nasrullah (2014:15) mengatakan bahwa keberadaan

media baru seperti internet, bisa melebihi pola penyebaran media tradisional

dimana sifat internet yang bisa berinteraksi mengelabui batas geografis, kapasitas

14

interaksi dan terpenting terjadi secara real time. Selain internet salah satu bentuk

new media adalah Network Society yang merupakan formasi sosial yang

berinfrastruktur dari kelompok organisasi dan komunitas massa yang pada awalnya

menegaskan bentuk awal dari suatu organisasi yang didalamnya terdapat individu,

group dan kelompok sosial (Van Dijck, 2006:20).

New Media, berdasarkan fungsi dan kegunaannya terdiri dari beberapa jenis

diantaranya adalah sebagai berikut (Nasrullah, 2014: 25-36):

1. Situs. (Web Site). Merupakan halaman alamat suatu domain yang berisi

informasi, data visual, audio, maupun aplikasi sehingga berisi tautan

dari web lainnya.

2. Email atau surat elektronik merupakan bentuk new media yang paling

populer setelah situs. Cara kerja dari email ini sama dengan surat

konvensional dimana ada tujuan penerima dan isi surat.

3. Forum di Internet. Forum diinternet dinamakan dengan nama Mail list,

merupakan salah satu media baru yang digunakan untuk berkomunikasi.

Biasanya anggota dari mail list ini mempunyai minta yang sama.

4. Blog. Merupakan suatu bentuk situs pribadi yang berisi kumpulan tautan

kesitus lain yang dianggap menarik dan diperbaharui setiap harinya.

Selain itu juga blog adalah situs yang membuat jurnal pribadi sang

pemiliknya (Stuart Allan, 2006:44).

5. Aplikasi pesan. Merupakan aplikasi yang dapat digunakan melalui

telepon genggam, contoh dari aplikasi pesan ini adalah BBM,

Whatsapp, Line, KakaoTalks.

6. Internet. Merupakan suatu bentuk media baru, yang digunakan untuk

mendapatkan informasi maupun pertukaran informasi diantara

pengguna internet itu sendiri.

7. Peer to peer. Merupakan media aplikasi yang digunakan untuk

berkomunikasi antara pengguna internet seperti Messeger, Google

Talk, Yahoo messeger.

15

8. MUDs. Merupakan suatu aplikasi atau program komputer yang diatur

sedemikian rupa, sehingga bisa diakses oleh berbagai user dalam waktu

yang bersamaan.

9. Media Sosial Merupakan media yang digunakan untuk

mempublikasikan konten seperti profile, aktivitas, dan memberikan

ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial.

2.4. Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa

dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring

sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Media Sosial Pada dasarnya media sosial

merupakanperkembangan mutakhir dari teknologi-teknologi web baru berbasis

internet, yang memudahkan semua orang untuk dapat berkomunikasi,

berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah jaringan secara online,

sehingga dapat menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post, blog, tweet, atau

video YouTube dapat direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan

orang secara gratis (Zarella, 2010: 2-3).

Media sosial mempunyai banyak bentuk, diantaranya yang paling

populer yaitu microblogging (Twitter), facebook, dan blog. Twitter adalah suatu

situs web yang merupakan layanan dari microblog, yaitu suatu bentuk blog

yang membatasi ukuran setiap post-nya, yang memberikan fasilitas bagi pengguna

untuk dapat menuliskan pesan dalam twitter update hanya berisi 140 karakter.

Twitter merupakan salah satu jejaring sosial yang paling mudah digunakan,

karena hanya memerlukan waktu yang singkat tetapi informasi yang

disampaikan dapat langsung menyebar secara luas (Zarella, 2010: 31).Ciri-ciri dari

sebuah microblogging atau twitter, yaitu memiliki update statusyang biasa disebut

dengan tweet berjumlah 140 karakter lebih singkat dari media lainnya; Dapat

mengomentari tweet yang dibuat oleh following dengan menggunakan reply,

selanjutnya dapat ditulis dengan menggunakan fungsi RT@username; memiliki

16

cara sendiri untuk berbagi foto dan video yang biasa disebut dengan tweetpic

(Madcoms, 2010: 144-159).

Facebook adalah suatu situs jejaring sosial yang dapat dijadikan sebagai

tempat untuk menjalin hubungan pertemanan dengan seluruh orang yang ada

di belahan dunia untuk dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya.

Facebook merupakan situs pertemanan yang dapat digunakan oleh manusia

untuk bertukar informasi, berbagi foto, video, dan lainnya (Madcoms, 2010: 1).

Ciri-ciri dari sebuah akun facebook, yaitu memiliki pages dan groups; dapat

melakukan update status lebih dari 140 karakter sesuai dengan kebutuhan;

Dapat langsung memberi komentar atau memberikan apresiasi dari update status

orang-orang yang sudah menjadi teman di facebook; memiliki fasilitas chatting

yang memungkinkan pemilik facebook untuk dapat melakukan chat secara

langsung dengan orang-orang yang sudah berteman di facebook; dapat berbagi foto

dengan cara tag; Dapat membuat album foto yang berisikan nama album, lokasi

tempat pengambilan foto, dan jika diperlukan dapat berisikan penjelasan

singkat mengenai foto tersebut; Dapat membuat album video yang berdurasi

maksimal 2 menit dan berukuran kurang dari 100 MB (Madcoms, 2010: 20-60).

Blog merupakan singkatan dari web + log, yaitu sejenis website pribadi

yang dapat digunakan untuk menuliskan suatu pesan atau informasi secara

terus menerus dan mempublikasikannya. Blog dapat berupa berita atau artikel yang

nantinya akan terus diperbaharui. Dalam satu blog dapat berisi bermacam-

macam artikel yang dikelompokkan dalam suatu kategori atau hanya terdiri

atas satu jenis kategori saja (Heni, 2008: 3). Ciri-ciri dari sebuah blog yaitu konten

utama berisi artikel (post) yang dipublikasikan secara kronologis; Para pengunjung

blog dapat secara langsung mengomentari artikel yang ditulis oleh pemilik blog;

Arsip dari artikel-artikel lama bisa perhari, perminggu, maupun pertahun; Daftar

link terhadap web yang terkait biasa disebut blogroll; memiliki fasilitas feed yang

memungkinkan isi dari suatu blog dapat dilihat tanpa harus membuka halaman web

(Heni, 2008: 4).

17

2.5. Instagram

Instagram berasal dari kata “instan”atau “insta”,seperti kamera polaroid

yang dulu lebih dikenal dengan “foto instan” (Pengertian instagram, 2012,

dalam http://.id.wikipedia.org./wiki/instagram, diakses pada tanggal 04

Januari 2016). Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan

dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram”berasal dari kata

“telegram”,dimana cara kerja telegram adalah untuk mengirimkan informasi

kepada orang lain dengan cepat. Begitu pula dengan Instagram yang dapat

mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi

yang disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram

berasal dari kata “instan-telegram” (Putri, 2013:14). Instagram adalah sebuah

aplikasi sosial yang populer dalam kalangan pengguna telefon pintar

(Smartphone).

Instagram adalah media sosial yang digunakan untuk sharing photo dan

layanan jejaringan online yang memungkinkan penggunanya mengambil gambar

dan memberi filter pada gambar yang diambil dan dibagikan ke media sosial

lainnya seperti facebook dan twitter (Permata, 2006).

Instragram sendiri juga memiliki suatu karateristik yaitu hasil fotonya

berbentuk persegi. Pada awalnya Instagram hanya tersedia di smartphone milik

Apple seperti Iphone, ipad, ipod, kemudian pada tahun 2012 fasilitas Instagram di

intergrasikan untuk ponsel kamera android sehingga pengguna android juga bisa

menggunakan Instagram untuk melakukan sharing foto mereka (Munfaid, 2014).

Menurut Atmoko dalam buku Handbook Instagram, Instagram memiliki menu

utama antaranya adalah sebagai berikut (Atmoko,2012:28):

1. Home Page: merupakan halaman depan, yang menampilkan beberapa foto-

foto terbaru dari sesama pengguna Instagram yang sudah diikuti atau yang

sudah saling follow.

2. Search. Merupakan halaman atau alat yang digunakan untuk para pengguna

melakukan pencarian foto, maupun akun yang ingin dilihatnya.

18

3. Camera.Pada menu ini, pengguna bisa langsung menggunakan untuk

mengambil gambar atau video yang ingin diambil oleh pengguna.

4. Profile.Pada menu profile ini kita bisa secara detail mengetahui pengguna

akun Instagram yang ada.

5. New feeds. Menu yang menampilkan pemberitahuan aktivitas pengguna

Instagram.

Selain itu, dalam Instagram juga ada beberapa aktivitas yang bisa pengguna

Instagram lakukan selain melakukan sharing foto dan video antara lain yaitu

(Atmoko, 2012:59):

1. Follow: disini merupakan menu yang digunakan oleh pengguna untuk

menambahkan teman dengan melakukan follow kepada pengguna

Instagram yang dikenal.

2. Like. Menu yang digunakan jika kita menyukai suatu informasi atau foto

yang di share oleh pengguna Instagram lain dan jika kita menyukainya

maka kita hanya mengklik tanda suka dengan lambing love.

3. Comment. Merupakan menu yang berada disamping like, yang digunakan

untuk melakukan komentar baik itu saran, ide atau apa saja untuk informasi

yang di share oleh pengguna Instagram.

4. Mentions. Fitur yang digunakan untuk memanggil pengguna lain.

5. Message. Fitur yang digunakan untuk mengirim pesan secara pribadi ke

pengguna Instagram lainnya.Pesan tersebut bisa berupa foto, video maupun

tulisan.

Menurut Bambang, Instagram adalah sebuah aplikasi dari Smartphone

yang khusus untuk media sosial yang merupakan salah satu dari media

digital yang mempunyai fungsi hampir sama dengan twitter, namun

perbedaannya terletak pada pengambilan foto dalam bentuk atau tempat

untuk berbagi informasi terhadap penggunanya. Instagram juga dapat

memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga dapat meningkatkan

kreatifitas, karena Instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto

19

menjadi lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih bagus (Atmoko,

2012:10).

2.6. Penelitian Terdahulu

Dari penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai sebuah landasan untuk

penelitian berdasarkan beberapa penelitian yang ada.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar, dengan judul penelitian

Video Blog Sebagai Media Representasi Diri Vlogger, tujuan penelitian ini

adalah untuk menganalisis secara mendalam Vlogger dalam

mempresentasikan mempresentasikan dirinya dalam video blog, dan

mengkategorikan secara mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi

Vlogger dalam mempresentasikan dirinya dalam video blog, jenis penelitian

ini deskritif dan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitiannya adalah ketiga

informan dalam mempresentasikan dirinya melalui youtube yang berbeda-

beda tergantung dari pengalaman dan latar belakang dari mereka masing-

masing dan hasil representasinya mereka di youtube bukanlah diri mereka

yang sebenarnya, mereka membentuk identitas baru di video karena

pengaruh dari lingkungan, kelompok acuan serta tokoh idola mereka. Dan

peneliti sekarang dapat dilihat dari rumusan masalah dalam penelitian ini

ialah bagaimana impression management diri Ahmad Jaelani sebagai mimi

peri dalam akun Instagram. Serta tujuan peneliti ini ingin mendeskripsikan

Strategi Impression Management diri Ahmad Jaelani (mimi peri) dalam

akun Instagram.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Marinka Sabrinan, Mahasiswa Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Universitas

Kristen Satya Wacana dengan judul penelitian yaitu Media sosial sebagai

panggung presentasi diri mordelente (pendekatan darmaturgi dalam melihat

presentasi diri mordelente sebagai vlogger di akun youtube mordelete itil).

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan diri Angga Rega Nesta

20

sebagai Mordelete melalui jejaring sosial youtube, jenis penelitian ini

deskriptif dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini, untuk

menggunakan konsep dramaturgi kurang tepat dan untuk presentasi diri

mordelete dia sangat menikmati jati dirinya di panggung depan. Dan

penelitian sekarang dapat dilihat dari rumusan masalah dalam peneliti ini

Bagaimana impressent management diri Ahmad Jaelani sebagai Mimi Peri

dalam akun Instagram. Serta tujuan peneliti ini ingin mendeskripsikan

Strategi Impressent Management diri Ahmad Jaelani (mimi peri) dalam

akun Instagram.

3. Penelitian yang bernama Wahyu Irara - D2C309010 mahasiswa Universitas

Diponegoro semarang 2014. Dengan judul “Impression Management

pada akun Twitter @sudjiwotedjo. Dengan Metode yang digunakan

Penelitian ini merupakan kualitatif yang menggunakan perspektif

impression management dari Erving Goffman. Dari Penelitian ini

bertujuan untuk melihat impression management pada akun

@sudjiwotedjo. Analisis yang dilakukan adalah analisis isi teks yang

terkandung dalam tweet yang diunggah dengan tema seksual dengan

menggunakan analisis linguistik. Namun dalam hal ini mengalami

perbedaan antara peneliti sebelumnya, yaitu Penelitian yang telah

dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa Sujiwo Tejo adalah individu

yang nyeleneh, slengekan, sarkasme, witty, dan cabul. Sujiwo Tejo

memilih untuk melawan pakem dan norma sosial yang sudah ada,

dengan mengunggah tweet yang banyak mengandung kata-kata kasar,

dan berasosiasi dengan makna negatif tetapi dikemas dengan gaya

humoris. Sujiwo Tejo mengaburkan batasan yang didefinisikan oleh

Erving Goffman antara frontstage dan bakstage. Dan peneliti sekarang

dapat dilihat dari rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana

impression management diri Ahmad Jaelani sebagai mimi peri dalam akun

Instagram. Serta tujuan peneliti ini ingin mendeskripsikan Strategi

21

Impressent Management diri Ahmad Jaelani (mimi peri) dalam akun

Instagram. 1

2.7 Kerangka Berpikir

Berikut dibawah ini akan disajikan kerangka berpikir penulis berdasarkan :

1 http://www.jurnalkommas.com/docs/Jurnal_nanda.pdf

http://media.neliti.com/media/publications/185955-ID-none.pdf

http://repository.uksw.edu/handle/123456789/16148. Diakses pada tanggal 28 september 2018, pukul :

18.13 WIB

INGRATIA

TION

SELF

PROMOTION

INTIMIDATI

ON

EXEMPLIFIC

ATION

SUPPLICATI

ON

MEDIA SOSIAL

IMPRESSION

MANAGEMENT

AHMAD JAELANI

(MIMI PERI)

TAKTIK

INSTAGRAM

MIMI PERI

22

Keterangan :

Media sosia sebagai sebuah tempat untuk melakukan aktivitas bersosialisasi

berbaur dan berbagung dengan orang lain. media sosial banyak yang digunakan

oleh masyarakat umum yang ada di Indonesia maupun di negara lain, media sosial

ini mayoritas yang digunakan oleh kalangan menengah bawah sampai ke kalangan

menangah atas. Atau media sosia sebagai sarana interaksi yang merupakan salah

satu wadah untuk menggungkapkan diri di hadapan orang lain, karena fungsi inilah

memunculkan sikap Impression Management atau pengolaan kesan. Instagram

merupakan sebuah aplikasi untuk menginformasikan atau membagikan foto atau

video kepada orang lain dengan cepat, atau yang dapat dilihat oleh followers dari

ungguhan foto atau video tersebut, dan saling memberikan komentar antara sesama

pengguna Instagram. Impression Management merupakan suatu tindakan untuk

menampilkan diri yang dilakukan setiap individu untuk mencapai citra diri yang

diharapkan. Atau seseorang yang melakukan presentasi dirinya baik melalui media

sosial dan ingin mempunyai strategi atau cara yang digunakan untuk

mempresentasikan dirinya.