BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian...

15
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Menurut Gagne dalam (Mudjiono 2009: 10), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Menurut Djamarah (2010: 10), mendefinisikan belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme maupun pribadi. Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (dalam Baharudin, 2007: 13), belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trought experience or study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trought experience; 4) to become in forme of to find out . Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar mempunyai arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tertang sesuatu.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar

Menurut Gagne dalam (Mudjiono 2009: 10), belajar merupakan kegiatan

yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang

mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.timbulnya kapabilitas

tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan dan (ii) proses

kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian belajar adalah

seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati

pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru.

Menurut Djamarah (2010: 10), mendefinisikan belajar adalah proses

perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah

perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan

maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme maupun pribadi.

Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (dalam Baharudin, 2007: 13), belajar

(to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of

trought experience or study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to

acquire trought experience; 4) to become in forme of to find out. Menurut definisi

tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai

pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan

mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar mempunyai

arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tertang sesuatu.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

7

Pengertian belajar selanjutnya dikemukakan oleh Slameto (2010: 2), belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Slameto (2010: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu :

faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yan sedang

belajar. Faktor- faktor internal tersebut adalah: faktor jasmani, psikologis, dan

faktor kelelahan.

b. Faktor Eksternal

Faktor yang ada diluar individu. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah:

faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Secara filosofis (dalam Baharudin, 2007: 116), belajar menurut teori

kontruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang

kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-

konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau

kaidah yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia menkontruksi pengetahuan

itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Menurut B.F. Skinner (dalam Zulfa, 2010: 9) mendefinisikan belajar adalah

suatu proses adaptasi atau penyesuaiaan tingkah laku yang berlangsung secara

progresif.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

8

Sudjana (2010: 28). Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi

yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kapada tujuan,

proses, berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat,

mengamati, memahami sesuatu.

Dari teori-teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu pelaku proses

pembelajaran saat berinteraksi dengan lingkungannya yang dilakukan secara

sadar.

2.2. Pengertian Hasil Belajar

Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang

bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau

belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu

institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses

pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian

(formatif), nilai ulangan tengah semester (sub sumatif), dan nilai ulangan semester

(sumatif).

Horward Kingsley (Sudjana, 2011: 22) membagi tiga macam hasil belajar

yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c).

Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

ada pada kurikulum sekolah. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil

belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi

kognitif , (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam system pendidikan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

9

nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan

instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotor.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni gerakan reflek, keterampilan

gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan

keterampilan komplek, dan gerakan ekspresif dan interpretatif ( Sudjana, 2010:

23).

2.3. Pembelajaran Matematika

Menurut Corey dalam (Zulfa, 2010: 6). Pembelajaran adalah suatu proses

dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkahlaku terutama dalam kondisi-kondisi khusus untuk

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, sehingga pembelajaran merupakan

subset khusus dari pembelajaran.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

10

UUS Sisdiknas N0.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

(Zulfa, 2010: 6).

Menurut Wahyudi (2009: 5) mendefinisikan matetematika merupakan suatu

ilmu yang mempejajari jumlah-jumlah yan diketahui melalui proses perhitungan

dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka atau simbol-simbol.

Rusefendi dalam (Wahyudi, 2009: 2) mengutip pengertian matematika

menurut pendapat beberapa ahli :

1. Menurut James & James matematika adalah ilmu tentang logika mengenai

bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu

sama lainya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang

yaitu, aljabar, analisis dan geometri.

2. Menurut Jonson & Rising matematika merupakan pola pikir, pola

pengorganisasikan, pola logik, pengetahuan terstruktur yang terorganisasi

menurut sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang

tidak didefinisikan aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan

kebenaranya.

3. Menurut Reys matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan,

suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.

4. Menuruit Kline matematika bukan pengetahuan tersendiri yang dapat

sempurna karena dirinya sendiri tetapi keberadaannya karena untuk

membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,

ekonomi dan alam.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

11

Pembelajaran matematika adalah suatu upaya seseorang atau peserta didik

belajar tentang suatu hal, proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar

dalam mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan

dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka atau simbol pada suatu

lingkungan belajar.

2.4. Pengertian Aritmatika Sosial

Aritmetika merupakan cabang dari matematika. Aritmetika disebut juga ilmu

hitung. Dalam ilmu hitung dibicarakan tentang sifat-sifat bilangan, dasar-dasar

pengerjaan seperti menjumlah, mengurang, membagi dan mengalikan, menarik

akar dan sebagainya (Harahap, 2010: 12).

a. Mata uang 50 sampai 100 ribu rupiah

b. Nilai sekelompok uang

2 keping uang logam

200 rupiah dan 1 keping nilainya =

Uang logam 100 rupiah 200 + 200 + 100 = 500

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

12

Nilainya =

1000 + 2000 = 3000

c. Tukar menukar uang

1 lembar uang 2000

1 lembar uang seribu dan dua keping uang 500

Berarti 1 lembar uang 200 senilai dengan 2 lembar uang seribu dan dua keping

uang logam 500.

1 lembar uang 5000

2 lembar uang 2000 dan 1 lembar uang 1000

Berarti 1 lembar uang 5000 senilai dengan 2 lembar uang 2000 dan 1 lembar

uang 1000.

d. Bermain berbelanja dengan jumlah uang sampai dengan 50.000

Percakapan penjual dan pembeli

Dapat ditukar dengan

Dapat ditukar dengan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

13

Pembeli : “ Berapa harga kue ini Pak ?”

Penjual : “ Harganya seribu rupiah.”

Pembeli : “ Saya membeli tiga ribu pak.”

Penjual : “ ini kamu dapat tiga potong roti.”

Soal cerita

Perhatikan soal cerita dibawah ini !

Ibu Ida membeli sampo seharga 7000 rupiah, kemudian ia membawa uang

5000an sebanyak 2 lembar. Berapa rupiahkah uang kembalian Ibu Ida ?

Penyelesaian : menghitung dahulu jumlah uangnya kemudian dikurangi harga

pembelian. Cara mengerjakan soal tersebut menggunakan kalimat matematika.

Jawab : (5000 rupiah + 5000 rupiah) - 7000rupiah = n

10.000 rupiah – 7000 rupiah = n

= 3000rupiah

Jadi uang kembalianya = 3000 rupiah

e. Menuliskan nilai mata uang rupiah

Rp 1000 00

Rupiah Nilai uang Nilai sen

Jadi dua ribu limaratus rupiah ditulis = Rp. 2500,00

2.5. Pengertian Simulasi

Simulasi adalah tehnik untuk membuat konstruksi model matematika untuk

suatu proses atau situasi, dalam rangka menduga secara karakteristik atau

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

14

menyelesaikan masalah berkaitan dengannya dengan menggunakan model yang

diajukan (Made, 2004: 4).

Menurut Sudjana (2010: 89). Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya

berpura-pura atau berbuat seolah-olah. Kata simulation artinya tiruan atau

perbuatan yang berpura-pura. Dari kata itu jelas bahwa simulasi adalah tiruan atau

perbuatan yang hanya pura-pura saja. Simulasi dapat digunakan untuk melakukan

proses tingkah laku secara imitasi ataupun bermain peranan mengenai suatu

tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan sebenarnya.

Simulasi adalah tiruan perbuatan yang hanya pura-pura. Simulasi dari kata

simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation artinya

tiruan atau perbuatan yang pura-pura. Menurut kamus Inggris-Indonesia Echols

dan Shadily (dalam Saputro, 2004: 136), simulation artinya pekerjaan tiruan atau

meniru, sedang simulate, artinya menirukan, pura-pura atau berbuat seolah-olah.

Dengan demikian simulasi adalah peniruan atau perbuatan yang bersifat

menirukan suatu peristiwa seolah-olah seperti peristiwa yang sebenarnya.

Hoban dan Casberque (dalam Saputro, 2004: 140) menyebutkan penggunaan

simulasi dalam pembelajaran, dapat memudahkan (1) belajar dan retensi hasil

belajar, (2) transfer hasil belajar, (3) pemahaman siswa, (4) pembentukan sikap,

dan (5) motivasi belajar.

Roestiyah (2008: 22). Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku

seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang tersebut dapat

mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat

sesuatu.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

15

Tujuan simulasi ialah :

1. Melatih ketrampilan tertentu, baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan

sehari-hari

2. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip

3. Melatih memecahkan masalah

4. Meningkatkan kegiatan belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari

situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya.

5. Memberikan motivasi belajar kepada siswa

6. Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok

7. Menumbuhkan daya kreatif siswa

8. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

Simulasi merupakan model pembelajaran yang menerapkan prinsip

Cybernetic sebagai salah satu cabang psikologi. Aunurrohman dalam (Zulfa,

2010: 109).

Simulasi sebagai model pembelajaran diterapkan dikelas dengan tahapan

sebagai berikut :

Tahar Orientasi, tahap ini berupa kegiatan :

1. Menyajikan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan

diintegrasikan dalam simulasi.

2. Menjelaskan prinsip-prinsip simulasi dan permainan.

3. Memberikan gambaran teknis tentang pelaksanaan simulasi.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

16

Tahap Latihan Peserta. Tahap ini hal yang dilakukan dalah :

1. Merencanakan skenario (berisi aturan, peranan masing-masing pemeran,

prosedur, sistem, pencatatan, bentuk-bentuk keputusan yang harus dibuat, dan

merumuskan tujuan yang akan dicapai).

2. Melakukan percobaan singkat suatu episode

Tahap Proses Simulasi :

1. Melaksanakan aktivitas permaianan dan pengaturan kegiatan.

2. Memperoleh balikan dan evaluasi terhadap performan dan hasil pengamatan.

3. Melakukan klarifikasi terhadap kekeliruan konsepsi.

4. Melanjutkan kegiatan simulasi

Tahap Pematangan berupa :

1. Membuat ringkasan tentang peristiwa-peristiwa yang akan diamati dan

persepsi-persepsi yang berkembang selama simulasi.

2. Membuat ringkasan tentang kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam

simulasi.

3. Menganalisis proses simulasi.

4. Membandingkan aktivitas simulasi dengan kenyataan sesunguhnya.

5. Menghubungkan proses simulasi dengan pelajaran.

6. Menilai dan merancang kembali simulasi mengacu kepada catatan-catatan

ringkasan serta analisa selama proses simulasi yang telah dilakukan.

Manfaat Metode Simulasi :

1. Menyenangkan siswa

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

17

2. Menggalakan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.

3. Memungkinkan simulasi berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang

sebenaranya.

4. Mengurangi hal-hal yang verbalistis atau abstrak

5. Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.

6. Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi kemungkinan

timbulnya keutuhan dan kegotong royongan serta kekeluargaan yang sehat.

7. Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban atau kurang cakap.

8. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.

9. Memungkinkan guru bekerja dengan tingkat abilitas yang berbeda-beda.

Kelemahan dari Metode Simulasi :

1. Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.

2. Terlalu mahal biayanya.

3. Banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak diikut sertakannya

elemen-elemen yang penting.

4. Menghendaki pengelompokan yang fleksibel, perlu ruang dan gedung.

5. Menghendaki banyak imajinasi dari guru maupun siswa.

6. Menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang melebihi batas.

7. Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap permainan saja.

2.5.1. Permainan

Maria Montesori (dalam Ismail, 2009: 21), menggambarkan anak yang

sedang bermain berada dalamkeserasian sepenuhnya dengan hukum dasar dari

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

18

aktivitas alamiah. Rogers juga menekankan bahwa salah satu kondisi internal

untuk kreativitas kontruktif adalah kemampuan untuk bermain dengan unsur-

unsur dan konsep-konsep.

Menurut Arionto Sam (dalam Pangesti 2005: 23). Permainan Matematika

adalah permainan yang bertujuan untuk memperdalam penguasaan kompetensi

matematika. Dari pengertian ini, ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk

mengembangkan permainan matematika. Yang pertama permainan itu harus

menyenangkan dan yang kedua permainan itu harus dapat meningkatkan

penguasaan kompetensi matematika. Bilangan merupakan dasar dari matematika.

Ahli matematika Carl Friedrich Gauss berkata bahwa Mathematics is queen of

sciences and arithmetic the queen of mathematics. Matematika adalah ratunya

ilmu pengetahuan dan aritmetika (bilangan) adalah ratunya matematika. Bila

siswa tidak menguasai bilangan dapat dipastikan dia tidak akan dapat menguasai

matematika, sehingga materi ini harus betul-betul dikuasai dan guru mempunyai

peranan penting dalam hal ini. Salah satu materi bilangan adalah operasi

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat.

2.6. Hasil Penelitian Yang Relevan

Hary Pangesti melaksanakan penelitian dengan judul “Meningkatkan

Kemampuan Siswa Materi Aritmatika Sosial Dengan Menggunakan Simulasi

Transaksi Jual Beli Bagi Siswa Kelas II SD Sambiroto 04 Semarang Tahun

2004/2005”. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas II dengan jumlah siswa 32

siswa. Pada postes I nilai rata-rata siswa keaktifan siswa 81,5%. Rata-rata

keterampilan siswa 57,7% rata-rata hasil belajar 7,4 dan kinerja guru dalam

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

19

pembelajaran mengalami nilai rata-rata 7,56. Pada siklus II diperoleh hasil rata-

rata hasil keaktifan siswa 83,4% rata-rata keterampilan siswa 73,4% rata-rata hasil

belajar 8,8 dan nilai rata-rata kinerja guru dalam proses pembelajaran mengajar

77, 5,sehingga metode simulasi transaksi jual beli meningkatkan hasil belajar

siswa.

2.7. Kerangka Pikir

Pada PBM di kelas III SDN Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak,

Kabupaten Magelang, dalam mengajarkan materi aritmatika sosial pokok bahasan

uang, guru menggunakan metode yang monoton (konvensional) dan tanpa

bantuan alat peraga sehingga siswa kurang memahami pelajaran matematika

materi aritmatika sosial pokok bahasan uang. Hal ini dapat dilihat dari hasil

ulangan siswa nilai rata-rata siswa 49,75, terdapat 13 anak memperoleh nilai

dibawah KKM dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 20 anak.

Penelitian yang akan dilakukan dengan cara kolaborasi antara guru kelas dan

peneliti. Peneliti sebagai pemberi ide dan observer saat guru yang melaksanakan

PBM. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode simulasi, sehingga dapat

membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar mereka dalam mata pelajaran

Matematika.

Pembelajaran dengan simulasi merupakan variasi pembelajaran karena

biasanya jarang digunakan, karena siswa akan lebih senang. Pembelajaran yang

menyenangkan akan memberikan motivasi bagi siswa dan motivasi sangatlah

penting karena tanpa motivasi pembelajaran kurang bermakna.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/922/3/T1_292008189_BAB II.… · kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan

20

2.8. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori – teori di atas dapat diambil suatu hipótesis bahwa melalui

pemanfaatan metode simulasi, maka dapat meningkatkan hasil belajar Matematika

pada siswa kelas III di SDN Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten

Magelang pada materi “Aritmatika Sosial” pokok bahasan uang.

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Tindakan

80% kemampuan belajar materi aritmatika sosial pokok bahasan uang meningkat. 80 % dari hasil belajar siswa meningkat berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa. 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥60. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa ≥75

Kemampuan belajar siswa mata pelajaran matematika materi aritmatika sosial pokok bahasan uang rendah Hasil belajar siswa rendah. Nilai tes formatif siswa pada kondisi awal dari 20 siswa terdapat 7 siswa mendapat niai diatas KKM sedangkan 13 siswa lainnya dibawah KKM. (KKM=60)

Penerapan metode simulasi pada materi aritmatika sosial pokok bahasan uang,

Siklus II

Siklus I

Guru masih menggunakan metode konvensional