BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori -...

27
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Dalam kajian teori ini berisi tentang Pendekatan saintifik, Pengembangan Pembelajaran ASSURE (Analyze Leaner, State Standars and Objacctives, Select Strategies, Technology, Media, and Materials, Utillize Techology, Media, and Material, Require Learner Participation, Evaluate and Revise), IPA dan hasil belajar. 2.1.1 Pengertian Pendekatan Saintifik Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. (Lazim,2014:1) Kemendikbud (2013) pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, menalar, mencoba/mencipta, menyajikan/mengkomunikasikan. Menurut (Daryanto 2014:51) pendekatan saintifik dimaksudkan utnuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendektan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Dari beberapa pendapat diatas maka pendekatan saintifik dapat diartikan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dirancang oleh guru agar peserta didik membangun pengetahuannya secara aktif dengan proses pembelajaran sebagai berikut: mengamati, menanya, menalar, mencoba, mencipta.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian teori

Dalam kajian teori ini berisi tentang Pendekatan saintifik, Pengembangan

Pembelajaran ASSURE (Analyze Leaner, State Standars and Objacctives, Select

Strategies, Technology, Media, and Materials, Utillize Techology, Media, and

Material, Require Learner Participation, Evaluate and Revise), IPA dan hasil

belajar.

2.1.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran

yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk

konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk

mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan

atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum

atau prinsip yang ditemukan. (Lazim,2014:1)

Kemendikbud (2013) pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam

pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, menalar,

mencoba/mencipta, menyajikan/mengkomunikasikan. Menurut (Daryanto

2014:51) pendekatan saintifik dimaksudkan utnuk memberikan pemahaman

kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan

pendektan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja tidak

bergantung pada informasi searah dari guru.

Dari beberapa pendapat diatas maka pendekatan saintifik dapat diartikan

suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dirancang oleh guru agar peserta didik

membangun pengetahuannya secara aktif dengan proses pembelajaran sebagai

berikut: mengamati, menanya, menalar, mencoba, mencipta.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

8

2.1.1.1 Karakteristik Pendekatan Saintifik

Menurut Lazim (2014:2) Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa.

b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,

hukum atau prinsip.

c. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa.

d. Dapat mengembangkan karakter siswa.

2.1.1.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Menurut Daryanto (2014:58) Beberapa prinsip pendekatan saintifik

dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran berpusat pada siswa

b. Pembelajaran membentuk students’ self concept

c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme

d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa

f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam

komunikasi

h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

9

2.1.1.4 Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Menurut Zalim (2014:4). Pendekatan saintifik dalam pembelajaran

disajikan sebagai berikut:

a. Mengamati (observing)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan

mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan

rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki

kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran

sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru

membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan

pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka

untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu

benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih

kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

b. Menanya (Questioning)

Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan

pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai

kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain

yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan

yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan

pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan

pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan

pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan.

Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan

pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

10

pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Kompetensi yang diharapkan dalam menanya adalah mengembangkan

kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk

membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang

hayat.

c. Menalar (Associating)

Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun

2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari

hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati

dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan

dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki

pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan

untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya,

menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan

adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta

deduktif dalam menyimpulkan. Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan

menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris

yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan

pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran

asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan

mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk

kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.

d. Mencoba (Experimenting)

Mencoba (experimenting) dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai

ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas

pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

11

a) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar

menurut tuntutan kurikulum

b) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan

harus disediakan.

c) Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen

sebelumnya;.

d) Melakukan dan mengamati percobaan

e) Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data

f) Menarik simpulan atas hasil percobaan.

g) Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

e. Mengkomunikasikan (Networking)

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan

ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan

dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil

tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta

didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan”

dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud

Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun

kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap

jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat

dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik

dan benar.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

12

observing (Mengamati)

Questioning (Menanya)

Associating (Menalar)

Experimentil (Mencoba)

Networking (Membentuk

Jejaring)

Gambar 2.1

Bagan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Sumber: Pendekatan Pembelajaran saintifik kurikulum 2013.Daryanto(2014:59)

2.1.1.5 Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran

Menurut Daryanto (2014:81). Kegiatan pembelajaran meliputi tiga

kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup:

Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah

memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai

yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa.

Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu

konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami

kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan.

Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya

konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui

langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.

Kegiatan penutup, ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi

terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua,

pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.

2.1.2 Pengembangan Pembelajaran ASSURE

Dalam Pengembangan Pembelajaran ASSURE akan dijelaskan beberapa

hal meliputi Pengertian Pengembangan Pembelajaran ASSURE, Langkah-langkah

Pengembangan Pembelajaran ASSURE, kelebihan pengembangan pembelajaran

ASSURE

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

13

2.1.2.1 Pengertian Pengembangan Pembelajaran ASSURE

Menurut Smaldino, Lowther dan James (2011) Pengembangan

Pembelajaran ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa

membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan

tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Menurut Heinichi,Moelenda

dan Russel dalam susilana dan riyana (2009:81) ASSURE mengandung makna

dari masing-masing huruf, yaitu Analyze Learner , State Standards And

Objectives, Select Strategies, Technology, Media, And Materials,Utillize

Techology, Media, and Material, Require Learner Participation, Evaluate and

Revise.

Dari kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa ASSURE

merupakan suatu prosedur pengembangan perencanaan pembelajaran yang terdiri

dari tahapan Analyze Learner , State Standards And Objectives, Select Strategies,

Technology, Media, And Materials,Utillize Techology, Media, and Material,

Require Learner Participation, Evaluate and Revise, dimana prinsip kerjanya

mempertimbangkan sisi pembelajar, materi yang akan dipelajari dengan kesesuain

media yang akan digunakan.

2.1.2.2 Langkah-Langkah Pengembangan Pembelajaran ASSURE

Dalam penerapan model pembelajaran ASSURE dalam proses belajar

mengajar, Sharon dkk (2011:110) mengatakan bahwa model pembelajaran

ASSURE memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menganalisis Pembelajaran (Analyze Learner)

Langkah pertama dalam merencanakan mata pelajaran adalah

mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik pemelajar yang disesuaikan

dengan hasil-hasil belajar. Informasi ini akan memandu pengambilan keputusan

saat merancang mata pelajaran. Area-area kunci yang harus dipertimbangkan

selama analisis pembelajaran meliputi:

a) Karakteristik umum

Menurut Slameto (2012:5) secara umum peserta didik SD

memiliki empat karatkteristik yaitu: senang bermain, senang bergerak,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

14

senang bekerja dalam kelompok, senang merasakan atau memperagakan

secara langsung.

b) Kompetensi dasar spesifik (pengetahuan, kemampuan, dan

sikap)

Menurut Asrori (2009:81) karaktersitik khusus berkaitan

dengan pengetahuan, skill dan sikap tertentu yang dimiliki siswa. Lebih

lanjut Asrori menyatakan bahwa secara psikologi anak pada jenjang

pendidikan awal menuntut informasi yang konkrit, jelas tidak

verbalistik, sederhana dan diperlukan pola pembelajran yang lebih

menyenangkan yang juga penting pembelajran sesuai dengan

ketrampilan berfikir siswa.

Dalam buku perkembangan peserta didik oleh Ingridwati

kurnia menuliskan tahap perkembangan kognitif piaget dianatarnya

tahap ketiga : konkret operasional (7-11 tahun) pada masa ini anak sudah

bisa melakukan berbagai macam tugas mengkonservasi angka melalui

tiga macam proses operasi yaitu:

a) Negasi sebagai kemampuan anak dalam mengerti proses yang

terjadi diantara kegiatan dan memahami hubungan antar

keduanya

b) Resprokasi sebagai kemampuan untuk melihat hubungan

timbal balik

c) Identitas dalam mengenali benda-benda yang ada

c) Gaya belajar.

Menurut Asrori (2009:221) berdasarkan kemampuan yang

dimiliki otak dalam menyerap, mengelola dan meyampaikan

informasi,maka cara belajar individu dapat dikelompokan kedalam tiga

gaya belajar.yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditif, gaya belajar

kinestetik

Menurut DePorter & Hernacki ,(2001) dalam Asrori(2009:221)

ciri-ciri perilaku belajar sesuai dengan masing—masing gaya belajar

tersebut adalah:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

15

Ciri-ciri karakteristik perilaku gaya belajar visual:

a) Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang

didengar

b) Mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual

c) Sulit menerima instruksi verbal sehingga seringkali minta

instruksi secara tertulis

d) Biasanya tidak mudah tergangu oleh keributan atau suara

berisik ketika sedang belajar

e) Memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik

f) Merupakan pembaca yang cepat dan tekun

g) Lebih suka membaca daripada dibacakan

h) Mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik

i) Teliti dan rinci

j) Mementingkan penampilan

k) Dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, cenderung

bersikap waspada dan membutuhkan penjelasan secara

menyeluruh

l) Jika sedang berbicara di telepon suka membuat coretan-coretan

tanpa arti selama berbicara

m) Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain

n) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya”

atau “tidak”

o) Lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato

p) Lebih tertarik pada bidang seni lukis, pahat, dan gambar

daripada musik

Ciri-ciri karakteristik gaya belajar auditif :

a) Jika membaca maka lebih senang membaca dnegan suaru keras

b) Lebih senang mendengarkan daripada membaca

c) Sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja

d) Mudah tergangu oleh kerubutan atau suara berisik

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

16

e) Dapat mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna

suara

f) Mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat

pandai dalam menceritakannya

g) Berbicara dalam irama yang terpola dengan baik

h) Berbicara dengan sangat fasih

i) Lebih menyukai seni musik dibandingkan seni lainnya

j) Lebih mudah belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa

yang didiskusikan daripada apa yang dilihat

k) Sencang berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu secara

panjang lebar

l) Mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas

yang berhubungan dengan visualisasi

m) Lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dnegan

keras daripada menuliskannya

n) Lebih suka humor atau gurauan lisan daipada membaca buku

humor/komik

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik

a) Berbicara dengan perlahan

b) Menanggapi perhatian fisik

c) Menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka

d) Berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain

e) Banyak gerak fisik

f) Memiliki perkembangna otot yangbaik

g) Belajar melalui praktek langsung

h) Menghafalkan sesuatu dengna cara berjalan atau melihat

langsung

i) Menggunakan jari untuk menunjuk kata yang sedang dibaca

j) Senang menggunakan bahasa tubuh

k) Tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang

lama

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

17

l) Sulit membaca peta keuali ia memang pernah ke tempat

tersebut

m) Pada umumnya tulisannya kurang bagus

n) Menyukai kegiatan atau permaian yang menyibukan secara

fisik

b. Menyatakan Standar dan Tujuan (State Standards And Objectives)

Langkah selanjutnya adalah menyatakan standar dan tujuan belajar

sespesifik mungkin. Adalah penting untuk memulai dengan kurikulum dan

teknologi. Tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan baik akan memperjelas tujuan,

perilaku yang harus ditampilkan, kondisi yang perilaku atau kinerja akan diamati,

dan tingkat yang pengetahuan atau kemampuan baru harus dikuasai siswa. Dalam

hal ini standar dan tujuan yang digunakan bersumber dari silabus Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) silabus kelas III tahun pelajaran 2013-2014

Tabel 2.1

Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) silabus kelas III

tahun pelajaran 2013-2014

SK : 4. Menerapkan konsep energi gerak

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Pencapaian Kompetensi

4.1 Mengidentifi

kaasi sumber

energi dan

kegunaanya.

Macam-

macam

sumber

energi

Pengunaan

energi.

Mengetahui sumber-sumber energi

yang terdapat di sekitar kita

Menunjukan adanya energi

berdasarkan pengamatan.

Menjelaskan tujuan penggunaan

sumber energi

Membedakan energi yang dapat

diperbaharui dan tidak dapat

diperbaharui

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

18

4.2 Menerapkan

cara

menghemat

energi dalam

kehidupan

sehari-hari

Pemanfaatan

energi

Mengetahui cara-cara penghematan

energi

c. Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Materi (Select Strategies,

Technology, Media, And Materials)

Setelah menganalisi pembelajar dan menyatakan standar dan tujuan

belajar, kita harus membuat titik permulaan (pengetahuan, kemampuan, dan sikap

terkini para siswa) dan titik akhir (tujuan belajar) dari pengajaran. Tugas kita

sekarang adalah membangun jembatan diantara kedua titik tersebut dengan

memilih strategi pengajaran, teknologi, dan media yang sesuai, kemudian

memutuskan materi untuk menerapkan pilihan-pilihan tersebut.

Hal diatas sejalan dengan pendapat Susilana dan Riyana (2009:70),

dimana pendekatan yang digunakan dalam mengkaji media adalah bagian integral

dari pendidikan yang akan sangat dipengaruhi beberapa kriteria sebagai berikut:

Gambar .2.2

Sumber : Media Pembelajaran,Hakikat,Pengembangan,Pemanfaatan, dan

Penilaian,Susilana dan Riyana,2009

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

19

d. Menggunakan Teknologi, Media, dan Material (Utilize Technology,

Media And Materials)

Tahap ini melibatkan perencanaan peran guru untuk menggunakan

teknologi, media, dan material untuk membantu para siswa mencapai tujuan

belajar. Dalam proses pelaksanaanya terdiri dari “5P”: mengulas (preview)

teknologi, media dan material; menyiapkan (prepare) teknologi, media dan

material; menyiapkan (prepare) lingkungan; menyiapkan (prepare) para

pembelajar; dan memberikan (provide) pengalaman belajar.

e. Mengharuskan Partisipasi Pembelajaran (Require Learner Parcipation)

Agar efektif pengajaran sebaiknya mengharuskan keterlibatan aktif

mental para pembelajar. Sebaiknya terdapat aktifitas yang memungkinkan mereka

menerapkan pengetahuan atau kemampuan baru dan menrima umpan balik

mengenai kesesuaian usaha mereka sebelum secara formal dinilai. Praktik

mungkin melibatkan periksa mandiri para siswa, pengajaran dibantu komputer,

kegiatan internet, atau kerja kelompok. Guru, komputer, para siswa lainnya, atau

evaluasi mandiri mungkin memberikan umpan balik.

f. Mengevaluasi dan Merevisi (Evaluate And Revise)

Setelah melaksanakan sebuah mata pelajaran adalah penting untuk

mengevaluasi dampaknya pada pembelajaran siswa. Penilaian ini sebaiknya tidak

hanya memeriksa tingkat dimana para siswa telah mencapai tujuan belajar, tetapi

juga memeriksa keseluruhan proses pengajaran dan dampak penggunaan

teknologi dan media. Sekiranya terdapat ketidak cocokan antara tujuan belajar dan

hasil-hasil siswa. Kita sebaiknya merevisi rencana mata pelajaran untuk

membahas area-area pertimbangan tersebut.

2.1.2.3 Kelebihan Pengembangan Pembelajaran ASSURE

Menurut Smaldino, Lowther, dan James (2011:173) kelebihan model

pembelajaran ASSURE adalah sebagai berikut ini:

a. Individualis :Komputer dan multimedia memungkinkan parasiswa

mengendalikan laju dan urutan pembelajaran mereka, yang memberkan mereka

lebih banyak kontrol atas hasil-hasil.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

20

b. kebutuhan khusus : komputer dan multimedia efektif untuk pembelajar

khusus siswa yang beresiko, siswa dalam latar belakang budaya beragam, dan

siswa dengan ketidakmampuan.

c. Pemantauan : kemampuan komputer dalam menyimpan rekaman

menjadikan pengajaran lebih terindividualisasi : guru bisa menyiapkan mata

pelajaran individual untuk seluruh siswa ( terutama siswa normal istimewa) dan

memantau perkembangan mereka.

d. Manajemen informasi :Komputer dan media bisa mencakup dasar

pengetahuan yang terus tumbuh yang terkait dengan ledakkan informasi.

e. Pengalaman multisensorik : komputer dan multimedia menyediakan

beragam pengalaman belajar

f. Partisipasi pembelajar : R dari model assure tercapai dengan materi

komputer dan multimedia karena mereka mengharuskan para pembelajar untuk

terlibat dalam kegiatan

2.1.3 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam dan Pembelajarannya

2.1.3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk

hidup maupun benda mati yang diamati, Kardi dan Nur (dalam Trianto,

2012:136).

Adapun Wahyana (dalam Trianto, 2012:136) mengatakan bahwa IPA

adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya

tidak hanya ditandai oleh kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan

sikap ilmiah.

Berdasarkan pendapat diatas jadi IPA merupakan suatu ilmu yang

didalamnya tidaknya terdapat sebuah fakta dan konsep tetapi juga harus disertai

dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah untuk membuktikan kebenaran dari fakta

dan konsep dalam IPA.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

21

2.1.3.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah,

dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang sebagai proses, sebagai produk, dan

sebagai prosedur, Donosepoetro (dalam Trianto, 2012:137). Sebagai proses

diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang

alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan

sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau

diluar sekolah ataupun sebagai bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi

pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang

dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut

metode ilmiah (scientific method).

Sementara itu, menurut Prihantoro dkk (dalam Trianto, 2012:137)

mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi.

Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan

konsep dan bagan konsep. Sebagai proses, IPA merupakan proses yang

dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan

produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan

teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.

Dengan demikian, dari pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan

bahwa dalam hakikat IPA terdapat 3 kompenen penting yaitu proses, produk dan

prosedur yang ada didalam IPA. Selain itu hakikat IPA ini juga didukung secara

khusus dalam kurikulum berbasis kompetensi.

Secara khusus fungsi dan tujuan IPA didasarkan kurikulum berbasis

kompetensi, Depdiknas (dalam Trianto, 2012:138) adalah sebagai berikut:

a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mengembangkan sikap, ketrampilan dan nilai ilmiah.

c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan

teknologi.

d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan

melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

22

Dari pernyataan itu dapat tersebut dapat dijadikan penguat bagi hakikat

IPA bahwa IPA bukan hanya sekedar ilmu, tetapi merupakan suatu dimensi yang

memiliki kekuatan yang sangat besar karena memperlajari banyak hal yang luar

biasa, misalnya tentang sistem tata surya kita.

2.1.3.3 Hakikat Pembelajaran IPA

Menurut Trianto (2012:141) mengatakan bahwa secara umum IPA

dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah

observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui

eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat pula

dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-

gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang

dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah

yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori

yang berlaku secara universal.

Merujuk pada hakikat IPA sebagaimana dijelaskan diatas, maka nilai-

nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai

berikut, Trianto (2012:141):

a. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut

langkah-langkah metode ilmiah.

b. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,

mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.

c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik

dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan,

Laksmi (dalam Trianto, 2012:142).

Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan

pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu,

yaitu:

a. Memberikan pengetahuan kepada tentang dunia tempat hidup dan

bagaimana bersikap.

b. Menanamkan sikap hidup ilmiah.

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

23

d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai

para ilmuan penemunya.

e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

permasalahan, Laksmi (dalam Trianto, 2012:142)..

Dari pembahasan diatas, maka hakikat dan tujuan pembelajaran IPA

diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai berikut:

a. Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep,

fakta yang ada di alam, hubungan ketergantungan, dan hubungan atara

sains dan teknologi.

c. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan

masalah dan melakukan observasi.

d. Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur terbuka,

benar dan dapat bekerja sama.

e. Kebiasaan mengembangkan kemampuan berbikir analitis induktif dan

deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk

menjelaskan berbagai peristiwa alam.

f. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan

keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi,

Depdiknas (dalam Trianto, 2012:143).

Dengan demikian, semakin jelas bahwa proses belajar mengajar IPA

lebih ditetankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat

menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah

siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses

pendidikan maupun produk pendidikan, Trianto (2012:143).

2.1.4 Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2011), hasil belajar adalah perubahan perilaku

secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hasil

belajar Menurut Rusman (2012:123) adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

24

siswa yang mencakap ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi menurut

Bloom, yakni hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan kemampuan yang didapat siswa setelah melaksanakan proses

pembelajaran yang hasilnya meliputi tiga aspek yaitu kognitif, sikap dan

psikomotor .

2.1.4.1 Ranah kognitif

Menurut Suprihartiningrum (2014:38) Dimensi kognitif adalah

kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memcahkan

masalah, seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analissi, dan

pengetahuan evaluatif.

Menurut Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:26) mengemukakan

adanya enam kelas/tingkatan aspek kognitif yaitu :

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang

hal yang dipelajari.

c. Aplikasi, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

25

2.1.4.1.1 Pengukuran Kognitif

Menurut Dimyati (2006:256), bahan mentah hasil belajar terwujud dalam

lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau

benda.

2.1.4.2 Ranah Afektif

Ranah Afektif adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta,

mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, serta mempunyai daya atau makna

yang menunjukkan perasaan. Putra ( 2013:239). Ranah afektif mencakup watak

perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi atau nilai. Slameto (2012:194)

senada dengan pendapat putra, depdiknas dalam Suprihartiningsih (2014:41)

aspek afektif yang bisa dinilai disekolah yaitu sikap, minat,nilai, dan konsep diri.

Dari tiga pendapat diatas maka aspek yang dapat dinilai adalah sikap,minat,nilai

dan konsep diri, dari empat aspek afektif tersebut peneliti mengambil aspek sikap

untuk diteliti.

Sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek

(Suprihartiningsih, 2014:42) sejalan dengan pendapat diatas, sikap menurut

fishbein dan Ajzen dalam ( Slameto 2012:197) adalah suatu predoposisi yang

dipelajari untuk merespon secara positifi atau negatif terhadap suatu objek, situasi,

konsep, atau orang. Menurut Suprijono (2011:6) Sikap adalah kemampuan

menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Dari

kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah pandangan positif

maupun negatif oleh peserta didik terhadap suatu objek setelah melalui proses

pembelajaran.

2.1.4.2.1 Pengukuran sikap

Menurut Asrori dalam karyanya Psikologi pembelajaran menyatakan

bahwa secara operasional sikap dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata atau

tindakan yang merupakan respons reaksi dari sikapnya terhadap objek, baik

berupa orang,suatu peristiwa, situasi dan lain sebagainya

Menurut Slameto (2012:196) Instrumen sikap adalah alat ukur ranah

afektif yang dipergunakan untuk mengetahui sikap pesereta didik terhadap suatu

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

26

objek. Dari beberapa teknik atau skala sikap yang dapat dipakai adalah sekala

sikap likert. Asrori (2009:161) Dalam skala Likert disajikan satu seri pertanyaan

pertanyaan sederhana kemudian responden yang dikur sikapnya diminta

menjawabnya dengan cara memilih salah satu pilihan jawaban di antara lima

pilihan jawaban yang telah disediakan yaitu:

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Menurut Majid (2009:213) penilaian sikap dalam berbagai mata

pelajaran dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai mata pelajaran yang dapat

dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap sebagai berikut:

a. Sikap terhadap mata pelajaran

b. Sikap guru terhadap mata pelajaran

c. Sikap terhadap proses pembelajran

d. Sikap terhadap materi dari pokok-pokok bahasan yang ada

e. Sikap berhubungan dengan nilia-nilai tertentu yang ingin ditanamkan

dalam diri siswa melalui materi tertentu

f. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum

Dari enam sikap diatas, peneliti mengambil sikap berhubungan dengan

nilai nilai tertentu yang ingin ditanamkan dalam diri siswa melalui materi tertentu

dalam hal ini sikap nilai terhadap perilaku penghematan energi.

2.1.4.3 Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor menurut Putra (2013:287) adalah ranah yang

berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

27

2.1.4.3.1Pengukuran Ranah Psikokotor

Simpson 1956 dalam Putra (2013:287) menyatakan bahwa hasil belajar

psikomotor ini tampak dalam bentuk ketrampilan dan kemampuan bertindak

individu. Putra (2013:287) tes untuk mengukur ranah psikomotor merupakan tes

untuk mengukur penampilan atau kinerja yang telah dikuasai peserta didik.

Suprijono (2011:139) tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta

didik mendemonstrasikan kemahirannya. Penilaian kinerja merupakan penilaian

dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk

mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang

mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks(Abdul

Majid,2009:200)

Putra (2013:287) ranah psikomotor yang diukur meliputi gerak refleks,

gerak dasar fundamen, ketrampilan perceptual yang terkoordinasi, ketrampilan

fisik, gerakan terampil dan komunikasi non diskuis. Dari beberapa pendapat diatas

maka ranah psikomotor yang diukur peneliti adalah keterampilan siswa dalam

melakukan percobaan pemanfaatan energi matahari.

2.2 Kajian penelitian yang relevan

Terdapat beberapa penelitian relevan yang akan dibahas dalam kajian ini

yaitu:

a. Dewi (2012). Dalam Skripsinya berjudul penerapan desain sistem

pembelajaran ASSURE untuk meningkatkan hasil belajar memukul bola

dalam permaian kasti pada siswa kelas IV SD Negeri Purworejo

Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa: 1) penerapan

desain sistem pembelajaran ASSURE dapat meningkatkan hasil belajar

memukul bola pada siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan

Banjarsari Surakarta, dimana hasil belajar pada prasiklus ke siklus I

dan dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan yang signifikan

bahwa siswa yang tuntas padaprasiklus adalah 11 siswa atau 36, 67%

kemudian pada siklus I meningkat dalam kategori tuntas adalah 16

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

28

siswa atau 53, 33% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 25

siswa atau 83,33%. 2) Sebagian besar siswa setuju dengan penerapan

desain sistem pembelajaran ASSURE. Kaitanya penelitian Dewi ini

dengan penelitian yang akan saya lakukan ini adalah sama-sama

menggunakan model pembelajaran Analyze Leaner, State Standars and

Objacctives, Select Strategies, Technology, Media, and Materials,

Utillize Techology, Media, and Material, Require Learner Participation,

Evaluate and Revise(ASSURE)untuk meningkatkan hasil belajar dan

sama-sama berjenis penelitian tindakan kelas ( PTK ), sedangkan

perbedaannya adalah untuk mata pelajarannya adalah Olahraga.dalam

penelitian yang berjenis Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan Dewi

telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar olahraga siswa kelas 4.

b. Ansrida, Dakir, dan Hidayah (2012). pengaruh penerapan model

pembelajaran ASSURE terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD

Negeri se-Dabin I Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar

Tahun Ajaran 2012/2013 Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa adanya

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis pada taraf signifikansi 5%,

diperoleh skor thitung > ttabel (2,031 > 1,997), sehingga H0 ditolak.

Simpulan penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan model

ASSURE terhadap hasil belajar IPS.Kaitanya penelitian Ansrida, Dakir,

dan Hidayah dan penelitian yang akan kami lakukan ini adalah sama-

sama menggunakan model pembelajaran Analyze Leaner, State Standars

and Objacctives, Select Strategies, Technology, Media, and Materials,

Utillize Techology, Media, and Material, Require Learner Participation,

Evaluate and Revise(ASSURE).

c. Giarti (2012). Penerapan model pembelajaran ASSURE untuk

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri 2 Bengle

Kecamatan Wonosegoro-Boyolali. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukan bahwa sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang tuntas

KKM kurang 70 hanya 3 siswa dari 20 siswa (25%) dengan minat

belajar sebesar 33%. Pada pembelajaran siklus I siswa yang tuntas KKM

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

29

hanya 5 siswa (83%) dengan minat belajar sebesar 33%. Pada

pembelajran sikus II siswa yang tuntas KKM menjadi 10 siswa (100%)

dengan minat belajar sebesar (83%). Kaitanya penelitian Giarti ini

dengan penelitian yang akan saya lakukan ini adalah sama-sama

menggunakan model pembelajaran Analyze Leaner, State Standars and

Objacctives, Select Strategies, Technology, Media, and Materials,

Utillize Techology, Media, and Material, Require Learner Participation,

Evaluate and Revise(ASSURE)untuk meningkatkan hasil belajar dan

sama-sama berjenis penelitian tindakan kelas ( PTK ), sedangkan

perbedaannya adalah untuk mata pelajarannya adalah IPA. dalam

penelitian yang berjenis Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan Dewi

telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 6.

Dari hasil penelitian-penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa

penerapan pengembangan pembelajaran ASSURE dapat mengefektifkan dan

mengefisienkan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. akan

tetapi dalam penelitian yang dilakukan peneliti ada perbedaan mendasar yang

dilakukan, yaitu peneliti mengintegrasikan pendekatan saintifik kedalam

pengembangan pembelajaran saintifik. sehingga didapatkan tidak hanya hasil

belajar siswa meningkat tapi kemampuan siswa dalam berfikir tingkat tinggi bisa

didapatkan sebagai upaya siswa dalam mengembangkan dirinya lebih lanjut.

Berdasarkan landasan teori yang sudah dipaparkan, bahwa ada asumsi

bahwa pengaruh pendekatan saintifik yang diintegrasikan kedalam Pengembangan

Pembelajaran ASSURE terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Artinya dalam pembelajaran, guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat

maka dapat mempengaruhi hasil belajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang

baik, maka guru harus mampu mengemas dan mendesain KBM sebaik mungkin

dengan cara pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan siswa.

2.3 Kerangka Pikir

Hasil observasi di SD Negeri Semowo 1 kecamatan Pabelan guru kurang

dapat memaksimalkan pembelajaran dengan penerapan RPP sesuai dengan apa

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

30

yang diinginkan.guru masih terjebak pola pembelajaran yang diawali penjelasan

singkat materi oleh guru, siswa diajarkan teori, pemberian contoh soal, kemudian

diakhiri dengan latihan soal . Hal yang melatar belakangi kenapa pembelajaran

yang dilakukan kurang maksimal adalah kurang dipahaminya RPP, hal ini

berkaitan dengan RPP yang digunakan guru hanya digunakan sebagai pelengkap

administrasi saja, RPP yang digunakan pun berasal dari KKG .

Penggunaan RPP dari KKG memang bukan merupakan sebuah kesalahan

akan tetapi pelaksaanan pembelajaran dengan menggunakan RPP dari KKG tanpa

melakukan penyesuaian siswa dikelas yang diampunya,akan mengakibatkan

pembelajaran yang dilakukan kurang sesuai dengan kondisi kelas dan siswa

sehingga pada akhirnya berdampak pada pembelajaranhal ini terlihat ketika pada

proses tanya jawab serta pengerjaaan soal beberapa siswa terlihat masih

kebingungan dengan materi yang ada, serta jawaban yang diberikan siswa

cenderung melihat pada buku materi sehingga berdampak terhadap hasil belajar

siswa yang rendah. Bila melihat data hasil rata-rata nilai masih terdapat 3 siwa

(25%) yang belum lulus KKM dari 11 siswa yang ada. Hal ini perlu diperbaiki,

guru perlu menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan, menciptakan

iklim belajar yang serta melibatkan siswa secara efektif dalam pembelajaran yang

akan berdampak pada konsep dan materi pelajaran yang disampaikan dapat

diterima dengan baik oleh siswa.

Berdasarkan kajian teori, dapat diketahui salah satu upaya untuk

menyelesaikan masalah ini adalah dengan penggunaan pengembangan ASSURE

dalam tahapan pembuatan RPP serta penggunaan pendekatan saintifik dalam

implementasi pembelajarannya.

Pengembangan Pembelajaran ASSURE merupakan pembelajaran yang

direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mempertimbangkan beberapa

hal-hal yang berkaitan pembelajaran seperti penyesuaian antara karakteristik

pembelajar, materi, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan

mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih

efektif dan bermakna bagi peserta didik.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

31

Penggunaan Pendekatan saintifik akan dapat meningkatkan kemampuan

berfikir siswa, selain itu siswa yang pada pola lama menjadi objek belajar oleh

guru beralih menjadi subjek pembelajar sehingga siswa akan tidak akan merasa

tertekan dan mengganggap bahwa belajar merupakan sebuah kebutuhan siswa,

hasil belajar pun juga akan tinggi bila menggunakan pendekatan saintifik.

Dari dua penjambaran diatas maka didapatkan sebuah kesimpulan

perancangan pembelajaran dengan menggunakan ASSURE sebagai upaya

mewujudkan perencaanan dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien,

kemudian pengimplementasian pembelajran menggunakan pendekatan saintifik

maka akan didapatkan sebuah pembelajaran yang efektif efisien serta hasil belajar

siswa yang tinggi dalam hal ini akan hasil belajar siswa akan meningkat.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

32

Tabel 2.2

kerangka berfikir

Pretest Subject

eksperimen

Mengetahui hasil pretest untuk acuan

Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang dintegrasikan model

pembelajaran ASSURE

State Standards And ObjectivesAnalyze

1. Learner)

Select Strategies, Technology, Media,

And Materials

Pendekatan

saintifik

Utilize Technology, Media And

Materials (Analyze Learner)

Require Learner Parcipation

Revise And Evaluate

Posttes

Ada pengaruh Penerapan Pengembagnan Pembelajaran ASSURE dalam

mengimplementasikan Pendektan Saintifik terhadap hasil belajar siswa

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16712/2/T1_292011210_BAB II...mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

33

Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan hasil belajar ipa

kelas III yang menggunakan Pengembangan Pembelajaran ASSURE dalam

mengimlementasikan pendekatan saintifik dengan hasil belajar yang

menggunaakan pendekatan saintifik.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian yaitu:

”Pengembangan pembelajaran ASSURE dalam mengimplementasikan pendekatan

saintifik dapat mengefektifkan hasil belajar muatan IPA siswa di kelas 3 SD.