BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · Buku diartikan sebagai lembar kertas yang berjilid,...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · Buku diartikan sebagai lembar kertas yang berjilid,...
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A . Tinjauan Perancangan
Seperti yang dikemukakan oleh Cunningham (1982:4), perancangan
diartikan sebagai menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, imajinasi, fakta
dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan
memformulasi hasil yang diinginkan tersebut, urutan kegiatan yang diperlukan dan
perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian.
Perencanaan dalam hal ini menekankan pada usaha menyeleksi dan
menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha
untuk mencapainya. Apakah wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha
untuk mencapainya merupakan perencanaan (Dr Hamzah B. Uno 2006:1).
Perancanaan juga dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di
masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan
(Sondang P.Siagian, 1994:108).
B. Tinjauan Buku Ilustrasi
1. Pengertian Buku
Buku diartikan sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi atau kosong
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1998:152) Pengertian ini sangat sederhana dan
10
umum tetapi secara khusus menyatakan bahan, susunan, dan isi sebuah buku.
Bahan buku itu adalah kertas yang disusun dalam bentuk jilidan serta berisi
tulisan atau kosong.
Dalam arti luas buku mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis
dan dilukis atas segala macam lembaran papirus, lontar, perkamen dan kertas
dengan segala bentuknya: berupa gulungan, dilubangi dan diikat dengan atau
dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu (Ensiklopedi
Indonesia, 1980:538).
2. Pengertian Ilustrasi
Ilustrasi merupakan gambar untuk membantu memperjelas isi buku,
atau karangan (Hasan Alwi,2002:425).
Wojirsch (1995) berpendapat bahwa ilustrasi merupakan gambaran
pesan yang tak terbaca yang dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan
tulisan, yaitu bentuk grafis informasi yang memikat. Sehingga dapat
menjelaskan makna yang terkandung didalam pesan tersembunyi(dikutip dari
www.e-journal.com, diakses tanggal 15/3/16, 08:34).
3. Jenis Ilustrasi
Berdasarkan corak dan bentuknya, ilustrasi dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu (dikutip dari www.senibudaya.web.co.id, diakses tanggal 14/3/16,
23:01):
11
a. Realistis
Corak realis artinya gambar dibuat sesuai dengan keadaan yang
sebernarnya, baik proporsi maupun anatomi dibuat sama menyerupai dengan
objek yang di gambar.
b. Dekoratif
Dekoratif diwujudkan dengan cara menstiril atau mengubah bentuk
yang ada di alam tanpa meninggalkan ciri khasnya. Corak dekoratif
merupakan corak yang sering ditemukan terutama dalam rumah.
c. Karikaturis
Karikatur berasal dari bahasa Italia caricature yang berarti melebih-
lebihkan atau mengubah bentuk (deformasi). Gambar karikatur menampilkan
objek seseorang dengan karakter yang aneh dan lucu dan mengandung
kritikkan dan sindiran.
d. Ekspresionis
Corak ekspresionis merepukan kecenderungan seorang seniman
untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme
bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik.
Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan
depresi daripada emosi bahagia. Penganut paham ekspresionisme memiliki
dalil bahwa “Art is an expression of human feeling” atau seni adalah suatu
pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran ini bertalian dengan apa yang
dialami oleh seseorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Perintis
12
aliran ini Benedetto Croce (1866-1952) menyatakan bahwa seni adalah
pengungkapan dari kesan-kesan ( art is expression of impresion ). Menurut
Croce ekspresi sama dengan intuisi. Intuisi adalah pengetahuan intuitif yang
diperoleh melalui pengkhayalan tentang hal-hal individual yang
menghasilkan gambaran angan-angan (The Liang Gie, 1976:75). Gambar
ekspresionis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1).Pengungkapannya berwujud berbagai gambaran angan-angan misalnya
warna, garis, dan kata
2).Mengungkapkan bagi seseorang sama dengan menciptakan seni dalam
dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar
3) Merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke
arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.
Sedangkan berdasarkan penempatannya, ilustrasi dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu:
1) Ilustrasi cerita
2) Ilustrasi komik atau cerita bergambar
3) Ilustrasi rubrik
4) Karikatur dan kartun
5) Ilustrasi periklanan
13
4. Fungsi Ilustrasi
Ilustrasi merupakan gambaran singkat alur suatu cerita guna lebih
menjelaskan salah satu adegan, dan merupakan suatu cara untuk menciptakan
efek atau memperlihatkan suatu subjek dengan tujuan sebagai berikut (Artini
Kusmiarti R, Sri Pudjiastuti, Pamuji Suptandar, 1999:47) :
a. Untuk menggambarkan suatu produk atau ilusi yang belum ada
b. Menggambarkan kejadian atau peristiwa yang agak mustahil, misalnya
gambar sebuah pohon yang memakai sepatu
c. Mencoba menggambarkan ide abstrak�
d. Memperjelas komentar, biasanya komentar editorial, dapat berbentuk kartun
atau karikatur
e. Memperjelas suatu artikel untuk bidang medis atau teknik, dengan gambar
yang memperlihatkan bagaimana susunan otot atau cara kerja sebuah mesin
5. Pengertian Buku Bergambar
Buku ilustrasi atau buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan
cerita dengan gambar. Kedua elemen ini bekerjasama untuk menghasilkan cerita
dengan ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk
mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Selain ceritanya
secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar sehingga
mempengaruhi minat siswa untuk membaca cerita. Oleh karena itu, gambar
dalam cerita anak-anak harus hidup dan komunikatif (Stewing, 1980:97).
14
6. Jenis Buku Bergambar
Menurut Rothlein dan Meinbach (1991) buku bergambar dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu (dikutip dari repository.um.ac.id,
diakses tanggal 15/3/16, 23:47) :
a. Buku abjad (alphabet book)
Dalam buku alfabet, setiap huruf alphabet dikaitkan dengan suatu
ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi harus jelas berkaitan
dengan huruf-huruf kunci dan gambar objek dan mudah teridentifikasi.
Beberapa buku alfabet diorganisasi pada sekitar tema khusus, seperti
peternakan dan transportasi. Buku alfabet berfungsi untuk membantu siswa,
menstimulasi dan membantu pengembangan kosakata.
Gambar 1. Contoh Alphabet Book
Sumber: google.com
b. Buku mainan (toys book)
Buku-buku mainan menggunakan cara penyajian isi yang tidak
biasa. Buku mainan sendiri dari buku kartu papan, buku pakaian dan buku
pipet tangan. Buku mainan ini mengarahkan anak-anak untuk memahami
15
teks, dapat mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak dan alur cerita. Buku
mainan membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan kognitif,
meningkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya, dan untuk mencintai buku.
Sikap positif terhadap membaca dapat ditumbuhkan dengan buku ini
Gambar 2. Contoh Toys Book
Sumber: google.com
c. Buku konsep (consept books)
Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan
menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman konsep
yang sedang dikembangkan. Konsep-konsep yang ditekankan diajarkan
melalui alur cerita atau dijelaskan melalui repetisi (pengulangan), dan
perbandingan. Melalui berbagai konsep seperti warna, bentuk, ukuran, dapat
didemonstrasikan sendiri dengan konsep yang lainnya.
16
Gambar 3. Contoh Concept Book
Sumber: google.com
d. Buku bergambar tanpa kata (wordless picture books)
Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk menyampaikan suatu
cerita melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa kata menjadi berkembang
dan popular pada masyarakat generasi muda. Ini terdapat di televisi, komik,
dan bentuk visual lainnya dari komunikasi. Alur cerita disajikan dengan
gambar yang diurutkan dan tindakan juga digambarkan dengan jelas. Buku
bergambar tanpa kata terdiri dari berbagai bentuk, seperti buku berupa buku
humor, buku serius, buku informasi atau buku fiksi. Buku ini mempunyai
beberapa keunggulan, misalnya untuk mengembangkan bahasa tulis dan lisan
secara produktif yang mengikuti gambar. Keterampilan pemahaman juga
dapat dikembangkan pada saat anak membaca cerita melalui ilustrasi. Anak-
anak menganalisis maksud pengarang dengan mengidentifikasi ide pokok dan
memahami ceritanya.
17
Gambar 4. Contoh Wordless Picture Book
Sumber: google.com
e. Buku cerita bergambar.
Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks
tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku
ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman
kehidupan sehari-hari anak. Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia
atau binatang. Di sini ditampilkan kualitas manusia, karakter, dan kebutuhan,
sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya dengan
pengalaman pribadinya. Buku cerita yang diilustrasikan dan ditulis dengan
baik akan memberikan kontribusi pada perkembangan sastra anak. Buku
bergambar yang baik memuat elemen instrinsik sastra, seperti alur , struktur
yang baik, karakter yang baik, perubahan gaya, latar, dan tema yang menarik.
Buku ini dapat menimbulkan imajinasi orisional dan mempersiapkan
stimulus berpikir kreatif. Buku cerita bergambar dapat memberikan apresiasi
bahasa dan mengembangkann komunikasi lisan, mengembangkkan proses
berpikir kognitif, ungkapan perasaan, dan meningkatkan kepekaan seni.
18
7. Fungsi dan Peranan Cerita Bergambar
Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005) mengungkapkan fungsi dan
pentingnya buku cerita bergambar sebagai berikut (dikutip dari
www.elib.unikom.ac.id, diakses tanggal 25/3/16, 11:42):
a. Membantu perkembangan emosi anak
b. Membantu anak belajar tentang dunia dan keberadaannya
c. Belajar tentang orang lain, hubungan yang terjadi dan pengembangan
perasaan
d. Memperoleh kesenangan
e. Untuk mengapresiasi keindahan, dan
f. Untuk menstimulasi imajinasi
E. Tinjauan Perkembangan Anak-Anak Usia 6-8 Tahun
Menurut Piaget perkembangan moral anak dibagi menjadi dua tahapan
yang jelas. Tahap pertama disebut “tahap realisme moral” atau “moralitas oleh
pembatasan” dan tahap kedua disebut “tahap moralitas otonomi” atau “moralitas
oleh kerjasama atau hubungan timbal balik”. Pada tahan pertama, perilaku anak
ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran atau
penilaian. Mereka menganggap orangtua dan semua orang dewasa yang berwenang
sebagai maha kuasa dan anak mengikuti peraturan yang diberikan tanpa
mempertanyakan kebenarannya (dikutip dari www.pendidikanakmulaidini.com,
diakses tanggal 14/03/16, 21:53).
19
Sekitar usia 6 tahun, anak-anak mulai mencerna kaidah moral dari perilaku
hingga memperoleh suatu kata hati. Anak-anak sering mengalami kesulitan untuk
memahami dan mereka perlu didampingi oleh orang dewasa. Guru dan orang tua
perlu membantu mereka mengembangkan kata hatinya dan meningkatkan kendali
diri. Pada usia ini anak mulai dapat membuat pertimbangan yang akurat mengenai
salah dan benar dan mulai memegang teguh pemahaman barunya mengenai kaidah
(Berdekamp, 1987:7)
Havighurst berpendapat masa kanak-kanan akhir dan anak sekolah yaitu
usia 6-12 tahun memiliki karakteristik seperti berikut (Hurlock, 1980:98):
1. Belajar keterampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari-hari
2. Membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai organisme yang sedang
tumbuh berkembang
3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya
4. Belajar peranan social sebagai pria dan wanita
5. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
6. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala nilai-nilai
8. Mencapai kebebasan pribadi
9. Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok dan institusi
F. Tinjauan Wiracerita
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wiracarita atau juga yang biasa
disebut dengan epos merupakan karya sastra tradisional yang menceritakan kisah
20
kepahlawanan (dikutip dari www.kbbi.web.id, diakses tanggal 15/3/16, 23:46)
Biasanya karya asli wiracerita berupa syair. Ramayana merupakan salah satu
wiracerita yang terkenal di seluruh dunia.
G. Tinjauan Buku Pop Up
1. Pengertian Buku Pop Up
Buku pop up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat
bergerak ketika halaman buku dibuka sehingga konstruksi kertas pada halaman
berubah. Sekilas pop up hampir sama dengan origami dimana kedua seni ini
mempergunakan teknik melipat kertas. Walau demikian, origami lebih
memfokuskan diri pada menciptakan objek atau benda sedangkan pop up lebih
cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat membuat gambar tampak
secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif/dimensi, perubahan bentuk hingga
dapat bergerak yang disusun sealami mungkin (Dzuanda, 2009:1).
2. Sejarah Buku Pop Up
Jika dilihat dari sejarah perkembangannya, pop-up diawali dengan
kontruksi yang masih sederhana, sekitar awal abad ke-13. Pada masa itu teknik
ini disebut movable book (buku bergerak), dengan melibatkan peran mekanis
pada kertas yang disusun sedemikian rupa sehingga gambar/objek/beberapa
bagian pada kertas tampak bergerak, memiliki bentuk atau dimensi. Movable
book pertama kali diterapkan di Eropa dan mulai diproduksi secara massal
seiring berkembangnya movable type oleh Johannes Gutenberg. Movable book
21
pertama kali muncul dengan teknik volvelles (atau yang kini dikenal sebagai
teknik rotary), yakni melibatkan peranan poros pada susunan mekanis kertas.
Teori tentang volvelles ini dicetuskan oleh Matthew Paris (1200-1259) dan
Ramon Llull (1235-1316).
Secara teknis, movable book pada volvelles dapat dinikmati dengan
cara memutar bagian kertas yang berporos tersebut. Pada perkembangan
selanjutnya, tahun 1500-an movable book dimanfaatkan untuk bidang medis
dalam menggambarkan anatomi tubuh manusia. Andreas Vesalius (1514-1564),
adalah seorang profesor anatomi dari Brussels yang menerapkan movable book
pada bukunya yang berjudul, De Humani Corporis Fabrica Librorum pada
1543. Para medis menyebut naskah ini dengan istilah lift the flap. Lift the flap
dikemas dengan menyusun/menumpuk beberapa kertas, lalu mengunci salah
satu sisi susunan kertas dan menyisakan sebagian besar bagian kertas agar dapat
dibuka dan ditutup kembali.
Lift the flap menjadi semakin berkembang dengan kekuatan ciri khas
teknis yang dari dulu hingga kini masih dipertahankan. Mekanis yang sederhana
dan ramah kiranya menjadikan lift the flap lebih dekat dengan target pasar anak-
anak. Manfaatnya besar, secara tidak langsung kegiatan melihat, membuka dan
menutup gambar pada lift the flap dapat melatih perkembangan motorik pada
anak-anak.
Movable book mengalami masa keemasan pada 1800-an. Di mana pada
masa ini muncullah beberapa nama yang mengembangkan movable book dengan
berbagai mekanis yang lebih rumit dan dengan target pasar yang lebih luas,
22
terutama anak-anak. Salah satunya adalah Lothar Meggendorfer (1847-1925)
dari Jerman. Karya yang dihasilkan saat itu lebih pada karya yang menghasilkan
gerak dan bentuk yang lebih berdimensi (tekstur nyata) pada saat bagian
halaman kertas dibuka. Baru pada tahun 1930-an, Amerika Serikat
menggunakan istilah pop up untuk produksi movable book-nya. Akhirnya istilah
pop up-lah yang populer hingga saat ini. Popup d ikenal pada saat teknisnya
telah dieksekusi dengan lebih rumit. (dikutip dari www.dgi-indonesia.com,
diakses tanggal 14/3/16, 00:11)
3. Jenis Buku Pop Up
Buku pop up yang ada saat ini memiliki beberapa jenis berdasarkan teknik
pembuatannya, yaitu sebagai berikut (Mark Hiner, 1996 : 16):
a. V-folding
Menambah klan panel lipat pada sisi gambar yang akan ditempelkan.
Penel ini diletakkan disisi dalam kartu sehingga tidak tampak dari luar. Sudut
harus diperhatikan agartidak terjadi kemiringan
Gambar 5. Teknik V-Folding
Sumber: dgi-indonesia.com
23
b. Internal stand
Biasanya digunakan sebagai sandaran kecil, sehingga pada saat
dibuka, gambarnya akanberdiri. Dibuat dengan cara potongan kertas yang
dilipat tegak lurus dan diberipanel untuk ditempelkan pada kartu.
Gambar 6. Teknik Internal Stand
Sumber: dgi-indonesia.com
c. Rotary
Rotary memiliki cara dengan membuat dua bagian secara terpisah
dan disatukan oleh poros ditegahnya. Harus diperhatikan ketepatan
porosnya sehingga pada saat diputar, gambar yangtampak melalui lubang
yang disediakan tidak melenceng.
Gambar 7. Teknik Rotary
Sumber: dgi-indonesia.com
24
d. Mouth
Biasanya digunakan untuk memungkinkanada gerakan secara
segaris. Cara membuatnya dengan membuat lubang secukupnya sebagai
lintasan, kemudian tempelkan gambar dan panel dengan posisigambar-
kartu-panel, sehingga kartu terletak di lapisan tengah. Dengan demikian
gambar dapat digerakan.
Gambar 8. Teknik Mouth
Sumber: dgi-indonesia.com
e. Parallel slide
Biasanya digunakan untuk memungkinkanada gerakan secara
segaris. Cara membuatnya dengan membuat lubang secukupnya sebagai
lintasan, kemudian tempelkan gambar dan panel dengan posisigambar-
kartu-panel, sehingga kartu terletak di lapisan tengah. Dengan demikian
gambar dapat digerakan.