BAB II KATEGORISASI MARGA KETURUNAN ARAB HADHRAMI … · Terjadi perbedaan antara transkripsi data...
Transcript of BAB II KATEGORISASI MARGA KETURUNAN ARAB HADHRAMI … · Terjadi perbedaan antara transkripsi data...
35
BAB II
KATEGORISASI MARGA KETURUNAN ARAB HADHRAMI
PASAR KLIWON SURAKARTA
Pada bab ini, nama marga keturunan Arab Hadhrami KPKS dianalisis dari
segi morfologi yang kemudian menentukan makna yang tercermin dari bentuk-
bentuk marga tersebut. Adapun, data yang dianalisis pada bab kategorisasi ini
berdasarkan bentuk nama marganya.
Bentuk marga ini ditinjau dari segi jumlah kata dan polanya (wazan). Dari
segi jumlah kata ini terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, marga yang terdiri dari
satu huruf (charf). Kedua, marga yang terdiri dari satu kata (mufrad). Ketiga,
marga yang terdiri dari dua kata (murakkab).
Analisis nama marga ini merujuk dari kata dasar marga yang sudah
ditransliterasi menurut transliterasi Arab-latin yang telah dipaparkan dalam bagian
pedoman transliterasi Arab-latin. Hal ini juga didasari karena adanya perbedaan
antara data yang diperoleh di lapangan dengan kitab rujukan pedoman nasab
keturunan Alawiyyin yang berjudul al-Mu'jamu’l-Lathif karya Asy-Syathiri
(1989). Selain itu, tujuannya untuk mendapatkan suatu hasil analisis yang sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Data yang ditransliterasi tersebut kemudian dicari
pola-pola yang kemudian menjadi dasar pemaknaan nama marga keturunan Arab
Hadhrami.
36
A. Berdasarkan Jumlah Kata Penyusun
Jumlah kata penyusun marga keturunan Arab Hadhrami di KPKS
bervariasi. Ada yang terdiri dari satu huruf (charf), satu kata (mufrad), dan dua
kata (murakkab). Pada bagian ini, analisis terhadap nama marga tersebut
memanfatkan metode agih dengan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL). Teknik
ini digunakan guna membagi komponen penyusun marga berdasarkan tiga bagian,
yaitu morfem dasarnya, partikel, dan afiksasi. Adapun pembahasannya sebagai
berikut.
1. Satu Huruf (Charf)
Marga keturunan Arab Hadhrami yang terdiri dari satu huruf termasuk
dalam kategori (ismul-‘alam charf). Adapun, marga yang termasuk dalam kategori
ini yaitu marga al-Ka>f.
a. al-Ka>f
Tabel 2.1 Komponen Penyususun Marga al-Ka>f
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
الكاف
/al-Ka>f/
ك
/k/
ال
/al/
-
37
Ditinjau dari jumlah katanya, marga al-Ka>f tersusun atas satu huruf.
Adapun bila ditinjau secara morfemis, marga ini terdiri dari satu morfem bebas
dan satu morfem terikat. Morfem bebas dari marga ini ditunjukkan dengan adanya
huruf hijaiyah kaf sebagai morfem dasar dari marga ini. Adapun morfem
terikatnya yaitu partikel al di awal. Redaksional marga ini menggunakan konsep
nama huruf (asmaul-churuf). Konsep asmaul-churuf ditunjukkan dengan adanya
huruf tambahan alif dan fa>’. Jadi, marga al-Ka>f diambilkan dari salah satu nama
huruf Arab yaitu konsonan k.
2. Satu Kata (Mufrad)
Nama yang terdiri dari satu kata dikenal dengan istilah ismul-‘alam
mufrad (al-Ghulayaini, 2007: 84). Kata adalah satuan atau bentuk ‚bebas‛ dalam
tuturan (Verhaar, 2010: 96). Marga keturunan Arab Hadhrami KPKS yang
termasuk dalam kategori ini yaitu marga: „Adniyy, ’Aidi>d, al-‘Aththa>s, al-
Chabsyiyy, al-Chadda>d, al-Cha>mid, al-‘I>>>>daru>s, al-Jufriyy, al-Junaid, al-Masyhu>r,
as-Saqqa>f, Ba>’aqi>l, Bashriyy, Musa>wa>, Syaha>b, dan Sya>thiriyy. Adapun
penjelasannya sebagai berikut
a. ’Adniyy
Tabel 2.2 Komponen Penyususun Marga „Adniyy
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
عدنيّ
/’Adniyy/
عدن
/’Adn/
- Sufiks : ّي
38
Dilihat dari jumlah penyusun katanya, marga „Adniyy tergolong dalam
ismul-‘alam mufrad karena terdiri atas satu kata. Ditinjau secara morfemis, marga
„Adniyy tersusun atas satu morfem bebas dan satu morfem terikat. Adapun,
morfem bebas pada marga ini yaitu, ’adn yang merupakan kata dasar dari marga
ini. Di samping itu, morfem terikatnya berupa sufiks ya>’ musyaddadah. Partikel
ya>’ musyaddadah ini dikenal dengan istilah nisbah. Keberadaan partikel ya>’
nisbah ini menyebabkan adanya perubahan vokal pada konsonan sebelum akhir,
yaitu nu>n yang semula bervokal /u/ berubah menjadi nu>n yang bervokal /i/. Ya>’
nisbah pada kata „Adniyy disandarkan pada suatu kota di Yaman, yaitu Kota Adn.
b. ’Aidi>d
Tabel 2.3 Komponen Penyususun Marga ’Aidi>d
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
عيديد
/’Aidi>d/
عيديد
/’Aidi>d/
- -
Dilihat dari jumlah penyusun katanya, marga ’Aidi>d tergolong dalam
ismul-‘alam mufrad. Secara morfemis, marga ini hanya tersusun atas satu morfem
bebas saja. Adapun, morfem bebas pada marga ini yaitu, ’Aidi>d yang merupakan
kata dasar dari marga ini. Marga ’Aidi>d tersusun atas lima fonem. Keseluruhan
fonem penyusun marga ’Aidi>d adalah fonem asli, yaitu: ‘ain, ya>’, da >l, ya>’ dan da>l.
39
c. al-‘Aththa>s
Tabel 2.4 Komponen Penyususun Marga al-‘Aththa>s
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
العط اس
/al-‘Aththa>s/
عطس
/’Athasa/
ال
/al/
Infiks : ط,ا
Dilihat dari jumlah kata penyusunnya, marga al-‘Aththa>s terdiri dari satu
kata (ismul-‘alam mufrad). Secara morfemis, kata al-‘Aththa>s tersusun atas tiga
morfem terikat dan satu morfem bebas. Morfem bebas tersebut ditunjukkan
dengan adanya kata dasar ’Athasa. Adapun, morfem terikatnya yang pertama
yaitu, berupa partikel al di awal sebagai penanda ma’rifah (ketakrifan). Penanda
ketakrifan ini berfungsi untuk mengkhususkan referen kata. Pengkhususan
tersebut yaitu, merujuk pada salah satu nama marga itu sendiri, bukan pada arti
kata ‘aththa>s secara umum yaitu, „orang yang bersin dengan keras‟. Morfem
terikat yang kedua dan ketiga yaitu, infiks alif dan tha>’ sebagai penanda
shiyaghul-muba>laghah.
40
d. al-‘I>>>>daru>s
Tabel 2.5 Komponen Penyususun Marga al-‘I>>>>daru>s
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
العيدروس
/al-‘I>>>>daru>s/
عتيرس
/‟utairas/
ال
/al/
-
Marga al-‘I>>>>daru>s tergolong dalam kategori ismul-‘alam mufrad karena
tersusun atas satu kata. Bila ditinjau dari segi morfem penyusunnya, marga al-
‘I>>>>daru>s tersusun atas satu mofrem bebas dan satu morfem terikat. Adapun,
morfem bebas tersebut yaitu, nomina ’utairas yang merupakan kata dasar dari
marga ini. Di samping itu, morfem terikatnya berupa partikel al yang merupakan
penanda definit.
Ditinjau dari secara fonologis, terdapat perubahan bunyi pada marga al-
‘I>>>>daru>s, yaitu berupa desimilasi, metatesis dan anaftikis epentesis. Adapun,
fenomena metatesis pada pembentukan marga ini, yaitu huruf ya>’ yang semula
menjadi huruf urutan ke tiga berubah menjadi huruf urutan kedua. Menurut Chaer
(2009: 104) metatesis yaitu, perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata. Di
samping itu, terjadi pula proses anaftiksis berupa epentesis. Epentesis yaitu
penambahan bunyi pada tengah kata (Chaer, 2009: 105). Adapun, penambahan
bunyi tersebut disebabkan karena terdapat tambahan huruf waw. Selain itu,
terdapat pula fenomena desimilasi berupa perubahan fonem ta> menjadi da>l.
Fenomena tersebut terjadi karena kedua fenomena tersebut titik artikulasinya
41
berdekatan, yaitu di gigi dan lengkung kaki gigi (alveolum). Bunyi yang terbentuk
darinya dinamakan denti-alveolar.
e. al-Chabsyiyy
Tabel 2.6 Komponen Penyususun Marga al-Chabsyiyy
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
الحبشىّ
/al-Chabsyiyy/
ةحبش
/chabasyah/
ال
/al/
Sufiks : ّّي
Ditinjau dari jumlah katanya, marga al-Chabsyiyy tersusun atas satu kata
(ismul-‘alam mufrad). Secara morfemis, marga ini tersusun atas satu morfem
bebas dan dua morfem terikat. Morfem bebas tersebut ditunjukkan dengan kata
chabasyah yang merupakan morfem dasar dari marga ini. Adapun, morfem
terikatnya yaitu, berupa partikel al di awal yang berfungsi sebagai penanda
ma’rifah. Morfem terikat yang lainnya berupa sufiks ya>’ musyaddadah. Partikel
ya>’ musyaddadah ini dikenal dengan istilah nisbah. Keberadaan partikel ya>’
nisbah menyebabkan adanya perubahan harakat dan konsonan, yaitu ta>’ marbutah
berubah menjadi ya>’ bertasydi>d. Di samping itu, adanya penanda ya>’ nisbah ini
menyebabkan pula terjadinya perubahan vokal dari konsonan syi>n yang semula
bervokal /u/ berubah menjadi /i/. Ya>’ nisbah pada marga al-Chabsyiyy
disandarkan pada suatu tempat, yaitu negara Abyssina (Ethiopia).
42
f. al-Chadda>d
Tabel 2.7 Komponen Penyususun Marga al-Chadda>d
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
ادالحدّ
/al-Chadda>d/
حدّ
/chadda/
ال
/al/
Sufiks : ّا dan د
Ditinjau dari jumlah kata penyusunnya, marga al-Chadda>d tergolong
dalam ismul-‘alam mufrad. Hal tersebut dikarenakan jumlah kata penyusun dalam
marga ini hanya terdiri dari satu kata. Bila ditinjau secara morfemis, marga al-
Chadda>d terdiri dari tiga morfem terikat dan satu morfem bebas. Morfem bebas
tersebut adalah verba chadda yang merupakan kata dasar marga ini. Adapun,
morfem terikatnya yang pertama berupa partikel al yang merupakan penanda
ketakrifan sebagai bentuk pengkhususan terhadap suatu referen. Morfem terikat
yang kedua dan ketiga yaitu berupa, sufiks alif dan da>l yang merupakan penanda
shiyaghul-muba>laghah.
g. al-Cha>mid
Tabel 2.8 Komponen Penyususun Marga al-Cha>mid
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
مداالح
/al-Cha>mid/
حمد
/Chamida/
ال
/al/
Infiks : ا
43
Ditinjau dari jumlah katanya, marga al-Cha>mid terdiri dari satu kata
(ismul-‘alam mufrad). Adapun jika dilihat dari morfem penyusunnya, maka marga
al-Cha>mid terdiri dari satu morfem bebas dan dua morfem terikat. Adapun,
morfem bebasnya berupa kata chamida sebagai kata dasar dari marga ini. Morfem
terikat yang pertama pada marga ini yaitu berupa partikel al sebagai bentuk
ketakrifan (ma’rifah) yang berfungsi sebagai penujuk pada suatu referen yang
semula bentuknya umum berubah menjadi khusus/tertentu. Referen tertentu
tersebut, merujuk pada salah marga keturunan Arab Hadhrami Alawiyyin, yaitu
al-Cha>mid. Morfem terikat kedua yaitu berupa infiks alif yang merupakan
penanda bentuk ismul-fa>’il.
h. al-Jufriyy
Tabel 2.9 Komponen Penyususun Marga al-Jufriyy
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
الجفرىّ
/al-Jufriyy/
جفر
/jafara/
ال
/al/
Sufiks : ّ ّي
Ditinjau dari segi jumlah kata penyusunnya, marga al-Jufriyy terdiri dari
satu kata (ismul-‘alam mufrad). Dilihat dari morfem penyusunnya, marga al-
Jufriyy terdiri dari satu morfem bebas dan dua morfem terikat. Morfem bebas dari
marga ini yaitu, jafara yang merupakan kata dasar dari marga tersebut. Adapun,
morfem terikatnya yang pertama yaitu, berupa partikel al di awal sebagai bentuk
kekhususan (definit). Kedua, berupa sufiks ya>’ musyaddadah yang berfungsi
44
untuk menyandarkan (nisbah) pada suatu referen, yaitu sifat kegemukan. Adanya
bentuk ya>’ nisbah mengakibatkan harakat ra>’ yang semula bervokal /u/ (al-Jufru)
berubah menjadi /i/ (al-Jufriyy).
i. al-Junaid
Tabel 2.10 Komponen Penyususun Marga al-Junaid
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
الجنيد
/al-Junaid/
جنيد
/Junaid/
ال
/al/
Sufiks : -
Marga al-Junaid tergolong dalam ismul-‘alam mufrad karena terdiri dari
satu kata (ismul-‘alam mufrad). Apabila ditinjau dari segi morfemnya, marga al-
Junaid terdiri dari satu morfem bebas dan satu morfem terikat. Adapun, morfem
bebasnya yaitu, junaid yang seluruh huruf penyusunnya adalah huruf asli. Di
samping itu, morfem terikat pada marga al-Junaid yaitu berupa partikel al yang
merupakan bentuk ma’rifah (definit) yang merujuk pada salah satu nama marga
Alawiyyin yaitu marga al-Junaid itu sendiri.
45
j. al-Masyhu>r
Tabel 2.11 Komponen Penyususun Marga al-Masyhu>r
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
المشهور
/al-Masyhu>r/
شهر
/Syahara/
ال
/al/
Konfiks : م dan و
Dilihat dari jumlah kata penyusunnya, marga al-Masyhu>r terdiri dari satu
kata (ismul-‘alam mufrad). Secara morfemis, marga al-Masyhu>r tersusun oleh
empat morfem yaitu, satu morfem bebas dan tiga morfem terikat. Pertama,
morfem bebasnya ditunjukkan dengan kata syahara yang merupakan kata dasar
dari marga ini. Kedua, morfem terikatnya berupa partikel al yang merupakan
penanda ketakrifan (definit). Ketiga morfem terikat berupa konfiks mi>m dan wau
yang merupakan penanda dari bentuk ismul-maf’u>l.
k. as-Saqqa>f
Tabel 2.12 Komponen Penyususun Marga as-Saqqa>f
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
افالسقّ
/as-Saqqa>f/
سقف
/Saqafa/
ال
/al/
Infiks : ا dan ق
46
Terjadi perbedaan antara transkripsi data di lapangan (Assegaf) dengan
yang transliterasi baku (as-Saqqa>f). Perbedaannya terjadi pengucapan konsonan
/q/ menjadi /g/. Bila di analisis secara fonogisnya, memang sudah menjadi dialek
khas orang-orang Yaman selatan yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit yang
mengucapkan /q/ menjadi /g/. Fenomena ini di kenal dengan istilah lenisi. Lenisi
menurut Kridalaksana (2008: 143) adalah bunyi yang terjadi karena pernapasan
lembut dan otot kendur. Hal ini disebabkan, pengucapan /g/ yang berada di daerah
velar dirasa lebih ringan daripada /q/ yang berada di daerah uvula.
Dilihat dari jumlah kata penyusunnya, marga as-Saqqa>f terdiri dari satu
kata (ismul-‘alam mufrad). Secara morfemis, marga ini terdiri dari satu morfem
bebas dan tiga morfem terikat. Morfem bebas pada marga ini yaitu, kata saqafa
sebagai kata dasar dari marga ini. Adapun, morfem terikatnya yaitu berupa
partikel al di awal yang merupakan penanda ma’rifah (ketakrifan). Dalam konteks
ini, penanda ma’rifah pada marga as-Saqqa>f merupakan suatu bentuk
pengkhususan terhadap suatu referen, dalam hal ini yaitu, marga Alawiyyin yang
bernama as-Saqqa>f itu sendiri, bukan kata saqqa>f yang bermakna „orang yang
mengayomi‟ secara luas. Selain itu, terdapat morfem tambahan berupa infiks qa>f
dan alif yang merupakan penanda bentuk shiyaghul-muba>laghah.
47
l. Ba>’aqi>l
Tabel 2.13 Komponen Penyususun Marga Ba>’aqi>l
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
عقيلبا
/ba>’aqi>l/
عقل
/’aqil/
ا dan ب
/ba>/ dan /alif/
Infiks : ي
Ditinjau dari jumlah kata penyusunnya, marga Ba>’aqi>l termasuk dalam
kategori ismul-‘alam mufrad karena hanya tersusun atas satu kata. Dilihat dari
morfem penyusunnya, marga Ba>’aqi>l tersusun dari satu morfem bebas dan tiga
morfem terikat. Adapun, morfem bebasnya yaitu ’aqil yang merupakan akar kata
dari marga ini. Selain itu, morfem terikatnya yaitu berupa partikel ba>’ dan alif
yang memiliki arti ibn ‘anak laki-laki‟ (as-Syatri, 1989: 137). Adapun, morfem
terikat lainnya yaitu infiks ya>’ yang merupakan penanda shifah musyabbahah bi
ismil-fa>il.
m. Bashriyy
Tabel 2.14 Komponen Penyususun Marga Bashriyy
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
بصرىّ
/Bashriyy/
بصرة
/Bashrah/
- Sufiks : ّ ّي
48
Ditinjau dari jumlah kata penyusunnya, marga Bashriyy termasuk dalam
ismul-‘alam mufrad. Bila ditinjau secara morfemis, marga ini terdiri dari satu
morfem bebas dan satu morfem terikat. Adapun, morfem bebasnya yaitu kata
bashrah yang merupakan kata dasar dari marga ini. Selain itu, morfem terikat pada
marga Bashriyy yang pertama yaitu berupa partikel ya>’. Keberadaan sufiks ya>’ ini
menyebabkan terjadinya perubahan konsonan akhir dari kata dasar dari marga ini.
Adapun, perubahan tersebut yaitu, yang semula terdapat huruf ta>’ marbutah di
akhir (sufiks) berubah menjadi ya>’ bertasydid. Fenomena perubahan morfem
tersebut dikenal dengan istilah nisbah. Nisbah adalah menambahkan ya>’
bertasydid pada akhir suatu ism dan huruf sebelum ya>’ tersebut di-kasrah (al-
Ghulayaini, 2007: 210). Perubahan tersebut dibertujuan untuk menisbahkan
pemilik marga ini dengan Kota Bashrah yang dikenai objek penyandaran.
n. Musa>wa>
Tabel 2.15 Komponen Penyususun Marga Musa>wa>
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
مساوى
/Musa>wa>/
مساوى
/Musa>wa>/
- -
Dilihat dari jumlah katanya, marga Musa>wa> terdiri dari satu kata (ismul-
‘alam mufrad). Secara morfemis, marga ini tersusun atas morfem bebas tanpa
disertai morfem terikat. Adapun, morfem bebas tersebut yaitu, kata Musa>wa> yang
sekaligus merupakan kata dasar dari marga ini. Hal ini dikarenakan seluruh
49
fonem penyusun dari marga ini yaitu, mi>m, si>n, alif, wau dan ya>’ adalah huruf
asli.
o. Syaha>b
Tabel 2.16 Komponen Penyususun Marga Syaha>b
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
شهاب
/Syaha>b/
شهب
/syahiba/
- Infiks : ا
Dilihat dari jumlah kata penyusunnya, marga Syaha>b termasuk dalam
kategori ismul-‘alam mufrad karena tersusun atas satu kata. Apabila ditinjau dari
segi morfemnya, marga ini tersusun atas satu morfem bebas dan satu morfem
terikat. Adapun, morfem bebas tersebut yaitu, syahiba sebagai kata dasar dari
marga ini. Selain itu, morfem terikatnya yaitu berupa infiks alif sebagai penanda
shiyaghul-muba>laghah.
p. Sya>thiriyy
Tabel 2.17 Komponen Penyususun Marga Sya>thiriyy
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
شاطرىّ
/Sya>thiriyy/
شطر
/syathara/
-
Infiks : ا
Sufiks : ّي
50
Ditinjau dari jumlah kata penyusunnya, marga Sya>thiriyy terdiri dari satu
kata (ismul-‘alam mufrad). Secara morfemis, marga Sya>thiriyy terdiri dari tiga
morfem, yaitu satu morfem bebas dan dua morfem terikat. Pertama, morfem
bebasnya yaitu, kata syathara yang merupakan kata dasar dari marga ini. Kedua,
morfem terikat berupa berupa infiks alif yang menujukkan penanda ismul-fa>’il.
Ketiga, morfem terikat berupa sufiks ya’ musyaddadah yang merupakan penanda
nisbah, untuk menyandarkan kepada sesuatu.
3. Dua Kata (Murakkab)
Dalam bahasa Arab suatu nama yang tersusun lebih dari satu kata dikenal
dengan istilah ismul-‘alam murakkab. Marga yang terdiri dari dua kata dapat
ditemui pada beberapa marga keturunan Arab Hadhrami KPKS yaitu, marga bin
Sahl, bin Tha>hir, bin Yachya>, dan Maula>khailah.
a. bin Sahl
Tabel 2.18 Komponen Penyususun Marga bin Sahl
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
بن
/bin/
إبن
/ibn/
- -
سهل
/Sahl/
سهل
/sahula/
- -
51
Ditinjau dari jumlah kata penyusunnya, marga bin Sahl termasuk dalam
kategori ismul-‘alam murakkab karena terdiri dari dua kata. Kata pertama yaitu
bin. Kata bin ini merupakan morfem bebas yang mempunyai morfem dasar ibn.
Huruf hamzah pada awal kata ibn merupakan hamzah washal. Hamzah washal ini
mempunyai aturan apabila hamzah tersebut berada di awal kata, maka di baca,
dan jika berada di akhir kata, maka tidak dibaca.
Kata penyusun kedua dari marga ini yaitu, kata sahl. Secara morfemis,
kata sahl hanya terdiri dari satu morfem bebas saja. Adapun, morfem bebas
tersebut yaitu, kata sahula yang merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri,
tanpa memerlukan adanya morfem lain. Marga ini tersusun atas tiga fonem yang
keseluruhannya adalah fonem asli, yaitu: si>n, ha>‟, dan la>m.
b. bin Tha>hir
Tabel 2.19 Komponen Penyususun Marga bin Tha>hir
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
بن
/bin/
إبن
/ibn/
- -
طاهر
/Tha>hir/
طهر
/Thahara/
- Infiks : ا
52
Ditinjau dari jumlah kata penyusunnya, marga bin Tha>hir termasuk dalam
kategori ismul-‘alam murakkab karena terdiri dari dua kata. Kata pertama yaitu
bin. Kata bin ini merupakan morfem bebas yang mempunyai morfem dasar ibn.
Huruf hamzah pada awal kata ibn merupakan hamzah washal. Hamzah washal ini
mempunyai aturan apabila hamzah tersebut berada di awal kata, maka di baca,
sedangkan jika berada di akhir kata, maka tidak dibaca.
Kata penyususun marga ini yang ke dua yaitu kata Tha>hir. Bila ditinjau
dari segi morfem penyusunnya, kata ini terdiri dari satu morfem bebas dan satu
morfem terikat. Morfem bebasnya ditunjukkan oleh kata thahara. Adapun,
morfem terikatnya yaitu, infiks alif yang merupakan penanda ismul-fa>’il.
c. bin Yachya>
Tabel 2.20 Komponen Penyususun Marga bin Yachya>
Marga
Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
بن
/bin/
إبن
/ibn/
- -
يحيى
/Yachya>/
حيي
/chayiya>/
- Prefiks : ّيّ
53
Ditinjau dari jumlah kata penyusunnya, marga bin Yachya> termasuk dalam
kategori ismul-‘alam murakkab karena terdiri dari dua kata. Kata pertama yaitu
bin. Kata bin ini merupakan morfem bebas yang mempunyai morfem dasar ibn.
Huruf hamzah pada awal kata ibn merupakan hamzah washal. Hamzah washal ini
mempunyai aturan apabila hamzah tersebut berada di awal kata, maka di baca,
sedangkan jika berada di akhir kata, maka tidak dibaca.
Komponen penyusun yang kedua yaitu kata yachya>. Kata ini bila ditinjau
dari segi unsur penyusun morfemnya, terdiri dari satu morfem bebas dan satu
morfem terikat. Adapun, morfem bebasnya yaitu kata chayiya> yang sekaligus
menjadi morfem dasar dari marga ini. Adapun, morfem terikatnya yaitu, prefiks
ya>’ yang merupakan penanda fi’il mudha>ri’. Fi’il mudha>ri’ adalah fi’il yang
menujukkan suatu perbuatan yang dilakukan pada masa “sekarang” atau “akan
datang”.
d. Maula>khailah
Tabel 2.21 Komponen Penyususun Marga Maula>khailah
Marga Komponen Penyusun
Morfem Dasar Partikel Afiksasi
مولي
/maula>/
ولي
/waliya/
-
Prefiks : ّم
يلةخ
/khailah/
خل
/khala/
-
Infiks :ي
Sufiks : ّةّ
54
Ditinjau dari jumlah kata penyusunnya, marga Maula>khailah termasuk
dalam kategori ismul-‘alam murakkab karena tersusun atas dua kata yaitu kata
maula> dan khailah. Secara morfemis, kata maula> terdiri atas satu morfem bebas
dan satu morfem terikat. Adapun, morfem bebasnya yaitu kata waliya yang
merupakan kata dasar dari kata maula. Adapun, morfem terikatnya ditunjukkan
dengan adanya prefiks mi>m yang merupakan penanda mashdar mimi. Mashdar
mimi adalah mashdar yang permulaannnya berupa konsonan mi>m.
Komponen penyusun yang kedua yaitu khailah. Secara morfemis kata
khailah terdiri atas satu morfem bebas dan dua morfem terikat. Adapun, morfem
bebasnya yaitu kata khala yang menjadi kata dasar dari khailah. Selain itu,
morfem terikat pada marga ini infiks ya>’ dan adanya sufiks ta>’ marbutah yang
merupakan petanda masdhar. Di samping itu, secara khusus ta>’ marbutah ini
digunakan untuk menyifati kata maula>.
B. Berdasarkan Pola/Wazan
Kategori penyusun marga-marga keturunan Arab Hadhrami di KPKS
bervariasi pola-polanya. Pada bagian ini, marga-marga tersebut dianalisis
menggunakan metode padan refrensial dengan teknik hubung banding
menyamakan. Adapun, alat penentu dari metode ini berupa wazan (pola) dari
nama marga. Setelah telah ditemukan alat penentunya, maka marga tersebut
diklasifikasikan menggunakan teknik hubung banding menyamakan. Adapun dari
analisis data yang telah dilaksanakan, ditemukan delapan pola marga, yaitu
asma>ul-churu>f (nama partikel), ismul-fa>’il (agent noun), shiyaghul-muba>laghah
(superlativeness), ismul-maf’u>l (patient noun), shifah musyabbahah bi ismil-fa>’il
55
(similar quality), ismu’d-dza>t (concrete noun), masdhar (original noun), dan
ismul-murakkab (composite). Adapun, pembahasan mengenai marga-marga
tersebut sebagai berikut.
1. Nama Partikel (Asma>ul-Churuf)
Bahasa Arab mempunyai variasi konsonan sebanyak dua delapan huruf.
Dalam hal ini, terdapat keturunan Arab Pasar Kliwon yang memakai konsep
asma>ul-churuf sebagai nama marganya. Asma>ul-churuf, yaitu nama dari persatuan
huruf hijaiyyah (Buldani, 2001: 16). Adapun, marga tersebut yaitu marga al-Ka>f.
a. al-Ka>f
Tabel 2.22 Pola Marga al-Ka>f
Marga Akar Kata Pola Makna
الكاف
/al-Ka>f/
ك
/Ka>f/
- Kekuatan
Marga ini menggunakan konsep asma>ul-churuf dengan proses awal yaitu
konsonan kaf dengan pemanfaatan nama hurufnya, kemudian dijadikan suatu
marga yaitu al-Ka>f. Majma’ul-Lughatul-Arabiyyah (2004: 771) mengartikan
konsonan ka>f dengan „urutan ke dua puluh dua dari huruf-huruf hija’iyah‟.
Adapun, marga al-Kaf dalam bahasa Hadramaut dimaknai dengan „kekuatan
seseorang‟ (Aidid, 1999: 63). Dari pembahasan di atas, marga al-Kaf yang
mempunyai sifat kebahasaan kuat, sehingga dapat dimaknai dengan „kekuatan‟.
56
2. Ismul-fa>’il (Agent Noun)
Ismul-fa>’il adalah ism (nomina) yang menunjukkan atas pelaku suatu
melakukan pekerjaan (Ni‟mah, 1988: 83). Adapun, marga yang termasuk ke
dalam kategori ismul-fa>’il yaitu marga al-Cha>mid, dan Sya>thiriyy.
a. al-Cha>mid
Tabel 2.23 Pola Marga al-Cha>mid
Marga Akar Kata Pola Makna
مداالح
/al-Cha>mid/
حمد
/Chamida/
لعاف
/fa>’il/
Orang yang
bersyukur
Marga al-Cha>mid merupakan bentuk ismul-fa>’il dari akar kata chamida.
Kata chamida merupakan bentuk fi’il tsula>tsi mujarrad yang berarti „bersyukur‟
(Munawwir, 2002: 294). Marga al-Cha>mid mengikuti pola fa>’il (cha>mid). Pola
fa>’il merupakan pola dari bentuk ismul-fa>’il. Akar kata chamida yang berderivasi
menjadi bentuk ismul-fa>’il cha>mid menjadikan marga ini mempunyai konsep
pemaknaan pelaku sifat bersyukur. Dari pembahasan di atas, maka marga al-
Hamid dapat dimaknai dengan „orang yang bersyukur‟.
b. Sya>thiriyy
Tabel 2.24 Pola Marga Sya>thiriyy
Marga Akar Kata Pola Makna
شاطرىّ
/Sya>thiriyy/
شطر
/syathara/
فاعل
/fa>’il/
Orang yang
membagi dua
harta
57
Marga Sya>thiriyy merupakan hasil derivasi yang berbentuk ismul-fa>il dari
akar kata syathara. Kata syathara merupakan bentuk fi’il tsula>tsi mujarrad yang
dapat diartikan „membagi dua‟ (Munawwir, 2002: 719). Pada hakikatnya, marga
Sya>thiriyy mengikuti pola fa>’il (sya>thir). Pola fa>’il merupakan pola bentuk ismul-
fa>’il yang menujukkan sesuatu yang melakukan pekerjaan (subjek). Dari
pembahasan di atas, marga Sya>thiriyy yang merupakan bentuk ismul-fa>il dapat
dimaknai dengan „orang yang membagi dua‟.
Jika diruntut dari proses morfemisnya, maka terjadi berbagai perubahan
bentuk dalam pembentukan marga Syatri. Adapun, prosesnya yaitu, dari akar kata
syathara berderivasi menjadi syathir yang merupakan betuk mashdar. Setelah itu,
kata syathir diberi tambahan infiks alif sehingga menjadi bentuk sya>thir yang
merupakan bentuk ismul-fa>il. Kemudian ditambahi ya>’ musyadaddah di akhir
(sufiks) yang dikenal dengan istilah nisbah. Fenomena nisbah ini menyebabkan
harakat huruf sebelum ya>’ tersebut di-kasrah sehingga menjadi Sya>thiriyy.
3. Shiyaghul-Muba>laghah (Superlativeness)
Shiyaghul-muba>laghah adalah bentuk lain dari ismul-fa>’il yang
mempunyai spesifikasi khusus untuk menguatkan arti (Ni‟mah, 1988: 42).
Adapun, marga yang termasuk ke dalam kategori shiyaghul-muba>laghah yaitu: al-
‘Attha>s, al-Chadda>d, as-Saqqa>f, Ba’aqi>l, dan Syaha>b.
58
a. al-‘Aththa>s
Tabel 2.25 Pola Marga al-‘Aththa>s
Marga Akar Kata Pola Makna
العط اس
/al-‘Attha>s/
عطس
/’Athasa/
فع ال
/fa’’a>l/
Orang yang bersin
dengan keras
Marga al-‘Aththa>s merupakan bentuk shiyaghul-muba>laghah dari akar
kata ’Athasa. Kata ’Athasa merupakan bentuk fi’il tsula>tsi mujarrad yang arti
„bersin‟ (Munawwir, 2002: 943). Marga al-‘Aththa>s ini mengikuti pola fa’’a>l
(‘Aththa>s). Pola fa’’a>l merupakan salah satu bentuk dari shiyaghul-muba>laghah
yang berfungsi untuk menunjukkan arti sangat (Busyro, 2007:194). Dari
pembahasan di atas, marga al-‘Aththa>s yang berpola shiyaghul-muba>laghah dapat
dimaknai dengan „orang yang bersin dengan keras‟.
b. al-Chadda>d
Tabel 2.26 Pola Marga al-Chadda>d
Marga Akar Kata Pola Makna
ادالحدّ
/al-Chadda>d/
حدّ
/chadda/
فع ال
/Fa’’a>l/
Pandai besi
59
Marga al-Chadda>d merupakan bentuk shiyaghul-muba>laghah dari akar
kata chadda. Kata chadda merupakan bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad yang
mempunyai arti „membatasi‟ (Munawwir, 2002: 243). Marga al-Chadda>d
mengikuti pola fa’’a>l (chadda>d). Pola fa’’a>l merupakan salah satu pola dari bentuk
shiyaghul-muba>laghah yang berfungsi menguatkan arti. Jadi, marga al-Chadda>d
yang mengikuti pola shiyaghul-muba>laghah ini dapat dimaknai dengan‘pandai
besi’.
c. as-Saqqa>f
Tabel 2.27 Pola Marga as-Saqqa>f
Marga Akar Kata Pola Makna
السق اف
/as-Saqqa>f/
سقف
/saqafa/
الفعّ
/Fa’’a>l/
Sebenar-benarnya
pengayom
Marga as-Saqqa>f merupakan bentuk shiyaghul-muba>laghah dari akar kata
saqafa. Kata saqafa merupakan bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad yang mempunyai arti
„mengatapi‟ (Munawwir, 2002: 641). Dilihat dari segi polanya, marga as-Saqqa>f
mengikuti pola fa’’a>l (saqqa>f). Pola fa’’a>l merupakan bentuk shiyaghul-
muba>laghah yang berfungsi untuk menguatkan arti. Jadi, marga as-Saqqa>f dapat
dimaknai dengan „sebenar-benarnya pengayom.
60
d. Ba’aqi>l
Tabel 2.28 Pola Marga Ba’aqi>l
Marga Akar Kata Pola Makna
باعقيل
/Ba’aqi>l/
عقل
/’Aqala/
ليفع
/fa’i>l/
Orang yang
terhormat
Marga Ba’aqi>l didahului partikel berupa ba>’ yang bermakna ibn ‘anak
laki-laki’ (as-Syatri, 1989: 137). Adapun, kata aqi>l merupakan bentuk shiyaghul-
muba>laghah dari akar kata ‘aqala. Kata ‘aqala merupakan bentuk fi’l tsula>tsi
mujarrad yang mempunyai arti ‘mengikat’ (Munawwir, 2002: 956). Dilihat dari
bentuk katanya, marga Ba’aqi>l mengikuti pola fa’i>l (’aqi>l). Pola fa’i>l merupakan
salah satu dari pola shiyaghul-muba>laghah. Fungsi pola ini dalam marga Ba’aqi>l
yaitu agar makna aqil (tanpa disertai infiks ya>’) „berakal‟ berubah menjadi aqi>l
(disertai infiks ya>’) ‘orang yang sangat berakal’. Dari pembahasan di atas, maka
marga Ba’aqi>l dapat memaknai dengan „orang yang terhormat‟, karena orang
yang terhormat mempunyai daya intelektual dan kedewasaan yang tinggi.
61
e. Syaha>b
Tabel 2.29 Pola Marga Syaha>b
Marga Akar Kata Pola Makna
شهاب
/Syaha>b/
شهب
/syahiba/
فعال
/fa’a>l/
Orang yang
diibaratkan seperti
susu yang
sepertiganya air
Marga Syaha>b merupakan marga yang berbentuk shiyaghul-muba>laghah
dari akar kata syahiba. Kata syahiba merupakan bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad yang
mempunyai arti „berwana kelabu‟ (Munawwir, 2002: 746). Kata Syaha>b sendiri
dapat diartikan „susu yang sepertiganya air‟ (Munawwir, 2002: 746). Marga
Syaha>b mengikuti pola fa’a>l (syaha>b) dari bentuk shiyaghul-muba>laghah. Bentuk
shiyaghul-muba>laghah pada marga ini berfungsi untuk menyangatkan arti. Dari
pembahasan di atas, ada suatu penyerupaan (metafora) antara pemilik marga
Syaha>b dengan susu yang sepertiganya air. Bila ditarik benang merah, maka
marga Syaha>b dapat dimaknai dengan „orang yang diibaratkan seperti susu yang
sepertiganya air‟.
4. Ismul-Maf’u >l (Patient-noun)
Ismul-maf’u>l adalah nomina yang dibentuk dari fi’l mabni majhu>l untuk
menunjukkan kepada sesuatu yang menimpa kepadanya perbuatan (Ni‟mah, 1988:
48). Adapun, marga yang termasuk dalam kategori ismul maf’u>l yaitu: al-
Masyhu>r.
62
a. al-Masyhu>r
Tabel 2.30 Pola Marga al-Masyhu>r
Marga Akar Kata Pola Makna
المشهور
/al-Masyhu>r/
شهر
/Syahara/
مفعول
/maf’u>l/
Orang yang
terkenal
Marga al-Masyhu>r adalah bentuk ismul-maf’u>l yang berasal dari akar kata
syahara. Kata syahara merupakan bentuk fi’l tsula>tsi mujarra>d yang berarti
„menjadikan masyhur‟ (Munawwir, 2002: 747). Marga al-Masyhu>r mengikuti
pola maf’u>l (masyhu>r). Pola maf’u>l merupakan bentuk ismul-maf’u>l yang
berfungsi untuk menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan (objek) (Busyro,
2007: 196). Dari uraian di atas, marga al-Masyhu>r yang mengikuti pola dari
ismul-maf’u>l dapat dimaknai dengan „orang yang terhormat‟.
5. Shifah Musyabbahah bi Ismil-Fa>il (Similar Quality)
Shifah musyabbahah bi ismil-fa>il adalah ism (nomina) yang dibentuk dari
fi’l (kata kerja) yang tidak memiliki maf’u>l bih (fi’l tsula>si lazim) yang memiliki
arti sifat yang tetap dimiliki oleh fa>’il (Ni‟mah, 1988: 46). Adapun, marga yang
termasuk dalam kategori ini yaitu: al-Jufriyy.
63
a. al-Jufriyy
Tabel 2.31 Pola Marga al-Jufriyy
Marga Akar Kata Pola Makna
الجفرىّ
/al-Jufriyy/
جفر
/jafara/
فعل
/fu’l/
Orang yang
berbadan gemuk
Marga al-Jufriyy merupakan bentuk shifah musyabbahah bi ismil-fa>il dari
akar kata jafara. Kata jafara merupakan bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad yang
mempunyai arti „besar perutnya‟ (Munawwir, 2002: 197). Dilihat dari segi pola
katanya, marga al-Jufriyy mengikuti pola fu’l (jufr). Pola fu’l merupakan salah
satu pola dari shifah musyabbahah bi ismil-fa>il. Shifah musyabbahah bi ismil-fa>il
merupakan kata sifat (ajektiva) yang diserupakan dengan ismul-fa>’il (Busyro,
2007: 194). Dari pembahasan di atas, maka marga al-Jufriyy dapat dimaknai
dengan „orang yang berbadan gemuk‟.
6. Ismu’d-Dza>t (Concrete Noun)
Ismu’d-dza>t adalah nomina yang tidak diambil dari kata kerja itu
maknanya (Ni‟mah, 1988: 33). Adapun, marga yang termasuk dalam kategori
ismul-dza>t, yaitu: ’Aidi>d, al-‘I>>>daru>s, al-Junaid, dan Musa>wa>.
64
a. ’Aidi>d
Tabel 2.32 Pola Marga ’Aidi>d
Marga Akar Kata Pola Makna
عيديد
/’Aidi>d/
عيديد
/’Aidi>d/
-
Orang Dusun
Aidid
Marga ’Aidi>d diambil dari nama suatu Dusun di Kota Tarim, Hadramaut
yang bernama „Dusun Aidid‟ (Aidid, 1999: 40). Secara bentuk, marga ini
tergolong dalam kategori ismu’d-dza>t karena marga ini bersifat kaku atau asal
katanya tidak diambil dari kata lain. Dari penjelasan di atas, maka marga ’Aidi>d
dapat dimaknai dengan ‘orang Dusun Aidid’.
b. al-‘I>>>daru>s
Tabel 2.33 Pola Marga al-‘I>>>daru>s
Marga Akar Kata Pola Makna
العيدروس
/al-‘I>>>daru>s/
عتيرس
/‟utairus/
- Pemberani
Marga al-‘I>>>daru>s diambil dari kata ‘utayrus yang bermakna „macan atau
singa‟ (Aidid, 1999: 39). Selain itu, kata al-‘I>>>daru>s juga mempunyai makna „sifat
ganasan dan keperkasaan dari singa‟ (as-Syatri, 1989: 140). Marga al-‘I>>>daru>s
merupakan nomina yang tidak terbentuk dari kata lain, atau biasa disebut ismu’d-
65
dza>t. Dari pembahasan di atas, marga al-‘I>>>daru>s dapat dimaknai dengan
„pemberani‟.
c. al-Junaid
Tabel 2.34 Pola Marga al-Junaid
Marga Akar Kata Pola Makna
الجنيد
/al-Junaid/
جنيد
/Junaid/
- Pengikut Junaid
Marga al-Junaid adalah marga yang dinisbahkan kepada nama seseorang
Sayid Atthaifah al-Sufiyah, yang bernama „Djunaid bin Muhammad (al-Masyhur,
2013: 207). Marga al-Junaid termasuk ke dalam kategori ismud-dza>t karena kata
ini tidak dapat diderivasi atau tidak berasal dari kata kerja. Dari pembahasan di
atas, marga al-Junaid dapat dimaknai dengan „pengikut Junaid‟ karena marga ini
disandarkan pada nama ulama‟ yang dijadikan panutan dalam kehidupan mereka.
d. Musa>wa>
Tabel 2.35 Pola Marga Musa>wa>
Marga Akar Kata Pola Makna
مساوى
/Musa>wa>/
مساوى
/Musa>wa>/
-
Pengikut
Musawa’
66
Marga Musa>wa> diambil dari nama seorang guru besar di Yaman (al-
Masyhur, 2013: 249). Marga ini tergolong dalam ismu’d-dza>t karena penamaan
marga ini tidak diambil dari kata kerja atau tidak dapat derivasi. Marga Musa>wa>
disandarkan pada nama seorang tokoh, yaitu nama guru mereka yang bernama
Musa>wa>. Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, marga
Musa>wa> dapat dimaknai ‘pengikut Musawa‟.
7. Mashdar (Original Noun)
Mashdar atau bisa juga di sebut ismul-ma’na> adalah sesuatu yang
menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan penunjukkan
waktu (Ni‟mah, 1988: 33). Marga yang termasuk dalam kategori mashdar, yaitu:
’Adniyy, al-Chabsyiyy, dan Bashriyy.
a. ’Adniyy
Tabel 2.36 Pola Marga ’Adniyy
Marga Akar Kata Pola Makna
عدنيّ
/’Adniyy/
عدن
/’Adn/
فعل
/fa’l/
Orang Adn
Marga ’Adniyy diambil dari nama Kota yaitu Adn. Adn adalah nama kota
pelabuhan di negeri Yaman (Munawwir, 2002: 907). Marga ’Adniyy merupakan
bentuk masdhar dari akar kata ‘adana. Kata ‘adana merupakan bentuk fi’l tsula>tsi
mujarrad yang mempunyai arti „merabuk‟ (Munawwir, 2002: 907). Ditinjau dari
segi polanya, marga ’Adniyy mengikuti pola fa’l (adn). Pola fa’l merupakan salah
67
satu pola dari bentuk mashdar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa marga ’Adniyy
dapat dimaknai dengan ‘orangّAdn’.
b. al-Chabsyiyy
Tabel 2.37 Pola Marga al-Chabsyiyy
Marga Akar Kata Pola Makna
الحبشىّ
/al-Chabsyiyy/
ةحبش
/chabasyah/
فعل
/fa’l/
Orang Habasyah
Marga al-Chabsyiyy merupakan bentuk mashdar yang diambil dari kata
chabasyah. Kata chabasyah dapat diartikan dengan negara Abyssina (Munawwir,
2002: 231). Negara Abyssina sekarang dikenal dengan negara Etiopia di Afrika.
Kata chabasyah mempunyai akar kata chabasya. Kata chabasya merupakan
bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad yang mempunyai arti „mengumpulkan‟ (Munawwir,
2002: 231). Secara bentuk, marga al-Chabsyiyy mengikuti pola fa’l (Chabsy).
Pola fa’l merupakan salah satu pola dari bentuk mashdar yang menunjukkan ada
suatu kejadian/peristiwa (al-Ghulayaini, 2007: 123). Dari penjelasan di atas, dapat
disimpulakan bahwasannya marga al-Chabsyiyy yang merupakan bentuk mashdar
dapat dimaknai dengan „orang Habasyah‟.
68
c. Bashriyy
Tabel 2.38 Pola Marga Bashriyy
Marga Akar Kata Pola Makna
بصرىّ
/Bashriyy/
بصرة
/Bashrah/
فعل
/fa’l/
Orang Basrah.
Marga Bashriyy diambil dari nama Kota yaitu Basrah. Basrah adalah nama
salah satu kota di Negeri Iraq (Munawwir, 2002: 88). Marga Bashriyy merupakan
bentuk masdhar dari akar kata bashura. Kata bashura merupakan bentuk fi’l
tsula>tsi mujarrad yang mempunyai arti „melihat‟. Ditinjau dari polanya, marga
Bashriyy mengikuti pola fa’l (bashr). Pola fa’l merupakan salah satu pola dari
bentuk mashdar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa marga Bashriyy dapat dimaknai
dengan ‘orang Bashrah’.
8. Ismul-Murakkab (Composite)
Ismul-Murakkab adalah suatu ucapan yang tersusun dari dua kata atau
lebih serta mempunyai makna (al-Ghulayaini, 2007: 17). Penggabungan kata atau
pemajemukan merupakan salah satu proses pembentukan kata. Chaer (2007),
Kridalaksana (1989) menyebutnya dengan istilah komposisi. Komposisi adalah
hasil dan proses penggabungan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang
terikat, sehingga terbentuk sebuah kontruksi yang memiliki identitas leksikal
yang berbeda, atau yang baru (Chaer, 2007: 185). Suatu proses komposisi
menghasilkan suatu bentuk kata yang disebut kata majemuk. Kridalaksana (2008:
111) mengartikan kata majemuk gabungan leksem dengan leksem yang
69
seluruhnya bersetatus sebagai kata yang memiliki pola fonologis, gramatikal, dan
semantis yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan. Komposisi kata
dalam marga-marga keturunan Arab Hadhrami KPKS terbagi menjadi dua bentuk,
yaitu ismul-murakkab idha>fi> (kata majemuk kompositum koordinatif) dan ismul-
murakkab isna>di> (kata majemuk subordinatif substantif).
a. Ismul-murakkab idha>fi> (kata majemuk kompositum koordinatif)
Ismul-murakkab idha>fi adalah suatu susunan kata yang terdiri dari mudha>f
dan mudha>f ilaih (al-Ghulayaini, 2007: 18). Disisi lain, menurut Kridalaksana
(1989: 140) kata majemuk kompositum koordinatif adalah kata majemuk yang
urutan komponennya tetap dan tidak dapat dibalikkan atau ditukar posisinya.
Adapun, marga yang termasuk kategori tersebut yaitu marga: bin Sahl, bin Tha>hir,
dan bin Yachya>.
1) bin Sahl
Tabel 2.39 Pola Marga bin Sahl
Marga Akar Kata Pola Makna
بن
/bin/
إبن
/ibn/
- Anak laki-laki
سهل
/Sahl/
سهل
/Sahula/
فعل
/Fa’l/
Orang yang
dimudahkan
70
Marga bin Sahl terdiri dari dua kata, yaitu; bin dan Sahl. Kata yang
pertama yaitu bin. Kata bin berasal dari kata ibn yang mempunyai arti
„anak laki-laki‟. (Munawwir, 2002: 112). Di samping itu, kata bin juga
dapat diartikan dengan „anak laki-laki kandung‟ (Ma‟luf, 2008: 50). Kata
bin merupakan bentuk mashdar dari akar kata banna. Kata banna
merupakan bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad yang berarti ‘berdiam’
(Munawwir, 2002: 111). Ditinjau dari dari bentuk katanya, kata bin
termasuk ke dalam kategori ismul-ma’na> karena pembentukan katanya
tidak disertai keterkaitan makna dengan akar katanya. Dari pembahasan di
atas, maka kata bin dapat dimaknai ‘anak laki-laki’.
Kata Sahl merupakan bentuk shifah musyabbahah bi ismil-fa>il dari
akar kata sahula. Kata sahula merupakan bentuk fi’il tsulatsi mujarrad
yang mempunyai arti „mudah‟ (Munawwir, 2002: 672). Kata sahl
mengikuti pola fa’l (sahl). Pola fa’l merupakan salah satu pola dari bentuk
shifah musyabbahah bi ismil-fa>il yang berfungsi sebagai bentuk pensifatan
terhadap mereka yang diberi suatu kemudahan. Dari pembahasan di atas,
maka marga ini dapat dimaknai dengan „orang yang dimudahkan‟.
Secara bentuk, apabila dua komponen penyusun marga ini
digabungkan, maka marga bin Sahl termasuk dalam kategori kata
majemuk kompositum koordinatif. Penggolongan tersebut didasarkan
karena urutan kata antara kata bin dan Sahl tidak dapat balik urutannya.
Jadi, jika kedua kata tersebut digabungkan, maka marga bin Sahl dapat
dimaknai dengan „anak laki-laki yang dimudahkan‟.
71
2) bin Tha>hir
Tabel 2.40 Pola Marga bin Tha>hir
Marga Akar Kata Pola Makna
بن
/bin/
إبن
/ibn/
- Anak laki-laki
طاهر
/Tha>hir/
طهر
/Thahara/
فاعل
/fa>’il/
Orang yang
senantiasa
mensucikan diri‟
Marga bin Tha>hir terdiri dari dua kata, yaitu: bin dan Tha>hir. Kata
yang pertama yaitu bin. Kata bin berasal dari kata ibn yang mempunyai
arti „anak laki-laki‟. (Munawwir, 2002: 112). Di samping itu, kata bin juga
diartikan dengan „anak laki-laki kandung‟ (Ma‟luf, 2008: 50). Kata bin
merupakan bentuk mashdar dari akar kata banna. Kata banna merupakan
bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad yang berarti ‘berdiam’ (Munawwir, 2002:
111). Ditinjau dari dari bentuk katanya, kata bin termasuk ke dalam
kategori masdhar karena pembentukan katanya katanya tidak disertai
keterkaitan makna dengan akar katanya. Dari pembahasan di atas, maka
kata bin dapat dimaknai ‘anak laki-laki’.
72
Kata tha>hir merupakan bentuk ismul-fa>’il dari akar kata thahara.
Kata thahara merupakan bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad yang berarti „suci
atau bersih‟ (Munawwir, 2002: 869). Kata tha>hir mengikuti pola fa>’il.
Pola fa>’il merupakan pola dari bentuk ismul-fa>’il yang merupakan pola
yang menujukkan arti pelaku suatu pekerjaan. Jadi, akar kata thahara
yang berderivasi menjadi bentuk ismul-fa>’il tha>hir menjadikan kata ini
mempunyai konsep pemaknaan pelaku kebersihan. Dari pembahasan di
atas, maka kata tha>hir dapat dimaknai dengan „orang yang senantiasa
bersuci‟.
Apabila dua komponen penyusun marga ini digabungkan, maka
marga bin Tha>hir termasuk dalam kategori kata majemuk kompositum
koordinatif. Penggolongan tersebut didasarkan karena urutan kata antara
kata bin dan Tha>hir tidak dapat balik urutannya. Jadi, jika kedua kata
tersebut digabungkan, maka marga bin Tha>hir dimaknai dengan „orang
yang senantiasa mensucikan diri‟.
73
3) bin Yachya>
Tabel 2.41 Pola Marga bin Yachya>
Marga Akar Kata Pola Makna
بن
/bin/
إبن
/ibn/
- Anak laki-laki
يحيى
/Yachya>/
حيي
/chayiya/
يفعل
/yaf’alu/
Yahya „alaihsi-
salam
Marga bin Yachya> tersusun atas dua kata, yaitu bin dan yachya>.
Kata bin berasal dari kata ibn yang bermakna „anak laki-laki‟ (Ma‟luf,
2008: 50). Kata bin merupakan bentuk mashdar dari akar kata banna. Kata
banna merupakan bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad yang memiliki arti
‘berdiam’ (Munawwir, 2002: 111). Ditinjau dari bentuk katanya, kata bin
termasuk ke dalam kategori bentuk masdhar. Penggolongan tersebut
didasari karena pembentukan kata bin tidak disertai keterkaitan makna
dengan akar katanya. Dari pembahasan di atas, maka kata bin dapat
dimaknai ‘anak laki-laki’.
Unsur penyusun yang kedua dari marga ini yaitu, yachya>. Kata
yachya>. merupakan bentuk fi’l mudha>ri’ yang berasal dari akar kata
chayiya. Kata chayiya merupakan bentuk fi’l-ma>dhi> yang memiliki arti
„hidup‟ (Munawwir, 2002: 315). Pada hakikatnya, kata yachya> mengikuti
74
pola yaf’alu \ fi’l tsula>tsi mujarrad. Kata yachya> merupakan fi’l tsula>tsi
mujarrad yang berjenis mu’tal naqish. Fi’il mu’tal naqis adalah fi’il
mu’tal yang lam fi’il-nya berupa huruf illat (Busyro, 2007: 213). Dalam
kontek ini, kata yachya> disandarkan pada nama seorang Nabi dari agama
Islam. Dari pembahasan di atas, maka kata yachya> dapat dimaknai ‘Nabi
Yahya „alaihsi-salam’.
Apabila dua komponen penyusun marga ini digabungkan, maka
marga ini termasuk dalam kategori kata majemuk kompositum koordinatif.
Penggolongan tersebut didasari karena urutan kata antara kata bin dan
yachya> tidak dapat ditukar. Jadi, jika kedua kata tersebut digabungkan,
maka marga bin Yachya> dapat dimaknai dengan „anak pengikut Nabi
Yahya „alaihsi-salam.
b) Ismul-murakkab isna>di> (kata majemuk subordinatif substantif)
Ismul-murakkab isna>di> adalah berisi penyandaran suatu hukum, yang
dihukumi disebut musnad sedangkan yang menghukumi disebut musnad ilaih (al-
Ghulayaini, 2007: 17). Di sisi lain, menurut Kridalaksana (1989: 109) kata
majemuk subordinatif substantif adalah kata majemuk yang status antar
komponen-komponen penyusunnya berlainan kedududukannya. Adapun, marga
yang termasuk dalam kategori ini yaitu Maula>khailah.
75
1) Maula>khailah
Tabel 2.42 Pola Marga Maula>khailah
Marga Akar Kata Pola Makna
مولي
/maula>/
ولي
/waliya>/
-
Tuan
خيلة
/khailah/
خل
/khala/
فيلة
/fai‟lah/
Pegunungan
Khailah
Marga Maula>khailah merupakan marga yang tersusun dari dua
kata, yaitu kata maula> dan khailah. Kata maula> merupakan mashdar yang
berasal dari kata waliya>. Kata waliya> adalah bentuk fi’l tsula>tsi mujarrad
yang mempunyai arti ‘dekat dengan’. Adapun, kata maula> mempunyai arti
‘tuan‟ (Munawwir, 2002: 1583). Dari pembahasan di atas, maka, kata
maula> yang dapat dimaknai dengan ‘tuan‟.
Kata penyusun kedua dari marga ini yaitu, kata khailah. Kata
khailah merupakan bentuk mashdar dari akar kata kha>la. Kata kha>la
merupakan bentuk fi’il tsula>tsi mujarrad yang memiliki arti „menyangka‟
(Munawwir, 2002: 380). Kata khailah mengikuti pola fai’al. Pola fai’al
merupakan bentuk ismul-ja>mid ma’na> (masdhar) yang pembentukan
katanya tidak disertai keterkaitan makna dengan akar katanya. Kata
76
khailah sendiri merupakan nama pegunungan yang berada di sebelah barat
kota Tarim (Aidid, 1999: 47). Jadi, kata khailah dapat dimaknai dengan
‘pegunungan khailah’.
Secara bentuk, marga Maula>khailah termasuk dalam kategori
ismul-murakkab isna>di> (kata majemuk subordinatif substantif).
Penggologan tersebut didasari karena status komponen-komponen
penyusunnya berlainan atau tidak setara (Kridalaksana, 1989: 109). Jadi,
bila dilihat dari prespektif makna, maka marga Maula>khailah dapat
dimaknai dengan „tuan pegunungan Khailah‟.