BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II...
![Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/1.jpg)
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 171) mengungkapkan bahwa
“bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta
didik melalui pembelajaran yang menyenangkan”. Hal ini menunjukkan
bahwa setelah peserta didik mempelajari bahan ajar akan mendapatkan
manfaat berupa informasi dari bahan ajar. Berbeda dengan media
pembelajaran. Media Pembelajaran sebagai alat atau media yang tujuannya
merangsang siswa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi (Haryono,
2014:47). Terdapat pendapat lain yaitu “bahan ajar merupakan segala
bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis,
yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta
didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran” (Prastowo,
2011: 17).
Kedua pendapat tentang pengertian bahan ajar tersebut dapat kita
pahami bahwa bahan ajar adalah segala bahan yang berisi informasi yang
disusun secara sistematis dan menyenangkan, dapat digunakan dalam
proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
![Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/2.jpg)
13
implementasi pembelajaran. Penyusunan bahan ajar pada kegiatan yang
ada di dalam bahan ajar hendaknya menyenangkan, cara yang dapat
dilakukan yaitu dengan memberikan materi serta kegiatan baik tertulis
maupun tidak tertulis. Bahan ajar dibuat dengan berbagai kebutuhan.
Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bahan ajar dapat dikembangkan
oleh berbagai pihak terutama guru untuk menambah informasi bagi
siswanya sesuai kebutuhan siswa yang telah di ketahui oleh guru.
b. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki fungsi dan tujuan dalam pembelajaran. Hasil
belajar siswa dapat meningkat apabila fungsi dan tujuan pembuatan bahan
ajar tercapai. Hamdani (2011: 121) menyampaikan bahwa bahan ajar
berfungsi sebagai:
1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan aktivitas guru dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
3) Alat evaluasi pencapaian atau penugasan hasil pembelajaran siswa.
Selain fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, dalam penyusunan
bahan ajar terdapat pula tujuan pembuatan bahan ajar. Tujuan pembuatan
bahan ajar digunakan agar bahan ajar yang dibuat dapat bermanfaat bagi
penggunanya. Tujuan pembuatan bahan ajar , antara lain;
![Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/3.jpg)
14
1) Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu;
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar;
3) Memudahkan peserta didik memahami pembelajaran; dan,
4) Siswa menjadi lebih tertarik pada pembelajaran.
Fungsi dan tujuan bahan ajar harus diperhatikan dalam pembuatan
bahan ajar agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Dari penjelasan tentang fungsi dan tujuan bahan ajar yang
telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bahan ajar
dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) Sebagai pedoman guru, 2) Sebagai
pedoman siswa, serta 3) Sebagai alat evaluasi. Tujuan pembuatan bahan
ajar dibuat untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas
dan menimbulkan rasa tertarik siswa pada bahan ajar yang tersedia.
c. Unsur-unsur Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil
dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber belajar yang dibuat secara
sistematis (Prastowo, 2011: 28 ). Oleh karena itu, bahan ajar memiliki
berbagai unsur yang perlu dipahami. Unsur-unsur tersebut yaitu:
1) Petunjuk Belajar
Pada setiap penyusunan bahan ajar, hal yang harus diperhatikan
pertama-tama yaitu petunjuk belajar. Petunjuk belajar berisi pedoman
bagi pendidik tentang bagaimana bahan ajar diberikan. Selain bagi
pendidik, petunjuk belajar juga digunakan peserta didik untuk
memperjelas berbagai kegiatan atau latihan yang terdapat pada bahan
ajar agar dapat dipahami dan dilakukan dengan baik.
![Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/4.jpg)
15
2) Kompetensi yang akan dicapai
Seperti yang telah dicanangkan oleh Pemerintah bahwa dalam
penyusunan bahan ajar terdapat standart kompetensi, kompetensi inti,
kompetensi dasar, serta indikator pencapaian hasil belajar yang harus
dikuasai peserta didik. Dengan demikian jika hal-hal tersebut telah
dicantumkan sebagai dasar penyusunan bahan ajar maka tercapailah
tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3) Informasi Pendukung
Informasi pendukung merupakan informasi tambahan yang dapat
melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah
untuk menguasai pengetahuan yang mereka peroleh. Tetapi yang perlu
diperhatikan pada informasi pendudukng hendaknya tidak memuat teks
yang terlalu banyak. Hal ini justru akan menyulitkan proses pemahaman
siswa. Untuk mengatasinya, guru dapat menelaah kembali informasi
pendukung sebelum dimuat pada bahan ajar.
4) Latihan- latihan
Unsur latihan merupakan unsur yang dapat melatih kemampuan
peserta didik dalam mempelajari bahan ajar. Materi saja tidak cukup
untuk menyampaikan informasi pada siswa. Selain materi, latihan juga
penting untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi
pembelajaran. Dari latihan-latihan yang ada, pengetahuan siswa akan
semakin terasa dan dikuasai secara matang.
5) Petunjuk Kerja atau Lembar Kerja
![Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/5.jpg)
16
Petujuk kerja atau lembar kerja berisi sejumlah langkah prosedural
tentang suatu cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang
harus dilakukan oleh peserta didik. Petunjuk kerja umumnya bersifat
praktek tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat kegiatan selain
praktek. Perbedaan antara petujuk belajar dan petujuk kerja yaitu pada
penyajiannya. Petunjuk belajar terdapat di awal penyusunan bahan ajar
sedangkan petunjuk kerja dibuat diantara latihan-latihan yang ada pada
bahan ajar.
6) Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu unsur yang memuat proses penilaian
siswa dari apa yang telah siswa dapatkan pada bahan ajar tersebut.
Evaluasi berisi sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta
didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang
berhasil mereka kuasai. Dari evaluasi inilah, penyusun bahan ajar dapat
mengetahui efektivitas bahan ajar yang telah dibuat. Apabila peserta
didik terlihat masih belum menguasai dengan baik maka diperlukan
perbaikan dan penyempurnaan bahan ajar.
Unsur-unsur dalam bahan ajar perlu dipahami oleh pembuat bahan ajar
agar dapat membuat bahan ajar yang baik. Berdasarkan paparan tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada enam komponen unsur pembuatan bahan
ajar yaitu petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja dan evaluasi.
Unsur-unsur bahan ajar dapat digunakan sebagai pedoman pembuatan
bahan ajar, hal ini dapat ditentukan sesuai tujuan pembuatan bahan ajar.
![Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/6.jpg)
17
d. Jenis Bahan Ajar
Jenis bahan ajar harus disesuaikan dulu dengan kurikulumnya, setelah
itu barulah dibuat rancangan pembelajaran (Amri dan Ahmadi, 2010: 161).
Jenis bahan ajar berdasarkan bentuknya yaitu sebagai berikut.
1) Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi. Contohnya seperti handout, buku, modul,
lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan
model atau maket.
2) Bahan ajar dengar atau progam audio, yaitu semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau
didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya seperti
kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yaitu segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
secara sekuensial. Contohnya seperti video compact disk dan film.
4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu kombinasi
dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan
video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk
mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku alami dari suatu
presentasi. Contohnya seperti compact disk interactive.
Dari penjabaran jenis bahan ajar tersebut dapat disimpulkan bahwa
bahan ajar dibagi menjadi empat yaitu: 1) Cetak, 2) Dengar, 3) Audiovisual
dan 4) Interaktif.
![Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/7.jpg)
18
e. Teknik Penyusunan Bahan Ajar
Dalam menyusun bahan ajar terdapat teknik yang harus diperhatikan
dalam penyusunannya. Teknik penyusunan bahan ajar merupakan cara
yang tepat untuk membuat bahan ajar agar dapat digunakan sesuai
harapan. Teknik yang diuraikan berikut ini berupa teknik penyusunan
secara umum karena setiap bahan ajar memiliki bentuk masing-masing.
1) Teknik Penyusunan Bahan Ajar Cetak
Dalam teknik penyusunan bahan ajar cetak, ada beberapa ketentuan
yang hendaknya kita jadikan pedoman, di antara sebagai berikut:
a) Judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar
atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik.
b) Untuk menyusun bahan ajar cetak, ada enam hal lain yang perlu
dimengerti (Steffen dan Ballstaedt dalam Prastowo 2011), yaitu:
1. Susunan tampilannya jelas dan menarik. Pada aspek susunannya,
handout sebaiknya disusun dengan urutan yang mudah, judul yang
singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, serta terdapat
rangkuman dan tugas pembaca.
2. Bahasa yang mudah. Maksudnya adalah mengalirnya kosakata,
jelasnya kalimat, dan jelasnya hubungan antar kalimat, serta kalimat
yang digunakan tidak terlalu panjang.
3. Mampu menguji pemahaman. Hal ini berkaitan dengan menilai
melalui orangnya atau check list untuk pemahaman.
![Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/8.jpg)
19
4. Adanya stimulan. Hal ini menyangkut enak tidaknya bahan ajar
cetak dilihat, tulisannya mendorong pembaca untuk berpikir, dan
menguji stimulan.
5. Kemudahan dibaca. Hal ini menyangkut keramahan bahan ajar cetak
terhadap mata. Dalam hal ini, huruf yang digunakan hendaknya tidak
terlalu kecil dan enak dibaca. Selain itu, urutan teksnya juga harus
terstruktur dan mudah dibaca.
6. Materi intruksional. Hal ini menyangkut pemilihan teks, bahan
kajian, dan lembar kerja (work sheet).
2) Teknik Penyusunan Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang
menggunakan teknologi. Teknik penyusunan bahan ajar ini meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
a) Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi;
b) Adanya petunjuk penggunaan;
c) Informasi pendukung diterangkan secara jelas, padat dan menarik
dalam bentuk tertulis yang kemudian direkam dalam pita kaset,
piringan hitam (PH), atau compact disk (CD);
d) Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain;
e) Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
diberikan, yaitu sewaktu peserta didik menirukan apa yang mereka
dengar; dan
![Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/9.jpg)
20
f) Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya
materi, misalnya buku, majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian
sebagai bahan dalam membuat progam audio.
3) Teknik Penyusunan Bahan Ajar Audiovisual
Teknik penyusunan bahan ajar audiovisual sedikit rumit bagi
seseorang yang belum memahami kemajuan teknologi saat ini. Namun,
apabila penyusunan bahan ajar audiovisual dilaksanakan dengan
bersungguh-sungguh terutama dalam mempelajari aplikasi teknologi
terbaru maka pembuatan bahan ajar audiovisual bisa menjadi sesuatu
yang menyenangkan. Menurut Diknas dalam Prastowo, (2011),
beberapa teknik penyusunan bahan ajar audiovisual meliputi:
a) Analisis kurikulum,
b) Penentuan media,
c) Skema yang menunjukkan sekuensi (atau biasa dikenal dengan
skenario) dari sebuah progam video/film atau skrip,
d) Pengambilan gambar, dan
e) Proses editing.
4) Teknik Penyusunan Bahan Ajar Interaktif
Menurut Diknas dalam Prastowo (2011), teknik penyusunan bahan
ajar interaktif adalah sebagai berikut.
a) Penyusunan bahan ajar interaktif, diperlukan pengetahuan dan
keterampilan pendukung yang memadai, terutama dalam
mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera video, dan
kamera foto.
![Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/10.jpg)
21
b) Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disc.
c) Menurunkan judul dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.
d) Menuliskan petunjuk pembelajarannya.
e) Menjelaskan informasi pendukung secara jelas, padat dan menarik
dalam bentuk tertulis maupun gambar diam atau bergerak.
f) Menuliskan tugas-tugas dalam progam interaktif.
g) Melakukan penilaian terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan,
yang pada akhir pembelajaran dapat dilihat oleh pendidik melalui
komputer.
h) Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya
materi, misalnya buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian
sebagai bahan dalam membuat progam bahan ajar interaktif.
2. Metode Pembelajaran SAS
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Suprihatiningrum (2012:157) metode merupakan “prinsip
dasar sebuah cara kerja yang secara teknis dapat dikembangkan untuk
pelaksanaan pembelajaran dikelas. Guru dapat menggunakan metode
sebagai inovasi pembelajaran yang di dalam kelas”. Sedangkan menurut
Fathurrohman dan Sutikno (2010:55) “metode mengajar adalah cara-cara
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan”. Kedua pendapat ini menjelaskan keterampilan guru
dalam memilih metode yang baik sangat diperlukan.
![Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/11.jpg)
22
Kesimpulan dari kedua pendapat tersebut yaitu metode pembelajaran
merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guna
mengembangkan pembelajaran yang ada di dalam kelas. Metode secara
harfiah memiliki arti „cara‟. Umumnya metode diartikan sebagai suatu
cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata
pembelajaran sendiri memiliki arti yaitu proses belajar dikelas. Metode
pembelajaran penting diketahui macamnya oleh guru yang mengetahui
kondisi siswa sehingga dari pemilihan metode pembelajaran yang tepat
maka akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan, bermakna
dan sesuai tujuan.
b. Macam-macam Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah yaitu pembelajaran
membaca dan menulis permulaan yang memiliki beberapa metode.
Metode-metode tersebut adalah metode eja, metode suku kata dan kata,
metode global serta metode SAS.
1) Metode Eja
Metode eja merupakan metode yang menggunakan konsep mengenal
dan menghafal abjad. Huruf abjad harus di ketahui siswa kemudian
dituliskan agar mampu dihafalkan dan dilafalkan murid sesuai dengan
bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A, a, B, b, C, c, D, d, E, e, F,
ef dan seterusnya, dilafalkan sebagai a, be, ce, de, e, ef dan seterusnya.
2) Metode suku kata dan kata
Metode suku kata dan kata memiliki tahapan yaitu pengenalan suku
kata, perangkaian suku kata menjadi kata, perangkaian kata menjadi
![Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/12.jpg)
23
kalimat sederhana, dan pengintegrasian kegiatan perangkaian dan
pengupasan. Proses pembelajaran dengan metode ini melibatkan
serangkaian proses “pengupasan” dan “perangkaian”. Oleh sebab itu
metode ini dikenal juga sebagai “Metode Kupas Rangkai”. Sebagaian
orang menyebutnya “Metode Kata” atau “Metode Kata Lembaga”.
3) Metode Global
Sebagaian orang menyebutnya sebagai “Metode Kalimat”. Global
artinya utuh atau bulat. Siswa secara langsung diberikan sebuah kalimat
utuh.
4) Metode SAS
Metode SAS merupakan metode Struktural Analitik Sintetik.
Metode ini adalah gabungan atau perpaduan dari metode eja, metode
suku kata dan kata serta metode global. Berbagai metode pembelajaran
Bahasa Indonesia, metode SAS merupakan metode yang paling efektif
karena menggabungkan metode-metode yang ada.
c. Pengertian Metode Pembelajaran SAS
Metode SAS merupakan singkatan dari “Struktural Analitik Sintetik”.
Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan
untuk pembelajaran MMP (Membaca Menulis Permulaan) bagi siswa
pemula. Metode SAS merupakan metode yang dikembangkan oleh
PKMM (Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar) Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diprogamkan pada tahun 1974.
Metode ini bersumber dari ilmu jiwa Gestalt, suatu aliran dalam ilmu jiwa
totalitas yang timbul sebagai reaksi atas ilmu jiwa unsuri. Psikologi
![Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/13.jpg)
24
Gestalt menganggap segala penginderaan dan kesadaran sebagai suatu
keseluruhan. Artinya, keseluruhan lebih tinggi nilainya daripada jumlah
bagian masing-masing.
Dalam tahapan metode pembelajaran SAS terdapat tiga tahapan utama
yakni 1) Struktural yang berarti menampilkan struktur kalimat secara utuh
kemudian pada tahap selanjutnya, 2) Analitik yang berarti kalimat utuh
yang telah ditemukan sebelumnya diuraikan menjadi kumpulan kata, suku
kata hingga huruf-huruf dan pada tahap akhir, 3) Sintetik yaitu satuan
terkecil atau huruf diuraikan kembali menjadi suku kata, hingga terbentuk
kalimat utuh. Dari ketiga tahapan inilah metode pembelajaran ini
dinamakan metode pembelajaran SAS (Struktural Analitik Sintetik).
d. Langkah-langkah Metode Pembelajaran SAS
Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya
dengan dua tahap, yakni menampilkan dan memperkenalkan sebuah
kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi
makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk
membangun konsep-konsep “kebermaknaan” pada diri anak. Struktur
kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran adalah struktur kalimat
yang digali dari pengalaman siswa. Proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM), guru dapat menggunakan bahan ajar yang memiliki struktur
kalimat utuh yang kemudian diuraikan hingga menjadi huruf-huruf.
Tahapan analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata.
Kalimat utuh dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca dan
menulis permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih
![Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/14.jpg)
25
kecil yang disebut kata. Proses menganalisis atau penguraian ini terus
berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa
diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Dengan demikian, proses penguraian
dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS, meliputi:
1) Kalimat menjadi kata-kata;
2) Kata menjadi suku-suku kata; dan
3) Suku kata menjadi huruf.
3. Anak Berkesulitan Belajar Membaca dan Menulis
Kurikulum pendidikan menjelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan
terjemahan Bahasa Inggris “Learning Disability” yang berarti
ketidakmampuan belajar. Kata disability diterjemahkan “kesulitan” untuk
memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk
belajar. Hal-hal yang menunjang kemampuan anak agar bisa berkembang
pada proses pembelajarannya yaitu dari lingkungan sekitar anak baik
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
Membaca dan menulis merupakan kemampuan dasar anak dalam belajar.
Proses pembelajaran membaca dan menulis sangat ditekankan di usia Sekolah
Dasar, maka dari itu apabila siswa mengalami kesulitan hendaknya segera
dituntaskan terutama di kelas awal atau kelas rendah.
a. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar
Menurut Abdurrahman (2010:8) “kesulitan belajar khusus adalah suatu
gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan”. Gangguan tersebut
dapat berupa kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis,
![Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/15.jpg)
26
mengeja atau berhitung. Sedangkan menurut Subini (2013:15) “kesulitan
belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca,
menulis, dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu
disfungsi minimal otak”.
Berdasarkan pendapat yang telah ada maka dapat disimpulkan bahwa anak
berkesulitan belajar adalah seorang anak yang mengalami hambatan belajar
mencakup kemampuan berfikir, membaca, menulis dan berhitung. Hambatan
yang dialami siswa dapat diatasi secara bertahap. Hambatan ini bukannlah
permasalahan yang berat karena bukan berasal dari pembawaan melainkan
kemampuan intelegensi yang dimiliki seorang anak.
b. Macam-macam Kesulitan Belajar Anak
Menurut Subini (2013: 51) secara umum kesulitan belajar dibagi dalam
tiga kelompok, yaitu kesulitan belajar dalam membaca (dysleksia learning),
dalam menulis (dysgraphia learning), dan kesulitan dalam menghitung
(diyscalculia learning). Berikut ini adalah penjelasan dari macam-macam
kesulitan belajar.
1) Kesulitan Belajar Membaca
Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar dalam belajar.
Melalui kegiatan membaca siswa akan memperoleh informasi yang
beragam jenisnya. Membaca menjadi hal yang sangat penting, bahkan
ketika siswa akan mendaftar di Sekolah Dasar, kemampuan awal yang
diuji ialah kemampuan membaca. Kesulitan membaca tidak jarang dialami
oleh anak. Terdapat siswa yang masih belum mampu membaca namanya
sendiri ketika diminta oleh guru. Gejala dari kesulitan belajar membaca
![Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/16.jpg)
27
adalah kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan yang
seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat intelegensi, usia dan
pendidikannya. Sebenarnya, gangguan ini bukan bentuk dari
ketidakmampuan secara fisik, seperti karena ada masalah dengan
penglihatan, tetapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan
memproses informasi yang sedang dibaca anak.
Kesulitan belajar membaca dapat dialami oleh anak yang memiliki
kecerdasan diatas rata-rata maupun kecerdasan dibawah rata-rata. Oleh
karena itu kesulitan belajar membaca tidak bergantung pada tingkat
intelegensi. Kesulitan ini dapat dilihat dari perilaku siswa. Adapun ciri-ciri
anak yang mengalami kesulitan belajar membaca adalah sebagai berikut.
a) Membaca lambat kata demi kata tanpa irama.
b) Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata. Misalnya antara kuda
dengan daku, huruf b dengan d, dan lain-lain.
c) Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa.
d) Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.
e) Sulit menyuarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukannya.
f) Sulit mengeja secara benar. Misalnya antara palu dengan lupa.
g) Membaca satu kata dengan benar di satu halaman, tapi salah di halaman
lainnya.
h) Sering terbalik dalam menuliskan atau mengucapkan kata. Misal,
“kucing duduk diatas kursi” menjadi “kursi duduk diatas kucing”.
i) Rancu dengan kata-kata singkat, misalnya ke, dari, dan, jadi.
![Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/17.jpg)
28
Kesulitan belajar membaca terjadi apabila anak mengalami
permasalahan-permasalahan tersebut. Apabila ciri-ciri telah terlihat maka
guru bersama orang tua hendaknya segera menangani permasalahan anak
agar tidak semakin berkembang karena pembelajaran akan semakin
bertambah tingkat kognitifnya. Hal yang perlu dilakukan orang tua dan
guru untuk bisa membantu anak dengan kesulitan belajar membaca adalah
sebagai berikut.
a) Memahami keadaan anak;
b) Menulis memakai media lain;
c) Membangun rasa percaya diri pada anak; dan
d) Melatih anak untuk terus menulis dan menulis.
2) Kesulitan Belajar Menulis
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan dasar yang
juga penting dalam belajar selain kemampuan membaca. Kemampuan
menulis dapat dirasakan bahkan dari balita. Anak akan terlihat tertarik
pada saat mencoret-coret tembok misalnya. Anak akan memahami bahwa
ia dapat menghasilkan sesuatu yang menarik dari sebuah coretan. Semakin
lama anak tumbuh, semakin berkembang pula kemampuan menulismya.
Usia sekolah dasar merupakan usia dimana hasil tulisan anak akan
mengandung sebuah informasi penting yang bermanfaat bagi pembaca.
Terlebih lagi ketika di sekolah mendapatkan tugas, hasil tulisan anak akan
berganti dengan nilai yang bagus dari guru. Menuliskan menjadi suatu hal
yang menyenangkan, dari menulis anak akan mengalami proses
pembelajaran yang bermakna.
![Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/18.jpg)
29
Menulis dapat menjadi suatu hal yang menyulitkan apabila anak belum
menguasai keterampilan menulis dengan baik. Kegiatan menulis harus
dilakukan dengan huruf dan ejaan yang benar. Apabila anak mengalami
kesulitan dalam menulis maka perlu diperhatikan oleh guru. Ciri utama
anak yang mengalami kesulitan belajar menulis ialah ketidakmampuan
anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks. Keadaan
ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Tanda-tanda
yang dialami anak berkesulitan menulis adalah sebagai berikut:
a) Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis.
b) Sulit memegang alat tulis dengan mantap. Sering kali terlalu dekat,
bahkan hampir menempel dengan kertas.
c) Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik.
d) Tulisannya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.
e) Lupa mencantumkan huruf besar atau mencantumkannya di tempat
yang salah. Saat menulis, penggunaan huruf besar dan kecil masih
tercampur.
f) Ketidakkonsistenan bentuk dan ukuran huruf dalam tulisannya.
g) Anak tampak berusaha keras saat mengomunikasikan ide, pengetahuan,
dan perasaannya dalam bentuk tulisan.
h) Berbicara pada diri sendiri ketika menulis atau terlalu memperhatikan
tangan yang dipakai untuk menulis.
i) Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh
tulisan yang sudah ada.
j) Mengalami kemiskinan tema dalam karangan.
![Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/19.jpg)
30
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua dalam
membantu anak yang mempunyai kesulitan belajar menulis meliputi:
a) Mengidentifikasi masalah kesulitan menulis, diantaranya:
1. Masalah penggunaan huruf kapital.
2. Ketidakkonsistenan bentuk huruf.
3. Alur yang tidak stabil (tulisan naik turun).
4. Ukuran dan bentuk huruf tidak konsisten.
b) Menentukan Zone Of Proximal Development (ZPD) pada masing-
masing masalah tersebut. ZPD adalah suatu wilayah (range) antara
level terendah, yaitu kemampuan yang dapat diraih anak jika tanpa
bimbingan, hingga level tertinggi, yaitu kemampuan yang dapat diraih
anak jika dengan bimbingan.
1. ZPD untuk kesalahan penggunaan huruf kapital.
2. ZPD untuk ketidakkonsistenan bentuk huruf.
3. ZPD untuk ketidakkonsistenan ukuran huruf.
4. ZPD untuk ketidakstabilan alur tulisan.
c) Merancang progam pelatihan dengan teknik scaffolding. Teknik
scaffolding dalam pelatihan ini meliputi tahapan sebagai berikut.
1. Memberikan tugas menuliskan kalimat yang didekte.
2. Mengidentifikasi kesalahan tulisan mereka.
3. Menjelaskan pelatihan dan ZPD masing-masing permasalahan.
4. Menjelaskan penulisan yang benar dan meminta anak menulis ulang.
5. Memberikan latihan menulis dengan mengurangi bantuan.
6. Mengevaluasi hasil pekerjaan bersama-sama dengan anak.
![Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/20.jpg)
31
3) Kesulitan Belajar Menghitung
Selain membaca dan menulis, berhitung juga tidak kalah penting
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan menghitung
merupakan suatu ganguan perkembangan kemampuan aritmatika atau
keterampilan matematika yang jelas memengaruhi pencapaian prestasi
akademik siswa. Tanda-tanda yang ditunjukkan anak yang mengalami
kesulitan dalam menghitung adalah:
a) Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka.
b) Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan.
c) Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi.
d) Inakurasi dalam komputasi.
e) Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama.
f) Kesulitan memahami istilah matematika, mengubah soal tulisan ke
simbol matematika.
g) Kesulitan perseptual (kemampuan untuk memahami simbol dan
mengurutkan kelompok angka).
h) Kesulitan dalam cara mengoperasikan matematika (+/-/x/:).
Kesulitan belajar berhitung adalah kesulitan dalam menggunakan
bahasa simbol untuk berfikir, mencatat, dan mengomunikasikan ide-ide
yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas. Kesulitan ini harus segera
ditangani karena berhitung membutuhkan konsentrasi yang cukup.
Keterampilan berhitung juga dibutuhkan dalam setiap aktivitas. Apabila
kesulitas berhitung tidak segera diatasi maka akan berdampak pada masa
depan anak tersebut.
![Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/21.jpg)
32
4. Bahan Ajar BUSAS
Bahan ajar yang akan dikembangkan peneliti yaitu BUSAS (Buku
Struktural Analitik Sintetik). Bahan ajar yang dibuat termaksud jenis bahan
ajar cetak berbentuk buku LKPD. Pemilihan LKPD ditentukan karena anak
berkesulitan membaca dan menulis membutuhkan latihan-latihan untuk
meningkatkan keterampilannya. LKPD tidak hanya menekankan latihan
menulis tetapi juga latihan membaca dari sebuah bacaan yang kemudian
dianalisis siswa sesuai metode SAS.
a. Pengertian BUSAS
BUSAS adalah kepanjangan dari Buku Struktural Analisis Sintetik.
Struktural Analisis Sintetik atau SAS merupakan metode yang digunakan
peneliti untuk mengembangkan produk sedangkan buku yaitu kumpulan
informasi dan latihan-latihan yang dibuat khusus untuk anak berkesulitan
membaca dan menulis.
b. Cara Penggunaan BUSAS
Bahan ajar BUSAS merupakan jenis bahan ajar cetak, untuk itu pertama
kali yang dilakukan siswa yaitu menulis identitas diri pada halaman depan
atau cover. Setelah siswa menulis identitas diri, siswa dapat membaca
petunjuk belajar sekaligus sebagai bentuk identifikasi guru terhadap
kemampuan siswa. Tahap inti penggunaan produk yaitu pembahasan pada
pembelajaran 1 sampai 3. Terdapat berbagai macam kegiatan diantaranya
kegiatan membaca, menulis, berlatih melengkapi huruf, berlatih melengkapi
kata, berlatih melengkapi kalimat, berlatih menghubungkan garis titik-titik,
merangkai kalimat dan menyusun kartu kata.
![Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/22.jpg)
33
c. Kunggulan BUSAS
Bahan ajar Buku SAS memiliki beberapa keunggulan atau kelebihan
sebagai berikut:
1) Bahasa yang ditampilkan sederhana;
2) Ukuran dan tulisan jelas;
3) Gambar ilustrasi sesuai dengan tema 6 ”Lingkungan Bersih, Sehat dan
Asri”;
4) Teks bacaan berdasarkan pengalaman siswa;
5) Kegiatan atau latihan terstruktur;
6) Latihan dilakukan secara berulang-ulang;
7) Analisis hasil tulisan dilakukan oleh siswa sendiri dan guru hanya sebagai
perantara;
8) Siswa menjabarkan sebuah teks yang utuh ke dalam bentuk fonem terkecil
yaitu huruf sehingga siswa dapat mengidentifikasi huruf-huruf yang sudah
ditulis; dan
9) Terdapat kegiatan yang dilakukan bersama orang tua sehingga terjadi
kerjasama yang baik antara siswa, guru dan orang tua.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Terdapat dua penelitian yang dipilih sebagai kajian penelitian
yang relevan untuk mengembangkan bahan ajar ini, sebagai berikut:
![Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/23.jpg)
34
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
Nama, Tahun, dan
Judul Penelitian Hasil Perbedaan Persamaan
Maghfiroh (2017),
Pengembangan Buku
Panduan Membaca dan
Menulis Permulaan
dengan Media Kartu
Huruf menggunakan
Metode SAS untuk
Siswa Kelas 1 Sekolah
Dasar.
Penilaian ahli materi dan
ahli media termasuk
dalam kriteria sangat
valid untuk digunakan
dan mempunyai nilai
rata-rata dari uji
keefektifan dengan
kriterian ketuntasan
belajar 100%.
a. Pengembangan bahan
ajar Maghfiroh ditujukan
kepada guru sedangkan
pada penelitian yang
akan dilakukan, bahan
ajar ditujukan kepada
siswa.
b. Menggunakan media
kartu huruf dan
penelitian yang akan
dilakukan tanpa media.
a. Jenisnya sama, yaitu
penelitian
pengembangan atau
research and
development (R&D).
b. Metode yang dipilih
adalah metode yang
sama yaitu Struktural
Analisis Sintetis
(SAS).
Eliastuti dan Irwansyah
(2018), Keefektifan
Membaca menggunakan
Metode Struktural
Analisis Sintetik (SAS)
pada siswa yang
kesulitan membaca.
Metode SAS yang
dilaksanakan di Taman
Bermain Taman Kanak-
Kanak Islam Terpadu
(TB-TKIT) Adilla
Citayam belum efektif
karena kurangnya waktu
pengajaran metode SAS
dan kurangnya dukungan
dari orang tua.
a. Jenis penelitian
menggunakan penelitian
kualitatif berbeda
dengan peneliti yang
menggunakan penelitian
pengembangan.
b. Subyek yang digunakan
pada penelitian Eliastuti
dan Irwansyah adalah
siswa berkesulitan
membaca sedangkan
peneliti menggunakan
subyek siswa
berkesulitan membaca
dan menulis.
Persamaan penelitian ini
dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh
peneliti yaitu metode
yang digunakan sama
yaitu metode SAS
(Struktural, Analitik,
Sintetik)
![Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. a. Pengertian Bahan Ajareprints.umm.ac.id/63702/3/BAB II .pdf · 2020. 7. 23. · tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022071404/60f93dac6abbfa3e56684056/html5/thumbnails/24.jpg)
35
C. Kerangka Pikir
Bagan Kerangka Pikir
Kondisi Ideal:
1. Kemampuan membaca dan
menulis merupakan kemampuan dasar dalam pendidikan.
2. Siswa menggunakan bahan ajar
untuk membantu dalam memahami materi, mencari
informasi lain selain informasi dari guru serta melatih
kemampuan berfikir melalui latihan-latihan yang ada pada
bahan ajar.
Kondisi di Lapangan: 1. Terdapat beberapa siswa yang
terhambat dalam proses pembelajaran dikelas karena
mengalami kesulitan membaca dan menulis.
2. Kegiatan atau latihan yang ada
pada bahan ajar tidak dapat dipahami dengan baik oleh
siswa berkesulitan membaca
dan menulis.
Analisis Kebutuhan:
Dibutuhkan bahan ajar yang dapat dipahami
siswa berkesulitan membaca dan menulis.
Tindak Lanjut:
Mengembangkan Bahan Ajar dengan Metode
SAS bagi Anak Berkesulitan Membaca dan
Menulis Kelas 1 Sekolah Dasar.
Metodologi Penelitian :
1. Penelitian Pengembangan 2. Model ADDIE 3. Siswa Berkesulitan Membaca dan Menulis
4. Observasi, Wawancara dan Angket
Produk Pengembangan Bahan Ajar dengan Metode SAS
(Struktural, Analitik, Sintetik) bagi Anak Berkesulitan Membaca dan
Menulis Kelas 1 Sekolah Dasar.