BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kreativitas a...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kreativitas a...
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini, peneliti akan membahas tentang beberapa hal yang meliputi
kreativitas, ekstrakurikuler, seni tari, penelitian terdahulu, dan kerangka konsep.
Berikut ini akan dijelaskan hal-hal tersebut.
A. Kajian Teori
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Munandar,2012( dalam Palint,2014: 8 ) menyatakan bahwa kreativitas bisa
didefinisikan dalam dua cara: (1) kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu
yang baru, dan (2) kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang
dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Kreativitas adalah “aktivitas imajinatif yang memenifestasikan kecerdikan
dan pikiran yang berdaya untuk menghasilkan sutau produk dan atau menyelesaikan
suatu persoalan” Suratno,2005 ( dalam Palint, 2014 : 9 ). Suatu ide-ide kreatif yang
disampaikan seseorang tidak terlepas dari aktivitas imajinatif yang merupakan
sumber terciptanya produk kreatif yang orisinal atau pun pemecahan suatu masalah.
Berpikir kreatif adalah “kemampuan menemukan berbagai kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah terutama pada kemampuan menemukan keragaman
dan kualitas, serta ketepatan jawaban” Munandar, 1987 ( dalam Purworujito,
2013:8). Hanya orang kreatif yang mampu menciptakan sesuatu yang baru secara
monumental Suryanto, 2000 ( dalam Purworujito, 2013: 8 ). Kreativitas menyangkut
11
pemikiran imijanatif, menghayati, mengkhayalkan, dan menemukan kebenaran.
Menurut Suminar, 2007 ( dalam Purworujito, 2013: 9 ) anak yang disebut kreatif
adalah anak yang :
a. Memiliki kemampuan berpikir dari segala arah, mapun melihat permasalahan
dari segala arah
b. Mampu berpikir ke segala arah (devergend thingking) ide dan gagasan
menyebarkan ke segala ara dan berbagai kemungkinan
c. Memiliki fleksibilitas konsep (Conceptual fleksibility), maupun mengganti
kemungkinan pemecahan secara spontan
d. Orisinalitas (Originality), mampu mengungkapkan ide, gagasan pemecahan
yanh mengejutkan, menyimpang, atau tidak lazim
e. Lebih menyukai kompliksitas dari pada siplisitas, suka yang rumit karena lebih
memperkaya wawasan
f. Memiliki banyak minat dan kecakapan (Multiple Skill)
g. Mengelola keingintahuannya dengan baik,giat,dan dinamis
h. Terbuka segala informasi
i. Mandiri, tidak tergantung pada orang lain
j. Menyukai tantangan.
Beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa
kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru
dalam aktivitas imajinatif memanifestasikan kecerdikan dan pikiran yang berdaya
untuk menghasilkan suatu produk atau menyelesaikan suatau persoalan.
12
b. Pengembangan Kreativitas
Suatu adaptasi kreatif merupakan suatu alternatif bagi suatu bangsa yang
sedang berkembang untuk mengikuti perubahan yang terjadi, dan menghadapi
problema yang semakin komplek. Dalam kaitannya dengan itu, perlu dipikirkan dan
dibentuk cara-cara baru atau diubah cara-cara lama secara kreatif agar dapat
“survive” dan tidak hanyut dalam persaingan antar bangsa.
Menurut Munandar, 2013 ( dalam Purnama, 2014: 12 ) dinyatakan bahwa
kreativitas perlu dipupuk sejak dini, dengan alasan sebagai berikut :
1) Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri
merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam kehidupan manusia.
2) Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai suatu kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian suatu masalah.
3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan
lingkungannya, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
4) Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya secara
individu serta kualitas seluruh umat manusia.
c. Tahap-tahap Perkembangan Kreativitas
Berdasarkan teori Wallas ( dalam Purworujito, 2013: 10 ). Proses kreatif baik
dalam bidang tari ataupun yang lainnya meliputi beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap persiapan, timbulnya ide dari berbagai kemungkinan keterampilan,
keahlian atau ilmu yang lain, dalam tari adalah pada pencarian ide garapan.
b. Tahap inkubasi, masa pemahaman atau kematangan ide yang timbul dengan
latihan yang relevan untuk perluasan dan pendalaman ide.
13
c. Tahap ilumisasi, yakni pengembangan inspirasi yang sudah dikelola dan
digarap menjadi sebuh produk dengan mengkomunikasikan (konsultasi)
dengan orang yang berkompeten (ahlinya) sehingga akan menyempurnakan
produk kreativitas tersebut.
d. Tahap verifikasi, merupakan tahap akhir yaitu perbaikan dan penyempurnaan
karya tersebut sebelum disebarluaskan kepada masyarakat yang lebih luas.
d. Perilaku Kreatif
Sujiono, 2010 ( dalam Palent, 2013: 10 ) memaparkan bahwa secara umum
karakteristik dari suatu bentuk kreativitas tampak dalam proses berpikir saat
seseorang memecahkan masalah. Adapun proses berpikir kreatif muncul karena
adanya perilaku kreatif tersebut yakni :
1. Kelancaran (Fluency) yaitu kemampuan mengemukakan ide0ide yang serupa
untuk memecahkan suatu masalah.
2. Keluwesan (Flexibility) yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai
macam ide guna memecahkan suatu masalah diluar kategori bisa.
3. Keterperincian (Elaboration) yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide
secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
4. Keaslian (Originalty) yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau
luar biasa
5. Kepekaan (Sensitivity) yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan
masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
14
e. Ciri- ciri Anak Kreatif
Menurut Munandar ( dalam Purwati, 2008:14 ) ciri-ciri anak yang kreatif atau
kepribadian yang kreatif tampil sejak tahun-tahun pertama dari hidupnya. Ciri-ciri
anak yang kreatif ialah rasa takjub akan keajaiban hidup dan kepekaan dalam
pengamatan.
1. Keterbukaan terhadap emosi-emosi dalam dirinya (spontan, tanpa hambatan)
2. Rasa ingin tahu, ingin menjajagi lingkungannya senang berpetualang
3. Penuh imajinasi
4. Berfikir intuitif, menggunakan firasat dalam pemecahan masalah
5. Berfikir bebeas, tidak menerima begitu saja dari otoritas
6. Keterlibatan pribadi terhadap tugas yang diminati
7. Berfikir divergen, pola berpikir yang mencara macam-macam variasi
8. Originalitas
9. Kecenderungan untuk bermain dengan ide-ide baru.
2. Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah pengembangan pribadi peserta didik melalui
berbagai kegiatan aktifitas yang dilakukan diluar jam pelajaran untuk
mengkembangkan potensi dan bakat yang ada pada siswa. Menurut Lestari, 2016:84
Kegiatan ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau
universitas di luar jam belajar kurikulum standar” Kegiatan-kegiatan ini ada pada
setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan
ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan
15
kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan
secara SWADAYA dari pihak sekolah ataupun siswa-siswi itu sendiri untuk
merintis kegiatan diluar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini
sendiri dapat berbentuk kegiatan seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan
kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.
b. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler
Menurut kajian Anifral Hendri ( dalam Lestari , 2016: 85 ), mengenai fungsi
kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan
minat mereka.
2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana
rileks, mengembirakan, dan menyenangkan bagi peserta didik yang
menunjung proses perkembangan.
3. Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minta.
c. Prinsip-prinsip ekstrakurikuler
Menurut Oteng Sutisna ( dalam Mukaromah, 2016: 20-21 ) prinsip-prinsip
program ekstrakurikuler antara lain :
1. Semua murid, guru dan semua personalisasi administrasi hendaknya ikut sera
dalam usaha meningkatkan program.
2. Kerja sama dalam tim adalah fudamental.
16
3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.
4. Proses lebih penting dari pada hasil.
5. Program hendaknya cukup komperhensif dan seimbang dapat memenuhi
kebutuhan dan minat semua siswa.
6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
7. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai
pendidikan di sekolah dan efensiensi pelaksanaannya.
8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya
bagi pengajar dikelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga
menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan siswa.
9. Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau
sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.
d. Macam-macam kegiatan ekstrakurikuler
Banyak macam dan jenis kegiatan ekstakurikuler yang dilaksanakan sekolah-
sekolah, yaitu sebagai berikut :
1) Kesenian, tari-tarian, karawitan.
2) Atletik dan olahraga.
3) Organisasi-organisasi yang disponsori secara kerja sama (pramuka dan PMR)
4) Bela diri.
Amir Daien ( dalam Mukaromah, 2016: 24-25 ) mengatakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler dibagi menjadu dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodic.
Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler
17
yang dilaksanakan terus-menerus. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat
periodec adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja.
e. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler yang diatur dalam peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013 yaitu :
1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor peserta didik.
2. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta
didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.
Adapun tujuan ekstrakurikuler menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Rebuplik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler ayat (2) yaitu kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan
tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan penjerlasan diatas terlihat jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler
memiliki tujuan yang pada hakekatnya menjelaskan apa yang ingin dicapai semata-
mata untuk kepentingan siswa, baik dalam mengemabangkan kemampuan peserta
didik dan menumbuh kembangkan pribadi siswa yang sehat jasmani dan rohani,
bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki keperdulian dan bertanggunh jawab
terhadap lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya, serta menanamkan sikap
sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab melalui berbagai kegiatan
positif di bawah tanggung jawab sekolah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Novan Ardy Wiyani (2013: 108) yang menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
18
sangat bermanfaat bagi peserta didik dan merupakan bagian dari proses yang
sistematis dan sadar dalam membudayakan warga negara muda agar memiliki
kedewasaan sebagai bekal hidup nantinya.
f. Kegiatan Ekstrakurikuler di SD
Berdasarkan implementasi kurikulum 2013, telah pula ditertibkan
Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2013 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada
pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ada pada setaip
jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai iniversitas. Kegiatan ekstrakurikuler
ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuanya
diberbagai bidang di luar bidang akademik.
Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni,
olahraga, pengembangan kepribadian, fan kegiatan lain yang bersifat positif untuk
kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
penunjang kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler berlangsung di luar dari
jam belajar dan umumnya berlangsung setelah jam pelajaran selesai. Menurut
Permendikbud Nomor 81A Tagun 2013 tentang kegiatan ekstrakurikuler, adapun
beberapa syarat yang mendasari perbentukan ekstrakurikuler terutama pada Sekolah
Dasar yaitu :
1) Adanya pembina atau pembimbing dalam ekstrakurikuler tersebut. Umumnya
pembina atau pembimbing adalah guru disekolah tersebut ealau tidak tertutup
kemungkinan bahwa menggunakan pembina yang bukan guru.
2) Memiliki sejumlah anggota kegiatan ekstrakurikuler harus memiliki anggota
yang cukup agar dapat menjalankan kegiayannya dengan baik. Jumlah anggota
19
ini berbeda untuk setiap kegiatan ekstrakurikuler tergantung pada besarnya
kegiatan tersebut.
3) Disetujui oleh sekolah dalam hal ini, disetujui oleh kepala sekolah dan guru-
guru.
3. Seni Tari
a. Pengertian Seni Tari
Seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan
dalam bentuk gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berirama sesuai dengan
musik pengiringnya menurut Sulistyo ( dalam Zora Iriani, 2008:114 ). Seni tari
merupakan ciptaan manusia berupa gerak-gerak ritmis yang indah menurut
Sumandiyo. Y ( 2005:13 ). Selain itu, didapati pula unsur-unsur tari yaitu tubuh,
gerak, irama, ekspresi dan ruang. Seni tari yang berkembang dimasyarakat dapat
dibedakan menjadi tari tradional dan tari modern.
Pengertian tradisional dapat dipahami sebagai sebuah tata cara yang berlaku
di sebuah lingkungan etnik tertentu yang bersifat turun-temurun. Berdasarkan
pengertian tersebut, tara tradisional dapat diartikan sebagai sebuah tata cara menari
atau menyelenggarakan tarian yang dilakukan oleh sebuah komunitas etnik secara
turun-temurun dari suatu generasi ke genarasi selanjutnya. Tari tradisional di setiap
daerah banyak mengalami perkembangan sehingga peran seorang penata tari
memungkinkan untuk ikut menjaga eksistensi tarian tersebut agar tetap bertahan den
lestari.
20
Ditarik sebuah kesimpulan maka seni tari merupakan gerak-gerak ritmis dari
anggota tubuh sebagai ekspresi dan pengungkapan perasaan dari penari yang diikuti
alunan musik yang berfungsi memperkuat maksud yang ingin disampaikan.
b. Jenis – Jenis Seni Tari
Menurut Rahatuningtyas ( 2015:11 ) seni tari yang berkembang di masyarakat
dapat dibedakan menjadi tari tradisional dan tari modern. Ada beberapa jenis tari
yang berkembang di masyarakat pada saat ini menurut perkembangannya,
diantaranta sebagai berikut:
1) Tari Tradisional
Tari tradisional atau tari etnis telah populer di Barat, istilah biasanya adalah
etnic dance ( Sumaryono, 2011:48 ). Secara etnisitas tarian-tarian yang
dikelompokan pada tari tradisional memiliki ciri-ciri tertentu pada motif, ragam, dan
bentuk gerakannya, cara gerkanya serta corak-corak tata busana yang dikenakan
penarinya. Tari-tari tradisional dalam perspektif sejarah dan erkeologi merupakan
artefak-artefak yang mengandung informasi-informasi tentang masa lalu yang
berhubungan dengan pola masyarakat beserta perilaku-perilaku yang menyertainya.
Tari tradisonal yang berkembang diindonesia memiliki fungsi-fungsi ritual yang
dimiliki oleh kelompok-kelompok suku. Gerakan-gerakan pada tari tradisional di
suatu kelompok suku, biasanya mengandung simbol-simbol, atau stilisasi dari
gerakan-gerakan yang dilakukan dan menjadi ciri khas kelompok suku yang
bersangkutan.
21
2) Tari Modern
Kusdiarja ( 2000:14 ) menjelaskan tari modern adalah tari yang dalam bentuk
watak, jiwa maupun iramanya sama sekali bebas dari ikatan-ikatan, norma-norma
dan hukum-hukum tari yang telah ada. Selain itu menurut Bagong Kussudirja (
2000:14 ) menjelaskan bahwa jika masyarakat Indonesia setalah 17 Agustus 1945
telah bebas dari segala macam belenggu dan ikatan untuk dinyatakan dalam segala
bentuk baik polotis maupun kultural. Tari modern muncul merupakan salah satu
bentuk kreativitas dari seorang pencipta tari yang disebut dengan koreografer.
c. Tari Garuda Nusantara dan Tari Punjari
Tari Garuda Nusantara adalah tari tentang burung garuda yang merupakan
simbol persatuan Negara Keasutuan Republik Indonesia. Gerakanya yang sangat
tangguh dan tegas memberikan rasa tersendiri dam memiliki makna yang mendalam
bagi bangsa Indonesia. Tarian Garuda Nusantara merupakan salah satu tarian
tradisonal yang berasal dari pulau Jawa. Kegagahan, keindahan, serta keberanian
burung yang menjadi simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tampak jelas
dari setai gerakanya.
Hal tersebut ditunjukan dengan tarian burung garuda, yaitu dengan gerakan
berjalan, mengibaskan sayap, teknik bertarung, terbang dan lain sebagainya. Burung
garuda sering dianggap sebagai makhluk setengah dewa yang memiliki karakter
keberanian, kekuatan, kesetiaan, disiplin serta berjiwa bebas. Gerakan tarian ini juga
sebagai perwujudan, bahwa burung garuda adalah raja dari semua burung serta
menunjukan bahwa betapa layaknya burung garuda menjadi burung pelambang
banga Indonesia.
22
Sedangkan tari Punjari merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari
provinsi Jawa Timur khususnya daerah Banyuwangi yaitu tari Punjari. Tari punjari
diilhami dari keunikan salah satu seorang penari gandrung lanag yang mempunyai
motif gerak-gerak spesifik, sentuhan nilai tersebut diangkat dan dikembangkan
melalui penggarapan tari Punjari.
d. Unsur Seni Tari
Agar tercipta suatu gerakan ritmis yang indah, terdapat beberapa unsur yang
membangunnya. Menurut Rahayuningtyas ( 2015: 5 ) unsur-unsur tersebut yakni
unsur utama. Adapun unsur utama pada seni tari, sebuah gerakan ritmis sikatakan
sebagai tarian apabila sudah mencakup tiga unsur utama seni tari. Jika salah tidak
ada semua atau dalah satu dari unsur tersebut, maka tidak bisa disebut tari. Unsur
utama tersebut adalah :
1) Wiraga (raga). Sebuah seni tari harus menonjolkan gerakan badan, baik dalam
posisi berdiri atau pun duduk.
2) Wirama (irama). Sebuah seni tari harus memiliki gerakan ritmis yang sesuai
dengan irama pengiringnya, baik dari tempo maupun iramanya.
3) Wirasa (rasa). Sebuah seni tari harus mampu menyampaikan pesan perasaan
melalui gerakan sebuah tarian dan ekspresi penarinya.
23
e. Fungsi Seni Tari
Seni tari tentunya memiliki beberapa fungsi, salah satunya siswa dapat
mengasah kemampuan dan bakat yang dimiliki. Menurut Ayi ( 2014: 5 ) terdapat
beberapa macam fungsi. Beberapa fungsi tersebut diantaranya adalah :
1) Tari pertunjukan, yakni tarian yang dipersiapkan dengan matang untuk
dipentaskan. Tarian ini menekankan pada sisi koreografi artistik, konsep dan ide
yang matang, serta tema dan tujuan yang terstruktur.
2) Tari upacara, yakni tarian yang dilakukan dalam upacara adat maupun
keagamaan. Tarian ini menitik beratkan ada kekhidmatan dan juga keminikasi
pada sang pencipta.
3) Tari pergaulan, yakni tarian yang dilakukan untuk saling berinteraksi dan
berkesenian bersama. Tarian ini bersifat ceria dan lincah serta bersifat
komunikatif, sehingga mampu memberikan interaksi atau timbal balik.
4) Tari kesenian, yakni tarian yang dipertunjukkan untuk melestarikan budaya dan
menghargai warisan budaya tradisional. Tarian ini hanya dipentaskan pada
acara-acara kebudayaan saja.
f. Seni Tari di SD
Tari merupakan salah satu cabang dari seni yang telah tercipta sejak lama. Tari
sebagai karya seni merupakan alat ekspresi dan sarana komunikasi seniman kepada
orang lain (penonton/penikmat). Sebagai alat ekspresi tari mampu menciptakan
untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada
dan terjadi disekitarnya. Tari adalah sebuah ungkapan, pernyataan, dan ekspresi
24
dalam gerak yang memuat komentar-komentar mengenai realitas kehidupan, yang
bisa merusak benak penikmatnya setelah pertunjukan selesai ( Jazuli, 2007: 4 ).
Target yang hendak dicapai pada pembelajaran tari di sekolah bukan hanya
menjadikan anak bisa menari, akan tetapi bagaimana bisa menumbuhkan apresiasi
siswa terhadap tari serta tumbunya kepercayaan diri sebagai unsur penting dalam
mengembangkan kepribadian. Tari anak-anak akan memberikan pengaruh terhadap
ketajaman pikiran, kehalusan rasa dan kekuatan kemauan serta memperkuat rasa
kemerdekaan. Mengingat usia anak-anak di tingkat Sekolah Dasar secara umum
harus akan ekspresi dan harus disalurkan dalam pendidikan kesenian sehingga tidak
terjadi penyimpangan dalam penuangan ekspresi ketika anak SD tersebut menginjak
sekolah lanjut.
4. Metode Tutor Sebaya
a. Pengertian Metode Tutor Sebaya
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk memncapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan
penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia
tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para
ahli psikologi dan pendidikan Djamarah, 2010 (dalam Sari, 2015:17). Sedangkan
menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam, 2001: 19
( dalam Julisianti, 2012:44 ) metode berarti cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
25
Menurut Zaini, 2008:62 ( dalam Sari 2015: 22) strategi ini baik digunkaan
menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi kepada temannya.
Jika selama ini ada yang menyatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah
dengan mengajarkan kepada orang lain, maka strategi ini akan sangat membantu
peserta didik didalam mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas. Menurut
Djamarah dan Zain, 2002: 29 ( dalam Wulandari, 2014: 19) tutor sebaya adalah
pembelajaran yang berpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain
yang memiliki status umur yang tidak jauh berbeda dari dirinya. Sedangkan menurut
Erman, 2003: 276 (dalam Wulandari, 2014: 19) mengemukakan bahwa tutor sebaya
ialah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang
pandai.
b. Penyelanggaraan Metode Tutor Sebaya
Penerapan metode tutor sebaya pada kegiatan pembelajaran dapat berjalan
secara efektif efisien, apabila seorang guru memperhatikan dam melaksanakan
langkah-langkah penyelenggaraan metode tutuor sebaya, sebagai berikut :
1. Menentukan yang akan dijadikan sebagai tutor
Menurut Djamanah, 2010: 25 ( dalam Ningrum, 2015: 81 ) mengemukakan
bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Tutor dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat program
perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai ras atakut atau enggan untuk
bertanya kepadanya.
b) Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa
yang menerima program perbaikan.
26
c) Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama teman.
d) Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan
bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada temanya.
2. Menyiapkan Tutor
Menurut Suparno, 2007: 140 (dalam Nuryani, 2013: 36) ada beberapa cara
yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan seorang tutor dapat bekerja dengan
optimal, sebagai berikut :
a) Guru memberikan petunjuk kepada tutor bagaimana mendekati temannya
dalam hal memahami materi
b) Guru menyampaikan pesan kepada tutor-tutor agar tidak selalu membimbing
teman yang sama
c) Guru membantu agar semua siswa dapat menjadi tutor, sehingga mereka
merasa dapat membantu teman belajar
d) Tutor sebaiknya bekerja dalam kelompok kecil
e) Guru memonitor terus kapan tutor maupan siswa lain membutuhkan
pertolongan
f) Guru memonitor tutor sebaya dengan berkunjung dan menanyakan kesulitan
yang dihadapi setiap kelompok pada saat mereka diskusi di kelas maupun
oratikum
g) Tutor tidak mengetes temannya untuk grade, karena hal itu harus dilakukan
guru.
27
3. Membagi Kelompok
Dalam metode tutor sebaya, seorang guru bertindak sebagai pengawas dan
mengatur jalannya program. Sebelum mulai menerapkan metode tutor sebaya, guru
harus membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil. Mengenai berapa
banyaknya anggota setiap kelompok tidak ada ketentuan yang mutlak yang harus
ditaati sebagai pedoman. Kelompok kecil sebaikan beranggotakan 5-6 orang,
dengan pemikiran bahwa makin banyak anggota kelompoknya, keefektifan belajar
tiap angota berkurang. Kelompok-kelompok dalam program tutor sebaya dapat
dibentuk atas dasar minat dan latar belakang, pengalaman, atau preastasi belajar.
Kehangatan atau iklim kelompok yang baik dapat terbentuk berdasarkan adanya
rasa persaudaraan antar anggota.
c. Kelebihaan dan Kekurangan Metode Tutor Sebaya
Setiap penggunaan metode pembelajaran tentunya ada kelebihan dan
kekurangan. Demikian halnya metode tutor sebaya menerut Suryono 1982:51 (
dalam Nuryani, 2013: 37 ) beberapa kelebihan metode tutor sebaya : 1) adanya
susasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara siswa yang dibantu dan siswa
sebagai tutor yang membantu, 2) bagi tutor sendiri, kegiatan remedial ini merupakan
kesempatan untuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi
belajar, c) bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu, d) dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
Adapun kekurangan dari metode tutor sebaya menurut Sawali, 2013: 10 (
dalam Nuryani, 2013:38 ), yaitu : 1) siswa yag dibantu seringkali kurang serius
dalam belajar karena hanya berhadapan dengan teman sendir, sehingga hasilnya
28
kurang memuaskan, 2) ada sebgaian siswa yang justru enggan ketika akan bertanya
karena malu kelemahannya deketahui oleh temannya, 3) pada kelas-kelas tertentu,
pekerjaan tutorial sukat dilaksanakan karena adanya perbedaan jenis kelamin antara
tutor dan siswa yang ditutori, dan 4) guru akan mengalami kesulitan dalam
menentukan siswa yang menjadi tutor karena tidak semua siswa yang pandai dapat
mengajarkan kembali kepada teman-temannya.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan tentang kreativitas siswa dalam
seni tari, yaitu :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Kajian yang
Relevan
Persamaan Perbedaan
1 Skripsi yang disusun
oleh Sari Novi
Nurvita (2015)
dengan judul “
Aplikasi Metode
Tutor Sebaya dalam
Ekstrakurikuler Tari
Melalui Sendratari
Ramayana dan
Mahabarata di SMA
PGRI 2 Kayen
Kecamatan Kayen
Kebupaten Pati”
a. Menggunakan
metode Tutor
Sebaya dalam
kegiatan
ekstrakurikuler
tari.
a. Dalam kegiatan
ekstrakurikuler seni
tari punjari dan
garuda nusantara
b. Dilakukan pada siswa
kelas V SD.
2
Jurnal yang di susun
oleh Eka Kristiyasari
(2015)
dengan judul “
Analisis
ekstrakurikuler seni
tradisional reog
terhadap
pembentukan
karakter kreatif
siswa SMA Negeri 2
a. Melaksanakan
kegiatan
ekstrakurikuler
seni tari.
a. Ekstrakurikuler seni
tari punjari dan garuda
nusantara
b. Menggunakan metode
Tutor Sebaya.
c. Dilakukan pada siswa
SD
29
Kabupaten Ponorogo
Tahun ajaran
2014/2015”
3 Jurnal yang disusun
oleh Dian Mustika,
dkk. Dengan judul “
Peningkatan
Kreativitas Siswa
dalam Pembelajaran
Seni Tari dengan
Menerapkan Model
Pembelajaran
Cooperative
Learning di SMPN 1
Padang Panjang “
a. Meningkatkan
kreativitas siswa
dalam seni tari
untuk gerakan tari
yang unik.
a. Dalam kegiatan
ekstrakurikuler seni
tari.
b. Menggunakan
metode turor sebaya.
c. Dilakukan pada
siswa SD.
30
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
1. Masih terdapat beberapa siswa yang terlihat kreativitasnya dalam seni tari.
2. Dari 15 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari ini kemungkinan
hanya ada 1 tau 2 orang yang masih ikut-ikutan saja.
3. Dalam proses kegiatan berlangsung masih ada siswa yang masih susah
diatur saat diminta untuk berbaris, ada juga yang tidak serius dalam
melakukan gerakan, dan juga selalu bercanda dengan teman-temanya.
Teknik pengumpulan
data
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Teknik analisis data
1. Pengumpulan data
2. Reduksi data
3. Menyajikan data
4. Perivikasi dan
penegasan kesimpulan
Kreativitas adalah
merupakan suatu
kemampuan untuk
memberikan gagasan-gasan
baru dalam aktivitas
imajinatif untuk
menghasilkan suatu produk
atau penyelesaian persoalan.
Upaya Membangun Ekstrakurikuler Seni tari Punjari Dan Garuda Nusantara
Pada Kreativitas Siswa Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas V SDN
Purwanwantoro 2 Malang
Bagaimana
pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler seni
tari punjari dan garuda
nusantara pada
kreativitas siswa
melalui metode tutor
sebaya kelas V SDN
Purwantoro 2 Malang
Kendala apa saya yang
dihadapi guru dalam
kegiatan
ekstrakurikuler seni tari
punjari dan garuda
nusantara pada
kreativitas siswa
melalui metode tutor
sebaya kelas V SDN
Purwantoro 2 Malang
Bagaimana upaya guru
dalam mengatasi
kendala dalam kegiatan
ekstrakurikuler seni tari
punjari dan garuda
nusantara pada
kreativitas siswa
melalui metode tutor
sebaya Purwantoro 2
Malang
Hasil
Dengan kegiatan ekstrakurikuler seni tari Punjari dan Garuda
Nusantara Melalui Metode Tutor Sebaya maka akan meningkatkan
kreativitas siswa dan kerja sama dalam menari.