BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf · menjelaskan bahwa terdapat dua...

22
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Pada bagian ini akan diuraikan mengenai materi tentang teori Technology Acceptance Model (TAM), sistem informasi akuntansi, komponen sistem informasi akuntansi, sistem informasi akuntansi berbasis komputer, efektivitas sistem informasi akuntansi, keterlibatan personal, kemampuan teknik personal, serta pendidikan dan pelatihan personal. 2.1.1 Teori Technology Acceptance Model (TAM) Model TAM adalah teori sistem informasi yang memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan teknologi. Teori TAM diadopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori yang menjelaskan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun1989. Teori ini menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi perilaku personal untuk menerima dan menggunakan teknologi. Dua faktor tersebut adalah kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) (Surendran, 2012). Berdasarkan teori ini menggambarkan bahwa pendidikan dan pelatihan perlu untuk diikuti oleh pengguna SIA agar dapat meningkatkan pemahaman individu sehingga individu dapat memahami manfaat yang diberikan atas penggunaan sistem tersebut dan memudahkan individu dalam penggunaannya.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf · menjelaskan bahwa terdapat dua...

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai materi tentang teori Technology

Acceptance Model (TAM), sistem informasi akuntansi, komponen sistem

informasi akuntansi, sistem informasi akuntansi berbasis komputer, efektivitas

sistem informasi akuntansi, keterlibatan personal, kemampuan teknik personal,

serta pendidikan dan pelatihan personal.

2.1.1 Teori Technology Acceptance Model (TAM)

Model TAM adalah teori sistem informasi yang memuat model mengenai

sikap individu untuk menerima dan menggunakan teknologi. Teori TAM diadopsi

dari Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori yang menjelaskan bahwa

persepsi seseorang terhadap sesuatu akan menentukan sikap dan perilaku orang

tersebut. TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun1989. Teori ini

menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi perilaku personal

untuk menerima dan menggunakan teknologi. Dua faktor tersebut adalah

kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) (Surendran,

2012).

Berdasarkan teori ini menggambarkan bahwa pendidikan dan pelatihan

perlu untuk diikuti oleh pengguna SIA agar dapat meningkatkan pemahaman

individu sehingga individu dapat memahami manfaat yang diberikan atas

penggunaan sistem tersebut dan memudahkan individu dalam penggunaannya.

13

Pemahaman personal yang meningkat menunjukan adanya peningkatan

kemampuan teknik personal tersebut, selain itu dengan meningkatnya pemahaman

personal dapat meningkatkan keterlibatan personal dalam pengembangan SIA.

2.1.2 Sistem informasi akuntansi

Menurut Hall (2009: 6) sistem adalah sekelompok komponen-komponen

yang saling berkaitan yang terintegrasi untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan

yang sama. Semua sistem memiliki elemen yang sama, yaitu:

1) Banyak komponen, sebuah sistem harus berisi lebih dari satu bagian.

2) Berhubungan, tujuan umum dari suatu sistem adalah menghubungkan

berbagai bagian dari sistem tersebut. Komponen tersebut dinyatakan bukan

bagian dari sistem tersebut, apabila komponen tersebut tidak memberikan

kontribusinya pada tujuan bersama.

3) Tujuan, sistem harus mengarah kesatu atau beberapa tujuan. Sistem sebaiknya

diganti, apabila sistem tidak lagi mengarah kesebuah tujuan yang sama.

Informasi adalah data yang dikelola dan diproses untuk memberikan arti

dan memerbaiki proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya pengguna

membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari

peningkatan informasi (Romney dan Steinbart, 2014: 4).

Karakteristik informasi yang berguna adalah:

1) Relevan

Informasi yang relevan dapat mengurangi ketidakpastian, meningkatkan

pengambilan keputusan, serta menegaskan atau memerbaiki ekspektasi

sebelumnya.

14

2) Reliabel

Informasi yang reliabel adalah informasi yang bebas dari kesalahan atau bias

dan menyajikan kejadian atau aktivitas organisasi secara akurat.

3) Lengkap

Informasi yang lengkap adalah yang tidak menghilangkan aspek penting dari

suatu kejadian atau aktivitas yang diukur.

4) Tepat waktu

Informasi yang tepat waktu adalah informasi yang diberikan pada waktu yang

tepat bagi pengambil keputusan dalam mengambil keputusan.

5) Dapat dipahami

Informasi yang mudah dipahami adalah informasi yang disajikan dalam

format yang dapat dimengerti dan jelas.

6) Dapat diverifikasi

Informasi yang dapat diverifikasi ketika dua orang yang independen dan

berpengetahuan dibidangnya dan masing-masing menghasilkan informasi

yang sama.

7) Dapat diakses

Informasi yang berguna adalah informasi yang tersedia untuk pengguna ketika

mereka membutuhkannya dan dalam format yang dapat digunakan.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya,

seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan

dan data lainnya ke dalam informasi (Bodnar dan Hopwood, 2006). SIA

merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan

15

mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambilan keputusan

(Romney dan Steinbart, 2014: 4).

Tujuan dasar sistem informasi (Hall, 2009: 21), yaitu:

1) Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen.

2) Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen.

3) Mendukung operasional harian perusahaan.

2.1.3 Komponen sistem informasi akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2014: 4) terdapat enam komponen SIA,

yaitu:

1) Orang yang menggunakan sistem.

2) Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan

menyimpan data.

3) Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya.

4) Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data.

5) Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer, perangkat peripheral, dan

perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA.

6) Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA.

Enam komponen tersebut memungkinkan SIA untuk memenuhi tiga fungsi

bisnis penting sebagai berikut:

1) Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas, sumber daya, dan

personal organisasi.

16

2) Mengubah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat merencanakan,

mengeksekusi, mengendalikan, dan mengevaluasi aktivitas sumber daya dan

personal.

3) Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan aset dan data

organisasi.

Romney dan Steinbart (2014: 11) mengungkapkan bahwa desain SIA yang

baik dapat menambah nilai organisasi dengan:

1) Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa.

2) Meningkatkan efisiensi.

3) Berbagi pengetahuan.

4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokannya.

5) Meningkatkan struktur pengendalian internal.

6) Meningkatkan pengambilan keputusan.

2.1.4 Sistem informasi akuntansi berbasis komputer

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berbasis komputer adalah serangkaian

perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengolah data

sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi penggunanya (Bodnar dan

William, 2006: 6).

Terdapat dua kelompok besar SIA berbasis komputer, yaitu sistem batch

dan sistem real-time. Pada sistem batch terdapat jeda antara waktu terjadinya

kegiatan ekonomi dengan waktu pencatatannya. Sistem batch menggunakan

sumber daya yang sedikit (perangkat keras, pemprograman dan pelatihan).

Menghindari terjadinya penundaan maka dibutuhkannya record tertentu untuk

17

diproses setelah peristiwa terjadi. Sistem real-time merupakan sistem yang

melakukan pemprosesan ketika kegiatan ekonomi terjadi dan lebih banyak sumber

daya yang dibutuhkan daripada pemprosesan bacth, serta dilakukan pemprosesan

segera terhadap semua record yang berkaitan dengan peristiwa (Hall, 2009: 97).

2.1.5 Efektivitas sistem informasi akuntansi

Secara umum, efektivitas diartikan sebagai alat ukur tercapainya

kesuksesan atas tujuan yang ditetapkan. Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

(SIA) merupakan suatu keberhasilan yang dicapai oleh SIA dalam menghasilkan

informasi yang berkualitas (Indah, 2014).

Menurut DeLone dan McLean (2003) cara pengukuran efektivitas SIA

adalah sebagai berikut:

1) Information quality (kualitas informasi), berkaitan dengan output sistem

informasi. Kualitas informasi diukur dalam hal akurasi, ketepatan waktu,

kelengkapan, relevansi, dan konsistensi. Dampak individunya diukur dalam

hal pengambilan keputusan, efektivitas kerja, dan kualitas kerja.

2) System quality (kualitas sistem), terkait mengenai kualitas atas sistem

informasi yang digunakan. Kualitas sistem diukur dalam hal kemudahan

penggunaan, fungsionalitas, kehandalan, fleksibilitas, kualitas data, integrasi

dan peran pentingnya dalam suatu organisasi. Dampak individunya diukur

sebagai kualitas lingkungan kerja dan prestasi kerja.

3) Service quality (kualitas pelayanan), terkait mengenai kemampuan sistem

dalam memenuhi kebutuhan dari penggunanya. Adapun beberapa dimensi

terkait mengenai kualitas pelayanan, yaitu tangibles, reliability,

18

responsiveness, assurance, dan empathy. Tangible, yaitu bentuk fisik dari jasa

yang berupa fasilitas atau peralatan yang digunakan. Reliability, terkait

mengenai keandalan sistem informasi. Responsiveness, terkait mengenai

kesiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan oleh

penggunanya. Assurance, yaitu jaminan bahwa karyawan memiliki

pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan mereka dengan

baik dan empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus kepada pengguna

dengan memahami kebutuhan dari pengguna secara spesifik.

4) System use (penggunaan sistem), berkaitan dengan penggunaan sistem

informasi oleh pengguna. Penggunaan sistem diukur sebagai frekuensi

penggunaan, waktu penggunaan, jumlah akses, pola penggunaan, dan

ketergantungan. Dampak individunya diukur dari segi kinerja dan

pengambilan keputusan kinerja.

5) User statifiaction (kepuasan pengguna), berkaitan dengan tingkat kepuasan

pengguna sistem informasi terhadap sistem dan output yang dihasilkan.

6) Net benefits (manfaat bersih), berkaitan dengan keuntungan atas keberadaan

dan penggunaan SIA.

2.1.6 Keterlibatan personal

Keterlibatan personal merupakan aktivitas personal dalam tahap

pengembangan sistem informasi yang menunjukan seberapa besar tingkat

keterlibatan responden terhadap proses pengembangan SIA (Dwinda, 2014). Terry

(2003) mengungkapkan bahwa dengan adanya dukungan dari keterlibatan

pemakai akan meningkatkan kepuasan pemakai itu sendiri. Menurut Aplonia

19

Elfreda, 2004:28 (dalam Meiryani, 2014) partisipasi pengguna digunakan untuk

menunjukkan intervensi pribadi personal selaku pengguna yang nyata dalam

pengembangan sistem informasi, mulai dari perencanaan, pengembangan, dan

implementasi SIA.

Partisipasi personal akan menyebabkan semakin tingginya tingkat

kepuasan personal maupun meningkatkan kualitas sistem yang pada akhirnya

dapat menyebabkan keberhasilan dalam penerapan sistem informasi. Keberhasilan

pengembangan sistem ini akan mendorong pencapaian tujuan ataupun sasaran

yang ada dalam organisasi (Priyo, 2006).

Gusti (2012) menyatakan bahwa tidak semua keterlibatan pemakai

membawa keberhasilan dalam proses pengembangan SIA. Terdapat beberapa

alasan yang menyebabkan terjadinya kegagalan dari keterlibatan pemakai

diantaranya:

1) Pengetahuan yang dimiliki tidak tepat sehingga personal tidak bersedia

membuat keputusan untuk memberikan pandangannya, karena pemakai

kurang memahami dampak dari keputusan yang diambilnya.

2) Kurangnya pengalaman dalam menentukan keputusan karena kultur

lingkungan yang tidak mendukung dan kurangnya dukungan dari organisasi

dalam berpartisipasi untuk mengambil keputusan.

3) Pengambilan keputusan tersebut terbatas pada tahapan-tahapan yang

memungkinkan pemakai terlibat dalam pengambilan keputusan.

20

4) Kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan kurangnya kesempatan

untuk belajar, hal ini muncul karena katakutan akan tingginya biaya yang

perlu dikeluarkan untuk kegiatan tersebut.

Havelka (2002) menyatakan bahwa personal yang memiliki pemahaman

yang baik tentang sistem akan mampu menunjukan masalah dan hal-hal tertentu

untuk perbaikan SIA. Pada sisi lain, personal yang tidak memahami sistem saat ini

atau bagaimana sistem seharusnya maka tidak dapat memberikan rincian yang

diperlukan untuk mengotomatisasi proses dan mungkin menolak upaya

merampingkan atau menghilangkan proses atau output sistem yang berlebihan.

Partisipasi personal dalam proses pengembangan SIA diperlukan untuk

menentukan kebutuhan informasi yang dibutuhkan bagi personal dalam

melaksanakan pekerjaan mereka.

Menurut Bodnar dan William (2006:437) pengembangan sistem adalah

proses modifikasi atau mengganti sebagian atau semua sistem informasi. Proses

ini memerlukan proses komitmen waktu dan sumber daya. Pengembangan sistem

secara normal dilakukan oleh tim proyek yang terdiri dari analisis sistem,

programer, akuntan, dan orang lain dalam organisasi yang mempunyai

pengetahuan memadai dan tahu tentang proyek tersebut.

Menurut Bodnar dan William (2006: 25) sebuah proyek pengembangan

sistem biasanya terdiri dari tiga fase, yaitu analisis sistem, desain sistem, dan

implementasi sistem. Analisis sistem melibatkan penyusunan solusi dan evaluasi

solusi untuk menyelesaikan masalah sistem. Analisis sistem menekankan tujuan

21

sistem secara keseluruhan. Secara ringkas tujuan umum analisis sistem adalah

sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan kualitas informasi.

2) Untuk meningkatkan pengendalian internal.

3) Untuk meminimalkan biaya, jika memungkinkan.

Keterlibatan personal dapat diukur dengan dua indikator, yaitu partisipasi

personal dan kontrol user pada sistem informasi (Dwinda, 2014). Partisipasi

personal terhadap sistem meliputi keikutsertaan personal dalam menjalankan,

memelihara, dan mengembangkan sistem yang telah dibangun. Kontrol user

terhadap sistem meliputi usaha user dalam meningkatkan wawasannya dalam

manajemen di bidang komputer, kemampuan personal dalam mempersingkat

waktu penyelesaian pekerjaannya serta adanya kepercayaan dan dukungan

personal dalam pengembangan sistem informasi.

Secara umum, kontrol user meliputi pengawasan, pemeriksaan, dan

pengendalian terhadap penggunaan SIA (http://kbbi.web.id/kontrol). Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Pengawasan adalah tindakan personal dalam memerhatikan dan melakukan

penjagaan terhadap SIA yang digunakan.

2) Pemeriksaan adalah tindakan personal dalam mengamati dengan teliti

keadaan sistem yang digunakan.

3) Pengendalian adalah tindakan personal dalam mengawasi, menguasai,

menahan atau menyesuaikan hasil dengan harapan dari penggunaan SIA

tersebut.

22

2.1.7 Kemampuan teknik personal

Kemampuan teknik personal adalah kemampuan yang dimiliki seseorang

yang diperoleh dari pengalaman dan dari pendidikan atau pelatihan yang pernah

diikuti sehingga dapat meningkatkan kepuasannya untuk menggunakan SIA yang

diterapkan oleh suatu organisasi (Kameswara, 2013). Hary (2014) menyatakan

bahwa kemampuan teknik pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk

menggunakan SIA sehingga kinerja SIA lebih tinggi. Pemakai SIA yang memiliki

kemampuan teknik yang baik akan meningkatkan kepuasannya dalam

menggunakan SIA sehingga akan terus menggunakannya dalam membantu

menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan dan

kemampuan yang memadai.

Robbins, 2005: 46 (dalam Gusti, 2012) menyatakan bahwa kemampuan

pemakai terdiri dari dua faktor yaitu:

1) Kemampuan intelektual, merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara

mental.

2) Kemampuan fisik, merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan

stamina kekuatan dan karakteristik fisik.

Irawati (2011) menyatakan bahwa terdapat dua jenis kemampuan teknik,

yaitu:

1) Kemampuan spesialis

Kemampuan spesialis meliputi teknik desain sistem yang berhubungan dengan

sistem, komputer, dan model sistem.

23

2) Kemampuan umum

Kemampuan umum meliputi teknik analisis yang berhubungan dengan

organisasi, manusia, dan lingkungan sekitarnya.

2.1.8 Pendidikan dan pelatihan personal

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu upaya untuk pengembangan

sumber daya. Pendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan yang

bersifat lebih teoritis, sedangkan pelatihan adalah penerapan pengetahuan dan

peningkatan keahlian yang bersifat praktis. Pendidikan dan pelatihan mempunyai

hubungan yang erat serta mempunyai arah yang sama, yaitu meningkatkan skill,

knowledge, dan attitude dari personal. Pendidikan dan pelatihan tidak dapat

dipisahkan karena prinsipnya pendidikan dan pelatihan mempunyai tujuan yang

sama, yaitu sama-sama meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap

mental dari personal agar memberikan kontribusi yang optimal kepada

organisasinya (Elfina, 2007).

Tujuan dari pendidikan dan pelatihan yang diungkapkan oleh Andrew E.

Sikula (dalam Elfina, 2007) adalah sebagai berikut:

1) Increased productivity

Pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan job perfonce pada posisi

jabatannya.

2) Improved quality

Pendidikan dan pelatihan yang diterapkan diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan yang lebih baik dan akan memperkecil kesalahan dalam kegiatan

operasionalnya.

24

3) Better human resources planning

Pendidikan dan pelatihan yang baik dapat mempersiapkan tenaga kerja untuk

keperluan dimasa depan.

4) Increased morale

Pengadaan pendidikan dan pelatihan diharapkan membuat suasana organisasi

menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.

5) Indirect compensation

Pendidikan dan pelatihan sebagai teknik recrutment untuk menarik tenaga kerja

potensial dengan kualitas tinggi.

6) Better Health and Safety

Pendidikan dan pelatihan diharapkan dapat membantu karyawan dalam

menghindari terjadinya kecelakaan-kecelakaan dalam bekerja.

7) Obsolescense Prevention

Pendidikan dan pelatihan membantu meningkatkan inisiatif dan kreatifitas para

karyawan serta membantu mengadakan tindakan preventif untuk menghadapi

ketinggalan zaman akibat dari kemajuan teknologi.

8) Personal growth

Pendidikan dan pelatihan yang didapatkan oleh karyawan diharapkan dapat

lebih mematangkan karyawan yang bersangkutan sehingga dapat memberikan

keuntungan bagi perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini diuraikan mengenai penelitian-penelitian terdahulu

yang sesuai dengan topik penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

25

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

N

o

Judul dan

Nama Peneliti

Variabel dan

Teknik Analisis

Hasil penelitian

1 Pengaruh

keterlibatan pengguna

dan ukuran organisasi

pada efektivitas

penggunaan sistem

informasi akuntansi.

(Made

Dwinda Kharisma,

dan Ida Bagus

Dharmadiaksa,

2014)

Independen: 1) Keterlibatan

pengguna

2) ukuran organisasi

Dependen: efektivitas

penggunaan sistem

informasi akuntansi

Moderasi: Kapabilitas personal

sistem informasi

Teknik

Analisis:

Moderated

Regression Analysis

Keterlibatan pengguna

tidak berpengaruh pada

efektivitas penggunaan sistem

informasi akuntansi, sedangkan

ukuran organisasi berpengaruh

pada efektivitas penggunaan

sistem informasi akuntansi.

Kapabilitas personal sistem

informasi hanya dapat

memoderasi pengaruh ukuran

organisasi pada efektivitas

penggunaan sistem informasi

akuntansi.

2 Faktor-fator

yang memengaruhi

kinerja sistem

informasi akuntansi

pada restoran waralaba

Asing di Kota

Denpasar.

(A.A.Ngr.

Kameswara

Suryawarman

dan Ni Luh

Sari Widhiyani,

2013)

Independen: 1) Keterlibatan

pemakai dalam

proses

pengembangan

2) Kemampuan

teknik personal

3) Ukuran organisasi

4) Dukungan

manajemen

puncak

5) Formalisasi

pengembangan

sistem informasi

akuntansi

6) Program pelatihan

dan pendidikan

pemakai

7) Kualitas informasi

8) Penggunaan

software dalam

organisasi

Dependen: Kinerja sistem

informasi akuntansi

Variabel kemampuan

teknik personal, dukungan

manajemen puncak, program

pelatihan dan pendidikan

pemakai, kualitas informasi dan

penggunaan software dalam

organisasi secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja sistem informasi

akuntansi yang diukur dengan

kepuasan pemakai. variabel

keterlibatan pemakai dalam

proses pengembangan, ukuran

organisasi dan formalisasi

pengembangan sistem informasi

akuntansi secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja sistem informasi

akuntansi yang diukur dengan

kepuasan pemakai.

26

yang diukur dengan

kepuasan pemakai

Teknik

Analisis:

Regresi Linier

Berganda

3 Pengaruh kemampuan

teknik personal,

program pelatihan dan

pendidikan pemakai,

insentif dan partisipasi

manajemen pada

kinerja penerapan

sistem informasi

akuntansi.

(Irma Diana Putri,

2014)

Independen: 1) kemampuan teknik

personal

2) program pelatihan

dan pendidikan

pemakai

3) insentif

4) partisipasi

manajemen

Dependen:

Kinerja

penerapan sistem

informasi akuntansi

Teknik

Analisis:

Analisis

regresi linier

berganda

Kemampuan teknik

personal, program pelatihan dan

pendidikan pemakai, insentif dan

partisipasi manajemen

berpengaruh positif dan

signifikan pada kinerja

penerapan sistem informasi

akuntansi.

4 Analisis

faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja

sistem informasi

akuntansi.

(Acep

Komara, 2006)

Independen: 1) Keterlibatan

pengguna dalam

proses

pengembangan

SIA

2) Kapabilitas

personal SI

3) Ukuran organisasi

4) Dukungan Top

manajemen

5) Formalisasi

pengembangan

sistem

Dependen:

1) Kinerja SIA

2) Penggunaan sistem

Teknik

Analisis:

Analisis

regresi linier

berganda

Keterlibatan pengguna,

ukuran organisasi, dukungan top

manajemen, dan formalisasi

memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap kepuasan

pengguna namun,

kapabilitas personal tidak

memiliki pengaruh secara

positif signifikan terhadap

kepuasan pengguna.

Selanjutnya terdapat pengaruh

positif signifikan antara variabel

keterlibatan, kapabilitas, dan

dukungan

top manajemen terhadap

penggunaan sistem.

27

dan Uji Mann

Whitney

5 Analisis

faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja

sistem informasi

akuntansi pada LPD di

Kecamatan Denpasar

Utara.

(Ni Kadek Ayu

Perbarini dan Gede

Juliarsa, 2012)

Independen: 1) Keterlibatan

pemakai

2) Dukungan

manajemen

puncak

3) Program

pendidikan dan

pelatihan

4) Kemampuan

teknik personal

5) Formalisasi

pengembangan

sistem

Dependen:

Kinerja sistem

informasi akuntansi

Teknik

Analisis:

Analisis regresi linier

berganda

Keterlibatan pemakai,

dukungan manajemen puncak,

program pendidikan dan

pelatihan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi yang

diproksikan pada kepuasan

pemakai sistem informasi

akuntansi dan pemakaian sistem

informasi akuntansi.

Kemampuan teknik personal

memiliki pengaruh positif tapi

tidak signifikan terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi yang

diproksikan dengan kepuasan

pemakai sistem informasi

akuntansi dan pemakaian sistem

informasi akuntansi. Formalisasi

pengembangan sistem

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja sistem informasi

akuntansi yang diproksikan pada

kepuasan pemakai sistem

informasi akuntansi, dan

berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi yang

diproksikan pada pemakaian

sistem informasi akuntansi.

6 Faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja

sistem informasi

akuntansi (Studi Kasus

pada Lingkungan

Pemerintah Kabupaten

Temanggung)

(Galang

Rahadian Prabowo,

Amir Mahmud dan

Henny Murtini,

2014)

Independen: 1) Keterlibatan

pemakai

2) Kemampuan

teknik personal

3) Dukungan

pimpinan bagian

4) Program

pendidikan dan

pelatihan

Dependen:

Kinerja sistem informasi akuntansi

Teknik

Pertama, faktor

keterlibatan pemakai tidak

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

Sistem Informasi Akuntansi.

Kedua, faktor kemampuan

teknik personal menunjukkan

tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi.

Ketiga, faktor dukungan

pimpinan bagian menunjukkan tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi.

28

Analisis:

Analisis

regresi linier

berganda

Keempat, program pendidikan

dan pelatihan menunjukkan

pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah pada

lokasi penelitian, beberapa variabel dan adanya variabel pendidikan dan pelatihan

sebagai variabel pemoderasi antara pengaruh dari keterlibatan dan kemampuan

teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA. Sepanjang yang diketahui,

belum ada penelitian yang menggunakan pendidikan dan pelatihan sebagai

variabel pemoderasi sebelumnya. Variabel pemoderasi yang pernah digunakan

sebelumnya adalah kapabilitas personal sistem informasi oleh Dwinda (2014) dan

kemudahan penggunaan sistem oleh Dewi (2015). Variabel bebas yang digunakan

pada penelitian ini lebih berfokus pada variabel yang terkait dengan faktor

manusianya, yaitu keterlibatan personal dan kemampuan teknik personal.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian disusun dalam bentuk

pertanyaan (Sugiyono, 2014: 93).

2.3.1 Pengaruh keterlibatan personal pada efektivitas penggunaan SIA

Sumber daya manusia dari sebuah organisasi harus terlibat secara proaktif

dalam pengembangan sistem informasi agar sistem yang dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan karyawan atau kondisi kerja yang ada di lapangan sehingga

sistem yang dikembangkan dapat berjalan secara efektif (Meiryani, 2014).

29

Ayu (2012) menyatakan bahwa keterlibatan pemakai berpengaruh

signifikan terhadap kinerja SIA yang diproksikan pada pemakai SIA dan

pemakaian SIA. Meiryani (2014) menyatakan bahwa partisipasi sistem informasi

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas SIA.

Kinerja yang semakin baik dan semakin berkualitasnya SIA maka semakin

berkualitas pula informasi yang dihasilkan. Informasi yang berkualitas dapat

berguna dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Hal ini menunjukan

bahwa penggunaan SIA telah berlangsung efektif. Berbeda dengan hasil penelitian

Liyagustin (2010) yang menyatakan bahwa partisipasi pemakai tidak berpengaruh

signifikan (positif) terhadap keberhasilan SIA. Dwinda (2014) juga menunjukan

bahwa keterlibatan pengguna tidak berpengaruh pada efektivitas penggunaan SIA.

Septian (2015) juga menyatakan bahwa keterlibatan pemakai dalam

pengembangan sistem tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA.

Keterlibatan personal merupakan hal penting dalam mendukung efektivitas

penggunaan SIA karena terlibatnya personal dalam proses pengembangan SIA

dapat meningkatkan kepuasannya dalam menggunakan sistem tersebut (Priyo,

2006). Kepuasan personal yang meningkat dapat meningkatkan komitmennya

dalam penggunaan SIA tersebut sehingga dapat mengurangi upaya penolakan

dalam penggunaan sistem, namun sebaliknya dapat meningkatkan kinerja personal

dalam menggunakan SIA dengan baik (Dwinda, 2014). Semakin baik penggunaan

SIA tersebut maka efektivitas penggunaan SIA dapat tercapai.

Berdasarkan pada uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Keterlibatan personal berpengaruh pada efektivitas penggunaan SIA.

30

2.3.2 Pengaruh kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan

SIA

Davis, 1989 (dalam Surendran, 2012) memerkenalkan teori Technology

Acceptance Model (TAM) yang menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang

memengaruhi sikap individu untuk menerima dan menggunakan teknologi, yaitu

kebermanfaatan dan kemudahan. Teori tersebut menunjukan bahwa semakin

pahamnya personal atas manfaat yang diberikan oleh penggunaan SIA maka

personal akan menerima dan menggunakan SIA tersebut. Begitu juga dengan

mudahnya penggunaan SIA oleh personal dapat meningkatkan minat personal

dalam penggunaannya dan personal dapat menggunakan SIA dengan baik.

Personal yang memiliki kemampuan teknik mengenai SIA dapat

memahami manfaat yang diperoleh dari penggunaan SIA dan personal dapat lebih

mudah dalam penggunaannya. Berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa

semakin baik kemampuan teknik personal terhadap SIA maka semakin efektif

penggunaan SIA tersebut. Pernyataan tersebut didukung oleh Irma (2014) yang

menyatakan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh positif dan

signifikan pada kinerja penerapan SIA. Deni (2015) juga menyatakan bahwa

kompetensi pengguna memengaruhi kualitas SIA.

Kinerja SIA dan kualitas SIA yang semakin meningkat dapat

menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas menunjukan

bahwa telah efektifnya penggunaan SIA. Berbeda dengan penelitian Galang

(2014) yang menunjukan bahwa kemampuan teknik personal tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja SIA. Ayu (2012) juga menyatakan bahwa

31

kemampuan teknik personal memiliki pengaruh positif tapi tidak signifikan

terhadap kinerja SIA yang diproksikan dengan kepuasan pemakai SIA dan

pemakaian SIA. Septian (2015) juga menyatakan bahwa kemampuan teknik tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA.

Berdasarkan pada uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

: Kemampuan teknik personal berpengaruh pada efektivitas penggunaan SIA.

2.3.3 Pendidikan dan pelatihan personal dalam memoderasi pengaruh

keterlibatan dan kemampuan teknik personal pada efektivitas

penggunaan SIA

Berdasarkan teori model TAM yang diperkenalkan oleh Davis

menjelaskan bahwa sikap individu untuk menerima dan menggunakan teknologi

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu kemanfaatan dan kemudahan (Surendran,

2012). Mengacu pada teori tersebut menunjukan bahwa pendidikan dan pelatihan

perlu untuk diikuti oleh pengguna SIA karena dengan pendidikan dan pelatihan

dapat meningkatkan pemahaman individu sehingga individu memahami manfaat

yang diberikan atas penggunaan sistem tersebut dan memudahkan individu dalam

penggunaannya.

Pemahaman yang meningkat akan meningkatkan keterlibatan personal

dalam pengembangan SIA karena pengguna SIA telah memahami manfaat atas

penggunaan SIA tersebut. Pemahaman individu yang meningkat dapat

memudahkan dalam penggunaan SIA tersebut yang menunjukan bahwa

kemampuan teknik personal telah meningkat pula.

32

Beberapa penelitian terdahulu menunjukan hasil yang tidak konsisten

mengenai pengaruh keterlibatan personal pada efektivitas penggunaan SIA. Acep

(2006) menyatakan bahwa keterlibatan pengguna berpengaruh positif signifikan

terhadap kepuasan pengguna. Ayu (2012) menyatakan bahwa keterlibatan

pemakai berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA yang diproksikan pada

kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA. Meiryani (2014) menyatakan bahwa

partisipasi sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas SIA.

Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Buda (2014) yang menyatakan

bahwa keterlibatan pemakai tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakai,

namun berpengaruh terhadap pemakain sistem. Dwinda (2014) juga menyatakan

bahwa keterlibatan pengguna tidak berpengaruh pada efektivitas penggunaan SIA,

serta penelitian Liyagustin (2010) juga menyatakan bahwa partisipasi pemakai

tidak berpengaruh signifikan (positif) terhadap keberhasilan SIA.

Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukan hasil yang tidak konsisten

mengenai pengaruh kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan

SIA. Irma (2014) menyatakan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh

positif dan signifikan pada kinerja penerapan SIA. Hary (2014) menyatakan

bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja

SIA.

Berbeda dengan hasil penelitian Acep (2006) yang menyatakan bahwa

kapabilitas personal tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kepuasan pengguna. Galang (2014) juga menyatakan bahwa kemampuan teknik

personal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA.

33

Ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut diduga dipengaruhi oleh

faktor lain yang dapat memerkuat maupun memerlemah pengaruh keterlibatan

personal pada efektivitas penggunaan SIA dan memerkuat atau memerlemah

pengaruh kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA.

Berdasarkan hasil penelitian Buda (2014) menunjukan bahwa pendidikan

dan pelatihan berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Meningkatnya kepuasan

pemakai menunjukan bahwa adanya peningkatan pemahaman pada individu, yang

berarti adanya peningkatan kemampuan teknik individu itu sendiri.

Pada penelitian Elfina (2007) menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat

antara pendidikan dan pelatihan dengan prestasi kerja karyawan, serta

berpengaruh positif. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa dengan adanya

pendidikan dan pelatihan mampu meningkatkan pemahaman dan wawasannya

pada pekerjaan yang digelutinya sehingga kemampuan teknik personal meningkat.

Adanya pemahaman yang meningkat terhadap pekerjaan yang digelutinya, dapat

meningkatkan keterlibatan personal dalam pengembangan perkerjaannya sehingga

dapat meningkatkan kepuasan personal dalam mengerjakan tugasnya. Adanya

kepuasan personal tersebut terhadap pekerjaannya dapat meningkatkan prestasi

kerja karyawan.

Berdasarkan pada uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

: Pendidikan dan pelatihan personal memoderasi pengaruh keterlibatan personal pada efektivitas penggunaan SIA.

: Pendidikan dan pelatihan personal memoderasi pengaruh kemampuan teknik

personal pada efektivitas penggunaan SIA.