BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0808035_bab2.pdf ·...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0808035_bab2.pdf ·...
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA TENTANG LEGO
1. Pengertian Lego
Lego (berasal dari denmark) adalah sejenis alat permainan
bongkah plastik kecil yang terkenal di dunia khususnya di kalangan
anak-anak atau remaja.
2. Sejarah Lego
Lego bermula dari sebuah usaha kerajinan kayu milik Ole Kirk
Chiristiansen, di kota Billund, Denmark. Pada tahun 1916,
Christiansen membeli sebuah toko kerajinan kayu di Billund yang
telah beroperasi semenjak tahun 1895. Toko ini kebanyakan
pekerjaannya adalah membantu pembangunan rumah dan pembuatan
mebel kayu, serta memiliki beberapa orang pegawai.
Toko ini terbakar pada tahun 1924, terjadi karena api yang
dinyalakan oleh kedua putra Christiansen membakar beberapa hasil
kerajinan kayu disana. Ole Kirk kemudian membangun usaha
kerajinan kayu yang lebih besar, dan berusaha memperluas bisnisnya
lebih jauh lagi. Saat Depresi Besar terjadi, Ole Kirk tinggal memiliki
sedikit pelanggam dan harus berkonsentrasi pada proyek-proyek yang
kecil.
ketika toko Ole Kirk bangkrut pada tahun 1932, seorang pekerja
sosial setempat yang menangani kasusnya menyarankan, atau malah
mendorong, Ole Kirk untuk membuat mainan.
Pada tahun 1932, toko Ole Kirk mulai membuat mainan kayu
seperti celengan, kereta tarik, mobil-mobilan dan truk mainan. Bisnis
ini mulanya tidak menguntungkan karena masih pada masa depresi.
Para petani di wilayahnya terkadang menukarkan makanan dengan
mainan buatannya; Ole Kirk tetap terus memproduksi mebel yang
praktis selain mainan supaya usahanya tetap bisa bertahan. Di
7
pertengahan dekade 1930an, ketenaran mainan Yo-yo memberikannya
sebuah masa singkat dari peningkatan aktivitas bisnis hingga tiba-tiba
kondisi ini menghilang. Untuk mengurangi sampah, Ole Kirk
menggunakan sisa-sisa bagian yo-yo sebagai roda mainan truk.
Putranya, Godtfred, mulai bekerja untuknya, memegang peran yang
aktif di dalam perusahaan.
Pada tahun 1934, Ole Kirk mengadakan kompetisi di anatara para
pegawainya untuk memberikan nama baru pada perusahaannya,
hadiahnya adalah sebotol anggur buatannya sendiri. Christiansen
sedang mempertimbangkan sendiri dua nama untuk perusahaannya
tersebut, "Legio" (untuk merujuk pada kalimat "Legiun Mainan") dan
"Lego", singkatan yang dibuatnya sendiri dari kalimat Bahasa
Denmark leg godt, yang berarti "bermain dengan baik." Belakangan
Grup Lego menemukan bahwa kata "Lego" bisa secara bebas diartikan
"Saya menyusun" atau "Saya merangkai" dalam Bahasa Latin. Ole
Kirk memilih nama yang dipertimbangkannya sendiri, Lego, dan
perusahaannya mulai menggunakan nama itu dalam produk-produk
mereka.
Setelah Perang Dunia II, plastik hadir di Denmark, dan Lego
membeli satu set mesin cetak injeksi plastik pada tahun 1947. Salah
satu mainan modular yang diproduksi pertama kali adalah sebuah
mainan truk yang dapat dibongkar dan dipasang kembali Pada tahun
1947, Ole Kirk dan Godtfred memperoleh contoh barang bata plastik
yang bisa saling melekat satu dengan yang lain (interlocking) yang
diproduksi oleh perusahaan Kiddicraft.
Produk "Kiddicraft Self-Locking Building Bricks" ini dirancang
dan dipatenkan di Inggris oleh Mr. Hilary Harry Fisher Page, seorang
warga negara Inggris. Pada tahun 1949 Grup Lego mulai
memproduksi bata yang sama, menamainya "Automatic Binding
Bricks" (Bata Yang Melekat Secara Otomatis). Bata Lego, yang
kemudian diproduksi dari material cellulose acetate, dikembangkan
menurut dasar-dasar bongkahan kayu tradisional yang bisa disusun di
8
atas satu dengan yang lain namun bisa "direkatkan" bersama. Produk
ini memeiliki beberapa tonjolan bundar di atasnya dan bagian bawah
yang berbentuk segiempat yang berlubang. Bata-bata ini akan melekat
satu dengan yang lain, tapi tidak terlalu erat sehingga mereka tidak
bisa dipisahkan lagi. Pada tahun 1953 bata-bata ini diberi nama baru:
Lego Mursten, atau "Bata Lego".
Produk-produk plastik awalnya tidak diterima dengan baik oleh
para pembeli, yang memilih mainan kayu atau logam. Banyak
pengiriman Lego yang dikembalikan akibat penjualan yang buruk.
Pada tahun 1954, Godtfred menjadi Direktur Pelaksana Junior di Grup
Lego. Pembicaraan Godtfred dengan seorang pembeli luar negeri
melahirkan ide tentang suatu "sistem" mainan, dengan banyak mainan
dalam suatu lini produksi. Godtfred mengevaluasi semua produk yang
tersedia, dan melihat bahwa bata plastik adalah yang paling cocok
untuk "sistem" tersebut. Pada tahun 1955, Lego meluncurkan "Town
Plan" (Rencana Tata Kota), sebagaimana hal tersebut adalah suatu
sistem, yang menggunakan bata untuk membangunnya.
Bata bangunan ini diterima cukup baik oleh pasar, namun
memiliki beberapa permasalahan dari sisi teknis: kemampuan untuk
"melekat"-nya sangat terbatas, dan bata-bata ini tidak terlalu serba-
guna. Pada tahun 1958 bata-bata ini disempurnakan dengan silinder-
silinder berlubang di bawahnya. Hal ini menambah kekuatan di bagian
bawahnya, meningkatkan kemampuan untuk melekat dan
kegunaannya. Perusahaan ini mematenkan rancangan produk yang
baru ini, selain beberapa rancangan yang mirip lainnya, untuk
menghindarkan diri dari saingan bisnis. Pada tahun yang sama, Ole
Kirk Christiansen meninggal dunia, dan Godtfred mewarisi kursi
pimpinan perusahaan ini (sumber: Wikipedia, 2014).
9
B. KAJIAN KHUSUS TENTANG PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
INTERIOR
1. Pengertian modern minimalis.
Desain modern minimalis adalah simpel, memiliki bukaan-
bukaan lebar, warna cenderung monokrom dengan sedikit aksen,
permainan garis-garis yang tegas, serba kotak dan terkesan bersih.
Desain Minimalis lebih mengacu pada orientasi fungsi dan bentukan
yang sederhana. Yang kebanyakan mengambil unsur-unsur geometris.
Prinsip ciri bangunan minimalis yaitu ada ketegasan garis
horizon dan vertikal, sehingga pada awalnya, atap desain minialis
sebetulnya cenderung atap datar, ada komposisi bidang persegi yang
elegan. Gabungan komposisi tepat antara bentuk jendela, bidang
dinding dan tiang. Tidak ada ornamen seni, penataan komposisi
bagian-bagian bangunan sudah cukup merupakan seni, Penanganan
yang rapi, Prinsip keterbukaan yang masih dibawa dari karakter
modern, teraplikasi pada ruang-ruang terbuka, ada kesinambungan
visual dengan banyaknya bahan kaca atau jendela yang lebar, dan
Unsur cahaya dalam ruang sangat terasa.Demikian juga dengan gaya
furniturenya. Dengan desain yang sederhana, ergonomis, dan
sangat fungsional, ruangan yang tadinya sempit terasa lebih lapang.
(Amorani, 2009:40)
Dalam arsitektur modern, aspek seni dan teknik betul -
betul menyatu. Tuntutan kualitas, besaran ruang, jumlah dan
bentuk tidak dapat terwujud tanpa perhitungan dan kreatifitas
teknis dan suatu bangunan yang indah, tak dapat terwujud tanpa
kreatifitas seni. Ciri global dari arsitektur modern adalah perpaduan
seni dengan teknik. (Sumalyo, 2005:708).
2. kajian tentang pusat perbelanjaan/shopping center.
Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari
berbagai jenis. Bila dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat
perbelanjaan dapat diuraikan sebagai Center (Pusat) yaitu Sebuah titik
10
dimana perhatian orang diarahkan. Sebuah tempat dimana aktifitas-
aktifitas tertentu dikonsentrasikan. Tempat yang berada ditengah-
tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu dipusatkan pada
tempat tersebut.
Shopping (Perbelanjaan) yaitu suatu wadah yang menampung
kelompok-kelompok dagang dalam melakukan kegiatan jual beli,
penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara persediaan dan
penawaran barang dan saja suatu sistem manajemen yang terencana.
(menurut Clivi Darlow dalam endelosed shopping centers). Shopping
Center Adalah suatu kumpulan toko-toko eceran dalam suatu
kelompok yang sedikit banyak ada hubungannya satu sama lain
disuatu tempat biasanya diciptakan oleh seorang pembangun, yang
kemudian menyewakan toko-toko itu kepada orang lain, seringkali
persetujuan sewa menyewa itu menetapkan bahwa hanya terdapat satu
toko dari jenis dalam pusat perbelanjaan tersebut, bahwa masing
masing toko itu akan penjualannya, dan lain-lain. Menurut
ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan Adalah sebagai suatu
kesatuan bangunan komersil yang dibangun dan didirikan pada suatu
lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur menjadi
sebuah kesatuan operasi yang berhubungan dengan lokasi, ukuran,
tipe toko dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga
menyediakan temat parkir yang dibuat menurut tipe dan ukuran total
dari toko-toko.
3. Jenis ruang secara umum:
a. Area display
b. Area penjualan
c. Lobby
d. Ruang karyawan
e. Ruang manajer
f. Ruang gudang barang
g. Kamar mandi karyawan
h. Kamar mandi pengunjung
11
i. Ruang karyawan
j. Area multifungsi
k. Pantry
l. Cafe
4. Aktivitas dan fasilitas
Ruang Aktivitas Fasilitas
Area Display Melihat-lihat berbagai macam
bentuk dari Lego
Rak display,
cabinet, sofa kecil
Area Penjualan Melakukan transaksi dan
pemesanan barang
Meja kasir, cabinet
Lobby Menikmati suasana, melihat-
lihat, duduk
Meja , kursi, sofa
set, coffe table
Ruang
Karyawan
Mengelola perusahaan,
melakukan pengecekan dan
sebagainya
Meja, kursi, sofa,
alat kantor, cabinet
Ruang Manajer Melakukan pengecekan,
menerima tamu
Meja, kursi, sofa,
cabinet, alat kantor
Ruang Gudang
barang
Tempat penyimpanan barang Rak, cabinet, meja
Kamar mandi
karyawan
Melakukan aktifitas pribadi Kebutuhan kamar
mandi
Kamar mandi
pengunjung
Melakukan aktifitas pribadi Kebutuhan kamar
mandi
Ruang loker Menyimpan barang-barang
karyawan
Lemari loker, sofa
set, coffe table
Area Apabila akan mengadakan
acara seperti lomba dan
Kursi , meja,
12
multifungsi sebagainya cabinet
Pantry Untuk mengambil minum
maupun makan bagi karyawan
Kitchen set, kursi
meja
Cafe Untuk menikmati menu
makanan dan minuman
Mini bar, kursi
meja, kursi stool
Tabel 2.1 Aktifitas dan Fasilitas
(Sumber : Analisa Penulis, 2014)
Hubungan antara area display barang harus diperhitungkan.
Penempatan display antara barang yang satu dengan yang lainnya
harus dikelompokkan sesuai kriteria tertentu ( Mun, 1981:2).
5. Besaran ruang
Area display 39,318 m2
Area penjualan 116,187 m2
Lobby 93,04 m2
Ruang karyawan 33,3 m2
Ruang manajer 27,965 m2
Ruang gudang barang 93,39 m2
Kamar mandi karyawan 18,52 m2
Kamar mandi pengunjung 18,52 m2
Ruang loker 25,15 m2
Area multifungsi 179,65 m2
Pantry 23,15 m2
Cafe 34,21 m2
Tabel 2.2 Besaran Ruang
(Sumber : Analisa Penulis, 2014)
13
C. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA
Gambar 3.1 peta lokasi
(sumber gambar : google)
Surakarta adalah kota karisidenan yang sedang berkembang baik dari segi
perekonomian, perdagangan, maupun pendidikan. Di kota ini sangat berpotensi di
bagian bisnis khususnya membuka Lego Center, di daerah sepanjang jalan slamet
riyadi blm ada tempat khusus yang menyediakan Lego.
Banyak pendatang dari luar kota Surakarta yang menetap bahkan tidak
sedikit penduduk dari kota besar yang menetap di kota Surakarta. Kota Surakarta
merupakan tempat yang cocok untuk Lego Center baik dalam skala nasional
maupun internasional.
D. KAJIAN PUSTAKA TENTANG RUANG
1. Hubungan Antar Ruang
MACAM RUANG PENJELASAN
a. Ruang di dalam ruang
Sebuah bangunan yang luas dapat
melingkupi dan memuat sebuah ruangan
lain yang lebih kecil didalamnya.
Kontinuitas visual dan kontinuitas ruang
14
di antara kedua ruang tersebut dengan
mudah mampu dipenuhi, tetapi hubungan
dengan ruang luar dari ruang yang dimuat
tergantung kepada ruang penutupnya yang
lebih besar.
b. Ruang-ruang yang saling
berkaitan
Suatu hubungan ruang yang saling
berkaitan terdiri dari dua buah ruang yang
kawasannya membentuk volume berkaitan
seperti ini, masing-masing ruang
mempertahankan identitasnya dan batasan
sebagai ruang. Tetapi hasil konfigurasi
kedua ruang yang salingberkaitan akan
tergantung pada beberapa penafsiran.
c. ruang-ruang yang saling
bersebelahan
Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang
yang paling umum. Hal tersebut
memungkinkan definisi dan respon
masing-masing ruang menjadi jelas
terhadap fungsi dan persyaratan simbolis
sesuai dengan cara masing-masing
simbolisnya.
d. ruang-ruang yang
dihubungkan oleh ruang
bersama
Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak
dapat dihubungkan atau dikaitkan satu
sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang
pertama. Hubungan akan kedua ruang
tergantung pada sifat ruang ketiga dimana
kedua ruang tersebut menempati satu
ruang bersama-sama. Tabel 2.3 hubungan antar ruang
(Sumber : F. DK Ching, 1991 : 205)
2. Pola Organisasi Ruang
Menurut Francis D.K Ching ada lima macam perorganisasian
ruang, yaitu:
Pola Organisasi Keterangan
1. Organisasi
Terpusat
Merupakan komposisi terpusat yang
dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang
pusat yang besar dan dominan. Organisasi
terpusat bersifat stabil. Kelebihannya adalah
Memiliki pusat kegiatan atau orientasi
dengan efisiensi dan efektivitas yang tinggi,
Menciptakan kofigurasi keseluruhan ruang
yang secara geometris teratur dan simetris
terhadap dua sumbu atau lebih.
Kelemahannya adalah Karena bentuknya
teratur harus cukup ruang untuk
mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di
sekitarnya.
15
2. Organisasi
Linear
Organisasi linier terdiri dari sederetan ruang
yang berhubungan langsung satu sama lain
atau dihubungkan melalui ruang linier yang
berbeda dan terpisah. Organisasi linier
biasanya terdiri dari ruang-ruang yang
berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk
dan fungsinya. Kelebihannya adalah dapat
bertukar fungsi sebagai penunjuk arah
sekaligus menggambarkan gerak pemekaran
dan pertumbuhan karena karakternya yang
memanjang. Kelemahannya adalah bentuk
ruangnya kurang variatif tapi dapat
memaksimalkan pencapaian ukuran luas.
3. Organisasi
Radial
Organisasi jenis radial memadukan unsur-
unsur organisasi terpusat maupun linier.
Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang
dominan, dimana sejumlah organisasi-
organisasi linier berkembang seperti bentuk
jari-jarinya. Organisasi radial adalah sebuah
bentuk ekstrovert yang mengembang ke luar
ruang lingkupnya. Dengan lengan-lengan
liniernya, bentuk ini dapat meluas dan
menggabungkan dirinya pada unsur-unsur
tertentu atau benda-benda lapangan lainnya.
Kelebihannya adalah mudah menyesuaikan
kondisi lingkungan. Kelemahannya adalah
membutuhkan banyak ruang.
4. Organisasi cluster
Organisasi cluster menggunakan
pertimbangan penempatan peletakan
sebagai dasar untuk menghubungkan suatu
ruang terhadap ruang lainnya.
Sering kali penghubungnya terdiri dari sel-
sel ruang yang berulang dan memiliki
fungsi-fungsi serupa dan memiliki
persamaan sifat visual seperti halnya bentuk
dan orientasi. Suatu organisasi cluster dapat
juga menerima ruang-ruang yang berlainan
ukuran, bentuk, dan fungsinya tetapi
berhubungan satu dengan yang lain
berdasarkan penempatan dan ukuran visual
seperti simetri atau menurut sumbu.
Kelebihannya adalah Organisasi cluster
dapat menerima ruang yang berlainan
ukuran bentuk dan fungsinya tetapi
berhubungan satu sama lainnya berdasarkan
penempatan dan ukuran visual seperti
semetri atau menurut sumbunya, Bentuknya
luwes dapat menyesuaikan perubahan dan
16
pertumbuhan langsung tanpa mempengaruhi
karakternya, karena polanya tidak berasal
dari konsep geometri yang kaku.
Kelemahannya adalah tidak adanya tempat
utama yang terkandung di dalam pola
organisasi cluster signifikasisebuah ruang
harus ditegaskan pada ukuran, bentuk atau
orientasi di dalam polanya.
5. Organisasi grid Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk
dan ruang-ruang dimana posi-posisinya
dalam ruang dan hubungan antar ruang
diatur oleh pola grid tiga dimensi atau
dengan bidang. Suatu grid dibentuk dengan
menetapkan sebuah pola teratur dari titik-
titik yang menentukan pamer-pamer dari
dua pasang garis sejajar. Suatu organisasi
grid dapat memiliki hubungan bersama,
walaupun berbeda dalam ukuran, bentuk
atau fungsi. Kelebihannya adalah Organisasi
grid ini dapat memiliki hubungan bersama
walau berbeda dalam hal ukuran, bentuk,
fungsi, Suatu grid dapat juga mengalami
perubahan bentuk yang lain dengan cara
pengurangan, penambahan kepadatan atau
dibuat berlapis dan identitasnya sebagai
sebuah grid tetap dipertahankan oleh
kemampuan mengorganisir ruang.
Kelemahannya adalah dalam aspek bentuk,
posisi, hubungan antar ruang semua diatur
oleh pola grid tiga dimensi atau bidang
sehingga sifatnya tidak fleksibel. Tabel 2.4 Pola organisasi
(Sumber : F. DK Ching, 2000)
3. Pola sirkulasi
POLA SIRKULASI KETERANGAN
1. Sirkulasi linear Merupakan alur sirkulasi yang lurus,
namun dapat melengkung atau terdiri dari
segmen-segmen, memotong jalan lain,
bercabang atau membentuk kisaran
(loop). Dicirikan dengan garis-garis
gerakan yang sinambung pada satu arah
atau lebih
17
2. Sirkulasi Grid
Mempunyai karakteristik yang dapat
memungkinkan gerakan bebas dalam
banyak arah yang berbeda-beda. Terdiri
atas dua set jalur sejajar yang
berpotongan.
3. Sirkulasi Radial
Sirkulasi ini melibatkan konvergensi
pada suatu titik pusat yang fungsional
dan memudahkan pencapaian sepanjang
titik-titik tersebut yang merupakan tujuan
bagi pengunjung.
4. Sirkulasi Organik
Sirkulasi paling peka terhadap kondisi
tapak, kadang-kadang dengan
mengorbankan fungsi atau logic dari
sistem tersebut dan penafsiran yang
mudah terhadapnya oleh pengguna.
5. Sirkulasi Network
Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari
beberapa jalan yang menghubungkan
titik tertentu dalam ruangan.
Tabel 2.5 sirkulasi
(Sumber : F. DK Ching, 2000)
4. Komponen Pembentuk Ruang
a. Lantai, Batasan pengertian lantai, yaitu Lantai merupakan
bagian bangunan yang berada di bawah dan diinjak, Lantai
permukaan bangunan di dalamn ruang dimana orang berjalan,
Lantai merupakan bidang datar dan dijadikan sebagai alas dan
ruang dimana aktivitas manusia dilakukan diatasnya dan
mempunyai sifat/fungsi ruang. Sebagai pembagi ruang anatar
tingkat satu dengan tingkat berikutnya. (Sumber : P. Suptandar,
1982; 2-3). Persyaratan lantai adalah :
1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.
2) Mudah dibersihkan dan tahan terhadap kelembaban.
3) Kedap suara dan memberikan rasa hangat pada kaki
(Sumber : P. Suptandar, 1982; 5-6)
Untuk lantai area pertunjukkan sebaiknya menggunakan lantai
yang lembut, tebal dan meneyrap suara (sebagai akustik)
sehingga menghadirkan ruangan yang nyaman dan tenang. Pada
18
lobby, ruang pengelola digunakan bahan yang mudah
perawatannya, kuat dan ekonomis.
b. Dinding, Fungsi pemikul beban diatas, Fungsi penutup atau
pembatas ruangan, baik visual maupun akustik, Mengahadapi
alam luar dan ruangan seperti Radiasi sinar cahaya dan sinar
kalor matahari, Radiasi sumber –sumber kalor dari dalam,
Isolasi atau pengahalang kalor yang dating dari luar,
Pemelihatraan suhu yang diminta dalam ruangan, Pelindung
terhadap hempasan hujan dan kelembapan dari luar, Pengatur
terhadapa arus angin luar, Pengaturan ventilasi di dalam
ruangan. Untuk dinding ruang studio musi, area pertunjukkan
sebaiknya menggunakan bahan yang bisa sekaligus akustik
ruang, hal ini bisa dicapai dengan pemilihan bahan yang baik
dan pembentukkan dinding yang dapat medukung tersebarnya
bunyi cera merata. Sedangkan untuk ruang pengelola, lobby
digunakan dengan bahan yang mudah dibersihkan, efisien, kuat
dan ekonomis seperti penggunaan wallpaper.
c. Ceiling, Ceiling bersal dari kata “ceil” yang berarti melindungi
dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang.
Secara umum dapat dikatakan ceiling adalah sebuah
bidang/permukaan yang terletak diatas garis pandang normal
manusia, berfungsi sebagai pelindung/penutup lanatai atau atap
dan sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada
dibawahnya. (P. Suptandar, 1982:56).
Dalam interior, ceiling didefinisikan sebagai bidang penutup
atau pembatas bagian atas sebuah dalam yang terbentuk dari
bidang alas dan dinding-dinding yang terletak pada keempat sisi.
Fungsi ceiling sendiri antara lain: Sebagai pelindung kegiatan
manusia, Sebagai pembentuk ruang bersama-sama dengan
dindning dan lantai membentuk suatu ruang dalam, Sebagai
19
skylight yaitu meneruskan cahaya alamiah kedalam bangunan,
Sebagai penunjang unsur dekoratif ruang dalam, dan Sebagai
perdam suara/akustik.
5. Tata Letak Perabot / Furniture
Tata letak perabot memegang peranan penting dalam perencanaan
sebuah tata ruang dalam, tata letak harus disesuaikan dengan lokasi
dan ruang yang tersedia juga kebutuhan estetis dari tiap ruangan
tersebutserta ditentukan juga oleh faktor aktivitas yang dilakukan di
dalam pengaturan perabot harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
memenuhi kenyaman pemakai. Diharapkan peletakkan perabot dapat
menunjang sehari-hari.
6. Sistem Interior
a. Pencahayaan
Pencahayaan adalah merupakan salah satu unsur penting yang
harus di perhitungkan dalam suatuperancangan interior. Cahaya
didefinisikan sebagai pancaran energy yang dapat dievaluasi
secara visual. Secara sederhana cahaya adalah bentuk energy
yang memungkinkan makhluk hidup dapat mengenali
sekelilingmu dengan mata. Terang cahaya suatu penerangan
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu Kondisi ruang (tertututp
atau bukaan), Letak penempatan lampu, Jenis dan daya lampu,
Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan atau
menyerap), Warna –warna dinding (gelap atau terang), Udara
dalam ruang (asap rokok , dapur, atu terang), Pola diagram dari
tiap lampu. (P. Supandar, 1982;68). Sistem Pencahayaan pada
interior dibedakan menjadi 2, yaitu :
1) Sistem pencahayaaan Alami. Sistem ini bersumber pada
sinar matahari. Dalam penggunaan system ini, perlu
diperhatikan keadaan iklim, arah jatuhnya sinar matahari
sepanjang tahun. Penggunaan system ini dapat digunakan
20
pada ruang-ruang yang tidak memerlukan efek cahaya
khusus seperti ruang pengelola.
2) Sistem Pencahayaan Buatan. Sistem pencahayaan ini
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan visual,
pembentuk suasana dan penunjang kualitas visual. Pada
system ini perlu diperhatikan ketidaknyammanan bagi
pengguna antara lain adalah Tidak menyebabkan keletihan
pada mata, Tidak banyak membuang-buang sinar dengan
percuma (efisien) dan sesuai kebutuhan, Sesuai dengan
ruang tersebut dan suasana yang akan diciptakan.
Penggunaan system pencahayaan ini digunakan untuk semua
ruang pada saat diperlukan cahaya buatan yang disesuai jenis
lampu serta kegiatan didalamnya. Untuk perhitungan instalasi
penerangan suasana ruangan perlu diperhatikan pula refleksi
pencahayaan dari langit-langit dinding, mebel, lantai.
Untuk keharmonisan ruangan dianjurkan faktor refleksi lantai
minimum 15 % langit-langit 60% dan dinding 30% serta mebel
minimum 20%. Dalam merencanakan instalasi pencahayaan
perlu dipertimbangkan antara lain yaitu Kuantitas atau jumlah
cahaya pada permukaan tertentu (Lighting Level) atau tingkat
penerangan, Distribusi kepadatan cahaya (Iluminasi
Distribution), Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan mata
(Limitation of Glare), Arah pencahayaan dan pembentukan
bayangan (lighting Directionality and Shadow), Warna cahaya
dan refleksi warna (Light Colour And Colour Rendering),
Kondisi iklim ruangan.
b. Penghawaan
Sistem ini untuk memperoleh sirkulasi udara segar agar ruangan
tidak pengap sehingga dapat memberikan kenyaman bagi para
penggunaan. Sistem ini dibutuhkan agar mendapatkan suhu
21
udara dengan tingkat kenyamanan berkisar 20 derajat celcius
sampai 24 derajat celcius. Adapun jenis-jenis system
penghawaan buatan yang dipergunakan adalah :
1) AC Split.
Kapasitas daerah pelayanannya kecil tetapi lebih besar dari
AC Window dan penempatannya pada dinding bagian
dalam ruang biasanya digunakan pada ruang – ruang kelas,
ruang studio , ruang pengelola
2) AC Central
Kapasitas yang besar digunakan pada ruang auditorium
dengan pengukuran suhu yang tepat.
3) Exhaust fan
Bekerja dengan cara mengeluarkan udara yang tidak
diinginkan dalam ruangan seperti udara panas dan bau.
c. Sistem Keamanan dan Sistem Pemadam Kebakaran.
Sistem keamanan yang digunakan pada bangunan Lego Center
adalah system CCTV (Closet Circuit Television) dan system
manual (satpam). Sistem pemadam kebakaran menggunakan
system yaitu Sistem penyelidikan, dengan system peringatan
alam sehingga mempermudah dan mempercepat diketahuinya
sumber bahaya kebakaran yang terdiri 2 jenis, yaitu otomatis
berupa smoke dan thermal detector, manual berupa push button,
sistem penanggulangan, menggunakan alat-alat penanggulangan
yang berupa : springkle, fire extingkisher, fire hydrant, fire pilar,
heat proctector, portable, smoke detector, manual alarm bell.
d. Sistem komunikasi dan penguat bunyi
Sistem komunikasi dalam bangunan saat menunjang kelancaran
aktivitas kegiatan karena kegiatan-kegiatan yang ada saling
berhubungan dan mendukung kemudahan berkomunikasi secara
luas. Sarana telekomunikasi yang dapat digunakan antara lain
22
PABX (Private Automatic Branch Exchange), alat komunikasi
internal maupun eksternal dengan pertimbangan ekonomis
dalam pemakaian Perumtel dan percakapan internal tidak
dikenakan biaya, Intercom, alat komunikasi internal yang
sifatnya terpisah dari PABX, tetapi fungsinya menunjang
PABX, Telex, facsimilie sebagai alat pengitim dan penerima
dokumen, Audio system yang didistribusikan ke seluruh
bangunan untuk memberikan onformasi, pengumuman dan
distribusi music. Sistem penguat bunyi disini berfungsi untuk
memberikan kondisi-kondisi pendengaran yang memuaskan
pada fasilitas pertunjukkan dan hiburan music baik bagi
pedengara maupun performer, teridri dari 3 komponen pokok
yaitu microphone, amplifier dan speaker (pengeras suara).
e. Warna dan Garis
Gambar 3.2 skema warna (sumber gambar : Wilkening, 1987:33)
Pemilihan warna perlu mendapatkan perhatian karena dengan
warna mampu menciptakan suasana dan karakter ruang. Warna
dalam kaitannya dengasuatu desain adalah sebagi suatu elemen
yang dapat diapresiasikan dan mampu memberikan kesan yang
diinginkan dan juga memiliki efek psikologi, mampu
menimbulkan dorongan atau suatu reaksi terhadap
lingkungannya. Pada umumnya warna mempunyai fungsi sebgai
alat untuk meningkatkan pemahaman ruang, yaitu Membantu
membentuk orientasi, Menjaga karakter ruang, Untuk menambaj
rasa manusiawi pada ruang tersebut.
23
Warna dapat berpengaruh terhadap psikologi dan perasaan
manusia sebagai analisa warna berikut ini :
Warna Analisa Warna
Merah Semangat, panas, menggairahkan, keintiman,
rasa keingintahuan, karakter energik, kaya
gagasan dan optimis
Biru Ketenangan, kedamaian, istirahat, sejuk , stabil
dalam menghadapi tugas-tugas rutin.
Hijau Kesegaran, kesejukkan, ketenangan, mewakili
warna alam dan menentramkan emosi
Orange Kuat dan dominan, kemewahan, kesehatan,
membangkitkan semangat, menimbulkan
gejolak emosi, bercahaya dan menggigitkan
aktivitas kerja.
coklat Hening, tenang mewakili warna (kayu dan
tanah), menentramkan, aman stabil.
Hitam Misteri, despresi, abstrak, berat, kesan sempit,
sebagai kontras pada ruang yang di dominasi
warna putih.
Abu-abu Hening tenang, penetralistik suasana
Putih Kepolosan, kebersihan, keagungan , terang,
anggun, bersahaja, luas dan membantu
konsentrasi
Kuning Ceria, cerah, semangat, senang, hangat ,
temperamental, menarik perhatian, lecerdikan,
kaya ide dan sumber kekuatan. Sebagai
penghangat suasana pada ruang-ruang suram
24
karena kurang perncahayaan.
Tabel 2.6 Analisa warna
(Sumber : Lou Mitchel, 1996; 15)
Sedangkan untuk kesan warna pada elemen interior, sebagai
berikut :
warna Analisa warna pada elemen interior
Merah - Plafon : menekan , berat , memaksa
- Dinding : agresif dan menarik
- Lantai : tajam
Merah muda - Plafon : lembut, intim, nyaman
- Dinding : agresif, lemah, pasif
- Lantai : terlalu lembut
Cokelat - Plafon : menyesakkan, berat
- Dinding L aman, menyakitkan
- Lantai : kokoh, stabil
Jingga - Plafon : menggirahkan, menarik perhatian
- Dinding: hangat bercahaya
- Lantai : aktif, orientasi gerakan
Kuning - Plafon : terang, bercahaya, menggairahkan
- Dinding : hangat (mengarahkan ke orange),
mengganggu (terlalu terang)
- Lantai : meninggikan, mengasikkan
HIjau - Plafon : protektif
- Dinding : dingin, aman, lembut, pasif
- Lantai : alami, lembut, relaks, dingin
Biru - Plafon : meninggikan, dingin, nyata (terang),
berat menyesakkan
- Dinding : dingin dan jauh (terang),
mendorong dan mengecilkan (gelap)
- Lantai : kemudahan pergerakkan (terang),
25
kuat (gelap)
Abu-abu - Plafon : membayangi
- Dinding : netral hampir membosankan
- Lantai : netral
Putih - Plafon : kosong
- Dinding : netral, kosong, steril, tidak
bertenaga,
- Lantai : menghalangi
HItam - Plafon : menyesakkan
- Dinding : tidak menyenangkan,
menggelapkan,
- Lantai : maya, abstrak
Tabel 2.7 Analisa warna elemen interior
(Sumber: Fark Mahnke, 1975 : 11)
Untuk perancangan Lego Center digunakan Warna yang akan
diterapkan pada proyek ini yaitu warna putih dan abu-abu
sebagai warna aksen. Penggunaan warna putih dikarenakan dari
mainan Lego itu sendiri sudah terlalu banyak warna. Putih itu
sendiri melambangkan kesucian, kejujuran dan kesopanan.
Warna merupakan bagian yang kuat namun tetap tak
mendominasi.
Orientasi atau arah sebuah garis dapat mempengaruhi
peranannya dalam kontruksi visual, yaitu Garis lurus vertical
dan horizontal merupakan arah pokok, mempunyai kesain
dingin, keras dan lugas, Garis miring (diagonal) terasa mengarah
keatas dan kebawah, mempunyai kesan tidak tenang, Garis
lengkung mempunyai kesan lemah gemulai, lunak.