BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA...

22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut Daniel (1999) aspek penting dalam usaha pertanian yaitu mencakup tanah, modal, tenaga kerja, dan manajemen atau pengolahan (skill) ke dalam faktor produksi. a. Faktor Produksi Tanah Merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Dalam tanah dan sekitar tanah banyak faktor yang diperhatikan antara lain topografi, kesuburan, dan keadaan fisiknya. Dengan mengetahui semua keadaan usaha juga ditentukan oleh luasnya tanah yang tersedia dan yang dapat digarap. Proses produksi akan berjalan dengan lancar dan menguntungkan dengan catatan faktor lain dapat ditanggulangi. b. Faktor Produksi Modal Modal mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya. Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan seorang. Yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, dan lain sebagainya yang dimiliki. Menurut Von Bohm Bawerk, arti modal atau capital adalah segala jenis barang yangh dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut dengan kekayaan masyarakat. Modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang dapat digunakan beberapa kali, meskipun akhirnya barang-barang modal ini habis juga, tetapi tidak sekali tersisa dalam hasil. Modal bergerak adalah barang-barang yang 4 Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Faktor Produksi

Menurut Daniel (1999) aspek penting dalam usaha pertanian yaitu

mencakup tanah, modal, tenaga kerja, dan manajemen atau pengolahan (skill) ke

dalam faktor produksi.

a. Faktor Produksi Tanah

Merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Dalam tanah dan sekitar

tanah banyak faktor yang diperhatikan antara lain topografi, kesuburan, dan

keadaan fisiknya. Dengan mengetahui semua keadaan usaha juga ditentukan oleh

luasnya tanah yang tersedia dan yang dapat digarap. Proses produksi akan berjalan

dengan lancar dan menguntungkan dengan catatan faktor lain dapat ditanggulangi.

b. Faktor Produksi Modal

Modal mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya. Dalam

arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan seorang. Yaitu semua

harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, dan lain sebagainya yang dimiliki.

Menurut Von Bohm Bawerk, arti modal atau capital adalah segala jenis barang

yangh dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut dengan kekayaan masyarakat.

Modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal bergerak. Modal

tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang dapat

digunakan beberapa kali, meskipun akhirnya barang-barang modal ini habis juga,

tetapi tidak sekali tersisa dalam hasil. Modal bergerak adalah barang-barang yang

4

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

5

habis digunakan dalam proses produksi, misalnya bahan mentah, pupuk bahan

bakar, dan lain-lain.

c. Faktor produksi tenaga kerja

Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga

kerja. Oleh karena itu dalam analisa tenaga kerja dibidang pertanian, penggunaan

tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenga kerja. Dalam ilmu ekonomi,

yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik atau otak manusia,

yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi.

Beberapa pandangan terhadap tenga kerja ini adalah sebagai berikut.

1) Pada permulaan abad pertengahan, bagi bangsawan dan perwira Eropa Barat,

tenga kerja produksi dianggap hina, tetapi tenga kerja untuk berperang adalah

terhormat.

2) Bagi masyrakat lapisan atas (ekonomi kuat), tenaga kerja yang dianggap

kurang baik daripada tenaga kerja otak.

3) Bagi masyarakat sosial dianggap tenaga kerja fisik lebih tinggi nilainya

daripada masyrakat kapitalis. Karl Marx berpendapat bahwa tenaga kerja

adalah satu- satunya faktor produksi, sedangkan bagi masyrakat kapitalis

menganggap tenaga kerja itu sama sifatnya dengan barang.

2. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukan hubungan antara hasil

fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Dalam melakukan usaha

pertanian, seseorang pengusaha atau seseorang petani akan selalu berpikir

bagaimana mengalokasikan input seefisien mungkin untuk dapat memperoleh

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

6

hasil yang maksimal. Dalam produksi pertanian, produksi fisik yaitu tanah, modal,

dan tenaga kerja. Fungsi produksi dapat digambarkan dengan jelas dan dianalisa

dalam peranan masing-masing faktor produksi dengan mengangap salah satu

faktor produksi berubah- ubah sedangkan faktor-faktor produksi lain dianggap

konstan.

3. Usaha Gula kelapa

Menurut Santoso (2002), gula kelapa adalah gula yang dihasilkan dari

penguapan nira pohon kelapa (cocos nucifera lin). Gula kelapa atau dalam

perdagangan di kenal sebagai “gula jawa” atau “gula merah”, biasanya di jual

dalam bentuk setengah mangkok atau setengah elip. Bentuk demikian ini

dihasilakan dari cetakan yang digunakan berupa setengah tempurung kelapa (jawa

: bathok). Kecuali itu, ada pula menggunakan cetakan dari bambu, sehingga

bentuknya bulat silinders.

Nira merupakan cairan bening yang terdapat di dalam mayang kelapa yang

pucuknya belum membuka. Nira ini didapatkan dengan cara penyadapan atau

penderesan. Satu buah mayang dapat di sadap selama 10- 35 hari tergantung

kondisi pohon kelapa, namum produksi optimal hanya selama 15 hari. Hasil yang

diperoleh sekitar 0,5 – 1 liter nira setiap mayang, atau sekitar 2 – 4 liter nira

pohon setiap harinya.

Masyarakat, khususnya jawa, masih banyak yang menggunakan gula

kelapa sebagai bahan untuk bumbu masak karena memiliki aroma dan rasa yang

khas. Disamping itu, gula kelapa juga digunakan untuk beberapa keperluan,

misalnya untuk pemanis minuman, bahan makanan, pembuatan kecap, dan

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

7

pembuatan kue-kue. Karena gula kelapa memiliki banyak kegunaan, maka jumlah

permintaan gula kelapa dari hari kehari terus meningkat. Oleh karena itu, produk

dan kualitas gula kelapa perlu lebih ditingkatkan.

Menurut soetanto (2011) gula kelapa merupakan hasil olahan dari nira

kelapa (cocos nucifera). Dalam perdagangan, gula kelapa dikenal dengan

beberapa nama, misalnya gula merah, gula nira, dan gula jawa. Produksi gula

kelapa di Indonesia relatif kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan gula secara

nasional. Produksi gula kelapa di Indonesia relatife kecil bila dibandingkan

dengan kebutuhan gula secara nasional. Produk gula kelapa di daerah penghasil

gula kelapa pada umumnya mempunyai kualitas yang baik. Namun, ada beberapa

produsen gula kelapa yang menginginkan keuntungan besar, tetapi mengabaikan

kualitas atau mutu produk dengan cara mencampurkan tambahan bahan lain

seperti gula tebu, ketela rambat, dan bahan-bahan lainnya. Masyarakat, khususnya

jawa, masih banyak yang menggunakan gula kelapa sebagai bahan untuk bumbu

masak karena memiliki aroma dan rasa yang khas.

Disamping itu, gula kelapa juga digunakan untuk beberapa keperluan,

misalnya untuk pemanis minuman, bahan makanan, pembuatan kecap, dan

pembuatan kue-kue. Karena gula kelapa memiliki banyak kegunaan, maka jumlah

permintaan gula kelapa dari hari kehari terus meningkat. Oleh karena itu, produk

dan kualitas gula kelapa perlu lebih ditingkatkan. Salah satu usaha meningkatkan

produk dan kualitas gula kelapa tersebut.

Menurut Awang (1991) pengusahaan gula kelapa umumnya dilakukan

dengan dua cara yaitu :

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

8

a. Sistem bagi hasil, yaitu penyadap melakukan penyadapan pohon kelapa milik

orang lain, sedangkan hasilnya memiliki secara berguilir setiap dua hari

sekali antara pemilik pohon dengan penyadap. Artinya apabila sistem bagi

hasilnya setiap dua hari sekali. Maka pada dua hari pertama hasil sadapan

dimiliki oleh penyadap, kemudian pada dua hari selanjutnya nira dimiliki dan

di olah pemilik pohon tersebut.

b. Sistem sewa pohon, yaitu penyadap dapat menyewakan pohon kelapa dengan

harga murah dengan ketentuan setiap empat sampai lima pohon kelapa,

penyewa menyerahkan satu kilogram kelapa setiap dua hari sekali.

Usaha gula kelapa bukan usaha yang menartik dan menjanjikan, namun

usaha gula kelapa merupakan usaha pokok bagi sebagian besar penduduk di

Desa Kemawi Kecamatan Somagede , sehingga secara tidak langsung usaha ini

menjadi tumpuan ekonomi bagi kehidupan keluarga.

4. Proses Pembuatan Gula Kelapa

Sebelum melakukan pembuatan gula kelapa, bahan baku dan peralatan

yang diperlukan selama proses pembuatan gula harus dipersiapkan terlebih

dahulu. Berikut penjelasan proses pembuatan gula kelapa yaitu gula kelapa cetak

dan gula kelapa Kristal (Soetanto, 2011) yaitu:

a. Pembuatan guka kelapa cetak

1) Persiapan bahan

Bahan baku untuk pembuatan guala kelapa adalah nira kelapa. Nira kelapa

adalah cairan bening yang keluar dari bunga kelapa yang pucuknya belum

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

9

membuka atau pohon penghasil nira lain seperti aren, siwalan, dan lontar yang

disadap, cairan ini merupakan bahan baku untuk pembuatan gula. Nira sering juga

dibuat “legen” kata ini sebenarnya istilah bahasa jawa berasal dari kata legi

artinya manis. Dalam keadaan segar nira mempunyai rasa manis berbau harum

dan tidak berwarna. Selain bahan baku pembuatan gula nira dapat pula digunakan

sebagai bahan makanan lain yaitu minuman keras (tuak), asam cuka dan minuman

segar, serta pada akhirnya ini muncul produk baru dari nira aren yaitu gula merah

serbuk.

Komposisi nira dari suatu jenis tanaman dipengaruhi beberapa faktor yaitu

antara lain varietas tanaman, umur tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah,

iklim, pemupukan, dan pengairan. Demikian pula setiap jenis tanaman

mempunyai komposisi nira yang berlainan dan umumnya terdiri dari air, sukrosa,

gula reduksi, bahan organik lain, dan bahan anorganik. Air dalam nira merupakan

bagian yang terbesar yaitu antara 75 – 90 %. Sukrosa merupakan bagian zat padat

yang terbesar berkisar antara 12,30 – 17,40 %. Gula reduksi antara 0,50 – 1,00 %

dan sisanya merupakan senyawa organik serta anorganik. Gula reduksi dapat

terdiri dari heksosa, glukosa, dan fruktosa, serta mannosa dalam jumlah yang

rendah sekali. Bahan organik terdiri dari karbohidrat (tidak termasuk gula),

protein, asam organik, asam amino, zat warna, dan lemak. Bahan anorganik terdiri

dari garam mineral (Anonymous, 2011).

Dibawah ini terdapat tabel tentang komposisi kimia nira kelapa:

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

10

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Nira Kelapa

No Komposisi bahan Kadar kandungan (g/100 ml)

1 Padatan 15,20-19,20

2 Sakarosa 12,30 -17,40

3 Abu 0,11-0,41

4 Protein 0,23-0,32

5 Vitamin 16,00-30,00

6 Berat jenis pada 29 C 1,058- 1,077

Sumber: Anonymous (2011)

Nira kelapa yang digunakan untuk gula harus memiliki kualitas yang baik.

Nira yang kurang baik mudah menjadi basi (lumer), aroma dan rasanya kecut, dan

akan menghasilkan gula kelapa yang mudah lengket. Sedangkan nira kelapa yang

berkualitas baik dan masih segar mempunyai rasa manis, berbau harum, tidak

berwarna (bening), derajad keasaman (pH) berkisar 6-7, dan kandungan gula

reduksinya relatif rendah.

Nira kelapa diperoleh dengan cara menyadap nira yang keluar dari

tongkol bunga kelapa. Alat penyadap yang dipakai adalah sabit khusus yang tajam

dan bersih. Selain itu peralatan yang disiapkan antara lain arit, wadah biasanya

adalah plastik, kemudian nira hasil sadapan dapat ditampung pada suatu wadah,

misalnya gentong, ember plastik, atau jerigen plastik yang dapat menampung nira

cukup banyak.

Nira kelapa yang telah terkumpul disaring dengan kain saring agar nira

yang akan dimasak menjadi gula kelapa sudah dalam keadaan bersih. Selanjutnya,

nira yang telah bersih dimasak dalam wajan besar.

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

11

Gambar 2.1 Bahan Baku Nira

2) Pemasakan Nira

Nira kelapa yang sudah bersih dari segala kotoran dimasak dalam wajan

besar yang cukup untuk menampung 6 liter nira untuk sekali masak. Proses

pemasakan nira hingga menjadi pekat membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam

hingga 3 jam. Selama pemasakan harus dilakukan pengadukan agar nira dapat

masak secara merata dan tidak gosong, terutama dibagian bawah.

Untuk mengetahui bahwa pemasakan telah jenuh, perlu uji tes dengan cara

mengambil sedikit nira yang dimasak, kemudian diteteskan kedalam gelas yang

berisi air bersih. Apabila terjadi pembekuan dalam air, berarti pemaskan sudah

dapat dihentikan dan wajan diturunkan dari tungku api.

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

12

Gambar 2.2 Pemasakan Nira

3) Pencetakan

Pencetakan nira telah dianggap cukup apabila telah menjadi pekat (kental

dan mulai mengeras). Pada saat adonan gula diangkat dari wajan dan dituangkan

ke dalam cetakan-cetakan. Cetakan gula kelapa biasanya terbuat dari tempurung

kelapa. Namun,cetakan gula kelapa dapat juga dibuat dari bumbung bambu,

cetakan alumunium, atau cetakan kayu. Bentuk cetakan gula yang dihasilkan

bermacam – macam, tergantung dari bentuk cetakannya.

Gambar 2.3 Proses Pencetakan

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

13

4) Pengeringan

Gula kelapa yang telah dicetak dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.

Setelah kering, gula kelapa tersebut diletakan di tempat yang kering dan untuk

mengurangi kelembapan dapat dibungkus dengan daun pisang kering.

Gambar 2.4 Proses Pengeringan

b. Pembuatan gula kelapa Kristal

Pembuatan gula kelapa kristal merupakan proses lanjut dari pembuatan

gula kelapa tradisional menjadi gula kelapa yang berbentuk kristal ( butiran-

butiran kecil ). Bahan baku untuk pembuatan gula kelapa biasa yang dapat

diperoleh dari pedagang gula kelapa atau dari hasil gula kelapa buatan sendiri.

Pada dasarnya pembuatan gula kristal adalah mengubah senyawa gula yang

terlarut menjadi gula padat dalam bentuk kristal atau serbuk.

1) Persiapan bahan

Gula kelapa yang akan dibuat menjadi gula kelapa kristal harus memiliki

kualitas yang baik. Artinya gula kelapa tersebut murni tanpa campuran bahan lain

seperti ketela dan lain-lainnya. Tanpa campuran bahan lain seperti ketela dan lain-

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

14

lainnya. Gula kelapa tersebut dipotong- potong kecil, kemudian dilarutkan ke

dalam air dengan perbandingan 2:1 ( misalnya 2 kg gula dicampur dengan 1 liter

air).

Larutan gula kelapa yang diperoleh disaring dengan kain saring dengan

kain saring sehingga diperoleh larutan gula kelapa yang bersih. Larutan gula

kelapa yang telah bersih kemudian dipanaskan sambil diaduk- aduk agar merata.

Karena terjadi penguapan air, maka larutan gula tersebut akan menjadi pekat dan

konsentrasi gulanya meningkat sampai larutan gula berubah dari fase cair ke fase

padat. Untuk mengetahui bahwa pemasakan telah jenuh, perlu dilakukan

pengujian dengan cara mengambil sedikit gula yang dimasak dan diteteskan ke

dalam gelas yang berisi air bersih. Apabila terjadi pembekuan dalam air, berarti

pemasakan sudah dapat dihentikan dan wajan diturunkan dari tungku api.

Gambar 2.5 Bahan Baku Nira

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

15

2) Kristalisasi

Apabila pemasakan larutan gula telah mencapai titik jenuh, wajan

diturunkan dari tungku api sambil diaduk kuat-kuat. Selanjutnya dilakukan

kristalisasi dengan cara diberi ini kristal dari luar. Inti kristal dapat diperoleh

dengan cara menggosok-gosok bagian pinggir wajan memakai pengaduk kayu

hingga dihasilkan gula padat berbentuk kristal. Kristal-kristal gula yang dihasilkan

melalui pengadukan tersebut tentu belum sempurna. Untuk menyempurnakan

Kristal gula kelapa tersebut, masih perlu dilakukan “pengguseran” dengan alat

guser yang trebuat dari tempering kelapa yang bersih (telah dikerok). Pengguseran

dilakukan sampai menghasilkan Kristal gula kelapa yang sempurna.

Gambar 2.6 Proses Kristalisasi

3) Penyaringan / pengayakan

Gula kelapa yang telah terbentuk kristal dipindahkan dalam suatu wadah,

misalnya nampan, dan dibiarkan sampai dingin. Setelah Kristal gula kelapa

tersebut dingin, selanjutnya dilakukan penyaringan atau pengayakan sehingga

diperoleh Kristal-kristal gula kelapa yang besarnya sama. Kristal-kristal gula

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

16

kelapa yang besar-besar dan tidak dpat masuk dalam saringan harus dihancurkan

dengan cara digerus (diguser) memakai alat dari kayu atau tempuirung kelapa dan

kemudian disaring atau diayak lagi.

Gambar 2.7 Proses Penyaringan / pengayakan

4) Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk memperoleh gula kelapa Kristal yang

berkualitas tinggi. Pengeringan dilakukan dengan dijemur pada panas matahari.

Caranya, gula kelapa Kristal ditempatkan pada nampan (tampah) agak tipis dan

dijemur pada panas matahari sehingga diperoleh Kristal yang sungguh-sungguh

kering. Pengeringan dengan penjemuran cukup dilakukan dengan 1 hari bila

matahari bersinar penuh. Pengeringan dapat juga dilakukan dengan oven bila

tidak ada sinar matahari, khususnya pada musim penghujan.

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

17

Gambar 2.8 Proses Pengeringan

5) Pengemasan

Gula kelapa yang telah kering siap untuk dikemas dan dipasarkan.

Kemasan yang akan digunakan untuk mengemas gula kelapa Kristal dapat berupa

kantong plastik atau kantong kertas yang kuat.

Gula kelapa krital yang telah kering dikemas dalam kantong plastik atau

kantong kertas yang kuat dengan ukuran atau volume tertentu. Pengemasan sangat

perlu dilakukan karena disamping untuk melindungi prosuk itu sendiri juga untuk

memudahkan distribusi dan menjaga kebersihan (higienitas) hasil produksi. Untuk

memperluas jangkauan pasar, misalnya untuk permintaan konsumen di luar

negeri, produk dan kemasannya harus memenuhi standar mutu.

Pengemasan harus memperhatikan sifat bahan yang akan dikemas, baik

sifat fisik maupun sifat kimianya, agar tidak mempengaruhi aroma dan umur

simpannya lebih lama. Hal ini yang harus diperhatikan dalam pengemasan adalah

disain kemasan dan wujud kemasan itu sendiri. Desain kemasan harus menarik,

mudah dibawa, mudah disimpan, mudah dibuka, dan mudah diambil isinya.

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

18

Gambar 2.9 Proses Pengemasan

Skema Pembuatan Gula Kelapa Cetak dan Kristal

Gambar 2.10 Skema Pembuatan Gula Kelapa Cetak dan Kristal

(Sumber: Anonymous, 2011).

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

19

5. Potensi Gula Kristal (Semut) Dalam Memenuhi Kebutuhan Gula

Program diversifikasi gula nasional yang berbasis pada gula palmae akan

semakin efektif jika didukung oleh komitmen masyarakat dan Kebijakan

pemerintah dalam mengembangkan budaya “cinta gula kelapa” dan perencanaan

pembangunan agroindustri gula kelapa yang komprehensif, terpadu dan

berkelanjutan. Pola pengembangan agroindustri gula kelapa yang ditunjang

dengan SDM, manajemen, teknologi, permodalan dan pemasaran yang memadai

akan menunjang kemauan bangsa Indonesia untuk beralih kepada “gula kelapa‟

sebagai salah satu alternatif pengganti gula pasir untuk memenuhi kebutuhan gula

sehari-hari (Mustaufik, 2010).

Program diversifikasi industri gula nasional yang berbasis palmae seperti

gula kelapa (brow sugar) sangat strategis perananya sebagai upaya untuk

mengurangi ketergantungan pemerintah dan masyarakat terhadap gula pasir (tebu)

dan gula sintetis yang sebagian besar masih impor. Hal ini didasarkan pada

potensi Indonesia yang mempunyai areal kelapa paling luas di dunia yaitu

mencapai 3,707 juta ha (31,2% dari total areal 11,909 juta ha), disusul Philipina

seluas 3.077 ribu ha (25,8%), India seluas 1.908 ribu ha (16,0%), Srilangka seluas

442 ribu ha (3,7%), Thailand seluas 372 ribu ha (3,1%) dan negara-negara lainnya

seluas 2.398 ribu ha (20,2%) (Mustaufik, 2010). Disamping faktor berlimpah dan

murahnya bahan baku gula kelapa, teknologi yang digunakan untuk membuat gula

kelapa juga termasuk low cost and low tech atau tidak membutuhkan biaya dan

teknologi yang tinggi, hal ini berbeda dengan teknologi yang digunakan untuk

pembuatan gula pasir (tebu). Oleh karena itu program diversifikasi industri gula

yang berbasis pada tanaman kelapa (palmae) sangatlah tepat dan strategis untuk

dikembangkan di sentra-sentra tanaman kelapa di seluruh wilayah Indonesia.

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

20

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan pola komsumsi masyarakat,

dewasa ini produksi gula kelapa tidak hanya terbatas pada gula kelapa cetak,

tetapi sudah mulai berkembang dalam bentuk gula kelapa kristal (gula semut)

organik. Produk gula semut organik mempunyai beberapa keunggulan

dibandingkan dengan gula kelapa cetak, yaitu: lebih higienis dan bebas bahan

kimia, mudah larut karena berbentuk kristal, daya simpan yang lebih lama,

bentuknya lebih menarik, pengemasan dan pengangkutan lebih mudah, rasa dan

aromanya lebih khas, mudah difortifikasi/diperkaya dengan bahan lain seperti

Yodium, Vitamin A atau Mineral. Dilihat dari sisi gizi dan kesehatan, gula semut

organik mempunya keunggulan yakni mengandung sukrosa, mineral, protein dan

asam-asam organik terutama asam askorbat yang cukup baik. Sifatnya yang alami

(khas) dan aman bagi kesehatan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen

dibandingkan dengan gula sintetis yang banyak menggunakan pemanis dan

pewarna buatan yang dapat membayakan bagi kesehatan konsumen (Mustaufik,

2009).

6. Pemasaran

Dalam usaha gula kelapa ini antara produksi gula kelapa dan aspek

pemasaran, khusunya aspek penjualan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Gula

kelapa yang telah dikeringkan dan sudah siap untuk dikemas. dan dipasarkan

melalui warung, toko, atau supermarket. Untuk meningkatkan daya saing dengan

produk lain di pasaran diharapkan dalam pengemasan produk yang menarik dan

berkualitas.

7. Kendala

Penderes mempunyai beberapa kendala musim antara lain: 1) musim

pancaroba, dimana musim penghujan dan musim kemarau sering berganti tanpa

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

21

dapat diprediksi, 2) musim akar muda, dimana akar muda biasanya muncul saat

awal musim penghujan. Pada kedua musim tersebut nira yang diambil dari pohon

kelapa biasanya bercampur dengan sekul. Sekul biasanya keluar dari bunga kelapa

(manggar) yang disadap. Sehingga, dalam kondisi pohon kelapa yang

mengeluarkan sekul disebut pohon kelapa terkena flu. Pada kondisi demikian,

Penderes sering mengalami kerepotan untuk menghasilkan gula yang berkualitas

(Hasil wawancara dengan penderes, 2013).

Penderes pada waktu sebelumnya tidak memperhatikan kualitas gula

sebagai strategi pemasaran produksi gula kelapa. Faktor penyebab dari kondisi

demikian adalah kurangnya penghargaan terhadap gula yang berkualitas bagus,

karena hampir semua gula yang dijual oleh penderes kepada pengepul atau

juragan tidak ada pembedaan harga antara gula bagus dan gula yang jelek.

Pembedaan harga hanya terjadi jika gula yang diproduksi oleh penderes dianggap

gemblung. Gula gemblung adalah gula yang tidak bisa dicetak karena faktor

kebersihan dan banyaknya kandungan sekul (Hasil wawancara dengan penderes,

2013).

8. Strategi peningkatan image gula kelapa

Strategi peningkatan image gula kelapa akan dilakukan dengan beberapa

cara antara lain (Hartanto, 2013):

1) Menjamin kebersihan gula kelapa yang diproduksi oleh setiap penderes.

Untuk menjamin peningkatan kebersihan dilakukan melalui strategi

pembentukan tim Internal Control System (ICS). Tim ICS adalah sebuat

lembaga yang dibentuk dari warga sekitar dengan anggota dari warga

penderes, juragan (pengepul) yang dibentuk secara khusus untuk melakukan

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

22

penjaminan mutu gula kelapa/aren agar pembeli gula kelapa/aren

mendapatkan gula kelapa/aren yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

2) dibuat untuk gula semut antara lain: rasa vanilla, rasa jahe, rasa kunir, rasa

daun sirih, rasa kayu secang, dll.

3) Membuat jalur distribusi yang tertata dan tercatat dalam sistem database

produksi dan keanggotaan. Kebiasaan penderes menjual gula kelapa yang

dilakukan selama ini adalah kepada juragan (pengepul/warung) dengan sistem

hutang piutang. Sistem jual-beli tersebut penderes tidak dapat mengetahui

berapa kilogram dan berapa harga gula kelapa. Penderes menjual gula kelapa

karena alasan untuk membayar hutang kepada juragan (pengepul) dan

biasanya sistem penjualan tersebut tidak tercatat dan tidak diketahui oleh

penderes. Pada kondisi seperti ini, harga hanya ditentukan oleh juragan

sebagai pihak pemberi hutang. Penderes pada akhirnya akan selalu terikat

untuk selalu menjual kepada juragan tertentu dan tidak mempunyai

kesempatan untuk mempunyai alternative pembeli lain. Oleh karena itu,

tawarannya adalah melakukan kelembagaan dalam rangka membuat jalur

distribusi yang adil dan menguntungkan semua pihak secara bersama-sama.

Kelembagaan koperasi merupakan salah satu tawaran yang sudah sering

dilakukan. Namun, pengelolaan koperasi yang partisipatif dan professional

sangat jarang dilakukan secara baik dan benar.

4) Melakukan sistem pemasaran ke wilayah pasar yang lebih luas. Peran

koperasi mulai dituntut untuk dapat mewakili para penderes melakukan

promosi dan pemasaran gula melalui berbagai bentuk media dan jalur

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

23

distribusi pemasaran yang selama ini sudah mulai berkembang pesat dalam

sistem pasar bebas (free trade).

5) Membuat kemasan (packaging) gula kelapa/aren yang lebih berdaya saing

dengan produk-produk lain sekelasnya, seperti gula pasir yang sudah beredar

dengan bebas di pasaran. Strategi kelima ini memang lebih membutuhkan

banyak modal tambahan terutama untuk mencetak kemasan secara lebih

menarik dan aman, serta hygienis.

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian ini

yaitu :

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Judul Tujuan MetodePenelitian Hasil

1 Penelitian

yangdilakukan oleh

Setyoaji (2010) yang

berjudul “ Analisis

Pendapatan dan Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Produksi Usaha Gula

Kelapa di Desa

Rancamaya Kecamatan

Cilongok Kabupaten

Banyumas”.

Tujuan penelitian

ini adalah untuk

mengetahui

keuntungan

ekonomis pengaruh

faktor modal kerja,

modal tetap, dan

tenaga kerja

terhdap produksi

industry gula

kelapa serta untuk

mengetahui konisi

return to scale

Metode angket

Analisis regresi

linier berganda

dengan model fungsi

Cobb Douglas.

relative

menguntungkan

untuk diusahakan,

namun belum bia

memenuhi kebutuhab

hidup layak

2 Peneltian yang

dilakukan oleh Suntama

(2012) yang berjudul

“Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat

Keuntungan Usaha

Gula Kelapa Organik

Pada Anggota

Kelompok Tani Sekar

Mancung Desa Kemawi

Kabupatem

Banyumas”. Kabupaten

Banyumas

Tujuan penelitian

ini adalah: (1)

Menghitung biaya

dan pendapatan

perajin gula kelapa

organic pada

Kelompok Tani

Sekar Mancung,

(2) Menganalisis

pengaruh harga

faktor produksi

Metode yang

digunakan yaitu

dengan metode

kasus dan

pengambilan data

dilakukan dengan

metode sensus. Data

dianalisis

menggunakan

analisis biaya dan

pendapatan sserta

analisis fungsi

keuntungan Cobb-

Douglas.

menunjukan bahwa

faktor harga nira dan

upah tenaga kerja

berpengaruh secara

nyata terhadap

keuntungan,

sedangkan faktor

harga kayu bakar dan

harga penolong (kulit

manggis dan kapur)

berpengaruh secara

tidak nyata terhadap

keuntungan

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

24

C. Kerangka Pikir

Desa Kemawi ini ada suatu kelompok yang mendirikan kelompok tani

penderes gula kelapa yang diberi nama” Kelompok Tani Sekar Mancung“. Tujuan

awal didirikannya kelompok tersebut adalah untuk melakukan budidaya pertanian

tanaman kelapa secara organik dan memproduksi gula kelapa berkualitas agar

harganya lebih meningkat.

Kegiatan produksi di Desa Kemawi menghasilkan dua jenis produksi yaitu

gula kelapa cetak dan gula kelapa kristal. Dalam produksi ini ditemukan faktor-

faktor produksi yaitu faktor pendorong sepertti tersedianya bahan baku,

permintaan pasar gula kelapa tinggi, keahlian dalam memproduksi gula kelapa,

keuntungan dapan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan faktor penghambat

seperti modal, alat produksi, akses transportasi kurang dan kurangnya perhatian

dari pemerintah desa.

Dari penjelasan faktor pendorong dan faktor penghambat di atas yang

menentukan pilihan penderes untuk menentukan memproduksi gula kelapa cetak

dan gula kelapa kristal.

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksirepository.ump.ac.id/6895/4/NINA INDRA WATI BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut

25

Gambar 2.11 Keranga Pikir.

D. Hipotesis

Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka pikir dalam penelitian ini

adalah :“Terdapat faktor – faktor yang memepengaruhi pemilihan produksi gula

kelapa cetak dan gula kelapa kristal di Desa Kemawi Kecamatan Somagede

Kabupaten Banyumas “.

Faktor- Faktor Produksi

Faktor Pendorong

Tersedianya bahan baku

Permintaan pasar yang

tinggi

Butuh keahlian

memproduksi gula kelapa

Harga jual

Menguntungkan

Gula Kelapa Cetak

dan Gula Kela

Kristal

Faktor Penghambat

Modal terbatas

Alat produksi terbatas

Keahlian membuat gula

kelapa kristal

Kebersihan alat produksi

Produksi gula kelapa

Faktor- Faktor Yang…, Nina Indra Wati, FKIP UMP, 2013