BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori...

12
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang mengkaji tentang pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan. Tetapi, masih terdapat beberapa perbedaan antara penelitian satu dengan penelitian lain, baik dari segi variabel yang digunakan maupun hasil penelitiannya. Hasil penelitian yang berbeda menunjukkan adanya kontra antara peneliti satu dengan peneliti yang lain. Berikut tabel ringkasan yang menunjukkan penelitian terhadap konservatisme akuntansi dari penelitian sebelumnya. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Metode Penelitian Variabel Hasil Oktamegah (2012) faktor-faktor yang memengaruhi penerapan konservatisme Regresi Linier Berganda Debt Covenant, Bonus Plan dan Political Cost bahwa debt covenant dan political cost mempengaruhi konservatisme sedangkan bonus plan tidak mempengaruhi penerapan konservatisme akuntansi. Septian (2014) tentang pengaruh kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, debt covenant, dan growth opportunity, terhadap Regresi Linier Berganda kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, debt covenant, dan growth opportunity struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi sedangkan debt covenant, dan growth opportunity tidak berpengaruh

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mengkaji tentang pengaruh leverage, ukuran perusahaan

dan profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan.

Tetapi, masih terdapat beberapa perbedaan antara penelitian satu dengan

penelitian lain, baik dari segi variabel yang digunakan maupun hasil

penelitiannya. Hasil penelitian yang berbeda menunjukkan adanya kontra antara

peneliti satu dengan peneliti yang lain. Berikut tabel ringkasan yang menunjukkan

penelitian terhadap konservatisme akuntansi dari penelitian sebelumnya.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti

Judul Metode

Penelitian

Variabel Hasil

Oktamegah

(2012)

faktor-faktor

yang

memengaruhi

penerapan

konservatisme

Regresi

Linier

Berganda

Debt

Covenant,

Bonus Plan

dan Political

Cost

bahwa debt

covenant dan political

cost mempengaruhi

konservatisme

sedangkan bonus plan

tidak mempengaruhi

penerapan

konservatisme

akuntansi.

Septian

(2014)

tentang

pengaruh

kepemilikan

manajerial,

ukuran

perusahaan,

debt covenant,

dan growth

opportunity,

terhadap

Regresi

Linier

Berganda

kepemilikan

manajerial,

ukuran

perusahaan,

debt

covenant,

dan growth

opportunity

struktur kepemilikan

dan ukuran

perusahaan

berpengaruh

signifikan terhadap

konservatisme

akuntansi sedangkan

debt covenant, dan

growth opportunity

tidak berpengaruh

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

7

konservatisme

akuntasnsi

signifikan terhadap

konservatisme

akuntansi.

Samuel

(2015)

pengaruh

konvergensi

IFRS dan

ukuran

perusahaan

terhadap

tingkat

konservatisme

akuntansi

Regresi

Linier

Berganda

IFRS, firm

size,

profitabilitas

dan leverage

konvergensi IFRS,

ukuran perusahaan,

profitabilitas dan

leverage secara

signifikan

berpengaruh

terhadap

konservatisme

akuntansi

Jayanti

(2016)

pengaruh

positive

accounting

theory,

profitabilitas

dan operating

cash flow

terhadap

penerapan

konservatisme

Regresi

Linier

Berganda

positive

accounting

theory,

profitabilitas

dan

operating

cash flow

debt covenant dan

political cost tidak

berpengaruh terhadap

konservatisme. bonus

plan dan profitabilitas

berpengaruh negatif

terhadap

konservatisme,

sedangkan operating

cash flow

berpengaruh positif

terhadap

konservatisme.

Susanto

(2016)

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

konservatisme

akuntansi

Regresi

Linier

Berganda

Ukuran

Perusahaan,

leverage dan

growth

opportunities

ukuran

perusahaan

berpengaruh positif

terhadap

konservatisme,

sedangkan leverage

dan growth

opportunities tidak

berpengaruh terhadap

konservatisme.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

8

Dari Tabel 2.1 diatas menunjukkan adanya perbedaan hasil dari satu

penelitian dengan penelitian yang lain. Temuan Oktamega (2012) menunjukkan

bahwa debt covenant dan political cost berpengaruh terhadap konservatisme. Hal

ini berbeda dengan temuan septian (2014) dan jayanti (2016) yang menunjukkan

bahwa debt covenant tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Pada penelitian Samuel (2015) menunjukkan bahwa leverage secara

signifikan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal tersebut berbeda

dengan temuan Susanto (2016) yang menunjukkan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori Keagenan

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam

teori agensi bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak antara pemilik

sumber daya (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan

pengendalian sumber daya tersebut. Teori agensi dapat dijelaskan dengan

hubungan antara manajemen dengan pemilik, manajemen sebagai agen secara

moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik

(principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi yang sesuai

dengan kontrak. Terdapat perbedaan kepentingan antara agent dan principal yang

dapat mendorong timbulnya konflik yang dapat merugikan kedua belah pihak

(agency problem). Dalam hal tersebut, manajer sebagai agent yang mempunyai

wewenang dari principal biasanya cenderung melakukan perilaku yang tidak

seharusnya (dysfunctional behavior) untuk kepentingan dan keuntungannya

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

9

sendiri. Diasumsikan bahwa manusia selalu menentukan tujuan terlebih dahulu

sebelum memilih untuk melakukan suatu aksi.

Lafond and Watts (2006) berpendapat bahwa laporan keuangan yang

mengaplikasikan prinsip konservatisme dapat mengurangi biaya agen yang

muncul akibat dari asimetri informasi dimana pihak manajemen memiliki

informasi lebih banyak dari pihak investor selain itu prinsip konservatisme juga

mengurangi kemungkinan manajer melakukan manipulasi laporan, perilaku

manipulasi yang paling sering terjadi dalam terori keagenan yaitu pencatatan laba

yang lebih tinggi. Pencatatan laba yang lebih tinggi ini disebabkan insentif

manajemen berupa bonus yang diukur dari kinerja manajemen dalam

menghasilkan laba dan juga sebagi pertimbangan investor untuk mengambil

keputusan. Banyak dukungan terhadap penerapan prinsip konservatisme namun

ada pula yang mengkritik prinsip ini sehingga prinsip konservatisme dianggap

sebagai prinsip yang kontroversional. Untuk mengurangi biaya keagenan dan

mengurangi terjadinya asimetri informasi perusahaan harus menerapkan prinsip

konservatisme (Lafond and Watts, 2006)

2. Teori Akuntansi positif

Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

dalam teori akuntansi positif yaitu, bonus plan, debt covenant, dan political cost.

Hipotesis debt covenant menurut Sukartha (2007) adalah suatu perjanjian atau

kontrak jangka panjang. Kontrak utang (debt covenant) menurut Harahap (2012)

merupakan suatu perjanjian antara kreditor dan debitor dimana perjanjian ini

berfungsi sebagai pelindung bagi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

10

kreditor berupa pembagian deviden yang berlebihan dan membiarkan ekuitas

berada dibawah tingkat yang ditentukan. Perusahaan menggeser laba-laba dari

periode yang akan datang untuk meningkatkan laba pada periode sekarang

sehingga rasio utang/ekuitas mengalami penurunan. Semakin rendah rasio

utang/ekuitas makan akan semakin rendah pula potensi kebangkrutan sehingga

perusahaan termotivasi untuk menghindari kedekatan terhadap kovenan utang

untuk mendapat suku bunga pinjaman yag lebih rendah.

Salah satu positive accounting theory menurut Watts dan Zimmerman

(1986) adalah political cost hypothesis atau hipotesis biaya politis. Perusahaan

melakukan penurunan laba dengan menggeser laba-laba keperiode selanjutnya

dengan tujuan menghindari tekanan politik berupa tuduhan monopoli dengan

menunjukkan laba perusahaan tidak berlebihan seperti yang dicurigai, melobi ke

kongres untuk menghindari tuntutan serikat kerja dengan menunjukkan bahwa

laba perusahaan menurun, melindungi industri dari barang impor yang

menyebabkan keuntungan industri merosot dan lain sebagainya.

3. Konservatisme Akuntansi

Konservatisme adalah reaksi yang cenderung mengarah pada sikap kehati-

hatian dalam mengambil tindakan atau keputusan dasar untuk menghadapi

ancaman dalam lingkungan bisnis yang sudah cukup dipertimbangkan. Ancaman

tersebut timbul akibat ketidak pastian yang melekat dalam perusahaan yang

melingkupi aktivitas bisnis maupun ekonomi. Implikasi dari penerapan

konservatisme dapat dilihat dari penggunaan metode akuntansi yaitu mengakui

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

11

biaya dan rugi yang kemungkinan terjadi tetapi tidak mengantisipasi keuntungan

meskipun keuntungan besar terjadi (Suwarjono, 2014)

Konservatisme menurut Basu (1997) didefinisikan sebagai praktik tidak

meningkatkan laba untuk merespon berita baik tetapi melakukan pengurangan

laba untuk merespon berita buruk. Kaidah pokok yang dimiliki oleh prinsip

konservatisme yaitu pengakuan kerugian yang mungkin terjadi tetapi tidak boleh

mengantisipasi laba sebelum terjadi sehingga apabila dihadapkan beberapa

pilihan, akuntan disarankan untuk memilih metode akuntansi yang tidak

menguntungkan. Menurut Basu (2007) konservatisme didefinisikan suatu praktik

yang mengurangi laba dan mengecilkan aktiva bersih dalam merespon berita

buruk tetapi apabila terdapat kabar baik perusahaan tidak meningkatkan labanya.

Penerapan prinsip konservatisme akuntansi dapat mengurangi perusahaan dalam

menciptakan manipulasi terhadap laba dalam menyampaikan laporan keuang

sehingga perilaku opertunistik manajer dapat dibatasi (Watts, 2003).

Konservatisme akuntansi secara tradisional didefinisikan sebagai laba yang

tidak di antisipasi tetapi melakukan antisipasi terhadap kerugian (Lo, 2005). Tidak

mengantisipasi laba berarti mengakui laba setelah suatu verifikasi secara hukum

dilakukan sedangkan, pengantisipasian rugi berarti pengakuan rugi sebelum suatu

verifikasi secara hukum dapat dilakukan.

Savitri (2015) menyatakan bahwa konservatisme merupakan salah satu

prinsip yang digunakan dalam melaporkan keuangan perusahaan. Hal ini

didukung dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang menyebutkan ada

beberapa metode yang menerapkan prinsip konservatisme. Beberapa pilihan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

12

metode dalam peryataan standar akuntansi keuangan yang dapat menimbulkan

konservatisme akuntansi yaitu:

1. PSAK No. 14 tentang persediaan

Perusahaan dapat mencatat biaya persediaan dengan menggunakan salah

satu dari metode yang telah ditetapkan yaitu metode rata-rata tertimbang

dan metode FIFO (First In First Out)

2. PSAK No. 16 tentang aset tetap dan aset lain-lain yang mengatur estimasi

masa manfaat suatu aset tetap.

Penggunaan aset tetap yang serupa dapat digunakan perusahaan untuk

pengalaman mengestimasi dan mempertimbangkan masa manfaat suatu

aset. Perusahaan harus melakukan penyesuaian atas beban penyusutan saat

ini dan dimasa yang akan datang apabila perusahaan menemukan bahwa

masa manfaat suatu aset berbeda dari estimasi yang sebelumnya sehingga

estimasi masa manfaat harus diteliti kembali secara periodik. Standar ini

memungkinkan perusahaan melaporkan laba yang konservatif karena

perusahaan dapat mengubah masa manfaat aset yang digunakan.

3. PSAK No. 19 tentang aset tidak berwujud yang berkaitan dengan metode

amortisasi.

Terdapat beberapa pilihan metode yang digunakan perusahaan dalam

melaporkan amortisasi aset tak berwujud untuk mengalokasikan jumlah

penyusustan suatu aset atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaat.

4. PSAK No. 20 tentang biaya riset dan pengembangan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

13

Biaya dan manfaat ekonomis yang diharapkan perusahaan akan diperoleh

dari kegiatan riset dan pengembangan harus diperhatikan untuk

mengalokasikan biaya riset yang akan dialokasikan.

Beberapa PSAK tersebut terkait dengan penerapan prinsip konservatisme

akuntansi pada perusahaan. Dalam menyusun laporan keuangan, perusahaan

memiliki beberapa faktor apabila perusahaan memilih untuk menerapkan prinsip

konservatisme. Faktor tersebut dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui

metode yang baik dalam penyusunan laporan keuangan Savitri (2015).

4. Leverage

Suprihastini (2007) menyatakan Leverage adalah penggunaan sumber dana

yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan

keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkat

keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Perusahaan dapat menggunakan

sumber dana dari dalam atau intern perusahaan (modal sendiri) dan dari luar

(utang) dapat digunakan perusahaan untuk membagi kegiatannya Jadi dapat

dikatakan utang adalah kewajiban perusahaan untuk memberikan kepada pihak

lain dimasa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi yang terjadi

sebelumnya berupa jasa, uang maupun barang.

Menurut Brigham (2007) rasio yang digunakan untuk mengukur

proporsi penggunaan hutang dalam membiayai investasi perusahaan dengan

tingkat signifikasi tinggi adalah leverage. Semakin besar leverage

perusahaan, maka akan semakin besar pula risiko kegagalan perusahaan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

14

sehingga kreditor lebih mengharapkan tingkat hutang yang dimiliki

perusahaan rendah karena semakin rendah rasio utang, makin besar

perlindungan terhadap kreditor jika terjadi likuiditas.

5. Ukuran Perusahaan

Skala suatu perusahaan dapat diukur dengan total aset yang dimiliki karena

apabila perusahaan besar maka akan memiliki aset yang besar pula nilainya

(Hardiningsih, 2011). Political cost yang ditetapkan pemerintah misalnya berupa

pajak, pengawasan pemerintah semakin besar apabila ukuran perusahaan semakin

besar. Semakin besarnya penetapan pajak untuk perusahaan maka akan semakin

besar pula pemasukan untuk pemerintah.

Pemerintah sebagai kepanjangan tangan dari masyarakat yang memiliki

wewenang untuk melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada

masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku baik peraturan perpajakan

maupun peraturan lainnya. Hal tersebut akan menimbulkan konflik kepentingan

antara perusahaan dan pemerintah sehingga menjadi penyebab timbulnya political

cost. Informasi akuntansi berupa laba biasanya digunakan untuk proses

pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat melalui pemerintah.

Apabila perusahaan besar dan memiliki laba yang tinggi secara relatif permanen

biasanya lebih diawasi oleh masyarakat dan pemerintah, selain itu pemerintah

dapat terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik yang lebih

tinggi kepada perusahaan sehinggal hal tersebut dapat mendorong pihak

perusahaan untuk menerapkan konservatisme akuntansi (Oktamegah, 2012).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

15

Political costs hypothesis mengenalkan dimensi politis ke dalam

konservatisme akuntansi. Ukuran perusahaan juga dapat menimbulkan biaya

politis. Perusahaan yang sangat besar didirikan dengan standar kinerja dan

profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan juga biaya politis. Hal ini

mendorong perusahaan-perusahaan berskala besar untuk menerapkan

konservatisma akuntansi (Watts dan Zimmerman 1986)

6. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber yang ada dimana rasio ini

kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset dan utang pada hasil operasi

Brigham (2010).

Menurut Jayanti (2016) pada penelitiannya, perusahaan yang memiliki

profitabilitas yang tinggi maka akan semakin tidak konservatis. Hal ini

dikarenakan apabila profitabilitas tinggi perusahaan akan cenderung menjaga

eksistensi dimata investor dan masyarakat karena profitabilitas sendiri dapat

menggambarkan kinerja perusahaan pada periode tertentu.

Pada saat profitabilitas mengalami penurunan perusahaan cenderung lebih

menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Mengingat prinsip konservatisme

akuntansi merupakan prinsip yang menerapkan sifat kehati-hatian untuk

menghadapai ancaman dilingkungan bisnis yang penuh ketidakpastian, sehingga

penerapan prinsip konservatisme akuntansi pada saat profitabilitas perusahaan

mengalami penurunan dapat digunakan untuk mengantisipasi berita buruk yang

terjadai dimasa yang akan datang. Penerapan prinsip konservatisme akuntansi

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

16

pada saat profitabilitas mengalami penurunan juga dapat digunakan digunakan

perusahaan untuk menganalisa lebih lanjut penyebab menurunnya profitabilitas.

Selain itu, prinsip konservatisme akuntansi juga dapat menghindari adanya laba

yang fiktif seperti membesarkan jumlah laba pada saat profitabilitas rendah demi

kepentingan pihak tertentu (Jayanti, 2016)

C. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Leverage terhadap konservatisme akuntansi

Debt covenant hypothesis memprediksi bahwa untuk memberi kesan kepada

pihak eksternal bawa kinerja perusahaan baik manajemen akan cenderung

memilih metode akuntansi yang dapat memaksimalkan laba. Menurut Watts dan

Zimmerman (1986) perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang

baik agar kreditor yakin bahwa perusahaan mampu dalam menutup utangnya

sehingga jumlah pinjaman yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Oleh

karena itu prinsip konservatisme akuntansi akan berkurang apabila semakin tinggi

utang yang dimiliki perusahaan. Hal ini konsisten terhadap penelitian Oktomegah

(2012) sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah :

H1 : Leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi

Semakin besar ukuran perusahaan maka akan menimbulkan tingginya

political cost yang dihadapi sehingga ukuran perusahaan dapat memicu political

cost yang salah satunya berupa pajak. Untuk mengurangi pajak perusahaan

cenderung menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Hal ini didukung oleh

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A.eprints.umm.ac.id/39741/3/BAB II.pdf · 2. Teori Akuntansi positif Watts and Zimmerman (1986) mengemukakan bahwa terdapat tiga hipotesis

17

penelitian (Septian, 2014) sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah :

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

3. Pengaruh profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi

Perusahaan akan menyajikan laporan keuangan yang tidak konservatif

apabila perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang naik. Hal tersebut terjadi

karena perusahaan ingin menjaga eksistensi dimata investor dan masyarakat. Hal

ini didukung oleh penelitian Samuel (2015) Sehingga hipotesis ketiga dalam

penelitian ini adalah :

H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

D. Rerangka Pemikiran

Rerangka pemikiran berikut ini digunakan untuk meneliti Leverage, ukuran

perusahaan dan profitabilitas terhadap konservatisme.

Gambar 2.1

H1

Leverage

(X1)

Ukuran Perusahaan

(X2)

Konservatisme

Akuntansi

(Y)

Profitabilitas

(X3)

H2

H3