BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru,...

52
17 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD 2.1.1 Hakikat Kompetensi Guru SD Sebagai pengantar, sebelum penulis memaparkan pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Sejalan dengan pendapat Sagala (2011), Daryanto dan Tarsrial (2015: 1) mengatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesionalannya. Berbeda dengan pendapat Sagala (2011), Daryanto dan Tarsrial (2015), Musfah (2011: 29) menjelaskan bahwa kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Dari tiga pendapat di atas dapat ditarik benang merah bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku atau sikap

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru,...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi Guru SD

2.1.1 Hakikat Kompetensi Guru SD

Sebagai pengantar, sebelum penulis memaparkan

pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih

dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala

(2011: 23) mengemukakan bahwa kompetensi

merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai

oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas

profesionalnya. Sejalan dengan pendapat Sagala (2011),

Daryanto dan Tarsrial (2015: 1) mengatakan bahwa

kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan

tugas profesionalannya. Berbeda dengan pendapat

Sagala (2011), Daryanto dan Tarsrial (2015), Musfah

(2011: 29) menjelaskan bahwa kompetensi merupakan

kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam hasil

kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan

lingkungannya.

Dari tiga pendapat di atas dapat ditarik benang

merah bahwa kompetensi merupakan seperangkat

pengetahuan, keterampilan dan perilaku atau sikap

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

18

bagi guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya sehingga menghasilkan hasil kerja

yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

Berkaitan dengan kompetensi yang berhubungan

dengan pekerjaan guru, menurut Syah (2000: 35)

kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru

dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung

jawab dan layak. Sejalan dengan pendapat Syah (2000),

Rusman (2012: 36) mendefiniskan kompetensi guru

sebagai kemampuan guru dalam melaksanakan

tugasnya dengan tanggung jawab. Berbeda dengan

pendapat Syah (2000) dan Rusman (2012), Mulyasa

(2003: 21) mengatakan kompetensi guru sebagai

penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap,

dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan. Selanjutnya, Depdiknas (2004: 4)

merumuskan kompetensi guru sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Berdasarkan empat pendapat di atas, nampak ada

kesamaan pendapat antara Syah, Rusman, Mulyasa

dan Depdiknas yaitu kompetensi guru merupakan

kemampuan atau penguasaan guru dalam

melaksanakan tugasnya sedangkan dimensi kedua

adalah keterampilan, sikap atau nilai dan apresiasi

yang direfleksikan dalam melaksanakan tugasnya.

Walaupun terdapat perbedaan namun tetap

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

19

mempunyai kegunaan yang sama yaitu kemampuan

atau penguasaan guru yang meliputi keterampilan,

sikap atau nilai dan aprseiasi yang direfleksikan dalam

melaksanakan tugasnya.

Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun

2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan

menyebutkan bahwa guru dituntut memiliki 4 standar

kompetensi meliputi: 1) kompetensi pedagogik, yakni

kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya;

2) kompetensi kepribadian, yakni kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, mampu menjadi teladan bagi peserta didik,

serta berakhlak mulia; 3) kompetensi profesional, ialah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam untuk membimbing peserta didik

dan 4) kompetensi sosial, yakni kemampuan pendidik

sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta

didik, dan masyarakat sekitar.

Dari keempat kompetensi guru di atas,

kompetensi yang menjadi substansi materi pelatihan

adalah kompetensi pedagogik dan profesional.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

20

Selanjutnya, kompetensi kepribadian dan sosial

menjadi dampak pengiring dalam setiap pelatihan, oleh

karena itu dalam pembahasan ini lebih menekankan

kompetensi pedagogik dan profesional. Permendiknas

No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi guru, menjelaskan isi

standar kompetensi pedagogik dan profesional guru

kelas. Secara visual, tabel 2.1 dan 2.2 menunjukkan isi

standar kompetensi pedagogik dan profesional guru

kelas tersebut.

Tabel 2.1

Kompetensi Pedagogik Guru SD

No Kompetensi Pedagogik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

Mengembangkan kurikulum terkait dengan mata

pelajaran

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran.

Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimiliki

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan peserta didik.

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar.

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

Melakukan tindakan reflektif (PTK) untuk peningkatan

kualitas pembelajaran

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

21

Tabel 2.2

Kompetensi Profesional Guru SD

No Kompetensi Profesional

1

2

3

4

5

Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang

diampu

Menguasai SK dan KD mata pelajaran yang diampu.

Mengembangkan materi pelajaran yang diampu

secara kreatif.

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanju-

tan dengan melakukan tindakan reflektif.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Berdasarkan tabel 2.1 dan 2.2 tentang

kompetensi pedagogik dan kompetensi professional

ialah kemampuan guru dalam melakukan tindakan

reflektif (PTK) untuk peningkatan kualitas

pembelajaran dan pengembangan keprofesionalan

secara berkelanjutan melalui tindakan reflektif.

Upaya untuk meningkatkan kompetensi tersebut

dilakukan melalui PKB. Kegiatan PKB merupakan

implementasi dari komponen pedagogik dan profesional

guru yang dilakukan secara bertahap dan

berkelanjutan untuk meningkatkan keprofesionalan

guru.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

22

2.1.2 Karya Tulis Ilmiah Hasi PTK sebagai

Komponen Pengembangan Keprofesian

Berelanjutan (PKB)

Penulisan karya tulis ilmiah merupakan kegiatan

yang sangat penting bagi seorang guru yang

profesional. Kegiatan ini tidak saja dilakukan dalam

rangka memperoleh angka kredit untuk kenaikan

jabatan namun dalam rangka peningkatan kualitas

pengelolaan kelas, kualitas layanan kepada anak didik,

dan juga peningkatan profesionalisme guru itu sendiri.

Guru yang profesional tidak hanya melakukan

fungsinya terkait kompetensi pedagogik tetapi juga

terkait dengan kompetensi kepribadian, sosial, serta

keprofesionalan, yang ditandai dengan peningkatan diri

melalui menulis karya tulis ilmiah. Oleh karena itu,

setiap Guru sudah semestinya mau, mampu, dan biasa

melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah.

Salah satu wadah peningkatan kompetensi guru

adalah PKB. PKB merupakan pengembangan

kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan

kebutuhan bertahap, berkelanjutan untuk

meningkatkan profesionalitasnya (Permenneg PAN dan

RB, 2009: 16). Kebutuhan disini dimaksudkan sebagai

kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi guru yang

berpijak pada standar kompetensi.

Selanjutnya, Kementerian Pendidikan (2010: 9)

menjelaskan bahwa PKB adalah bentuk pembelajaran

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

23

berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan

utama dalam upaya membawa perubahan yang

diinginkan berkaitan dengan keberhasilan pembelajar.

Hal inilah yang mendorong guru untuk memelihara,

meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan

keterampilannya serta membangun kualitas pribadi

yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.

Rohmah Wafrotur (2016: 11) menyebutkan bahwa

ruang lingkup PKB meliputi kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang didesain

untuk meningkatkan karakter, pengetahuan,

pemahaman, dan keterampilan. Disini jelas bahwa

melalui perencanaan dan refleksi akan mempercepat

pengembangan pengetahuan dan keterampilan serta

untuk kemajuan karir guru secara optimal dalam

pencapaian jabatan fungsional guru khususnya pada

perolehan angka kredit untuk kenaikan

pangkat/jabatan.

Dari penjelasan mengenai definisi PKB dan

prinsip kegiatan PKB diatas, dapat diinventarisasi

komponen PKB berikut: 1) perencanaan, 2)

pelaksanaan, 3) evaluasi, dan 4) refleksi dimana

kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan

untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

serta untuk kemajuan karir guru secara optimal.

Rumusan legal formal tentang komponen PKB

dapat ditemukan dalam Bab V Pasal 11 Permen Pan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

24

dan RB No. 16 Tahun 2009 menyatakan bahwa

komponen PKB terdiri dari tiga macam kegiatan, yakni

(1) pengembangan diri, (2) publikasi ilmiah, dan (3)

karya inovatif. Pertama, kegiatan pengembangan diri

dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan

keprofesian guru melalui pendidikan dan pelatihan

(diklat) fungsional dan/atau melalui kegiatan kolektif

guru.

Kedua, publikasi ilmiah yang terdiri dari: (1)

presentasi pada forum ilmiah sebagai pembahas

maupun pemrasaran pada pertemuan ilmiah berupa

makalah yang berisi ringkasan laporan hasil penelitian,

gagasan, atau tinjauan ilmiah; (2) publikasi hasil

penelitian atau gagasan inovatif pada pendidikan

formal berdasarkan karya tulis ilmiah guru yang

berupa; laporan hasil penelitian, tinjauan ilmiah,

tulisan ilmiah popular, dan artikel ilmiah dan (3)

publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan

dan/atau pedoman guru yang meliputi; buku pelajaran,

modul atau diktat pelajaran, buku dalam bidang

pendidikan, karya terjemahaan dan buku pedoman

guru.

Ketiga, karya inovatif yaitu karya yang bersifat

pengembangan, modifikasi atau penemuan baru

sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan

kualitas proses pembelajaran di sekolah dan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

25

pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan

seni.

Mengacu pada komponen PKB seperti telah

diuraikan di atas, maka dalam komponen PKB yang

akan dikembangkan adalah publikasi ilmiah berupa

hasil penelitian (PTK) dan artikel ilmiah.

Pertimbangannya karena komponen ini merupakan

akar permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam

PKB. Sedangkan PTK merupakan pendekatan

penelitian ilmiah yang dilakukan oleh guru dengan

fokus pada masalah dikelas dengan tujuan mengambil

tindakan perbaikan dan membangun pengetahuan atau

teori tentang tindakan yang dilakukan secara bersiklus

melalui perencanaan, pengambilan tindakan dan

evaluasi atas tindakan (John Elliot seperti dikutip oleh

Panitia Sertifikasi Guru Rayon XI, 2011: B3.7;

Daryanto, 2011: 3 dan Sugiyono, 2014: 697).

Berdasarkan pengertian PTK yang dikemukakan

oleh (John Elliot seperti dikutip oleh Panitia Sertifikasi

Guru Rayon XI; Daryanto, Sugiyono,) di atas, dapat

diinventarisasi komponen-komponen PTK berikut; a)

fokus pada masalah, b) tindakan untuk perbaikan, c)

dilakukan secara bersiklus melalui perencanaan

(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

26

2.2 Modul Pelatihan Berbasis Andragogi Berbantuan

CMS Moodle

2.2.1 Hakikat Modul Pelatihan Berbasis Andragogi

Secara konseptual modul pelatihan hakikatnya

sama seperti modul pembelajaran oleh karena itu

dalam tulisan ini tidak membedakan keduanya. Modul

merupakan materi pelajaran yang disusun dan

disajikan secara tertulis sehingga peserta dapat

menyerap sendiri materi yang diberikan (Permen Neg

PAN RB, 2009: 16). Dengan demikian pembaca dapat

melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa

ditentukan oleh ruang, waktu dan tanpa kehadiran

pengajar.

Sugiharsono (2009: 8) menjelaskan pengertian

modul pembelajaran sebagai materi yang disusun dan

disajikan secara tertulis sehingga pembaca diharapkan

dapat menyerap sendiri materi tersebut sebagai bahan

pembelajaran mandiri sehingga mampu meningkatkan

kemampuan pembelajar dalam menguasai satu unit

pelajaran sebelum pindah ke unit yang lainnya.

Selanjutnya, Rohman Sofan Amri (2013: 93)

mendefinisikan modul pelatihan sebagai: 1) bahan yang

dirancang secara khusus sehingga dapat dipelajari

secara mandiri; 2) program pembelajaran yang utuh,

disusun secara sistematis mengacu pada tujuan

pembelajaran yang jelas dan terukur; 3) memuat tujuan

pembelajaran, bahan dan kegiatan untuk mencapai

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

27

tujuan serta evaluasi terhadap capaian tujuan

pembelajaran; dan 4) digunakan untuk belajar mandiri.

Berdasarkan hakikat modul pelatihan seperti

telah dipaparkan oleh Permenpan Neg dan RB Nomor

16 Tahun 2009; Sugiharjo dan Rohman Sofan Amri

diatas, maka dapat diinventarisasi bahwa komponen

modul pelatihan ialah: 1) berisi materi pembelajaran, 2)

disusun secara tertulis dan sistematis mengacu pada

tujuan pembelajaran, 3) dapat dipelajari sendiri, 4)

dapat meningkatkan kemampuan pembelajar dalam

menguasai satu unit pelajaran, 5) dilengkapi aktivitas

kegiatan dan alat evaluasi.

Berkaitan dengan konsep andragogi, Bryson,

Reeves, Fransler, dan Houlen seperti dikutip oleh

Suprijanto (2007: 12) menjelaskan bahwa pendidikan

orang dewasa merupakan semua aktivitas pendidikan

yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan

sehari-hari untuk mendapatkan tambahan intelektual

menggunakan sebagian waktu dan tenaganya. Berbeda

dengan Bryson, Reeves, Fransler, dan Houlen, Knowles

(1980) seperti dikutip oleh Marzuki Saleh (2012: 166)

mendefinisikan andragogi sebagai seni dan

pengetahuan yang membantu orang tua belajar.

Dari definisi andragogi yang dikemukakan oleh

Bryson, Reeves, Fransler, dan Houlen, Knowles (1980)

tersebut di atas, ada benang merah tentang hakikat

andragogi, yaitu sebagai aktivitas pendidikan untuk

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

28

membantu orang dewasa untuk mendapatkan

pengetahuan menggunakan sebagian waktu dan

tenaganya.

Berpijak pada pengertian modul pelatihan dan

hakikat andragogi seperti telah dikemukakan di atas,

maka modul pelatihan berbasis andragogi hakikatnya

adalah materi pelatihan orang dewasa yang disusun

secara sistematis mengacu pada tujuan pelatihan,

terdiri dari unit-unit pelatihan secara utuh, dilengkapi

aktivitas kegiatan dan alat evaluasi mandiri, serta

dapat digunakan untuk pelatihan mandiri sehingga

mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

tanpa terikat oleh waktu dan pengajarnya.

Hernawan Asep Herry, Permasih, Laksmi Dewi

(2012: 7) menyebutkan bahwa tujuan penulisan modul

ialah: (1) mengatasi kelemahan pada sistem pengajaran

tradisional, (2) meningkatkan motivasi belajar, (3)

meningkatkan kreativitas pelatih dalam

mempersiapkan pembelajaran individu, (4)

mewujudkan prinsip maju berkelanjutan, (5)

mewujudkan konsentrasi belajar.

Selanjutnya, Indriyanti Nurma Yunita dan

Endang Susilowati (2010:3), mengatakan bahwa

keuntungan dari penerapan modul dapat: (a)

meningkatkan motivasi pembelajar, (b) mengetahui

bagian modul yang telah berhasil dan bagian modul

yang belum berhasil, (c) pembelajar dapat mencapai

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

29

hasil sesuai dengan kemampuannya. (d) bahan

pelajaran terbagi merata dalam satu semester, (e)

pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran

disusun menurut jenjang akademik.

Memperhatikan tujuan penulisan modul dan

keuntungan modul maka modul sama efektifnya

dengan pembelajaran tatap muka. Namun hal ini

tergantung pada proses penulisan modul. Modul

hendaknya disajikan secara interaktif seolah-olah

penulis mengajar kepada peserta mengenai suatu topik

melalui tulisan.

2.2.2 Karakteristik Modul Pelatihan Berbasis

Andragogi

Ditjen PMPTK (2008: 3) menyatakan bahwa

sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila

terdapat karakteristik sebagai berikut.

a. Self Instructional; artinya melalui modul seseorang

mampu membelajarkan diri sendiri tanpa tergantung

pada pihak lain. Karakteristik modul ini relevan

dengan hakikat pembelajaran orang dewasa yang

dapat mengarahkan belajarnya tanpa tergantung

guru atau pelatihnya. Untuk memenuhi karakter self

instructional, maka dalam modul harus berisi; (1)

tujuan dirumuskan dengan jelas; (2) materi

pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit; (3)

menyediakan contoh dan ilustrasi; (4) menampilkan

soal-soal latihan dan tugas; (5) kontekstual artinya

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

30

materi yang disajikan terkait dengan konteks tugas

penggunanya; (6) menggunakan bahasa yang

sederhana dan komunikatif; (7) rangkuman materi;

(8) instrumen penilaian agar dapat melakukan self

assessment; (9) instrumen untuk mengevaluasi

tingkat penguasaan materi; (10) umpan balik atas

penilaian; dan (11) referensi yang mendukung materi

pembelajaran.

b. Self Contained; artinya seluruh materi pembelajaran

dari satu unit kompetensi terdapat dalam satu modul

secara utuh. Hal ini memungkinkan pembelajar

dapat mempelajari materi pembelajaran dengan

tuntas.

c. Stand Alone (berdiri sendiri); artinya modul yang

dikembangkan tidak tergantung pada media lain

sehingga pembelajar dapat langsung mempelajari

atau mengerjakan tugas pada modul tersebut.

d. Adaptive; artinya isi materi harus disesuaikan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga

modul dapat digunakan dalam kurun waktu

tertentu.

e. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan

pemakainya artinya dapat memberikan kemudahan

pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan

keinginan, menggunaan bahasa yang sederhana,

mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang

umum digunakan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

31

Karakteristik ini sesuai dengan prinsip-prinsip

andragogi seperti dikemukakan Sudjana (2007: 2) dan

Haris Mudjiman (2011: 163) yaitu;

a. Konsep diri, artinya orang dewasa mampu

mengarahkan diri dan mandiri oleh karena itu

pembelajaran bagi orang dewasa harus berorientasi

pada masa depan, berpikir dan bertindak sesuai

kehidupan nyata.

b. Akumulasi pengalaman, artinya orang dewasa

mempunyai pengalaman yang berbeda oleh karena

itu dalam pembelajarannya diperlukan pemilihan

dan penggunaan metode serta teknik kepelatihan

yang melibatkan peran serta peserta pelatihan.

c. Kesiapan belajar, yaitu materi pelajaran harus

disesuaikan dengan kebutuhan dan pekerjaan

peserta pelatihan.

d. Ingin segera memanfaatkan hasil belajar, artinya

pembelajaran haruslah berorientasi pada

penguasaan keterampilan (skill) dan pemecahan

masalah yang dihadapi sehingga hasil belajar dapat

segera dimanfaatkan setelah pembelajaran selesai.

e. Memiliki kemampuan belajar, yaitu pembelajaran

disesuaikan dengan kemampuan belajar masing-

masing oleh karena itu pelatih perlu mendorong

peserta dalam menentukan cara belajar yang sesuai

dengan kebutuhannya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

32

f. Mampu belajar efektif dengan melibatkan aktivitas

mental dan fisik, artinya orang dewasa sudah

mampu melibatkan fungsi otak kiri dan otak kanan

menggunakan intelek dan emosi serta memanfaatkan

berbagai media, metode, teknik dan pengalaman

belajar.

Melihat karakteristik modul dan prinsip-prinsip

andragogi seperti dipaparkan diatas maka modul

berbasis andragogi ini selalu dikaitkan dengan kegiatan

belajar mandiri yang menekankan pada prinsip-prinsip

belajar orang dewasa sehingga melalui modul pelatihan

ini orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja

secara mandiri tanpa terikat oleh waktu dan pengajar.

2.2.3 Komponen Modul Pelatihan Berbasis

Andragogi

Komponen-komponen modul pada umumnya

mencakup (1) bagian pendahuluan, (2) bagian Kegiatan

Belajar, dan (3) daftar pustaka. Bagian pendahuluan

mengandung (1) penjelasan umum mengenai modul, (2)

indikator pembelajaran. Bagian Kegiatan Belajar

mengandung (1) uraian isi pembelajaran, (2)

rangkuman, (3) tes, (4) kunci jawaban, dan (5) umpan

balik.

Mustaji (2008: 30), mengemukakan unsur-unsur

modul secara rinci sebagai berikut :

a. Rumusan tujuan instruksional yang eksplisit dan

spesifik

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

33

Tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk tingkah

laku yang diharapkan dari siswa setelah mereka

mempelajari modul.

b. Petunjuk guru

Memuat penjelasan bagi guru tentang pengajaran

agar dapat terlaksana dengan efisien, serta

memberikan penjelasan tentang macam-macam

kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar,

waktu untuk menyelesaikan modul, alat-alat dan

sumber pelajaran, serta petunjuk evaluasi.

c. Lembar kegiatan siswa

Lembaran ini berisi materi-materi pelajaran yang

harus dikuasai oleh siswa serta dicantumkan buku

sumber yang harus dipelajari siswa untuk

melengkapi materi.

d. Lembar kerja siswa

Lembar kerja ini merupakan pertanyaan-pertanyaan

yang ada pada lembar kegiatan yang harus

dikerjakan siswa setelah mereka selesai menguasai

materi.

e. Kunci lembar kerja

Siswa dapat mengoreksi sendiri jawabannya dengan

menggunakan kunci lembar kerja setelah mereka

berhasil mengerjakan lembar kerja.

f. Lembar evaluasi

Lembar evaluasi ini berupa post test dan rating scale,

hasil dari post test inilah yang dijadikan guru untuk

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

34

mengukur tercapai tidaknya tujuan modul oleh

siswa.

g. Kunci lembar evaluasi

Tes dan rating scale beserta kunci jawaban yang

tercantum pada lembaran evaluasi disusun dan

dijabarkan dari rumusan-rumusan tujuan pada

modul.

Selanjutnya, Daryanto (2013: 25) menyebutkan

komponen modul ialah:

1) Bagian awal, terdiri atas; (a) halaman sampul, berisi

label kode modul, judul modul, gambar ilustrasi,

tahun modul disusun; (b) kata pengantar, memuat

peran modul dalam proses pembelajaran; (c) daftar

isi, memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi

dengan nomor halaman; (d) peta kedudukan modul,

diagram yang menunjukkan kedudukan modul

dalam keseluruhan program pembelajaran; (e)

glosarium, memuat penjelasan tentang arti dari

istilah, kata-kata sulit dan asing yang digunakan dan

disusun menurut urutan abjad.

2) Pendahuluan, terdiri atas, (a) standar kompetensi

yang akan dipelajari pada modul; (b) deskripsi

tentang nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan

modul dengan modul lainnya, hasil belajar yang akan

dicapai, serta manfaat kompetensi tersebut; (c) waktu

yang dipersyaratkan untuk memelajari modul

tersebut; (d) prasyarat atau kemampuan awal yang

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

35

dipersyaratkan untuk memelajari modul; (e) petunjuk

penggunaan modul yang memuat tatacara

menggunakan modul yaitu langkah-langkah

mempelajari modul dan perlengkapan yang

dipersiapkan sesuai kebutuhan; (f) tujuan akhir yang

hendak dicapai peserta setelah menyelesaikan suatu

modul; (g) cek penugasan standar kompetensi, untuk

mengukur penguasaan awal kompetensi peserta

didik, terhadap kompetensi yang akan dipelajari.

3) Pembelajaran

Terdiri dari komponen; (a) tujuan yang harus

dikuasai untuk satu kesatuan kegiatan belajar; (b)

uraian materi yang berisi uraian pengetahuan

tentang kompetensi yang sedang dipelajari; (c)

rangkuman tentang kegiatan pengetahuan yang

terdapat pada uraian materi; (d) tugas yang berisi

instruksi untuk penguatan pemahaman terhadap

konsep yang dipelajari; (e) tes untuk mengetahui

sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah

dicapai dan sebagai dasar untuk melaksanakan

kegiatan berikutnya; (f) lembar kerja praktik berisi

prosedur kerja praktik yang harus dilakukan peserta

didik dalam rangka penguasaan kemampuan

psikomotorik.

4) Evaluasi, teknik atau metode evaluasi harus

disesuaikan dengan ranah (domain) yang dinilai,

serta indikator keberhasilan.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

36

5) Kunci jawaban yang dilengkapi dengan kriteria

penilaian pada setiap item tes.

6) Daftar pustaka, semua referensi/pustaka yang

digunakan sebagai acuan pada saat penyusunan

modul.

Memperhatikan pendapat Mustaji (2008:30-32)

dan Daryanto (2013: 25) mengenai komponen modul

maka komponen modul pelatihan berbasis andragogi

ini terdiri atas; bagian awal yaitu halaman sampul, kata

pengantar, daftar isi, peta kedudukan modul; (1) bagian

pendahuluan yaitu standar kompetensi dan kompetensi

dasar, deskripsi, waktu, prasyarat, petunjuk

penggunaan modul, tujuan akhir dan cek penguasaan

standar kompetensi; (2) pembelajaran yaitu tujuan,

uraian materi, tugas, tes dan lembar kerja praktik; 3)

evaluasi; kunci jawaban; daftar pustaka.

2.2.4 CMS Moodle sebagai Media Penyampaian

Modul Pelatihan Berbasis Andragogi

Course Management System (CMS) ialah sistem

yang mengatur pembelajaran secara elektronik. CMS ini

memiliki fitur sebagai berikut: 1) Fitur Kelengkapan

Belajar Mengajar: Daftar pelatihan dan kategorinya,

Silabus pelatihan, Materi pelatihan (Berbasis Teks atau

Multimedia), Daftar Referensi atau Bahan Bacaan, 2)

Fitur Diskusi dan Komunikasi: Forum Diskusi atau

Mailing List, Instant Messenger untuk Komunikasi

Realtime, Papan Pengumuman, Porfil dan Kontak

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

37

Instruktur, File and Directory Sharing, 3) Fitur Ujian

dan Penugasan, meliputi Ujian Online (Exam), Tugas

Mandiri (Assignment), Rapor dan Penilaian.

a. Pemilihan Course Management System (CMS)

Berbagai tools teknologi pelatihan online yang telah

dikembangkan baik gratis atau open source maupun

berbayar (commercial). Tabel 2.4 berikut macam-macam

CMS yang sudah digunakan dalam dunia pendidikan.

Tabel 2.3

Jenis CMS yang sudah banyak digunakan dalam

dunia pendidikan

Pemilihan CMS sebagai software pelatihan harus

disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan. Dabbagh

& Bannan-Ritland (2005: 300) mengatakan bahwa

NO LMS komersial LMS open source

1 ANGEL Learning Atutor

2 ApexLearning Claroline

3 Blackboard Dokeos

4 Desire2Learn dotLRN

5 eCollege, eFront

6 IntraLearn Fle3

7 Learn.com Freestyle Learning

8 Meridian KSI KEWL.nextgen

9 NetDimensions LONCAPA

10 Open Learning

Environment (OLE)

MOODLE

11 Saba Software OLAT

12 SAP Enterprise Learning Spaghetti Learning

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

38

sebaiknya pemilihan CMS didasarkan pada teknologi

CMS yang telah familier dengan lingkungan institusi

pendidikan penyelenggara, bukan berdasarkan pada

fitur-fitur yang tersedia.

Pujiriyanto (2012: 129) mengatakan bahwa

pemilihan software pelatihan merupakan keputusan

pedagogis yang penting, bukan sekedar preferensi atau

menurut intuisi pelatih. Pemilihan software pelatihan

harus disesuaikan dengan kurikulum dan model

pedagogis yang dikembangkan dan direncanakan oleh

pelatih.

Dalam rangka memilih CMS ini, hasil penelitian

dari Nurkhalik dan Syaichudin (2014: 5) mengatakan

bahwa ada beberapa kelebihan yang dimiliki moodle,

yaitu: (1) Open source atau gratisan, artinya semua

orang dapat mengunduh software moodle di internet

secara gratis melalui situs resminya http://www.

moodle.org; (2) Cocok untuk media ajar online, hal ini

dikarenakan Moodle merupakan salah satu aplikasi

dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang

memanfaatkan teknologi informasi berbasis web; (3)

mudah digunakan karena Moodle dirancang sesuai

kebutuhan kegiatan belajar mengajar; (4) proses

instalasi yang mudah karena berada di menu instalasi

web; (5) struktur materi pengajaran yang rapi dan

dapat dibuat dalam beberapa kategori; (6) mendukung

beberapa type file yang digunakan dalam proses belajar

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

39

mengajar. (7) adanya fasilitas kuis, tugas dan

pemberian nilai yang dapat diatur sesuai kebutuhan;

(8) daya tampung peserta pelatihan yang banyak: (9)

adanya fasilitas untuk menentukan pelatih pada setiap

kategori; (10) sistem keamanan dilengkapi fasilitas-

fasilitas dan berbagai teknik keamanan situs; (11)

tersedianya paket bahasa yang dapat dipilih sesuai

dengan kebutuhan; (12) kemudahan dalam mengganti

tampilan situs karena dilengkapi dengan menu ganti

themes.

Mengacu pandangan Dabbagh dan Bannan, Puji

riyanto serta Nurkhalik dan Syaichudin, yang telah

diuraikan di atas, maka pilihan CMS yang digunakan

dalam penelitian dan pengembangan modul pelatihan

karya tulis ilmiah berbasis andragogi ini adalah CMS

Moodle. Pertimbangannya adalah: 1) CMS Moodle sudah

familier di kalangan institusi pendidikan di Indonesia,

2) tersedia dalam bahasa Indonesia, sehingga

memudahkan pelatih, peserta pelatihan dan staff

admin untuk mengakses dan mengelolanya, 3) proses

customization yang relatif tidak merepotkan, bahkan

meskipun kita tidak memahami skil pemrograman

dengan baik, 4) Template dan theme yang disediakan

memadai, 5) pertimbangan praktis, terutama biayanya

lebih ringan (kecuali biaya internet) karena bersifat

open source, dan 6) secara empirik berdasarkan hasil

penelitian terbukti sebagai CMS yang handal.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

40

Setelah menentukan pilihan CMS, langkah

selanjutnya ialah bagaimana mendesain e-modul

tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

mendesain e-modul adalah tampilan, akses, interaksi,

desain pembelajaran, dan kontrol atau navigasi.

Empy Effendi dan Hartono Zhuang (2005: 94)

menyebutkan beberapa komponen dalam e-modul yaitu;

(a) Komponen tampilan, berkaitan dengan background

laman portal, tampilan gambar, foto, audio, video

ataupun animasi. Tampilan harus diupayakan menarik

secara visual, namun tidak boleh mengganggu

konsentrasi pembelajar. Untuk background, pilih

gambar, foto atau animasi yang halus dan warna yang

tidak terlalu kuat atau mencolok agar tidak

mengganggu tulisan materi pembelajaran. Warna yang

kuat akan membuat silau dan melelahkan mata.

Apabila background laman materi dilengkapi dengan

grafik, perlu dibuat berwarna yang menarik.

Selanjutnya untuk menambah kesan dekat dengan

dunia nyata, dapat ditambahkan foto sehingga akan

memberikan kesan pengalaman otentik. Untuk

memberikan kesan mendalam terhadap materi perlu

diberi suara baik musik, suara narator atau original

sound serta dapat menggunakan video karena video

akan memberikan gambar hidup yang menampilkan

kondisi nyata materi yang dipelajari, menampilkan

animasi, suara, musik dan original sound sekaligus; (b)

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

41

komponen akses berkaitan dengan kemudahan dalam

mengakses pelatihan, kemudahan pengoperasian

program pelatihan dan penggunaan bahasa yang

mudah dipahami; (c) Komponen interaksi atau

hubungan timbal balik diperlukan dalam proses

pelatihan, baik interaksi antara fasilitator dengan

peserta maupun peserta dengan peserta. Interaksi ini

akan memudahkan penguasaan materi yang dipelajari

serta tidak membosankan karena diberi kegiatan yang

bervariasi. Interaksi dalam e-modul dapat dibuat

dengan berbagai variasi tampilan dan kegiatan bagi

pembelajar sehingga pembelajar dapat melakukan

respon, inisiatif, bertanya, bahkan sharing pengalaman

dengan peserta lain. Misalnya chatting, message, forum

diskusi dan fitur-fitur untuk memberikan balikan pada

peserta pelatihan berkaitan dengan skor (grade)

terhadap kuis, tugas (assignment) dan lain-lain; (d)

Komponen desain pembelajaran berkaitan dengan

penataan materi pembelajaran. Materi harus ditata

semenarik mungkin dengan memperhatikan kaidah-

kaidah pengembangan materi. Misalnya kesesuaianya

dengan tujuan pembelajaran, metode, media, alokasi

waktu dan karakteristik peserta pelatihan. Materi

diupayakan dapat memancing motivasi dan keaktifan

belajar peserta pelatihan dan dirancang agar dapat

meminimalisir ketidakjujuran peserta pelatihan dalam

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

42

pembelajaran (bila memungkinkan perlu diinstal fitur

plagiarism checking).

Pelatihan berbasis e-learning menuntut

kemandirian belajar sehingga pembelajar harus dapat

mengontrol kecepatan belajarnya sendiri. Oleh karena

itu perlu diperhatikan penataan menu utama, sub

menu dan direktori yang sistematis. Demikian juga

panel navigasi atau user interface, dalam menyajikan

suatu topik atau pokok bahasan, harus ada panel

untuk mengontrol maju mundurnya halaman. Materi

juga harus dilengkapi dengan tombol panel dimana

peserta akan berhenti sementara dan keluar dari

pembelajaran kapanpun. Tombol Help, akan menolong

peserta pelatihan apabila tidak mengetahui tombol

yang harus ditekan dengan melihat menu help atau

pertolongan dengan menekan tombol help atau tanda

tanya.

b. Course Management System (CMS) Moodle

1. Pengertian CMS Moodle

CMS (Course Management System) Moodle

(Modular Object Oriented Dynamic Learning

Environment) merupakan salah satu software

pembelajaran berbasis web (web based instruction)

dalam sistem e-learning. Karena Moodle merupakan

subsistem dari sistem e-learning, maka sebelum

pembahasan tentang Moodle akan dijelaskan terlebih

dahulu tentang e-learning.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

43

Moodle merupakan nama sebuah aplikasi

komputer yang dapat merubah sebuah media pelatihan

kedalam bentuk web. Software Moodle dikembangkan

pertama kali oleh Dougiamas seperti dikutip oleh

Limongelli, Sciarrone & Vaste (2011: 2) yaitu software

CMS yang didesain menggunakan prinsip pedagogik,

untuk membantu pengajar menciptakan komunitas

pembelajaran online yang efektif dan menyenangkan.

Surjono (2013: 6) mengatakan bahwa Moodle

adalah perangkat lunak untuk membuat materi

pelatihan secara online, mengelola kegiatan pelatihan,

memfasilitasi interaksi, komunikasi, kerjasama antar

pelatih dan peserta pelatihan. Moodle ini mendukung

berbagai aktivitas administrasi pelatihan, peyampaian

materi, penilaian (tugas, quiz), pelacakan/tracking &

monitoring, kolaborasi, dan komunikasi/interaksi.

2. Prinsip-prinsip Implementasi Pelatihan CMS Moodle

Clark & Mayer (2008: 53–183) mengemukakan

prinsip-prinsip pengembangan pelatihan dengan Moodle

e-learning berikut ini: 1) Prinsip multimedia,

menambahkan teks dan grafik atau gambar pada

materi pelatihan, hal ini berfungsinya sebagai edukasi,

bukan dekorasi. Oleh karenanya gambar yang disajikan

harus berhubungan dengan pesan yang ingin

disampaikan. 2) Prinsip contiguity, letakkan teks dan

gambar yang saling berhubungan berdekatan satu

sama lain. 3) Prinsip modality, menggunakan suara

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

44

ataupun teks yang dinarasikan ketimbang hanya

menampilkan teks. 4) Prinsip redundancy, grafik

dengan suara dan teks yang berlebihan dapat

mengganggu pelatihan. 5) Prinsip coherence,

menggunakan visualisasi, teks, dan suara yang tidak

sesuai dengan tujaun pelatihan akan merusak kegiatan

pelatihan. 6) Prinsip personalization, menggunakan

percakapan untuk berkomunikasi dengan peserta

pelatihan.

3. Tipe materi pembelajaran dengan menggunakan

CMS Moodle

Ada lima tipe materi pelatihan menggunakan

CMS Moodle, yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip.

Fakta artinya sesuatu yang unik dan spesifik (Clark &

Mayer, 2008: 15). Konsep artinya satu kategori yang

terdiri dari banyak contoh seperti rumus-rumus dalam

program MS Excel. Proses adalah urutan kejadian atau

aktivitas, misalnya bagaimana sistem kerja spread-

sheets dalam program MS Excel; prosedur ialah suatu

tugas yang dilakukan langkah demi langkah, contohnya

bagaimana menuliskan rumus dalam spreadsheets

program MS Excel. Sedangkan prinsip yaitu suatu tugas

yang dilakukan sesuai dengan panduan yang dibuat,

misalnya bagaimana membuat proyeksi keuangan

menggunakan spreadsheets program MS Excel. Jenis-

jenis materi ini menjadi bahan utama dalam

penyusunan LOM dan skenario pelatihan.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

45

4. Persyaratan kompetensi awal bagi peserta pelatihan

dan pelatih dalam implementasi CMS Moodle

Dabbagh & Bannan-Ritland (2005: 39)

menyebutkan prasyarat kompetensi bagi peserta

pelatihan menggunakan teknologi belajar online,

memiliki kebutuhan berafiliasi, memahami dan

menganggap penting pembelajaran kolaboratif, mampu

mengontrol belajarnya sendiri, memiliki akademik self

concept yang tinggi dan memiliki pengalaman belajar

mandiri. Selanjutnya, Dabbagh & Bannan-Ritland

(2005:47) mengatakan bahwa seorang pelatih harus

memiliki kemampuan dalam mengembangkan

kemampuan peserta pelatihan, mampu menyesuaikan

gaya mengajarnya dengan berbagai karakteristik,

mampu mengembangkan teknonogi pembelajaran

online dan dapat menjadi fasilitator dalam menyediakan

konten pelatihan.

5. Komponen CMS Moodle

Moodle terdiri dari tiga komponen yaitu (1)

administrator yaitu pengelola atau orang yang

mengelola CMS, (2) pengajar atau pelatih, ialah orang

yang memberikan pelatihan, (3) student yaitu peserta

pelatihan yang terdaftar dan tamu.

Selanjutnya, Darmawan Deni (2014: 63)

menyebutkan komponen-komponen untuk menyusun

CMS Moodle e-learning yaitu; (1) sistem, artinya

merupakan perangkat lunak yang memvitualisasi

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

46

proses belajar mengajar konvensional. Sistem ini

memuat bagaimana manajemen kelas dibuat,

pembuatan materi, forum diskusi, sistem penilaian,

sistem ujian online dan fitur yang berhubungan dengan

manajemen proses belajar mengajar; (2) content atau

isi, konten dan bahan ajar berbentuk multimedia based

content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau

text based content.

2.2.5 Model Pengembangan Modul Pelatihan

Berbasis Andragogi

Menulis modul dapat samakan dengan kegiatan

pengembangan sistem pembelajaran. Terdapat banyak

model pengembangan sistem pembelajaran yaitu: Four

D Model, dari Thiagarajan Semmel and Semmel (1974),

model umum pemecahan masalah kependidikan dari

Plomp (1982), Model Pengembangan Sistem

Pembelajaran dari Dick, Dick & Carey (1990) dan

ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation

dan Evaluation) (dalam Atwi Sparman, 2012: 104- 109).

Dari sekian banyak model pengembangan, dalam

penelitian pengembangan ini model ADDIE digunakan

mengembangan modul pelatihan karya tulis ilmiah

berbasis andragogi hal ini dikarenakan ADDIE

merupakan model berorientasi sistem, sudah familier di

kalangan para praktisi pendidikan, langkah-

langkahnya lebih sederhana sehingga karena prosedur

kerjanya sistematik, yakni pada setiap langkah selalu

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

47

mengacu pada langkah sebelumnya yang sudah

diperbaiki, sehingga diperoleh produk yang efektif

(Branch, 2009:1). Pemilihan model ADDIE sebagai

model pengembangan ini juga didasarkan pada

pendapat Molenda (2008: 108) dan Atwi Suparman

(2012: 108). Secara skematik, model pengembangan

ADDIE dapat dilihat dalam gambar 2.1.

Branch (2009: 2) menjelaskan bahwa model

ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation

dan Evaluation (ADDIE) merupakan sebuah model

pengembangan produk melalui tahap Analysis, Design,

Development, Implementation dan Evaluation.

1) Tahap Analisis (Analysis).

Tahap analisis merupakan tahap yang sangat

penting, karena tahap ini dibuat sebelum membuat

rencana pengembangan dan pelaksanaan

Gambar 2.1 Model Pengembangan ADDIE

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

48

pengembangan. Pada tahap ini ada tiga jenis kegiatan

yang harus dilakukan oleh penulis yaitu:

a) Analisis kompetensi atau kinerja, yaitu mencoba

memahami dan mengukur tingkat kedalaman

kompetensi atau kinerja yang dituntut oleh

kurikulum.

b) Analisis kebutuhan, dilakukan dengan membuat

peta kompetensi yang dituangkan dalam bentuk

bagan melalui penjabaran kompetensi yang ada

dalam kurikulum menjadi kompetensi-kompetensi

khusus dan kemudian menentukan urutannya.

Bagan tersebut kemudian dapat ditentukan topik-

topik atau pokok bahasan yang menjadi judul bab

dari buku pelajaran yang akan ditulis.

2) Tahap Perancangan (Design).

Tahap ini dikenal dengan istilah membuat

rancangan (blue print), ibarat bangunan maka sebelum

dibangun harus ada rancang bangun diatas kertas

terlebih dahulu. Kegiatan perancangan, yang mencakup

tiga kegiatan yaitu (a) menyusun outline, (b)

menentukan sistematika dan (c) merancang evaluasi.

a) Penyusunan Kerangka Struktur Modul (Outline).

Berdasarkan peta kompetensi disusunlah

kerangka isi modul, yang menggambarkan keseluruhan

isi materi yang tercakup dalam modul pelatihan

tersebut serta urutan penyajiannya. Outline modul

pelatihan sebaiknya memuat (1) judul bab/bagian

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

49

modul, bila perlu sampai sub babnya, (2) komponen

modul secara lengkap seperti pendahuluan, uraian dan

penutup; (3) aspek-aspek pembelajaran yaitu: tujuan,

materi, metode dan evaluasi yang ada dalam buku

pelajaran tersebut.

b) Penentuan Sistematika.

Penulis menentukan sistematika modul yang

akan ditulis serta menentukan urutan strategi

penyajian materi dan jenis ilustrasi atau visualisasi

yang akan digunakan.

c) Perancangan Alat Evaluasi.

Penulis menentukan jenis dan alat evaluasi yang

digunakan. Dalam tahap ini penulis menentukan

berbagai jenis tugas dan latihan yang akan ada dalam

modul. Selain itu ditentukan pula uji kompetensi yang

akan digunakan dalam modul.

3) Tahap Pengembangan (Development).

Tahap ini terdiri atas empat langkah yaitu (a) pra

penulisan, (b) penulisan draft, (c) review-edit, dan (d)

revisi.

a) Pra-penulisan.

Langkah awal dalam tahap pengembangan yaitu

melalui kajian referensi dan bahan-bahan pustaka

lainnya. selain itu penulis juga perlu menyiapkan

segala keperluan menulis.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

50

b) Penulisan draft.

Penulisan draf modul dilakukan apabila

penelusuran referensi sudah dirasa cukup dan segala

keperluan yang diperlukan sudah tersedia. Penulisan

dilakukan bagian demi bagian sesuai kerangka yang

telah disusun.

c) Penyuntingan atau review-edit.

Penulis melakukan penyuntingan sendiri sebelum

tulisannya disunting pihak ahli. Draft modul pelatihan

yang telah di lay-out selanjutnya dikaji oleh tim ahli

yang terdiri atas ahli kurikulum, ahli bidang studi,

pengembangan pembelajaran, ahli evaluasi pendidikan,

ahli perbukuan dan tenaga pengajar yang

berpengalaman. Mereka akan melakukan evaluasi

formatif dalam rangka memberikan saran dan masukan

bagi penyempurnaan draft modul pelatihan. Evaluasi

dan pengkajian terutama diarahkan pada aspek isi,

penyajian, ilustrasi dan kualitas fisik. Melalui

penyuntingan ini maka buku akan terhindar dari

adanya kesalahan baik kesalahan konsep maupun

kesalahan kebahasaaan.

d) Revisi

Revisi dilakukan sesuai dengan masukan dari

penyunting terhadap semua aspek modul pelatihan

baik isi, metode penyajian, ilustrasi, kelengkapan dan

kualitas fisiknya. Setelah revisi selesai dilakukan, maka

selanjutnya dilakukan proses pengolahan naskah yaitu

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

51

pengaturan teks, judul dan sub judul dan ilustrasi

dalam satu proses produksi.

4) Tahap Implementasi (Implementation)

Setelah kegiatan penulisan naskah modul

menghasilkan suatu naskah final langkah selanjutnya

dilakukan uji coba dan/atau langsung digunakan

untuk memperoleh masukan dari pihak-pihak yang

berkepentingan dengan modul pelatihan langkah yang

dilakukan adalah uji coba terbatas. Pihak yang

diharapkan berpartisipasi dalam uji coba adalah

pembelajar calon pengguna, tenaga pengajar, dan

teman sejawat. Uji coba kepada pembelajar dibedakan

dalam dua cara, yaitu dengan one to one dan dengan

cara terintegrasi dalam kelas (klasikal).

a) Cara one to one dilakukan dengan cara dipilih

sejumlah pembelajar dari kelas yang sesuai dengan

modul pelatihan yang di uji coba, yang secara sukarela

mau membantu. Selanjutnya pembelajar diminta untuk

menggunakan mempelajari modul pelatihan dan

menjawab pertanyaan yang ada. Setelah diberikan

waktu yang cukup pembelajar kemudian diminta

mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan

tentang lamanya waktu yang diperlukan untuk

mempelajarinya, tingkat kesulitan bahasa, kata-kata

yang tidak mereka pahami, ilustrasi, formatnya, dan

sebagainya.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

52

b) Cara klasikal dilakukan menggunakan beberapa

kelas, dari beberapa sekolah. Selanjutnya tenaga

pengajar dan pembelajar diminta untuk

mempergunakan buku pelajaran yang diujicobakan.

Mereka boleh mempelajarinya di sekolah atau di

rumah. Pada akhir kegiatan, pembelajar diminta

menjawab kuesioner tentang modul tersebut. Jawaban

digunakan sebagai dasar untuk menganalisis. Selain

itu diperlukan pula informasi dari tenaga pengajar

tentang kinerja siswa, serta informasi balikan dari

tenaga pengajar tentang isi, metode penyajian, ilustrasi,

kelengkapan, dan kualitas fisik modul tersebut.

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Setelah di uji coba dan digunakan, modul perlu

dievaluasi menyangkut efektivitasnya. Evaluasi ini

biasanya dilakukan oleh pihak ketiga yang independen.

Hasil evaluasi digunakan oleh pengguna untuk

kepentingan pembuatan keputusan. Evaluasi mengenai

kualitas modul ini sebaiknya mengundang partisipasi

pihak-pihak yang terkait secara luas. Pihak-pihak yang

perlu diperhatikan pendapatnya dalam evaluasi buku

ini adalah pembelajar calon pengguna modul, tenaga

pengajar, dan penulis modul, serta para pakar.

2.2.6 Modul Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Berbasis

Andragogi Berbantuan CMS Moodle

Pengembangan modul pelatihan karya tulis

ilmiah berbasis andragogi berbantuan CMS Moodle

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

53

dalam penelitian ini adalah konkretisasi teori yang

dibangun berdasarkan karakteristik modul pelatihan

Ditjen PMPTK (2008: 3), prinsip-prinsip andragogi

Sudjana (2007: 2) dan Haris Mudjiman (2011: 163),

Moodle (Limongelli, Sciarrone, & Vaste, 2011: 2) sebagai

delivery system dalam web-based instruction (Branch,

2009: 2) serta materi karya tulis ilmiah sebagai

komponen pengembangan keprofesian berkelanjutan

(PKB) yang berisi konstruk, tujuan serta langkah-

langkah pengembangan modul. Lima langkah

pengembangan modul menurut Branch, 2009 seperti

telah diuraikan pada bagian model pengembangan

modul pelatihan berbasis andragogi adalah: a)

menganalisis, b) merancang, c) mengembangkan dan

memproduksi, d) mengimplementasi, e) mengevaluasi.

Pada langkah mengembangkan modul dalam model

ADDIE kemudian dipadukan dengan andragogi sebagai

sebuah modul pelatihan dalam sistem pelatihan online

(Bryson, Reeves, Fransler, dan Houlen, Knowles,1980).

Berdasarkan orientasi ketiga teori tersebut di

atas, yaitu teori model pengembangan (Branch, 2009:

2), prinsip-prinsip andragogi Sudjana (2007: 2) dan

Haris Mudjiman (2011: 163), Moodle (Limongelli,

Sciarrone, & Vaste, 2011: 2) sebagai delivery system

dalam web-based instruction (Branch, 2009: 2), maka

konstruk modul pelatihan karya tulis hasil PTK

berbasis andragogi berbantuan CMS Moodle adalah

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

54

rancangan sistematis kegiatan pelatihan guru secara

aktif mengeksplorasi dan mengolah informasi yang

terdapat dalam portal Moodle, yang didorong oleh

motivasi untuk mengatasi defisit kompetensi guru

dalam menulis karya tulis ilmiah.

Langkah-langkah pengembangan modul pelatihan

karya tulis hasil PTK berbasis andragogi berbantuan

CMS Moodle yaitu :

1. Menganalisa

Langkah pertama yang dilakukan dalam

mengembangkan modul pelatihan ini, adalah

memahami dan mengukur tingkat kedalaman

kompetensi yang dituntut oleh kurikulum. Identifikasi

tujuan ini berangkat dari kebutuhan pembelajar

selanjutnya penulis melakukan analisis pembelajaran

dengan membuat peta kompetensi disertai dengan

topik-topik atau pokok bahasan yang menjadi judul

bab dari buku pelajaran yang akan ditulis.

2. Perancangan (Design)

Dalam langkah ini penulis membuat rancangan

(blue print) berdasarkan peta kompetensi yang

menggambarkan keseluruhan isi materi serta urutan

penyajian, menentukan sistematika modul dan urutan

strategi penyajian materi serta visualisasi yang

digunakan, merancang media, merancang evaluasi

yang meliputi tugas dan latihan serta uji kompetensi

yang akan digunakan dalam modul.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

55

3. Pengembangan (Development)

Setelah membuat rancangan langkah selanjutnya

mengembangkan dan memproduksi modul yang

dimulai dengan membuat (a) pra penulisan, (b)

penulisan draft, (c) review-edit, dan (d) revisi. Dalam

konteks pengembangan modul ini, pelatihan karya tulis

ilmiah hasil PTK berbentuk multimedia (teks, gambar

dan hypertext) yang diupload di portal CMS Moodle.

Bahan pelatihan yang digunakan disiapkan oleh pelatih

namun peserta pelatihan bebas mengakses bahan-

bahan pendukung secara mandiri.

4. Implementasi (Implementation)

Sesudah naskah modul final langkah selanjutnya

dilakukan ujicoba untuk memperoleh masukan melalui

ujicoba terbatas. Uji coba dilakukan dengan memilih

sejumlah guru yang bisa menguasai IT, Selanjutnya

trainer dan pembelajar diminta untuk mempergunakan

modul pelatihan yang diujicobakan dengan mengakses

di portal CMS Moodle. Di akhir pelatihan, pembelajar

diminta menjawab kuesioner tentang kinerja

pembelajar, serta informasi balikan dari pembelajar

tentang isi, metode penyajian, ilustrasi, kelengkapan,

dan kualitas fisik modul tersebut.

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Setelah dilakukan uji coba selanjutnya dilakukan

evaluasi menyangkut efektivitas modul pelatihan oleh

pembelajar calon pengguna modul, tenaga pengajar,

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

56

dan penulis modul, serta para pakar untuk

kepentingan pembuatan keputusan mengenai kualitas

modul.

2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam rangka membangun kerangka berpikir

dan mengembangkan model hipotetik dalam penelitian

dan pengembangan ini, penulis melakukan kajian

terhadap hasil-hasil penelitian yang relevan. Baik

penelitian yang berkaitan dengan adragogi, penelitian

tentang pembelajaran berbasis e-learning, maupun

penelitian tentang modul pelatihan. Berikut paparan

tentang hasil-hasil penelitian-penelitian relevan

tersebut.

Penelitian relevan berkaitan dengan andragogi

diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Laurie C.

Blondy (2007:116-130) penelitiannnya yang berjudul

Evaluation and Application of Andragogical Assumptions

to the Adult Online Learning Environment, menemukan

bahwa penerapan andragogi dapat menciptakan

pembelajaran yang berpusat pada pendekatan

pendidikan online.

Wenny Hulukati (2010) melakukan penelitian dan

pengembangan tentang Pengembangan Model Bahan

Belajar Mandiri Berbasis Andragogi Untuk

Meningkatkan Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini.

Temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini yang

menyebutkan bahwa: (1) model bahan belajar mandiri

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

57

berbasis andragogi lebih efektif dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik dan profesional pendidik PAUD;

(2) model bahan belajar mandiri berbasis andragogi

efektif untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan

profesional pendidik PAUD dengan rincian: (1) Fresidu

> Ftabel atau 64,1 >7,68, (b) peningkatkan kompetensi

profesional menunjukkan Fresidu > Ftabel atau 38,7 >

7,68, (2) peningkatkan kompetensi pedagogik dan

profesional menunjukkan Fresidu > Ftabel atau 86,6 >

7,68.

Ayu Nurchinta, Danang Tandyonomanu (2015: 1)

menulis laporan kuantitatif berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Andragogi untuk Meningkatkan Hasil

Mata Diklat Pemetaan Keluarga Sejahtera Di Bidang

Pelatihan Dan Pengembangan BKKBN Provinsi Jawa

Timur. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan

model pembelajaran andragogi di Bidang Pelatihan dan

Pengembangan BKKBN Provinsi Jawa Timur dapat

meningkatkan hasil mata diklat Pemetaan Keluarga

Sejahtera dengan t hitung lebih besar dari t tabel atau

thitung 5,482 > ttabel 2,074. Artinya bahwa kelas A

sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran andragogi terdapat

kenaikan hasil belajar yang signifikan, dibandingkan

kelas B sebagai kelas kontrol yang menggunakan model

pembelajaran konvensional. Temuan penelitian ini

mendukung penelitian pengembangan pembelajaran

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

58

berbasis andragogi yang akan dilakukan oleh penulis,

khususnya tentang variabel andragogi. Perbedaannya

terletak pada perlakukan yang dilakukan, yaitu

menggunakan CMS Moodle sebagai medianya.

Temuan penelitian dari Laurie C. Blondy (2007),

Wenny Hulukati (2010), Ayu Nurchinta, Danang

Tandyonomanu (2015) merupakan temuan utama dan

sangat mendukung penelitian Pengembangan Modul

Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Andragogi

Berbantuan CMS Moodle yang dikembangkan.

Utamanya pada variabel andragogi yang berbeda secara

signifikan dengan pembelajaran tatap muka. Namun

pada penelitin pengembangan ini variabel andragogi

dikaitkan dengan variabel dampak (variabel Y) yaitu

kompetensi guru SD.

Berkaitan dengan e-Learning dan CMS Moodle,

Ramayah (2010: 96) melakukan penelitian quantitative

survey tentang the role of voluntariness in distance

education students’ usage of a course website. Temuan

yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah: 1) bahwa

gambaran (persepsi) kemudahan penggunaan sistem

perkuliahan berdampak signifikan terhadap

penggunaan perkuliahan berbasis website (β =0.488, p<

0.01). 2) bahwa gambaran tersebut berdampak

signifikan terhadap penggunaaan perkuliahan berbasis

website (β = 0.356, p< 0.01). Berarti bahwa hipotesis

diterima. Berikutnya, Burhanuddin (2011: 70)

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

59

melakukan penelitian tentang pengembangan e-learning

dengan moodle sebagai alternatif media pembelajaran

berbasis internet menemukan hasil: 1) e-learning

sekolah dengan CMS Moodle yang telah dikembangkan

dapat dikatakan sudah baik, 2) Hasilnya diolah secara

deskriptif persentase. Hasil checklist yang dilihat dari 2

aspek yaitu desain pembelajaran dan komunikasi

visual, menunjukan e-learning ini termasuk dalam

kategori baik dengan persentase dalam desain

pembelajaran, guru 89% dan siswa 82,13%. sedangkan

dalam komunikasi visual, guru 87,35% dan siswa

80,3%, 3) Guru harus proaktif untuk menggunakan

media ini secara keseluruhan.

Girard & Pinar (2011: 27) melakukan penelitian

survei kuantitatif dengan sampel 98 mahasiswa dari

Northeastern part of the United States. Temuan yang

dihasilkan dalam penelitian ini adalah: 1) Keseluruhan

nilai rata-rata yang menjadi parameter penelitian

menunjukkan angka lebih tinggi secara signifikan

dengan tingkat kepercayaan 99% ( p < 0,01). 2) Analisis

korelasi Pearson menggambarkan bahwa jumlah modul

yang telah diselesaikan berkorelasi secara signifikan

dengan prestasi belajar mahasiswa (r = 0,63) dan nilai

tugas setiap modul (r = 0,66) pada tingkat kepercayaan

99 % ( p < 0,01), 3) Tingkat kehadiran mahasiswa

berkorelasi positif dan signifikan dengan nilai tugas

setiap modul (r = 0,30) dan nilai mata kuliah (r = 0,62 ;

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

60

p< 0,01). Selanjutnya, Chao, Hwu & Chang (2011: 311)

melakukan penelitian eksperimen dengan sampel

sebesar 128 mahasiswa, terdiri dari 3 kelompok/team.

Kelompok A (n=40 mahasiswa), B (n=46 mahasiswa)

dan C (n=42 mahasiswa). Temuan yang dihasilkan

dalam penelitian ini adalah: 1) Secara umum Kelompok

A dalam mengikuti ujian akhir pembelajaran lebih

sukses dibandingkan Kelompok B dan C. 2) Pengujian

dengan menggunakan teknik ANCOVA pada taraf

signifikansi α=0.05, diperoleh hasil F = 21.85,p ≤ 0.05.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa efektivtas pembelajaran

Kelompok A lebih tinggi secara signifikan dibandingkan

dengan Kelompok C, 3) Mahasiswa Kelompok A lebih

efektif dalam belajar. Penyimpulan utama ini

berdasarkan temuan bahwa mereka memiliki

kesempatan lebih untuk sharing pengetahuan dan

interaksi belajar. Poppy Yaniawati (2012: 381)

melakukan penelitian pengembangan dengan tujuan

menghasilkan suatu model e-learning. Hasil Penelitian

berupa (1) gambaran kondisi pedesaan untuk

mengembangkan model pembelajaran berbasis e-

learning; pada umumnya menggunakan jaringan

modem internet, (2) prasyarat berjalannya e-learning

optimal, (3) model pembelajaran dengan sistem e-

learning menggunakan aplikasi Moodle berjalan secara

efektif.

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

61

Temuan penelitian Ramayah (2010);

Burhanuddin (2011), Chao, Lin Hwu & Cheng Chang

(2011) dan Poppy Yaniawati (2012) mendukung

pengembangan model pelatihan menggunakan e-

leraning CMS Moodle yang dilakukan penulis.

Berikutnya, penelitian relevan berkaitan dengan

modul pelatihan antara lain; Sukisman, P. (2013: 1)

dengan judul Pengembangan Modul Pelatihan Berbasis

Blended Learning untuk meningkatkan Keterampilan

Inkuiri dan Scaffolding Guru Kimia, menunjukkan

bahwa hasil analisis kualitatif dari need assessment

dan telaah pustaka menetapkan karakteristik modul

berdasarkan tiga kriteria utama, yaitu desain

instruksional, desain teknis, dan konten (kelayakan isi).

Hasil penilaian modul menunjukkan bahwa modul yang

disusun termasuk dalam kategori sangat baik (Nilai

akhir = .275,2, Mi = 204, SDi = 45,33). Hal ini berarti

modul, setelah dilakukan revisi dapat digunakan

sebagai modul pelatihan untuk meningkatkan

keterampilan inkuiri dan scaffolding guru-guru kimia.

Budiyono Herman, Rubiati, Agus Setyonegoro

(2014: 7) meneliti tentang Pengembangan Bahan

Pelatihan Desain Sistem Pembelajaran Bagi Guru

Bahasa Indonesia SMA. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: 1) secara keseluruhan, berdasarkan validasi

AMP, Bahan Pelatihan DSPBI-SMA memiliki kelayakan

materi sebesar 90,91% (sangat baik/layak). Dengan

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

62

demikian, modul Bahan Pelatihan DSPBI-SMA tersebut

layak untuk dipergunakan. 2) melalui fasilitas modul

dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru dan

akhirnya kompetensi profesionalismenya juga

meningkat.

Sedangkan, Fitzgerald & Adams (2016: 627)

meneliti tentang Design and Formative Evaluation of an

e-Learning Modul for Training Teachers to Integrate

Technology into Teaching. Menunjukkan bahwa modul

pelatihan e-learning dapat mengembangkan

pengetahuan guru tentang teknologi, pedagogi, dan

pengetahuan materi (TPACK). Modul dievaluasi dengan

76 guru dari dua sekolah menengah di Southern

California untuk menggunakan modul pelatihan, dan

20 menyelesaikan kuesioner (dengan 33 pertanyaan)

tentang pengalaman mereka. Hasil penelitian

menujukkan peserta memperoleh pengetahuan dan

keterampilan untuk menggunakan lab komputer,

mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran

dikelas.

Penelitian tentang andragogi telah banyak

dilakukan seperti telah dikemukakan pada review

setiap jurnal, Laurie C. Blondy (2007), Wenny Hulukati

(2010), Ayu Nurchinta dan Danang Tandyonomanu

(2015). Demikian juga penelitian tentang pembelajaran

berbasis e-learning juga telah banyak dilakukan, yaitu

penelitian yang dilakukan Ramayah (2010);

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

63

Burhanuddin (2011), Chao, Lin Hwu & Cheng Chang

(2011) dan Poppy Yaniawati (2012). Penelitian tentang

modul pelatihan juga telah banyak dilakukan,

diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Sukisman,

P (2013), Budiyono Herman, Rubiati, Agus Setyonegoro

(2014) dan Fitzgerald, A., & Adams, S. (2016). Namun

penelitian-penelitian dengan variabel andragogi untuk

meningkatkan kompetensi guru dalam jurnal yang

telah direview oleh penulis lebih dominan sebagai

penelitian korelasional dan eksperimental saja.

Kalaupun ada penelitian model andragogi itupun model

konseptual yang hakikatnya berbeda dengan model

prosedural yang akan dikembangkan dalam

Pengembangan modul pelatihan karya tulis ilmiah

berbasis andragogi berbantuan CMS Moodle. Demikian

juga belum dilakukan penelitian yang secara spesifik

mengembangkan modul berbasis andragogi untuk

mengembangkan kompetensi guru.

2.4 Kerangka Berpikir

Studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 4

orang yaitu 1 Pengawas SD, 1 Kepala Sekolah dan 2

Guru SD yang berada dijajaran UPTD Dikdas dan LS

Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali

menemukan: 1) guru mengalami keterbatasan buku/

sumber belajar, (2) guru kurang waktu untuk

mengikuti pelatihan dikarenakan sibuk dengan

tugasnya sebagai guru serta urusan keluarga, (3) guru

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

64

memiliki kompetensi rendah dalam menulis karya tulis

ilmiah, (4) metode pelatihan yang diadakan belum

efektif.

Temuan tentang defisit kompetensi guru dalam

menulis karya tulis ilmiah menjadi entry point dalam

mengembangkan modul pelatihan yang mampu

meningkatkan kompetensi guru SD.

Dalam rangka memperbaiki kompetensi guru SD

dalam menulis karya tulis ilmiah, sesungguhnya secara

normatif komponen modul seperti telah dijabarkan di

atas, dapat dijadikan panduan dalam mengembangkan

modul pelatihan. Modul pelatihan dirancang dan

dilakukan berbasis andragogi. Sebagaimana halnya

hakikat andragogi, maka pelatihan dilakukan secara

mandiri.

Sedangkan media pelaksanaan pelatihan yang

selaras dengan karakteristik guru SD yang notabene

adalah guru SD dalam jabatan, dibutuhkan teknologi

media pembelajaran yang memungkinkan para guru

melaksanakan kegiatan pelatihan tanpa mengganggu

tugas mengajar mereka. Teknologi media pembelajaran

mutakhir yang secara potensial memberikan

kesempatan kepada guru SD salah satunya adalah

CMS Moodle. CMS Moodle merupakan software untuk

membuat materi pelatihan online (berbasis web),

mengelola kegiatan pembelajaran dan hasil-hasilnya,

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

65

memfasilitasi interaksi, komunikasi, kerjasama antar

pelatih dan peserta.

Pelatihan berbasis andragogi berbantuan CMS

Moodle memungkinkan peserta pelatihan (guru) secara

aktif didorong oleh niat menguasai kompetensi,

mengakses materi-materi perkuliahan, mengerjakan

tugas dan melakukan evaluasi secara mandiri. Software

ini sudah familier dikalangan praktisi pendidikan,

bersifat open source, mudah digunakan oleh pelatih dan

peserta pelatihan karena tidak menuntut ICT literacy

yang tinggi. Secara empirik berbagai hasil penenlitian

menunjukkan bahwa CMS Moodlee mampu

meningkatkan efektivitas belajar guru SD. Secara

skematik, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

dicermati melalui Gambar 2.2.

Model kerangka pikir seperti tersebut dalam

gambar 2.2 di atas, menggambarkan alur logis

pemecahan permasalahan dalam penelitian dan

pengembangan ini.

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

66

Seperti telah dikemukakan pada bagian

identifikasi masalah, bahwa permasalahan utama

dalam penelitian ini adalah: 1) guru mengalami

keterbatasan buku/sumber belajar, (2) guru kurang

waktu untuk mengikuti pelatihan dikarenakan sibuk

dengan tugasnya sebagai guru serta urusan keluarga,

(3) guru memiliki kompetensi rendah dalam menulis

karya tulis ilmiah, (4) metode pelatihan yang diadakan

belum efektif.

Bagan 2.2 Skema kerangka berpikir penelitian pengembangan modul pelatihan

berbasis andragogi menggunakan CMS Moodle

Defisit

kompetensi

guru SD

dalam menulis

karya ilmiah

Tujuan pengembangan Modul

Pelatihan Berbasis Andragogi:

mengantarkan guru-guru SD memiliki

keterampilan menulis karya tulis

ilmiah

LMS Moodle

1. Panduan pelatih dan peserta

pelatihan

2. Learning Object Materials (LOM)

3. Program mapping

4. Pelatihan On-line dan assignment

5. Tes online

Kompetensi

guru SD

dalam

menulis

karya tulis

Ilmiah

meningkat

Desain komponen

pelatihan

1. Tujuan Umum Pelatihan

2. Materi Pelatihan

3. Metode Pelatihan\

4. Media Pelatihan

5. Evaluasi Pelatihan

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

67

Bertitik tolak dari permasalahan di atas, perlu

diupayakan pemecahan permasalannya. Berbagai

kajian teoretik telah dilakukan, utamanya kajian

tentang desain model-model penelitian dan

pengembangan, kajian tentang pengembangan modul

pelatihan berbasis andragogi dan berbagai kajian

penelitian yang telah dilakukan. Baik dalam jurnal

nasional maupun internasional. Berbagai kajian

tersebut mengarah kepada upaya pemecahan masalah

menggunakan komponen modul pelatihan

menggunakan teknologi penyampaian materi CMS

Moodle.

Berbekal kajian teoretik yang telah ada, temuan-

temuan penelitian dalam jurnal ilmiah, maka

dikembangkan model hipotetik pengembangan modul

pelatihan karya tulis ilmiah berbasis andragogi

menggunakan LMS Moodle, seperti dipaparkan pada

bagian 2.5.

1.5 Produk Hipotetik

Seperti juga telah dipaparkan pada bagian model

pengembangan modul pelatihan, orientasi teoretik yang

utama dalam pengembangan pada penelitian dan

pengembangan modul pelatihan karya tulis ilmiah

berbasis andragogi berbantuan CMS Moodle ini adalah

model ADDIE dan teori komponen modul pelatihan

berbasis andragogi dari Daryanto (2013: 25) .

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru SD · 2017. 12. 14. · pengertian kompetensi guru, dikemukakan terlebih dahulu pengertian kompetensi secara umum. Sagala (2011: 23) mengemukakan

68

Kemudian CMS Moodle digunakan sebagai media

penyampaian pelatihan.

Kelima langkah model pengembangan menurut

ADDIE ini dipadukan dengan komponen-komponen

modul. Dari temuan kesenjangan kompetensi guru SD

dalam menulis karya tulis ilmiah, bagan alur model

ADDIE dan komponen modul pelatihan dari Daryanto

yang diintegrasikan dalam CMS Moodle, maka dapat

dikemukakan pengembangan produk hipotetik modul

modul pelatihan karya tulis ilmiah berbasis andragogi

menggunakan CMS Moodle berikut:

Assignment Teori 2

Kompetensi 2 Assignment Praktik

2

BAGIAN AWAL

(Judul Bahan

Ajar)

BAGIAN PENDAHULUAN

BAGIAN PEMBELAJARAN

Materi untuk Indikator 2

Materi untuk Indikator 1 Materi untuk Indikator

….

Assignment Teori 1 Assignment Teori

…..

Kompetensi … Assignment Praktik 1

Assignment Praktik

KUNCI JAWABAN

BAGIAN EVALUASI

DAFTAR PUSTAKA

Bagan 2.3 Skema pengembangan produk hipotetik

PRODUK HIPOTETIK

Pengembangan Modul Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Andragogi

menggunaakan CMS Moodle