BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II...

24
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar a. Pengertian Bahan Ajar Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 171) mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa setelah peserta didik mempelajari bahan ajar akan mendapatkan manfaat berupa informasi dari bahan ajar. Berbeda dengan media pembelajaran. Media Pembelajaran sebagai alat atau media yang tujuannya merangsang siswa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi (Haryono, 2014:47). Terdapat pendapat lain yaitu “bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran” (Prastowo , 2011: 17). Kedua pendapat tentang pengertian bahan ajar tersebut dapat kita pahami bahwa bahan ajar adalah segala bahan yang berisi informasi yang disusun secara sistematis dan menyenangkan, dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 171) mengungkapkan bahwa

“bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta

didik melalui pembelajaran yang menyenangkan”. Hal ini menunjukkan

bahwa setelah peserta didik mempelajari bahan ajar akan mendapatkan

manfaat berupa informasi dari bahan ajar. Berbeda dengan media

pembelajaran. Media Pembelajaran sebagai alat atau media yang tujuannya

merangsang siswa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi (Haryono,

2014:47). Terdapat pendapat lain yaitu “bahan ajar merupakan segala

bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis,

yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta

didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran” (Prastowo,

2011: 17).

Kedua pendapat tentang pengertian bahan ajar tersebut dapat kita

pahami bahwa bahan ajar adalah segala bahan yang berisi informasi yang

disusun secara sistematis dan menyenangkan, dapat digunakan dalam

proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

13

implementasi pembelajaran. Penyusunan bahan ajar pada kegiatan yang

ada di dalam bahan ajar hendaknya menyenangkan, cara yang dapat

dilakukan yaitu dengan memberikan materi serta kegiatan baik tertulis

maupun tidak tertulis. Bahan ajar dibuat dengan berbagai kebutuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bahan ajar dapat dikembangkan

oleh berbagai pihak terutama guru untuk menambah informasi bagi

siswanya sesuai kebutuhan siswa yang telah di ketahui oleh guru.

b. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki fungsi dan tujuan dalam pembelajaran. Hasil

belajar siswa dapat meningkat apabila fungsi dan tujuan pembuatan bahan

ajar tercapai. Hamdani (2011: 121) menyampaikan bahwa bahan ajar

berfungsi sebagai:

1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan aktivitas guru dalam

proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang

seharusnya diajarkan kepada siswa.

2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang

seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

3) Alat evaluasi pencapaian atau penugasan hasil pembelajaran siswa.

Selain fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, dalam penyusunan

bahan ajar terdapat pula tujuan pembuatan bahan ajar. Tujuan pembuatan

bahan ajar digunakan agar bahan ajar yang dibuat dapat bermanfaat bagi

penggunanya. Tujuan pembuatan bahan ajar , antara lain;

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

14

1) Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu;

2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar;

3) Memudahkan peserta didik memahami pembelajaran; dan,

4) Siswa menjadi lebih tertarik pada pembelajaran.

Fungsi dan tujuan bahan ajar harus diperhatikan dalam pembuatan

bahan ajar agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. Dari penjelasan tentang fungsi dan tujuan bahan ajar yang

telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bahan ajar

dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) Sebagai pedoman guru, 2) Sebagai

pedoman siswa, serta 3) Sebagai alat evaluasi. Tujuan pembuatan bahan

ajar dibuat untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas

dan menimbulkan rasa tertarik siswa pada bahan ajar yang tersedia.

c. Unsur-unsur Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil

dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber belajar yang dibuat secara

sistematis (Prastowo, 2011: 28 ). Oleh karena itu, bahan ajar memiliki

berbagai unsur yang perlu dipahami. Unsur-unsur tersebut yaitu:

1) Petunjuk Belajar

Pada setiap penyusunan bahan ajar, hal yang harus diperhatikan

pertama-tama yaitu petunjuk belajar. Petunjuk belajar berisi pedoman

bagi pendidik tentang bagaimana bahan ajar diberikan. Selain bagi

pendidik, petunjuk belajar juga digunakan peserta didik untuk

memperjelas berbagai kegiatan atau latihan yang terdapat pada bahan

ajar agar dapat dipahami dan dilakukan dengan baik.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

15

2) Kompetensi yang akan dicapai

Seperti yang telah dicanangkan oleh Pemerintah bahwa dalam

penyusunan bahan ajar terdapat standart kompetensi, kompetensi inti,

kompetensi dasar, serta indikator pencapaian hasil belajar yang harus

dikuasai peserta didik. Dengan demikian jika hal-hal tersebut telah

dicantumkan sebagai dasar penyusunan bahan ajar maka tercapailah

tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

3) Informasi Pendukung

Informasi pendukung merupakan informasi tambahan yang dapat

melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah

untuk menguasai pengetahuan yang mereka peroleh. Tetapi yang perlu

diperhatikan pada informasi pendudukng hendaknya tidak memuat teks

yang terlalu banyak. Hal ini justru akan menyulitkan proses pemahaman

siswa. Untuk mengatasinya, guru dapat menelaah kembali informasi

pendukung sebelum dimuat pada bahan ajar.

4) Latihan- latihan

Unsur latihan merupakan unsur yang dapat melatih kemampuan

peserta didik dalam mempelajari bahan ajar. Materi saja tidak cukup

untuk menyampaikan informasi pada siswa. Selain materi, latihan juga

penting untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi

pembelajaran. Dari latihan-latihan yang ada, pengetahuan siswa akan

semakin terasa dan dikuasai secara matang.

5) Petunjuk Kerja atau Lembar Kerja

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

16

Petujuk kerja atau lembar kerja berisi sejumlah langkah prosedural

tentang suatu cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang

harus dilakukan oleh peserta didik. Petunjuk kerja umumnya bersifat

praktek tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat kegiatan selain

praktek. Perbedaan antara petujuk belajar dan petujuk kerja yaitu pada

penyajiannya. Petunjuk belajar terdapat di awal penyusunan bahan ajar

sedangkan petunjuk kerja dibuat diantara latihan-latihan yang ada pada

bahan ajar.

6) Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu unsur yang memuat proses penilaian

siswa dari apa yang telah siswa dapatkan pada bahan ajar tersebut.

Evaluasi berisi sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta

didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang

berhasil mereka kuasai. Dari evaluasi inilah, penyusun bahan ajar dapat

mengetahui efektivitas bahan ajar yang telah dibuat. Apabila peserta

didik terlihat masih belum menguasai dengan baik maka diperlukan

perbaikan dan penyempurnaan bahan ajar.

Unsur-unsur dalam bahan ajar perlu dipahami oleh pembuat bahan ajar

agar dapat membuat bahan ajar yang baik. Berdasarkan paparan tersebut

dapat disimpulkan bahwa ada enam komponen unsur pembuatan bahan

ajar yaitu petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi

pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja dan evaluasi.

Unsur-unsur bahan ajar dapat digunakan sebagai pedoman pembuatan

bahan ajar, hal ini dapat ditentukan sesuai tujuan pembuatan bahan ajar.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

17

d. Jenis Bahan Ajar

Jenis bahan ajar harus disesuaikan dulu dengan kurikulumnya, setelah

itu barulah dibuat rancangan pembelajaran (Amri dan Ahmadi, 2010: 161).

Jenis bahan ajar berdasarkan bentuknya yaitu sebagai berikut.

1) Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam

kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau

penyampaian informasi. Contohnya seperti handout, buku, modul,

lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan

model atau maket.

2) Bahan ajar dengar atau progam audio, yaitu semua sistem yang

menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau

didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya seperti

kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yaitu segala sesuatu yang

memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar

secara sekuensial. Contohnya seperti video compact disk dan film.

4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu kombinasi

dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan

video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk

mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku alami dari suatu

presentasi. Contohnya seperti compact disk interactive.

Dari penjabaran jenis bahan ajar tersebut dapat disimpulkan bahwa

bahan ajar dibagi menjadi empat yaitu: 1) Cetak, 2) Dengar, 3) Audiovisual

dan 4) Interaktif.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

18

e. Teknik Penyusunan Bahan Ajar

Dalam menyusun bahan ajar terdapat teknik yang harus diperhatikan

dalam penyusunannya. Teknik penyusunan bahan ajar merupakan cara

yang tepat untuk membuat bahan ajar agar dapat digunakan sesuai

harapan. Teknik yang diuraikan berikut ini berupa teknik penyusunan

secara umum karena setiap bahan ajar memiliki bentuk masing-masing.

1) Teknik Penyusunan Bahan Ajar Cetak

Dalam teknik penyusunan bahan ajar cetak, ada beberapa ketentuan

yang hendaknya kita jadikan pedoman, di antara sebagai berikut:

a) Judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar

atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik.

b) Untuk menyusun bahan ajar cetak, ada enam hal lain yang perlu

dimengerti (Steffen dan Ballstaedt dalam Prastowo 2011), yaitu:

1. Susunan tampilannya jelas dan menarik. Pada aspek susunannya,

handout sebaiknya disusun dengan urutan yang mudah, judul yang

singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, serta terdapat

rangkuman dan tugas pembaca.

2. Bahasa yang mudah. Maksudnya adalah mengalirnya kosakata,

jelasnya kalimat, dan jelasnya hubungan antar kalimat, serta kalimat

yang digunakan tidak terlalu panjang.

3. Mampu menguji pemahaman. Hal ini berkaitan dengan menilai

melalui orangnya atau check list untuk pemahaman.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

19

4. Adanya stimulan. Hal ini menyangkut enak tidaknya bahan ajar

cetak dilihat, tulisannya mendorong pembaca untuk berpikir, dan

menguji stimulan.

5. Kemudahan dibaca. Hal ini menyangkut keramahan bahan ajar cetak

terhadap mata. Dalam hal ini, huruf yang digunakan hendaknya tidak

terlalu kecil dan enak dibaca. Selain itu, urutan teksnya juga harus

terstruktur dan mudah dibaca.

6. Materi intruksional. Hal ini menyangkut pemilihan teks, bahan

kajian, dan lembar kerja (work sheet).

2) Teknik Penyusunan Bahan Ajar Audio

Bahan ajar audio merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang

menggunakan teknologi. Teknik penyusunan bahan ajar ini meliputi

beberapa hal sebagai berikut:

a) Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai

dengan besar kecilnya materi;

b) Adanya petunjuk penggunaan;

c) Informasi pendukung diterangkan secara jelas, padat dan menarik

dalam bentuk tertulis yang kemudian direkam dalam pita kaset,

piringan hitam (PH), atau compact disk (CD);

d) Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain;

e) Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang

diberikan, yaitu sewaktu peserta didik menirukan apa yang mereka

dengar; dan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

20

f) Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya

materi, misalnya buku, majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian

sebagai bahan dalam membuat progam audio.

3) Teknik Penyusunan Bahan Ajar Audiovisual

Teknik penyusunan bahan ajar audiovisual sedikit rumit bagi

seseorang yang belum memahami kemajuan teknologi saat ini. Namun,

apabila penyusunan bahan ajar audiovisual dilaksanakan dengan

bersungguh-sungguh terutama dalam mempelajari aplikasi teknologi

terbaru maka pembuatan bahan ajar audiovisual bisa menjadi sesuatu

yang menyenangkan. Menurut Diknas dalam Prastowo, (2011),

beberapa teknik penyusunan bahan ajar audiovisual meliputi:

a) Analisis kurikulum,

b) Penentuan media,

c) Skema yang menunjukkan sekuensi (atau biasa dikenal dengan

skenario) dari sebuah progam video/film atau skrip,

d) Pengambilan gambar, dan

e) Proses editing.

4) Teknik Penyusunan Bahan Ajar Interaktif

Menurut Diknas dalam Prastowo (2011), teknik penyusunan bahan

ajar interaktif adalah sebagai berikut.

a) Penyusunan bahan ajar interaktif, diperlukan pengetahuan dan

keterampilan pendukung yang memadai, terutama dalam

mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera video, dan

kamera foto.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

21

b) Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disc.

c) Menurunkan judul dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai

dengan besar kecilnya materi.

d) Menuliskan petunjuk pembelajarannya.

e) Menjelaskan informasi pendukung secara jelas, padat dan menarik

dalam bentuk tertulis maupun gambar diam atau bergerak.

f) Menuliskan tugas-tugas dalam progam interaktif.

g) Melakukan penilaian terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan,

yang pada akhir pembelajaran dapat dilihat oleh pendidik melalui

komputer.

h) Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya

materi, misalnya buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian

sebagai bahan dalam membuat progam bahan ajar interaktif.

2. Metode Pembelajaran SAS

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Suprihatiningrum (2012:157) metode merupakan “prinsip

dasar sebuah cara kerja yang secara teknis dapat dikembangkan untuk

pelaksanaan pembelajaran dikelas. Guru dapat menggunakan metode

sebagai inovasi pembelajaran yang di dalam kelas”. Sedangkan menurut

Fathurrohman dan Sutikno (2010:55) “metode mengajar adalah cara-cara

menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang

telah ditetapkan”. Kedua pendapat ini menjelaskan keterampilan guru

dalam memilih metode yang baik sangat diperlukan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

22

Kesimpulan dari kedua pendapat tersebut yaitu metode pembelajaran

merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guna

mengembangkan pembelajaran yang ada di dalam kelas. Metode secara

harfiah memiliki arti „cara‟. Umumnya metode diartikan sebagai suatu

cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata

pembelajaran sendiri memiliki arti yaitu proses belajar dikelas. Metode

pembelajaran penting diketahui macamnya oleh guru yang mengetahui

kondisi siswa sehingga dari pemilihan metode pembelajaran yang tepat

maka akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan, bermakna

dan sesuai tujuan.

b. Macam-macam Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah yaitu pembelajaran

membaca dan menulis permulaan yang memiliki beberapa metode.

Metode-metode tersebut adalah metode eja, metode suku kata dan kata,

metode global serta metode SAS.

1) Metode Eja

Metode eja merupakan metode yang menggunakan konsep mengenal

dan menghafal abjad. Huruf abjad harus di ketahui siswa kemudian

dituliskan agar mampu dihafalkan dan dilafalkan murid sesuai dengan

bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A, a, B, b, C, c, D, d, E, e, F,

ef dan seterusnya, dilafalkan sebagai a, be, ce, de, e, ef dan seterusnya.

2) Metode suku kata dan kata

Metode suku kata dan kata memiliki tahapan yaitu pengenalan suku

kata, perangkaian suku kata menjadi kata, perangkaian kata menjadi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

23

kalimat sederhana, dan pengintegrasian kegiatan perangkaian dan

pengupasan. Proses pembelajaran dengan metode ini melibatkan

serangkaian proses “pengupasan” dan “perangkaian”. Oleh sebab itu

metode ini dikenal juga sebagai “Metode Kupas Rangkai”. Sebagaian

orang menyebutnya “Metode Kata” atau “Metode Kata Lembaga”.

3) Metode Global

Sebagaian orang menyebutnya sebagai “Metode Kalimat”. Global

artinya utuh atau bulat. Siswa secara langsung diberikan sebuah kalimat

utuh.

4) Metode SAS

Metode SAS merupakan metode Struktural Analitik Sintetik.

Metode ini adalah gabungan atau perpaduan dari metode eja, metode

suku kata dan kata serta metode global. Berbagai metode pembelajaran

Bahasa Indonesia, metode SAS merupakan metode yang paling efektif

karena menggabungkan metode-metode yang ada.

c. Pengertian Metode Pembelajaran SAS

Metode SAS merupakan singkatan dari “Struktural Analitik Sintetik”.

Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan

untuk pembelajaran MMP (Membaca Menulis Permulaan) bagi siswa

pemula. Metode SAS merupakan metode yang dikembangkan oleh

PKMM (Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar) Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diprogamkan pada tahun 1974.

Metode ini bersumber dari ilmu jiwa Gestalt, suatu aliran dalam ilmu jiwa

totalitas yang timbul sebagai reaksi atas ilmu jiwa unsuri. Psikologi

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

24

Gestalt menganggap segala penginderaan dan kesadaran sebagai suatu

keseluruhan. Artinya, keseluruhan lebih tinggi nilainya daripada jumlah

bagian masing-masing.

Dalam tahapan metode pembelajaran SAS terdapat tiga tahapan utama

yakni 1) Struktural yang berarti menampilkan struktur kalimat secara utuh

kemudian pada tahap selanjutnya, 2) Analitik yang berarti kalimat utuh

yang telah ditemukan sebelumnya diuraikan menjadi kumpulan kata, suku

kata hingga huruf-huruf dan pada tahap akhir, 3) Sintetik yaitu satuan

terkecil atau huruf diuraikan kembali menjadi suku kata, hingga terbentuk

kalimat utuh. Dari ketiga tahapan inilah metode pembelajaran ini

dinamakan metode pembelajaran SAS (Struktural Analitik Sintetik).

d. Langkah-langkah Metode Pembelajaran SAS

Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya

dengan dua tahap, yakni menampilkan dan memperkenalkan sebuah

kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi

makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk

membangun konsep-konsep “kebermaknaan” pada diri anak. Struktur

kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran adalah struktur kalimat

yang digali dari pengalaman siswa. Proses Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM), guru dapat menggunakan bahan ajar yang memiliki struktur

kalimat utuh yang kemudian diuraikan hingga menjadi huruf-huruf.

Tahapan analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata.

Kalimat utuh dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca dan

menulis permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

25

kecil yang disebut kata. Proses menganalisis atau penguraian ini terus

berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa

diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Dengan demikian, proses penguraian

dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS, meliputi:

1) Kalimat menjadi kata-kata;

2) Kata menjadi suku-suku kata; dan

3) Suku kata menjadi huruf.

3. Anak Berkesulitan Belajar Membaca dan Menulis

Kurikulum pendidikan menjelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan

terjemahan Bahasa Inggris “Learning Disability” yang berarti

ketidakmampuan belajar. Kata disability diterjemahkan “kesulitan” untuk

memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk

belajar. Hal-hal yang menunjang kemampuan anak agar bisa berkembang

pada proses pembelajarannya yaitu dari lingkungan sekitar anak baik

lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Membaca dan menulis merupakan kemampuan dasar anak dalam belajar.

Proses pembelajaran membaca dan menulis sangat ditekankan di usia Sekolah

Dasar, maka dari itu apabila siswa mengalami kesulitan hendaknya segera

dituntaskan terutama di kelas awal atau kelas rendah.

a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar

Menurut Abdurrahman (2010:8) “kesulitan belajar khusus adalah suatu

gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang mencakup

pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan”. Gangguan tersebut

dapat berupa kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

26

mengeja atau berhitung. Sedangkan menurut Subini (2013:15) “kesulitan

belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca,

menulis, dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu

disfungsi minimal otak”.

Berdasarkan pendapat yang telah ada maka dapat disimpulkan bahwa anak

berkesulitan belajar adalah seorang anak yang mengalami hambatan belajar

mencakup kemampuan berfikir, membaca, menulis dan berhitung. Hambatan

yang dialami siswa dapat diatasi secara bertahap. Hambatan ini bukannlah

permasalahan yang berat karena bukan berasal dari pembawaan melainkan

kemampuan intelegensi yang dimiliki seorang anak.

b. Macam-macam Kesulitan Belajar Anak

Menurut Subini (2013: 51) secara umum kesulitan belajar dibagi dalam

tiga kelompok, yaitu kesulitan belajar dalam membaca (dysleksia learning),

dalam menulis (dysgraphia learning), dan kesulitan dalam menghitung

(diyscalculia learning). Berikut ini adalah penjelasan dari macam-macam

kesulitan belajar.

1) Kesulitan Belajar Membaca

Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar dalam belajar.

Melalui kegiatan membaca siswa akan memperoleh informasi yang

beragam jenisnya. Membaca menjadi hal yang sangat penting, bahkan

ketika siswa akan mendaftar di Sekolah Dasar, kemampuan awal yang

diuji ialah kemampuan membaca. Kesulitan membaca tidak jarang dialami

oleh anak. Terdapat siswa yang masih belum mampu membaca namanya

sendiri ketika diminta oleh guru. Gejala dari kesulitan belajar membaca

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

27

adalah kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan yang

seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat intelegensi, usia dan

pendidikannya. Sebenarnya, gangguan ini bukan bentuk dari

ketidakmampuan secara fisik, seperti karena ada masalah dengan

penglihatan, tetapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan

memproses informasi yang sedang dibaca anak.

Kesulitan belajar membaca dapat dialami oleh anak yang memiliki

kecerdasan diatas rata-rata maupun kecerdasan dibawah rata-rata. Oleh

karena itu kesulitan belajar membaca tidak bergantung pada tingkat

intelegensi. Kesulitan ini dapat dilihat dari perilaku siswa. Adapun ciri-ciri

anak yang mengalami kesulitan belajar membaca adalah sebagai berikut.

a) Membaca lambat kata demi kata tanpa irama.

b) Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata. Misalnya antara kuda

dengan daku, huruf b dengan d, dan lain-lain.

c) Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa.

d) Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.

e) Sulit menyuarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukannya.

f) Sulit mengeja secara benar. Misalnya antara palu dengan lupa.

g) Membaca satu kata dengan benar di satu halaman, tapi salah di halaman

lainnya.

h) Sering terbalik dalam menuliskan atau mengucapkan kata. Misal,

“kucing duduk diatas kursi” menjadi “kursi duduk diatas kucing”.

i) Rancu dengan kata-kata singkat, misalnya ke, dari, dan, jadi.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

28

Kesulitan belajar membaca terjadi apabila anak mengalami

permasalahan-permasalahan tersebut. Apabila ciri-ciri telah terlihat maka

guru bersama orang tua hendaknya segera menangani permasalahan anak

agar tidak semakin berkembang karena pembelajaran akan semakin

bertambah tingkat kognitifnya. Hal yang perlu dilakukan orang tua dan

guru untuk bisa membantu anak dengan kesulitan belajar membaca adalah

sebagai berikut.

a) Memahami keadaan anak;

b) Menulis memakai media lain;

c) Membangun rasa percaya diri pada anak; dan

d) Melatih anak untuk terus menulis dan menulis.

2) Kesulitan Belajar Menulis

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan dasar yang

juga penting dalam belajar selain kemampuan membaca. Kemampuan

menulis dapat dirasakan bahkan dari balita. Anak akan terlihat tertarik

pada saat mencoret-coret tembok misalnya. Anak akan memahami bahwa

ia dapat menghasilkan sesuatu yang menarik dari sebuah coretan. Semakin

lama anak tumbuh, semakin berkembang pula kemampuan menulismya.

Usia sekolah dasar merupakan usia dimana hasil tulisan anak akan

mengandung sebuah informasi penting yang bermanfaat bagi pembaca.

Terlebih lagi ketika di sekolah mendapatkan tugas, hasil tulisan anak akan

berganti dengan nilai yang bagus dari guru. Menuliskan menjadi suatu hal

yang menyenangkan, dari menulis anak akan mengalami proses

pembelajaran yang bermakna.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

29

Menulis dapat menjadi suatu hal yang menyulitkan apabila anak belum

menguasai keterampilan menulis dengan baik. Kegiatan menulis harus

dilakukan dengan huruf dan ejaan yang benar. Apabila anak mengalami

kesulitan dalam menulis maka perlu diperhatikan oleh guru. Ciri utama

anak yang mengalami kesulitan belajar menulis ialah ketidakmampuan

anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks. Keadaan

ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Tanda-tanda

yang dialami anak berkesulitan menulis adalah sebagai berikut:

a) Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis.

b) Sulit memegang alat tulis dengan mantap. Sering kali terlalu dekat,

bahkan hampir menempel dengan kertas.

c) Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik.

d) Tulisannya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.

e) Lupa mencantumkan huruf besar atau mencantumkannya di tempat

yang salah. Saat menulis, penggunaan huruf besar dan kecil masih

tercampur.

f) Ketidakkonsistenan bentuk dan ukuran huruf dalam tulisannya.

g) Anak tampak berusaha keras saat mengomunikasikan ide, pengetahuan,

dan perasaannya dalam bentuk tulisan.

h) Berbicara pada diri sendiri ketika menulis atau terlalu memperhatikan

tangan yang dipakai untuk menulis.

i) Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh

tulisan yang sudah ada.

j) Mengalami kemiskinan tema dalam karangan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

30

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua dalam

membantu anak yang mempunyai kesulitan belajar menulis meliputi:

a) Mengidentifikasi masalah kesulitan menulis, diantaranya:

1. Masalah penggunaan huruf kapital.

2. Ketidakkonsistenan bentuk huruf.

3. Alur yang tidak stabil (tulisan naik turun).

4. Ukuran dan bentuk huruf tidak konsisten.

b) Menentukan Zone Of Proximal Development (ZPD) pada masing-

masing masalah tersebut. ZPD adalah suatu wilayah (range) antara

level terendah, yaitu kemampuan yang dapat diraih anak jika tanpa

bimbingan, hingga level tertinggi, yaitu kemampuan yang dapat diraih

anak jika dengan bimbingan.

1. ZPD untuk kesalahan penggunaan huruf kapital.

2. ZPD untuk ketidakkonsistenan bentuk huruf.

3. ZPD untuk ketidakkonsistenan ukuran huruf.

4. ZPD untuk ketidakstabilan alur tulisan.

c) Merancang progam pelatihan dengan teknik scaffolding. Teknik

scaffolding dalam pelatihan ini meliputi tahapan sebagai berikut.

1. Memberikan tugas menuliskan kalimat yang didekte.

2. Mengidentifikasi kesalahan tulisan mereka.

3. Menjelaskan pelatihan dan ZPD masing-masing permasalahan.

4. Menjelaskan penulisan yang benar dan meminta anak menulis ulang.

5. Memberikan latihan menulis dengan mengurangi bantuan.

6. Mengevaluasi hasil pekerjaan bersama-sama dengan anak.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

31

3) Kesulitan Belajar Menghitung

Selain membaca dan menulis, berhitung juga tidak kalah penting

kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan menghitung

merupakan suatu ganguan perkembangan kemampuan aritmatika atau

keterampilan matematika yang jelas memengaruhi pencapaian prestasi

akademik siswa. Tanda-tanda yang ditunjukkan anak yang mengalami

kesulitan dalam menghitung adalah:

a) Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka.

b) Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan.

c) Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi.

d) Inakurasi dalam komputasi.

e) Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama.

f) Kesulitan memahami istilah matematika, mengubah soal tulisan ke

simbol matematika.

g) Kesulitan perseptual (kemampuan untuk memahami simbol dan

mengurutkan kelompok angka).

h) Kesulitan dalam cara mengoperasikan matematika (+/-/x/:).

Kesulitan belajar berhitung adalah kesulitan dalam menggunakan

bahasa simbol untuk berfikir, mencatat, dan mengomunikasikan ide-ide

yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas. Kesulitan ini harus segera

ditangani karena berhitung membutuhkan konsentrasi yang cukup.

Keterampilan berhitung juga dibutuhkan dalam setiap aktivitas. Apabila

kesulitas berhitung tidak segera diatasi maka akan berdampak pada masa

depan anak tersebut.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

32

4. Bahan Ajar BUSAS

Bahan ajar yang akan dikembangkan peneliti yaitu BUSAS (Buku

Struktural Analitik Sintetik). Bahan ajar yang dibuat termaksud jenis bahan

ajar cetak berbentuk buku LKPD. Pemilihan LKPD ditentukan karena anak

berkesulitan membaca dan menulis membutuhkan latihan-latihan untuk

meningkatkan keterampilannya. LKPD tidak hanya menekankan latihan

menulis tetapi juga latihan membaca dari sebuah bacaan yang kemudian

dianalisis siswa sesuai metode SAS.

a. Pengertian BUSAS

BUSAS adalah kepanjangan dari Buku Struktural Analisis Sintetik.

Struktural Analisis Sintetik atau SAS merupakan metode yang digunakan

peneliti untuk mengembangkan produk sedangkan buku yaitu kumpulan

informasi dan latihan-latihan yang dibuat khusus untuk anak berkesulitan

membaca dan menulis.

b. Cara Penggunaan BUSAS

Bahan ajar BUSAS merupakan jenis bahan ajar cetak, untuk itu pertama

kali yang dilakukan siswa yaitu menulis identitas diri pada halaman depan

atau cover. Setelah siswa menulis identitas diri, siswa dapat membaca

petunjuk belajar sekaligus sebagai bentuk identifikasi guru terhadap

kemampuan siswa. Tahap inti penggunaan produk yaitu pembahasan pada

pembelajaran 1 sampai 3. Terdapat berbagai macam kegiatan diantaranya

kegiatan membaca, menulis, berlatih melengkapi huruf, berlatih melengkapi

kata, berlatih melengkapi kalimat, berlatih menghubungkan garis titik-titik,

merangkai kalimat dan menyusun kartu kata.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

33

c. Kunggulan BUSAS

Bahan ajar Buku SAS memiliki beberapa keunggulan atau kelebihan

sebagai berikut:

1) Bahasa yang ditampilkan sederhana;

2) Ukuran dan tulisan jelas;

3) Gambar ilustrasi sesuai dengan tema 6 ”Lingkungan Bersih, Sehat dan

Asri”;

4) Teks bacaan berdasarkan pengalaman siswa;

5) Kegiatan atau latihan terstruktur;

6) Latihan dilakukan secara berulang-ulang;

7) Analisis hasil tulisan dilakukan oleh siswa sendiri dan guru hanya sebagai

perantara;

8) Siswa menjabarkan sebuah teks yang utuh ke dalam bentuk fonem terkecil

yaitu huruf sehingga siswa dapat mengidentifikasi huruf-huruf yang sudah

ditulis; dan

9) Terdapat kegiatan yang dilakukan bersama orang tua sehingga terjadi

kerjasama yang baik antara siswa, guru dan orang tua.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Terdapat dua penelitian yang dipilih sebagai kajian penelitian

yang relevan untuk mengembangkan bahan ajar ini, sebagai berikut:

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

34

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

Nama, Tahun, dan

Judul Penelitian Hasil Perbedaan Persamaan

Maghfiroh (2017),

Pengembangan Buku

Panduan Membaca dan

Menulis Permulaan

dengan Media Kartu

Huruf menggunakan

Metode SAS untuk

Siswa Kelas 1 Sekolah

Dasar.

Penilaian ahli materi dan

ahli media termasuk

dalam kriteria sangat

valid untuk digunakan

dan mempunyai nilai

rata-rata dari uji

keefektifan dengan

kriterian ketuntasan

belajar 100%.

a. Pengembangan bahan

ajar Maghfiroh ditujukan

kepada guru sedangkan

pada penelitian yang

akan dilakukan, bahan

ajar ditujukan kepada

siswa.

b. Menggunakan media

kartu huruf dan

penelitian yang akan

dilakukan tanpa media.

a. Jenisnya sama, yaitu

penelitian

pengembangan atau

research and

development (R&D).

b. Metode yang dipilih

adalah metode yang

sama yaitu Struktural

Analisis Sintetis

(SAS).

Eliastuti dan Irwansyah

(2018), Keefektifan

Membaca menggunakan

Metode Struktural

Analisis Sintetik (SAS)

pada siswa yang

kesulitan membaca.

Metode SAS yang

dilaksanakan di Taman

Bermain Taman Kanak-

Kanak Islam Terpadu

(TB-TKIT) Adilla

Citayam belum efektif

karena kurangnya waktu

pengajaran metode SAS

dan kurangnya dukungan

dari orang tua.

a. Jenis penelitian

menggunakan penelitian

kualitatif berbeda

dengan peneliti yang

menggunakan penelitian

pengembangan.

b. Subyek yang digunakan

pada penelitian Eliastuti

dan Irwansyah adalah

siswa berkesulitan

membaca sedangkan

peneliti menggunakan

subyek siswa

berkesulitan membaca

dan menulis.

Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh

peneliti yaitu metode

yang digunakan sama

yaitu metode SAS

(Struktural, Analitik,

Sintetik)

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan

35

C. Kerangka Pikir

Bagan Kerangka Pikir

Kondisi Ideal:

1. Kemampuan membaca dan

menulis merupakan kemampuan dasar dalam pendidikan.

2. Siswa menggunakan bahan ajar

untuk membantu dalam memahami materi, mencari

informasi lain selain informasi dari guru serta melatih

kemampuan berfikir melalui latihan-latihan yang ada pada

bahan ajar.

Kondisi di Lapangan: 1. Terdapat beberapa siswa yang

terhambat dalam proses pembelajaran dikelas karena

mengalami kesulitan membaca dan menulis.

2. Kegiatan atau latihan yang ada

pada bahan ajar tidak dapat dipahami dengan baik oleh

siswa berkesulitan membaca

dan menulis.

Analisis Kebutuhan:

Dibutuhkan bahan ajar yang dapat dipahami

siswa berkesulitan membaca dan menulis.

Tindak Lanjut:

Mengembangkan Bahan Ajar dengan Metode

SAS bagi Anak Berkesulitan Membaca dan

Menulis Kelas 1 Sekolah Dasar.

Metodologi Penelitian :

1. Penelitian Pengembangan 2. Model ADDIE 3. Siswa Berkesulitan Membaca dan Menulis

4. Observasi, Wawancara dan Angket

Produk Pengembangan Bahan Ajar dengan Metode SAS

(Struktural, Analitik, Sintetik) bagi Anak Berkesulitan Membaca dan

Menulis Kelas 1 Sekolah Dasar.