BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterlibatan Siswarepository.ump.ac.id/6406/3/SHINTA...

18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterlibatan Siswa Dalam proses pembelajaran diperlukan keterlibatan siswa secara aktif di dalamnya, khususnya dalam proses pembelajaran geografi. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu guru, siswa, materi, metode dan media. Hal-hal tersebut mempengaruhi apakah siswa akan secara aktif ikut terlibat dalam proses pembelajaran atau tidak. Sebagai contoh, siswa akan terlibat aktif apabila ada kemauan atau motivasi dari siswa itu sendiri, materi yang menarik dan mendukung pembelajaran, penyampaian guru yang menarik dan kreatif, dan media yang dipakai guru untuk membuat siswa terlibat aktif dan mandiri. (http://eone87.wordpress.com/2010/04/01/upaya - meningkatkan - keterlibatan - siswa - dalam - proses - pembelajaran). Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi komponen sebagai berikut : a. Guru Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala 8 Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterlibatan Siswarepository.ump.ac.id/6406/3/SHINTA...

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Keterlibatan Siswa

Dalam proses pembelajaran diperlukan keterlibatan siswa secara aktif

di dalamnya, khususnya dalam proses pembelajaran geografi. Keterlibatan

siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu

guru, siswa, materi, metode dan media. Hal-hal tersebut mempengaruhi

apakah siswa akan secara aktif ikut terlibat dalam proses pembelajaran atau

tidak. Sebagai contoh, siswa akan terlibat aktif apabila ada kemauan atau

motivasi dari siswa itu sendiri, materi yang menarik dan mendukung

pembelajaran, penyampaian guru yang menarik dan kreatif, dan media yang

dipakai guru untuk membuat siswa terlibat aktif dan mandiri.

(http://eone87.wordpress.com/2010/04/01/upaya - meningkatkan - keterlibatan

- siswa - dalam - proses - pembelajaran). Keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran dipengaruhi komponen sebagai berikut :

a. Guru

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk

mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk

mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala

8

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

9

sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan

siswa (Slameto, 2003 : 97).

b. Siswa

Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya

beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang

berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk

berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan

tingkah laku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan

perbuatan itu menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan (Hamalik,

2011 : 170).

c. Materi

Materi yaitu isi kurikulum yang berupa topik atau pokok bahasan

dan subtopik atau subpokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap

bidang studi atau mata pelajaran. Isi kurikulum tersebut memiliki tiga

unsur yaitu : logika, etika, dan estetika. Materi pembelajaran dapat

dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu : fakta, konsep/teori, prinsip,

proses, nilai, dan ketrampilan.

d. Metode

Metode yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti

metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan

sebagainya. Kriteria yang digunakan antara lain : kesesuaiannya dengan

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

10

kompetensi dasar dan hasil belajar, kesesuaiannya dengan kondisi

kelas/sekolah, kesesuainnya dengan tingkat perkembangan siswa,

kemampuan guru dalam menggunakan metode dan waktu yang tersedia.

e. Media

Media yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru

dalam menyampaikan materi pelajaran. Media dapat dibagi tiga kelompok,

yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual. Krietria yang

diguanakan sama seperti komponen metode (Arifin, 2009 : 24).

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil

usaha”. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan

kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya

pembelajaran.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial

dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya

manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-

masing. Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama yaitu :

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

11

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai oleh siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli

psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan

(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa

dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dan berperan

sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Perstasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa.

Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus

diperhatikan, karena siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh

materi pelajaran (Arifin, 2009 : 12-13).

Menurut Poerwadarminta (2001 : 891) menyatakan bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan

hati yang diperoleh dengan keuletan kerja.

Pakar lain S. Nasution (1996 : 17) dalam Andri (2011 : 15)

menyajikan bahwa Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berfikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

12

sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan

psikomotorik, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika belum

mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto ( 2003 : 54-72 ) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar

individu. Di dalam faktor intern dibagi menjadi tiga faktor yaitu : faktor

jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor ekstern yang

berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor

yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Didalam

faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup :

1) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di

dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar

yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang

persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut

menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau

terhadap mata pelajaran itu sendiri kurang baik, sehingga siswa kurang

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

13

senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk

belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar

harus diusahakan yang setepat, efisien, dan efektif mungkin.

2) Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.

Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu

sendiri. Jadi cara belajar siswa dipengaruhi oleh relasinya dengan guru.

Di dalam relasi guru (guru dan siswa) yang baik, siswa akan menyukai

gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya

sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang

kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses

belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru,

maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Slavin (1985)

dalam Isjoni (2011 : 12), cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

14

kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur

kelompok heterogen.

Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisipasi

dan kerjasama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat

meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong

menolong dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan

model belajar mengajar cooperative learning adalah agar siswa dapat

belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling

menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain

untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka

secara berkelompok.

Namun pada dasarnya model pembelajaran cooperative learning

dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran

penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (2000) dalam Isjoni (2011 : 27).

1) Hasil belajar akademik

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan

sosial, juga memperbaiki prestasi belajar siswa atau tugas-tugas

akademis penting lainnya. Banyak ahli berpendapat bahwa model ini

unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

15

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas

dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,

kemampuan, dan ketidakmampuannya.

3) Pengembangan ketrampilan sosial

Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada

siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi.

b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

Model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

(TAI) adalah salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk

mengoptimalkan prestasi belajar siswa, mengingat kemampuan siswa di

dalam kelas berbeda-beda. Model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) merupakan penggabungan pembelajaran kooperatif

dengan pengajaran yang individual.

Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) dikembangkan oleh Slavin, Leavey, dan Madden (1986). Pada

awalnya, Team Assisted Individualization (TAI) dirancang khusus untuk

mengajarkan matematika atau ketrampilan menghitung kepada siswa-siswa

SD kelas 3-6. Akan tetapi, pada perkembangan berikutnya mulai

diterapkan pada materi pelajaran yang berbeda-beda. Team Assisted

Individualization (TAI) dirancang untuk sebuah pembelajaran kelompok

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

16

dengan cara mengatur para siswa belajar dalam kelompok-kelompok dan

bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan. Team Assisted

Individualization (TAI) melatih untuk bersosialisasi dengan baik, saling

membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi

(Miftahul, 2011 : 125) .

Ciri khas pada tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah

setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah

dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual didiskusikan di

kelompoknya masing-masing dan saling dibahas oleh anggota kelompok,

dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban

sebagai tanggung jawab bersama.

Menurut Suyitno (dalam Rosyadi, 2010) model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) memiliki 8

komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :

a. Teams yaitu pembentukan kelompok yang heterogen terdiri dari 4

sampai 5 siswa.

b. Placement Test yaitu pemberian pre test kepada siswa atau melihat rata-

rata nilai ulangan harian siswa.

c. Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok

dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh

keberhasilan kelompoknya.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

17

d. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh

kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa

yang membutuhkannya.

e. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian skor terhadap hasil

kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap

kelompok yang berhasil dan kelompok yang kurang berhasil dalam

menyelesaikan tugas.

f. Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok.

g. Fact Test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang

diperoleh siswa.

h. Whole Class Unit yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir

pembelajaran.

Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) adalah sebagai berikut :

a. Guru memberikan pre test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai

ulangan harian siswa sebelum ditempatkan dalam kelompok belajar.

b. Guru memberikan materi secara singkat.

c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5

orang dengan kemampuan yang berbeda-beda.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

18

d. Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru, dan guru memberikan

bantuan secara individual bagi yang memerlukannya.

e. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

f. Guru memberikan soal kuis untuk dikerjakan secara individu.

g. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang

berhasil (jika ada) berdasarkan hasil belajar.

h. Guru memberikan ulasan materi diakhir pembelajaran.

Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan dengan

melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Menghitung skor Individu

Untuk memberikan poin kemajuan individu maka dapat dihitung seperti

pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Perhitungan Poin Kemajuan Skor Kuis Poin

• Lebih dari 10 poin di bawah skor awal • 10-1 poin di bawah skor awal • Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal • Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor

awal)

5 10 20 30

( Slavin, 2008 : 159)

b. Menghitung skor tim

Skor tim dihitung dengan membuat rata-rata poin kemajuan anggota

tim, yaitu dengan menjumlahkan semua poin kemajuan yang diperoleh

anggota tim dibagi dengan jumlah anggota tim.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

19

c. Merekognisi Prestasi Tim

Ada tiga macam penghargaan yang didasarkan pada rata-rata skor tim

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Tim Kriteria (Rata – rata Tim) Penghargaan

15 16 17

Tim Baik Tim Sangat Baik

Tim Super (Slavin, 2008 : 160)

Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain :

1) Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) adalah :

a) Guru akan terlibat secara minimal dalam pengetahuan dan

pengecekan rutin.

b) Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk

mengajar kelompok-kelompok kecil.

c) Siswa akan termotivasi pada hasil secara cepat dan akurat.

d) Pelaksanaan program sederhana.

e) Para siswa dapat mengecek suatu pekerjaan satu sama lain.

2) Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) adalah :

a) Bila interaksi dengan teman kurang terarah maka kelas menjadi

gaduh.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

20

b) Pembahasan materi membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.

c) Memerlukan kesabaran anggota lain dalam suatu kelompok untuk

membantu siswa yang lemah (Slavin, 2008 : 187-200).

4. Materi Atmosfer

a. Atmosfer

1) Pengertian Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan udara yang terdiri atas beberapa gas

yang dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan untuk

melindungi bumi dari serangan luar. Ilmu yang mempelajari atmosfer

yaitu lapisan udara yang menyelubungi bumi, disebut meteorologi.

Hal yang dipelajari meteorologi antara lain : awan, angin, guntur,

gejala cahaya, endapan air di udara, dan lain-lain.

2) Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan

tinggi ke daerah bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara

disebabkan perbedaan suhu udara. Bila suhu udara tinggi maka

tekanan udaranya rendah, begitu pula sebaliknya. Alat untuk

mengukur kecepatan angin dinamakan anemometer, sedangkan alat

untuk mengetahui arah angin ialah panah angin atau kantong angin.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

21

3) Awan

Awan adalah kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam

udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan/

pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui

keadaan jenuh.

4) Kelembaban Udara

Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang dikandung

oleh udara. Uap air yang berada di udara berasal dari hasil penguapan

air di permukaan bumi, air tanah atau air yang berasal dari penguapan

tumbuh-tumbuhan.

5) Curah hujan

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu

daerah dalam waktu tertentu. Curah hujan diukur dalam harian,

bulanan, dan tahunan. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-

tempat yang memiliki curah hujan yang sama disebut isohyet.

b. Klasifikasi Iklim

1) Klasifikasi iklim matahari

Iklim matahari didasarkan pada perbadaan intensitas sinar

matahari yang diterima permukaan bumi. Iklim matahari terdiri dari

iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang, iklim kutub.

2) Klasifikasi iklim menurut Koppen

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

22

Klasifikasi menurut Koppen didasarkan pada kombinasi antara

temperature udara dengan curah hujan. Koppen mengklasifikasi iklim

dunia menjadi lima yaitu : Tipe A, Tipe B, Tipe C, Tipe D,Tipe E.

3) Klasifikasi iklim menurut Junghun

Klasifikasi iklim menurut Junghun berdasarkan pada

ketinggian suatu tempat dan jenis tumbuhan yang cocok tumbuh di

suatu daerah. Iklim Junghuhn diklasifikasikan menjadi : Daerah

panas, daerah sedang, daerah sejuk, daerah dingin.

4) Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson

Schmidt dan Ferguson mengklasifikasikan iklim dengan

berdasarkan pada jumlah curah hujan setiap bulan dalam satu tahun

yang dikenal sebagai rasio bulan basah dan bulan kering.

B. Penelitian yang relevan

Afriana Eka Vianata (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui Model Pembelajaran Tipe TAI (Team

Assisted Individualization) kelas VIII SMP Muhammadiyah Banjarnegara”.

Penelitian yang ditujukan bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar siswa menjadi meningkat dengan menggunakan model pembelajaran tipe

TAI (Team Assisted Individualization) pada kelas VIII D SMP Muhammadiyah

Banjarnegara. Metode yang digunakan adalah observasi dan tes. Hasil penelitian

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

23

yang menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa.

Ika Valianawati (2011) melakukan penelitian yang berjudul “

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII D melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) di MTS

Negeri Model Purwokerto”. Penelitian yang ditujukan bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dengan menggunakan model

pembelajaran tipe TAI (Team Assited Individualization) pada siswa kelas VIII D

MTS Negeri Model Purwokerto. Metode yang digunakan adalah Observasi dan

tes. Hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

matematika.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keterlibatan siswa dan prestasi belajar dalam proses belajar mengajar yang sangat

diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tetapi dalam kenyataan yang

ada, terdapat banyak proses belajar mengajar dikelas yang kurang adanya

keterlibatan siswa.

Untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan prestasi belajar dapat

dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif yang mendukung siswa aktif dalam belajar. Sebagai

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

24

contoh siswa aktif bertanya, mengeluarkan pendapat, membahas suatu masalah,

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengembangkan

kepemimpinan berdiskusi. Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi

tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran tipe Team Assisted

Individualization (TAI) yang memberikan suatu alternative sehingga dapat

diterapkan di kelas.

Dengan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI)

dapat melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik, saling membantu

memecahkan masalah, mendapatkan pengalaman atas kesalahan yang siswa lain

perbuat dan dapat memberikan suatu kepercayaan diri dalam mengerjakan soal-

soal. Ketika berada di dalam kelas, siswa mendapatkan penguatan tentang

pemahaman konsep dan latihan soal yang dikerjakan sendiri terlebih dahulu,

setelah selesai maka mereka saling mengoreksi jawabannya dan hasil yang benar

dapat dilihat dari kunci jawaban yang diberikan oleh guru. Kemudian interaksi

antar siswa dapat terjadi ketika mereka membahas kesalahan yang dialami teman

mereka. Dengan Team Assisted Individualization (TAI) diharapkan dapat

membentuk individu yang tangguh tetapi juga dapat membentuk kelompok yang

tangguh.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012

25

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization

(TAI) dapat meningkatkan keterlibatan siswa pada materi Atmosfer kelas X4

SMA Negeri 1 Sokaraja.

2. Menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization

(TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa terhadap materi

Atmosfer kelas X4 SMA Negeri 1 Sokaraja.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa..., Shinta Purwita Sari, FKIP UMP, 2012