BAB II KAJIAN TEORI A. 1. Pembelajaran IPA a. Hakikat ...repository.ump.ac.id/5063/3/BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. 1. Pembelajaran IPA a. Hakikat ...repository.ump.ac.id/5063/3/BAB II.pdf ·...
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran IPA
a. Hakikat Pembelajaran IPA
Proses pembelajaran melibatkan manusia dalam pelaksanaannya,
mulai dari siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Pembelajaran yang
diidentikan dengan kata mengajar berasal dari kata dasar ajar, yang
berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
(Susanto, 2015: 19). Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua
aktivitas, belajar dan mengajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan keyakinan pada siswa. Salah satu mata pelajaran pokok
dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).
IPA juga sering disebut dengan istilah pendidikan sains. Sains
atau IPA adalah usaha memahami alam semesta melalui pengamatan
yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan
dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu simpulan (Susanto,
2015: 167). Trianto (2011: 136) menambahkan pengertian IPA yaitu
suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
9
ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah
seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Sependapat
dengan Trianto, Aly dan Rahma (2015: 21) menyebutkan IPA sebagai
suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh atau disusun dengan cara
yang khas atau khusus, yaitu melakukan observasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya
kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
Berdasarkan pendapat yang telah disebutkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran IPA yaitu proses terjadinya
interaksi belajar dan mengajar mengenai alam semesta melalui
serangkaian metode ilmiah dalam rangka memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan pembentukan sikap pada siswa. Pembelajaran IPA
didasarkan pada prinsip-prinsip dan proses yang dapat menumbuhkan
sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Siswa juga dapat
memeroleh pengalaman langsung dalam pembelajaran IPA melalui
serangkaian kegiatan diskusi, pengamatan, permainan, dan percobaan
sederhana.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran sains di SD dikenal dengan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Badan Standar Nasional Pendidikan dalam
Susanto (2015: 171) menyebutkan tujuan pembelajaran sains di SD
sebagai berikut:
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
10
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran akhir yang diharapkan
guru setelah melaksanakan program pembelajarannya. Tujuan
pembelajaran IPA dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dirumuskan guru berdasarkan Kompetensi Dasar
(KD) yang telah tersedia dalam kurikulum. Menurut Laksmi dalam
Trianto (2011: 142) pembelajaran IPA di sekolah juga memiliki tujuan
tertentu antara lain:
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
11
1) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup
dan cara menyikapinya.
2) Menanamkan sikap hidup ilmiah.
3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.
4) Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta
mengahargai para ilmuwan penemunya.
5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
permasalahan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
siswa mengenai pengetahuan konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan pada kehidupan sehari-hari, menanamkan sikap ilmiah
dalam diri siswa, serta mengembangkan keterampilan proses sains
menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.
Pembelajaran IPA dalam prosesnya apabila dilaksanakan menggunakan
strategi dan media pembelajaran yang tepat dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan baik. Konsep IPA yang berisi hal-hal berkaitan
dengan alam memungkinkan manusia untuk lebih mengembangkan rasa
ingin tahunya untuk menjawab gejala alam menggunakan cara-cara
ilmiah yang diterapkan mulai dari pendidikan dasar.
Sikap ilmiah yang ditanamkan sejak dini dapat mendidik siswa
untuk lebih menghargai alam dan seisinya. Peran guru dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran IPA adalah dengan menciptakan suasana
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
12
pembelajaran yang interaktif, komunikatif, dan menyenangkan bagi
siswa. Oleh karena itu, guru memerlukan keterampilan mengajar yang
baik untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran IPA misalnya
dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif, serta
menggunakan beragam sumber belajar.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Proses belajar memegang peranan penting dalam kegiatan
pembelajaran. Suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,
atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa,
maupun dalam bertindak disebut dengan belajar (Susanto, 2013: 4).
Sudjana (2014: 28) juga menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek
lainnya yang ada pada individu. Sependapat dengan Sudjana, Hamalik
(2014: 36) menyebutkan bahwa belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Darmawan (2013: 124)
mendefinisikan belajar sebagai aktivitas yang disengaja dan dilakukan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
13
oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar
siswa yang tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu
melakukan sesuatu, atau siswa yang mulanya tidak terampil menjadi
terampil.
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar mencakup seluruh
aspek kehidupan pada diri seseorang. Bloom dalam Kosasih (2015: 6)
mengungkapkan tiga aspek perubahan perilaku pada diri seseorang
sebagai hasil belajar. Ketiga aspek meliputi:
1) Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir (pengetahuan,
pemahaman, analisis, sintesis) seseorang terhadap suatu materi
pelajaran.
2) Aspek afektif berkaitan dengan penyikapan, perasaan, minat,
moralitas seseorang terhadap suatu materi pelajaran.
3) Aspek psikomotor berkaitan dengan fungsi sistem syaraf, otot, dan
fungsi fisik. Wujudnya berupa kemampuan mencipta, berkreasi, dan
sejenisnya.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar
pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu, yang diarahkan untuk mencapai tujuan melalui
berbagai pengalaman. Pengalaman belajar dapat membuat individu
mengalami perubahan kelakuan sebagai bentuk dari hasil belajar. Hasil
belajar dikenal menjadi tiga aspek meliputi aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotor. Aspek kognitif berkaitan dengan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
14
pengetahuan, aspek afektif berkaitan dengan sikap, dan aspek
psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan.
b. Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil
usaha. Istilah prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil
belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan
dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pembentukan watak siswa (Arifin, 2014: 12).
Penggunaan kata prestasi terdapat dalam berbagai bidang dan
kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan,
khususnya pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu masalah
yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Menurut Arifin
(2014: 12) prestasi belajar (achievement) memiliki beberapa fungsi
utama, antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang perumusan hasrat ingin tahu. Para
ahli psikologi biasanya menyebut sebagai tendensi keingintahuan
(curiosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
15
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi
pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan
dengan kebutuhan masyarakat dan siswa. Indikator ekstern dalam
arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator
tingkat kesuksesan siswa di masyarakat. Asumsinya adalah
kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan
masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
siswa. Siswa menjadi fokus utama dalam proses pembelajaran yang
harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran.
Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar, maka penting
untuk diketahui dan dipahami prestasi belajar siswa secara
perseorangan maupun secara kelompok. Hal ini disebabkan karena
fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam
bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas pendidikan.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
16
Prestasi belajar juga tentu akan bermanfaat bagi guru sebagai umpan
balik dalam dalam melaksanakan proses pembelajaran terkait dengan
pentingnya langkah bimbingan untuk siswa.
3. Kerja Keras
Pendidikan karakter bertujuan agar membantu siswa memiliki
karakter yang diharapkan. Nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter
bangsa yang penting untuk dikembangkan salah satunya adalah kerja keras.
Pusat Kurikulum (PUSKUR) dalam Suparno (2015: 36) menyatakan bahwa
kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan
tugas dengan sebaik-baiknya.
Nilai kerja keras berkaitan dengan sikap hidup yang berkaitan
dengan diri sendiri. Mustari (2014: 43) juga menjelaskan kerja keras
sebagai perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar atau
pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. Hal itu juga didukung oleh pendapat
Listyarti (2012: 6) yang mengemukakan kerja keras adalah perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah disebutkan sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa kerja keras merupakan suatu perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh seseorang dalam mengatasi beragam
hambatan yang datang berupa hambatan belajar maupun hambatan tugas,
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
17
serta menyelesaikan tugasnya dengan baik. Pantang menyerah adalah salah
satu tanda dari sikap kerja keras. Pantang menyerah adalah suatu usaha
untuk menyelesaikan kegiatan atau tugas secara optimal. Berikut ini adalah
indikasi seseorang dalam upaya pantang menyerah (Mustari, 2014: 43):
a. Menunjukkan kesungguhan dalam melakukan tugas.
b. Tetap bertahan pada tugas yang diterima walaupun menghadapi
kesulitan.
c. Berusaha mencari pemecahan terhadap permasalahan.
Pantang menyerah terhadap suatu kondisi tentunya dapat
memberikan pendidikan mental bagi seseorang, karena dalam
menyelesaikan tugas maupun dalam rangka mencapai keinginannya
manusia akan terus berusaha dan bertahan pada hal yang sedang
diusahakan. Hal ini bertujuan agar pendiriannya tidak mudah goyah, dan
pada akhirnya usaha yang telah dilakukan akan memberikan manfaat bagi
dirinya. Manusia hendaknya berupaya untuk melakukan dan menanggung
segala kesukaran dan kesusahan dalam perjuangannya untuk mencapai
kemajuan.
Manusia harus bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan suatu
hambatan dengan kemampuan yang dimilikinya. Manusia diberi kekuatan
supaya berusaha untuk mempertahankan diri dari kesukaran hidup
(Mustari, 2014: 44). Manusia juga diberi kekuatan dan ketabahan untuk
menahan semua kesulitan akibat bekerja keras dalam perjuangan untuk
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
18
mencapai kemenangan dan kejayaan. Berikut ini adalah indikator dari
sikap kerja keras.
Tabel 2.1 Indikator Sikap Kerja Keras
No. Indikator Sikap Kerja Keras
1. Menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang ditargetkan.
2. Menggunakan segala kemampuan atau daya untuk mencapai
sasaran.
3. Berusaha mencari berbagai alternatif pemecahan ketika
menemui hambatan.
Sumber: (Mustari, 2014: 44).
4. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran
yang dapat membantu siswa mempelajari dan menguasai keterampilan
dasar serta memperoleh informasi selangkah demi selangkah. Pelaksanaan
model pembelajaran langsung membutuhkan keaktifan, kelihaian,
keterampilan, dan kreativitas guru tanpa menghilangkan peran siswa.
Menurut Arends dalam Fathurrohman (2015: 168) pembelajaran langsung
adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru dengan lima langkah
yaitu menetapkan tujuan, penjelasan atau demonstrasi, panduan praktik,
umpan balik, dan perluasan praktik.
Sependapat dengan Arends, Roy Killen dalam Iru (2012: 155)
menyebutkan bahwa pembelajaran langsung merujuk pada berbagai teknik
pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada siswa
secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab)
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
19
yang melibatkan seluruh kelas. Tujuan utama pembelajaran langsung
adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa (Iru, 2012:
155). Berdasarkan pendapat ahli yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung adalah suatu model
pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi ajar yang
ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa melalui berbagai
metode seperti ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Model pembelajaran langsung memberikan kesempatan siswa
belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat, dan menirukan hal
yang dimodelkan oleh guru. Selain hal tersebut, model pembelajaran
langsung mengutamakan pendekatan yang menitikberatkan proses belajar
konsep dan keterampilan motorik sehingga menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih terstruktur. Sintaks pembelajaran langsung yang
dikemukakan oleh Slavin dalam Iru (2012: 157) yaitu:
a) Menginformasikan tujuan dan orientasi belajar, dalam tahap ini guru
menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang
diharapkan.
b) Mengungkap pengetahuan dan keterampilan prasyarat, dalam tahap ini
guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan
keterampilan yang telah dikuasai siswa.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
20
c) Menyampaikan materi pelajaran, pada tahap ini guru menyampaikan
materi, menyajikan informasi, memberikan contoh, mendemonstrasikan
konsep, dan sebagainya.
d) Melaksanakan bimbingan, guru mengajukan pertanyaan untuk menilai
tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
e) Memberi latihan, guru memberikan kesempatan kepada siswa melatih
keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok pada tahap ini.
f) Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik, pada fase ini guru
memberikan masukan terhadap hal yang telah dilakukan siswa,
memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan
mengulang keterampilan jika diperlukan.
g) Memberikan latihan mandiri, guru memberikan tugas mandiri kepada
siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah
dipelajari yang dapat dilakukan di rumah atau di luar jam pelajaran.
Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
langsung dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa, pada tahap ini siswa
perlu mengetahui tujuan pembelajaran untuk memusatkan perhatian
serta memotivasi siswa agar berperan serta dalam pembelajaran.
b) Mengungkap pengetahuan dan keterampilan, guru dapat mengajukan
pertanyaan pembuka sebagai cara untuk mengetahui materi yang
disampaikan relevan dengan pengetahuan dan keterampilan siswa.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
21
c) Menyampaikan materi pelajaran, dalam tahap ini guru melaksanakan
presentasi atau demonstrasi pengetahuan dan keterampilan agar siswa
dapat belajar dengan mengamati serta meniru tingkah laku orang lain.
d) Melaksanakan bimbingan, guru pada tahap ini mengamati kegiatan
demonstrasi yang dilakukan siswa agar berjalan dengan benar dan
melalui pertanyaan guru dapat menilai pemahaman siswa mengenai
materi tersebut dan memperbaiki konsep yang belum tepat.
e) Memberikan latihan, dalam tahap ini guru memberikan latihan
terbimbing kepada siswa setelah memperoleh pengetahuan baru secara
individu atau berkelompok.
f) Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik, guru diharapkan
memberikan tanggapan mengenai kegiatan yang telah dilakukan siswa
dan umpan balik sebagai bentuk respon atas hasil belajar siswa.
g) Memberikan latihan mandiri, sebagai langkah akhir guru memberikan
tugas kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh
secara mandiri sebagai bentuk latihan lanjutan memahami materi.
Model pembelajaran langsung memiliki beberapa kelebihan menurut
Sudrajat dalam Fathurrohman (2015: 176) antara lain:
a) Guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh
siswa sehingga dapat mempertahankan focus.
b) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kelas
kecil.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
22
c) Digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal tersebut dapat diungkapkan.
d) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah.
e) Cara untuk menyampaikan informasi yang relatif banyak dalam waktu
yang singkat yang dapat diakses setara oleh seluruh siswa.
Model pembelajaran langsung, tentunya juga memiliki keterbatasan
dalam pelaksanaannya seperti:
a) Sulitnya mengatasi perbedaan kemampuan, pengetahuan awal, tingkat
pemahaman, gaya belajar, dan ketertarikan siswa.
b) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi
guru.
c) Jika guru tidak siap, tidak antusias, berpengetahuan, dan kurang percaya
diri maka pembelajaran akan berjalan terhambat.
5. Permainan Ular Tangga
a) Pengertian Permainan Ular Tangga
Permainan telah banyak diintegrasikan dalam proses
pembelajaran. Sarana perkenalan serta arena pelatihan untuk
berperilaku, berpikir secara simbolis dan pemecahan masalah disebut
sebagai permainan (Nugrahani, 2007: 40). Ular tangga merupakan salah
satu bentuk permainan tradisional yang telah dikenal luas dan mudah
dimainkan. Menurut Husna (2009: 145) ular tangga adalah permainan
yang menggunakan dadu untuk menentukan berapa langkah yang harus
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
23
dijalani bidak. Papan ular berupa gambar kotak-kotak yang terdiri dari
10 baris dan 10 kolom dengan nomor 1-100 yang bergambar ular
tangga.
Permainan ular tangga tidak hanya berkembang di Indonesia,
namun juga di negara lain. Ular tangga adalah permainan papan untuk
anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih yang diciptakan
pada tahun 1870 (Wikipedia, 2015). Papan permainan dibagi dalam
kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga atau
ular yang menghubungkannya dengan kotak lain. Ahli sejarah
mengatakan bahwa permainan ular tangga telah ada sejak 3.500
sebelum Masehi artinya permainan ini mulai ada sekitar 5.500 tahun
yang lalu (Kompasiana, 2015). Pembelajaran yang melibatkan siswa
untuk bermain, khususnya permainan ular tangga diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran menjadi efektif, bermakna, dan
menyenangkan.
b) Kelebihan dan Kekurangan Permainan Ular Tangga
Permainan ular tangga memiliki berbagai kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanaannya. Lowe dalam Albab (2014: 63)
menyatakan:
“Snakes and ladders game also can assist in developing basic
arithmetic, communication, as well as the concept for which a game has
been developed”.
Pendapat tersebut memiliki maksud bahwa permainan ular tangga
memiliki berbagai kelebihan seperti mengembangkan kemampuan
berhitung aritmatika dasar, kemampuan berkomunikasi, serta
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
24
kemampuan dalam mengembangkan konsep permainan. Permainan ular
tangga dapat meningkatkan komunikasi antar pemain, karena
permainan ini bersifat kelompok. Kelebihan lain yang dimiliki
permainan ular tangga yaitu bermanfaat untuk melatih emosi siswa,
melatih kemampuan berhitung, mengembangkan sikap kerja keras
dalam mencapai tujuan, serta menumbuhkan sikap tidak putus asa
dalam menyelesaikan masalah (Rinso, 2015). Permainan ular tangga
selain memiliki kelebihan tentu juga memiliki kekurangan seperti
membutuhkan waktu yang lama dalam melaksanakan permainannya,
terutama untuk mencapai garis finish. Pemain perlu berupaya untuk
mengendalikan emosi ketika turun pada petak di bawahnya, dan bekerja
keras dalam melewati proses menuju garis finish sehingga tidak mudah
putus asa.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang telah dikemukakan
di atas, perlu adanya upaya modifikasi permainan ular tangga agar
dapat berjalan dengan efektif dalam pembelajaran dan membuat
suasana belajar menjadi menarik untuk siswa. Oleh karena itu,
permainan ular tangga yang digunakan dalam pembelajaran dibuat
berbeda dengan disesuaikan oleh keluasan cakupan materi dan kondisi
kelas, sehingga aturan permainan ular tangga juga dibuat berbeda.
Aturan dibuat berbeda dengan tujuan agar permainan ular tangga dapat
dimainkan dalam waktu yang tidak terlalu lama namun tetap dapat
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
25
menyampaikan pengetahuan dan mengembangkan sikap kerja keras
siswa.
c) Aturan Permainan Ular Tangga
Aturan permainan ular tangga yang dilaksanakan dalam
pembelajaran yaitu:
1) Waktu yang diberikan dalam pelaksanaan permainan ini adalah 30
menit.
2) Permainan dilaksanakan secara berkelompok dengan jumlah anggota
masing-masing kelompok minimal 5 orang siswa.
3) Terdapat 100 petak dalam papan permainan ular tangga yang terdiri
dari 40 set kartu pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
4) Permainan ular tangga menggunakan dadu untuk menentukan jumlah
petak yang harus mereka lalui.
5) Kelompok yang berhak memulai permainan adalah kelompok yang
cepat dan tepat dalam menjawab pertanyaan pembuka dari guru.
Kelompok yang dapat menjawab dengan benar mendapatkan 10 poin
tambahan. Kelompok yang tidak dapat menjawab, maka tidak
diperbolehkan untuk mengocok dadu.
6) Masing-masing kelompok memiliki mascot atau spion berupa gelas
yang diletakkan di papan permainan dengan satu orang anggota
untuk menjalankan, dan masing-masing kelompok memiliki satu
orang sekretaris untuk menuliskan jawaban pada LKS yang tersedia.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
26
7) Kelompok yang sampai di garis finish terlebih dahulu atau kelompok
yang berada pada nomor petak paling dekat dengan garis finish
adalah kelompok yang menjadi pemenang dalam permainan ini.
6. Materi Energi
Materi energi dan penggunaannya terdapat pada Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) seperti dalam tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)
8. Memahami berbagai bentuk
energi dan cara penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
8.1 Mendeskripsikan energi
panas dan bunyi yang
terdapat di lingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya.
Energi selalu ada di sekitar kehidupan manusia. Energi tidak selalu
dapat dilihat, namun pengaruhnya dapat dirasakan. Energi tidak dapat
dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain.
Panas dan bunyi merupakan bentuk energi. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai energi panas dan energi bunyi.
a) Energi Panas
1) Sumber Energi Panas
Panas dapat terjadi karena adanya sumber energi panas.
Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disebut sumber
energi panas (Haryanto, 2013: 89). Energi panas berasal dari benda
bersuhu tinggi (Zuneldi, 2011: 114). Beberapa sumber energi panas
yang ada pada kehidupan sehari-hari yaitu:
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
27
(a) Matahari
Matahari adalah benda langit yang memiliki cahaya
sendiri. Matahari merupakan sumber energi panas terbesar
karena sebagian besar energi di bumi, baik langsung maupun
tidak langsung berasal dari matahari (Zuneldi, 2011: 115).
Matahari sering disebut sebagai sumber kehidupan karena
mempengaruhi kehidupan seluruh makhluk di bumi.
(b) Api
Api merupakan sumber energi panas. Korek api
merupakan salah satu alat untuk menghasilkan api. Energi
panas yang dihasilkan oleh api dapat dimanfaatkan untuk
memasak makanan. Menurut Zuneldi (2011: 115) beberapa
kegunaan api pada kehidupan seperti:
(1) Untuk penghangat dan penerangan.
(2) Untuk memasak.
(3) Untuk melelehkan logam yang akan dicetak pada industri
logam.
(4) Untuk melelehkan bahan pembuat kaca pada industri
kaca.
(5) Untuk industri batu bata, tembikar, dan keramik.
(c) Gesekan Suatu Benda
Sumber energi panas yang lain yaitu gesekan. Gesekan
yang terus-menerus dapat menimbulkan panas, bahkan dapat
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
28
menimbulkan api, misalnya gesekan kedua telapak tangan dapat
menghasilkan panas (Zuneldi, 2011: 115). Contoh yang lain
adalah gesekan antara ujung batang korek api dengan
permukaannya dapat menghasilkan panas.
2) Manfaat Energi Panas
Manusia membutuhkan panas untuk tetap bertahan hidup.
Energi panas memiliki beragam manfaat. Haryanto (2013: 90)
mengemukakan beberapa manfaat energi panas yaitu:
(a) Panas matahari mempertahankan suhu atmosfer sehingga
panas di bumi sesuai untuk kehidupan makhluk hidup.
(b) Panas matahari memungkinkan terjadinya daur air dan
perubahan musim di belahan bumi utara dan bumi selatan.
(c) Panas matahari berguna untuk mengeringkan pakaian serta
bermacam-macam bahan makanan, misalnya gabah padi, ikan
asin, kerupuk, dan garam.
(d) Panas dari kompor digunakan untuk memasak makanan dan
air.
3) Perpindahan Panas
Panas dapat berpindah ke tempat yang lebih dingin. Panas
juga dapat berpindah dari sumbernya ke tempat lain. Perpindahan
panas terjadi melalui tiga cara yaitu perpindahan panas dengan cara
konduksi, konveksi, dan radiasi (Haryanto, 2013: 93).
(a) Perpindahan panas secara konduksi.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
29
Perpindahan panas yang tidak diikuti dengan perpindahan
bagian-bagian zat yang dilaluinya disebut perpindahan panas
secara hantaran atau konduksi.
(b) Perpindahan panas secara konveksi.
Perpindahan panas yang diikuti oleh perpindahan bagian zat
yang dilaluinya disebut perpindahan panas secara aliran atau
konveksi.
(c) Perpindahan panas secara radiasi.
Perpindahan panas tanpa melalui perantara disebut
perpindahan panas secara pancaran atau radiasi.
b) Energi Bunyi
1) Sumber Energi Bunyi
Manusia sering mendengarkan bunyi dalam kehidupan
sehari-hari. Benda-benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi
disebut sumber bunyi (Zuneldi, 2011: 117). Berbagai sumber bunyi
yang dapat ditemui dalam kehidupan ini yaitu bunyi dering jam
beker, bunyi kicau burung, dan bunyi kendaraan bermotor. Pita
suara yang bergetar saat manusia berbicara juga merupakan sumber
energi bunyi.
2) Perambatan Bunyi
Berbagai bunyi yang didengar oleh manusia dihasilkan oleh
benda yang bergetar. Bunyi dapat terdengar melalui telinga karena
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
30
adanya zat perantara (Zuneldi, 2011: 121). Zat perantara meliputi
benda padat, benda cair, dan benda gas. Urutan cepat rambat bunyi
dari yang paling cepat adalah melalui benda padat, benda cair, dan
terkahir benda gas. Sumber bunyi yang letaknya jauh atau tidak
dapat terlihat oleh mata dapat didengar oleh telinga karena adanya
perambatan bunyi. Berikut ini adalah macam-macam perambatan
bunyi:
(a) Perambatan bunyi pada benda padat.
Bunyi dapat merambat lebih cepat melalui benda padat,
misalnya bunyi ketukan pada meja. Namun, hal tersebut juga
dipengaruhi oleh jenis bahan benda padat tersebut.
(b) Perambatan bunyi pada benda cair.
Bunyi juga dapat merambat melalui benda cair, misalnya
bunyi kedua batu yang dibenturkan di dalam air. Perambatan
bunyi pada air lebih lambat daripada denda padat.
(c) Perambatan bunyi pada benda gas.
Bunyi, selain merambat melalui benda padat dan benda cair
juga dapat merambat melalui gas atau udara, misalnya bunyi
bel sekolah dan klakson kendaraan. Bunyi yang merambat
pada benda gas lebih lambat dibandingkan pada benda padat
dan benda cair.
3) Frekuensi Bunyi
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
31
Tinggi rendahnya bunyi tergantung pada frekuensi bunyi.
Frekuensi atau kekerapan adalah banyaknya getaran yang terjadi
dalam satu detik (Haryanto, 2013: 98). Berdasarkan frekuensinya,
bunyi dapat dibedakan menjadi:
(a) Infrasonik, yaitu bunyi yang getarannya kurang dari 20 Hz.
Bunyi infrasonik hanya dapat didengar oleh hewan-hewan
tertentu, misalnya jangkrik.
(b) Audiosonik, yaitu bunyi yang getarannya antara 20 – 20.000
Hz. Audiosonik adalah bunyi yang dapat didengar oleh
manusia dengan pendengaran normal.
(c) Ultrasonik, yaitu bunyi yang getarannya lebih dari 20.000 Hz.
Bunyi ultrasonik juga hanya didengar oleh hewan-hewan
tertentu, misalnya kelelawar dan lumba-lumba.
4) Manfaat Energi Bunyi
Energi bunyi memiliki manfaat bagi manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Manfaat bunyi menurut Haryanto (2013: 99)
adalah sebagai berikut:
(a) Bunyi digunakan oleh manusia dan hewan untuk
berkomunikasi.
(b) Bunyi digunakan untuk menghasilkan musik.
(c) Pantulan bunyi dimanfaatkan dalam teknologi sonar untuk
mengukur kedalaman laut.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
32
7. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Langsung Menggunakan
Permainan Ular Tangga Pada Pembelajaran IPA Materi Energi
Model pembelajaran langsung menempatkan guru sebagai pemberi
informasi secara langsung kepada siswa. Penggunaan permainan ular
tangga pada pembelajaran langsung merupakan langkah pelatihan
pengetahuan untuk siswa dalam memahami materi energi panas dan bunyi
yang diperoleh. Berikut ini merupakan langkah-langkah model
pembelajaran langsung menggunakan permainan ular tangga pada
pembelajaran IPA materi energi:
a) Menginformasikan tujuan dan orientasi belajar. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan pentingnya materi energi bagi kehidupan, serta
memotivasi siswa agar siap mengikuti pembelajaran.
b) Mengungkap pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Guru bertanya
jawab dengan siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa mengenai konsep energi panas, pemanfaatannya, serta konsep
energi bunyi. Guru juga memberikan penjelasan atau arahan mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c) Menyampaikan materi pembelajaran, langkah selanjutnya adalah
penyampaian materi mengenai konsep serta manfaat energi panas dan
bunyi melalui kegiatan demonstrasi percobaan perambatan panas dan
bunyi diikuti oleh setiap kelompok.
d) Melaksanakan bimbingan, guru memandu siswa dalam memahami
konsep energi melalui serangkaian pertanyaan yang wajib dijawab
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
33
siswa dalam LKS. Pertanyaan yang diajukan dalam LKS bertujuan
untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kemungkinan
kesalahan konsep.
e) Memberi latihan, latihan yang diberikan siswa untuk mengasah
pemahaman siswa mengenai materi energi yang telah diperoleh
dilaksanakan dengan menggunakan permainan ular tangga. Setiap
kelompok siswa mewakilkan satu orang anggota untuk mengocok dadu
dan bersama-sama menjawab pertanyaan yang diajukan guru agar bisa
maju ke kotak berikutnya. Jawaban siswa kemudian ditulis pada LKS
yang tersedia.
f) Menilai kinerja siswa dan memberi umpan balik, peran guru dalam fase
ini adalah memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa dan
memberikan penguatan terhadap respon siswa ketika menjawab dengan
benar, serta meluruskan jawaban siswa yang belum tepat. Pemberian
penguatan bertujuan agar siswa dapat melatih sikap kerja kerasnya
ketika menemukan hambatan dalam proses penyelesaian tugas.
g) Memberikan latihan mandiri, siswa diberikan kesempatan untuk
berlatih konsep melalui pemberian pekerjaan rumah untuk menulis
contoh perpindahan panas secara konduksi, konveksi, radiasi dalam
kehidupan sehari-hari, serta menguraikan perubahan bunyi pada alat
musik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
34
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan,
dengan kesamaan menggunakan permainan ular tangga. Hal ini dijadikan
bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian ini. Hasil penelitian relevan
terkait dengan penggunaan permainan ular tangga antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahina Nugrahani dengan judul “Media
Permainan Berbasis Visual Berbentuk Permainan Ular Tangga Untuk
Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar di Sekolah Dasar”
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai IPA, IPS, dan Bahasa
Inggris siswa sebesar 18,8% setelah menggunakan media pembelajaran
ular tangga.
2. Penelitian berjudul “Penggunaan Media Ular Tangga DIKE Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pesawat Sederhana” oleh Dike
Meilia, Oong Komar, dan Ida Kaniawati. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 77,7% pada aspek
kognitif, 100% pada aspek afektif, dan 83,33% pada aspek psikomotor.
Ular Tangga DIKE (Diharapkan Inovatif Kreatif dan Efektif) digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar, keaktifan, dan keterampilan siswa
dalam menggunakan alat peraga.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Suppiah Nachiappan, Nurain Abd.
Rahman, Harikrishnan Andi, dan Fatimah Mohd Zulkafaly dengan judul
“Snake and Ladder Games in Cognition Development on Students with
Learning Difficulties”. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif
ini menunjukkan bahwa permainan ular tangga memberikan kesempatan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
35
untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam kemampuan
berhitung matematika, selain itu keterampilan sosial siswa juga
berkembang melalui interaksi antar pemain. Belajar sambil bermain
dapat digunakan sebagai strategi dan metode pengajaran yang sesuai bagi
siswa berkesulitan belajar, serta untuk meningkatkan perkembangan
kognitif siswa dengan menciptakan minat untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA sebagai proses, merupakan bentuk penanaman konsep
seputar alam semesta dan manusia melalui cara-cara ilmiah yang juga dapat
mendidik siswa untuk bekerja keras mempelajari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan agar dapat bermanfaat bagi manusia. Pentingnya pembelajaran
IPA di SD khususnya dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan
sikap kerja keras siswa, memerlukan media pembelajaran yang tepat. Kegiatan
wawancara dan observasi yang dilakukan memperoleh hasil bahwa guru
mengalami kesulitan untuk menyampaikan materi karena belum tersedianya
media pembelajaran yang memadai. Media yang sering digunakan sebelumnya
berupa buku teks dan gambar, namun media tersebut belum dapat membantu
guru secara efektif.
Permainan merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan untuk membantu guru dalam penyampaian materi, salah satunya
adalah ular tangga. Permainan ular tangga merupakan alat bantu yang
memudahkan siswa untuk memahami konsep IPA secara menarik,
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016
36
menyenangkan, dan bermakna karena dapat melatih daya ingat dan karakter.
Karakter kerja keras, kerja sama, dan tanggung jawab dapat berkembang
melalui penggunaan permainan ular tangga dalam pembelajaran. Permainan
ular tangga yang telah dimodifikasi merupakan media pembelajaran yang tepat
dan diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar serta kerja keras siswa
kelas IV pada pembelajaran IPA materi energi di SD Negeri 01 Karangnanas.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh penggunaan permainan ular tangga pada materi energi
terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Karangnanas.
2. Terdapat pengaruh penggunaan permainan ular tangga pada materi energi
terhadap kerja keras siswa kelas IV SD Negeri 01 Karangnanas.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Nareswari Kartika Prawening, FKIP, UMP, 2016